Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENDEKATAN TEORI

Penelitian ini menggunakan Teori “AGIL” Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah
“suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling
menyatu dalam kesimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan
pula terhadap bagian lain. 1 Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh struktur
sosialnya terintegrasi menjadi satu, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda tapi
saling berkaitan dan menciptakan konsensus dan keteraturan sosial serta keseluruhan elemen
akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan internal dan eksternal dari masyarakat.
Teori ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa suatu peristiwa atau suatu
sistem dalam beroperasi menentang fungsi-fungsi.
Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah
fungsional bagi masyarakat. Talcott Parsons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis.
Ada beberapa perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya. Pada bagian ini
membahas karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Talcott Parsons terkenal
dengan empat imperatif fungsional bagi sistem “tindakan“ yaitu skema AGIL. AGIL, fungsi
adalah suatu gugusan aktivitas yang di arahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan
sistem. Parsons menyakini bahwa perkembangan masyarakat berkaitan erat dengan
perkembangan keempat unsur subsistem utama yaitu kultural (pendidikan), kehakiman
(integrasi), pemerintahan (pencapaian tujuan) dan ekonomi (adaptasi) Menggunakan definisi ini,
Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri seluruh
sistem – adaptasi (A/adaptation), (Goal attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (Latency)
atau pemeliharaan pola. Secara bersama–sama, keempat imperatif fungsional tersebut di sebut
dengan skema AGIL. Agar bertahan hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi
tersebut a. Adaptasi, sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia
harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan–
kebutuhannya. b. Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan– tujuan
utamannya. c. Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagian–bagian yang menjadi
komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsional tersebut
(A,G,L). d. Latency (pemeliharaan pola), sistem harus melengkapi, memelihara dan
memperbaharui motivasi individu dan pola–pola budaya yang menciptkan dan mempertahankan
motivasi tersebut. Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level
sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan
menjabarkan cara parsons menggunakan AGIL. Organisme behavioral adalah sistem tindakan
yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem
kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan
memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi
integrasi dengan mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya , sistem
kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma dan nilai- nilai yang
memotivasi mereka untuk bertindak Desain skema AGIL parsons di gunakan semua tingkat
dalam sistem teorinya. Dalam bahasa tentang empat sistem tindakan parsons menggunakan
skema AGIL.
Organisme prilaku :Adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan
menyesuaikan diri dengan dan mengibah lingkungan eksternal. Sistem
kepribadian :Melaksanakan fungsi pencapain tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan
mobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. Sistem sosial :Menanggulangi fungsi
integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponenya. Sistem
structural :Melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat
norma dan nilai yang memotifasi mereka untuk bertindak. Teori structural menjelaskan
bagaimana berfungsinya suatu struktur. Setiap struktur menjelaskan bagaimana berfungsinya
suatu struktur (mikro seperti persahabatan, organisasi dan makro seperti masyarakat) akan tetap
ada sepanjang ia memiliki fungsi. Konsep Pemikiran Teori Fungsionalisme Struktural
dipengaruhi oleh adanya asumsi kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur
sosial tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat. Asumsi dasar dari Teori
Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para
anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi
perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara
fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan
kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.
Asumsi teori structural fungsional a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang
tersetruktur secara relatif mantab dan stabil. b. Elemen- elemen tersetruktur tersebut terintegrasi
dengan baik. c. Setiap elemen dan truktur memiliki fungsi, yaitu memberikan sumbangan pada
bertahanya struktur itu sebagai suatu sistem. d. Setiap struktur yang fungsional di landaskan pada
suatu konsensus nilai diantara para anggotanya. Bedasarkan pandangan teori structural
fungsional dapat di lihat sebagai elemen dalam masyarakat seperti juga orang lain sebagai
elemen dalam masyarakat: seperti juga orang lain sebagai elemen masyarakat. Jaringan
hubungan antara anda dan orang-orang lain yang terpola dilihat sebagai masyarakat. Jaringan
hubungan yang terola tersebut mencerminkan struktur elemen- elemen yang relatife mantap dan
stabil6 .
Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif
Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para
sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris, positivistis dan ideal. Pandangannya
tentang tindakan manusia itu bersifat voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada
dorongan kemauan, dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati. Tindakan
individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai
itu dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan
oleh nilai dan norma. Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwa tindakan individu
manusia itu diarahkan pada tujuan. Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatu kondisi yang
unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan.
Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataan sosial
yang terkecil dan mendasar, yang unsur-unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma. Teori
AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency), yang diperkenalkan oleh Talcott
Parsons, jika di korelasikan dengan fenomena yang di teliti bahwa adanya sebuah keluarga yang
dapat dianggap sebagai contoh dari kelompok kecil dalam sistem sosial.di mana Keluarga
memiliki berbagai fungsi penting yang menentukan kualitas kehidupan baik kehidupan individu,
keluarga, maka ini sesuai dengan kesejahteraan ekonomi dalam keluarga Petani di Desa
Payaman, karena di dalam Keluarga Petani juga mempunyai anggota di mana setiap anggota
mempunyai peran dan fungsi berbeda dalam mencapai sebuah tujuan di dalam keluarga Petani.

2.1.2 PERUBAHAN K13 MENJADI KURIKULUM MERDEKA


Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan impelementasi kurikulum merdeka mulai tahun ajaran
2022/2023 yang dikukuhkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi learning loss akibat
pandemi covid-19 yang berlangsung lebih dari 2 tahun.

Sebagai salah satu bentuk implementasi merdeka belajar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih
kurikulum yang akan digunakan, yaitu menggunakan:

 Kurikulum 2013 secara penuh

 Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan)

 Kurikulum Merdeka

Pemilihan kurikulum ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan kesiapan
masing-masing satuan pendidikan. Untuk dapat lebih memahami tentang kedua kurikulum

Mengapa kurikulum 13 diubah menjadi Kurikulum Merdeka?


Tujuannya agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik.

Kapan k13 di ganti kurikulum merdeka?


pada 11 Februari 2022 Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka Ia
mengatakan Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana
dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.
Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia
dari negara-negara lain.

2.1.3PERAN GURU DALAM KBM


Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari keberadaan guru.
Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan
pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki peran yang paling atif
dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Guru
melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan mengajar peserta didik atau
siswa.

Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi tanpa keberadaan guru, hanya
mengandalkan sumber belajar dan media pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan materi
tanpa bimbingan guru. Guru juga memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari mulai
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan.

Dari semua proses pembelajaran mulai perencanaan hingga evaluasi pembelajaran profesi


guru memiliki banyak peran. Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat beberapa
pendapat yang menjelaskan mengenai peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara lain adalah:

 Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
memberikan nasihat-nasihan, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, dan sebagai
orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

 Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam


hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam
hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak
didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.

 James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai
dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

 Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru
di sekolah tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai
transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru diatas, Sardiman (2011: 144-146)
merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan belajar
mengajar tersebut yaitu:

1. Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan


sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

2. Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-


lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru agar dapat
mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri guru maupun siswa.

3. Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan


kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan
rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi
dinamika dalam proses belajar.

4. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan


belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan
hendaknya adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.

6. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selakuk


penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

7. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar


mengajar misalnya dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif,
seerasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung
efektif dan optimal.

8. Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak
berjalan dengan baik. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media
pembelajaran, guru menentukan media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam
pembelajaran.

9. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi


belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun
demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan
guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Bisa dilihat bahwa guru memiliki banyak peran yang harus dikerjakan bersamaan. Dari peran-
peran yang dimiliki guru tersebut tentunya guru mengemban tugas yang cukup kompleks, bukan
hanya sekedar mengajar saja, sangat pantas profesi guru diberikan apresisasi yang tinggi karena
jasanya yang aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang pada
pembukaan UUD 1945.

Guru juga dipandang sebagai pekerjaan dan memiliki tanggung jawab moral di masyarakat.
Seorang yang memiliki profesi sebagai guru banyak dianggap sebagai tokoh masyarakat dan
layak untuk dijadikan panutan. Hal ini membuat peranan guru semakin lengkap dan tidak
sembarang orang dapat begitu saja menjadi guru.

2.1.4 METODE PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim mencanangkan


Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum K13 yang dapat digunakan sebagai alternative
penerapan kurikulum.

Maka atas keputusan ini disambutlah dengan baik oleh berbagai kalangan termasuk para
akademisi.  Meski banyak menua banyak pro dan kontran, namun sedikit demi sedikit
Kurikulum Merdeka ini di perkenalkan ke Satuan Pendidikan.

Mulai dari satuan Pendidikan jalur mandiri belajar, mandiri berkembang dan mandiri berbagi.
Yang pastinya masing- masing memiliki kesiapan yang berbeda- beda.

Sesuai dengan tujuan kurikulum merdeka yakni mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Maka, dibawah ini adalah metode pembelajaran yang cocok untuk digunakan pada kurikulum
merdeka. Apa saja 4 Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka berikut ini:

1) Problem Based Learning (PBL)


Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta
didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Semakin aktif peserta didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar peluang
masalah untuk diselesaikan.Untuk tujuan metode pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

 Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

 Melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis.

 Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan nyata.

 Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
2) Percobaan

Metode pembelajaran Kurikulum Merdeka yang kedua adalah metode percobaan yang tujuannya
adalah membuktikan kepada siswa bahwa materi ini benar adanya dengan pembuktian lewat
percobaan.

Siswa lebih menerima metode ini dengan utuh, karena tidak hanya diajarkan secara teori di kelas.
Metode ini mejadikan siswa sebagai orang yang memiliki keingintahuan tinggi.

3) Peer Teaching Method


Metode ini lebih mengaktifkan kembali cara kerja kelompok, mendiskusikan dan mempresentasikan
kemudian mengajarkan hasil diskusi kepada teman sekelasnya. Setelah itu memberikan kesempatan
kepada teman lainnya untuk bertanya.

Metode ini mengajarkan tentang keberanian dalam menjawab suatu persoalan, kemudian
mengaktifkan daya fikir dan daya nalar siswa.

Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) adalah suatu strategi pembelajaran yang
kooperatif dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang
bekerja bersama.
Tujuan metode peerteaching ini adalah :

 Memberikan umpan balik dan dukungan terhadap siswa

 Mengatasi isolasi

 Tidak menakutkan (siswa lebih cenderung berani untuk bertanya walaupun pertanyaan
yang “bodoh”

 Memotivasi dan meyakinkan siswa, dan

 Fleksible dan responsibel

4) Pembelajaran kontekstual
Metode pembelajaran Kurikulum MERDEKA yaitu Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang menekankan pada kaitan antara materi yang dipelajari dengan kondisi di
kehidupan nyata yang bisa dilihat dan dianalisis oleh peserta didik. Artinya, saat kegiatan
pembelajaran berlangsung peserta didik seolah bisa merasakan dan melihat langsung aplikasi
nyata materi yang sedang dipelajari.
Tujuan metode pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

 Meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk senantiasa belajar, sehingga mereka bisa
mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel dan aplikatif dalam kehidupan sehari-
hari.
 Memperbaiki hasil belajar peserta didik melalui peningkatan pemahaman makna materi
yang sedang dipelajari.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Tipe Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini mempelajari data di
lapangan secara alamiah dan mengutamakan metode observasi, wawancara serta dokumen.
Pedekatan kualitatif dipakai untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
peneliti dan tidak menganalisa angka-angka. Menurut Bodgan dan Tailor menyatakan bahwa
penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata
baik berupa tulisan maupun tidak tertulis yang dapat diamati dan diarahkan pada latar belakang
secara individu dan bolistik Dengan menggunakan penelitian ini dapat mengungkapkan masalah
secara tajam dan mendalam serta peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan mendapatkan
informasi sebanyak mungkin dengan memberikan pertanyaan oleh sipeneliti. Pendekatan ini
dilakukan dengan mempertimbangakan agar dapat memahami lebih mendalam tentang peran
guru dalam implementasi kurikulum merdeka di SMAN 20 Batam dalam periode Covid-19.
Penelitian ini bersifat Deskriptif tujuannya agar guru dapat mengerti metode pembelajaran terkait
kurikulum merdeka, untuk mengetahui berbagai kondisi, situasi, dan bentuk adaptasi guru
terhadap kurikulum merdeka.
Tipe deskriptif ini merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan
angka-angka, hal ini disebabkan adanya penerapan kualitatif dan laporan penelitian akan berisi
sebuah kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian sebuah laporan (Moleong,
2010:11). Dengan menggunakan tipe deskriptif ini peneliti ingin menggambarkan tentang peran
guru dalam implementasi kurikulum merdeka di SMAN 20 Batam dalam periode Covid-19.
Serta menjelaskan secara terperinci mengenai masalah yang diteliti.
3.2 Informan Penelitian
Informan penelitian atau orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar belakang peneliti (Moleong, 2010:132). Teknik yang dipaki dalam
pemilihan informan adalah purposive sampling. Penggunaan teknik purposive sampling adalah
teknik untuk pengambilan sekelompok individu yang dipilih oleh peneliti menurut kriteria yang
di miliki oleh orang tersebut. Dalam hal ini informan dipilih harus cermat sehingga relevan dan
desain penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian yang akan memberikan
informasi atau jawaban mengenai apa yang akan menjadi objek penelitian. Adapun kriteria
informan dalam penelitian dengan rincian sebagai berikut:
1. Para Guru Fase E SMAN 20 Batam
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
Wawancara adalah proses mendapatkan informasi secara langsung. Kemudian
wawancara adalah interaksi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Wawancara yaitu
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dua pihak oleh pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan (interviwee) dan yang memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan Untuk mengumpulkan data dengan wawancara, penulis menggunakan teknik
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan
menetapkan pertanyaan terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah penelitian tentang Dalam penelitian ini wawancara terstruktur dilakukan dengan cara
menemui guru yang mengajar kelas fase E dalam kurikulum merdeka. Untuk memperoleh data
yang di inginkan peneliti. Sedangkan wawancara tidak tersruktur adalah bertujuan untuk
memperoleh keterangan yang sifatnya informal yang terwujud dalam pembicaraan-pembicaraan
ringan namun keterangan yang diberikan diarahkan pada data yang diinginkan. Adapun proses
wawancara di lapangan dilakukan pada saat informan tidak dalam keadaan sibuk beraktivitas.
Wawancara dilakukan dengan informan, yaitu saat melakukan wawancara hanya ada peneliti dan
informan, dengan demikian informan dapat memberikan informasi atau data yang peneliti
butuhkan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Ketika wawancara berlangsung peneliti akan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan akan diajukan kepada informan
tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam kegiatan ini penulis akan merancang
dan membuat daftar wawancara terlebih dahulu sebagai alat wawancara sebagai berikut:
a. Wawancara dengan Guru Fase E untuk memperoleh data tentang Peran guru dalam
kegiatan mengajar kurikulum merdeka di SMAN 20 Batam.
b. Wawancara dengan murid yang belajar kurikulum merdeka. Sebelum wawancara,
peneliti sebelumnya memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dari penelitian ini,
supaya penelitian ini berjalan lancar wawancara terhadap informan diawali dengan
menanyakan hal-hal yang umum seperti mengenai kehidupan informan, kemudian
peneliti membiarkan informan bicara panjang lebar tentang kehidupanya dan penelitipun
berusaha mendengarkan informan dengan sebaik mungkin, namun peneliti tetap
mengarahkan cerita informan ke dalam hal-hal yang menjadi fokus penelitian.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan 1 guru yang mengajar kurikulum merdeka
di kelas fase E. yaitu, XXX yang menjadi informan dalam penlitian ini. Dilapangan peneliti
menggunakan alat bantu adapun instrumen yang digunakan dalam wawancara tersebut ialah
buku harian, pena, kertas, pensil, buku pedoman wawancara, handphone dan camera untuk
dokumentasi.
3.4.2 observasi
Observasi Menurut (Burhan Bungin, 2007:18) observasi adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain itu panca indra
lainnya seprti telinga,penciuman, mulut, dan kulit. Menurut (Lutfi, 2005:109) hasil observasi
harus memberi kemungkinan untuk menafsirkan secara ilmiah. 30 Observasi ada dua bentuk
yaitu participan observation dan non-participant observation. Observasi partisipan (participan
observation) adalah secara teratur pengamat terlibat langsung dalam program atau kegiatan yang
diamati, dengan demikian pengamat betul-betul memahami dan menghayati kejadian tersebut.
Non-participant observation yaitu pengamat tidak terlibat langsung atau tidak ikut serta dalam
kegiatan yang diamati (Sudaryono, 2017:126). Metode ini digunakan untuk melihat dan
mengamati secara langsung keadaan dilapangan agar peneliti mendapatkan gambaran yang lebih
luas tentang permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan non-
participant observation, karena peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan
informan. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perilaku nyata yang wajar
sehingga apa yang diharapkan dari tujuan penelitian ini benar-benar secara maksimal. Observasi
ini dilakukan oleh peneliti sendiri Di Sekolah SMAN 20 Batam untuk melihat dan mengetahui
keadaan guru tentang perubahan kurikulum dengan mewawancarai guru kurikulum merdeka
secara langsung. Obsevasi dilakukan pada bulan November yang mana peneliti mengamati
langsung bagaimana kinerja guru dalam mengajar murid pada pembelajaran yang seusai dengan
kurikulum merdeka. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar
secara langsung kepada murid dengan sistem pembelajaran kurikulum merdeka di SMAN 20
Batam. Dalam penelitian ini observasi hanya di lakukan di satu tempat yaitunya di SMAN 20
Batam

3.4.3 Studi Dokumen


Teknik pengumpulan data selain observasi dan wawancara juga dilakukan dengan studi
dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh informasi, keterangan dan data langsung
mendukung kelengkapan data dalam penelitian. Studi dokumen adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan penelitian kualitatif untuk mendapat gambaran dari sudut pandang subjek melalui
suatu media tertulis dan media lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan. Dokumen berfungsi sebagai bukti dari adanya suatu penelitian di daerah yang
diteliti (Sugiyono, 2012:82-83).
Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian social. Pada
intinya dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dalam
penelitian ini peneliti membuatkan dokumen untuk melengkapai data yang dibutuhkan dalam
penelitian, dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah informasi yang
berupa …. dokumentasi berhubung dengan tulisan yang berkaitan dengan keadaan geografis dan
demografis sebagai tempat penelitian serta foto-foto yang berhubungan dengan penelitian. Studi
dokumen yaitu sumber informasi yang ditemukan dalam bentuk foto, dalam bahan statistik,
dalam dokumen atau berbagai sumber baacaan lainnya baik yang tersimpan dalam perpustakaan
umum, pada lembaga resmi maupun yang tersimpan dalam koleksi program (Yusuf, 2005:252).
Pada penilitian ini peneliti mencari studi dokumen di SMAN 20 Batam untuk mengetahui peran
guru terhadap pembelajaran kurikulum merdeka guna memperjelas data yang diperlukan peneliti
nantinya. Selain menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
peneliti menggunakan studi dokumen yang memperoleh informasi dan keterangan langsung yang
mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen
probadi, dokumen resmi, foto surat dan lain-lain. Dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh
data tentang pola pemanfaatan dana bantuan covid-19 oleh masyarakat di kenagraian Kapuh
Utara. Dokumen yang di dapat berupa data nama-nama penerima bantuan BLT Dana Desa di
Kenagarian Kapuh Utara yang di berikan oleh staf Wali Nagari Kapuh Utara kepada peneliti.
3.5 Unit Analisi
Unit analisi dalam penelitian ini adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian, atau bisa disebut sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang
diteliti (Arikunto, 2010:187).
Unit analisi pada penelitian ini adalah para guru dalam mengajar kurikulum merdeka di SMAN
20 Batam yaitu 10 guru yang terlibat dalam perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
belajar di SMAN 20 Batam.
3.6 Analisi Data
Seperti yang dikembangkan langsung oleh Milles dan Huberman (Sugiyono, 2013:246) bahwa
analisis data terdiri dari 4 kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi. Analisis disini peneliti
menganalisis data-data yang bisa di gunakan untuk penlitian peran guru terhadap perubahan
kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka belajar dengan cara memilah data apa saja yang
dapat mejawab dari penelitian ini.
3.6.1 Pengumpulan Data
Merupakan mencari data di lapangan dengan membuat catatan lapangan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti. Proses pengambilan data di lapangan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data, melalui observasi, wawacara dan studi dokumen. Dengan langsung
mewawancarai guru yang terlibat dalam perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
belajar.
3.6.2 Reduksi Data
Sebagai proses pemilihan atau merangkum, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan,
bentuk-bentuk dan yang muncul dari lapangan dikumpulkan dalam reduksi data merupakan yang
dipilih dalam penelitian tentang mana yang akan di buang atau yang di rasa tidak perlu dan
menganalisis ulang data yang didapatkan dari informan. … Data yang di peroleh dari lokasi
penelitian atau laporan dan terinci di rangkum, dipilih hal-hal yanmg fakta di fokuskan pada hal-
hal yang penting. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
Peneliti melakukannya sampai peneliti menemukan gambaran yang lebih jelas tentang penelian
yang sedang di teliti.
3.6.3 Penyajian data
Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Dalam penelitian kulaitatif, penyajian data dapat dilakulkan dalam bentuk uraian singkat,
bagan hungungan antar kelompok. Bentuk penyajian data yang sering digunakan untuk
menyajikan data dalam proses penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan menyajikan data, maka akan akan memudahkan untuk memahami data (Sugiyono,
2012:249).
Agar memudahkan peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari
penelitian, dengan kata lain merupakan pengorganisasian data dalam bentuk tertentu sehingga
kelihatan dengan jelas. Pada tahap ini dilakukan pengkategorian data atau pengelompokan data
kedalam klasifikasi-kalsifikasi yang menentukan data penting dan tidak penting pada tahap
pertama.
3.6.4 Kesimpulan
Dalam penelitian kualitatif merupakan temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya yang masih belum jelas dan akhirnya dapat memberikan jawaban terhadap
permasalahan yang telah dirumuskan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara
menggabungkan dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan, yang diperoleh dari hasil
wawancara. Apabila data belum lengkap maka dilakukan wawancara lagi. Dalam penelitain yang
dilakukan secara terus-menerus sepanjang proses penelitian berlangsung sampai pada tanda
terkumpul. Peneliti berusaha untuk menganalisis memberi makna dari data yang dikumpulkan
dengan mencari pola, hubungan persamaan, hal-hal yang timbul, kemudian di tuangkan dalam
kesimpulan. Dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus akhirnya
diperoleh kesimpulan “grounded” dengan kata lain setiap kesimpulan senantiasa dilakukan
verifikasi selama penelitian berlangsung, dari kesimpulan-kesimpulan itulah akan ditemukan
hasil sebuah penelitian akurat. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan
dan menganalisa data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi dan studi dokumen.
Dalam penelitian ini merupakan penarik kesimpulan mengenai pelaksanaan kegiatan dan
kesimpulan-kesimpulan selama penelitian berlangsung. Menarik kesimpulan digunakan apabila
data telah sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga penelitian dalam menarik kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya metode analisa data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
3.1.dibawah ini:
3.9 Definisi Operasional Konsep
Dalam mencegah kesalah pahaman menggunakan istilah yang terkandung dalam penelitian ini
maka penulis menggunakan defenisi operasional sebagai berikut.

1. Endemi Adalah

2. Kurikulum Merdeka Adalah

3. Guru Adalah
BAB V

5.1 GAMBARAN PROSES WAWANCARA TENTANG PERAN GURU DALAM


IMPELEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Pada kesempatan ini peneliti akan menjelaskan temuan data yang telah di dapat
selama di lapangan dengan menggunakan tiga pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan
studi dokumen di SMA N 20 BATAM KOTA. Dengan tujuan supaya data yang didapat di
lapangan valid sehingga tujuan penelitian terjawab. Data informan peneliti disampaikan dalam
bentuk kata-kata, serta pendapat atau argumen dari informan peneliti. Berdasarkan temuan data
yang didapatkan di lapangan berikut ini penjelasan mengenai peran guru dalam impelementasi
kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan


bakat dan minat para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin di pelajari sesuai
passion yang dimilikinya.secara umum,kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran
intrakurikuler yang beragam.

5.2 PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA


Guru SMAN 20 Batam pertama kali nya menerima peserta didik untuk kurikulum
merdeka. Hal ini terjadi karena tahun pelajaran 2022/2023 SMAN 20 Batam di tetapkan
pemerintah kota Batam.

5.3 PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian di atas penerapan kurikulum merdeka oleh Guru SMAN 20
Batam dapat di kaitkan dengan teori yang peneliti gunakan pada penelitian ini yaitu AGIL yang
disampaikan oleh Talcott Parson suatu fungsi di perlukan semua sistem,(Rocher dalam
ritze,2010:121). Dengan menggunakan definisi ini, person yakin bahwa ada empat fungsi penting
diperlukan semua sistem yakni (A), adaptation (G), goal attainment (I),integration (L) latency
atau pemeliharaan pola.
secara bersama- sama, keempat inmperatif fungsional ini di kenal dengan skema AGIL. Agar
tetap bertahan (survive), suatu sistem harus memiliki empat fungsi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai