Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL


SEBAGAI ALAT ANALISA

A. Teori AGIL Talcott Parsons

Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah suatu sistem

sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan

dan saling menyatu dalam kesimbangan. Perubahan yang terjadi satu

bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.1 Masyarakat

dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh struktur sosialnya terintegrasi

menjadi satu, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda tapi

saling berkaitan dan menciptakan konsensus dan keteraturan sosial serta

keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan

internal dan eksternal dari masyarakat.2

Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme

struktural adalah setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku

fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka

struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinnya

Teori ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa

terhadap sistem lain. Karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu

peristiwa atau suatu sistem dalam beroperasi menentang fungsi-fungsi

1
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda ( Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada).,21.
2
George Ritzer dan Gouglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2007).,118

21
22

lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini

beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional

bagi masyarakat.

Talcott Parsons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis.

Ada beberapa perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya.

Pada bagian ini membahas karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme

Struktural. Talcott Parsons terkenal dengan empat imperatif fungsional

bagi sistem tindakan yaitu skema AGIL. AGIL, fungsi adalah suatu

gugusan aktivitas yang di arahkan untuk memenuhi satu atau beberapa

kebutuhan sistem. Parsons menyakini bahwa perkembangan masyarakat

berkaitan erat dengan perkembangan keempat unsur subsistem utama yaitu

kultural (pendidikan), kehakiman (integrasi), pemerintahan (pencapaian

tujuan) dan ekonomi (adaptasi)3

Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat

imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem

adaptasi (A/adaptation), (Goal attainment/pencapaian tujuan), (integrasi)

dan (Latency) atau pemeliharaan pola. Secara bersamasama, keempat

imperatif fungsional tersebut di sebut dengan skema AGIL. Agar bertahan

hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut4:

3
J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:
Prenada Media, 2004),.350
4
George Ritzer, Edisi terbaru Teori Sosiologi,(Yogyakarta: Kreasi Wacana,2004),256
23

a. Adaptasi, sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang

dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan dengan kebutuhankebutuhannya.

b. Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan

tujuan utamannya.

c. Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagianbagian yang

menjadi komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga

imperatif fungsional tersebut (A,G,L).

d. Latency (pemeliharaan pola), sistem harus melengkapi, memelihara

dan memperbaharui motivasi individu dan polapola budaya yang

menciptkan dan mempertahankan motivasi tersebut.

Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua

level sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem

tindakan maka akan menjabarkan cara parsons menggunakan AGIL.

Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi

adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem

kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan

tujuan sistem dan memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk

mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi integrasi dengan

mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya , sistem

kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma

dan nilai- nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak5

5
Ibid., 257
24

Desain skema AGIL parsons di gunakan semua tingkat dalam

sistem teorinya. Dalam bahasa tentang empat sistem tindakan parsons

menggunakan skema AGIL.

Organisme prilaku :Adalah sistem tindakan yang melaksanakan

fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengibah

lingkungan eksternal.

Sistem kepribadian :Melaksanakan fungsi pencapain tujuan dengan

menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang ada untuk

mencapainya.

Sistem sosial :Menanggulangi fungsi integrasi dengan

mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponenya.

Sistem structural :Melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan

menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotifasi mereka

untuk bertindak.

Teori structural menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu

struktur. Setiap struktur menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu

struktur (mikro seperti persahabatan, organisasi dan makro seperti

masyarakat) akan tetap ada sepanjang ia memiliki fungsi. Konsep

Pemikiran Teori Fungsionalisme Struktural dipengaruhi oleh adanya

asumsi kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur

sosial tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.

Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa

masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan


25

nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan

mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang

sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu

keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan kumpulan

sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling

ketergantungan.

Asumsi teori structural fungsional

a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang

tersetruktur secara relatif mantab dan stabil.

b. Elemen- elemen tersetruktur tersebut terintegrasi dengan baik.

c. Setiap elemen dan truktur memiliki fungsi, yaitu memberikan

sumbangan pada bertahanya struktur itu sebagai suatu sistem.

d. Setiap struktur yang fungsional di landaskan pada suatu

konsensus nilai diantara para anggotanya.

Bedasarkan pandangan teori structural fungsional dapat di lihat

sebagai elemen dalam masyarakat seperti juga orang lain sebagai elemen

dalam masyarakat: seperti juga orang lain sebagai elemen masyarakat.

Jaringan hubungan antara anda dan orang-orang lain yang terpola dilihat

sebagai masyarakat. Jaringan hubungan yang terola tersebut

mencerminkan struktur elemen- elemen yang relatife mantap dan stabil6.

Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif.

6
Damsar dan indrayani pengantar sosiologi ekonomi (jakarta: Kencana,prenadamedia,2009),49-54.
26

Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons

dan dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu

bersifat empiris, positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan

manusia itu bersifat voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan

pada dorongan kemauan, dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang

disepakati. Tindakan individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih

sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu dipengaruhi oleh lingkungan

atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan oleh nilai

dan norma.

Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwa tindakan

individu manusia itu diarahkan pada tujuan. Di samping itu, tindakan itu

terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur

lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu, secara

normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan

tujuan. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tindakan itu

dipandang sebagai kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar, yang

unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma.

Teori AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan

Latency), yang diperkenalkan oleh Talcott Parsons, jika di korelasikan

dengan fenomena yang di teliti bahwa adanya sebuah keluarga yang dapat

dianggap sebagai contoh dari kelompok kecil dalam sistem sosial.di mana

Keluarga memiliki berbagai fungsi penting yang menentukan kualitas

kehidupan baik kehidupan individu, keluarga, maka ini sesuai dengan


27

kesejahteraan ekonomi dalam keluarga Petani di Desa Payaman, karena di

dalam Keluarga Petani juga mempunyai anggota di mana setiap anggota

mempunyai peran dan fungsi berbeda dalam mencapai sebuah tujuan di

dalam keluarga Petani.

B. Perubahan Sosial

1. Sekilas Tentang Teori Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk didalmnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola

perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi, dan sosiologi telah mencoba

untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-

perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan

terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan segala wajar yang

timbul dari pergaulan hidup manusia.

Ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena

adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan

keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur

geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian, ada pula yang

berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non

periodik.7 Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa

perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian.

7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, Cet 43, 2010, hlm. 263
28

Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk

mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap

dalam perubahan-perubahan sosial yang tidak akan berhasil dengan baik.

Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan

sosial tersebut. Akan tetapi, perubahan-perubahan tetap ada dan yang

paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus

dipelajari karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu

generalisasi8.

Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial

primer yang meneyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-

kondisi ekonomis, teknologis, geografis, geografis, atau biologis

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek

kehidupan sosial lainnya (William F. Ogburn menekankan pada kondisi

tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-

perubahan sosial.9 Salah satu teori perubahan sosial yang memiliki konsep

seperti ini adalah teori evolusi.

Teori Evolusi ( Evolution Theory )

Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan

proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa

tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

8
Pitirim A. Sorokin, Contemporary Sociologial Teories, (New York: Harper and Brothers,
1928),.739
9
Phil.Astrid S.Susanto,Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial,(Jakarta:Bina
Cipta,1983),.165-166
29

Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan

ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution,

universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

a. Unilinear Theories of Evolution

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk

kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-

tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan

akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan

Herbert Spencer. Termasuk pendukung teori ini adalah Pitirim A. Sorokin

yang pernah pula mengemukakan teori dinamika sosial dan kebudayaan.

Sorokin menyatakan bahwa masyarakaat berkambang melalui tahap-tahap

yang masing-masing didasarkan pada sistem kebenaran. Dalam tahap

pertama dasarnya kepercayaan, tahap kedua indra manusia dan tahap

terakhir dasarnya adalah kebenaran10.

b. Universal Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu

melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah

mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip

teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari

kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

c. Multilined Theories of Evolution


10
Pitirim A. Sorokin, Sicial and Culture Dinamics, (Pargent, Boston, 1957),.
30

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap

perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan

penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu

ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan

pengairan.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan

dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah

sebagai berikut.

Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam

masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.

Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya

tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui

tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya, dengan kata

lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kelompok masyarakat yang

justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini.

Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada

puncaknya, ketika masyarakat telah mencapai kesejahteraan dalam arti

yang seluas-luasnya. Pandangan seperti ini perlu ditinjau ulang, karena

apabila perubahan memang merupakan sesuatu yang konstan, ini berarti

bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir.


31

2. Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.

Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu:

kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat.

Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering

mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan

dengan perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung

dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan.

Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas,

maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan

perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.

Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas. Sudah barang

tentu ada unsur-unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat,

tetapi perubahan-perubahan dalam kebudayaan tidak perlu mempengaruhi

sistem sosial. Seoang sosiolog akan lebih memperhatikan perubahan

kebudayaan yang bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial, serta

mempengaruhinya. Pendapat tersebut dapat dapat dikembalikan pada

pengertian sosiolog tersebut tentang masyarakat dan kebudayaan.

Masyarakat menurut Kingsley Davis, adalah sistem hubungan

dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan

antara sel-sel. Kebudayaan dikatakannya mencakup segenap cara berpikir

dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat

komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolisdan bukan


32

karena warisan yang berdasarkan keturunan. Apabila diambil dari definisi

kebudayaan dari Taylor yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu

kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia

sebagai warga masyarakat, perubahan-perubahan kebudayaan merupakan

setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.

Sebenarnya didalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah

untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan

perubahan kebudayaan karena tidak ada masyarakat yang tidak

mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada masyarakat yang tidak

mempunyai kebudayaan yang tidak terjelmadalam suatu masyarakat.

Dengan demikian walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan anatara

pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, didalam kehidupan

nyata, garis pemisah tersebut sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas

adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu

aspek yang sama, yaitu kedua bersangkut-paut dengan suatu penerimaanan

cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam suatu cara masyarakat

mempenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Penjelasan ini lebih menegaskan

lagi, tetapi kesukaran kita meletakkan garis pemisah antara perubahan

sosial dan perubahan kebudayaan.

Proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya

ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut.


33

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena

setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara

lambat atau secara cepat. Proses perubahan dari waktu ke

waktu di desa payaman sudah terjadi dari 20 tahun yang lalu,

masyarakat yang dulunya bekerja sebagai petani sekarang

pekerjaan masyarakat di desa Payaman sudah bervariasi sperti

guru, tukang jahit, dan wirausahawan.

b. Perubahan yang terajdi pada lembaga kemasyarakatan tertentu,

akan diikuti dsengan perubahan-perubahan pada lembaga-

lembaga sosial lainnya. Karena lembaga-lembaga sosial tadi

sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi

perubahan pada lembaga-lembaga sosial tetentu saja. Proses

awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata

rantai. ketika perubahan dalam bidang ekonomi terjadi, maka

terjadi pula dibidang lain misalnya ketika ekonomi keluarga

mengalami peningkat maka akan terjadi peningkatan status

misalnya bu yulianti yang menyekolahkan anaknya ke

perguruan tinggi karena ingin status anak dan keluarga juga

turut meningkat, dan gaya hidup pun juga turut meningkat

seperti handphone sebagai alat komunikasi yang digunakan

setiap hari tetapi juga bisa buat meningkatkan status.

c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya

mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena


34

berada didalam proses penyesuaian diri. Diorganisasi akan

diikuti oleh suatau reorganisasi yang mencakup pemantapan

kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. di desa Payaman

ini hampir terjadi konflik antara sama-sama wirausaha penjual

baglog jamur tiram, dikarenakan perbedaan harga yang

mengakibatkan salah satu pihak rugi dengan keputusan

tersebut, tetapi masalah tersebut, dengan adanya musyawarah

masalah dapat terselesaikan dengan baik.

d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang

kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang

tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.11

11
Ibid.,267

Anda mungkin juga menyukai