KATA PENGANTAR
Segala puji pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas limpahan karunia-Nya Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Belanja Konsultansi Perencanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025 selesai disusun.
Laporan Pendahuluan ini berisi hasil dari kajian-kajian awal yang berhubungan dengan
Pekerjaan Belanja Konsultansi Perencanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025. Memuat latar belakang, tinjauan literatur,
pendekatan dan metodologi, Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Dalam tinjauan Kebijakan
Pembangunan, Kondisi Wilayah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung Kepariwisataan dan
organisasi pelaksanaan pekerjaan,.
.Kami sungguh berharap bahwa Laporan Pendahuluan ini dapat memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan dan proses pelaksanaan kegiatan ini hingga tercapai hasil yang diharapkan.
Sukoharjo, 2019
Penyusun
i
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................I-2
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................I-2
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .........................................................................................................I-3
1.3. SASARAN...............................................................................................................................I-4
1.4. DASAR HUKUM......................................................................................................................I-4
1.5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................................I-6
2.5.1 Ruang Lingkup Wilayah ..........................................................................................................I-6
2.5.2 Ruang Lingkup Materi (Subtantif)............................................................................................I-7
2.5.3 Ruang Lingkup Kegiatan .........................................................................................................I-7
1.6. KELUARAN.............................................................................................................................I-8
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN...............................................................................................I-8
BAB II TINJAUAN LITERATUR ......................................................................................................II-1
4.1. DEFINISI PARIWISATA .........................................................................................................II-1
4.2. ASAS PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN........................................................................II-2
4.3. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN KEPARIWISTSATAAN ......................................II-2
4.4. CAKUPAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ................................................................II-3
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI.................................................................................III-1
3.1. PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ....................................................................III-1
3.1.1. Konsepsi Dasar Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPAR-KAB)III-1
3.1.2. Kerangka Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................................III-2
3.2. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN............................................................................III-3
3.2.1. Persiapan dan Koordinasi Awal Kegiatan .............................................................................III-3
3.2.2. Pengumpulan Data dan Identifikasi Profil Wilayah ................................................................ III-3
3.2.3. Metode Analisis.....................................................................................................................III-6
3.2.4. Proses Analisis......................................................................................................................III-8
3.2.5. Penyusunan Konsep dan Rencana.....................................................................................III-13
3.2.6. Perumusan Program Pembangunan Kepariwisataan..........................................................III-15
ii
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
iii
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV-1 Portofolio Pasar dan Produk Wisata Kementerian Pariwisata ....................................... IV-4
Gambar V-1 Peta Administrasi Kabupaten Sukoharjo ......................................................................... V-2
Gambar V-2 Jenis Tanah..................................................................................................................... V-4
iv
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
DAFTAR TABEL
v
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB I
PENDAHULUAN
I-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
I-3
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
I-5
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
20. Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor 10 tahun 2016, tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman penyusunan
Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota
(RIPARPROV/RIPPARKAB)
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah 2009-2029 Provinsi Jawa Tengah
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-
2018
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2012 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2027
25. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No 14 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang
Willayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031
26. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo
27. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sukoharjo tahun 2005-2025
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 1 Tahun 2010 tentang pokok-pokok
pengelolaan Keuangan Daerah
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Pembangunan Daerah
I-6
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
I-7
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
I-8
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam proses penyusunan Rencana
Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah, yang meliputi metode identifikasi dan
pengolahan data, sumber data, kajian dan analisis data, serta metode perumusan
rencana pengembangan kepariwisataan
BAB IV KEPARIWISATAAN KABUPATEN SUKOHARJO DALAM KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Bab ini berisi mengenai pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Sukoharjo
dalam kerangka kebijakan pembangunan nasional, kebijakan pembangunan propnsi
serta kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo
BAB V KONDISI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENDUKUNG
KEPARIWISATAAN
Bab ini menguraikan mengenai Gambaran wilayah Kabupaten Sukoharjo yang
mendukung kepariwisataan yang meliputi ; gambaran fisik wilayah, destinasi wisata,
karakteristik pariwisata, gambaran umum idustri wisata, serta kelembagaan
kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo.
BAB VI ORGANISASI PELAKSANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bab ini berisi mengenai organisasi pelaksana serta renca ajadwal pelaksanaan
penyusunan Rencana Induk Kepariwisataan Kabupaten (RIPPAR-KAB) Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2020-2025
I-9
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
II-1
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
II-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
1. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep
hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,
hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan
lingkungan;
2. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;
3. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
4. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5. memberdayakan masyarakat setempat;
6. menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang
merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan
antarpemangku kepentingan;
7. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang
pariwisata; dan
8. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.4. CAKUPAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Pembangunan kepariwisataan sebagai yang dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mencakup: (1) industri pariwisata, (2)
destinasi pariwisata, (3) pemasaran pariwisata, dan (4) kelembagaan kepariwisataan.
Keempat pilar tersebut perlu dilakukan secara simultan, berkeseimbangan, dan bukan
merupakan urutan yang sekuensial.
II-3
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun citra Indonesia sebagai
destinasi pariwisata yang berdaya saing. Pembangunan pemasaran pariwisata harus
memperhatikan kondisi lingkungan makro dan mikro destinasi, harus sesuai dengan
segmentasi dan target pasar yang dituju, serta pemosisian destinasi pariwisata terhadap
destinasi kompetitornya.
4. Pembangunan kelembagaan kepariwisataan, mencakup pengembangan organisasi
pemerintah, swasta, dan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, regulasi,
serta mekanisme operasional di bidang kepariwisataan. Pengembangan organisasi dan
peraturan perundang-undangan dalam bidang kepariwisataan merupakan perangkat
penting dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Sumber daya manusia, tidak hanya
penting, tetapi merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan.
II-4
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
III-1
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
1. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dibuat untukkelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang
harus dihadapi dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Potensi
dan permasalahan pembangunan kepariwisataan memiliki fungsi memberikan gambaran
kondisi dan situasi perkembangan kepariwisataan sebagai dasar dalam merumuskan isu-
isu strategis dalam pembangunan kepariwisataan.
III-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
a. Koordinasi dengan perangkat daerah terkait kebutuhan data spasial dan sektor
b. Penyiapan desain survey
c. Penggalian informasi dan aspirasi masyarakat secara langsung melalui wawancara
d. Studi literatur mencakup komparasi kebijakan di tingkat pusat hingga daerah,
sebagai studi perbandingan.
3.2.2. Pengumpulan Data dan Identifikasi Profil Wilayah
Tahap Survei dan Identifikasi, merupakan tahap pengumpulan data primer dan
sekunder, untuk mendapatkan gambaran atas kondisi eksisting kawasan perencanaan
yang sudah ditetapkan, baik yang bersifat kondisi fisik maupun non fisik. Pengumpulan
data ini menggunakan beberapa metoda survei digabung dengan Metoda Community
Based Development (CBD). Tahap Survei dan Identifikasi merupakan tahapan penting
bagi konsultan untuk mendapat informasi aktual kondisi lapangan melalui 2 (dua)
kegiatan utama, yaitu:
III-3
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Detail pelaksanaan tahap survei dan identifikasi sehingga karakteristik fisik dan non
fisik kawasan dapat diidentifikasi sebagai masukan yang signifikan, yaitu:
III-4
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-5
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Data dan informasi yang diperoleh disajikan baik dalam bentuk kuantitatif, atau data
numerik dalam tabel, mupun data kualitatif, yaitu berupa narasi. Disamping itu, data
dasar yang dibutuhkan adalah peta dasar untuk analisis bersumber dari Citra Satelit
atau Foto Udara.
III-6
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-7
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-8
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-9
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-10
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-11
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
4) Analisis Spasial/Pemetaan
Analisis ini bertujuan untuk menuangkan potensi, permasalahan dan strategi
pengembangan pariwisata kedalam data keruangan yang berbentuk peta, untuk
kemudian digunakan sebagai dasar analisis selanjutnya.
III-12
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-13
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-14
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-15
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-16
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-17
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-18
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-19
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.3 Keluaran
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Lingkup Wilayah
1.4.2 Lingkup Materi
1.4.3 Lingkup Kegiatan
1.5 Metodologi
1.5.1 Kerangka Pendekatan
1.5.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
1.6 Jangka Waktu Perencanaan
1.7 Sistematika Pelaporan
BAB 2 KEPARIWISATAAN KABUPATEN SUKOHARJO DALAM KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
2.1 Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan Nasional
2.2 Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Tengah
2.3 Kepariwisataan Kabupaten SukoharjoPembangunan Wilayah Kabupaten.
BAB 3 KONDISI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJODALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
3.1 Kondisi Fisik
3.2 Sejarah Sebagai Potensi Pariwisata
3.3 Kekayaan Ekologis Sebagai Potensi Pariwisata
3.4 Kondisi Sosial Budaya Sebagai Potensi Pariwisata
3.5 Perekonomian
BAB 4 KABUPATEN SUKOHARJO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
4.1 Daya Tarik dan Sumber Daya Wisata Kabupaten Sukoharjo
4.2 Fasilitas Pariwisata
4.3 Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata
4.4 Aksesibilitas Pendukung Pariwisata
4.5 Prasarana Umum Pendukung Pariwisata
4.6 Penduduk Sebagai Potensi Sumber Daya ManusiaPariwisata
BAB 5 INDUSTRI PARIWISATA
5.1 Usaha Pariwisata
5.2 Usaha Kecil dan Menengah Pendukung Pariwisata
BAB 6 PASAR PARIWISATA DAN UPAYA PEMASARAN
6.1 Jumlah dan Perkembangan Pasar Wisatawan
6.2 Karakteristik Pasar Wisatawan
6.3 Upaya Pemasaran yang Dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
BAB 7 KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN
7.1 Sumber Daya Manusia Pariwisata
III-20
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
III-21
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB IV
KEPARIWISATAAN KABUPATEN SUKOHARJO DALAM
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
IV-1
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
IV-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
1 Destinasi a. Penetapan daya tarik wisata, a. Pengelolaan daya tarik a. Pengelolaan daya tarik
Pariwisata kawasanStrategis wisata provinsi. wisata kabupaten/kota.
pariwisata,dan destinasi b. Pengelolaan,kawasan b. Pengelolaan kawasan
pariwisata. strategis pariwisata strategis
b. Pengelolaan daya tarik wisata provinsi. pariwisata kabupaten/kota.
nasional. c. Pengelolaan destinasi c. Pengelolaan destinasi
c. Pengelolaan kawasanStrategis pariwisata provinsi. pariwisata
pariwisata nasional. d. Penetapan tanda daftar kabupaten/kota.
d. Pengelolaan destinasi usaha pariwisata lintas d. Penetapan tanda daftar
pariwisata nasional. Daerah kabupaten/kota usaha pariwisata
e. Penetapan tandaDaftar usaha dalam1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
Pariwisata lintas Daerah provinsi.
provinsi.
