Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH WAWASAN SOSIAL BUDAYA BAHARI MATA KULIAH UMUM (MKU) UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONSEP DASAR SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA

OLEH : KELOMPOK V IBNU ANSORULLAH ALMANSANI PAKALMA MANIK MUSDALIFAH USMAN (D61113302) (D61113303) (D61113304)

GOWA 2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena perkenaan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Konsep Dasar Sistem Sosial dan Budaya. Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya kerjasama antar anggota kelompok serta bimbingan dari Dosen yaitu Dr.Ir. Ridwan Bohari, M.Si maka kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami selaku penyusun, menyadari bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sebagiamana kodrat kita sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang Bapak/Ibu/Saudara (i) demi kelengkapan Makalah ini dikemudian hari. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Semoga upaya kami dalam menyusun makalah ini dan bermanfaat bagi Anda.

Gowa, 18 Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................... Kata Pengantar ..................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ............................................................... 1 Tujuan dan Manfaat ....................................................... 2 Rumusan Masalah .......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3 A. Pengertian Sosial ................................................................ 3 B. Sistem Sosial ...................................................................... 3 C. Sistem Budaya .................................................................... 17 BAB III PENUTUP ............................................................................. 19 A. B. Kesimpulan ..................................................................... 19 Saran ............................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Pemberian makna konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak hanya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem sosial budaya itu sendiri, tetapi memberikan eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat. (Jacobus Ranjabar, 2006 : 2-3) Pengertian Konsep Konsep merupakan ide, gagasan, atau pemikiran-pemikiran yang menjadi dasar ( pembawa arti ). Pada dasarnya konsep masih berwujud abstrak atu hanya angan-angan saja. Sistem Sosial Budaya Sistem merupakan pola-pola keteraturan; kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang saling berhubungan Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri Pengertian Sistem Sosial Budaya Pengertian sistem : Sistem berasal dari bahasa Yunani sistema yang berarti sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilanilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.

Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan spiritual.

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep dasar sistem sosial dan budaya. 1.2.2 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi terkait konsep dasar sistem sosial dan budaya

1.3 Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimanakah Konsep Dasar Sistem Sosial dan Budaya ?

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Suatu sistem didefinisikan sebagai himpunan atau kombinasi dari bagianbagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks. Namun tidak semua kumpulan dan gugus dapat disebut suatu sistem kalau tidak memenuhi syarat adanya kesatuan (unity), hubungan fungsional, dan tujuan yang berguna. Secara etimologis istilah Sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu sistema yang artinya sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Selanjutnya berbagai perbincangan tentang pengertian Sistem terus mengalami perkembangan terutama pada kalangan akademisi, dan menunjuk pada beberapa arti, seperti; pengertian Sistem yang mengarah pada sehimpunan gagasan atau ide, kesatuan (unity), kelompok benda-benda, hingga pengertian Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara yang tersusun, terorganisir dan membentuk satu kesatuan yang logis dan kemudian dikenal sebagai buah pikiran filsafat tertentu, Sistem teologi tertentu, Sistem demokrasi tertantu, sepeda, motor, mobil, Sistem pengajaran, Sistem pengumpulan data, Sistem monitoring, Sistem evaluasi, dan semacamnya. Pengertian Sistem digunakan untuk menunjuk sehimpunan gagasan/ide yang tersusun dan membentuk suatu kesatuan yang logis dan kemudian sebagai sebuah pikiran filsafat tertentu misalnya agama, bentuk pemerintahan, dan sebagainya.

B. Sistem Sosial Talcott Parson mengatakan bahwa kehidupan sosial itu harus dipandang sebagai sebuah Sistem (sosial ). Hal ini dimaksudkan bahwa kehidupan sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas unsure-unsur atau bagian yang saling berhubungan dan memiliki ketergantungan satu sama lain dan berada dalam satu kesatuan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Sistem sosial juga dapat didefinisikan sebagai suatu pola interaksi sosial yang terdiri darikomponen-komponen sosial yang teratur dan melembaga (institutional). Salah satu karakteristik dari Sistem sosial adalah ia merupakan kumpulan dari beberapa unsure atau komponen yang dapat kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan tersebut terdiri dari beberapa peran sosial , seperti peran dalam bidang politik dan pemerintahan, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang agama, peran dalam bidang kesehatan dan semacamnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Sistem sosial cenderung bersifat konseptual, yang berarti keberadaannya hanya dapat dimengerti melalui sarana berpikir tetapi bukan melalui sarana panca indera, dan realitasnya hanya dapat diwujudkan melalui bahasa. Premis mayor talcott parson tentang Fungsional imperatives atau yang disejajarkan pengertian oleh para ahli sebagai konsep Fungsional structural ialah, bahwa : 1. Masyarakat adalah sebuah sistem. 2. Sistem sosial ini eksis karna dibangun oleh sejumlah sub-sistem yang fungsional 3. Pengkomplesan Sistem selalu mengarah pada keseimbangan (equilibrium). Karna itu, dalam setiap Sistem sosial , terdapat empat fungsi penting yang dapat direkayasa agar keseimbangan sosial dapat terwujudkan, yaitu apa yang diistilahkan sebagai AGIL. (A) Adaptation, (G) Goal attainment (I) Integration, dan (L) Latensi. Adaptation (adaptasi) : Sebuah Sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk menanggulangi situasi eksternal yang gawat, Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kebutuhannya. Goal attainment (pencapaian tujuan) : sebuah Sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.

Integration (interasi) sebuah Sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk mengatur hubungan antar bagian-bagian atau sub-sub Sistem yang menjadi komponennya. Latensi (pemeliharaab pola) : Sistem harus menjalankan fungsinya untuk melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Pada dasarnya rekayasa Sistem yang dilakukan pada empat fungsi (AGIL) yang di pada dipandang penting untuk menciptakan situasi sosial yang seimbang, haruslah mempertimbangkan sub-sub-sistem lainnya yang memiliki keterkaitan langsung dengan Sistem tindakan umum. Empat Sistem tindakan yang diuraikan di atas, pada dasarnya tidak muncul dalam kehidupan nyata, tetapi lebih merupakan Alat Analisis untuk memudahkan kita memahami secara mendalam kehidupan nyata. Agar lebih jelasnya rekayasa Sistem tindakan dalam menjalankan fungsinya masing-masing sesuai spesialisnya dalam rangka menciptakan keteraturan dan keseimbangan, maka dipandang perlu memadukan dengan Sistem Hierarki Sibernetika (strukturn elektrolika pengendali) menurut skema AGIL, yang biasa disebut sebagai struktur sistem tindakan umum (Talcott Parsons).

STRUKTUR SISTEM TINDAKAN UMUM


SISTEM BUDAYA ORGANISME PERILAKU SISTEM SOSIAL SISTEM KEPRIBADIAN

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam menjalankan fungsi dan perannya, adalah harus mampu menyesuaikan dirinya (secara biologik) dalam Sistem organisasi perilaku. Ketika hal itu tidak di capai, maka rekayasa Sistem adaptasi sangat dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dirinya dalam Sistem organism perilaku. Dalam proses interaksi antara organisme perilaku dengan lingkungan eksternalnya terutama dalam menjalankan fungsi ekonomi, maka membtuhkan adanya keteraturan internal sebagai dasar untuk terciptanya keseimbangan

dinamis dalam Sistem organisme perilaku. Karena itu, semakin tinggi tingkat keteraturan yang ada pada organisme perilaku terhadap dalam melaksanakan atau menjalankan fungsi adaptasinya terhadap lingkungan eksternalnya (Sistem kepribadian), maka akan lebih memungkinkan semakin besarnya energy yang dapat disumbangkan kedalam Sistem kepribadian. Dalam Sistem kehidupan manusia, dimana individu-individu pada kelompok sosial harus dapat melaksanakan fungsi mendifnisikan dan

pencapaiantujuan utamanya (Goal Attainment). Sistem sosial tidak lain adalah suatu Sistem yang bersifat konseptual, yang berarti keberadaannya hanya dapat dimengerti melalui sarana berpikir tetapi bukan melalui panca indera, dan realistanya hanya dapat diwujudkan melalui bahasa. Sistem sosial juga dipandang sebagai bahagian dari Sistem kehidupan manusia, yang dalam hal ini terandung unsure-unsur seperti: nilai-nilai, normanorma, struktur sosial , pranata sosial , peranan-peranan, interaksi-interaksi, kelompok-kelompok, kelompok-kelompok sosial , dan lembaga-lembaga sosial , dimana interaksi sosial yang terjadi ketika individu atau kelompok menjalankan perannya, haruslah patuh terhadap Sistem nilai dan norma dalam kelompoknya.

1. Pokok-pokok Bahasan Dalam Sistem Sosial a. Interaksi Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini didasarkan kepada komunikasi. Karenanya komunikasi

merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial , hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatun masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Apabila kita lihat komunikasi ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentuk-bentuknya yang konkrit, yang sesuai dengan nilai-nilai

sosial

di dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses-proses

terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan disebut sebagai proses sosial . Sehingga gillin & gillin mengatakan bahwa: proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orangperorangan dan kelompok manusia saling bertemu dan menentukan Sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dilihat dari sudut inilah, komunikasi itu dapat di pandang sebagai Sistem dalam suatu masyarakat, maupun sebagai proses sosial . Dalam komunikasi, manusia saling pengaruh mempengaruhi timbale balik sehingga terbentuklah pengalaman ataupn pengetahuan tentang pengalaman masing yang sama. Karenanya komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial ia, ataupun proses sosial tersebut. Kesadaran dalam berkomunikasi di antara warga-warga suatu masyarakat, menyebabkan suatu masyarakat dapat dipertahankan sebagai suatu kesatuan. Karenanya pula dalam setiap masyarakat terbentuk apa yang dinamakan dinamakan suatu Sistem komunikasi. Sistem ini terdiri dari lambing-lambang yang diberi arti dan karenanya mempunyai arti-arti khusus oleh setiap masyarakat. Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu, setiap masyrakat dapat membentuk kebudayaannya, berdasarkan Sistem komunikasinya masing-masing. Dalam masyarakat yang modern, arti komunikasi menjadi lebih penting lagi karena pada umumnya masyarakat yang modern bentuknya makin bertambah rasionil dan lebih didasarkan pada lambing-lambang yang makin abstrak. Bentuk umum proses-proses sosial hanya merupakan yang dapat

bentuk-bentuk khusus dari interaksi, maka interaksi sosial

dinamakan proses sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial , tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial aktivitas sosial . merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-

Interaksi sosial

merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut

hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Manusia sebagai individu dapat mengadakan kontak tanpa menyentuhnya tetapi sebagai makhluk sensoris dapat melakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi sosial ataupun face-to face communication, interpersonal communication, juga yang melalui media. Apalagi kemajuan teknologi komunikasi telah demikian pesatnya. 1) Faktor-faktor Interaksi Sosial a. Tindakan sosial Tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat. Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam: 1. Tindakan rasional instrumental yaitu tindakan yang

dilakukan dengan memperhitugkan kesesuaian antara cara dan tujuan. 2. Tindakan rasional berorientasi nilai yaitu tindakan-tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat. 3. Tindakan tradisioanal yaitu tindakan yang tidak

memperhitungkan pertimbangan rasional. 4. Tindakan ofektif yaitu tindakan yang dilakukan oleh seorang kelompok orang berdasarkan perasaan atau emosi. b. Kontak sosial Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dengan cara: 1. Kontak sosial yang dilakukan menurut cara pihak-pihak dapat dilakukan

yang berkomunikasi. 2. Kontak langsung pihak komunikator menyampaikan pesannya secara kepada pihak komunikasi. Kontak tidak langsung: pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga.

c. Komunikasi Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komuikasi disebut komunikan. 2) Bentuk Interaksi Sosial Menurut jumlah Pelakunya a. Interaksi antara individu dan individu yaitu individu yang satumemberikan pengaruh, rangsangan/stimulasi kepada individu lainnya. b. Interaksi antara individu dan kelompok yaitu seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak. c. Interaksi antara kelompok dan kelompok yaitu berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. 3) Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya a. Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara-cara orang lain b. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. c. Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu. d. Motivasi juga diberikandari seorang individu kepada kelompok. e. Simpati bias juga disampaikan kepada seseorang/kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. f. Empati dalam. b. Stratifikasi Sosial 1) Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk dan itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat

masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat yang diwujudkan dengan adanya kelas yang tinggi dan kelas yang lebih rendah. Perbedaan kehidupan masyarakat tradisional dengan modern, maka dapat diketahui perbedaannya, yaitu sebagai berikut :

a. Pelapisan Sosial dalam masyarakat dan awalnya didasarkan pada berbedaan tertentu yang menyangkut status diri / turunan. b. Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin majemuk, Pelapisan sosial kemudian didasarkan pada sektor ekonomi yaitu pekerjaan yang digeluti (profesi) / kekayaan yang dimili. c. Perkembangan masyarakat yang terus berlanjur menjadikan dasar Pelapisan sosial semakin semakin beragam, sehingga ada banyak kriteria yang bisa dipakai sebagai dasar Pelapisan masyarakat. sosial dalam

2) Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial a. Secara tidak sengaja, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Pelapisan masyarakat Pelapisan sosial terbentuk di luar kontrol masyarakat yang bersangkutan Pelapisan sosial terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya wilayah yang bersangkutan Kedudukan seseorang dalam suatu lapisan (disertai dengan hak dan kewajibannya) berlangsung secara otomatis sosial terbentuk sejalan dengan perkembangan

b. Secara sengaja Seorang tokoh bernama Joseph Scehum Peler (1883-1950) seseorang pelapisan sosiologi sosial Amerika diperlukan Serikat mengatakan agar bahwa mampu

masyarakat

menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan yang nyata 3) Dimensi Stratifikasi Sosial Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu, privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri, namun juga dapat digunakan secara bersama.
10

Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas Borjouis dan Proletar, sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari

penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep kelas, kelompok, status, dan partai. 4) Ukuran Dasar (Kriteria) Stratifikasi Sosial Ada empat ukuran stratifikasi sosial menurut Soerjono Soekonto, yaitu : Kekayaan Kekuasaan dan wewenang Kehormatan Ilmu pengetahuan / pendidikan 5) Macam-macam Pelapisan (stratifikasi) Sosial a. Berdasarkan status diperoleh secara alami 1) Stratifikasi berdasarkan perbedaan usia 2) Stratifikasi berdasarkan senioritas 3) Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin 4) Stratifikasi berdasarkan system kekerabatan 5) Stratifikasi tertentu b. Berdasarkan status yang diperoleh melalui serangkaian usaha 1) Stratifikasi sosial atas dasar pendidikan 2) Stratifikasi sosial atas dasar pekerjaan, berdasarkan mata pencaharian stratifikasi sosial dibedakan sebagai berikut : a. Elite : orang-orang kaya yang menempati kedudukan tertinggi b. Profesional : orang-orang yang berijazah dan bergelar keserjanaan c. Semi profesional : para pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan menengah
11

berdasarkan

keanggotaan

dalam

kelompok

d. Tenaga terampil : orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik e. Tenaga tidak terdidik : misalnya pembantu rumah tangga, tukang kebun 3) Stratifikasi sosial atas dasar ekonomi 4) Stratifikasi sosial atas dasar kriteria sosial 5) Stratifikasi sosial atas dasar politik 6) Sifat Stratifikasi Sosial a. Stratifikasi sosial terbuka, terjadi karena adanya dorongan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : Perbedaan ras dan sistem nilai budaya (adat istiadat) Kelangkaan hak dan kewajiban Pembagian tugas (spesialisasi)

b. Stratifikasi sosial tertutup, kasta memiliki beberapa ciri sebagai berikut: Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup Keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup Perkawinan bersifat endogami (menikah dengan orang yang kasta sama) Hubungan dengan kelompok sosial lainnya bersifat terbatas Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan

c. Lembaga Sosial 1.) Pengertian Secara umum, lembaga terwujudkan melalui cara-cara berbuat (usage) yang kemudian menjadi suatu kebiasaan

(folksway), lalu kebiasaan itu tumbuh menjadi tata-kelakuan (mores), dan bila tata-kelakuan ini mengalami kematangan yang disertai adanya aturan dan kekuatan sanksi yang relatif berat

12

terhadap siapapun pelanggar aturan tersebut, maka ini berarti telah terwujud atau terbentuk apa yang disebut adat- istiadat. Ballard (1936) mengemukakan bahwa lembaga social adalah perangkat-perangkat hubungan manusia yang telah mapan dengan tujuan tertentu dan kemauan umum. Selanjutnya, Selo mengemukakan bahwa lembaga social adalah semua kaidah social dari segala tingkatan yang berkisar pada satu keperluan pokokdalam kehidupan masyarakat dan merupakan suatu kelompokyang diberikan nama lembaga kemasyarakatan. Lebih jauh lagi, Davis memandang lembaga social sebagai perangkat kebiasaan dan tata-kelakuan yang berkaitan dengan berbagai fungsi yang merupakan bagian dari struktur social.

2.) Pelembagaan Sosial ( Social Institutionalization) Menurut Polak, proses pelmbagaan diaksudkan sebagai proses strukturasi antara hubungan melalui en-kulturasi konsepkonsep kebudayaan baru, seperti nilai-nilai dan norma-norma baru. Proses ini berjalan dan berkembang terus menerus dalam kehidupan masyarakat. Dan jika aktivitas-aktivitas sosialnya menyangkt usaha-usaha pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan struktur universal, maka struktur ini dapat disebut sebagai lembaga. Pengertian pelembagaan social akan lebih mudah

digambarkan jika dimulai dari pengertian (concept) tentang lembaga sosial (Social Institution). Lembaga social yang dijumpai adanya didalam masyarakat, terwujud melalui pelembagaan social. Karena itu, dapat dikatakan pelembagaan social merupakan proses terwujud atau terbentuknya lembaga social.

13

3.) Struktur dan Fungsi Kelembagaan Sosial Sosial statik adalah struktur social masyarakat yang meliputi kelompok lembaga-lembaga social, lapisan, golongan serta kekuasaan, sedangakan social dynamics adalah fungsi-fungsi yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk abstrak interaksi social. Struktur juga dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang menjadi dasar yang baku dari suatu system social. Setiap struktur kelembagaan social dapat befungsi secara maksimal di dalam masyarakat sepanjang hal itu menjadi kebutuhannya. Karena itu, untuk lebih jelasnya funsi pada lembaga-lembaga social yang ada dalam masyarakat maka dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.

i.

Fungsi Lembaga Keluarga Menurut Horton dan Hun (1984: 238-242) ada tujuh fungsi keluarga, antara lain : 1. Keluarga berfungsi mengatur prilaku seksual dengan membatasi siapa boleh berhubungan seksual dengan siapa. 2. Keluarga berfungsi untuk reproduksi atau pengembangan keturunan. 3. Keluarga berfungsi memberikan perlindungan untuk angotanya, baik fisik maupun yang bersifat kejiwaan. 4. Keluarga merupakan lembaga sosialisasi utama. 5. Keluarga berungsi menjalankan fungsi ekonomi. 6. Keluarga berfungsi memberikan status untuk anak-anaknya 7. Keluarga mempunyai fungsi afeksi (cinta/kasih sayang) terhadap seorang anak.

14

ii.

Fungsi Lembaga Pendidikan Menurut Horton dan Hun, bahwa lembaga mempunyai 2 manies pokok, yakni : 1. Mempersiapkan nafkah. 2. Membantu individu agar mengembangkan potensinya. anggota masyarakat untuk mencari pendidikan

Lebih lanjut, dikatakan bahwa fungsi manifest dari lembaga pendidikan adalah : 1. Melestarikan kebudayaan dengan meneruskan satu

generasi kegenerasi berikutnya. 2. Mendorong partisipasi demokratis. 3. Memperkaya kehidupan dengan memperluas cakrawala pemikiran dan rasa keindahan anak didik. 4. Memperbaiki penyesuaian diri para siswa melalui

konseling pribadi dan beberbagai psikolog terapan. 5. Memperbaiki kesehatan generasi muda melalui latihanlatihan fisik. 6. Memproduksi warga negara yang patriotik. 7. Meningkatkan integrasi antar ras. 8. Menyediakan hiburan bersama. 9. Pembangunan karakter warga negara. iii. Fungsi Lembaga Ekonomi Secara umum ada 2 jenis ekonomi, yaitu : 1. Ekonomi kapitalis, yakni bersumber dari liberalisme yang mengutamakan perekonomian swasta, mekanisme pasar, dan perdaangan bebas. 2. Ekonomi sosialis yang selama ini memiliki ajaran-ajaran sebagai berikut : Penghapusan dan pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat produksi .

15

iv.

Pengambilalihan semua atau sebagian alat-alat produksi. Pembagian kembali hak-hak pribadi. Perubahan struktur kekuasaan ekonomi dan politik.

Fungsi Lembaga Politik Menurut Korblum ( dalam Sunarto, 2004: 76)

mendefinisikan bahwa lembaga politik sebagai perangkat kekuasaan dan wewenang. Contohnya adalan lembaga eksekutif, lembaga legislative, dan lemabga yudikatif. Dalam sebuah Negara, fungsi-fungsi politik yang harus berjalan seperti : 1. Fungsi merumuskan kepentingan 2. Fungsi pemaduan kepentingan 3. Fungsi pembuatan kebijakan umum 4. Fungsi penerapan kebijakan 5. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan 6. Fungsi komunikasi politik 7. Fungsi sosialisasi politik 8. Fungsi rekruitmen politik

C. SISTEM BUDAYA 1. Nilai Budaya Nilai budaya adalah konsep mengenai apa yang hidup dalam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga yang memberi arah orientasi pada kehidupannya. 2. Norma Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu

16

3. Pengetahuan Sistem pengetahuan manusia berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan bahwa manusia memeliki kelebihan dibangdingkan dengan makhluk yang lain, yaitu manusia memiliki daya-daya psikis yang bersumber dari cipta, rasa dan karsa. Dengan tiga daya psikis inilah manusia mencoba memahami diri dari kehidupannya sendiri, kehidupan orang lain, baik sebagai inidividu maupun sebagai masyarakat. Dalam rangka kepentingan itu, manusia senantiasa memikirkan dunia skelilingnya dan memahami

eksistensinya. 4. Mata Pencaharian Manusia sebagai makhluk hidup mutlak membutuhkan sejumlah kebutuhan hidup guna kelangsungan hidupnya. Diantara kebutuhan hidup itu adalah kebutuhan akan pangan, sandang dan tempat tinggal yang merupakan kebutuhan utama (primer) untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuahan tersebut, maka manusia membutuhkan yang namanya mata pencaharian. Mata pencaharian itu sendiri adalah suatu hal yang dilakukan seseorang agar mendapatkan hasil (uang) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 5. Kepercayaan Wujud dari kepercayaan ini adalah adanya kepecayaan kepada sesuatu kekuatan yang dianggap lebih tinggi dari pada manusia dan manusia melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beraneka ragam nutk mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan itu. Dengan demikian, hal ini bukan saja menyangkut kepercayaan semata, melainkan juga menyangkut kelakuan, pengalaman-pengalaman, ada kalanya juga alat, bahkan juga dengan ungkapan. 6. Bahasa (Simbolisasi) Bahasa adalah suatu system bunyi yang kalau digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa tersbut. Meskipun manusia

17

pertama-tama bersandar pada bahasa untuk salin berkomunikasi satu sama lain, tetapi bahasa bukanlah satu-satunya sarana komunikasi. Sarana lainnya yaitu parabahasa (paralanguange) yaitu sitem gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan.

18

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN 1. Secara etimologis istilah Sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu sistema yang artinya sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. 2. Sistem sosial merupakan suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen sosial yang teratur dalam melembaga. 3. Sistem budaya terbagi atas 6, yaitu : a. Nilai b. Norma c. Pengetahuan d. Mata pencaharian e. Kepercayaan f. Bahasa (simbolik)

B. SARAN Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, jadi mari kita bersamasama menjaga dan melestarikan budaya tersebut

19

DAFTAR PUSTAKA
Tim pengajar WSBM.2011.Himpunan Materi Kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari. Makassar : Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai