1.
Pendahuluan
Adanya berbagai permasalahan di dalam pembangunan kota-kota di Indonesia,
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Pendekatan ini berhasil apabila disetujui secara luas oleh masyarakat luas, terkait
dengan perumusan tujuan pengembangan dan kewenangan pengaturan dan prosedur
administrasi bagi seluruh kelompok masyarakat. Pendekatan tersebut ternyata banyak
yang gagal, sehingga belum bisa mengangkat tingkat kemiskinan masyarakat di kotakota tersebut akibat kurangnya sumber daya manajemen lokal, sulitnya penegakan
hukum dan aspek-aspek politis lainnya. Masyarakat di daerah perkotaan negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia, pada kenyataannya tetap miskin, sulit mencari
pekerjaan, masa depan belum jelas dan yang bekerja selalu khawatir kehilangan
pekerjaannya. Di samping itu terjadi kompetisi yang tinggi antar berbagai kelompok
masyarakat dan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di perkotaan.
Masalah-masalah dan kelemahan tersebut di atas menyebabkan diperlukannya
inisiatif baru di dalam pendekatan proses penyusunan perencanaan pembangunan kota,
untuk tujuan mensejahterakan masyarakat secara luas. Inisiatif baru ditujukan kepada
kegiatan penyusunan perencanaan pembangunan kota, dengan melibatkan masyarakat
setempat (komunitas lokal) secara luas. Pemberdayaan dan peningkatan peran-serta
masyarakat secara luas yang dimulai sejak awal, yaitu sejak penyusunan perencanaan
pembangunan merupakan paradigma baru. Perencanaan pembangunan kota sebagai
ilmu pengetahuan sosial, pada hakekatnya bukan hanya merencanakan pembangunan
fisik semata, tetapi adalah merencanakan ruang (spatial-plan), di mana "manusia"
terdapat di dalamnya yang memiliki cita-cita sama mendapatkan kehidupan dan
penghidupan yang aman, adil dan sejahtera.
2.
PENGERTIAN PERENCANAAN
Pengertian Perencanaan dalam UU nomor 25 tahun 2004 adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan adalah cara berpikir
mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa
datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan keputusan
kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Perencanaan merupakan suatu
proses yang tidak pernah berakhir. Apabila sebuah rencana telah ditetapkan, maka
dokumen menyangkut perencanaan terkait harus diimplementasikan
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
berasal
dari
semua
aparat
penyelenggara
negara
Nasional:
perencanaan
partisipatif
dilaksanakan
dengan
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Dari segi jangka waktu, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan jangka
pendek (1 tahun), dan (b) perencanaan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
2.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Dari segi bidang kerja yang dicakup, dapat dikemukakan antara lain :
industrialisasi,
agraria
(pertanahan),
pendidikan,
kesehatan,
pertanian,
Dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan menejer, perencanaan
dapat dibedakan : (a) perencanaan haluan policy planning, (b) perencanaan
program (program planning) dan (c) perencanaan langkah operational planning.
3.
umum community
development adalah
kegiatan
pengembangan
service,
(2) community
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
empowering,
dan
(3) community
tersebut, maka
4.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Politik, political
participation lebih
berorientasi
pada
Participation partisipasi
ditempatkan
sebagai
pada
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
KELEMAHAN
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
10
partisipatif
Masyarakat memiliki andil yang
cukup besar dalam memberikan
masukan kepada pemerintah dalam
masyarakat.
Lebih memakan waktu, biaya dan
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
11
kemandirian
masyarakat,
terutama
masyarakat
miskin,
dapat
PNPM
Mandiri
juga
harus
memprioritaskan
pada
desa-desa
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
12
kemiskinan. Inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, media informasi dan
komunikasi
dalam
pemberdayaan
masyarakat
juga
menentukan
dalam
hal
penanggulangan kemiskinan.
Dalam mencapai tujuan PNPM Mandiri, hendaknya pelaksanaan PNPM
memiliki beberapa prinsip yang bertumpu pada pembangunan manusia. Masyarakat
harus terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan
dan secara gotong royong menjalankan pembangunan. Kesetaraan dan keadilan gender
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam
menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan. Setiap pengambilan keputusan
pembangunan dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi
pada kepentingan masyarakat miskin. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai
terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan
kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggungjawabkan baik secara
moral, teknis, legal, maupun administratif. Pemerintah dan masyarakat harus
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan
mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas. Semua pihak
yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan
kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Semua aturan, mekanisme dan prosedur
dalam pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan
mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat.
Masyarakat
yang
mandiri
diwujudkan
melalui
serangkaian
kegiatan
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
13
kegiatan
pembelajaran
masyarakat,
pengembangan
relawan,
dan
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
14
setelah proses perencanaan selesai dan telah ada keputusan tentang pengalokasian dana
kegiatan. Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan penetapan tim pengelola
kegiatan, pencairan atau pengajuan dana, pengerahan tenaga kerja, pengadaan barang
dan jasa, serta pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Personil tim pengelola kegiatan
yang dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat, bertanggung jawab dalam realisasi fisik,
keuangan, serta administrasi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan sesuai rencana.
