D
alam kehidupan setiap masyarakat, baik yang ada di daerah perkotaan maupun daerah
pedesaan, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat moderen, akan membentuk
suatu sistem sosial yang merupakan rangkaian dari berbagai sub-sub sistem yang
ada di dalam masyarakat tersebut yang selanjutnya secara bersamaan juga membentuk
struktur sosial .
Hal ini di sebabkan karena, suatu masyarakat bukanlah hanya sekedar suatu
penjumlahan dari beberapa individu, melainkan masyarakat merupakan suatu sistem
yang terbentuk dari berbagai bentuk hubungan yang terjadi antar mereka sehingga
menampilkan suatu realita tertentu yang memberikan ciri tersendiri di bandingkan dengan
kelompok atau masyarakat yang lain.
Dalam pengelompokan manusia seperti pengertian di atas harus ada hubungan bathin dan
saling pengaruh mempengaruhi melalui proses interaksi, dan menurut beberapa pandangan
yang populer dewasa ini, masyarakat di lihat sebagai suatu kekuatan impersonal yang
artinya suatu kekuatan yang dapat mempengaruhi, mengekang dan bahkan juga yang dapat
menentukan tingkah laku dari anggota-anggota masyarakatnya.
Dalam proses transformasi tersebut, tingkah laku sosial berupaya untuk melepaskan diri
dari ikatan kebiasaan kultural, sehingga terjadilah modifikasi yang berkaitan dengan adat,
kebiasaan dan lain sebagainya, dan proses transformasi ini dapat terjadi di akibatkan oleh
adanya berbagai inovasi baru.
2
Kedua konsep mengenai struktur dan sistem di atas saling berkaitan dan tidak
dapat di pisahkan satu dengan lainnya.
Di samping itu, kita dapat memahami pula bahwa, struktur sosial juga
merupakan suatu jalinan dari berbagai unsur-unsur sosial yang pokok seperti kaidah-
kaidah, norma-norma, kelompok-kelompok, lembaga-lembaga sosial serta lapisan-
lapisan sosial, sehingga dengan demikian dapat kita lihat bahwa, unsur-unsur pokok
dari struktur sosial suatu masyarakat terdiri dari :
▪ Kelompok-kelompok sosial.
▪ Lembaga-lembaga sosial atau institusi sosial.
▪ Kaidah-kaidah atau norma-norma sosial.
DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
3
Selain itu juga terdapat berbagai pandangan lain menyangkut unsur-unsur dari
struktur sosial ini, seperti pendapat Raymond Firth yang menyatakan bahwa
struktur sosial :
A B
C D
Hubungan yang tetap ini akan berjalan menurut suatu sistem yang
memberikan si fat pada struktur tersebut secara keseluruhan, dan dari bentuk bagan
di atas kita dapat melihat adanya hubungan timbal balik yang konstan yang
menunjukkan bahwa di satu pihak hal tersebut mempunyai struktur .
August Comte sendiri membuat pembedaan demikian dengan maksud agar tubuh
masyarakat sebagai keseluruhan dapat dipelajari lebih cermat dan dapat menghasilkan
kesimpulan atau keterangan yang lebih terinci dan lebih tepat, karena pengertian
tentang struktur sosial dan fungsi sosial merupakan dua pengertian yang
korelatif artinya yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain, atau jelasnya, struk tur
sosial mengandaikan adanya fungsi sosial , dan fungsi sosial juga
mengandaikan adanya struktur sosial .
1. Struktur Sosial.
● Arti Etimologis.
Untuk bangunan sebuah gedung lebih umum dipakai istilah konstruksi yang
berarti sebuah kerangka yang merupakan hasil perpaduan bahanbahan dari
kayu atau besi menurut seni teknologi tertentu.
● Arti Definitif.
● Penjelasan Umum.
Untuk lebih jelas maka perlu ada suatu skema yang jelas, komprehensif dan
koekstensif, dan dalam skema itu harus tercakup jenis-jenis nilai
Semuanya itu harus dirangkum dalam kesatuan yang terpadu dan benar-benar
mencerminkan kerangka pikiran masyarakat yang bersangkutan, atau dengan
kata lain, skema itu bukanlah suatu ciptaan subjektif seorang pengamat
sosial, melainkan merupakan hasil objektif penelitian ilmiah.
Skema dibuat agar dari skema itu setiap orang, baik orang yang berasal dari
dalam maupun orang luar ( asing ), dapat mengenal posisi-posisi, yang
diberikan masyarakat kepada nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ atau
komponen-komponen sosial yang menj adi milik masyarakat tersebut, seperti
misalnya, di mana tempat agama dan nilai-nilai spiritual dalam struktur itu,
apakah di tempat yang paling atas, paling bawah, ataukah tidak ada tempat
sama sekali baginya ?
Oleh sebab itu dalam skema tersebut harus kelihatan tempat masing-masing
nilai dan kelompok menurut hi erarki ni l ai yang ada pada masyarakat
itu, dan penting pula untuk diketahui dari susunan skema itu, bahwa
sesungguhnya komponen-komponen itu tidak hanya bekerja sendiri-sendiri
tetapi juga bekerja sama, saling mengisi dan melengkapi, dan semua kegiatan
itu akhirnya disatupadukan oleh organisasi besar yang disebut
masyarakat .
dikatakan bahwa struktur-struktur itu akan tetap paling cocok untuk zaman
yang sudah berubah.
Struktur yang lama tidak dapat memberi jaminan yang pasti bahwa ia
sanggap memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah berubah, maka,
satu-satunya jalan yang baik ialah menyesuaikan struktur, sosial yang lama
dengan situasi yang baru.
● Penjelasan Khusus.
● Lokasi.
Tanpa penelitian yang mendalam pun kita dapat menampilkan dua pola
struktur sosial yang jauh berbeda antara Amerika Serikat dan Rusia, karena di
Amerika Serikat tidak memberikan tempat tertinggi kepada nilai ketuhanan
di dalam alam pikiran mereka.
Namun hal ini tidak berarti bahwa orang Amerika tidak percaya kepada
Tuhan, mereka percaya sungguh-sungguh namun dalam kerangka pikiran
mereka tempat tertinggi mereka berikan kepada nilai ekonomi dan tidak
kepada nilai ketuhanan.
Dari contoh di atas jelas bahwa struktur sosial masyarakat yang satu berbeda
dengan masyarakat yang lain, namun juga terlihat bahwa unsur-unsur sosial
yang sama temyata dapat disusun dalam skema yang berbeda-beda.
Bila otak manusia dibius dengan obat pembius maka manusia seutuhnya
menjadi tidak sadar dan jikalau dua mata kita di keluarkan dan ditempatkan
pada telapak kaki, maka aktivitas seluruh tubuh akan mengalami gangguan
berat, bahkan mungkin berhenti sama sekali, demikian pula dengan
masyarakat dapat dipandang sebagai organisme sosial , atau sebagai
suatu tubuh sosial.
Bahkan agar dapat berfungsi, saling tergantung satu dengan yang lain, karena
setiap unsur masyarakat juga senantiasa memberi pengaruh yang
Struktur sosial sebagai sasaran sosiologi yang baru kita bicarakan di atas
termasuk struktur dari masyarakat makro , dan secara nominatif
jumlah masyarakat makro hampir tidak terhitung.
Jika struktur itu diubah, akibat yang muncul serba negatif dan fungsi
struktur tersebut akan berhenti sama sekali atau berjalan tersendat-sendat
sehingga hasilnya tidak memuaskan lagi, seperti misalnya, permainan sepak
bola berjalan memuaskan apabila setiap tempat dari setiap pemain terisi
oleh pemain yang bersangkutan, namun jika dalam pertandingan resmi
seorang pemain jatuh sakit dan penggantinya yang kompeten tidak hadir,
pertandingan akan dihentikan karena jikalau permainan diteruskan, mutu
permainan tidak akan memuaskan.
Oleh sebab itu berbagai masalah baru yang kemudian muncul terpaksa
ditampung dan diatasi dengan menggunakan kerangka prosedur yang lama,
demikian pula dalam pemerintahan di negara kita banyak terdapat struktur
yang kaku, seperti misalnya, untuk mendapatkan izin membangun sebuah
rumah, sekian instansi harus dilewati, hal ini menyulitkan dan tidak seirama
dengan zaman modern, tetapi kekakuan ini sulit diubah.
Bagi yang berwenang struktur itu secara resmi dianggap tidak ada, dan
struktur informal ini sering muncul apabila struktur resmi tidak
mampu memenuhi keinginan anggota-anggotanya karena tidak sanggup
menyesuaikan diri dengan keadaan yang sudah berubah.
Dalam struktur tersebut setiap anggota diberi kesempatan yang sama dan
oleh karenanya juga mempunyai pengaruh yang sama untuk menyukseskan
pertandingan kelompoknya, dan nama baik kesebelasan itu bukan monopoli
seorang anggota tertentu, tetapi milik bersama.
Mereka harus menerima keadaan demikian dengan rasa senang atau tidak
senang, karena kemungkinan untuk mengubah nasib dapat terjadi kalau ada
perubahan pucuk pimpinan, sebab biasanya pimpinan baru bekerja menurut
rencana baru yang dituangkan ke dalam struktur pemerintahan.
Gangguan berat dialami pula oleh suatu keluarga, bila sang ibu diceraikan
oleh sang ayah dan anak yang mengikuti ibu di bawah asuhan ayah yang
lain, atau demikian pula anak yang tinggal bersama ayah di bawah asuhan
ibu yang lain, akan mengalami gangguan pribadi yang dalam karena tugas
bapak dan tugas ibu tidak dapat diganti oleh bapak dan ibu, dan
mekanisme struktur alamiah itu tidak dapat diubah oleh manusia
tanpa membawa kerugian.
Struktur tidak perlu diubah selama jumlah unsur yang berubah tidak
melampaui batas tertentu, dan struktur stati sti k ini biasanya
DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
13
Jika ternyata jumlah polisi hanya 1000 orang, kekurangan tenaga polisi
sebesar 1000 orang akan membuat struktur yang dibuat semula tidak efisien
lagi karena dalam figurasi yang kedua itu terkandung sebuah konsekuensi
yang tak terelakkan, yakni 1 orang polisi harus melayani 2000 penduduk,
maka, demi efektivitas yang memadai struktur penempatan tenaga polisi
perlu ditinjau kembali.
Dua ungkapan tentang jenis struktur di atas ini kemungkinan akan dapat
menimbulkan kesalahfahaman, yang di maksudkan dengan ungkapan
struktur kewibawaan adalah struktur atas dasar kewibawaan,
sedangkan struktur kerja sama adalah struktur atas dasar kerja
sama.
Gagasan utama yang melandasi cara kerja demikian ialah bahwa semua
pihak mempunyai keyakinan yang sama yaitu bahwa setiap anggota lebih
menyadari liku liku persoalan yang dihadapinya dalam situasi konkret dan
DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
14
diandaikan dia lebih tahu mengambil jalan yang tepat untuk mengatasinya,
sehingga dengan demikian dapat dihindarkan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam menentukan kebijakan seperti jika keputusan itu diambil
oleh unsur pimpinan.
Kalau dilihat secara keseluruhan struktur kerja sama ini juga mempunyai
kelemahan, karena tidak adanya unsur kewibawaan meniadakan satu hal
penting dalam keorganisasian, yakni unsur pengawasan, dan dalam struktur
seperti ini sulit dijamin apakah setiap anggota akan benar-benar bekerja
dengan dedikasi tinggi dan bersih dari pamrih pribadi.
Arti yang diberikan oleh pencipta istilah itu dan oleh kaum Marxis agak
berbeda, karena menurut pandangan kaum Marxis tidak banyak lapisan
dalam masyarakat, hal ini di sebabkan karena kaum Marxis hanya
membagi lapisan masyarakat menjadi dua, yaitu struktur atas yang
senang disebut supra - struktur atau top dan struktur bawah
yang juga disebut infra - struktur atau basis .
Karl Marx menamakan golongan atas dengan istilah khas kaum borjuis
( bourgeosi e ) , dan yang dimasukkan ke dalam kelas borjuis
bukan hanya para pegawai negeri tingkat menengah dan tinggi, tetapi juga
tuan-tuan tanah, kaum hartawan dan industriawan, kaum pedagang, kaum
bangsawan feodal dan modern, bahkan juga para pemimpin agama, seluruh
kelas borjuis dipertentangkan dengan kelas kaum proletar .
Orang membuat struktur tertentu bukan tanpa tujuan yang jelas, namun apapun
tujuannya walaupun itu dengan secara khusus kita membuat struktur yang
berbeda-beda, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa setiap struktur dibuat
agar ia dapat menjalankan fungsi yang telah ditentukan, atau dengan kata lain,
struktur tertentu di buat untuk fungsi tertentu .
Fungsi tertentu hanya dapat berjalan baik dalam struktur tertentu, jadi ada
hubungan yang tak dapat dipisahkan antara struktur sosial dan fungsi
sosial , atau dengan kata lain, pengertian struktur sosial dan fungsi
sosial merupakan dua pengertian yang korelatif artinya yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain.
dan jika tekanan dijatuhkan pada struktur, teori itu disebut teori struk -
turalisme fungsional .
Gagasan pokok yang dijadikan pegangan teori ini ialah bahwa setiap ciptaan
diciptakan untuk suatu fungsi tertentu, demikian pula, masyarakat manusia ( serta
organ-organ di dalamnya ) diciptakan oleh manusia dan diberi fungsi tertentu
olehnya, dan agar lebih jelas sebagai misal kita ambil contoh beberapa barang
( alat ) yang dibuat manusia seperti: meja, kursi, mesin ketik, jam tangan, radio,
televisi, gedung dan lain-lain.
Setiap benda tersebut diberi fungsi, dan agar dapat memenuhi fungsi itu
masing-masing dibuat dari bahan yang sesuai dan diberi bentuk serta struktur
yang sesuai pula ( kita membayangkan fungsi mesin ketik dan bagaimana
susunan mesin itu ), dan contoh lain yang lebih mirip dengan masyarakat ialah
organisme biologis, misalnya tubuh manusia.
Tubuh manusia merupakan suatu organisme dan setiap organ, dari yang besar
sampai yang terkecil pun, mempunyai peranan sendiri, terletak pada tempatnya
sendiri, namun semuanya tersusun sedemikian efisien sehingga seluruh tubuh
sebagai satu komposisi dapat bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya,
menurut struktur atau sistem organik yang telah ditentukan oleh alam, dan di
dalam tubuh masyarakat kita menemukan suatu organisme sosial yang lebih
tinggi mutunya daripada organi sme bi ol ogi s .
Perbedaan lain yaitu bahwa struktur tubuh biologis atau sistem organisme
biologis harus di pertahankan dan dilestarikan sebagai mana adanya agar
berfungsi baik, sedangkan struktur tubuh masyarakat atau sistem sosial dari
masyarakat tidak harus dipertahankan, bahkan sebaliknya harus diubah agar
berfungsi baik kalau irama zaman menghendakinya, atau dengan kata lain
struktur sosial yang lama harus disesuaikan dengan tuntutan situasi baru.
melainkan suatu struktur sosial yang dinamis , yang dari masa ke masa
perlu disesuaikan dengan keadaan baru.
Dengan kata lain, keseimbangan masyarakat gaya lama, jika perlu harus
dikorbankan untuk kepentingan struktur baru dan ekuilibirium baru pula.
Ada tugas yang dilakukan untuk kepentingan pribadi dan ada tugas untuk
kepentingan organisasi di mana seseorang menjadi anggota, dan jika
seseorang bertugas untuk kepentingan organisasi, ia dikatakan bekerja secara
struktural, bekerja menurut pola atau sistem tertentu, tidak bekerja di luar
skema dari organisasinya.
unsur penting ini disebut dengan istilah teknis stratifikasi sosial ( social
stratification ).
Kata status berasal dari kata Latin yaitu stare , artinya berdiri, secara
harfiah berarti berdiri secara fisik dengan kedua kaki di atas tanah, dan
menurut adat Barat orang harus berdiri kalau hendak menghormati orang
penting yang lewat di dekatnya, sedangkan menurut tradisi asli di Indonesia
khususnya dan di Asia umumnya seorang bawahan tidak boleh berdiri kalau
ada orang penting lewat, tetapi harus duduk sebagai tanda hormat terhadap
orang yang harus disegani.