2 Pemasaran Pemasaran pariwisata dalam dan Pemasaran pariwisata Pemasaran pariwisata dalam
Pariwisata luar negeri daya tarik, destinasi dalam dan luar negeri daya dan luar negeri
dan kawasan strategis pariwisata tarik, destinasi dan daya tarik, destinasi
nasional. kawasan strategis dan kawasan strategis
pariwisata provinsi. pariwisata kabupaten/kota.
3 Pengembangan Pengembangan ekonomi kreatif Penyediaan sarana dan Penyediaan prasarana
Ekonomi Kreatif nasional yang prasarana kota kreatif. (zona kreatif/ruang
melalui Ditetapkan dengan kreatif/kota kreatif)
Pemanfaatan dan kriteria. sebagai ruang berekspresi,
Perlindungan Hak berpromosi dan
Kekayaan berinteraksi bagi insan kreatif
Intelektual di Daerah kabupaten/kota.
4 Pengembangan Pengembangan, Pelaksanaan Pelaksanaan peningkatan
Sumber Daya penyelenggaraan dan peningkatan kapasitas sumber daya
Pariwisata dan peningkatan kapasitas sumber kapasitas sumber daya manusia pariwisata
Ekonomi Kreatif daya manusia pariwisata dan manusia pariwisata dan dan ekonomi kreatif
ekonomi kreatif tingkat ahli. ekonomi kreatif tingkat tingkat dasar.
lanjutan.
Sumber : Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
IV-3
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Dalam diagram tergambar portofolio pasar yang akan menjadi fokus pengembangan
pasar pariwisata Indonesia, baik yang terkait dengan pengembangan pasar wisatawan
nusantara (meliputi segmen personal dan bisnis), serta pasar pariwisata mancanegara.
Pembangunan kepariwisataan dilaksanakan di daerah, sehingga koordinasi dan kolaborasi
pengembangan destinasi dan pemasaran wisata harus didorong pada tingkat daerah dengan
menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 terdapat peta
perwilayahan pembangunan 50 (lima puluh) destinasi pariwisata nasional yang kemudian
dijabarankan menjadi 222 (dua ratus dua puluh dua) kawasan pengembangan pariwisata
IV-4
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
nasional (KPPN) di 50 (lima puluh) destinasi pariwisata nasional dan 88 (delapan puluh
delapan) kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN).
Adapun Destinasi Pariwisata Nasional di Jawa Tengah terdapat 3 DPN yaitu :
1) Semarang – Karimunjawa dan sekitarnya
Tema :Eco Island Resort of Karimunjawa
2) Solo – Sangiran dan sekitarnya
Tema :Home of Java Man
3) Borobudur - Yogyakarta dan sekitarnya
Tema :Capital of World Heritage The Smiling of Jogja
IV-5
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Memiliki fungui dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup
Memiliki fungsi dan peran strategis dalam dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan
asset budaya termasuk didalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan
Memiliki kekhususan daerah dan mendapat dukungan dari masyarakat
c) Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP)
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) memiliki kriteria;
Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik wisata dan memiliki
citra yang sudah di kenal secara regional
Memiliki potensi pasar skala regional dan nasional.
Rencana perwilayahan dan tema pengembangan pariwisata Provinsi Jawa Tengah secara
lebih jelas terlihat dalam tabel dan peta berikut:
Tabel IV-2 Perwilayahan dan Tema Pengembangan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
Destinasi Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP)/ Pusat Hub Tema
Provinsi (DPP) Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi Pengembangan
(KPPP).
1. DPP 1. KSPP Baturaden dan sekitarnya PURWOKERTO Destinasi Bahari
NUSAKAMBANGAN- 2. KSPP Cilacap Nusakambangan dan sekitarnya dan Alam
BATURADEN dan 3. KPPP Karst Kebumen dan sekitarnya
sekitarnya 4. KPPP Serayu dan sekitarnya
5. KPPP Purbalingga dan sekitarnya
2. DPP SEMARANG 1. KSPP Karimunjawa dan sekitarnya SEMARANG Destinasi Bahari
KARIMUNJAWA dan 2. KSPP Semarang Kota dan sekitarnya dan Budaya
sekitarnya 3. KSPP Gedongsongo-Rawapening dan
sekitarnya
4. KSPP Demak-Kudus dan sekitarnya
5 KPPP kendal dan sekitarnya
6. KPPP Jepara dan sekitarnya
7. KPPP Pati dan sekitarnya
8. KPPP Purwodadi dan sekitarnya
3. DPP SOLO-SANGIRAN 1. KSPP Sangiran dan sekitarnya SURAKARTA Destinasi Budaya
dan sekitarnya 2. KSPP Solo Kota dan sekitarnya dan Ekonomi
3. KPPP Cetho-Sukuh dan sekitarnya Kreatif
4. KPPP Wonogiri dan sekitarnya
5. KPPP Tawangmangu dan sekitarnya
4. DPP BOROBUDUR- 1. KSPP Borobudur-Mendut-Pawon-Magelang KOTA Destinasi Budaya
DIENG dan sekitarnya Kota dan sekitarnya MAGELANG dan Alam
2. KSPP Prambanan-Klaten Kota dansekitarnya
3. KSPP Merapi-Merbabu dan sekitarnya
4. KSPP Dieng dan sekitarnya
5. KPPP Purworejo dan sekitarnya
6. KPPP Kledung Pass dan sekitarnya
5. DPP TEGAL- 1. KSPP Tegal dan sekitarnya KOTA TEGAL Destinasi Bahari
IV-6
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Destinasi Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP)/ Pusat Hub Tema
Provinsi (DPP) Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi Pengembangan
(KPPP).
PEKALONGAN dan 2. KSPP Pekalongan Kota dan sekitarnya dan Ekonomi
sekitarnya 3. KPPP Linggoasri-Patungkriyono dan sekitarnya Kreatif
4. KPPP Batang dan sekitarnya
5. KPPP Pemalang dan sekitarnya
6. KPPP Maligua-Malahayu dan sekitarnya
6. DPP REMBANG-BLORA 1. KSPP Rembang dan sekitarnya Destinasi Bahari
dan sekitarnya 2. KPPP Blora dan sekitarnya dan Alam
3. KPPP Cepu dan sekitarnya
Sumber :Perda Provinsi jawa Tengah No 10 tahun 2012 Tentang RIPPARPROV Jawa Tengah
Dalam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Jawa tengah tersebut terlihat
bahwa Kabupaten Sukoharjo bukan merupakan kawasan strategis pengembangan destinasi
pariwisata Jawa tengah. Namun demikian pengembangan kepariwisataan di kabupaten
Sukoharjo menjadi bagian dari Destinasi Pengembangan Provinsi (DPP) SOLO-SANGIRAN
dan sekitarnya, dimana tema pengembangannya yaitu berupa Destinasi Budaya dan Ekonomi
Kreatif. Adapaun arah kebijakan dan strategi pengembangan kepariwisataan di Provinsi Jawa
Tengah adalah terlihat pada tabel berikut:
Tabel IV-3 Kebijakan dan strategi Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah
Komponen
Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan perintisan pengembangan daya tarik mengembangkan daya tarik wisata baru di
Daya Tarik Wisata wisata dalam rangka mendorong destinasi pariwisata yang
pertumbuhan DPP belum berkembang
memperkuat upaya pengelolaan potensi
kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung upaya
perintisan
pembangunan daya tarik wisata untuk mengembangkan inovasi manajemen produk
meningkatkan kualitas dan daya dan kapasitas daya tarik
saing produk dalam menarik minat wisata
memperkuat upaya konservasi potensi
kepariwisataan dan lingkungan
pemantapan daya tarik wisata untuk mengembangkan diversifikasi atau keragaman
meningkatkan daya saing produk nilai daya tarik wisata
dalam menarik kunjungan dalam berbagai tema terkait
memperkuat upaya penataan ruang wilayah
dan konservasi potensi
kepariwisataan
revitalisasi daya tarik wisata dalam upaya revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang
peningkatan kualitas, menjadi penggerak
keberlanjutan dan daya saing produk dan kegiatan kepariwisataan pada daya tarik
DPP. wisata
memperkuat upaya penataan ruang wilayah
IV-7
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Komponen
Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pengembangan
dan konservasi potensi
kepariwisataan
Pengembangan Pengembangan dan peningkatan meningkatkan ketersediaan moda transportasi
Aksesibilitas kemudahan akses dan pergerakan sebagai sarana
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di dalam DPP pergerakan wisatawan di
dalam DPP
meningkatkan kecukupan kapasitas angkut
moda transportasi
menuju destinasi dan pergerakan wisatawan
di dalam DPP
mengembangkan keragaman atau diversifikasi
jenis moda transportasi
menuju destinasi dan pergerakan wisatawan
di dalam DPP
Pengembangan dan peningkatan kenyamanan moda transportasi menuju
kenyamanan dan keamanan pergerakan destinasi dan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan wisatawan di dalam DPP
pergerakan wisatawan di dalam DPP keamanan moda transportasi untuk menjamin
keselamatan
perjalanan wisatawan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di
dalam DPP
keterhubungan antara DPP dengan pintu Pengembangan jaringan transportasi
gerbang wisata regional dan/atau penghubung antara DPP dengan pintu
nasional maupun keterhubungan antar gerbang
komponen daya tarik dan simpulsimpul wisata regional dan/atau nasional maupun
pergerakan keterhubungan antar
komponen daya tarik dan simpul-simpul
pergerakan di dalam DPP
Pengembangan keterpaduan jaringan
infrastruktur transportasi antara pintu gerbang
wisata dan DPP
Pembangunan pengembangan prasarana umum, fasilitas pemberian insentif untuk pengembangan
Prasarana Umum, umum, dan fasilitas pariwisata prasarana umum, fasilitas
Fasilitas Umum, dan dalam mendukung perintisan umum, dan fasilitas pariwisata dalam
Fasilitas Pariwisata pengembangan DPP mendukung perintisan destinasi
pariwisata
peningkatan fasilitasi pemerintah daerah untuk
pengembangan
prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas
pariwisata atas
inisiatif swasta
perintisan dan pengembangan prasarana
umum, fasilitas umum, dan
fasilitas pariwisata untuk mendukung kesiapan
destinasi pariwisata
dan meningkatkan daya saing destinasi
pariwisata
peningkatan prasarana umum, kualitas mendorong dan menerapkan berbagai skema
fasilitas umum, dan fasilitas kemitraan antara pemerintah daerah dan
IV-8
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Komponen
Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pengembangan
pariwisata yang mendukung swasta
pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan mendorong dan menerapkan berbagai skema
daya saing DPP kemandirian pengelolaan
mendorong dan menerapkan prasarana
umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata
yang
memenuhi kebutuhan wisatawan
berkebutuhan khusus
pengendalian prasarana umum, penyusunan regulasi pembangunan berupa
pembangunan fasilitas umum, dan peraturan zonasi, insentif
fasilitas pariwisata bagi destinasi- dan disinsentif, perizinan dan arahan sanksi
destinasi pariwisata yang sudah untuk menjaga daya
melampaui ambang batas daya dukung dukung dan daya tamping lingkungan
dan daya tampung penegakan peraturan
Pengembangan pemberian insentif investasi di bidang menarik investasi modal asing di bidang
Investasi di Bidang pariwisata pariwisata
Pariwisata mendorong investasi daerah di bidang
pariwisata
kemudahan investasi di bidang pariwisata debirokratisasi investasi di bidang pariwisata
deregulasi peraturan yang menghambat
perizinan
promosi investasi di bidang pariwisata menyediakan informasi peluang investasi di
destinasi pariwisata
meningkatkan promosi investasi di bidang
pariwisata di dalam negeri
dan di luar negeri
meningkatkan sinergi promosi investasi di
bidang pariwisata dengan
sektor terkait.
Pembangunan Pengembangan Pasar Pariwisata meningkatkan pemasaran dan promosi
Pemasaran mengembangkan promosi berbasis tema
Pariwisata tertentu
intensifikasi pemasaran wisata pertemuan
(Meeting), insentif (Incentive),
konvensi (Convention) dan pameran
(Exhibition) yang diselenggarakan oleh
sektor lain.
Pengembangan citra pariwisata Peningkatan dan pemantapan pemosisian
citra pariwisata yang memiliki karakteristik ;
geografis, nilai spiritualitas dan kearifan local,
keanekaragaman hayati alam dan budaya,
ikon-ikon lain yang dikenal luas
Pengembangan kemitraan pemasaran keterpaduan sinergis promosi antar pemangku
pariwisata kepentingan pariwisata
nasional, Provinsi dan kabupaten/kota
Pegembangan promosi pariwisata Peningkatan fungsi dan peran promosi
pariwisata di dalam negeri
koordinasi dan sinkronisasi terhadap Badan
Promosi
Pariwisata Indonesia, Badan Promosi
IV-9
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Komponen
Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pengembangan
Pariwisata Daerah Provinsi, dan
Badan Promosi Pariwisata Daerah
Kabupaten/Kota
Pengembangan Penguatan Organisasi Kepariwisataan Penguatan tata kelola organisasi
Kelembagaan kepariwisataan dalam struktur Satuan Kerja
Pariwisata Perangkat Daerah
sinkronisasi dan harmonisasi program
Pembangunan
Kepariwisataan baik secara internal Satuan
Kerja Perangkat Daerah
Pembangunan Sumber Daya Manusia Peningkatan kemampuan dan profesionalitas
Pariwisata pegawai;
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
pengelola pendidikan dan latihan bidang
kepariwisataan
Penyelenggaraan Penelitian dan penelitian dan
Pengembangan pengembangan daya tarik wisata
penelitian dan
pengembangan penguatan citra pariwisata
Jawa Tengah
Sumber :Perda Provinsi jawa Tengah No 10 tahun 2012 Tentang RIPPARPROV Jawa Tengah
IV-10
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
4.3.2 Perda No 1 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Perda No 14 tahun 2011 Tentang
RTRW Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2031
Dokumen RTRW menetapkan bahwa penataan ruang di Kabupaten Sukoharjo
bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten yang bertumpu pada sektor pertanian, sektor industri
ramah lingkungan dan pengembangan infrastruktur untuk peningkatan aksesibilitas.
Dalam RTRW Kabupaten Sukoharjo di tetapkan kawasan pengembangan pariwisata di
Kabupaten Sukoharjo meliputi :
1) Kawasan Wisata Alam ;
Gunung Taruwangsa di KecamatanTawangsari
Batu Seribu di Kecamatan Bulu
2) Kawasan wisata budaya
Situs peninggalan Keraton Kartasura, di Kecamatan Kartasura
peninggalan Keraton Pajang di Kartasura;
pesanggrahan Langenharjo di Kecamatan Grogol;
peninggalan Pabrik Gula Gembongan di Kartasura;
peninggalan Benteng Singopuran di Kartasura; dan
peninggalan Kandang Menjangan di Kartasura.
3) wisata religi/ziarah
makam Ki Ageng Purwoto Sidik di Desa JatingarangKecamatan Weru;
IV-11
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
IV-12
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
IV-13
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB V
KONDISI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM
MENDUKUNG KEPARIWISATAAN
V-1
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
2) Kondisi Topografi
Berdasarkan relief, Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokan menjadi dua
kelompok yaitu daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol,
Sukoharjo dan Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan
Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan Weru. Berdasarkan relief, Kabupaten
Sukoharjo dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu daerah datar meliputi
V-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
V-3
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Tanah aluvial terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah.
Tanah aluvial sangat subur dan cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu,
tembakau, karet, kelapa, dan kopi. Ciri-ciri tanah aluvial, yaitu : warna kelabu dan
sifatnya peka terhadap erosi, berwarna kelabu dan subur karena terdapat banyak
kandungan mineral yang merupakan unsur hara.
Tanah grumosol tersusun dari bahan induk napal, batu liat, dan tuf vulkan. Tanah
ini mempunyai tingkat infiltrasi yang rendah dan tingkat erosi yang besar.
Produktifitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan untuk tanah
pertanian dan perkebunan. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat
subur, mempunyai sifat liat, kadar keasaman yang dimilikinya umumnya basa
sampai dengan netral. Pada musim kemarau tanah ini akan tampak seperti tanah
pecah akibat penyinaran matahari. Jenis tanah ini mengandung unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh jenis tanaman kapas, padi, jagung, kapas, kedelai, tembakau dan
hutan jati.
Tanah Regosol Kelabu, Jenis tanah ini mengandung kapur dan tras bersifat netral
sampai basa. Produktifitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan
sebagai lahan pertanian, perkebunan, dan berpotensi sebagai lahan galian
golongan C.
V-4
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
4) Hidrologi
Kondisi hidrogeologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukoharjo seperti yang
ditunjukkan pada Peta Hidrogeologi Jawa Tegah (DGTL, Bandung) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Daerah aquifer produksi dengan penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan
sedang tinggi pisometri air tanah atau muka air tanah diatas atau dekat
dibawah muka tanah: debit sumur umumnya 5-10 liter/detik. Daerah ini
meliputi kecamtan Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura. Umumnya
pada daerah ini mempunyai struktur tanah endapan vulkanik muda yang
terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal dengan kelulusan
tinggi hingga sedang. Kelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan
aliran lava visikular.
Daerah aquifer dengan produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer
produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan sedang
sampai rendah: muka air tanah beragam dari dekat muka tanah sampai lebih
dalam dari 10 m: debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik. Daerah ini
meliputi : Kecamatan Sukoharjo, Nguter, Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura.
Pada umumnya daerah ini mempunyai struktur tanah berupa aluvium
endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan
sisipan lempungan. Kelulusan tingi sampai sedang. Disamping itu juga
terdapat struktur tanah endapan vulkanik muda yang terdiri dari tufa, lahar,
breksi dan lava andesit sampai basal. Kelulusan tinggi hingga sedang,
kelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan aliran lava vesikular.
Aquifer dengan produktifitas sedang, terdapat setempat-setempat. Aquifer
tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang
dari 5 liter/detik. Daerah ini meliputi: kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari dan
Sukoharjo. Pada umumnya di daerah ini mempunyai struktur tanah berupa
aluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan Pasir)
dengan sisipan lempungan. Kelulusan tingi sampai sedang.
5) Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2017 tercatat sebanyak 878.374
jiwa yang terdiri dari 435.183 laki-laki (49,54%) dan 443.191 perempuan (50,46%).
V-5
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Apabila di lihat dari aspek mata pencahariannya maka sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang paling besar menjadi mata pencaharian penduduk.
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha utama
V-6
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
tahun 2017 terbanyak di industri (62.8 %), perdagangan (13.50 %)dan jasa
kemasyarakatan sosial (12.78%). Jumlah penduduk dengan mata pencahariannya
maka sektor industri pengolahan yaitu sebesar 68.313 jiwa, kemudian sektor
perdagangan yaitu sebesar 14.685 jiwa dan sektor jasa kemasyarakatan sosial
yaitu 13.907 jiwa. Sektor pertanian ternyata hanya memberi kontribusi terhadap
penyerapan tena ga kerja sebesar 573 jiwa.
6) Kondisi Keuangan
Realisasi pendapatan pemerintah daerah kabupaten Sukoharjo pada tahun
anggaran 2017 terhimpun sebesar 2,06 trilyun rupiah naik 6,40 persen
dibandingkan tahun anggaran 2016. Sejalan dengan realisasi pendapatan asli
daerah, realisasi dana perimbangan tahun anggaran 2017 yaitu sebesar 1,22
trilyun rupiah atau turun sebesar 2,33 persen Sementara itu realisasi belanja
daerah untuk tahun anggaran 2017 sebesar 1,89 trilyun rupiah atau naik sebesar
0,41 persen dibanding realisasi belanja daerah tahun anggaran 2016.
V-7
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Tabel V-6 Realisasi Belanja Menurut Fungsi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 (Ribuan
Rupiah)
No Jenis Belanja 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4)
1. Pelayanan Umum 339.447.344 469.754.583 556.959.529
2. Ketertiban dan Keamanan 20.970.099 19.761.842 21.591.277
3. Ekonomi 77.963.537 78.264.472 87.891.746
4. Lingkungan Hidup 16.527.371 15.098.049 20.908.133
5. Perumahan dan Fasilitas Umum 210.786.634 283.008.335 183.367.199
6. Kesehatan 212.535.445 265.326.783 274.594.174
7. Pariwisata dan Budaya 1.268.593 1.360.664 2.495.032
8. Pendidikan 733.186.696 724.358.758 679.008.227
9. Perlindungan Sosial 22.616.548 22.927.399 60.685.968
Jumlah 1.635.302.267 1.879.860.885 1.887.503.285
Sumber : Kabupaten Sukoharjo dalam angka 2018
Tabel V-7 Realisasi Pembiayaan di Kabupaten Sukoharjo (ribu rupiah) Tahun 2015-2017
V-8
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
V-9
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
V-10
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
2 Pandawa Water Obyek wisata Kecamatan Grogol Atraksi-atraksi yang ada di kawasan Foodcourt Pencapaian dapat waterpark ini bukan hanya
World buatan Pandawa Waterworld (PWW) ini Kamar mandi dan ditempuh objek wisata untuk turis
antara lain: prosotan, action river, ruang ganti menggunakan lokal tapi juga untuk turis
rock timing dan bungee jumping. Loker penitipan kendaraan atau internasional
Bungee jumping ini merupakan yang Area parkir angkutan kota, jarak
tertinggi di Indonesia dengan dari Kota Kabupaten
ketinggian 47 meter Sukoharjo sekitar
12,4 km. jarak
Pandawa Waterworld
(PWW) dari pintu
gerbang masuk
perumahan kurang
lebih 400 m
3 Waduk Mulur Obyek wisata di Desa Mulur, Area waduk ini seluas 153 Ha, tetapi adanya warung makan Lokasi Waduk Mulur wisata air, pemancingan
buatan Kecamatan dari tahun ketahun mengalami makan di area waduk, dapat ditempuh namun belum dikelola
Bendosari pendangkalan sehingga area aktif dilengkapi fasilitas menggunakan dengan baik, untuk
yang masih berfungsi kurang lebih outbond, tempat kendaraan ataupun menjadi kegiatan wisata
83 Ha latihan olah raga angkutan umum, rutin yang dapat
atraksi menarik dari keberadaan panahan, dan dengan jarak dari meningkatkan
waduk, keramba dan makam (Ketika lapangan tenis Kabupaten Kota pendapatan daerah dan
air waduk naik atau waktu musim fasilitas dan pelayanan Sukoharjo sekitan masyarakat setempat
penghujan datang, makan tersebut di antaranya sebagai dua kilometer
terlihat seakan-akan di tengah berikut :
waduk. Makam tersebut dapat - Area Parkir
dicapai dari arah selatan dengan kendaraan
jalan menyusuri Waduk Mulur. - Warung Makan
- Kamar mandi /
MCK
- Tempat Istirahat
- Out bound
- Tempat
memancing
Fasilitas umum yang
ada jaringan listrik dari
masyarakat sekitar,
V-11
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
jaringan air bersih.
4 Dam Colo Obyek wisata di Desa Pengkol, Bangunan pintu air sebagai Fasilitas pendukung Pencapaian masuk
buatan Kecamatan Nguter pengairan juga merupakan atraksi yang ada di lokasi ini dari jalan raya Solo –
yang menarik, bangunan dengan adalah bangunan Wonogiri sekitar tiga
skala yang sangat besar atau musholla, serta warung kilometer.
monumental makan, jembatan yang jalan yang ke arah
Atraksi yang menarik di lokasi ini menghubungkan Dam Colo sebagian
adalah pemandangan yang indah di antara perkampungan. besar sudah rusak
sekitar Dam Colo, juga terdapat Fasilitas umum yang dan berlubang.
hutan di sekitar lokasi, dengan ada antara lain
didominasi dengan pohon Akasia. jaringan air bersih,
Pemandangan indah yang dapat listrik, serta jalan.
dilihat di lokasi ini adalah
perbukitan, pegunungan, serta areal
persawahan.
5 Gunung sepikul Obyek wisata di Kelurahan Gunung ini ada di kawasan wisata saat ini belum ada upaya
alam Tiyaran, Kecamatan Batu Seribu lokasi wisata ini potensial untuk mempromosikan
Bulu dikembangkan menjadi wisata minat maupun pengembangan
khusus, dimana tebing bukit yang ada fasilitas wisata di objek
bisa dijadikan track panjat tebing bagi wisata gunung sepikul ini
wisatawan.
V-12
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
6 Makam Ki Objek wisata di Wilayah makam dan kegiatan ritulanya fasilitas pendukung Obyek wisata Setiap malam Jum’at
Ageng Balak ziarah/religi Kecamatan sebagai atraksi wisata utama yang ada yaitu warung balakan dapat Kliwon, makam Ki Ageng
dan budaya Bendosari atraksi lain yang menarik, yaitu : makan, warung makan dicapai kurang lebih Balak banyak dikunjungi
Pohon-pohon yang berumur tua. tersebut milik warga, dalam waktu 30 peziarah
Pepohonan tersebut antara lain untuk pengelolaan menit menggunakan Kondisi jalan rata-rata
beringin, kamboja (kamboja kawin) bangunannya tidak kendaraan umum dalam kondisi baik,
dan pohon asam jawa. Karena teratur sehingga yang ada. Jalan namun ketika mendektai
tuanya, pohon ini memiliki bentuk terlihat kumuh, selain menuju lokasi obyek wisata terdapat
batang dan tajuk yang artistik. itu fasilitas loket yang kondisinya cukup beberapa ruas jalan
Anggrek hutan. Di dahan batang ada sudah sangat baik. yang telah rusak dan
dan pepohonan yang ada banyak memprihatinkan. Angkutan umum berlubang.
ditumbuhi anggrek liar. Karena Fasilitas umum yang yang tersedia dari
banyak anggrek-anggrek tersebut ada, jaringan listrik, arah Solo adalah bus
seolah menutup seluruh batang jaringan air (diambil kota dan angkutan
yang ada. dari sungai yang pedesaan, demikian
Sungai ranjing. Sungai ini mengalir di samping pula dari arah
merupakan tempat diadakannya makam). Sukoharjo maupun
upacara rituan Pulung Langse atau Solo.
Pencucian kain kelambu penutup
makam Kyai Ageng Balak yang
dilaksanakan pada hari mingu
terakhir bulan Suro.
Ziarah pada hari Jumat kliwon.
Pengunjung atau peziarah setiap
jumat kliwon ini biasanya mencapai
600-an orang.
7 Makam wisata alam di Kecamatan merupakan obyek wisata alam Bangunan yang ada Pencapaian ke
Taruwongso dan obyek Wilayah dan obyek ziarah dengan adanya berupa makam Perbukitan
ziarah Tawangsari makam dari Eyang Banjarsari serta makam umum Taruwongso
terdapat beberapa petilasan yang ada di dicapai melalui
antara lain Sendang sekitarnya jalan raya yang
Joyodipuroso, Watu Gajah, Watu terdapat sendang. menghubungkan
Gebyok, lingkungan sekitarnya Fasilitas jalan masih Tawangsari –
adalah pemukiman pedesaan belum memadai dan Weru, dari arah
yang berada di kaki bukit. perlu ditingkatkan, Tawangsari
V-13
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
Pemandangan di sekitarnya masih terdapat kemudian belok
sangat indah. beberapa jalan yang kea rah kiri,
rusak. berjarak sekitar 35
km dari Kota
Sukoharjo.
8 Makam Majasto Objek wisata di Wilayah terdapat peninggalan sejarah Fasilitas pendukung jarak dari jalan Kota keunikan di komplek
ziarah/religi Kecamatan abab-16, yaitu : Makam Ki Ageng yang ada yaitu Sukoharjo-Tawangsari makam ini adalah
dan budaya Tawangsari Sutowijoyo (Putra Raja Majapahit - masjid 5 km, dan sekitan 11 pemakaman jenazah
ke V dari garwa ampil/selir), - Museum Sultan km dari Kota dengan lubang makam
Makam Ki Cempuri (Dhalang Agung Sukoharjo, atau tidak terlalu dalam sekitar
Keraton Majapahit), Makam Hanyokrokusum tepatnya ada di Jalan 80 cm, namun jenazah
Eyang Tejokusumo, Masjid Kuno o Sutowijoyo. tidak berbau busuk tetapi
(masjid Majasto), Kolam Misteri, - Tempat parkir justru berbau harum,
Tlapak Boma Misteri, Cempurit yang cukup luas sehingga Majasto juga
Lemah dengan serta makam Adanya kompleks dinamakan Bumi Arum.
umum. pertokoan di
Terdapat dua pohon beringin sepanjang jalan
yang sangat besar, terletak di menuju kompleks
depan Masjid Majasto serta dekat makam majasto
dengan Kolam Misteri
Sistem penampunan-
penampungan air yang
menggunakan talang-talang dari
bambu, pipa pralon, yang
semuanya itu dikumpulkan dalam
salah satu tendon air yang
V-14
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
terkumpul tersebut digunakan
untuk wudlu serta kebutuhan
penduduk sekitar makam.
9 Situs Kraton Objek wisata di Wilayah Bekas Keraton Kartasura ini yang fasilitas pendukung Pencapaian ke
Kartasura ziarah/religi Kecamatan tersisa adalah Benteng Keraton yang telah ada yaitu lokasi tersebut
dan budaya Kartasura yang terbuat dari batu-bata masjid dapat ditempuh
merah dengan ketebalan gedung madrasah, menggunakan
mencapai satu meter rumah tinggal kendaraan kurang
terdapat makam Raden Ayu keluarga keraton lebih 15 menit
Sedah Mirah Fasilitas umum selain itu dapat
makam Eyang Panji yang ada, jaringan dicapai dengan
Mloyomiluhur, Panjenengan listrik, jarigan air angkutan kota
Dalem Sarwo Diningrat, serta (diambil dari sumur Kondisi jalan rata-
kepunden Dalem Haryo yang ada di dalam rata dalam kondisi
Hadinagoro are amakm baik
terdapat juga pendapa ageng, tersebut). Terdapat akses
yang masih memiliki hubungan pedestrian di
historis dengan Keraton sekeliling bekas
Kasunanan Surakarta kraton
makam beserta kegiatan
ritualnya sebagai atraksi utama
berbagai atraksi lain yang
menarik, yaitu :
Pohon-pohon yang berumur tua.
Pepohonan tersebut antara lain
beringin, pohon kamboja. Karena
tuanya, pohon ini memiliki bentuk
pohon dan tajuk yang artistik
Bangunan-bangunan atau sumur
V-15
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
yang masih tesisa semasa
kejayaan Keraton Kartasura yang
memiliki nilai sejarah tinggi
Ziarah pada bulan ruwah.
Pengunjung atau peziarah setipa
harinya mencapai 100-an orang.
Ziarah makam ini terutama ziarah
yang dilakukan oleh keluarga-
keluarga atau pun kerabat
keturunan keraton, Keraton
Kartasura serta Keraton
kasunanan Surkarta
10 Situs Kraton Objek wisata di Wilayah peninggalan dari Keraton pajang fasilitas yang telah Pencapaian ke wisata sejarah berupa
Pajang ziarah/religi Kecamatan adalah berupa Umpak (pondasi) ada yaitu petilasan Keraton peninggalan kraton
dan budaya Kartasura Keraton pajang Terdapat beberapa Pajang ini bisa Kasultanan Pajang
atraksi wisata setiap hari Jumat benda dan situs menggunakan
legi terutama malam hari, budaya berupa kendaraan
pengunjung bisa mencapai 200- papan yang ataupun
an, pada setiap hari Jumat menggambarkan menggunakan
tersebut sudah ada kegiatan perkembangan angkutan kota
ritual yang menjadi tradisi di Keraton Pajang, dengan jurusan
petilasan tersebut yaitu serta Solo Baru atau
sungkeman perkembengan Baki
adanya ritual ganti songsong keraton-keraton di Jarak dari Kota
(payung) yang digunakan Jawa (Kerajaan Kabupaten
sebagai penutup Yoni, yang Demak, Keraton Sukoharjo sekitar
dipercaya sebagai salah satu Kartasura, Keraton 15 km
peninggalan Pajang dan 'mapag Kasunanan kondisi jalan rata-
Suro' (menyambut Suro) Surakarta). rata dalam kondisi
terdapat juga kayu yang dulunya warung makan, baik
adalah perahu yang digunakan musholla ketika mendekati
oleh Joko Tingkir area parkir obyek wisata
berbagai atraksi lain yang Fasilitas umum Petilasan Kerayon
menarik, yaitu : yang ada, jaringan pajang ini kondisi
V-16
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
Lingkungan yang sejuk, terdapat listrik, jaringan air jalan sangat
banyak pohon-pohon tua. diambil dari sungai sempit
Suasana petilasan yang sangat yang mengalir di lahan untuk parkir
menarik, walaupun bangunan – samping petilasan. mobil sangat
bangunan yang ada di komplek sedikit
petilasan tersebut tergolong baru,
namun dapat memberikan
suasana yang sakral.
11 Pemandian dan Objek wisata di Wilayah atraksi berupa keberadaan sumur bor untuk Pencapaian dapat kondisi kolam renang
Pesanggrahan ziarah/religi Kecamatan Grogol Pesanggrahan serta Pemandian pemandian. Air dijangkau saat ini telah kosong
Langenharjo dan budaya Air Hangat Langenharjo yang keluar dari menggunakan dan tidak bias
atraksi lain yang menarik, yaitu: sumur langenharjo kendaraan roda dimanfaatkan lagi
- Suasana alam sekitar yang ini mengandung dua atau angkutan serta kondisinya
masih sejuk, serta terdapat belerang, sehingga kota untuk jurusan sudah rusak
pohon beringin yang sudah sangat bermanfaat ke daerah air sumur
berusia ratusan tahun, untuk penyembuhan Ngrombo, namun Langenharjo sudah
sehingga berukuran sangat penyakit kulit lokasi ini berada tidak hangat lagi,
besar dan sangat menarik. masuk di sekitar serta air sudah tidak
- Keberadaan binatang komplek dapat keluar sendiri
peliharaan (monyet), yang pemukiman seperti dahulu,
berada di bawah pohon warga, berjarah sehingga saat ini
beringin sehingga menambah sekitar 250 m dari untuk mengeluarkan
suasana yang alami di Jalan Raya solo air dari sumur harus
lingkungan Pemandian Air Baru – Ngrombo menggunakan pompa
Hangat Langenharjo ini. air, namun utuk
- Kekhasan suasana di sekitar, khasiat air sumur
terdengarnya suara gemericik masih bermanfaat
air yang berasal dari sumur sebagi obat
kuno (sumur buatan Raden penyembu berbagai
Sunan IX tahun 1890-an) penyakit kulit
V-17
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
12 Makam Ki Objek wisata di Wilayah terdapat makam Kyai ageng Prasarana yang Sebagian pengunjung
Ageng Purwoto ziarah/religi Kecamatan Banyubiru yang merupakan guru terdapat di lokasi yang dating ke lokasi
Sidik dan budaya Weru dari Mas Karebet ( Djoko Tingkir) makam antara lain ziarah ini kebanyakan
terdapat sendang sebanyak jalan aspal, listrik dan dalam rangka mencari
Sembilan buah atau disebut air bersih. berkah.
sendang Songo, antara lain :
- Sendang Sri Panjang si
Sarehan
- Sendang Danu Mulyo di
Serut
- Sendang Margo Mulyo di
Margo Mulyo
- Sendang Krapyak di Margo
Mulyo
- Sendang Margo Jati di
Margo Jati
- Sendnag Banyubiru di
Banyubiru
- Sendang Mbendo di Margo
Mulyo Utara
- Sendang Gupak Warak di
Jatigarang
- Sendang Sri Luwih di
Sarehan
13 Sendhang Ki Obyek wisata di Dusun Baseng, terdapat kolam ikan lele yang Warung makan Dari Kota Sukoharjo, terdapat situs
Truno Lele alam Desa Gentan, lumayan luas yang dilarang untuk Area parkir jarak tempuhnya peninggalan sejarah.
Kecamatan Bulu dipancing Toilet umum sekitar 15 kilometer Diyakini di sinilah dahulu
terdapat beberapa titik mata air dengan waktu tempuh Pangeran Sambernyawa
yang airnya sangat jernih dan kurang-lebih setengah atau Mangkunegara I
menyegarkan jam menyusun strategi
perang melawan kolonial
Belanda.
Sendang Lele yang
berada di kaki Gunung
Gajah Mungkur ini juga
V-18
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
berdekatan dengan
destinasi wisata
Sukoharjo lain, yakni
Gunung Sepikul dan
Batu Seribu.
Potensial Dikembangkan
14 The Kultur Obyek wisata Dukuh Tegal Mulya Wahana wisata keluarga, dan Cafe dan restoran Pencapaian masuk Kawasan The Herritage
buata, Rt 02/ Rw 08, wisata untuk menambah wawasan ticketing dari jalan raya Solo Palace ini merupakan
edukasi Pabelan, Kartasura, di Museum 3D dan Museum Area parkir – Sukoharjo dapat bangunan cagar
Sukoharjo. Transportasi Kamar mandi ditempuh budaya (BCB) bekas
Sedikitnya ada sembilan bangunan menggunakan pabrik gula
kuno di area bekas pabrik gula ini, kendaraan ataupun peninggalan jaman
dan masih lengkap dengan angkutan umum kolonial Belanda.
cerobong asapnya setinggi 20 Bangunan ini berdiri
meter. sejak tahun 1892, dan
mempunyai luas lahan
sekitar 2,2 hektar.
15 Wisata Wisata Kecamatan Grogol Wisata Belanja Area Parkir Pencapaian dapat Wisata Belanja Solo
Belanja Solo Belanja Playground Wifi area ditempuh Baru merupakan
Baru Bioskop Cafe, foodcourt menggunakan kawasan pusat
(Hartono Karaoke Mushola kendaraan atau destinasi wisata belanja
Mall, The Gocart sirkuit Toilet angkutan kota, di Kabupaten
Park Mall, pertunjukan yang diselenggarakan jarak dari Kota Sukoharjo yang dapat
Hartono secara temporal, (pertunjukan Kabupaten memenuhi kebutuhan
Trade sirkus, festival kuliner) Sukoharjo sekitar belanja masyarakat
Centre) Car free day (hari minggu pagi) 12,4 km, berada di Sukoharjo dan
Jalan Utama Ir. Sekitarnya (Wonogiri,
Sukarno Surakarta, Klaten,
Boyolali)
V-19
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
16 Kawasan Wisata Kecamatan Wisata Belanja Area Parkir Pencapaian masuk Lokasi wisata belanja
rekreasi buatan dan Kartasura Playground Wifi area dari jalan raya Solo dan edukasi ini dekat
kartasura edukasi Bioskop Cafe, foodcourt – Sukoharjo dapat dengan lokasi objek
(Kawasan Karaoke Mushola ditempuh wisata the kultur
UMS;Goro Meeting room Toilet menggunakan
Assalam, dan kendaraan ataupun
Trans Mart) angkutan umum
V-20
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
17 Curug Krajan Wisata alam Desa Krajan, Watu potensi wisata alam yang belum Fasilitas pendukung Akses menuju lokasi
Kelir, Weru, dieksplorasi berupa adanya curug masih sangat minim wisata belum
Sukoharjo krajan yang mulai dikunjungi memadai
wisatawan lokal daerah
18 Desa wisata Obyek wisata Di desa wirun Di kawasan ini terdapat area Pedestrian area di dapat ditempuh daerah ini dekat dengan
wirun buatan kecamatan pemancingan yang dapat sekeliling area menggunakan lokasi wisata kuliner
Mojolaban dikembangkan menjadi obyek wisata pemancingan kendaraan ataupun cangkol dan keberadaan
yang cukup baik Waruung makan angkutan umum sentra gamelan yang ada
sederhana di Desa Wirun, sehingga
bisa menjadi paket wisata
yang potensial
dikembangkan
19 Desa Wisata Obyek wisata Desa Ngrombo Desa wisata ngrombo terkenal dapat ditempuh
Ngrombo buatan Kecamatan Baki dengan produk unggulannya berupa menggunakan
produk kerajianan gitar kendaraan ataupun
angkutan umum
V-21
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
20 Desa Wisata Obyek wisata Desa Kenep Terdapat berbagai jenis dan dapat ditempuh Kenep merupakan
Kenep buatan Kecamatan bentuk atraksi dan daya tarik menggunakan kelurahan yang ada di
Sukoharjo wisata yang mereprentasikan sifat kendaraan ataupun Kabupaten Sukoharjo
obyek dan daya tarik angkutan umum yang terkenal dengan
pariwisata bernuansa alamiah. adanya plangkat keanekaragaan potensi
Pengrajin kuliner khas yang penunjuk arah desa kreatif.
berkembang (rambak, jenang dan wisata kreatif
wingko babat) Kenep
pengrajin batik tulis di Desa
Kedunggudel
wisata religi dengan keberadaan
Masjid Darussalam yang termasuk
satu di antara 3 masjid tertua yang
merupakan cagar budaya
V-22
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
21 Desa Wisata Obyek wisata Desa Trangsan di Desa wisata yang terkenal dengan show room kerajinan dapat ditempuh home industry
Trangsan buatan Kecamatan Gatak home industri kerajinan rotan rotan menggunakan kerajinan rotan di
wisata edukasi industri rotan, di kendaraan ataupun Trangsan mencapai
mana masyarakat yang angkutan umum 500 perusahaan
berkunjung bisa melihat proses
pembuatan mebel rotan dari
proses bahan baku hingga menjadi
produk mebel jadi
menggelar Grebeg Rotan tiap
pertengahan bulan April
22 Desa Wisata Wisata religi di Desa Wonorejo Pengembangan wisata halal di toko, warung makan Lokasi berada di sisi Perlunya penyediaan
Religi (Halal dan edukasi Kecamatan Desa Wonorejo diarahkan pada yang tersebar di jalan utama kabupaten fasilitas pendukung
Tourism) di Polokarto peningkatan kegiatan edukasi dan sepanjang jalan Masih terdapat kegiatan wisata religi
Desa Wonorejo pengajian di pesantren serta utama beberapa jalan yang
pemberdayaan home industri rusak
fashion
V-23
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
23 Desa Wisata Wisata alam di Desa Kayuapak wisata telusur pedesaan warung makan Bila ditinjau dari Aksesibiltas menuju
Agrowisata dan buatan Kecamatan paket tracking menelusuri tepi area parkir segi lingkungan dan obyek kurang memadai
Kayuapak Polokarto sungai Penet dan areal aksesibilitas, lokasi Masih kurangnya
persawahan yang ada di Desa spot wisata utama tenaga profesional
Wisata Kayuapak di Desa Kayuapak untuk pendampingan
wisata air cukup dekat dari wisata alam
jembatan pelangi jalan sekunder perlengkapan untuk
penghubung antar wisata atraksi air
kecamatan, sesuai standar
sehingga mudah keselamatan belum
dijangkau oleh memadai
pengunjung
Desa Wisata Wisata seni di Desa Bakalan wisata seni dan budaya Seni sanggar seni dan Lokasi tidak jauh dari
Seni dan budaya Kecamatan pertunjukan ; Gamelan, Lesung, budaya “Sekar Jagat jalan utama kabupaten
Budaya di Desa Polokarto Tari, Kethoprak dan Wayang. dan Parikesit” dan bisa diakses
Bakalan event-evant budaya yang digelar di menggunakan
desa dengan memanfaatkan angkutan pribadi
potensi sanggar seni yang ada di maupun angkutan
desa dengan melibatkan umum
masyarakat
V-24
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Destinasi Jenis Objek Lokasi Kondisi Atraksi Amenitas (fasilitas akomodasi Keterangan
Pariwisata Wisata pendukung)
Desa Wisata Wisata alam di Desa Polokarto Terdapat daya tarik wisata alam gardu pandang berada di sisi jalan Akan dikembangkan
Agrowisata di Kecamatan alas karet utama kabupaten atraksi wisata yang
Desa Polokarto Polokarto Terdapat home industri batik di sehingga akses menghadirkan nuansa
dukuh tengklik jalan menuju lokasi yang terkait dengan
Terdapat peternakan sapi di dukuh wisata sangat proses budidaya karet
kedusan memadai, mulai dari menanam,
Adanya perkebunan jambu Kristal papan informasi mengambil getah
di dukuh tengkik menuju obyek sampai dengan
wisata masih memproduksi hasil
kurang memadai olahan dari karet
pengembangan
agriwisata kebun jambu
bisa dikonsep
wisatawan bisa
melakukan aktifitas
pemetikan sendiri
agrowisata peternakan
potensi ternak yang
besar
V-25
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
5.3. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG WISATA/WISATAWAN
Perkembangan pariwisata suatu daerah dapat dilihat dari perkembangan arus
wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Dengan jumlah wisatawan yang besar akan
mempengaruhi tumbuhnya fasilitas penunjang pariwisata dan berkembangnya industri
pariwisata. Pengunjung wisata di Kabupaten Kebanyakan berasal dari turis lokal, baik dari
Kabupaten Sukoharjo maupun dari luar daerah (Surakarta, wonogiri, karanganyar, boyolali).
Melihat perkembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Sukoharjo beberapa tahun
terakhir, telah mengalami peningkatan dimana adanya beberapa destinasi wisata yang
dikembangkan berupa objek wisata alam maupun buatan yaitu the kultur, pengembangan
desa wisata kenep, Desa wisata wirun, Desa Wisata Ngrombo, Desa Wisata Kenep, Desa
Wisata Trangsan, peningkatan objek wisata batu seribu dan pengembangan destinasi wisata
belanja di kawasan solobaru (the park mall, hartono mall, harono trade centre). Destinasi
wisata baru yang dikembangkan tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di
Kabupaten Sukoharjo khususnya kunjungan dari masyarakat Sukoharjo dan Sekitarnya
(Wonogiri, Surakarta, Klaten, Boyolali). Karakteristik wisatawan adalah wisatawan temporer
yang datang khususnya pada hari-hari libur.
Namun demikian pada beberapa objek wisata kunjungan wisatawan menurun dari
tahun ketahun karena kondisi objek wisata yang kurang terawat seperti pada objek wisata
pemandian langen harjo, dan Sendhang Ki Truno Lele.
Pada jenis objek wisata budaya seperti (Bekas Keraton Kartasura dan Petilasan
Keraton Pajang) dan Objek wisata ziarah (Makam Ki Ageng Balak , Makam Taruwongso,
Makam Majasto, Makam Ki Ageng Purwoto Sidik) dengan, atraksi utama didominasi kegiatan
ritual mistis – keagamaan, tanpa didukung oleh atraksi lainnya. Karakteristik pengunjung yang
hanya datang pada hari-hari tertentu ini dengan tujuan tertentu diluar tujuan untuk berekreasi.
Hal ini dikarenakan objek wisata yang ada belum dikemas menjadi suatu artefak yang mampu
bercerita sehingga mampu memunculkan nilai penting dari obyek tersebut. Olehkarena itu
Pada obyek wisata ini perlu didukung atraksi lain yang mampu berperan sebagai sumber
informasi perkembangan/sejarah budaya yang ada berupa museum atau perpustakaan, yang
akan menjadi daya tarik tersendiri yang mengundang wisatawan datang untuk tujuan
berekreasi karena tertarik dengan wisata edukasi sejarah yang dikembangkan.
5.4. INDUSTRI PARIWISATA KABUPATEN SUKOHARJO
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
V-26
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
penyelenggaraan pariwisata. Dalam struktur perekonomian penciptaan PDB di sektor
pariwisata terjadi melalui pengeluaran wisatawan nusantara, anggaran pariwisata pemerintah,
pengeluaran wisatawan mancanegara, dan investasi pada usaha pariwisata yang meliputi: (1)
Usaha daya tarik wisata; (2) Usaha kawasan pariwisata; (3) Jasa transportasi wisata; (4) Jasa
perjalanan wisata; (5) Jasa makanan dan minuman; (6) Penyedia akomodasi; (7)
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; (8) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi dan pameran; (9) Jasa informasi pariwisata; (10) Jasa konsultan
pariwisata; (11) Jasa pramuwisata; (12) Wisata tirta; dan (13) SPA.
Didalam struktur perekonomian daerah Kabupaten Sukharjo, sektor ekonomi yang
menjadi bagian industri pariwisata yaitu sektor transportasi, sektor penyediaan akomodasi
dan makan dan minum, dan sektor jasa lainnya.Kontribusi industri pariwisata terhadap
perekonomian Kabupaten Sukoharjo masih relatif kecil yaitu rata-rata hanya 8,68 persen.
Dilihat dari sisi laju pertumbuhannya selama kurun waktu 3 tahun sektor ini mengalami
pertumbuhan kearah positif. Pertumbuhan selama tahun 2014-2017 yaitu 8.51 %, 8.64 %,
8,75 % dan 8,84 % atau rata-rata peningkatan pertumbuhan 0,11 %.
Tabel V-9 Kontribusi Industri Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo
Sektor dalam Industri Perolehan (dalam Jutaan rupiah) Kontribusi Terhadap PDRB
Pariwisata 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
Transportasi dan 3.40 3.51 3.59 3.65
pergudangan 694,754.00 759,023.00 820,588.00 882,062.00
Penyediaan 3.67 3.71 3.74 3.76
Akomodasi dan 750,012.00 802,607.00 855,385.00 908,305.00
Makam Minum
Jasa Lainya 1.44 1.41 1.41 1.42
295,319.00 305,183.00 322,055.00 343,594.00
Jumlah Sektor Industri 1,740,085.00 1,866,813.00 1,998,028.00 2,133,961.00 8.51 8.64 8.75 8.84
Pariwisata
Sumber : PDRB Kaupaten Sukoharjo 2014-2017, diolah. BPS Kabupaten Sukoharjo
V-27
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
pariwisata hanya Rp. 2.495.032.000. mskipun demikian jika dilihat selama tiga tahun terakhir
yaitu tahun 2015-2017 proporsi anggaran belanja untuk sektorpariwisata terus ditingkatkan.
Upaya tersebut tentunya harus perlu didorong untuk mengembangkan pariwisata di
kabupaten Sukoharjo.
Tabel V-10 Realisasi Belanja Menurut Fungsi Kabupaten Sukoharjo
V-28
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
No Kecamatan Hotel Berbintang Hotel non bintang dan
akomodasi lainnya
6 Bendosari 0 1
7 Polokarto 0 0
8 Mojolaban 0 0
9 Grogol 7 1
10 Baki 1 2
11 Gatak 0 1
12 Kartasura 5 2
Total Tahun 2017 14 9
Total Tahun 2016 6 16
Total Tahun 2015 6 14
Total Tahun 2014 6 13
Sumber : Kabupaten Sukoharjo dalam angka 2018
V-29
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Fasilitas tentu turut mendukung aktivitas wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya akan
makanan dan minuman selama berwisata. Berbagai ragam kuliner khas tradisional (nasi
liwet, pecel, dll) maupun luar daerah meramaikan usaha pariwisata di bidang makan dan
minuman di daerah berupa usaha kuliner malam hari yang berkembang di kawasan grogol,
kartasura, mojolaban, dan Sukoharjo.
Fasilitas rumah makan saat ini hamper tersedia di seluruh wilayah kecamatan. Jumlah
usaha restoran/ rumah makan pada tahun 2017 sebanyak 83 atau mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2016. Usaha restoran dan rumaha makan banyak dijumpai di wilayah
kecamatan yang memiliki aktifitas kegiatan yang padat yaitu di kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Grogol, Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Baki.
Tabel V-13 Usaha Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Sukoharjo
No Kecamatan Rumah
Makan/Restoran
1 Weru 0
2 Bulu 2
3 Tawangsari 2
4 Sukoharjo 16
5 Nguter 2
6 Bendosari 3
7 Polokarto 0
8 Mojolaban 4
9 Grogol 25
10 Baki 7
11 Gatak 0
12 Kartasura 22
Total Tahun 2017 83
Total Tahun 2016 172
Total Tahun 2015 147
Total Tahun 2014 153
Sumber : Kabupaten Sukoharjo dalam angka 2018
V-30
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
car free day. Selain di kawasan Solobaru penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
juga ada di Kecamatan Kartasura (Kawasan UMS;Goro Assalam, dan Trans Mart),
V-31
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
5.5. KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN SUKOHARJO
Dengan berlakunya perda Kabupaten Sukoharjo no 1 tahun 2014 tentang
Kepariwisataan, Pemerintah Daerah memfasilitasi pembentukan Badan Promosi Pariwisata
Daerah yang berkedudukan di Kabupaten Sukoharjo. Badan Promosi Pariwisata Daerah
dalam melaksanakan kegiatannya wajib berkoordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata
Provinsi dan Badan Promosi Pariwisata Indonesia. Struktur organisasi Badan Promosi
Pariwisata terdiri atas 2 (dua) unsur, yaitu unsur penentu kebijakan dan unsur pelaksana.
Unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah berjumlah 9 (sembilan) orang
anggota terdiri atas:
a. wakil asosiasi kepariwisataan 4 (empat) orang;
b. wakil asosiasi profesi 2 (dua) orang;
c. wakil asosiasi penerbangan 1 (satu) orang; dan
d. pakar/akademisi 2 (dua) orang.
Namun demikian Kelembagaan kepariwisataan di kabupaten sukoharjo belum
terbentuk dengan baik di tingkat desa/kelurahan, dimana belum adanya pokdarwis di masing-
masing desa yang telah ditetapkan sebagai desa wisata. Selain itu Manajemen dan
pengelolaan obyek wisata yang ada selama ini juga masih dapat dikatakan lemah.
Banyaknya instansi pemerintah yang terlibat dengan pembagian kewenangan yang belum
jelas (belum seimbang) dalam hal definisi penguasaan lokasional menyebabkan
pengembangan kepariwisataan berada pada urutan belakang dibanding sektor pertanian
maupun sektor lainnya.
Untuk pengelolaan dan pengembangan obyek dan daya tarik pariwisata, Bupati dapat
melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat/pemerintah provinsi/pemerintah
kabupaten/kota/pihak swasta nasional/asing/perseorangan/badan hukum, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu perlu dikembangkan model-model
kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan obyek wisata yang potensial. Pola ini
guna menyeimbangkan fungsi birokrasi sekaligus pelaksana lapangan bagi Sub Dinas
Pariwisata Kabupaten Sukoharjo.
V-33
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
waduk mulur .Atraksi wisata berbasis potensi iklim dan pemandangan juga sangat cocok
dikembangkan di kawasan ini.
Selain itu atraksi yang berbasis kegiatan masyarakat juga cocok dikembangkan di
kawasan ini dengan adanya pengembangan desa wisata, oleh Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo. Bentuk kegiatan masyarakat yang bisa dikembangkan antara lain pertanian
tanaman khusus (tanaman langka, bunga, jamu atau yang lainnya) atau peternakan binatang
khusus (seperti penangkaran binatang langka, burung berkicau dan sebagainya) maupun
wisata kreatif yang dikembangkan oleh warga sekitar. Besarnya partisipasi masyarakat
sangat penting dalam pengembangan destinasi wisata di setiap desa yag telah ditetapkan
sebagai lokasi pengembangan desa wisata.
Untuk Atraksi wisata buatan yang juga potensial dikembangkan seperti pandawa
water world dan the kultur. Dengan keberadaan Wahana wisata keluarga, dan wisata untuk
menambah wawasan sangatlah perlu dikembangkan dan dipromosikan dengan baik untuk
menjadi magnet bagi wisata lokal maupun wisatawan mancanegara.
c. Lingkungan dan Aksesibilitas
Obyek wisata yang memiliki aksesibilitas tinggi adalah Pandawa waterworld, Wisata
belanja Solobaru, The Kultur, Kawasan rekreasi kartasura (Kawasan UMS;Goro Assalam,
dan Trans Mart), serta Waduk Mulur. Obyek-obyek lainnya relative sulit dijangkau.
Namun demikian jika dikaitkan dengan konektifitasnya dengan obyek-obyek wisata
regional, maka hanya Keraton Kartasura yangs sedikit terhubung dengan obyek wisata
Keraton Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Namun demikian saat ini belum
dikembangkan paket perjalanan yang menghubungkan wisata sejarah Keraton Kartasura,
dan wisata budaya lain yang ada di Kabupaten Sukoharjo dengan obyek wisata Keraton
Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran
d. Fasilitas Utama dan Pendukung
Fasilitas utama kegiatan wisata berupa hotel (penginapan), gedung pertemuan, GOR,
perbelanjaan dan rumah makan masih terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Kartasura,
Grogol dan Sukoharjo.
Pengembangan wisata kuliner merupakan salah satu pendukung dan penarik
wisatawan, sehingga usaha kuliner menjadi salah satu usaha yang perlu dikembangkan di
setiap kecamatan. Untuk menghidupkan usaha pendukung pariwisata baik di siang hari
maupun malam hari.
e. Aspek Ekonomi Bisnis dan Sosial
V-34
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Pada beberapa obyek wisata yang dianalisis di atas, secara keseluruhan belum
memberikan manfaat peluang bisnis yang kemudian dikembangjan oleh masyarakat sekitar.
Kegiatan perdagangan makanan serta cendera mata yang ada masih bersifat subsisten dan
kurang memberikan dukungan berarti bagi perekonomian masyarakat secara lebih luas.
Aspek bisnis dan ekonomi yang menonjol serta potensial dikembangkan menjadi atraksi
wisata adalah kegiatan masyarakat pengrajin industri kecil yang tersebar di beberapa
wilayah, seperti industri gitar, mebel rotan, kaca grafir dan sebagainya. Namun demikian
sangat diperlukan pengembangan kesiapan masyarakat, sistem pengelolaan yang baik serta
penciptaan tempat-tempat yang khusus (memorial place) agar tempat-tempat di wilayah desa
beserta seluruh kegiatan produksi – industri yang ada juga dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata yang menarik.
f. Manajemen dan Pengelolaan
Manajemen dan pengelolaan obyek wisata yang ada selama ini juga masih dapat
dikatakan lemah. Banyaknya instansi pemerintah yang terlibat dengan pembagian
kewenangan yang belum jelas (belum seimbang) dalam hal definisi penguasaan lokasional
menyebabkan pengembangan kepariwisataan berada pada urutan belakang disbanding
sektor pertanian maupun sektor lainnya.
Selain itu perlu dikembangkan model-model kerjasama dengan pihak swasta untuk
pengelolaan obyek wisata yang potensial. Pola ini guna menyeimbangkan fungsi birokrasi
sekaligus pelaksana lapangan bagi Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Sukoharjo.
V-35
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Seni, budaya dan pengetahuan tradisional masyarakat sebagai nilai
tambah kegiatan Pariwisata tidak termanfaatkan.
Segmen pasar wisatawan yang menyukai budaya dan tinggal bersama
masyarakat tidak tergali.
c. Masih ada beberapa objek wisata baru yang potensial yang Belum ditetapkan
sebagai daya tarik wisata oleh pemerintah daerah.
Menurut perundang-undangan tentang pariwisata, Pemerintah daerah perlu
menetapkan peruntukan kawasan pariwisata dan juga menetapkan daya tarik wisata
daerahnya, sehingga dengan demikian daya tarik wisata terlindungi secara kebijakan
dan dapat menetapkan sangsi bagi orang yang melakukan perusakan daya tarik
wisata. Dampak negatif: Tidak adanya sangsi bagi perusak daya tarik wisata.
Masih sedikitnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan daya tarik wisata. Hal ini
menjadi isu strategis karena keterlibatan masyarakat merupakan salah satu faktor
kunci dalam keberlanjutan usaha Pariwisata. Melalui pelibatan masyarakat secara
langsung maka masyarakat akan merasakan dampak langsung pariwisata dan
sebagai pengguna langsung sumber daya alam yang menjadi potensi wisata alami
maupun buatan, mereka akan ikut melestarikan sumber daya. Keterlibatan masyarakat
dalam sektor Pariwisata saat ini hanya terbatas pada sektor usaha informal disekitar
lokasi objek wisata. Dampak negatif:
Hilangnya kesempatan peluang usaha bagi masyarakat.
Manfaat Pariwisata belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.
Terbatasnya masyarakat yang bekerja di sektor Pariwisata.
d. Masih minimnya prasarana, sarana, dan sistem transportasi untuk mendukung
pariwisata.
Sistem transportasi di Kabupaten Sukoharjo belum sepenuhnya mendukung
pariwisata. Koneksi ke beberapa lokasi yang memiliki daya tarik, dengan transportasi
regular akan memberikan dampak yang besar pada kemajuan pariwitasa. Dampak
negatif:
Kurangnya kunjungan ke daya tarik potensial di beberapa daerah.
Hilangnya kesempatan masyarakat untuk melakukan usaha di bidang
transportasi wisata.
e. Kurangnya tata informasi Informasi tentang potensi wisata andalan di Kabupaten
Sukoharjo.
V-36
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Wisatawan memerlukan informasi baik secara online maupun offline, sehingga Kurang
terinformasikannya daya tarik-daya tarik yang potensial. Tata informasi sangat penting
untuk meningkatkan kenyamanan dan rasa aman wisatawan yang berkunjung.
2) Isu Strategis pada Industri Pariwisata
a. Pemerintah daerah belum optimal dalam mendorong peluang usaha pariwisata oleh
masyarakat.
Sampai saat ini baru desa wisata yang didorong oleh pemerintah daerah sebagai
usaha masyarakat di bidang pariwisata, namun demikian usaha penunjang pariwisata
masih banyak yang belum diciptakan. Usaha pemandu, pengelolaan daya tarik wisata,
industri rumahan, warung makan, kerajinan, dimana peluangnya masih belum
dimanfaatkan dengan baik. Dampak negatif: Masyarakat kurang menerima manfaat
dari sektor Pariwisata, sehingga bersikap kurang mendukung terhadap pelaku usaha
Pariwisata.
b. Masih terbatasnya biro perjalanan umum yang resmi dan kredibel di Kabupaten
Sukoharjo
Belum ada yang menjual paket wisata di tingkat Kabupaten, Kondisi ini sebenarnya
merupakan peluang yang baik untuk pemerintah daerah menciptakan para wirausaha
di bidang pariwisata. Tidak adanya Biro Perjalanan Wisata di Kabupaten
Sukoharjoserta Belum adanya tenaga pemandu yang handal dan berkualitas
dikarenakan pandangan bahwa pengembangan kepariwisataan berada pada urutan
belakang disbanding sektor pertanian maupun sektor lainnya, sehingga bisnis di
bidang biro pariwisata belum banyak diminati.
3) Isu Strategis pada Kelembagaan Pariwisata.
a. Pengelolaan dana pengembangan kepariwisataan belum optimal
b. Lemahnya sumber daya manusia di bidang pariwisata.
Kelamahan sumber daya manusia bukan saja terjadi di masyarakat yang terlibat
langsung maupun tidak langsung di sektor pariwisata, akan tetapi juga di kalangan staf
dinas pariwisata. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang konsep dan
langkah-langkah implementasi pariwisata berkelanjutan menjadi sangat penting.
Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia perlu dilakukan pemerintah
daerah secara konprehensif dan berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan terus menerus,
berjenjang dan fokus pada hal-hal yang langsung memberikan dampak pada
perubahan cara pandang dan perilaku masyarakat. Dampak Negatif:
V-37
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Lambatnya pertumbuhan bisnis di tingkat masyarakat lokal.
Rendahnya penyerapan tenaga kerja pada tingkat menengah di objek-
objek wisata yang ada.
4) Isu Strategis pada Pemasaran Pariwisata
a. Kurangnya kerjasama dan inovasi pemasaran.
Pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh pelaku usaha wisata, maupun pemerintah
daerah masih berjalan sendiri sendiri. Apresiasi terhadap apa yang dipasarkan oleh
pemerintah daerah masih sangat kurang, begitupun sebaliknya apresiasi terhadap apa
yang dipasarkan oleh pelaku usaha wisata masih kurang. Hal ini dikarenakan saat
pemerintah melakukan promosi kurang melibatkan unsur pengusaha, demikian pula
sebaliknya. Jika pemasaran dilakukan secara terpadu, dimana beberapa informasi
dasar tentang potensi wisata di Kabupaten Sukoharjo disepakati bersama, makan
biaya pemasaran dapat lebih ditekan dan pembagian peran menjadi efektif untuk
meningkatkan jumlah kunjungan dari berbagai macam segmen pasar. Inovasi perlu
dilakukan, mengingat perkembangan teknologi seluler serta informasi di dunia maya
sangat pesat. Pengusaha dan juga pemerintah daerah harus mampu secara cepat
beradaptasi pada perkembangan informasi. Agar cepat dikenal, sebaiknya
memanfaatkan media sosial Dampak Negatif:
Biaya promosi menjadi tidak efisien.
Belumnya memilki citra wisata tertentu di Kabupaten Sukoharjo
b. Materi dan bahan promosi Pariwisata masih kurang berkualitas.
Kualitas bahan promosi yang dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten masih perlu
ditingkatkan. Seharusnya stakeholder menyepakati informasi umum tentang destinasi
serta saling berbagi kualitas foto yang baik. Pemerintah daerah bisa memasukkan
foto-foto berkualitas baik di website-nya, dimana setiap pelaku wisata termasuk di
dalamnya pengelola desa wisata, dapat menggunakan foto-foto tersebut secara gratis
untuk bahan promosi, sehingga citra dari destinasi wisata bisa dikembangkan menjadi
lebih baik.
c. Kurangnya pencitraan
Pencitraan oleh berbagai pihak masih dijalankan secara terpisah, sebagai contoh
Dalam lingkup pengembangan kepariwisataan di Jawa Tengah Kabupaten Sukoharjo
dijadikan sebagai daerah pendukung dalam pengembangan daerah pariwisata
propinsi (DPP) Solo-sangiran dan sekitarnya, dimana pengembangan diarahkan
V-38
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
sebagai destinasi wisata ekonomi kreatif dan budaya. Namun demikian pola
kerjasama untuk menciptakan citra pariwisata tersendiri namun tetap terintegrasi
belum dikembangkan. Oleh karena itu maka pengembangan kepariwisataan di
Kabupaten Sukoharjo harus benar-benar mengupayakan keunggulan obyek dan
sistem koneksinya dengan obyek-obyek lain. Faktor lain yang tak kalah penting adalah
penciptaan “branding” destinasi dan produk yang harus terus menerus di informasikan
kepada wisatawan.
V-39
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
BAB VI
ORGANISASI PELAKSANA DAN JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
VI-1
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Tabel VI-1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo
Bulan Ke
I II (November) III (Desember)
No Kegiatan Ket
(oktober)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN
a. Persiapan Administrasi
b. Mobilisasi Personil dan Peralatan
c. Penyusunan Metodologi dan Kerangka Kerja
d. Survey awal wilayah Perencanaan dan Review dari dokumen dan kebijakan lainnyayang terkait
e. Penyusunan Laporan Pendahuluan
f. Paparan Pembahasan Laporan Draft Pendahuluan
g. Penyempurnaan Buku Laporan Pendahuluan
2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA & ANALISIS
a. Pengumpulan Data Sekunder lalui survey instansional
b. Observasi lapangan, wawancara
c. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistemisasi data)
d. Pengolahan dan Analisis Data
Review/Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Analisis Karakteristik Pariwisata
Perumusan potensi dan permasalahan
Perumusan isu strategi
Perumusan prinsip pembangunan kepariwisataan
Perumusan visi dan misi pembangunan kepariwisataan
Perumusan tujuan, sasaran pembangunan
Perumusan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan
e. Penyusunan Lapora Antara
f. Paparan Pembahasan Draft Laporan Antara
g. Penyempurnaan Buku Laporan Antara
3 PERUMUSAN RENCANA DAN PROGRAM
a. Pembuatan Rencana Pembangunan Perwilayahan Pariwisata
b. Pembuatan Program Pembangunan Kepariwisataan
c. Penyusunan Laporan Akhri
d. Paparan Pembahasan Laporan Akhir
VI-2
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2025
Bulan Ke
I II (November) III (Desember)
No Kegiatan Ket
(oktober)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
e. Penyempurnaan Laporan AKhir
f. Pengumpulan laporan akhir
VI-3