Pada pelaksanaan kegiatan secara swakelola, apabila dibutuhkan barang dan jasa
berupa bahan, alat, dan tenaga ahli (konsultan) perseorangan yang tidak dapat
disediakan atau tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, maka dinas teknis
terkait dapat membantu masyarakat untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Untuk
mendukung pengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri, sistem pemantauan dan
pengawasan yang harus dilakukan meliputi pemantauan dan pemeriksaan partisipatif
oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pemeriksaan dari
mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga kabupaten atau kota dan
pelaksanaan PNPM Mandiri.
Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah juga harus dilakukan secara
berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan PNPM Mandiri
dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan
sesuai dengan tujuan program. Pemantauan dan pengawasan oleh Konsultan dan
Fasilitator mesti dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional, regional, provinsi,
kabupaten atau kota, kecamatan dan desa. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan
memanfaatkan sistem informasi pengelolaan program dan kunjungan rutin ke lokasi
program. Pengawasan melekat juga dilakukan oleh fasilitator dalam setiap tahapan
pengelolaan program dengan maksud agar perbaikan dan penyesuaian pelaksanaan
program dapat dilakukan dengan segera. PNPM Mandiri pun harus menjamin
keterbukaan dalam melakukan pemantauan independen oleh berbagai pihak, antara
lain, LSM, universitas, wartawan yang ingin melakukan pemantauan secara
independen terhadap PNPM Mandiri dan melaporkan temuannya kepada proyek atau
instansi terkait yang berwenang.
PNPM Mandiri perlu mengacu pada beberapa prinsip. Adapun prinsip itu adalah
semua bentuk intervensi program dan berbagai aturan tidak boleh berbenturan atau
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
15
3.
4.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
16
Di sisi lain, proyek-proyek yang dibiayai dana PNPM, baik SPP (simpan pinjam
perempuan) maupun non SPP (infrastruktur dan pelatihan), didasarkan pada
pendekatan kelompok.Karena itu, sangat mungkin orang miskin di luar kelompok
5.
Solusi :
1.
Untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan, hendaknya dana PNPM Mandiri
ini disalurkan kepada masyarakat miskin, yang berhak untuk mendapatkannya,
disinilah peran dari para fasilitator desa untuk dapat mengawasi jalannya
2.
masyarakat terhadap PNPM Mandiri adalah partisipasi yang positif, karena masyarakat
mendukung program yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri. Sifat partisipasi yang
diberikan oleh masyarakat terhadap PNPM Mandiri adalah mandiri, karena
keikutsertaan masyarakat dalam program ini tanpa adanya mobilisasi dari pihak
manapun, jadi masyarakat ikut serta secara sukarela.
5.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
17
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
18
KELEMAHAN
optimal
Hasil yang dikeluarkan bisa optimal
6.
TUJUAN PERENCANAAN
Tujuan perencanaan menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter dalam
Perencanaan teknokrat
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
19
Tujuannya
untuk
membangun
perencanaan
strategis
dan
perencanaan
Perencanaan partisipatif
Tujuannya agar masyarakat diharapkan mampu mengetahui permasalahannya
sendiri di lingkungannya, menilai potensi SDM dan SDA yang tersedia, dan
merumuskan solusi yang paling menguntungkan.
3.
4.
Perencanaan bottom up
Tujuan adalah untuk menghimpun masukan dari bawah, karena menurut
Sumarsono (2010), apabila di Indonesia perencanaan bottom up dimulai dari
tingkat desa, yang biasanya dihadiri oleh mereka yang ditunjuk peraturan
perundangan ataupun kebijakan lain, misalnya melalui kegiatan Musyawarah
Pembangunan Desa (Musbangdes) atau Musyawarah Rencana Pembangunan
Desa (Musrenbangdes).
7.
PRINSIP PERENCANAAN
Secara umum prinsip perencanaan menurut Abe dalam Ovalhanif (2009) adalah:
1.
Apa yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran dari visi dan misi;
2.
3.
4.
Lokasi aktivitas;
5.
6.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
20
1.
2.
Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi, kepentingan, dan dampak
isu terhadap kesejahteraan masyarakat;
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Ada kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran, dan
hasil, serta waktu penyelesaian termasuk tinjau ulang kemanjuan pencapaian
sasaran;
11. Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu terhadap
perkembangan internal dan eksternal yang terjadi;
12. Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan;
13. Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen yang
dihasilkan;
14. Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan untuk
mendukung proses perencanaan.
B. Prinsip-prinsip perencanaan partisipatif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
21
7.
2.
3.
4.
Millenium
Development
Goals;
Sustainable
Development,
2.
dengan
4.
prinsip-prinsip dalam proses dan mekanisme perencanaan secara mendalam, luas, dan
menyeluruh berdasarkan filsafat antologis, epistemologis, dan aksiologis.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
22
Strategi
perencanaan
adalah
untuk
membentuk/membuat
suatu
3.
perencanaan
memiliki
posisi
yang
sangat
signifikan
dalam
mentransformasi masyarakat.
2.
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
23
Tugas:
Pembangunan Partisipatif dan Non Partisipatif
24