Sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu Systema yang mempunyai pengertian; 1. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. 2. Hubungan yang berlangsung di antara satuan- satuan atau komponen secara teratur. Secara bebas dapat diartikan bahwa sistem adalah himpunan dan bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan barsama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks. Istilah sistem mempunyai banyak pengertian; Pertama; mengandung pengertian sebagai himpunan benda-benda yang saling bergantungan satu sama lainnya, misalnya hubungan antara platina, karburator, busi dan bensin pada kendaraan bermotor. Kedua; sistem yang menunjuk pada hubungan organ tubuh manusia, misalnya sistem syaraf. Ketiga; sebagai himpunan unsur-unsur kebudayaan, yaitu himpunan gagasan (ide), perasaan dan karsa yang terorganisir. Keempat; sebagai cara atau metode tertentu yang biasanya dipergunakan dalam rangka memecahkan masalah tertentu yang berhubungan dengan pembuktian suatu hipotesis. Misalnya metode penelitian dengan sistem wawancara, observasi, angket dan lain-lain. Kelima; mengandung pengertian struktur atau skematika, pengelompokan, dan sebagainya. Misalnya pengorganisasian (pembagian kerja dalam suatu organisasi). Arti penting mempelajari sistem adalah dalam rangka pemecahan masalah yang rumit, luas dan saling bergantungan satu sama lainnya. Menurut Alvin L. Bertrand (1980), suatu sistem sosial paling tidak harus terdapat: 1. Dua orang atau lebih 2. Terjadi interaksi antar mereka 3. Mempunyai tujuan, dan 4. Memiliki struktur, simbol dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya. 5. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), inti dari setiap sistem sosial adalah selalu ada hubungan timbal balik yang konstan. Misalnya apa yang terjadi kemarin merupakan perulangan dari yang sebelumnya, dan besok akan diulang kembali dengan cara yang sama. B. Unsur-unsur Sistem Sosial Menurut Alvin L. Bertrand (1980), ada sepuluh unsur; 1.Keyakinan, dianggap sebagai pedoman dalam melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam kehidupan kelompok sosial dalam masyarakat. Biasanya digunakan dalam kelompok masyarakat yang masih terbelakang pengetahuannya. Misal, menilai berbahaya atau tidak dalam menerima anggota baru, berdasarkan kekuatan keyakinan. 2. Perasaan (sentimen), Suatu keberhasilan suatu sistem juga tergantung bagaimana perasaan para anggotanya secara umum. Jika di dalam suatu sistem terdapat banyak anggota saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara satu sama lainnya, maka bisa diketahui bahwa hubungan kerja samanya tidak akan berhasil dengan baik. 3.Tujuan, sasaran atau cita-cita, pedoman bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai secara efektif. 4.Norma, dianggap paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia. Apabila tingkah laku seseorang dipandang wajar dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kelompoknya, maka interaksi dalam kelompok tersebut akan berlangsung dengan wajar sesuai dengan ketetapan-ketetapan bersama. 5. Status dan peranan, suatu penampilan peranan status (status-role performance) adalah proses penunjukan atau penampilan dari status dan peranan sebagai unsur struktural di dalam sistem sosial. 6. Tingkatan atau pangkat (rank), berfungsi menilai perilaku- perilaku anggota kelompok. Dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan yang sesuai dengan prestasi-prestasi yang dicapai. 7. Kekuasaan atau pengaruh (power), merupakan patokan bagi para anggota suatu kelompok atau organisasi dalam menerima berbagai perintah dan tugas. 8. Sanksi, agar pelanggarnya dapat merubah perilakunya ke arah yang lebih baik sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. 9. Sarana dan fasilitas, sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari sistem sosial. 10. Tekanan ketegangan (Stree-strrain), suatu sistem sosial yang dapat hidup secara terorganisir tergantung pada sedikit banyaknya unsur tekanan kegiatan bagi anggota-anggota kelompok sehubungan dengan usaha pencapaian tujuan-tujuan dari kelompok tersebut. C.Kehidupan Masyarakat Merupakan Sistem Sosial Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem sosial oleh karena di dalamnya masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Ada beberapa ciri-ciri kehidupan masyarakat (kolektif) yang menunjuk pada unsur-unsur sistem sosial, yaitu Pertama; adanya pembagian kerja, Kedua; adanya ketergantungan antar individu, Ketiga; adanya kerja sama, Keempat; adanya komunikasi dua arah (kerja sama), Kelima; adanya perbedaan-perbedaan fungsi antar individu. Menurut Ankie M.M. Hoogvelt (1985), bahwa masyarakat sebagai suatu tipe sistem sosial dapat dianalisis dari empat fungsinya yang diperlukan, yaitu: 1. Fungsi pemeliharaan pola, fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kultural. Person menyebut bahwa fungsi ini sebagai fungsi latency, yakni fungsi suatu sistem untuk memelihara agar para aktor atau unit- unit dalam suatu sistem menampilkan kualitas kebutuhan, keahlian dan kualitas lainnya yang tepat guna sehingga memungkinkan konflik dan ketegangan internal tidak sampai berkembang ke tingkat yang merusak keutuhan sistem. 2. Fungsi integrasi, fungsi ini mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari suatu sistem sosial, khususnya berkaitan dengan kontribusi unit-unit terhadap keseluruhan sistem. 3. Fungsi pencapaian tujuan, fungsi ini mengatur hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kepribadian. Tercermin dalam bentuk penyusunan skala prioritas dari segala tujuan yang hendak dicapai dan penentuan bagaimana suatu sistem memobilisasi sumber daya serta tenaga yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut. 4.Fungsi adaptasi, menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub- sistem organisme tindakan dan dengan alam fisiko-organik. Secara umum fungsi ini menyangkut kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Dalam pelaksanaan fungsi ini, teknologi sangat penting peranannya. Dalam analisis fungsional, Duncan Mitchel (1984) mengutip pendapat Emmet, dikatakan bahwa konsep fungsi itu boleh dipakai apabila: a. Yang dikaji itu dianggap sebagai satu sistem yang secara keseluruhan merupakan satu unit; b. Unit itu mesti tersusun sebagai satu kompleks terdiri dari bagian-bagian yang berbeda hingga kita dapat membicarakan hubungan antar satu bagian dengan keseluruhan; c. Dapat ditunjukkan bahwa bagian-bagian ini adalah unsur-unsur yang membantu terwujudnya maksud keseluruhannya; ataupun jika keseluruhan itu tidak didirikan untuk memenuhi sesuatu maksud, dapat ditunjukkan bahwa bagain-bagian itu menolong memelihara keseluruhannya dalam keadaan berlanjut atau kekal.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu