EKOLOGI PEMERINTAHAN
“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas meresume buku Ekologi Pemerintahan
oleh Prof. Dr. Sadu Wasistiono, MS”
Dosen : Dr. Florianus, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Nadia Primaswari
No. Absen : 22
Kelas : F-12
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa tulisan
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak
penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di
Jatinangor, 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………….……..………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………..…….…..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….….…………iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….………..4
a. Latar Belakang……………………………………………...……..……4
b. Tujuan……………………………………...…….…..…………………4
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………….………….…5
a. Kesimpulan……………………………………………………………………16
b. Saran…………………………………………………….……………..16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...………….17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang dan Tujuan
Dari berbagai literatur tentang pemerintahan diperoleh pemahaman bahwa
pemerintahan adalah sebuah sistem ang dinamis. Dilihat dari aras sistem seperti
yang dikemukakan oleh Bertalanffy, pemerintahan dapat dikategorikan ke dalam
socioculture sistem. Pemerintahan selain dianalisis omponen-komponen
pembentuknya juga dipelajari interaksinya dengan lingkungan internal dan
eksternalnya.
Turunnya presiden Soeharto adalah contoh konkret mengenai dinamika
lingkungan eksternal dari system pemerintahan yang berpengaruh secara langsung
terhadap system pemerintahan yang sedang berjalan. Gejala kegagalan Negara
Indonesia belum pernah keluar dari zona rawan yang dikutp dari survai Foreign
Policy. Adapun untuk Indeks kegagalan Negara menurut Foreign Policy didasarkan
pada dua belas indicator sebagai berikut:
1. Demographic Presure
2. Refugees/IDP’s
3. Group Grievance
4. Human Flight
5. Uneven development
6. Economic Decline
7. Delegitimezation of State
8. Public Services
9. Human Rights
10. Factionalizes Elites
11. External Intervention
Indikator pertama menggambarkan tekanan demografi terutama dalam
bentuk ingkat pertambahan penduduk karena klahiran yang masih tinggi serta
adanya migrasi besar-besaran ke kota-kota ehingga menimbulkan erbagai masalah
perkotaan seperti perkampungan kumuh, gelandangan , pengemis dan lain
sebgainya.
b. Tujuan
Dengan mempelajari ekologi pemerntahan , diharapkan dapt dibangun
cara pandang proaktif menggantikan cara pandang reaktif. Cara pandang proaktif
adalah engambil tindakan sebelum ada kejadian yang sudah di prediksi terlebih
dahulu bedasarkan berbagai perhitungan ilmiah maupun intuisi. Sedangkan
pendekatan rektif adalah pendekaan yang mengambil tidakan setelah ada kejadian
sehingga seringkali terlambat antisipasinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ASAL USUL DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI PEMERINTAHAN
A. Asal-Usul dan Sudut pandang Kajian Ekologi Pemerintahan
Ekologi pemerintahan berasal dari 2 kata ekologi dan pemerintahan.
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan antar makhluk hidup yang satu dengan
lainnya dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan pemerintah adalah sebuah
organisme hidp yang lahir, hidup, berkembang dan dapat mati. Studi ekologi
pemerintahan adalah studi ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi dengan
ilmu pemerintahan.
Dalam Wikipedia diceritakan mengenai sejarah lahirnya studi ekologi
yang dapat diintisarikan. Studi ekologi dikembangkan pada awal abad ke-17 oleh
Antoni van Leewenhoek dan Richard B. yang merupakan tokoh perintis. Alexander
von Humbolt yang juga mengembangkan pemikiran mengenai ekologi sebagai
bagian dari ilmu biologi yang berkembang ke ilmu lainnya. Termasuk ilmu sosial.
Ilmu pemerintahan yang merupakan bagian dari ilmu sosial kemudian mengadopsi
teori, paradigm, konsep maupun hokum yang berkembang dalam ilmu ekologi.
Dengan asumsi bahwa pemerintahan adalah organisasi hidup yang lahir dan
berkembang. Berdasarkan hal tersebut berkembanglah
Studi ekologi pemerintahan adalah studi ilmiah yang memadukan antara
kajian ekologi dengan ilmu pemerintahan. Berikut adalah beberapa hal penting
yang biasa digunakan dalam kajian kologi yaitu:
a. Memandang objek sebagai sebuah ekosistem
Berdasarkan cara pandang ini, maka sebuah entitas pemerintahan dilihat
sebagai sebuah ekosistem yang memiliki sebuah lingkungan strategis
tersendiri serta beinteraksi dengan lingkungannya.
b. Penggunaan paradigma Antroposentrik
Antrposentrik adalah memandang manusia merupakan entitas terpenting
dan menjadi factor utama di alam semesta. Apabila entitas pemerintahan
menggunakan pandangan antroposentrik maka pemerintah menjadi pusat
perhatian dan factor utama kegiatan bangsa dan Negara.
c. Penggunaan pendekatan Holistic
Aktivitas pemerintahan bukan aktivitas individual melainkan aaaktivitas
bersama. Pemerintahan yang masih memiliki egoism sektoral berarti
mereka tiidak memahami ekologi pemerintahan
5
d. Adanya mekanisme yang berfungsi memelihara system dalam keadaan
seimbang dan dinamis.
Setiap aksi yang dilakukan pemerintah maka akan menimbulkan reaksi.
Reaksi yang berlebihan dari kelompok sasaran kebijakan pemerintah akan
menimmbulkan rusaknya system pemerintahan atau bahkan tumbangnya
pemerintahan.
6
selalu ada pemerintahan bayangan sebagai salah satu factor ngkungan internal yang
perlu juga dipertimangkan. Di Indonesia pemerintahan bayangan ibarat black box
tidak terlihat dari lar namun menghasilkan produk pemerintahan yang berpengaruh
nyata dalam kebijakan yang diambil pemerintah yang resmi.
Sedangkan lingkungan eksternal adalah semua kondisi, entitas, kejadian
dan factor yang berada di sekitar organisasi yang memengaruhi aktivitas dan
pilihan-pilihannya dan menetukan peluang dan berbagai resiko yang diambil. Di
Indonesia lingkungan ekternal yang saling memengaruhi sistem pemerintahan
adalah ideology, politik ekonomi, social-budaya, agama pertahanan dan keaamanan
atau yang bisa disingkat dengan IPOLEKSOSBUDAGHANKAM.
Hubungan pemerintha dengan lingkungannya sebagai sebuah system yang
sangat dinamis karena terpengaruh oleh ruang dan waktu. Ekologi Pemerintahan
disini sebagai wujud dari bangunan pengetahuan Karen aekologi pemerintahan
adalah salah satu bidang pembahasan ilmu pemerintahan.
7
b. Sitem Dilihat Secara Hierarkis
Sistem dapat dilihat secara hierarkis maupun fungsional. Dilihat secara
hierarkis, maka sitem itu akan memiliki bagian-bagian subsistem atau sistem yang
lebih kecil berjenjang ke arah yag lebih besar sesuai dengan hierarkisnya. Menurut
Sutherland, ada empat tipe utama struktur hierarki yaitu:
1. tipe dominasili struktural yang ditandai dengan adanya dominasi dari
komponen sistem yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Komponen
sistem yang lebih tinggi berfokus atau berorientasi pada wewenang
sedangkan yang lebih rendah akan berkurang otonominya. Tipe ini jelas
digunakan pada Negara yang sentralistik atau unitaris seperti China dan
Indonesia pada zaman orde baru.
2. tipe holarchies, sebuah sistem dengan komponen-komponen yang tidak
dapat diasumsikan secara penuh dihambat oleh un-unit yang lebih tinggi.
Beberapa hierarkis pada aras tidak tergabung dalam rantai komando atau
komunikasi. Tipe ini biasanya terdapat pada negar-negara
persemakmuran atau asosiasi Negara ASEAN karena masing-masing
Negara masih berdaulat penuh.
3. tipe neogenetic Hierarchy yakni satu komponen pad tingkatan tinggi
dikembangkan darii komponen yang lebih rendah. Biasanya digunakan
dalam dunia biologi dan digunkan dalam Negara-negara federasi. Karena
kedudukan provinsi atua Negara bagian sangat kuat.
4. tipe identity of hierarchy adalah tipe yang empunyai sifat khusus yaitu
perganitian hierarki pada tingkat tinggi secara sederhana mejadi bagian
dari komponen-komponen yang lebih rendah tingkatannya yang menjadi
liputan. Dan tipe ini muncul dan digunakan di Negara uni eropa.
Dilihat secara hierarkis, sistem pemerintahan Indonesia terdiri dari:
- Suprasistem : berupa pemerintah nasional dalam arti luas yang erdiri dari
lembaga tinggi Negara dan lembaga Negara lainnya.
- Sistem : berupa pemerintahan provinsi
- Subsistem : berupa pemerintahan kabupaten/kota
- Sub-subsistem : berupa pemerintahan desa
c. Sistem Dilihat Secara Fungsional
Komponen sistem yang dilihat dari fungsional meliputi :
- Masukan (input)
- Proses (process)
- Keluaran (output)
- Nilai Guna (outcome)
8
- Umpan ke Depan (feed forward)
- Dampak (impact))
- Manfaat (benefit)
- Umpan Balik (feedback)
- Lingkungan (environment)
b. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah seperangkat nilai dan norma yang telah
dipahami bersama yang digunakan untuk mengendalikan interaksi anggota satu
dengan lainnya serta dengan para pemasok dan pihak-phak yang berada diluar
organisasi. Dalam konteks Negaa sebagai sebuah organisasi dari suatu bangsa,
bdaya organisasi ditetapkan dalam falsafah bangsa yang sekaligus sumber dari
segala sumber hukum.
9
c. Oraganisasi/Pemerintahan Bayangan
Dalam konteks pemerintahan dikenal adanya organisasi ang resmi dan
organisasi pemerintahan bayangan. Posisi pemerintahan bayangan dalam dalam
ekologi pemerintahan dapat ditempatkan dalam factor internal dan eksternal.
Tergantung pada komposisi dan peran yang dimainkan pemerintah bayangan
tersebut. Apabila komposisinya diisi oleh orang pemerintahan resmi itu sendiri
maka pemerintahan bayangan masuk dalam factor internal. Sebaliknya jia diisi
oleh orang diluar pemerintahan resmi maka masuk kedalam faktor eksternal.
d. Hubungan Pemerintah dengan Subsisten dan Sub-subsistemnya
Pada Bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa sistem pemerintahan
Indonesia dilihat secara Hierarkis terdiri dari:
- Suprasistem : berupa pemerintah nasional dalam arti luas yang tediri dari
lembaga tinggi Negara dan lembaga Negara lainnya.
- Sistem : berupa pemerintahan provinsi
- Subsistem : berupa pemerintahan kabupaten/kota
- Sub-subsistem : berupa pemerintahan desa
Hubungan antara pemerintah dengan subnasionalnya dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Menurut Suwandi (dalam makalahnya yang berjudul
Review Hubungan Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah ) melihat adanya
tujuh unsur yang membangun entiitas pemerintahan daerah yang menjadi
penghubung antara pemerintahan pusat dan subnasionalnya. Elemen dasar
tersebut adalah 1) kewenagan dan urusan pemerintahan, 2) Kelembagaan, 3)
Personil, 4) Keuangan Daerah, 5) Perwakilan Daerah, 6) Pelayanan Publik, 7)
Pembianan dan Pembinaan dan Pengawasan
Dalam RUU tentang Tata Hubungan Kewenangan antara pemerintah pusat
dan daerah yang disiapkan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi sebagai pelaksanaan dalam UUD 1945 diatur mengenai enam
hal yang menyangkut hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, meliputi: 1) distribusi kewenangan, 2) hubungan organisasi,
3) hubungan wilayah, 4) hubungan jabatan, 5) hubungan pelaporan dan
pertanggungjawaban, 6) hubungan intervensi.
Jenis hubungan antara pemerintah nasional dengan pemerintah
subnasional sebagai sebuah sistem alam konteks ekologi pemerintahan yang
dimaksudkan sebagai mekanisme homeostatis. Tujuannya adalah agar sistem
pemerintahan tetap dapat bergerak secara dinamis tetapi dalam koridor
keseimbangan. Apabila mekanisme homeostatis tidak berfungsi mkana ada
kemungkinan sistem tersebut akan rusak.
10
2.4 LINGKUNGAN EKSTERNAL SISTEM PEMERINTAHAN
Hubungan timbal balik antara sistem pemerintahan dengan lingkungan
eksternalnya yang akan dijelaskan satu persatu antara faktor-faktor yang
mempengarruhinya. Faktor eksternal yang dimaksud adalah :
1. Ideologi dan Politik
2. Ekonomi
3. Social Budaya
4. Agama
5. Pertahanan dan Keamanan
6. Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Ideologi dan Politik
Ideologi Negara dan Politik adalah hal yang paling utama yang terbentuk
pada awal terbentuknya pemerintahan. Ideologi yang dianut oleh sebuah Negara
akan memberikan warna tersendiri pada sistem pemerintahannya. Indonesia
memiliki ideologi Negara yakni Pencasila yang dapat dikategorikan sebagai
ideologi jalan tengah. Apabila Indonesia meninggalkan ideologi pancasila maka
akan diganti dan dimasuki oleh ideologi-ideologi baru yang bisa berdampak kepada
Negara itu sendiri karena akan terjadi perebutan ideologi masing-masing untuk
Berjaya di Indonesia.
Sejak era refornmasi, Indonesia melakukan banyak perubahan besar di
bidang politik. Meskipun sejak merdeka Indonesia meynyataka sebagai Negara
yang berdemokrasi rakyat. Namun pada kurun waktu yang mendatang sudah
meyatakan demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin yang dikembangkan pada
masa Soekarnoadalah demokrasi yang melibatkan masyarakat luas dalam memilih
pejabat publik dan membuat rancangan kebijakan publik, tapi keputusan tetap
berada di tangan pemerintah dalam hal ini presiden. Yang berdampak juga terhadap
kehidupan kenegaraan. Dari segi keamanan terjadi banyak gerakan separatis yang
menyebabkan ketidakstabilan Negara.
Pada masa orde baru, Indonesia yang menganut demokrasi pancasila
mengalami pertumuhan yang maju dan berkembang dari segi perekonomian
terutama. Namun karena sistem politik yang kekuasaannya sangat luas dan
terbatasnya kontrol dari masyarakat membuat Indonesia mengalami kemuduran
yang mengakhiri juga masa kepresidenan Soeharto.
Masa reformasi sekarang, politik bertindak sebagai panglima bukan
hukum. Padalah konstitusi menyatakan bahwa mengatakan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara hukum. Akibatnya semua keputusan dipertimbangkan
berdasarkan pertimbangan politik bukan pertimbangan hukum. Pancasila sebagai
ideologi bangsa perlahan sudah mulai ditinggalkan. Terbukti dalam pembuatan
keputusan politik yang mengabaikan nilai luhur yang terkandung dalam pancasila.
11
b. Ekonomi
Kegiatan ekonomi bangsa berlandaskan paham sosialisme yang artinya
kegiatan perekonomian dikendalikan oleh pemerintah. Peran sektor swasta relative
terbatas. Birokrasi Negara memegang sektor penting dalam mengatur jalannya
ekonomi, sehingga mekanisme pasar tidaklah dominan. Paham ini memiliki
keunggulan apabila dikendalkan oleh pemimpi yang memiliki integritas, sebaliknya
kan hancur jika dkendalikan oleh pemimpin yang otoriter dan korup.
c. Sosial dan Budaya
Sistem Pemerintahan sangat dipengaruhi oleh keadaan Sosial Budaya.
Sistem sosial budaya masyarakat perkotaan berbeda dengan sistem sosial budaya
masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, dilihat dari ekologi pemerintahan, para aktor
penggerak sistem pemerintahan perlu menyesuaikan diri dengan karakteristik
masyarakatnya.
d. Agama
Indonesia dengan keragaman suku, budaya, ras dan agama membuat
pancasila sebagai ideologi bangsa dinillai cock untuk Indonesia secara keseluruhan
karena mewakilkan perbedaaan-perbedaan yang terjadi di negeri ini. Salah satu
masalah krusial yang sering dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah permasalahan
tentang agama. Bagi bangsa indonesia dikenal religius, faktor agama memegang
peran penting dalam kehiduan masyarakat yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada sistem pemerintahan
e. Pertahanan dan Keamanan
Salah satu fungsi utama pemerintah negara adalah menjaga kedaulatan
bangsa terhadap serangan musuh dari luar dan menjaga pertahanan dan keamanan.
Tidaklah mengherankan apabila urusan pertahanan dan keamanan di indonesia dari
dulu sampai sekarang secara mutlak masih dikuasai oleh pemerintah pusat.f.
f. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Model Wiki Government menggambarkan adanya sistem pemerintahan
berbasis teknologi informatika, maka demokrasi diharapkan akan berkembang,
sebab masyarakat pemilik kedaulatan akan semakin banyak terlibat dalam proses
perumusukan kebijakan publik maupun dalam mengawasi jalannya kebijakan
publik. Bahkan tidak hanya pemerintahan pusat saja yang sudah menggunakan
teknologi dalam pelayanan kepada masyarakat, sekarang di beberapa kota dan
daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan pemerintahan daerah berbasis Internet
atau lebih sering kita sebut dengan e-Government.
12
2.5 LINGKUNGAN FISIK DAN NONFISIK
a. Lingkungan Fisik
1. Lingkungan Geografis
Dilihat dari letak geografisnya, indonesia berada pada posisi yang sangat
stategis yakni berada di antara dua benua yakni Benua Asia dan Benua Australia
serta berada dipersimpangan lalu lintas laut skala internasional atara Samudera
Hindia. dan Samudera Pasifik.
Menurut pendapat Irawan, yang mengutip pandangan Para Ahli bahwa:
Negara Maritim merupakan negara yang memiliki visi atau Pandangan
hidup maritim untukmengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat mutlak
mencapai kesejahteraan dan kejayaan. Ada enam syarat sebuah negara maritim
yaitu lokasi geografis, karakteristik tanah dan pantai, luas wilayah, umlah
penduduk, karakter penduduk serta pemerintahannya. Negara maritim harus dapat
mengendalikan pulau-pulau yang menjadi wilayah kekuasaannya. Umtuk itu,
negara maritim wajib memiliki armada laut yang tangguh, baik armada perang,
maupun armada dagang.
2. Bentuk dan Kondisi Geografis
Bentuk geografis secara timbal balik juga mempengaruhi sistem
pemerinahan. Entuk geografis Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan
kepulauan sudah selayaknya dikelola sebagai sebuah Negara maritime atau bahari.
Tentu tiap-tiap daerah memiliki kebutuhannya masing-maisng, namun saat ini
pemeritahan pusat masih menerapakan kebijakan yang one fit for all hal ini terlihat
dari semua pemeberian kepada daerah otonom serba seragam. Seperti pemberian
gaji, atau standar biaya umu yang sama untuk seluruh Indonesia.
Hal ini menunjukan bahwa mereka belum paham apa itu ekologi
pemerintahan, karena dengan ekologi yang berbeda maka berbeda pula dengan pola
dan model yang berbeda.
13
2.6 MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN BERWAWASAN
EKOLOGIS
a. Perubahan Paradigma mengenai Ekologi
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memelihara lingkungan hidup
berkembang sekitar tahun 1900-an yang diawali dengan beberapa tulisan para ahli
mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Salah satunya adalah buku dari
R. Brown, dkk. Melalui bukunya “state of the world”. Buku tersebut sudah
membahas tentang kekurangan air, ancaman terhadap terumbu karang, kebijakan
energy pengganti selain fossil, serta membangun industri efisien bahan baku
maupun energi.
Kaitannya dengan ekologi pemerintahan sebagai pendorong perubahan
global terutama untuk menekankan munnculnya hubungan baru yang radikal antara
himpunan kekuatan peradaban manusia dengan sistem ekologikal bumi seperti
penggunaan energi, pertanian, industry, agar terjadi keseimbangan antara
peradaban manusia dengan masa depan.
Kepala pemerintahan sudah seharusnya perlu lebih untuk sadar lingkungan,
sehingga kebijakan dan tindakan yang diambil dapat bersifat pro green dan pro
sustainable development. Namun pada kenyataanya banyak pejabat yang masih
belum sadar dan belum tahu mengenai pentingnya hal tersebut. Mereka lebih
menekankan pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Maka ada empat sumbu yang berbeda antara satu dengan lainnya. Yaitu
antara sumbu masa depan dan faktor internal terdapat kuadran yang mencakup
inovasi dan reposisi. Antara subu depan dan faktor eksternal terdapat kuadran yang
mencakup alur pertumbuhan dan lintasan jalan yang perlu disiapkan. Antara sumbu
masa sekarang dan faktor internal terdapat kuadran yang berisi aktivitas
pengurangan biaya dan risiko. Antara sumbu masa sekarang dan faktor eksternal
terdapat kuadran yang mencakup reputasi dan legitimasi dari organisasi.
14
sebaliknya ahli lingkungan hidup hanya dapat menyuarakan pendangan-
pandangannya.
2. Prisip yang kedua lebih ditujukan untuk sektor bisnis yang menegaskan
perlunya perusahaan yang bergerak mencari keuntungan memerhatikan
berbagai usulan yang memperhatikan kellestarian lingkungan yang
sekaligus membuka lapangan bisnis.
3. Sejak revolusi industry, berbagai perusahaan telah membuat lapangan
hijau atau sabuk hijau dalam pembangunan pabrik, kompleks
perkantoran ataupun pemukiman.
KECERDASAN
SPIRITUAL
KECERDASAN
KECERDASAN
EKOLOGIKAL
SOSIAL
KECERDASAN KECERDASAN
EMOSIONAL INTELEKTUAL
15
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan dan Saran
Peran pemerinrintah yang penting salah satunya adalah menjaga
kelestarian wilayah Negara. Maka untuk menjalankan peran tersebut pemerintah
perlu bertindak pro aktif dalam menjaga, memelihara dan melestarikan wilayah
Negara. Pemerintahan hijau disini adalah lembaga pemerintahan pada tingkat
nasional maupun subnasional yang bekerja untuk masyarakat tingkat lanjutan. Titik
tekannya bekerja pada memberikan contoh konkret bukan hanya membuat
kebijakan dan berbicara. Dan itulah kunci utama dari mewujudkan pemerintahan
yang Green Government.
Maka sudah seharusnya pemerintah saat ini mulai mempedulikan
pengaruh ekologikal baik dari segi pembuatan kebijakan maupun bukti konkret
yang ditunjukan oleh pemerintah itu sendiri. Bukan hanya mementingkan
pertumbuhan ekonomi saja.
16
DAFTAR PUSTAKA
Wasistiono, Sadu, 2013, Pengantar Ekologi Pemerintahan (edisi revisi). IPDN
PRESS, Jatinangor.
17