Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Cut Yasmin (105200004)
2. Dahur Rahman (105200010)
3. Yuan Dwifa Agusta (105200015)
4. Alfa Ardian (105200021)
5. Eka Juliana Pratiwi (105200029)
6. Limsu Ready (105200270)
7. Habil Dwi Satria Pamungkas (105200294)
Suatu organisme terdiri dari beberapa sistem organ, sistem organ terdiri atas
organ – organ yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda, sedangkan organ
tersusun oleh ratusan jaringan begitulah susunannya sampai dengan sel sebagai suatu
unit yang sistemik. Demikian merupakan gambaran singkat suatu sistem
pemerintahan dapat dianalogikan sebagai suatu organisme. Sebagai suatu organisme,
tentu suatu pemerintahan sangat berhubungan dengan lingkungan, kelangsungan
hidup organisme akan bergantung pada hubungannya dengan lingkungan dan
bagaimana pengaruh lingkungan terhadapnya. Secara konseptual Ekologi
Pemerintahan merupakan studi ilmiah yang memadukan antara kajian ekologi dengan
ilmu pemerintahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
konsep Ekologi Pemerintahan, pemerintahan sebagai suatu sistem dan pengaruh
faktor - faktor lingkungan terhadap sistem pemerintahan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan komponen pembentuk sistem pemerintahan.
D. Pembahasan
Otto Soemarwoto menjelaskan bahwa "Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus
materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam
ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama
masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik,
keteraturan ekosistem itupun terjaga" (Otto S, 2004:23-24). Selanjutnya Otto
Soemarwoto mengemukakan bahwa "Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem
tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat
statis, melainkan dinamis." (Otto S, 2004:24)
Dalam bahasa lain, keseimbangan dinamis disebut pula sebagai homeostatis.
Menurut Wikipedia" homeostatis adalah: "the property of a system, either open or
closed, that regulates its internal environment and tends to maintain a stable, constant
condition." Mengenai homeostatis, Bertalanffy' mengemukakan bahwa: "It is
therefore important to emphasize that feedback system and homeostatic control are
significant but special class of self-regulating systems and phenomena of adaption
(Bertalanffy, 2009:161).
Untuk menjaga agar sistem pemerintahan tetap seimbang dinamis, perlu dibuat
mekanisme umpan balik (feedback) dan umpan ke depan (feedforward) yang terbuka
dan objektif. Apabila mekanismenya terhambat atau dibuat artifisial, ada
kemungkinan besar sistem akan terganggu, bahkan pada ujungnya dapat membuat
sistem pemerintahan menjadi mandeg atau bahkan kolaps. Pimpinan organisasi
pemerintahan yang sadar sistem akan membuka seluas-luasnya mekanisme umpan
balik supaya dia mendapat informasi yang aktual dan akurat. Mekanisme umpan balik
dapat berupa penyediaan kotak saran, melalui rapat, membuka jejaring sosial terbatas
dan berbagai cara lainnya.
Dari definisi sistem yang dikutip dari berbagai sumber diperoleh pemahaman hawa
sistem dapat dilihat secara hierarkis maupun secara fungsional Selain itu, dibedakan
pula antara sistem yang bersifat tertutup serta sistem yang bersifat terbuka. Berkaitan
dengan pandangan mengenai sistem secara hierarkis, maka sistem itu akan terdiri dari
bagian-bagian, subsistem atau sistem yang lebih kecil berjenjang kearah yang lebih
besar dalam susunan hierarkisnya. Pandangan mengenai sistem secara hierarki telah
pula dibahas oleh Sutherland", yang juga mengutip pandangannya Herbert Simon.
Simon menggambarkan ada empat hierarki sistem yang saling terkait Pertama, mulai
dari yang terkecil seperti molekul, yang di dalamnya terdapat inti atom, nukleus, dan
elektron. Kedua, hierarki penting lainnya mulai dari organisme hidup ke jaringan otot
dan organ, pada sel, molekul makro dan seterusnya. Ketiga, perpaduan hierarki genus
dan kromosom ke DNA (deoxyribonucleic acid). Keempat, hierarki yang berasal dari
komunitas manusia ke organisasi, ke kelompok kecil. sampai ke orang sebagai bagian
makhluk hidup (Shuterland, 1975:11)".
Tipe kedua, adalah sebuah sistem dengan komponen-komponen yang tidak dapat
diasumsikan secara penuh dihambat oleh unit-unit yang lebih tinggi, atau beberapa
hierarkis pada berbagai aras tidak terhubungkan oleh rantai komando atau
komunikasi. Setiap sistem terikat pada dunia sosial. Tipe kedua ini oleh Arthur
Koestler disebut sebagai holarchies. Dilihat dari sistem pemerintahan, tipe kedua ini
terdapat pada negara- negara persemakmuran (commonwealth countries), atau
asosiasi beberapa negara ASEAN di Asia Tenggara, karena masing-masing negara
masih berdaulat secara penuh. Mereka membangun hubungan yang lebih intensif baik
secara bilateral maupun multilateral karena adanya berbagai alasan antara lain karena
kesamaan sejarah (misalnya sama-sama bekas jajahan Inggris), atau karena adanya
kesepakatan untuk menangani urusan bersama tanpa adanya intervensi terhadap
masalah dalam negeri masing- masing anggota. Hubungan antaranggota menjadi
sangat longgar.
Tipe ketiga, oleh Sutherland disebut sebagai neogenetic hierarchy. yakni satu
komponen pada tingkatan tinggi dikembangkan dan komponen-komponen yang lebih
rendah tingkatannya. Hierarki ini biasanya digunakan di dunia biologi. Dalam sistem
pemerintahan, tipe ketiga ini digunakan pada negara-negara berbentuk federasi,
karena kedudukan negara bagian atau provinsi sangat kuat dihadapan pemerintah
federalnya. Negara bagian atau provinsi dari negara federal semula adalah negara
yang berdaulat penuh yang kemudian secara sukarela bergabung menjadi bagian dari
sebuah negara federal. Kekuasaan yang dimiliki oleh negara bagian sangat luas, di
luar kekuasaan yang secara sukarela telah diserahkan untuk dikelola oleh pemerintah
federal.
Tipe keempat, oleh Sutherland disebut sebagai "the identity hierarchy", yakni
sesuatu yang mempunyai sifat khusus, yakni pergantian sebuah hierarki pada tingkat
tinggi secara sederhana menjadi bagian dari jumlah komponen-komponen yang lebih
rendah tingkatannya yang menjadi liputannya. Dalam sistem pemerintahan, bentuk ini
nampak pada asosiasi beberapa negara seperti European Union (EU), karena mereka
membuat berbagai kesepakatan dalam bidang politik dan ekonomi - misalnya
mengenai penggunaan mata uang bersama, sistem keamanan bersama secara sukarela.
Pimpinan sekretariatnya yang berfungsi sebagai eksekutif untuk kepentingan bersama
dijabat secara bergiliran dari masing-masing negara.
Subsistem dalam sistem yang dilihat secara hierarkis pada dasarnya adalah juga
sebuah sistem yang bulat dan utuh. Pemerintah sebagai badan atau orang yang
menjalankan pemerintahan, maupun pemerintahan sebagai fungsi dan kegiatan
berpemerintahan adalah sebuah sistem. Sebagai contoh pada sistem pemerintahan di
Indonesia dapat dilihat hubungannya secara hierarkis sebagai berikut. Dilihat secara
hierarkis, sistem pemerintahan di Indonesia terdidri dari:
Selain secara hierarkis, sistem dapat pula dilihat secara fungsional. Komponen-
komponen sistem dilihat secara fungsional meliputi:
1. Masukan (input);
2. Proses (process);
3. Keluaran (output):
4. Nilai guna (outcome);
5. Dampak (impact);
6. Manfaat (benefit);
7. Umpan balik (feedback);
8. Umpan ke depan (feedforward);
9. Lingkungan (environment).
Komponen input kedua yakni "money" diartikan sebagai dan atau Anggaran
yang diperlukan untuk menggerakkan sistem, baik untuk membayar penghasilan
orang yang bekerja menjalankan sistem, untuk membangun sesuatu yang baru
ataupun untuk membeli barang dan atas jasa yang diperlukan untuk menggerakkan
sistem. Dana ini merupakan bahan bakar agar sistem dapat bekerja, meskipun penting
tetapi dana bukan segala-galanya, karena kemajuan sistem sangat tergantung pada
gagasan dari orang-orang yang berada di balik sistem.
Komponen sistem yang ketiga adalah keluaran (output), yakni produk yang
dihasilkan dari proses. Pada tingkatan sistem yang ketujuh dan kedelapan menurut
pandangan Bertalanfly, yakni manusia dan sistem sosio-cultural, wujud keluarannya
dapat berupa barang dan atau jasa ataupun bangunan fisik. Pada tingkatan sistem
yang lebih rendah, maka keluaran sistemnya juga lebih rendah dan lebih sederhana
kualitasnya. Pada contoh SMA, maka kinerja sistem pendidikan SMA bukan berhenti
pada % lulusan, tetapi berapa banyak lulusan sebuah SMA yang diterima di
perguruan tinggi terkenal di dalam dan di luar negeri.
Komponen nilai guna (outcome) dari sistem berupa nilai manfaat dari
keluaran sebuah sistem bagi sistem lainnya. Tekanan nilai guna lebih pada kualitas
dibandingkan kuantitasnya Hal ini sejalan dengan perkembangan teori manajemen
pada generasi keempat yang juga menekankan pada kualitas. Melalui teori sistem
vang baru, setiap sistem yang menggunakan teori tersebut dipaksa untuk berpikir
secara lebih komprehensif, tidak hanya berorientasi pada tingkatan output saja.
Komponen mantaat (benefit) dari sistem berupa nilai tambah (added value)
langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena bekerjanya sistem. Manfaat
yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan dibentuknya sistem yang bersangkutan.
Manfaat langsung dalam bentuk keluaran baik secara kualitas maupun kuantitas dapat
digunakan oleh anggota sistem atau oleh sistem lainnya yang terkait.
Komponen lainnya dari sistem adalah umpan balik (feedback) yang arahnya
lebih kepada internal sistem. Umpan balik merupakan sebuah mekanisme
memberikan masukan balik bagi setiap komponen sistem sehingga keseimmbangan
dan eksistensi sistem dapat terjaga. Sistem yang tidak memiliki mekanisme umpan
balik akan membuatnya cepat usang dan bahkan rusak.
Komponen keluaran (output) dari sistem pemerintahan berupa barang dan jasa
publik (public goods) yang menjadi kewajiban negara sebagaimana diperintahkan
oleh konstitusi. Wujudnya dapat berupa layanan pendidikan layanan kesehatan
perizinan layanan administrasi, layanan ketentraman dan ketertiban umum, barang-
barang publik yang disubsidi jalan umum, jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara.
Pada era globalisasi sekarang ini muncul kategori barang publik global (global public
goods), yakni barang yang dibutuhkan oleh seluruh umat manusia, sehingga perlu
dijaga oleh semua bangsa di dunia, terutama oleh para pemerintahnya yang dibentuk
memang untuk melayani kepentingan publik.
E. Pustaka Acuan/Bibliografi
Bertalanffy, Ludwig von. General System Theory-Foundations, Develompent,
Applications, (New York: Seventeenth paperback printing, 2009).
http:/ / en.wikipedia.org.
http:/ / www.dictionary.com.