Anda di halaman 1dari 14

SISTEM SOSIAL

Outline presentase:
1. Pengertian sistem
2. Karakteristik teori sistem umum
3. Fungsionalisasi Struktural Talcot Parson
4. Struktur Sistem Tindakan Menurut Skema AGIL
5. Pengertian sistem sosial
6. Evolusi sistem sosial
Pengertian Sistem
 Menurut Nisjar dan Winardi (1997), sistem adalah suatu keseluruhan yang
kompleks, yang terintegrasi, yang dicirikan oleh elemen-elemen yang saling
berinteraksi yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan tertentu.

 Menurut Buckley (1967), sebuah sistem dideskripsikan sebagai susunan


elemen-elemen yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan di
dalam jaringan kausal sedemikian rupa sehingga masing-masing elemen
dikaitkan dengan setidaknya beberapa elemen lain dalam cara yang kurang
lebih stabil di dalam periode waktu tertentu.

 Menurut Ludwig Von Bertalanfy (1956), a system is complexes of elements


standing in interaction.

 Menurut Ackoff (), a system is any entity conceptual or physical which


consist of interdependent parts.
Karakteristik Teori Sistem Umum
1. Keseluruhan (holism). Elemen-elemen sistem merupakan
sesuatu kesatuan yang utuh, yang tidak terpisah satu dengan
yang lainnya.

2. Mencapai tujuan (goal seeking). Semua elemen sistem saling


berinteraksi untuk mencapai tujuan serta menciptakan
keseimbangan dengan lingkungannya.

3. Masukan dan keluaran (input dan output). Sistem memiliki


input yang akan diproses menjadi output.

4. Enteropi. Sebuah sistem akan dihadapkan pada suatu kondisi


yang mengancam kelangsungan hidupnya.

5. Transformasi (transformation). Setiap sistem memiliki elemen


proses yang berfungsi mengubah input menjadi output dengan
teknik, dan metode yang khas.
Karakteristik Teori Sistem Umum
6. Regulasi (regulation). Setiap sistem memiliki banyak elemen
yang diatur dengan aturan dan metode tertentu sehingga
dapat bekerja secara selaras untuk mencapai tujuan tertentu.

7. Hierarkhi sistem. Setiap sistem memiliki elemen-elemen


besar dan kecil yang tampak dalam struktur formalnya.

8. Diferensiasi elemen/subsistem. Sistem memiliki spesialisasi


tugas/fungsi yang berbeda namun tetap sebagai satu
kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan.

9. Ekuifinalitas. Suatu hasil di dalam sistem dapat dicapai dari


berbagai aspek namun pada akhirnya berusaha untuk
mencari arah keseimbangan.
Fungsionalisasi Struktural Talcot Parson
 Suatu fungsi adalah “kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan
kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.” (Rocher, 1975).

 Berdasarkan definisi ini, menurut Parson ada 4 fungsi penting yang diperlukan
oleh semua sistem tindakan yang terkenal dengan skema AGIL.

 Menurut Parson, agar tetap bertahan (survive) suatu sistem harus memiliki 4
fungsi yaitu:
1. Adaptation (adaptasi). Sebuah sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

2. Goal attainment (pencapaian tujuan). Sebuah sistem harus mendefinisikan dan


mencapai tujuan utamanya.

3. Integration (integrasi). Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-


bagian yang menjadi komponennya, dan harus mengelola antar hubungan ketiga
fungsi penting lainnya (A,G,I, L).

4. Latency (latensi atau pemeliharaan pola). Suatu sistem harus memperlengkapi,


memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural
yang menciptakan dan menopang motivasi.
Fungsionalisasi Struktural Talcot Parson (lanjutan)
 Parson menemukan jawaban problem di dalam fungsionalisme struktural dengan
asumsi bahwa:

1. Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.

2. Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan diri atau


keseimbangan.

3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur.

4. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk-bentuk bagian lain.

5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.

6. Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk
memelihara keseimbangan sistem.

7. Sistem cenderung menuju ke arah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi


pemeliharaan batas dan hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan
sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan mengendalikan
kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam.
Struktur Sistem Tindakan Menurut Skema AGIL

 Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang


melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri
dengan dan mengubah lingkungan eksternal.

 Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan


dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber
daya yang ada untuk mencapainya.

 Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan


mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.

 Sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola


dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang
memotivasi mereka untuk bertindak.
Pengertian Sistem Sosial
 Menurut Talcott Parson (1951), sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor-
aktor individual yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-
kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, aktor-aktor yang
mempunyai motivasi dalam arti mempunyai kecenderungan untuk
“mengoptimalkan kepuasan” yang hubungannya dengan situasi mereka
didefinisikan dan dimediasi dalam sistem simbol bersama yang
terstruktur secara kultural.

 Konsep-konsep kunci dari definisi ini adalah aktor, interaksi, lingkungan,


optimalisasi, kepuasan dan kultur.

 Dalam analisisnya tentang sistem sosial, Parson tertarik pada komponen-


komponen strukturalnya.

 Pusat perhatian Parson tidak hanya status peran, tetapi juga komponen
sistem sosial berskala luas seperti kolektivitas, norma dan nilai.

 Namun dalam analisisnya mengenai sistem sosial, Parson bukan


semata-mata sebagai seorang strukturalis, tetapi juga sebagai
fungsionalis.
Pengertian Sistem Sosial (lanjutan)
 Loomis dan Beegle (1957) menentukan sistem sosial pada dua tingkat yang
berbeda. Pada tingkat pertama, sistem sosial adalah suatu struktur interaktif
yang konkrit seperti suatu komunitas pertanian, keluarga, jemaat gereja
atau perkumpulan komunitas lainnya, yang mengatur dan memelihara
interaksi di antara para anggotanya. Pada tingkat kedua, sistem sosial
adalah suatu unit abstrak yang di dalammya pola-pola hubungan terjadi
secara turun temurun dan dari daerah ke daerah.

 Dengan kata lain, sistem sosial “disusun dari interaksi-interaksi dan faktor-
faktor budaya yang membentuk interaksi-interaksi ini.” (Loomis dan Beegle,
1957).

 Salah satu unsur penting dari suatu sistem sosial adalah keberadaan
norma-norma yang merupakan aturan-aturan atau standar-standar yang
memandu dan menentukan apa yang dapat atau tidak dapat diterima
secara sosial, dan sebagai standar untuk menentukan apa yang benar dan
salah atau yang baik dan buruk dalam situasi-situasi tertentu ((Loomis dan
Beegle, 1957).
Persyaratan Fungsional Dari Sistem Sosial
 Parson menjelaskan beberapa persyaratan fungsional dari sistem sosial
yaitu:

1. Sistem sosial harus terstruktur (ditata) sedemikian rupa sehingga bisa


beroperasi dalam hubungan yang harmonis dengan sistem lainnya.
2. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sistem sosial harus mendapat
dukungan yang diperlukan dari sistem lain.

3. Sistem sosial harus mampu memenuhi kebutuhan para aktornya dalam


proporsi yang signifikan.
4. Sistem harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para
anggotanya.

5. Sistem sosial harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi


mengganggu.
6. Bila konflik akan menimbulkan kekacauan, itu harus dikendalikan.
7. Untuk kelangsungan hidupnya, sistem sosial memerlukan bahasa.
Masyarakat Sebagai Sistem Sosial
 Meskipun pemikiran tentang sistem sosial meliputi semua jenis kehidupan
kolektif, satu sistem sosial khusus dan yang sangat penting adalah
masyarakat yakni “kolektivitas yang relatif mencukupi kebutuhannya
sendiri, anggotanya mampu memenuhi seluruh kebutuhan kolektif dan
individualnya dan hidup sepenuhnya di dalam kerangkanya sendiri
(Rocher, 1975).

 Parson membedakan antara 4 struktur atau subsistem dalam masyarakat


menurut fungsi AGIL yang dilaksanakan masyarakat itu yaitu:
1. Ekonomi adalah subsistem yang melaksanakan fungsi masyarakat dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan melalui tenaga kerja, produksi
dan alokasi.
2. Pemerintah (sistem politik) melaksanakan fungsi pencapaian tujuan
dengan mengejar tujuan-tujuan kemasyarakatan dan memobilisasi aktor
dan sumber daya untuk mencapai tujuan.
3. Sistem fiduciary (misalnya di sekolah, keluarga) menangani fungsi
pemeliharaan pola (latensi) dengan menyebarkan kultur (norma dan nilai)
kepada aktor sehingga aktor menginternalisasikan kultur itu.
4. Fungsi integrasi dilaksanakan oleh komunitas kemasyarakatan (contoh,
hukum) yang mengkoordinasikan berbagai komponen masyarakat
(Parson dan Platt, 1973).
Evolusi Sistem Sosial
 Luhman membahas evolusi yang melibatkan tiga mekanisme yaitu: variasi,
seleksi dan stabilisasi.

 Variasi adalah proses trial and error. Jika sebuah sistem menghadapi
problem yang unik, suatu variasi solusi mungkin akan berkembang untuk
menangani gangguan lingkungan. Beberapa dari solusi ini akan berhasil,
dan yang lainnya mungkin tidak.

 Seleksi atas solusi tertentu bukan berarti bahwa yang dipilih adalah solusi
terbaik. Ini mungkin berarti bahwa solusi tertentu adalah yang paling mudah
untuk menstabilkan atau untuk mereproduksi struktur yang stabil dan
tahan lama.

 Dalam sistem sosial, stabilisasi ini biasanya menyangkut jenis diferensiasi


baru yang memerlukan penyesuaian dari semua bagian sistem kepada
solusi baru. Proses evolusioner akan mencapai akhir temporer hanya ketika
stabilisasi telah selesai.
Evolusi Sistem Sosial (lanjutan)
 Masyarakat modern berhadapan dengan meningkatnya kompleksitas
lingkungannya melalui proses diferensiasi.

 Diferensiasi menghasilkan peningkatan kompleksitas sistem dan membuat lebih


mampu merespons lingkungan dan lebih cepat evolusinya.

 Luhman mengidentifikasi 4 bentuk diferensiasi yaitu:


1. Segmentasi – membagi bagian-bagian dari sistem berdasarkan kebutuhan untuk
memenuhi fungsi-fungsi yang identik terus menerus. Misalnya, pabrik mobil di
lokasi A diorganisasi, memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan lokasi
lainnya yaitu membuat mobil.

2. Stratifikasi – diferensiasi vertikal berdasarkan urutan atau status dalam sistem


sebagai hierarki. Setiap urutan atau status dalam hierarki memenuhi fungsi
khusus di dalam sistem.

3. Pusat pinggiran – adalah kaitan antara diferensiasi segmentasi dengan stratifikasi


(Luhman, 1997). Misalnya, beberapa perusahaan mobil membangun pabrik di
negara lain. Meski demikian, kantor pusatnya tetap di pusat, berkuasa dan pada
tingkat tertentu mengontrol pabrik-pabrik di pinggiran.
Evolusi Sistem Sosial (lanjutan)
4. Fungsional adalah bentuk diferensiasi paling kompleks dan mendominasi
masyarakat modern. Setiap fungsi di dalam sistem dianggap berasal dari
unit tertentu. Misalnya, pabrik mobil mempunyai departemen yang
berbeda secara fungsional seperti produksi, administrasi, akuntansi,
perencanaan dan personalia.

 Diferensiasi ini lebih fleksibel, tetapi jika satu sistem gagal untuk
memenuhi tugasnya, maka seluruh sistem akan mengalami kendala
besar untuk bertahan, bahkan mungkin keruntuhan.

 Diferensiasi ini adalah campuran kompleks dari interdependensi dan


independensi. Misalnya, devisi perencanaan tergantung pada devisi
akuntansi untuk data ekonomi. Selama data akurat maka devisi
perencanaan dapat mengabaikan cara akuntan menghasilkan data.

 Karena Luhman membayangkan masyarakat sebagai sistem yang serba


meliputi (all-encompassing), sistem dunia, maka ia hanya dapat diamati
dari dalam sistem itu. Tidak ada sistem fungsional yang memiliki
perspektif yang benar. Semua perspektif adalah sah. Cara yang sah
untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat adalah membaca
koran, buku, menonton televisi atau berbicara dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai