Anda di halaman 1dari 14

NAMA : PUTRA SATRIA DIGDA

NPP : 28.0813
KELAS : F7 POLITIK PEMERINTAHAN

PENGANTAR EKOLOGI PEMERINTAHAN


Sadu Wasistiono, 2013

1. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN


Pemerintahan merupakan sebuah sistem yang dinamis dimana perubahan lingkungan
terjadi dengan sangat cepat dan sulit diprediksi,maka dari itu perlu suatu ilmu yang
mempelajari interaksi komponen pembentuk sistem pemerintahan dengan lingkungannya
baik dalam segi internal maupun eksternalnya.
Pada hakekatnya permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan ekologi.
Berkembangnya lingkungan secara dinamis dan sulit diprediksi menimbulkan pemikiran
dimana perlu adanya ilmu yang mengatur tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya termasuk cara beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Alexander Von Humbolt mengembangkan pemikiran ekologi dalam bidang sosial dengan
berasumsi bahwa pemerintahan merupakan organisme hidup (living organism) yang lahir,
hidup, berkembang, dan kemungkian kemudian akan mati atau digantikan dengan sistem
lainnya. Berdasarkan asusmsi titulah maka dikembangkan kajian ilmu tentang ekologi
pemerintahan.

2. ASAL-USUL DAN SUDUT PANDANG KAJIAN EKOLOGI PEMERINTAHAN


Kajian ekologi pemerintahan dapat digunakan untuk menggambarkan,
menjelaskan,mem-verifikasi gejala dan peristiwa yang berkaitan dengan hubungan timbal
balik antara pemerintah dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa hal penting yang
mengenai kajian ekologi yaitu :
a. Memandang objek sebagai sebuah ekosistem;
Cara pandang ini dilihat sebagai sebuah ekositem yang memiliki sebuah lingkungan
strategis tersendiri serta berinteraksi dengan lingkungannya
b. Penggunaan paradigma antroposentrik;
Menggunakan cara pandang inimaka pemerintah akan menjadi pusat perhatian
dan faktor utama dari kegiatan berbangsa dan bernegara
c. Penggunaan pendekatan holistik;
Pendekatan holistik merupakan cara pandang dimana kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah dan memikirkan dampaknya secara menyeluruh
d. Adanya mekanisme yang berfungsi memelihara sistem dalam keadaan seimbang
dinamis;
Reaksi yang berlebihan dari kelompok sasaran kebijakan pemerintah yang tidak
diperhitungkan dengan cermat, dapat menyebabkan rusaknya sistem
pemerintahan dan tumbangnya pemerintahan. Reformasi di indonesia tahun 1997
merupakan contoh konkret munculnya ketidakseimbangan sistem pemerintahan
yang mengakibatkan jatuhnya rezim orde baru.
Kajian tentang ekologi politik sangat dekat dengan ekologi pemerintahan, menurut
Robbins banyak sekali pemahaman para ahli mengenai defenisi ekologi politik. Ada yang
memberi tekanan pada ekonomi politik,lembaga-lembaga politik tergantung sudut pandang
yang digunakan.Salah satu defenisi ekologi politik menurut para ahli yaitu menurut
Greenberg & Park (1994) “ A synthesis of “political economy, with its insistence on the need
to link the distribution of power with productive activity and ecological analysis,with its
broader vision of bioenvironmental relationship”
Ruang lingkup kajian ekologi pemerintahan meliputi :
1. Dialektika antara pegawai pemerintah dengan pemerintah,subsistem
pemerintahan dengan sistem pemerintahan,masyarakat dengan penyelenggara
pemerintahan
2. Distribusi kewenangan dikaitkan dengan analisis ekologi
3. Studi saling ketergantungan antara unit-unit pemerintahan dengan lingkungannya
4. Mempelajari keberadaan dan pengaruh “pemerintahan bayangan” terhadap
entitas pemerintahan yang formal
Dengan memahami kondisi suatu masyarakat,bangsa,dan negara kita dapat menyusu
dan mengembangkan susatu sistem administrasi negara yang cocok dengan kondisi
masyarakat,bangsa,dan negara yang bersangkutan. Kajian ekologi pemerintahan
dikategorikan sebagai sebuah pendekatan (approach). Ada enam pendekatan dalam
mempelajari administrasi publik, yakni :
1. Behavioural approach
2. System approach
3. Ecological approach
4. Structural approach
5. Functional approach
6. Public choice approach
7. Contingency approach

3. MEMAHAMI PEMERINTAHAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, dimana sistem ekologi terbentuk
karena adanya hubugan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganny dan suatu
tempat dimana makhuk hidup mupun tak hidup saling berinteraksi disebut ekosistem.
Masing-masing komponen yang ada memiliki fungsinya masing-masing, selama komponen
tersebut melaksanakan fungsinya dengan baik maka ekosistem tersebut berada dalam suatu
keseimbangan.
Pemerintah sebagai sebuah sistem harus memiliki keseimbangan agar dapat bekerja
secara optimal. Demi tercapainya sebuah keseimbangan dalam sistem pemerintahan semua
anggota harus paham mengenai teori sistem dan bekerja secara sistemik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan mekanisme umpan balik dengan menyediakan kotak
saran,membuka jejaring sosial utuk memeroleh informasi yang aktual dan akurat maupun
umpan ke depan.
Sistem dalam basic level di kategorikan dalam 2 bagian :
1. Sistem tertutup dimana sistem tersebut yang secara efektif terisolasi dari
pengaruh yang datang dari luar sistem
2. Sistem terbuka adalah dimana sebuah sistem yang melakukan pertukaran berbagai
hal dengan lingkungannya.
sistem bukan hanya sekedar jumlah dari bagian-bagian tetapi sistem merupakan suatu
kupulan dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan dan terbangun sebuah sinergi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
3.1 Sistem Dilihat Secara Hierarkis

Sutherland mengemukakan bahwa ada empat tipe utama struktur hierarki yaitu
sebagai berikut :
a. Tipe pertama yakni dominasi struktural dimana dalam sebuah sistem terdapat
sistem yang memiliki kedudukan tinggi dan rendah, dimana sistem tertinggi
memiliki kewenangan tertinggi. contoh : pembentukan daerah otonom oleh
pemerintah pusat

b. Tipe kedua yaitu komponen-komponen yang tidak dapat di asumsikan secra penuh
dihambat oleh unit-unit yang lebih tinggi. Tipe ini terdapat pada negara
persemakmuran dimana negara-negara yang masih berdaulat penuh membangun
hubungan bilateral maupun multilateral yang bersepakat untuk menangani
masalah urusan bersama atau karena kesamaan sejarah . contoh : ASEAN
c. Tipe ketiga yakni satu kompoen pada tingkatan tinggi dikembangkan dari
komponen yang lebih rendah. Contoh : Negara Federal (USA)
d. Tipe keempat yakni sesuatu yang mempunyai sifat kuhusus yakni pergantian
sebuah hierarki pada tingkat tertinggi secara sederhana dimana beberapa negara
membuat kesepakatan dalam bidang politik dan ekonomi dimana pimpinan
sekretariatnya dijabat secara bergiliran dari masing-masing negara. Contoh :
European Union (EU) dalam menggunakan mata uang bersama
Ada tiga prinsip dasar yang perlu dipahami dalam melihat pemerintahan sebagai
sebuah sistem :
1. Hubungan antara suprasistem,sistem,subsistem,su-subsistem diatur melalui
berbagai asas yang disepakati dan dipahami
2. Sistem yang berada dalam susunan yang lebih rendah harus tunduk kepada sistem
yang berada dalam susunan yang paling tinggi
3. Sususnan sistem yang lebih besar dan tinggi berkewajiban melindungi dan
memberdayakan sistem yang lebih rendah dan lebih kecil

3.2 Sistem Secara Fungsional

Selain secara hierarkis, sistem dapat pula dilihat secara fungsional. Komponen-
komponen sistem dilihat secara fungsional meliputi :

a. Masukan (input)
b. Proses (process)
c. Keluaran (output)
d. Nilai guna (outcome)
e. Dampak (impact)
f. Manfaat (benefit)
g. Umpan balik (feedback)
h. Umpan ke depan (feedforward)
i. Lingkungan (environment)

3.2.1 KOMPONEN SISTEM SECARA UMUM


a. Masukan
Idealnya sistem yang baik dijalankan oleh orang-orang yang berkualitas dan
memiliki kemampuan dalam menguasai sistem. Dalam hal ini komponen sistem
secara umum yang dimaksud berupa 6M , yaitu :
1. Man (orang yang berada dibelakang sistem)
2. Money (anggaran yang diperlukan)
3. Material (bahan untuk menggerakkan sistem;alat tulis kantor)
4. Maethod (metode,cara,prosedur,mekanisme dan peraturan yang mengatur
sistem)
5. Machine (alat utama dalam menggerakkan sistem berupa mesin-mesin besar)
6. Minute (target waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sistem)
b. Proses
Proses merupakan aktivitas mengubah komponen input menjadi output.
Dalam hal ini komponen kedua inilah yang disebut komponen paling rumit dan
unik, karena proses yang sudah terjadi hari ini tidak akan sama dengan proses yang
akan terjadi nanti. Contohnya adalah penyusunan RAPBN/RAPBD tahun ini
berbeda dengan RAPBN/RAPBD ditahun depan.
c. Output
Komponen ketiga ini merupakan produk yang dihasilkan dari proses. Wujud
keluaranya berupa barang dan/jasa maupun bangunan fisik. Namun pada
pendekatn sistem yang baru hasil dari proses tidak hanya berhenti pada output
saja meainkan berlanjut pada nilai guna. Misalkan sebuah sekolah tidak hanya
menargetkan siswanya lulus 100% melainkan menargetkan siswanya banyak
diterima diperguruan tinggi terkenal.
d. Outcome
Komponen ini berupa nilai manfaat dari keluaran sebuah sistem bagi sistem
lainnya. Pada komponen ini lebih menekankan pada kualitasnya.
e. Dampak
Agar sebuah sistem dapat dinyatakan bekerja dengan baik, maka besaran
dampak yang memungkinkan untuk terjadi baik itu dampak langsung maupun
tidak langsung-dampak positif maupun negtif- harus diperhitungkan.
f. Manfaat
Komponen manfaat dari sistem berupa nilai tambah langsung maupun tidak
langsung yang diperoleh karena bekerjanya sistem. Dalam hal ini bentuk keluaran
baik secara kualitas maupun kuantitas dapat digunakan oleh anggota sistem atau
oleh sistem lainnya yang terkait.
g. Umpan balik
Komponen ini arahnya lebih kepada internal sistem. Umpan balik merupakan
mekanisme memberikan masukan balik bagi setiap komponen sistem sehingga
terciptanya suatu keseimbangan dan eksistensi sistem dapat terjaga. Mekanisme
ini dapat dilakukan dengan cara survai,polling,kotak saran,maupun kritik di jejaring
sosial.
h. Umpan ke depan
Komponen umpan ke depan atau feedforward berupa masukan dari sistem
yang lebih kecil dan rendh kepada sistem yang lebih besar dan tinggi susunannya.
Komponen ini lebih megarah keluar sistem,terutama memberi masukan bagi
sistem lainnya.
i. Lingkungan
Lingkungan ini berupa lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari
sebuah sistem.

3.2.2 KOMPONEN SISTEM PEMERINTAHAN


 Masukan

Dalam sistem pemerintahan komponen masukan ini dapat dibedakan menjadi dua
macam,yakni yang terukur(tangible) berupa uang dan yang tidak terukur (intangible) berupa
susasan kerja,budaya organisasi,isi kebijakan dsb.
 Proses
Proses dalam sistem pemerintahan berupa proses pembuatan
kebijakan,perizinan,penyediaan pelayanan dasar,fasilitas umum,ketentraman,dan
ketertiban.
 Output
Komponen keluaran(output) dari sistem pemerintahan berupa barang dan jasa publik.
Wujudnya dapat berupa layanan kesehatan,pendidikan,jalan umum,jembatan,pelabuhan
laut, serta berupa barang yang dibentuk memang untuk melayani kepentingan publik.
 Outcome
Nilai guna pada sistem pemerintahan dapat berupa nilai manfaat dari kebijakan publik yang
dibuat oleh pemerintah maupun penyediaan barang-barang publik.
 Dampak
Agar sebuah sistem dapat dinyatakan bekerja dengan baik, maka besaran dampak yang
memungkinkan untuk terjadi baik itu dampak langsung maupun tidak langsung-dampak
positif maupun negtif- harus diperhitungkan antara lain berupa terpenuhinya kebutuhan
dasar,sehingga tercipta kestabilan niai tukar rupiah,tikngkat kejahatan menurun,dll.
 Manfaat
Komponen manfaat dari sistem berupa keuntungan langsung maupun tidak langsung yang
diperoleh karena bekerjanya sistem misalnya pertumbuhan ekonomi,kestabilan
politik,keamanan,dll.
 Umpan balik
Mekanisme ini dapat dilakukan dengan cara survai,polling,kotak saran,maupun kritik di
jejaring sosial berupa pikiran pembaca yang dimuat dalam surat kabar,demonstrasi oleh
masyarakat,diskusi-diskusi dalam rapat dinas dsb.
 Umpan ke depan
Komponen umpan ke depan atau feedforward berupa masukan dari sistem yang lebih kecil
dan rendh kepada sistem yang lebih besar dan tinggi susunannya. Komponen ini lebih
megarah keluar sistem,terutama memberi masukan bagi sistem lainnya. Misalnya dari
pemerintah desa,kabupaten/kota,provinsi kepada pemerintah pusat yang dilakukan secara
berjenjang mengenai pelaksanaan kebijakan publik.
 Lingkungan
Lingkungan ini berupa lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari sebuah sistem.
Sebuah sistem mempunyai batas yang dinamakan ”boundary system”, batas ini merupakan
sebuah batas yang dapat bersifat maya yakni hanya ada adalam konsep berpikir dan dapat
pula bersifat nyata. Batas nyatanya berupa batas wilayah administrasi pemerintahan,tugu
batas negara, antarprovinsi, antarkabupaten/kota, dan antardesa. Sedangakan batas maya
berupa adanya nilai-nilai bersama yang dipahami dan ditaati oleh anggota sistem yang
bersangkutan.

4. LINGKUNGAN INTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN


Lingkungan internal berpengaruh secara timbal balik terhadap sistem pemerintahan
yaitu sebagai berikut :

1) Visi dan Misi Organisasi


2) Budaya Organisasi
3) Organisasi/Pemerintahan Bayangan
4) Hubungan pemerintah dengan subsistemnya dan sub-subsistemnya

4.1 Visi dan Misi Organisasi


Di era good governance organisasi dituntut mempunyai visi ,misi ,
goals dan strategic yang jelas hal ini karena perubahan lingkungan terjadi secara
cepat. Selanjutnya, hal ini menyebabkan manager-mananger harus pandai mengatur
organisasi berdasarkan faktor intern dan extern.

Terdapat sepuluh prinsip Good Governance yabg dikemukakan United


Nations Development Programme :
1. Participation
2. Rule of Law
3. Transparancy
4. Equality
5. Responsiveness
6. Vision
7. Accountability
8. Supervision
9. Efficiency and effectiveness
10. Profesionalism

Sehingga setiap organisasi harus mempunyai long term vision, mid term
vision, short term vision.

Definisi visi menurut pasal 1 butir nomor 12 UU No 25 tahun 2004 adalah


rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akir periode perencanaan.

Visi dan misi organisasi pemerintah dibuat untuk kurun waktu tertentu dan
apabila sudah tercapai akan ditinggalkan untuk kemudian dibuat visi misi baru yang
lebih menantang. Selanjutnya secara ekologis visi dan misi organisasi pemerintah
berpengaruh timbal balik dengan sistem pemerintahanya. Karena visi dan misi akan
menentukan apa yang telah sedang dan akan dilakukan oleh sebuah organisasi
pemerintah. Visi yang baik adalah yang bersifat spesifik, disusun dalam bahasa yang
sederhana, berisfat terukur, mungkin untuk dicapai, mempunyai dimensi waktu
tertentu.

Dilihat dari dimensi waktu, hubungan timbal balik antara sistem


pemerintahan dengan visi dan misi organisasinya terikat pada kurun waktu tertentu.
Dilihat dari dimensi konteks, visi dan misi organisasi pemerintah yang memengaruhi
sistem pemerintah dapat dibedakan antara visi dan misi pemerintahan,
pembangunan, tata ruang dan lain sebagainya.

Budaya Organisasi

Secara ekologis budaya organissi mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem
pemerintahan. Dimana penjelasan mengenai hal ini mengenai latar belakang
pendidikan,pengalaman serta hasil olah pikirnya. Secara sederhana kata “pemeritah”
merujuk kepada badan atau orang atau isa disebut sebagai organisasi tertinggi dalam suatu
negara yang diberi tugas memerintah untuk mencapai tujuan negara. Menurut Jones
Budaya organisasi merupakan nilai dan norma yang telah dipahami berama yang diunakan
untuk mengendalikan interaksi anggota organisasi yang satu dengan lainnya.
Schein memberikan sepuluh kategori yang dapat diasosiakan dengan budaya yaitu :

1) Perilaku yang dapat diobservasi pada saat pejabat pemerintah berinteraksi antara lain
dalam penggunaan bahasa nasional maupun bahasa daerah.
2) Norma-norma kelompok.
3) Organisasi pemerintahan tidak semuanya memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
coba ingin dicapai,sehingga banyak pegawainya yang bekerja secara naluriah,bekerja
karena perintah peraturan atau atasan.
4) Filosofi formal yang berisi garis-garis kebijakan dan prinsip ideologis
5) Dalam setiap organisasi pemerintahan harus mempunyai “aturan main” , baik dalam
konotasi positif maupun negatif.
6) Iklim organisasi berkaitan dengan tata letak ruang, sirkulasi pegawai, atau bahkan
kantin untuk makan siang yanh representatif.
7) Keahlian.
8) Paradigma kebiasaan berpikir, model/mental.
9) “Makna yang disebar-luaskan” maksudnya adalah berbagai pesan moral yng
disampaikan secara terus menerus akan menjadi komitmrn bersama.
10) Konsep lambang-lambang terintegrasi.

4.2 Organisasi/Pemerintah Bayangan


Dalam setiap organisasi formal akan selalu diikuti adanya organisasi informal. Posisi
pemerintahan bayangan dalam ekologi pemerintahan ditempatkan pada faktor internal
ataupn faktor eksternal,tergantung komposisi dan peran yang dimainkan oleh pemerintah
bayangan tersebut. Apabila komposisinya diisi oleh orang-orang dalam pemerintahan resmi
yang mencari jalan terobosan yang cenderung melanggr aturan, maka pemerintah bayangan
ini dikelompokkan kedala faktor internal. Sebaliknya jika komposisi dan pernnya diisi oleh
orang luar maka dapat dikategorikan sebagi faktor eksternal.
Pemerintah byangan sering sekali dikaitkan dengan jarigan mafia karena punya
tujuan yang sama yakni mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-
kecilnya tanpa terjerat oleh hukum.Pemerintah bayangan inilah yang menentukan siapa
yang direkomendasikan menjadi meneteri dan perusahaan manakah yang akan menggarap
proyek raksasa. Dalam kebijakan pengelolaan anggaran negara, dalam hal untuk menambah
anggaran suatu kegiatan, kementerian/lembaga tingkat nasional harus berbicara dengan
komisi-komisi di DPR-RI,bukan dengan Ketua BAPPENAS atau Menteri Keuangan, padahal
pada saat yang sama DPR-RI mempunyai fungsi pengawasan,termasuk pengawasan
penggunaan APBN. Bagaimana mungkin mengawasi dengan baik apabila “wasit ikut dalam
permainan”.

4.3 Hubungan Pemerintah dengan Subsistem dan Sub-subsistemnya


Dilihat secara hierarkis sistem pemerintahan Indonesia terdiri dari suprasistem
(pemerintahan nasional), sistem (pemerintah provinsi), subsistem (pemerintah kabupaten /
kota) , dan sub-subsistem(pemerintahan desa). Hubungan pemerintahan nasional dengan
pemerintahan subasional tergantung pada tiga hal, yakni: 1)bentuk negara; 2)sistem politik;
serta 3)sistem pemerintahannya.
Menurut Made Suwandhi, hubungan antara pemerintahan nasional dengan
pemerintahan subnasional dapat dilihat dari tujuh elemen dasar yang membangun entitas
pemerintahan daerah sekaligus menjadi fokus hubungan antara pemerintahan nasional
dengan pemerintahan subnasional. Ketujuh elemen dasar tersebut adalah :
a) Kewenangan atau urusan pemerintahan
Urusan pemerintahan meliputi kewenangan untuk mengatur dan kewenangan untuk
mengurus dan melaksanakan yang terdiri atas :
- Kewenangan yang mengatur mutlak urusan pemerintah (kewenangan yang
mengatur jika kewenangan tersebut secara eksplisit ditetapkan oleh suatu
undang-undang)
- Kewenangan mengatur yang bersifat konkuren (pemerintah daerah memiliki
kewenangan mengatur jika dan selama pemerintah belum menggunakan
wewenang tersebut baik melalui undang-undang,pp,kepres dan peraturan
lainnya.
- Kewenangan mengatur bersifat kerangka ( pemerintah pusat mengatur secara
umum pengaturan urusan pemerintahan dan pemerintah daerah mengaturnya
lebih lanjut dalam peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah)
- Kewenangan mengatur yang bersifat pararel (pemerintah dan pemerintahan
daerah berwenang untuk mengatur urusan-urusan pemerintahan tertentu seara
bersamaan.
b) Kelembagaan
c) Personil
d) Keuangan Daerah
e) Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban
f) Hubungan Intervensi antara pemerintah dengan pemerintahan daerah
g) Hubungan Wilayah kerja
Hubungan antara pemerintah nasional dengan pemerintah subnasioanl sebagai
sebuah sistem dalam konteks ekologi pemerintahan dimaksudkan sebagai mekanisme
homeostatis. Tujuannya adalah agar sistem pemeritahan tetap dapat bergerak secara
dinamis,tetapi dalam koridor keseimbangan. Apabila mekanisme homeostatis ini tidak
berfungsi, ada kemungkinan sistem tersebut akan rusak.
5. LINGKUNGAN EKSTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN
Lingkungan eksternal berpengaruh secara timbal balik terhadap sistem
pemerintahan yaitu sebagai berikut :

1) Ideologi dan Politik;


2) Ekonomi;
3) Sosial Budaya;
4) Agama;
5) Pertahanan dan Keamanan;
6) Teknologi Informatika dan Komunikasi.
5.1 Ideologi dan Politik
Dalam awal terbentuknya pemerintahan , faktor yang terpenting adalah adanya
ideologi dan politik , karena kedua hal tersebut yang akan menentukan bentuk
negara,sistem politik,serta hubungan antara negara dan pemerintah dengan rakyatnya.
Salah satu contoh pentingnya Ideologi suatu bangsa adalah bubarnya Uni Soviet sebagai
pertanda kalahnya ideologi sosisalisme. Selain itu untuk memperkuat posisi menghadapi
persaingan diberbagai bidang, negara-negara di Eropa Barat membentuk Uni Eropa.
Munculnya kekuatan ekonomi baru yakni China juga menunjukkan eksistensi perkembangan
ideologi yang sangat pesat. China menganut politik jalan tengah dengan mengawinkan
antara sosialisme dan kapitalisme liberal dalam bentuk ideologi martket sosialism,diikuti
dengan sistem ekonomi socialist market economy yang cebderung menggunakan sistem
pemerintahan yang sentralistik.
5.2 Ekonomi
Pada sistem pemerintahan yang berideologi sosialisme, kegiatan ekonomi bangsa
dikendalikan oleh pemerintah. Pada sektor swasta relatif terbatas. Birokrasi negara
memegang peran penting dalam mengatur jalannya ekonomi bangsa. Model ini memiliki
keunggulan apabila dikendalikan oleh pimpinan pemerintahan yang jujur dan memiliki
integritas jika sebaliknya akan menyebabkan pemerintahan yang otoriter dan berpotensi
besar untuk korupsi.
5.3 Sosial dan Budaya
Sistem pemerintahan daerah a dan sistem pemerintahan daerah b sedikit banyak
memiliki budaya pemerintahan yang berbeda. Mulai dari cara berpakaian,cara
berbahasa,maupun cara menjalankan pemerintahan. Pandangan Nasabitt dalam
menghadapi era globalisasi langkah strategis yang perlu dilakukan adalah dengan
membangkitkan kekuata budaya lokal untuk dapat berkiprah dikancah global. Faktor sosial
dan budaya perlu diperhatikan oleh para aktor penyelenggara pemerintahan. Sebab pabila
salah memahami kondisi sosial budaya masyarakat dimana mereka bekerja melayani
publik,justru akan timbul masalah.
5.4 Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebgai bangsa yang religius. Konstitusi menjamin
kemerdekaan setiap penduduk untuk beribadat menurut agama atau kepercayaannya. Ada
agama tertentu yang sangat kental pada tata kelola pemerintahan,ada pula yang sekedar
formalitas.
5.5 Pertahanan dan Keamanan
Salah satu fungsi utama pemerintah negara adalah menjaga kedaulatan bangsa
terhadap serangan musuh dari luar dan menjaga keamanan. Maka dari itu memang sudah
seharusnya secara mutlak urusan pertahanan dan keamanan dikuasai oleh pemerintah
pusat. Pembentukan daerah otonom baru, pemilihan Ibukota pusat pemerintahan, ataupun
pengembangan wilayah perbatasan negara memperhitungkan aspek pertahanan. Dan
dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah mekanisme koordinasi yang
tertampung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah(Forkompida) yang menggambar
pentingnya faktor pertahanan dalam proses pemerintahan.

5.6 Teknologi Informatika dan Komunikasi


Revolusi teknologi informatika dan komunikasi telah mendorong lahirnya
pemerintahan yang terbuka dengan ciri utama penggunaan teknologi informatika dan
komunikasi untuk menjalankan sebagian kegiatan pemerintahan, sehingga terbangun
e-goverment (e-govt). Obama berpandangan bahwa dengan paradigma pemerintahan yang
terbuka akan memperkuat demokrasi,mendorong efisiensi, dan efektivitas pemerintahan.

6. LINGKUNGAN FISIK DAN NONFISIK

6.1. Lingkungan Fisik

1. Letak Geografis

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, tetapi juga memiliki kelemahan
maupun kekuatan yang berbeda dengan negara daratan sehingga perlu dikelola dengan
cara-cara yang spesifikasi. Dengan karakteristik negara kepulauan, maka Indonesia harus
menghadapi masalah negara dengan tata kelola pemerintahannya. Ada 4 hal pendukung
kepemimpinan bangsa Indonesia yang berjiwa bahari yaitu :

a. Adanya visi maritim yang jelas dan dihayati seluruh rakyat Indonesia.
b. Adanya penyiapan pemimpin-pemimpin yang memiliki ciri-ciri kebaharian dalam
karakter dan wawasan berpikirnya.
c. Adanya pemimpin-pemimpin yang mampu menggerakkan bangsa untuk bangkit
menghadapi tantangan dunia dan kekuatan tekad membangun kemampuan maritim.
d. Adanya tekad seluruh bangsa Indonesia Pemerintah, dan segenap rakyat untuk
membangun Indonesia yang dilandasi Bhinneka Tunggal Ika.
Sampai saat ini Indonesia masih dijuluki negara agraris belum negara industri. Menjadi tidak
masuk akal apabila keberpihakan kepada para petani semakin menurun yang
mengakibatkan hampir semua produk pertanian mengalami defisit sehngga harus ditutupi
dengan impor.

Negara maritim adalah negara yang memiliki visi atau pandangan hidup maritim untuk
mengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat mutlak untuk mencapai kesejahteraan
dan kejayaan. Dari penjelasan diatas, di kaitkan dengan ekologi pemerintahan bahwa
pemerintah Indonesia mulai tingkat nasional sampai daerah belum menggunakan
pandangan ekologis dalam menjalankan pemerintahannya.

2. Bentuk dan Kondisi Geografis

Pada masa orde baru, Presiden soeharto sebagai pemimpin pmerintahan mengampil
keputusan untuk menyatukan kepulauan dengan meluncurkan satelit PALAPA-A1 pada 8 Juli
1976 untuk penunjang teknologi informasi dan komunikasi namun surut karena pergantian
presiden waktu itu. Pada era desentralisasi ini penguatan teknologi informasi sangat
dibutuhkan terutam di daerah yang terisolasi seperti Kalimantan dan papua.

Bentuk dan kondisi geografis lainnya yang memengaruhi sistem pemerintahan adalah
gunung berapi dan letak Indonesia di sekitaran cincin api sehingga potensi bencana alam
harus cepat di atasi oleh pemerintah. Dalam segi politik, Indonesia tidak terdapat partai
politik dengan ideologi ekstrem maik ultra nasionalis maupun ultra agama yang ada hanya
ideologi pancasila dan agama yang lunak. Meskipun kebijakan politik pada rezim orde baru
yang menekankan pada sistem sentralistik dan dengan desentralisasi semu yang simetris,
tetapi sikap hidup Indonesia menghargai keanekaragaman.

Sejak Indonesia merdeka sebenarnya telah menganut sistem asimetris dilihat dari
terbentuknya daerah istimewa JogJakarta dan DKI JAKARTA dan setelah reformasi asimetris
diperluas ke Aceh dan Papua. Asimetri dalam kontek negara federal berbeda apabila
digunakan dalam negara unitaris. Pada negara federal sumber kekuasaan justru datang dari
bawah, sedangkan negara unitaris kekuasaan datang dari pemerintah nasional yang di
trasnfer kepada etnis pemerintah subnasional. Desentralisasi asimetris dapat menimbulkan
masalah ketegangan politik dalam menetapkannya. Akan ada tarik menarik mengenai isi
desentralisasi asimetris terutama mengenai kekhasan sebuah entitas subnasional berkaitan
dengan sejarah, konflik, politik, keunikan maupun tantangan masa depan yang akan
dihadapi.

Desentralisasi asimeris juga dapat menumbulkan keirihatian bagi entitas subnasional


yang tidak memperoleh desentralisasi sehingga menimbulkan ketegangan antar
subnasional. Sebabnya melalui otonomi khusus sebagai salah satu wujud desentralisasi
asimetris dimana subnasional memperoleh keistimewaan dalam hal tertentu dari nasional.
Agar sebuah entitas subnasional dapat memeroleh desentralisasi asimetris secara adil,
pemerintah nasional perlu membuat parameter yang disepakati bersama dalam konteks
politik budaya, kekhasan geografi, demografi, sejarah, dan ekologi yang memungkinkan sub
nasional dikelola secara berbeda dengan entitas subnasional lainnya.

7. MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN BERWAWASAN EKOLOGIS

7.1. Perubahan Paradigma Mengenai Ekologi

Terjadinya pemanasan global mendorong kesadaran naiknya permukaan air laut


yang pada gilirannya akan menenggelamkan sebagian pulau yang ada di bumi. Dimensi
perubahan global yaitu saling keterkaitan ekonomi global, penggunaa teknologi komunikasi
dan informatika secara masif perubahan keseimbangan politik dan militer dunia,
pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, perubahan kegunaan hasil bioteknologi, serta
perubahan hubungan antara peradaban manusia dengan sistem ekologi Indonesia.
Kenyataan yang ada di Indonesia adalah masih sedikitnya penyelenggara daerah
yang memiliki pengetahuan dan kesadaran dalam menyelenggrakan pemerintahan hijau.
Langakah kedepan dalam mengatur dunia tidak lepas dari generasi yang akan datang.
Perubahan yang berkelanjutan tidak dapat dilaksanakan oleh hanya individu melainkan
harus dengan jaringan pemerintah dan non pemerintah.

7.2. Membangun Kecerdasan Ekologis

Kecerdasan ekologis harus dimiliki oleh semua politisi dan pejabat pemerintah yang
membuat dan melaksanakan kebijakan. Kecerdasan ekologis juga harus dimiliki oleh para
pebisnis, karena selama ini mereka yang banyak mengubah sumber daya alam menjadi
produk industri tanpa memperdulikan lingkungannya.

Ada 3 prinsip dalam pengelolaan lingkungan, yaitu :

a. Pemerintah memiliki kemampuan untuk membuat aturan tetap masyarakat tidak


dapat menduga apa yang akan dikerjakan selanjutnya sebaliknya ahli-ahli lingkungan
hidup menyuarakan pandangannya.
b. Pada sektor bisnis, yang menegaskan perlunya perusahaan yang bergerak mencari
keuntungan memerhatikan berbagai usulan yang berkaitan dengan pelestaian
lingkungan serta membuka peluang bisnis.
c. Perusahaanj perlu membuat perhatian yang sungguh terhada limbhan yang
dihasilkan.

Kesadaran sosial diartikan sebagai sebuah spektrum yang berangkat dari perasaan
spontanitas untukm memahami perasaan dan pikiran orang lain sehingga dapat memahami
situasi sosial yang rumit.

7.3. Menyelenggarakan “ Green Government”

Ada 5 hal peran pemerintah, yaitu :

a. Penjaga kedaulatan bangsa dan negara


b. Pembuat kebijakan publik
c. Pemberian pelayanan publik
d. Penjaga kelestarian wilayah negara
e. Menjaga keharmonisan dan dinamika bangsa.

Untuk menjalankan peran pemerintah di atas, diperlukan pemerintahan yang pro


lingkungan hidup. Dimana membentuk pemerintah hijau yang bekerja membangun
masyarakat yang berkelanjutan yang dikaitkan dengan rencana pembangun daerah maupun
nasional.

Bentuk kesadaran ekologis dalam pemerintaha yaitu :

a. Memperluas dan memperdalam materi mata kuliah ekologi pemerintahan.


b. Memasukkan materi ekologi pemerintahan dalam pendidikan dan pelatihan para
pegawai.
c. Membuat urusan peemrintahan berorientasi ekologis seperti pemerintahan hijau.
d. Menyusun organisasi pemerintahan dengan dimensi ekologis.
e. Mengalokasikan dana negara untuk mendorong terbentuknya “ green government”

Anda mungkin juga menyukai