Bahkan dalam satu kategori yang sama pun, seperti misalnya pada
golongan buruh, maka harta yang dapat berupa sebuah benda tertentu
( sepeda, televisi ) akan memberikan kedudukan sedikit lebih tinggi
kepada keluarga buruh yang mempunyainya daripada keluarga buruh
lain yang tidak memilikinya.
Lapisan sosial ialah tempat yang diambil seluruh orang yang mempunyai
kedudukan sosial yang sama atau setingkat, dan untuk menghindarkan pengertian
tempat secara geografis dapat juga diberi rumusan yang lain yaitu suatu golongan
warga masyarakat yang mempunyai kedudukan sosial setingkat.
Memang kata strata berasal dari kata kerja sterno yang berarti meratakan
atau membuat jalan, sehingga jelaslah bahwa semua orang yang sedang lewat
atau duduk dijalan itu berada pada tingkatan yang sama karena tempat itu tidak
tinggi - rendah tetapi datar.
Kalau gambaran tempat yang rata itu kita alihkan ke gambaran ruang
masyarakat, di situ pun kita akan menjumpai tempat rata dalam arti sosiologis,
yang dihuni oleh suatu kategori atau golongan orang yang mempunyai kedudukan
sosial yang setingkat, jadi penempatan segolongan orang dalam strata sosial yang
sama didasarkan pada status sosial yang sama atau minimal setingkat.
Ciri yang sama itu diterapkan khusus pada status sosial yang sama , dan
dalam pembuatan strata sosial kriteria tentang status sosial yang sama seperti
yang dibuat oleh si pengamat memainkan peranan penting, tetapi, si pengamat
tidak boleh mengabaikan pendapat orang-orang yang bersangkutan yang hendak
dimasukkan pengamat ke dalam lapisan tertentu.
Seperti contoh tentang seorang tukang kebun dan pekerja lain yang bekerja di
bagian mesin, misalnya, dimasukkan dalam strata sosial yang sama, yaitu lapisan
kaum buruh, hal ini harus di pahami dilakukan untuk lebih menyederhanakan
penelitian dan juga untuk memudahkan pelayanan kategori atau kelas yang
bersangkutan, namun dapat juga terjadi bahwa seorang pengamat mengalami
kesulitan praktis jika ia hendak mengisi lapisan kaum rohaniwan dan lapisan
kaum awam, seperti misalnya siapa saja yang dapat dimasukkan ke dalam lapisan
kaum rohaniwan dan siapa yang dimasukkan ke dalam lapisan kaum awam, dan
contoh mengenai kesulitan ini kami tampilkan sehubungan dengan adanya
pengertian yang berbeda dalam lingkungan umat Katolik dan umat Islam.
DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
25
Sekelompok anggota TNI yang melayani kepentingan rohani dalam tubuh TNI
juga mendapat sebutan golongan rohaniwan, sedangkan dalam pengertian Gereja
Katolik golongan tersebut bukan golongan rohaniwan.
Dalam pembicaraan mengenai status yang sama yang menjadi unsur inti dari
lapisan sosial , perlu kiranya diketahui juga apa yang disebut lambang
status karena lapisan sosial mempunyai kecenderungan untuk
membedakan dirinya dengan lapisan sosial yang lain, oleh karena itu orang-orang
yang menempati status tertentu memakai sebuah lambang status yang sama
dan bentuknya tidak boleh sama dengan lambang status dari strata
sosial yang lain.
Maksud dari lambang itu adalah agar dengan melihat lambang khusus itu orang
dapat dengan cepat mengetahui dari golongan mana penyandang lambang
tersebut, seperti misalnya, pakaian seragam berwarna hijau untuk angkatan darat,
pakaian jubah dengan potongan tertentu untuk golongan rohaniwan Katolik,
ijazah perguruan tinggi untuk golongan sarjana, dan sebagainya.
Untuk memperoleh suatu ikhtisar yang jelas, minimal dalam suatu sektor
kehidupan kultural tertentu perlu dibuat suatu tatanan yang baik dari
lapisan-lapisan sosial yang berbeda-beda itu.
terciptalah suatu tatanan yang dalam istilah teknis disebut stratifikasi sosial
( social stratification ).
Satu keluarga dari kelas yang sama tidak suka dikatakan sama dengan keluarga
yang lain karena keluarga itu mempunyai kelebihan ( berupa gigi emas, jam
tangan, dan sebagainya ), dan keluarga lain memiliki ciri khas tertentu yang
dianggap sebagai lambang status yang sedikit lebih tinggi daripada rekan yang
lain walaupun keduanya dari lapisan yang sama.
Dalam setiap organisasi, satuan, kelompok didapati hal yang sama: munculnya
stratifikasi yang halus di dalam tubuh yang sama, seperti di dalam sebuah pabrik,
gereja, sekolah, di kalangan para pemain sandiwara dan sebagainya selalu ada
stratifikasi sosial, ada subordinasi dan superordinasi dalam arti yang
sesungguhnya.
Yang penting dalam stratifikasi sosial ialah sifat vertikal dari penempatan
lapisan-lapisan itu, lagi pula stratifikasi sosial tidak mengatur bagaimana
hubungan antar lapisan harus dilakukan, dan yang khas pada struktur sosial
bukan sifat vertikal dari penempatan unsur-unsur masyarakat, walaupun
kemungkinan untuk membuat tatanan vertikal itu tidak tertutup, karena dalam
kenyataan manusia lebih banyak berpikir dan bertindak menurut pola vertikal.
Di samping itu dalam masyarakat luas didapati pula pola berpikir dan bertindak
menurut pola lingkaran yang mendatar, seperti misalnya, dalam permainan sepak
bola skema penempatan 11 pemain tidak berbentuk vertikal, bahkan bukan
lingkaran mendatar, tetapi segi tiga yang mendatar.
Yang dipentingkan disitu bukan unsur kekuasaan yang berjenjang dari atas ke
bawah, bahkan di situ hierarki kekuasaan tidak ada, seperti pada pola pergaulan
bangsa-bangsa anggota PBB berbentuk lingkaran yang mendatar, dan prinsip
yang dipegang organisasi itu adalah kesarnaan kedudukan bangsa-bangsa dari ras
dan warna kulit mana pun, walaupun adanya keistimewaan hak dari sejumlah
negara besar dengan hak veto yang telah menjadi persoalan tersendiri.
C. Status Sosial.
Kalau kita amati bangunan di atas, maka akan memperlihatkan pula adanya sifat
hubungan atau suatu sistem , dan dimensi yang di perlihatkan oleh struktur
dan sistem ini di sebut dengan dimensi struktural .
Jika terjadi perubahan dalam dimensi ini maka hal itu di sebut perubahan
struktural yang artinya bahwa perubahan tersebut terjadi dalam bidang posisi
atau status .
Karena itulah, status mempunyai 2 ( dua ) aspek yaitu aspek struktural yang
mengandung perbandingan tinggi rendah dan aspek fungsional yang berkaitan
dengan peranan ( role ) seseorang yang memiliki status tertentu.
semakin besar, dan konflik status ini bisa bersifat pribadi dan juga bisa bersifat
kelompok.
Oleh sebab itu, dapat di pahami bahwa konsep posisi atau status ini berkaitan
dengan peran, kekuasaan, otoritas, fungsi, integrasi , hubungan antara
satu posisi dengan posisi lainnya , serta arus komunikasi dan sebagainya.
Antara status dan peranan ( role ) ini sangat sulit untuk di pisahkan, karena
tidak ada kedudukan tanpa peranan dan sebaliknya seseorang tidak dapat berperan jika
tanpa kedudukan, karena peranan ( role ) ini merupakan bagian dari tingkah
laku seseorang dalam masyarakat, sehingga peranan ( role ) ini tidak dapat
bebas dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Dari 3 ( tiga ) hal pokok tersebut di atas, maka yang penting adalah adanya hubungan
antara seseorang yang menjalankan peranan ( role ) dengan orang-orang
( masyarakat ) yang ada di sekitarnya yang berkaitan dengan kedudukan atau
statusnya.
Namun demikian, bisa saja terjadi bahwa peranan seseorang kadang-kadang sudah
tidak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh masyarakat sekitarnya, dan dari hasil
penelitian Kingsley Davis di peroleh kesimpulan bahwa perbedaan antara peranan
( role ) dan harapan yang tepat dalam menduduki suatu kedudukan atau
status terjadi karena :
Dengan demikian maka, suatu peranan ( role ) yang di lakukan di tentukan juga
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma
keseragaman yang berlaku di kelompok masyarakat dalam siatuasi yang sama.
b. Apabila norma jelas, maka barulah dapat di katakan adanya kemungkinan besar
untuk menjalankannya.
c. Apabila individu di perhadapkan dengan suatu situasi di mana lebih dari satu
norma yang di kenalnya berlaku, maka ia akan berusaha untuk mengadakan
kompromi dan modifikasi di antara norma-norma tersebut.
Sebagaimana pembahasan tentang status di atas, dalam bagian ini akan lebih di
uraikan lagi tentang status yang terdiri atas 3 (tiga ) macam yaitu :
Status bentuk ini adalah status yang di peroleh seseorang dengan begitu saja
tanpa adanya suatu usaha ataupun inisiatif, seperti status yang di peroleh
seseorang karena garis keturunan dan sebagainya.
Pengertian tentang status ini adalah status yang di berikan kepada seseorang
berdasarkan jasanya, seperti pangkat bagi anggota ABRI, Pegawai Negeri Sipil
dan sebagainya.
Status jenis ini di peroleh seseorang melalui proses usahanya sendiri dan
mungkin saja melalui berbagai pengorbanan seperti waktu, tenaga pikiran dan
sebagainya sesuai tuntutan atau syarat untuk memperoleh status tersebut seperti,
Sekretaris, Hakim dan sebagainya.
dalam ilmu sosiologi di kenal dua macam masyarakat yang berbeda yaitu
masyarakat gemeinschaft dan masyarakat gesselschaft .
Karena dominasi yang bersifat informal dalam sistem hubungan sosial sementara
warga, maka pranata gotong-royong dalam arti saling membantu maupun yang
berwujud bekerja kolektif tanpa upah untuk kepentingan umum dapat terlaksana
dengan baik.
Adat adalah :
D. Perubahan Sosial.
Berdasarkan teori sosiologi, suatu perubahan sosial khususnya perubahan
sosial budaya merupakan :
suatu proses yang berawal dari suatu keadaan yang semula baik dan
mantap kemudian memudar dan akhirnya menjadi mantap kembali,
proses perubahan seperti ini di gambarkan dengan istilah integrasi
yang berubah melalui disintegrasi ke arah reintegrasi .
keadaan ini akan berakhir apabila sudah dicapai taraf reintegrasi sosial dimana
nilai-nilai dan kaedah-kaedah baru sudah dapat berlaku dan memasyarakat.
Salah satu perubahan sosial yang tidak sengaja tetapi sangat penting
artinya adalah proses globalisasi ( globalisme ) , yaitu :
Sistem-sistem yang bersifat global terbentuk sebagai akibat dari sistem transportasi
udara yang makin lama makin cepat, mudah dan canggih, serta di tambah dengan
sistem komunikasi person to person dan komunikasi massa yang mampu
menyelenggarakan hubungan atas dasar hitungan waktu yang di ukur dengan jam,
atau menit, atau detik dan bahkan dapat terjadi secara seketika.
Sehingga dengan demikian dapatlah kita katakan bahwa yang di maksud dengan
perubahan sosial adalah :
P e r u b a h a n - p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i d a l a m struk tur
masyarakat a t a u d i s e b u t j u g a d e n g a n perubahan
strukturil , p e r u b a h a n - p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i t e r s e b u t
di atas selalu berjalan sejajar dengan peru bahan-
perubahan kulturil karena tiap-tiap struktur
mendapat dukungan dari nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan.
Dari uraian di atas, maka dapat kita pahami bahwa suatu keluarga merupakan
suatu struktur , hal ini di sebabkan karena dalam suatu keluarga selalu terdiri
dari posisi-posisi suami dan istri, dan hubungan antara suami dan istri sifatnya selalu
konstan karena status suami dalam keluarga tidak pernah berobah begitu juga status
istri, dan yang membedakan antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya
adalah isinya, di mana antara keluarga yang satu bersifat tradisional sedangkan
yang lainnya adalah keluarga moderen.
Istilah sosial dalam konsep struktur sosial tidak hanya menunjukkan penger-
tian struktural , saja tetapi dapat kita buktikan bahwa hal itu menyangkut juga
pengertian kultural, dengan kata lain dapat di katakan bahwa dalam dimensi
struktural kita temukan adanya dimensi kultural , kedua dimensi ini tidak
dapat di pisahkan, dan pengertian sosial ini sama dengan konsep masyarakat
dalam pengertian sosiologi.
E. Nilai – Nilai.
Ruang lingkup kultural atau kebudayaan pada hakekatnya terdiri dari
materiil seperti antara lain mesin, pakaian, mobil dan lainnya, dan immat eriil
seperti ide, norma, peraturan, sistem interaksi, nilai dan sebagainya, seperti contoh :
Hal tersebut di sebabkan karena secara umum dalam masyarakat kita pria di anggap
mempunyai nilai yang lebih tinggi dari wanita dan hal ini terbawa sampai pada
posisi dan status pria sebagai suami dalam suatu keluarga.
Nilai adalah :
Dalam bahasa Inggris nilai di sebut dengan value yang di dalamnya juga
terkandung pemahaman filsafat, sedangkan pengertian menilai berarti
menimbang yaitu :
Nilai bersumber pada budi yang berfungsi untuk mendorong serta mengarahkan
pikiran, sikap dan perilaku manusia, dan nilai itu berfungsi juga sebagai suatu
sistem ( sistem nilai ) yang merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping
sistem sosial dan karya.
Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai
sistem nilai, oleh karena itu nilai dapat di hayati atau di persepsikan dalam konteks
kebudayaan atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak.
Dapat pula di katakan bahwa manusia menggunakan akal dan budinya untuk menilai
dunia dan alam sekitarnya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti
memperoleh apa yang di perlukannya, apa yang menguntungkannya atau yang akan
menimbulkan kepuasan bathinnya, dan melalui proses memilih yang terus menerus,
manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat menentukan sikap
hidupnya, keinginannya, cita-citanya dalam kehidupan budayanya.
Ada 2 ( dua ) pendapat tentang hubungan nilai dengan benda dan atau
keadaan yang mendukungnya, pendapat pertama yang di kemukakan antara lain oleh
Max Scheler dan Nicolai Hartmann yang menyatakan bahwa nilai adalah :
Sesuatu yang terdapat secara intrinsik pada obyek itu sendiri lepas dari
penghargaan yang di berikan oleh manusia.
sanksi-sanksi lain yang ikut mengatur perilaku yang terjadi antara satu
posisi dan posisi lainnya dalam suatu struktur sosial.
Hal di atas ini di sebabkan karena manusia selalu mempunyai harapan atau tujuan di
dalam hidupnya, dan harapan atau tujuan manusia itu ada yang bersifat alami seperti
ingin selamat, meneruskan eksistensi jenisnya dan lainnya.
Ada pula yang tumbuh sebagai akibat lebih jauh dari sifat alami tersebut, dan dalam
upaya untuk merealisasikan harapan dan tujuannya tersebut maka manusia
mengadakan hubungan dengan sesama manusia lainnya yang mendukung nilai-nilai
tertentu, dengan alam sekitarnya dan terutama dengan Tuhan penciptanya.
Jika di lihat dari proses kehidupan budayanya, maka manusia selalu berusaha agar
lingkungan hidupnya dapat di kuasai dan di manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohaninya.
Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro mengatakan yang di maksud dengan nilai itu
terdiri atas 3 ( tiga ) bagian yaitu :
Nilai material , yaitu segala sesuatu hal yang berguna bagi unsur manusia ;
Nilai vital , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas dan ;
Nilai kerokhanian , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia.
Yang di maksud oleh Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro tentang nilai rokhani
ini juga masih dapat lagi di bedakan atas 4 ( empat ) :
nilai kebaikan bersumber pada unsur rasa manusia yaitu gevoel, perasaan
dan estetis.
nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak /
kemauan manusia atau will, karsa dan ethic.
nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerokhanian yang tertinggi
serta mutlak, dan nilai religious ini bersumber pada kepercayaan / keyakinan
manusia.
Dengan demikian dapat di pahami bahwa sesuatu yang bernilai itu tidak hanya
sesuatu yang hanya berwujud sebagai benda material saja, tetapi juga sesuatu yang
juga tidak berwujud benda material, dan bahkan sesuatu yang tidak berwujud benda
material itu dapat mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia.
Nilai material ini secara relatif dapat di ukur dengan mudah yaitu dengan
menggunakan alat-alat pengukur seperti alat pengukur berat, alat pengukur panjang
atau meter dan alat-alat pengukur lainnya.
Suatu nilai tidaklah sama tingkatan intensitasnya, karena bagi seseorang bisa saja
suatu nilai dapat di kategorikan sebagai nilai yang sudah meresap ( internali-
zed values ), tetapi bagi orang lain nilai tersebut dapat saja masih merupakan
suatu nilai yang baru atau termasuk nilai luar .
Robin Williams dalam American Society membedakan nilai atas 2 ( dua ) macam
yaitu, nilai dominan yaitu nilai yang selalu mempengaruhi tindakan seseorang
dan nilai kurang dominan yaitu nilai yang tidak selalu menjadi patokan atau
ukuran di dalam tindakan seseorang.
Untuk mengetahui tingkatan dari suatu nilai apakah termasuk nilai dominan
atau tidak dominan pada seseorang adalah dengan melalui pengamatan terha-
dap tindakan yang di pilih seseorang dalam menentukan suatu alternatif, dan nilai
yang lebih di utamakan tentunya merupakan nilai yang lebih dominan sedangkan
nil ai yang kurang di utamakan berarti nilai yang kurang dominan.
Faktor dominan suatu nilai dapat di ukur dari luas atau tidaknya pengaruh
nilai tersebut dalam seluruh kegiatan individu atau masyarakat, hal ini terjadi
karena makin banyak individu yang melakukan kegiatan dengan menampilkan
suatu nilai, maka berarti bahwa makin dominan nilai tersebut, dan sebaliknya
makin sedikit orang yang melakukan kegiatan yang menampilkan nilai tersebut,
maka makin kurang dominan nilai tersebut.
Faktor dominan suatu nilai dapat juga di ukur melalui berapa lamanya
jangka waktu pengaruh suatu nilai di rasakan atau di anut oleh anggota
masyarakat, hal ini terjadi karena makin singkat waktu pengaruh sesuatu nilai,
menunjukkan makin kurang dominannya nilai tersebut dan sebaliknya makin lama
nilai itu berpengaruh dan di anut oleh suatu masyarakat maka akan makin
dominan nilai tersebut.
Faktor dominan suatu nilai juga dapat di lihat dari kemampuan nilai
tersebut di wujudkan ataupun di pertahankan oleh suatu masyarakat terhadap
berbagai tantangan dari nilai-nilai lain dari luar, dan ketahanan suatu nilai dapat di
ukur berdasarkan pada usaha-usaha yang di lakukan untuk mewujudkan nilai
tersebut ataupun berdasarkan pilihan-pilihan penting atau pernyataan-pernyataan
secara verbal dan reaksi-reaksi yang di tunjukkan bila terjadi ancaman terhadap
nilai tersebut.
Faktor dominan atau tidaknya suatu nilai juga dapat di lihat melalui
bagaiman keanggunan ( pretise ) dari para pendukung nilai tersebut dalam
suatu masyarakat, dan keanggunan ( prestise ) ini dapat di ukur dari
sikap masyarakat terhadap pendukung nilai tersebut.
Jika perlakuan terhadap pendukung nilai tersebut baik maka nilai tersebut dapat di
artikan sebagai nilai yang dominan dan demikian pula sebaliknya.
Untuk mengatasi masalah anomie ini, harus di imbangi dengan suatu proses
integrasi yaitu :
birokrasi,
desa dan kota,
hubungan antara buruh dan kajikan,
masalah ras seperti Cina dan sebagainya,
masalah agama,
masalah etnik,
masalah wanita ( gender / emansipasi ).
Dengan berbagai uraian di atas ini dapat kita simpulkan bahwa antara dimensi
struktural tidak dapat di pisahkan dengan dimensi kultural , sehingga dengan
demikian terlihat bahwa :
Namun demikian ada yang merupakan suatu ciri tersendiri dari dimensi kultural
ini, karena dimensi kultural atau kebudayaan ini menyangkut konsep
kebudayaan materiil dan kebudayaan immateriil, misalnya seperti adanya
penemuan televisi yang merupakan kemajuan di bidang kebudayaan materiil
maka pengaruhnya sangat luas, contoh :
Perubahan ini terjadi karena sekarang perhatian sebagian besar anggota keluarga
terpusat pada televisi, sehingga dari segi psikologis dapat di katakan bahwa
i n t e g r a s i yang ada di antara anggota keluarga sudah berkurang.
Dari contoh ini kita melihat bahwa dengan adanya perubahan dalam
kebudayaan materiil memberikan pengaruh bukan hanya pada struktur
sosial tetapi juga kebudayaan immateriil .
Oleh sebab itu, dengan adanya perbedaan yang menyangkut perkembangan di antara
kedua kebudayaan ini ( kebudayaan materiil dan kebudayaan
immateriil ) di sebut dengan cultural lag atau ketinggalan budaya.
Cultural lag ini jika berkelanjutan dan tidak segera di atasi akan dapat menimbulkan
ketegangan dalam masyarakat sehingga mengakibatkan adanya masalah sosial.
Perubahan yang terjadi di dalam dimensi atau bidang struktural dan kultural juga
mengakibatkan perubahan dalam bidang interaksional.
Dengan contoh di atas, kita dapat melihat bahwa karena perubahan yang terjadi, secara
tidak langsung mempengaruhi juga hubungan i n t e r a k s i yaitu :
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa adanya
interaksi sosial maka tak akan mungkin ada suatu kehidupan bersama, oleh
sebab itu dapatlah di mengerti bahwa interaksi sosial merupakan dasar dari
suatu, dan pemahaman ini menunjukan pada suatu hubungan sosial yang dinamis.
Kontak yang terjadi pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok dan
mempunyai makna bagi pelakunya yang kemudian di tangkap oleh individu atau
kelompok lain.
Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan suatu
reaksi, dan kontak yang terjadi dapat secara langsung yaitu melalui gerak dari fisikal
organisme, misalnya melalui pembicaraan, gerak isyarat, di samping itu juga dapat
terjadi kontak secara tidak langsung seperti melalui tulisan atau bentuk-bentuk lain
dari komunikasi jarak jauh.
Bentuk umum dari suatu proses sosial adalah interaksi sosial ( yang juga
dapat di namakan proses sosial ), oleh karena interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, dan bentuk lain dari proses
sosial hanya merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi sosial .
Suatu proses sosial adalah merupakan pengeruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama manusia, dan yang menjadi dasar dari pengaruh timbal balik ini
adalah interaksi sosial yang kemudian menyebabkan adanya pergaulan hidup
manusia, dan selanjutnya, Kimball Young menjelaskan dalam uraiannya bahwa
interaksi sosial merupakan proses dari saling kontak ( reciprocall contact )
antara dua orang atau lebih, dan saling kontak ( reciprocall contact ) ini dapat di
lihat pada adanya hubungan ( kontak sosial ) yang terjadi baik secara interen antara
sesama anggota suatu kelompok atau secara eksteren antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya.
Dalam kenyataannya, menurut Kimball Young, bahwa kegiatan kontak sosial ini
mempunyai 3 ( tiga ) bentuk pokok, yaitu :
Faktor imitasi , atau proses meniru yang pada sisi positifnya dapat mendorong
seorang individu untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku,
namun sisi negatifnya jika yang di tiru adalah hal-hal yang bersifat menyimpang.
Dan selain itu, faktor imitasi ini dapat melemahkan bahkan dapat mematikan
daya kreasi seseorang.
Jadi proses faktor sugesti ini sebenarnya hampir sama dengan faktor imitasi
namun titik tolaknya yang berbeda karena kelangsungan dari proses faktor
sugesti ini dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa oleh emosi, hal
mana akan menghambat daya berpikir individu secara rasional.
Faktor sugesti ini dapat terjadi jika orang yang memberikan pandangan
adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter, di
samping itu, faktor sugesti ini juga dapat berlangsung jika yang memberikan
sikap atau pandangan itu merupakan bagian mayoritas dari suatu kelompok atau
masyarakat.
khusus sehingga harus di hormati, dan proses simpati ini akan dapat
berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin.
Faktor-faktor inilah yang merupakan suatu syarat minimal yang mendasari terjadinya
suatu proses interaksi sosial , walaupun pada kenyataannya proses tersebut sangat
kompleks, sehingga kadang-kadang sangat sulit untuk mengadakan suatu pembedaan
yang tegas antara faktor-faktor tersebut, dan suatu interaksi sosial dapat terjadi
jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Kontak sosial di artikan sebagai adanya suatu hubungan antara individu yang
satu dengan individu yang lainnya baik hubungan secara badaniah maupun hubungan
yang bukan badaniah.
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, seseorang dapat melakukan kontak sosial
dengan menggunakan berbagai media tanpa harus melakukan kontak badaniah,
bahkan dapat di katakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama
terjadinya kontak sosial .
Sosialisasi ini pada hakekatnya berkaitan erat dengan proses perubahan atau
modifikasi dari pada sesuatu yang telah pernah di hayati dan di laksanakan
sebelumnya, sehingga untuk maksud tersebut di butuhkan berbagai stimulan
( ransangan – ransangan ) pada struktur sosial yang sudah ada sehingga suatu
usaha perubahan dapat tercapai.
Upaya penghargaan terhadap berbagai hal yang baru dapat di laksanakan dengan
jalan :
Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, seperti dua
partai politik mengadakan suatu kerjasama untuk mengalahkan partai politik
lawan mereka.
Atau jika dua buah perusahaan mengadakan suatu perjanjian kerjasama yang
saling menguntungkan dan sebagainya.
DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
46
Kita juga memahami bahwa, tiap-tiap masyarakat memiliki kebudayaan sendiri yang
berbeda dengan masyarakat lain di sekitarnya, dan jika terjadi lalulintas lancar yang
memungkinkan pertemuan antara dua atau lebih kelompok masyarakat, maka akan
terjadi suatu pertemuan kebudayaan dari latar belakang yang berbeda.
- inovasi.
- peneri maan sosial ( social acceptance ).
- proses pengambil an ( selective elimination ).
- proses integrasi ( integration ).