Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI PEMERINTAHAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Cut Yasmin (105200004)
2. Dahur Rahman (105200010)
3. Yuan Dwifa Agusta (105200015)
4. Alfa Ardian (105200021)
5. Eka Juliana Pratiwi (105200029)
6. Limsu Ready (105200270)
7. Habil Dwi Satria Pamungkas (105200294)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARIAH
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022
A. Latar Belakang

Suatu organisme terdiri dari beberapa sistem organ, sistem organ terdiri atas
organ – organ yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda, sedangkan organ
tersusun oleh ratusan jaringan begitulah susunannya sampai dengan sel sebagai suatu
unit yang sistemik. Demikian merupakan gambaran singkat suatu sistem
pemerintahan dapat dianalogikan sebagai suatu organisme. Sebagai suatu organisme,
tentu suatu pemerintahan sangat berhubungan dengan lingkungan, kelangsungan
hidup organisme akan bergantung pada hubungannya dengan lingkungan dan
bagaimana pengaruh lingkungan terhadapnya. Secara konseptual Ekologi
Pemerintahan merupakan studi ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi dengan
ilmu pemerintahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
konsep Ekologi Pemerintahan, pemerintahan sebagai suatu sistem dan pengaruh
faktor - faktor lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah
sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dan komponen pembentuk sistem pemerintahan?

2. Bagaimana sistem dilihat secara hierarkis?

3. Bagaimana sistem dilihat secara fungsional?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan komponen pembentuk sistem pemerintahan.

2. Untuk mengetahui sistem dilihat secara hierarkis?

3. Untuk mengetahui sistem dilihat secara fungsional?

D. Pembahasan

1. Pengertian dan Komponen Pembentuk Sistem Pemerintahan

Mempelajari ekologi pemerintahan tidak dapat dilepaskan dari pemikiran dasar


mengenai ekologi yang digagas oleh para ahli ekologi. Menurut Otto Soemarwoto
(Otto S, 2004:23), bahwa "konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di
suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur." Ekologi
pemerintahan sebagai perpaduan antara kajian ekologi dan ilmu pemerintahan
meminjam pula konsep sentral ekosistem, dalam arti mempelajari ekologi
pemerintahan dengan melihat pemerintah sebagai sebuah sistem, yakni mempelajari
hubungan timbal balik antara sistem pemerintahan sebagai "makhluk hidup" dengan
lingkungannya.

Otto Soemarwoto menjelaskan bahwa "Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus
materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam
ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama
masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik,
keteraturan ekosistem itupun terjaga" (Otto S, 2004:23-24). Selanjutnya Otto
Soemarwoto mengemukakan bahwa "Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem
tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat
statis, melainkan dinamis." (Otto S, 2004:24)
Dalam bahasa lain, keseimbangan dinamis disebut pula sebagai homeostatis.
Menurut Wikipedia" homeostatis adalah: "the property of a system, either open or
closed, that regulates its internal environment and tends to maintain a stable, constant
condition." Mengenai homeostatis, Bertalanffy' mengemukakan bahwa: "It is
therefore important to emphasize that feedback system and homeostatic control are
significant but special class of self-regulating systems and phenomena of adaption
(Bertalanffy, 2009:161).

Pemerintah sebagai sebuah sistem harus pula memiliki keseimbangan dinamis,


agar sistemnya dapat bekerja dengan optimal serta mampu menjaga eksistensinya
Keseimbangannya perlu dipelihara oleh seluruh komponen sistem tanpa kecuali.
Untuk kepentingan tersebut, maka semua anggota sistem harus "sadar sistem", artinya
mereka harus memahami teori sistem dan bekerja secara sistemik. Semua komponen
sistem mempunyai peran fungsional, sehingga tidak perlu ada egoisme komponen,
karena merasa unitnyalah yang paling penting.

Untuk menjaga agar sistem pemerintahan tetap seimbang dinamis, perlu dibuat
mekanisme umpan balik (feedback) dan umpan ke depan (feedforward) yang terbuka
dan objektif. Apabila mekanismenya terhambat atau dibuat artifisial, ada
kemungkinan besar sistem akan terganggu, bahkan pada ujungnya dapat membuat
sistem pemerintahan menjadi mandeg atau bahkan kolaps. Pimpinan organisasi
pemerintahan yang sadar sistem akan membuka seluas-luasnya mekanisme umpan
balik supaya dia mendapat informasi yang aktual dan akurat. Mekanisme umpan balik
dapat berupa penyediaan kotak saran, melalui rapat, membuka jejaring sosial terbatas
dan berbagai cara lainnya.

Mengingat kajian ekologi pemerintahan adalah melihat gejala dan peristiwa


pemerintahan dengan meminjam sudut pandang ekologis, maka perlu terlebih dahulu
dibahas mengenai pemerintah sebagai sebuah sistem. Kata sistem selama ini sudah
banyak digunakan di Indonesia untuk berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Dalam bahasa Indonesia, kata sistem diserap dari dua sumber, yang pertama dari
bahasa Belanda system" yang artinya cara atau metode, dan sumber kedua dari
bahasa Inggris "system" yang artinya jauh lebih luas dari sekedar cara. Kata "system"
dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani "systema" yang artinya "whole
compound of several parts." Dari sumber yang lain, yakni Business Dictionary"
memberikan banyak sekali definsi tentang sistem antara lain sebagai berikut.

1. System is set of detailed methods, procedures, and routines established or


formulated to carry out a specific activity, perform a duty, or solve a problem
2. System is organized, purposeful structure regarded as a 'whole' consisting of
interrelated and interdependent elements (components, entities factors,
members, parts etc.). These elements continually influence one another
(directly or indirectly) to maintain their activity and the existence of the
system, in order to achieve the common purpose the goal of the system.

Berdasarkan uraian tersebut mengenai sistem dapat dipahami adanya dua


pengertian. Pertama, sistem adalah seperangkat metode, prosedur terinci dan
dijalankan secara terus menerus yang dibuat atau dibentuk untuk menjalankan
aktivitas khusus, meningkatkan unjuk kerja, atau memecahkan masalah. Kedua,
sistem adalah sebuah struktur bertujuan yang terorganisasi yang dinyatakan sebagai
sebuah keseluruhan yang terdiri dari elemen-elemen yang saling terhubung dan saling
ketergantungan. Maisng-masing elemen saling memengaruhi secara terus menerus
guna memelihara aktivitas mereka dan menjaga eksistensi sistem, dalam rangka
mencapai tujuan dari sistem yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sistem Dilihat Secara Hierarkis

Dari definisi sistem yang dikutip dari berbagai sumber diperoleh pemahaman hawa
sistem dapat dilihat secara hierarkis maupun secara fungsional Selain itu, dibedakan
pula antara sistem yang bersifat tertutup serta sistem yang bersifat terbuka. Berkaitan
dengan pandangan mengenai sistem secara hierarkis, maka sistem itu akan terdiri dari
bagian-bagian, subsistem atau sistem yang lebih kecil berjenjang kearah yang lebih
besar dalam susunan hierarkisnya. Pandangan mengenai sistem secara hierarki telah
pula dibahas oleh Sutherland", yang juga mengutip pandangannya Herbert Simon.
Simon menggambarkan ada empat hierarki sistem yang saling terkait Pertama, mulai
dari yang terkecil seperti molekul, yang di dalamnya terdapat inti atom, nukleus, dan
elektron. Kedua, hierarki penting lainnya mulai dari organisme hidup ke jaringan otot
dan organ, pada sel, molekul makro dan seterusnya. Ketiga, perpaduan hierarki genus
dan kromosom ke DNA (deoxyribonucleic acid). Keempat, hierarki yang berasal dari
komunitas manusia ke organisasi, ke kelompok kecil. sampai ke orang sebagai bagian
makhluk hidup (Shuterland, 1975:11)".

Sutherland (Shuterland, 1975:48-49) mengemukakan bahwa ada empat tipe utama


struktur hierarki yaitu sebagai berikut Tipe pertama, yakni tipe dominasi struktural
yang ditandai adanya dominasi dari komponen sistem yang lebih tinggi kepada
komponen sistem yang lebih rendah. Komponen sistem yang lebih tinggi berfokus
pada kewenangan tertinggi, sedangkan komponen sistem yang lebih rendah
berkurang otonominya. Tipe pertama ini nampak jelas pada organisasi birokrasi
negara ataupun pada organisasi militer. Dilihat dari sistem pemerintahan, tipe
pertama ini digunakan pada negara unitaris yang sentralistik seperti di China atau
Indonesia pada masa orde baru. Pada tipe ini, pemerintah subnasional dengan
berbagai bentuk diciptakan oleh pemerintah nasional. Hubungan antara pemerintah
nasional terhadap pemerintah subnasional bersifat hierarkis, disertai hak intervensi
dari pemerintah nasional terhadap pemerintah subnasional apabila mereka tidak taat
pada kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah subnasional. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa di negara unitaris, daerah otonom dibentuk oleh pemerintah
pusat. Agar hierarki sistem dapat berjalan dengan baik, maka perilaku komponen
sistem harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati sesuai tipologi
sistemnya. Sebagai contoh, apabila dalam negara unitaris diterapkan prinsip-prinsip
yang berasal dari negara federalis, maka sistemnya dapat menjadi kacau karena
terjadi ketidakjumbuhan., Konkretnya, adalah sesuatu yang bersifat naïf apabila ada
bupati/walikota menolak kebijakan yang dibuat oleh presiden hanya karena mereka
berbeda partai politiknya.

Tipe kedua, adalah sebuah sistem dengan komponen-komponen yang tidak dapat
diasumsikan secara penuh dihambat oleh unit-unit yang lebih tinggi, atau beberapa
hierarkis pada berbagai aras tidak terhubungkan oleh rantai komando atau
komunikasi. Setiap sistem terikat pada dunia sosial. Tipe kedua ini oleh Arthur
Koestler disebut sebagai holarchies. Dilihat dari sistem pemerintahan, tipe kedua ini
terdapat pada negara- negara persemakmuran (commonwealth countries), atau
asosiasi beberapa negara ASEAN di Asia Tenggara, karena masing-masing negara
masih berdaulat secara penuh. Mereka membangun hubungan yang lebih intensif baik
secara bilateral maupun multilateral karena adanya berbagai alasan antara lain karena
kesamaan sejarah (misalnya sama-sama bekas jajahan Inggris), atau karena adanya
kesepakatan untuk menangani urusan bersama tanpa adanya intervensi terhadap
masalah dalam negeri masing- masing anggota. Hubungan antaranggota menjadi
sangat longgar.

Tipe ketiga, oleh Sutherland disebut sebagai neogenetic hierarchy. yakni satu
komponen pada tingkatan tinggi dikembangkan dan komponen-komponen yang lebih
rendah tingkatannya. Hierarki ini biasanya digunakan di dunia biologi. Dalam sistem
pemerintahan, tipe ketiga ini digunakan pada negara-negara berbentuk federasi,
karena kedudukan negara bagian atau provinsi sangat kuat dihadapan pemerintah
federalnya. Negara bagian atau provinsi dari negara federal semula adalah negara
yang berdaulat penuh yang kemudian secara sukarela bergabung menjadi bagian dari
sebuah negara federal. Kekuasaan yang dimiliki oleh negara bagian sangat luas, di
luar kekuasaan yang secara sukarela telah diserahkan untuk dikelola oleh pemerintah
federal.
Tipe keempat, oleh Sutherland disebut sebagai "the identity hierarchy", yakni
sesuatu yang mempunyai sifat khusus, yakni pergantian sebuah hierarki pada tingkat
tinggi secara sederhana menjadi bagian dari jumlah komponen-komponen yang lebih
rendah tingkatannya yang menjadi liputannya. Dalam sistem pemerintahan, bentuk ini
nampak pada asosiasi beberapa negara seperti European Union (EU), karena mereka
membuat berbagai kesepakatan dalam bidang politik dan ekonomi - misalnya
mengenai penggunaan mata uang bersama, sistem keamanan bersama secara sukarela.
Pimpinan sekretariatnya yang berfungsi sebagai eksekutif untuk kepentingan bersama
dijabat secara bergiliran dari masing-masing negara.

Subsistem dalam sistem yang dilihat secara hierarkis pada dasarnya adalah juga
sebuah sistem yang bulat dan utuh. Pemerintah sebagai badan atau orang yang
menjalankan pemerintahan, maupun pemerintahan sebagai fungsi dan kegiatan
berpemerintahan adalah sebuah sistem. Sebagai contoh pada sistem pemerintahan di
Indonesia dapat dilihat hubungannya secara hierarkis sebagai berikut. Dilihat secara
hierarkis, sistem pemerintahan di Indonesia terdidri dari:

 Suprasistem : berupa Pemerintahan Nasional dalam arti luas, yang terdiri


dari Lembaga tinggi negara dan lembaga negara lainnya.
 Sistem : berupa pemerintahan provinsi.
 Subsistem : berupa pemerintahan kabupaten/kota.
 Sub-subsistem : berupa pemerintahan desa.

3. Sistem Dilihat Secara Fungsional

Selain secara hierarkis, sistem dapat pula dilihat secara fungsional. Komponen-
komponen sistem dilihat secara fungsional meliputi:

1. Masukan (input);
2. Proses (process);
3. Keluaran (output):
4. Nilai guna (outcome);
5. Dampak (impact);
6. Manfaat (benefit);
7. Umpan balik (feedback);
8. Umpan ke depan (feedforward);
9. Lingkungan (environment).

3.1 Komponen Sistem Secara Umum

Komponen input dalam sebuah sistem umumnya 6M yakni: man, money,


material, method, machine, minute. Komponen input yang pertama yakni "man",
diartikan di sini adalah orang yang berada dibelakang sistem (the man behind the
system), orang yang menjalankan sistem. Kualitas bekerjanya sebuah sistem akan
sangat tergantung pada orang yang berada di belakang sistem. Idealnya, dijalankan
oleh orang-orang yang baik dan menguasaisistem. Pilihan berikutnya adalah sistem
yang kurang atau tidak baik oleh orang-orang yang berkualitas. Pilihan yang
seharusnya tidak terpilih adalah sistem yang buruk dijalankan oleh orang yang tidak
berkualitas. Dalam kenyataannya hidup, pilihan jenis ketiga yang banyak tersedia,
terutama di negara-negara yang sedang membangun.

Komponen input kedua yakni "money" diartikan sebagai dan atau Anggaran
yang diperlukan untuk menggerakkan sistem, baik untuk membayar penghasilan
orang yang bekerja menjalankan sistem, untuk membangun sesuatu yang baru
ataupun untuk membeli barang dan atas jasa yang diperlukan untuk menggerakkan
sistem. Dana ini merupakan bahan bakar agar sistem dapat bekerja, meskipun penting
tetapi dana bukan segala-galanya, karena kemajuan sistem sangat tergantung pada
gagasan dari orang-orang yang berada di balik sistem.

Komponen input ketiga yakni "material" diartikan sebagai bahan-bahan yang


diperlukan untuk menggerakkan sistem. Wujudnya dapat berupa alat tulis kantor,
bahan baku bagi sistem yang menghasilkan barang, atau pemikiran/konsep awal bagi
sistem yang menghasilkan jasa. Komponen input keempat yakni "method" diartikan
sebagai metoda cara prosedur, mekanisme peraturan yang mengatur agar sistem
bekerja sesuai dengan cetak biru (blue print) pada saat sistem tersebut dibuat. Metoda
ini secara periodik perlu ditera ulang, dievaluasi agar janga sampai malahan
mengganggu jalannya sistem.

Komponen input kelima yakni "machine" diartikan sebagai alat-alat utama


yang digunakan untuk menggerakkan sistem. Wujudnya dapat berupa mesin-mesin
besar yang berkaitan langsung dengan produksi bagi sistem pertambangan atau
mesin-mesin lainnya seperti komputer, mesin ketik foto copy, dan lain sebagainya.
Komponen input keenam yakni "minute” diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan
untuk menjalankan sistem, termasuk target waktu untuk mencapai sasaran maupun
tujuan sistem. Waktu seringkali tidak diperhitungkan sebagai komponen input
padahal waktu termasuk kategori komoditi yang tidak dapat diperbaharui lagi
(unrenewable commodity) Waktu yang telah lewat tidak dapat dipanggil dan diputar
kembali. Untuk menjadi masyarakat industrial (bukan hanya sekedar negara
industrial) bangsa Indonesia perlu melakukan perubatan mendasar berkaitan
apresiasinya dengan waktu.

Komponen sistem yang kedua adalah proses (process), yakni aktivitas


mengubah komponen input menjadi komponen output. Jenis proses bermacam-
macam tergantung pada sistemnya. Di antara komponen sistem, komponen proses
adalah yang paling unik, rumit, dan dinamis Disebut unik", karena setiap proses
hanya akan terjadi sekali seumur hidup dan tidak mungkin terulang. Kalaupun ada
proses yang dianggap berulang, hanyalah sesuatu yang mirip atau menyerupai.
Apalagi di dalam proses sebuah sistem dipenuhi oleh berbagai aliran informasi yang
sangat dinamis, sehingga menciptakan situasi dan kondisi yang setiap saat bervariasi.
Seperti dikatakan oleh Meadows (Meadows, 2008:14) babica many of the
interconections in systems operate through the flow formation Information holds
systems together and plays a great role in determining hone they operate. Sebagai
contoh setiap tahun diproses penyusunan RAPON atau RAPBD, tetapi proses
pembahasannya unik Pembalasan RAPBN/RAPBD tahun lalu berbeda substansi
ataupun aktor yang terlibat di dalamnya dengan RAPBN/RAPBD tahun sebelumnya
atau tahun berikutnya Keluaran pul) yang dihasilkannya juga berbeda.

Komponen sistem yang ketiga adalah keluaran (output), yakni produk yang
dihasilkan dari proses. Pada tingkatan sistem yang ketujuh dan kedelapan menurut
pandangan Bertalanfly, yakni manusia dan sistem sosio-cultural, wujud keluarannya
dapat berupa barang dan atau jasa ataupun bangunan fisik. Pada tingkatan sistem
yang lebih rendah, maka keluaran sistemnya juga lebih rendah dan lebih sederhana
kualitasnya. Pada contoh SMA, maka kinerja sistem pendidikan SMA bukan berhenti
pada % lulusan, tetapi berapa banyak lulusan sebuah SMA yang diterima di
perguruan tinggi terkenal di dalam dan di luar negeri.

Komponen nilai guna (outcome) dari sistem berupa nilai manfaat dari
keluaran sebuah sistem bagi sistem lainnya. Tekanan nilai guna lebih pada kualitas
dibandingkan kuantitasnya Hal ini sejalan dengan perkembangan teori manajemen
pada generasi keempat yang juga menekankan pada kualitas. Melalui teori sistem
vang baru, setiap sistem yang menggunakan teori tersebut dipaksa untuk berpikir
secara lebih komprehensif, tidak hanya berorientasi pada tingkatan output saja.

Komponen dampak (impact) berupa dampak langsung maupun tidak


langsung-baik positif maupun negatif dari bekerjanya sebuah sistem Agar sebuah
sistem dapat dinyatakan bekerja dengan baik, maka besaran dan arah dampak harus
dapat diperhitungkan atau diproyeksikan.

Komponen mantaat (benefit) dari sistem berupa nilai tambah (added value)
langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena bekerjanya sistem. Manfaat
yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan dibentuknya sistem yang bersangkutan.
Manfaat langsung dalam bentuk keluaran baik secara kualitas maupun kuantitas dapat
digunakan oleh anggota sistem atau oleh sistem lainnya yang terkait.
Komponen lainnya dari sistem adalah umpan balik (feedback) yang arahnya
lebih kepada internal sistem. Umpan balik merupakan sebuah mekanisme
memberikan masukan balik bagi setiap komponen sistem sehingga keseimmbangan
dan eksistensi sistem dapat terjaga. Sistem yang tidak memiliki mekanisme umpan
balik akan membuatnya cepat usang dan bahkan rusak.

Komponen umpan ke depan (feedforward) dari sistem berupa masukan dari


sistem yang lebih kecil dan lebih rendah kepada sistem vang lebih besar dan lebih
tinggi susunannya. Dalam perkembangan teori sistem, komponen ini relatif baru
sebagai modifikasi dari komponen umpan balik. Apabila umpan balik lebih mengarah
ke dalam sistem (bersifat internal), maka umpan ke depan lebih mengarah ke luar
sistem terulana memberikan masukan bagi sistem lainnya yang lebih besar.

Komponen lingkungan (environment) berupa lingkungan internal dan


lingkungan eksternal dari sebuah sistem. Masuknyaa komponen nilai guna dampak,
manfaat, umpan ke belakang, umpan ke depan dan ingkungan menandai adanya
perkembangan teori sistem dari generasi pertama ke generasi selanjutnya.

3.2 Komponen Sistem Pemerintahan

Komponen masukan (input) dalam sistem pemerintahan berupa orang, uang,


barang, perundang-undangan, kebijakan dan sistem dan prosedur, metode dan lain
sebagainya. Dilihat dari sifatnya, komponen masukan ini dapat dibedakan menjadi
dua macam yakni yang terukur me dan yang tak terukur (tangible) dan tidak terukur
(intangible). Masukan yang terukur umumnya dapat diukur kuantitas maupun
kualitasnya sesuai dengan jenis komponenya. Komponen masukan berupa orang
dapat diukur jumlahnya, kualitas pendidikannya, kualitas kesehatannya dan lain
sebagainya. Pada sisi lain adapula komponen masukan yang bersifat tidak terukur
misalnya suasana kerja, budaya organisasi, isi kebijakan dan lain sebagainya, yang
tidak dapat segera diketahui kuantitas dan kualitasnya, kecuali menggunakan
instrumen yang disiapkan secara khusus untuk mengukurnya.
Komponen proses dalam sistem pemerintahan antara lain berupa proses
pembuatan kebijakan, pembuatan perizinan, pembuatan layanan administras, proses
penyediaan pelayanan dasar (pendidikan kesehatan lapangan pekerjaan fasilitas
umum, ketenteraman dan ketertiban umum) dan lain sebagainya.

Komponen keluaran (output) dari sistem pemerintahan berupa barang dan jasa
publik (public goods) yang menjadi kewajiban negara sebagaimana diperintahkan
oleh konstitusi. Wujudnya dapat berupa layanan pendidikan layanan kesehatan
perizinan layanan administrasi, layanan ketentraman dan ketertiban umum, barang-
barang publik yang disubsidi jalan umum, jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara.
Pada era globalisasi sekarang ini muncul kategori barang publik global (global public
goods), yakni barang yang dibutuhkan oleh seluruh umat manusia, sehingga perlu
dijaga oleh semua bangsa di dunia, terutama oleh para pemerintahnya yang dibentuk
memang untuk melayani kepentingan publik.

Komponen nilai guna (outcome) dari sistem pemerintahan berupa nilai


manfaat berbagai kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah maupun penyediaan
barang-barang publik bagi kepentingan masyarakat luas, yang seharusnya
digambarkan melalui tingkat kepuasan masyarakat. Di sektor swasta, untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap dilakukan survai secara periodik,
tiga bulan sekali, enam bulan sekali atau mungkin satu tahun sekali, tergantung pada
karakteristik barang dan atau jasa yang ditawarkan kepada publik. Di sektor
pemerintah juga sudah dilakukan survai semacam itu meskipun belum sesering di
sektor swasta. Untuk mengetahui dukungan publik terhadap kebijakan publik yang
telah diambil atau penilaian terhadap kepemimpinan presiden dalam kurun waktu
tertentu dilakukan polling.

Komponen dampak (impact) dari ssitem pemerintahan berupa dampak


langsung maupun tidak langsung-baik positif maupun negative - dari pembuatan
kebijakan publik maupun penyediaan barang-barang publik oleh pemerintah, antara
lain berupa terpenuhinya kebutuhan dasar, sehingga tercipta kestabilan nilai tukar
rupiah, tingkat kejahatn yang menurun, dan lain sebagainya.

Komponen manfaat (benefit) dari sistem pemerintahan keuntungan langsung


maupun tidak langsung yang diperoleh karena bekerjanya sistem misalnya
pertumbuhan ekonomi, kestabilan politik, kestabilan keamanan dan lain sebagainya.

Komponen umpan balik (feedback) dari sistem pemerintahan umpan balik


pada internal sistem berupa kritik dari masyarakat, pikiran pembaca yang dimuat
dalam surat kabar, demonstrasi oleh masyarakat, diskusi-diskusi dalam rapat dinas
dan lain sebagainya.

Komponen umpan ke depan (feedforward) dari sistem pemerintahan berupa


umpan ke depan berupa masukan dari sistem yang lebih kecil dan lebih rendah
susunannya kepada sistem yang lebih besar dan lebih tinggi susunannya misalnya dari
pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi kepada pemerintah pusat berjenjang ke
atas mengenai kebijakan publik yang dibuat oleh masing-masing susunan
pemerintahan.

Kompemen lingkungan (environment) berupa lingkungan internal dan


lingkungan eksternal dari sebuah sistem pemerintahan pada masing-masing tingkatan
yang ada.

E. Pustaka Acuan/Bibliografi
Bertalanffy, Ludwig von. General System Theory-Foundations, Develompent,
Applications, (New York: Seventeenth paperback printing, 2009).

Meadows, Donella H, Thinking in Systems, (USA: Vermont, 2008).

Soemarwoto, Otto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta:


Djambatan, 2004).

Sutherland, John W, System-Analysis, Admintration, and Architecture, (Canada: Van


Nostrand Reinhold Company, 1975).

Wasistiono, Sadu, Pengantar Ekologi Pemerintahan, Edisi Revisi, (Bandung:IPDN


PRESS, 2012).

Kamus Bahasa Indonesia-Belanda.

http:/ / en.wikipedia.org.

http:/ / www.dictionary.com.

Anda mungkin juga menyukai