Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI PERENCANAAN

TEORI RADIKAL, TEORI INCEMENTAL, TEORI SITAR

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

1. RIO JUNIOR DECAPRIANO MENONOH F23119130


2. AFRIAWAN DOMBO F23119133
3.
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena kasih
karunianya kami telah dapat menyelesaikan makalah mengenai Teori perencanaan. Tujuan kami
membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Teori Perencanaan. Serta untuk memberikan
panduan kepada pembaca agar dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
perkembangan teori perencanaan sebagai praksis.

Kami sadar bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan maka dari itu,di mohon
kritik dan saran yang membangun. Dengan ini diharapkan hasil karya ini dapat berguna bagi diri
sendiri maupun bagi masyarakat dan dapat diterapkan atau dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. TEORI RADIKAL..........................................................................................................................5
B. TEORI INCEMENTAL...................................................................................................................7
C. TEORI SITAR...............................................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perencanaan dalam definisi dan teori penelitian para ahli yang dipelopori oleh
seorang yang bernama Hidson menyatakan bahwa teori perencanaan tersebut mencakup :
sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh
tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
Pembahasan yang diuraikan tentang teori perencanaan secara umum, namun itu juga
berlaku secara spesifik untuk perencanaan pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Teori Radikal
2. Menjelaskan Teori Incemental
3. Menjelaskan Teori Sitar

C. TUJUAN
1. Mengetahui Teori Radikal
2. Mengetahui Teori Incemental
3. Menjelaskan Teori Sitar
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI RADIKAL

Perencanaan Radikal memang mengedepankan adanya cara berpikir yang diluar


kotak, dalam artian, lepas dari arus pemikiran utama yang boleh dibilang konservatif.
Pada umunya dalam gaya pemikiran konservatif, cenderung meneruskan pemikiran-
pemikiran lama. Situasi seperti ini dapat menimbulkan kejenuhan sosial karena adanya
segregasi yang mungkin terjadi karena tindakan pembangunan atau perencanaan kota
terpusat pada area yang itu-itu saja. Berangkat dari kondisi tersebut, maka muncullah
sistem-sistem advokasi atau perencanaan yang bersifat lebih praktis menyelesaikan
masalah publik. Dalam tulisan ini penulis mengangkat dua kasus inspiratif dalam
perencanaan kota dan daerah untuk dapat menjadikan contoh tersebut sebagai bagian dari
Radical Planning (Perencanaan Radikal). Dua contoh kasus tersebut adalah Kasus BRT
di Curitiba (Brazil) dan Jakarta Hidden Tour (Indonesia). Dua kasus tersebut dipilih
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Kedua kasus tersebut berasal dari dua negara sedang berkembang. Memiliki
kekhasan sendiri dalam hal pembangunan fisik dan tatanan sosial yang hampir
mirip. Tatanan fisik yang selalu melekat pada dua negara tersebut adalah pada
sistem penataan fisik yang cenderung kurang rapi dibandingkan dengan sistem
Grid ala Amerika atau Eropa.
2. Kedua kasus tersebut emiliki satu tokoh kunci pemrakarsa. Tetapi berbeda dalam
hal strategi dan kondisi publik yang ditangani.
3. Kedua kasus tersebut sama-sama menampakkan hasil signifikan setelah
rencananya terwujud.
4. Kedua kasus sama-sama melibatkan komponen komunikasi publik dalam
pelaksanaan rencana/ ekseskusi rencananya.

1. Jakarta Hidden Tour


Ide ini diprakarsai oleh seorang pemandu wisata dan juga seniman bernama
Ronny Porulian. Gagasan yang dimunculkan bertolak belakang dengan gagasan umum
ala pemerintah yang mengedepankan estetika dalam dunia pariwisata/ tur. Jika opini
pemerintah menyatakan bahwa ide Rony cenderung ‘menjual’ kemiskinan dala
kegiatannya, justru sisi berbeda dikemukakan melalui aksinya dengan Jakarta Hidden
Tour yang justru endatangkan penghasilan publik pada penduduk kumuh di bantaran
Sungai Ciliwung dan sekitarnya, edukasi sosial, toleransi sosial, dan beberapa nilai
manfaat yang patut dikembangkan. Pada sisi publik, terdapat interaksi yang menjadi
hiburan bagi warga lokal ketika bule (sebutan umum untuk warga asing kulit putih)
bertatap muka dan berbincang ala kadarnya dengan mereka. Terdapat unsur pengertian
budaya juga yang ditawarkan dalam gagasan Ronny. Walaupun masih diperdebatkan
apakah ide tersebutmasih masuk kategori Radical Thinkng saja, namun jika
dikembangkan, penataan ruang berbasis slum dengan upaya tour dapat menjadi ide
brilian.

2. Kasus BRT di Curitiba (Brazil)


Bus Rapid Transit (BRT) di Curitiba memang sudah menjadi perbincangan umum
sejak walikotanya di tahun 2000 mencanangkan adanya perombakan sistem transportasi
umum. Letak radikalitasnya adalah keberanian mewujudkan ide yang publik nilai tidak
berguna atau tidak umum. Pada rentang 1990an hingga 2000, penggunaan kendaraan
pribadi menjadi hal umum i Curitiba namun, setelah ide Bus Rapid Transit tersebut
digulirkan, beberapa keuntungan yang didapat adalah sebagai berikut:

3. Rangkaian Proses

Dalam beberapa poin terkait, ciri khas Radical Planning lebih mengedepankan
pada sifat gagasan atau eksekusi aksi dengan cara yang berbeda dengan aliran-aliran
konservatif atau hal yang sudah ada. Berikut bebeapa bagian ppoin yang dapat
diterangkan:

Planning in the Public Domain: >From Knowledge to Action (1987)

There are four possible ways to solve the crises:

1. Salvation by technology;
2. Salvation by unfettered enterprise;
3. Propaganda and repression;
4. Re-centering of political power in civil-society.
KONSEP DASAR Radical Planning

Tantangan Kebutuhan Radical Planning


 Pertumbuhan jumlah masyarakat yang tinggi diikuti oleh sifat pluralistik yang
tinggi pula.
 Pluralistik masyarakat yang tinggi diikuti oleh semakin kompleksnya
permasalahan yang muncul di dalam masyarakat.
 Teori dan konsep terdahulu yang sudah diterima (accepted) dan disepakati
(conformed) terasa tidak mampu memberikan penjelasan praktis terhadap
permasalahan yang semakin kompleks.
 Pendekatan rasionalitis yang bersifat universal dan general terlalu umum untuk
mengatasi permasalahan yang bersifat spesifik dan kontekstual.
 Pendekatan positivistik yang tergantung dari pengalaman praktis dan pembuktian
empiris dapat membelenggu pendekatan yang harus diambil.
 Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan perencanaan yang memperhatikan
akar, dasar dan konteks dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Pendekatan tersebut adalah pendekatan Radical Planning, yang mengedepankan perhatian


pada akar, dasar dan konteks dari obyek yang direncanakan.

B. TEORI INCEMENTAL

Perencanaan Incremental yaitu perencanaan yang lebihmementingkan aspek


dialog, menerima kritikan dansaran demi kepentingan bersama. Selain itu
dalammelakukan perencanaan sangat mempertimbangkanpengalaman, aturan praktis,
berbagai teknis dankoordinasi (Horvat, 1972 dalam Barclay M.
Hudson,1979).Perencanaan Incremantal lebih bersifat desentralisasidan tidak cocok
untuk jangka panjang. Jadi perencanaanini menekankan perencanaan dalam jangka
pendek sajadan hanya memperhatikan faktor-faktor lingkungan.

1. Konsep Teori Perencanaan Incremental


Konsep teori Incremental ini bersifat pragmatis, tidakbermaksud mencari pilihan
kebijakan yang terbaik,melainkan hanya mencari alternatif yang
dapatdilaksanakan.Perencanaan Incremental lebih menekankan padaperencanaan jangka
pendek karena lebih riil danmudah diwujudkan dibandingkan dengan
jangkapanjang.Teori ini diilhami oleh
filsafat pragmatisme
, yangmenyatakan yang baik adalah yang berguna padamasa sekarang. Yang berguna
pada masa sekaranghanya dapat ditentukan dan dicari pada masa sekarang.

2. Asal Munculnya Teori Incremental

Teori Incremental(Incremental Theory ) pertama kali diperkenalkan oleh ekonom


yang bernama Charles E.Lindblom. Teori ini mengacu pada pemecahan masalah
dengansudut pandang yang realistis terhadap keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
oleh para pembuatkebijakan.

Lahirnya teori Incremental tidak terlepas dari kritikterhadap model atau Teori
Rasionalitas Komprehensif yang dinilai tidak cocok lagi untuk menyelesaikanpersoalan-
persoalan publik.Teori ini mencerminkan sebagai suatu teoripengambilan keputusan
untuk menghindari masalah.Selain itu teori ini juga merupakan teori yang lebihbanyak
menggambarkan cara yang ditempuh olehpejabat-pejabat pemerintah dalam
mengambilkeputusan sehari-hari.

3. Kelemahan Teori Incremental

 Keputusan –keputusan yang diambil hanya untukkepentingan kelompok yang


kuat saja sehingga kepentingankelompok lemah terabaikan.
 Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak
memperhatikan berbagai macamkebijakan lain.
 Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahanyang inkremental
tidak tepat karena negara berkembanglebih membutuhkan perubahan yang besar
dan mendasar.
 Pendekatan incremental tidak didasari oleh efektivitasbelanja kegiatan sehingga
kegiatan bersifat monoton danbanyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak
relevan.
 Keputusan yang diambil mewakili kepentingan dari kelompokyang kuat sehingga
kepentingan dari kelompok lemahterabaikan dan dinomor duakan.
4. Kelebihan Teori Incremental

 Tidak memerlukan banyak informasi data dandapat dengan cepat mengambil


keputusan.
 Didasarkan pada pengalaman-pengalamanperencana saja
 Mempunyai ukuran rasional yang lebih kecildibandingkan pendekatan
sebelumnya

5. Penerapan Teori Incremental

Hal yang paling mendasar dari model incrementaladalah dari adanya


keterbatasan-keterbatasanyang ada dalam pembuat keputusan, yang lebihmementingkan
aspek dialog, menerima kritikan dansaran demi kepentingan bersama. Selain itu
dalammelakukan perencanaan sangatmempertimbangkan pengalaman, aturan
praktis,berbagai teknis dan koordinasi.Model kebijakan incremental adalah yang
palingcocok untuk masyarakat yang majemuk (pluralisticsociety) seperti Amerika
Serikat.Di negara berkembang seperti Indonesia, teori initidak cocok untuk diterapkan
karena negaraberkembang lebih membutuhkan perubahan yangbesar dan mendasar.
Contoh Teori Incremental yang ada di Indonesia adalahpada saat adanya
kebijakan Remunerasi bagi PegawaiNegeri Sipil pada saat Pemerintahan Susilo
BambangYudoyono. Dengan menaikkan remunerasi (gaji) pegawainegeri sipil,
kesejahteraan pegawai negeri sipil tercukupi,etos kerjanya meningkat bagus, dan tidak
melakukan tindakKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tetapi setelahterbongkarnya
kasus korupsi yang dilakukan PegawaiDitjen Pajak Kementerian Keuangan yaitu Gayus
HTambunan, ternyata diluar dugaan justru melibatkan banyakpihak di luar Kementerian
Keuangan (seperti Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, dan lain-lain), dan tentunya hal
initidak cukup hanya diatasi dengan Kebijakan Tambal Sulam(Inkremental), tetapi
memerlukan pemecahan secaramenyeluruh (komprehensif).
C. TEORI SITAR

Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary


planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih
lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga
tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S
terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di
samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada
dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan
masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan
dan pebedaannya. persamaannya:

1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah


2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan
sekitarnya.
3. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai
konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan
penitikberatan.
4. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian
tujuan

Sedangkan Perbedaannya adalah :

1. Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam


pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih
mengedepankan aspekaspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau
dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan
dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
2. Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah
dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti
kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
3. Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu
melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan,
perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan
dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
4. Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek
yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah.
Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan
dan hal keadilan social
5. Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah
dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan
pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan - aturan
yang ada baik akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.

Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh


cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini
terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-
komponen yang ikut serta dalam proses ini adalah :

1. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam


rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.
2. Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara
operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan merupakan wilayah public yang memiliki perencanaan rasional


comprehensive atau memiliki roporsirasionalitas paling tinggi, sehingga pengampilan
keputusan bersifat sistematik dan memiliki tujuan dan sasaran yang jelas.
Adapun perencanaan strategis sedikit berbeda dengan rcpkarena menentukan
tujuan dan sasaran membertimbangkan dengan nilai-nilai yang berkembang .
Sama pulalah perencanaan incremental adalah lebih kepada pendekatan yang
didasarkan pada pengalaman-pengalaman perencana dan memiliki porsirasionalitas yang
lebih kecil dibadingkan dengan pendekatan sebelumnya. Perencana incremental banyak
yang digunakan saat ini ,karena tidak memerluhkan banyak informasi data dan dapat
dengan cepat dalam pengampilan keputusan. Dan banyak kelemahan-kelemahan sering
tdk dapat sasaran dalam perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai