NPP : 28.0813
KELAS : F7 POLITIK PEMERINTAHAN
Konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, dimana sistem ekologi terbentuk
karena adanya hubugan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganny dan suatu
tempat dimana makhuk hidup mupun tak hidup saling berinteraksi disebut ekosistem.
Masing-masing komponen yang ada memiliki fungsinya masing-masing, selama komponen
tersebut melaksanakan fungsinya dengan baik maka ekosistem tersebut berada dalam suatu
keseimbangan.
Pemerintah sebagai sebuah sistem harus memiliki keseimbangan agar dapat bekerja
secara optimal. Demi tercapainya sebuah keseimbangan dalam sistem pemerintahan semua
anggota harus paham mengenai teori sistem dan bekerja secara sistemik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan mekanisme umpan balik dengan menyediakan kotak
saran,membuka jejaring sosial utuk memeroleh informasi yang aktual dan akurat maupun
umpan ke depan.
Sistem dalam basic level di kategorikan dalam 2 bagian :
1. Sistem tertutup dimana sistem tersebut yang secara efektif terisolasi dari
pengaruh yang datang dari luar sistem
2. Sistem terbuka adalah dimana sebuah sistem yang melakukan pertukaran berbagai
hal dengan lingkungannya.
sistem bukan hanya sekedar jumlah dari bagian-bagian tetapi sistem merupakan suatu
kupulan dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan dan terbangun sebuah sinergi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
3.1 Sistem Dilihat Secara Hierarkis
Sutherland mengemukakan bahwa ada empat tipe utama struktur hierarki yaitu
sebagai berikut :
a. Tipe pertama yakni dominasi struktural dimana dalam sebuah sistem terdapat
sistem yang memiliki kedudukan tinggi dan rendah, dimana sistem tertinggi
memiliki kewenangan tertinggi. contoh : pembentukan daerah otonom oleh
pemerintah pusat
b. Tipe kedua yaitu komponen-komponen yang tidak dapat di asumsikan secra penuh
dihambat oleh unit-unit yang lebih tinggi. Tipe ini terdapat pada negara
persemakmuran dimana negara-negara yang masih berdaulat penuh membangun
hubungan bilateral maupun multilateral yang bersepakat untuk menangani
masalah urusan bersama atau karena kesamaan sejarah . contoh : ASEAN
c. Tipe ketiga yakni satu kompoen pada tingkatan tinggi dikembangkan dari
komponen yang lebih rendah. Contoh : Negara Federal (USA)
d. Tipe keempat yakni sesuatu yang mempunyai sifat kuhusus yakni pergantian
sebuah hierarki pada tingkat tertinggi secara sederhana dimana beberapa negara
membuat kesepakatan dalam bidang politik dan ekonomi dimana pimpinan
sekretariatnya dijabat secara bergiliran dari masing-masing negara. Contoh :
European Union (EU) dalam menggunakan mata uang bersama
Ada tiga prinsip dasar yang perlu dipahami dalam melihat pemerintahan sebagai
sebuah sistem :
1. Hubungan antara suprasistem,sistem,subsistem,su-subsistem diatur melalui
berbagai asas yang disepakati dan dipahami
2. Sistem yang berada dalam susunan yang lebih rendah harus tunduk kepada sistem
yang berada dalam susunan yang paling tinggi
3. Sususnan sistem yang lebih besar dan tinggi berkewajiban melindungi dan
memberdayakan sistem yang lebih rendah dan lebih kecil
Selain secara hierarkis, sistem dapat pula dilihat secara fungsional. Komponen-
komponen sistem dilihat secara fungsional meliputi :
a. Masukan (input)
b. Proses (process)
c. Keluaran (output)
d. Nilai guna (outcome)
e. Dampak (impact)
f. Manfaat (benefit)
g. Umpan balik (feedback)
h. Umpan ke depan (feedforward)
i. Lingkungan (environment)
Dalam sistem pemerintahan komponen masukan ini dapat dibedakan menjadi dua
macam,yakni yang terukur(tangible) berupa uang dan yang tidak terukur (intangible) berupa
susasan kerja,budaya organisasi,isi kebijakan dsb.
Proses
Proses dalam sistem pemerintahan berupa proses pembuatan
kebijakan,perizinan,penyediaan pelayanan dasar,fasilitas umum,ketentraman,dan
ketertiban.
Output
Komponen keluaran(output) dari sistem pemerintahan berupa barang dan jasa publik.
Wujudnya dapat berupa layanan kesehatan,pendidikan,jalan umum,jembatan,pelabuhan
laut, serta berupa barang yang dibentuk memang untuk melayani kepentingan publik.
Outcome
Nilai guna pada sistem pemerintahan dapat berupa nilai manfaat dari kebijakan publik yang
dibuat oleh pemerintah maupun penyediaan barang-barang publik.
Dampak
Agar sebuah sistem dapat dinyatakan bekerja dengan baik, maka besaran dampak yang
memungkinkan untuk terjadi baik itu dampak langsung maupun tidak langsung-dampak
positif maupun negtif- harus diperhitungkan antara lain berupa terpenuhinya kebutuhan
dasar,sehingga tercipta kestabilan niai tukar rupiah,tikngkat kejahatan menurun,dll.
Manfaat
Komponen manfaat dari sistem berupa keuntungan langsung maupun tidak langsung yang
diperoleh karena bekerjanya sistem misalnya pertumbuhan ekonomi,kestabilan
politik,keamanan,dll.
Umpan balik
Mekanisme ini dapat dilakukan dengan cara survai,polling,kotak saran,maupun kritik di
jejaring sosial berupa pikiran pembaca yang dimuat dalam surat kabar,demonstrasi oleh
masyarakat,diskusi-diskusi dalam rapat dinas dsb.
Umpan ke depan
Komponen umpan ke depan atau feedforward berupa masukan dari sistem yang lebih kecil
dan rendh kepada sistem yang lebih besar dan tinggi susunannya. Komponen ini lebih
megarah keluar sistem,terutama memberi masukan bagi sistem lainnya. Misalnya dari
pemerintah desa,kabupaten/kota,provinsi kepada pemerintah pusat yang dilakukan secara
berjenjang mengenai pelaksanaan kebijakan publik.
Lingkungan
Lingkungan ini berupa lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari sebuah sistem.
Sebuah sistem mempunyai batas yang dinamakan ”boundary system”, batas ini merupakan
sebuah batas yang dapat bersifat maya yakni hanya ada adalam konsep berpikir dan dapat
pula bersifat nyata. Batas nyatanya berupa batas wilayah administrasi pemerintahan,tugu
batas negara, antarprovinsi, antarkabupaten/kota, dan antardesa. Sedangakan batas maya
berupa adanya nilai-nilai bersama yang dipahami dan ditaati oleh anggota sistem yang
bersangkutan.
Sehingga setiap organisasi harus mempunyai long term vision, mid term
vision, short term vision.
Visi dan misi organisasi pemerintah dibuat untuk kurun waktu tertentu dan
apabila sudah tercapai akan ditinggalkan untuk kemudian dibuat visi misi baru yang
lebih menantang. Selanjutnya secara ekologis visi dan misi organisasi pemerintah
berpengaruh timbal balik dengan sistem pemerintahanya. Karena visi dan misi akan
menentukan apa yang telah sedang dan akan dilakukan oleh sebuah organisasi
pemerintah. Visi yang baik adalah yang bersifat spesifik, disusun dalam bahasa yang
sederhana, berisfat terukur, mungkin untuk dicapai, mempunyai dimensi waktu
tertentu.
Budaya Organisasi
Secara ekologis budaya organissi mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem
pemerintahan. Dimana penjelasan mengenai hal ini mengenai latar belakang
pendidikan,pengalaman serta hasil olah pikirnya. Secara sederhana kata “pemeritah”
merujuk kepada badan atau orang atau isa disebut sebagai organisasi tertinggi dalam suatu
negara yang diberi tugas memerintah untuk mencapai tujuan negara. Menurut Jones
Budaya organisasi merupakan nilai dan norma yang telah dipahami berama yang diunakan
untuk mengendalikan interaksi anggota organisasi yang satu dengan lainnya.
Schein memberikan sepuluh kategori yang dapat diasosiakan dengan budaya yaitu :
1) Perilaku yang dapat diobservasi pada saat pejabat pemerintah berinteraksi antara lain
dalam penggunaan bahasa nasional maupun bahasa daerah.
2) Norma-norma kelompok.
3) Organisasi pemerintahan tidak semuanya memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
coba ingin dicapai,sehingga banyak pegawainya yang bekerja secara naluriah,bekerja
karena perintah peraturan atau atasan.
4) Filosofi formal yang berisi garis-garis kebijakan dan prinsip ideologis
5) Dalam setiap organisasi pemerintahan harus mempunyai “aturan main” , baik dalam
konotasi positif maupun negatif.
6) Iklim organisasi berkaitan dengan tata letak ruang, sirkulasi pegawai, atau bahkan
kantin untuk makan siang yanh representatif.
7) Keahlian.
8) Paradigma kebiasaan berpikir, model/mental.
9) “Makna yang disebar-luaskan” maksudnya adalah berbagai pesan moral yng
disampaikan secara terus menerus akan menjadi komitmrn bersama.
10) Konsep lambang-lambang terintegrasi.
1. Letak Geografis
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, tetapi juga memiliki kelemahan
maupun kekuatan yang berbeda dengan negara daratan sehingga perlu dikelola dengan
cara-cara yang spesifikasi. Dengan karakteristik negara kepulauan, maka Indonesia harus
menghadapi masalah negara dengan tata kelola pemerintahannya. Ada 4 hal pendukung
kepemimpinan bangsa Indonesia yang berjiwa bahari yaitu :
a. Adanya visi maritim yang jelas dan dihayati seluruh rakyat Indonesia.
b. Adanya penyiapan pemimpin-pemimpin yang memiliki ciri-ciri kebaharian dalam
karakter dan wawasan berpikirnya.
c. Adanya pemimpin-pemimpin yang mampu menggerakkan bangsa untuk bangkit
menghadapi tantangan dunia dan kekuatan tekad membangun kemampuan maritim.
d. Adanya tekad seluruh bangsa Indonesia Pemerintah, dan segenap rakyat untuk
membangun Indonesia yang dilandasi Bhinneka Tunggal Ika.
Sampai saat ini Indonesia masih dijuluki negara agraris belum negara industri. Menjadi tidak
masuk akal apabila keberpihakan kepada para petani semakin menurun yang
mengakibatkan hampir semua produk pertanian mengalami defisit sehngga harus ditutupi
dengan impor.
Negara maritim adalah negara yang memiliki visi atau pandangan hidup maritim untuk
mengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat mutlak untuk mencapai kesejahteraan
dan kejayaan. Dari penjelasan diatas, di kaitkan dengan ekologi pemerintahan bahwa
pemerintah Indonesia mulai tingkat nasional sampai daerah belum menggunakan
pandangan ekologis dalam menjalankan pemerintahannya.
Pada masa orde baru, Presiden soeharto sebagai pemimpin pmerintahan mengampil
keputusan untuk menyatukan kepulauan dengan meluncurkan satelit PALAPA-A1 pada 8 Juli
1976 untuk penunjang teknologi informasi dan komunikasi namun surut karena pergantian
presiden waktu itu. Pada era desentralisasi ini penguatan teknologi informasi sangat
dibutuhkan terutam di daerah yang terisolasi seperti Kalimantan dan papua.
Bentuk dan kondisi geografis lainnya yang memengaruhi sistem pemerintahan adalah
gunung berapi dan letak Indonesia di sekitaran cincin api sehingga potensi bencana alam
harus cepat di atasi oleh pemerintah. Dalam segi politik, Indonesia tidak terdapat partai
politik dengan ideologi ekstrem maik ultra nasionalis maupun ultra agama yang ada hanya
ideologi pancasila dan agama yang lunak. Meskipun kebijakan politik pada rezim orde baru
yang menekankan pada sistem sentralistik dan dengan desentralisasi semu yang simetris,
tetapi sikap hidup Indonesia menghargai keanekaragaman.
Sejak Indonesia merdeka sebenarnya telah menganut sistem asimetris dilihat dari
terbentuknya daerah istimewa JogJakarta dan DKI JAKARTA dan setelah reformasi asimetris
diperluas ke Aceh dan Papua. Asimetri dalam kontek negara federal berbeda apabila
digunakan dalam negara unitaris. Pada negara federal sumber kekuasaan justru datang dari
bawah, sedangkan negara unitaris kekuasaan datang dari pemerintah nasional yang di
trasnfer kepada etnis pemerintah subnasional. Desentralisasi asimetris dapat menimbulkan
masalah ketegangan politik dalam menetapkannya. Akan ada tarik menarik mengenai isi
desentralisasi asimetris terutama mengenai kekhasan sebuah entitas subnasional berkaitan
dengan sejarah, konflik, politik, keunikan maupun tantangan masa depan yang akan
dihadapi.
Kecerdasan ekologis harus dimiliki oleh semua politisi dan pejabat pemerintah yang
membuat dan melaksanakan kebijakan. Kecerdasan ekologis juga harus dimiliki oleh para
pebisnis, karena selama ini mereka yang banyak mengubah sumber daya alam menjadi
produk industri tanpa memperdulikan lingkungannya.
Kesadaran sosial diartikan sebagai sebuah spektrum yang berangkat dari perasaan
spontanitas untukm memahami perasaan dan pikiran orang lain sehingga dapat memahami
situasi sosial yang rumit.