Analisis ini dimulai dengan mengidentifikasi produk pariwisata di setiap daya tarik wisata
dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi daya tarik wisata (unggulan, andalan dan potensial).
Analisis ini mendasarkan pada sejumlah parameter, sehingga dapat ditemukenali daya tarik wisata
yang perlu mendapatkanprioritas dan perhatian dalam pengembangannya untuk mendorong
perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Sukoharjo. Dalam hal ini, upaya menemukenali
urutan kualitas dan keutamaan daya tarik wisata dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
sejumlah parameter sebagai berikut:
a.Kualitas Daya Tatrik Wisata
Penilaian tingkat potensi daya tarik wisata yang dapat diuraikan menjadi :
Keunikan/Kelangkaannya; daya tarik wisata dinilai dari keunikan dan kelangkaannya, yaitu
apakah daya tarik wisata ini mudah ditemukan di daerah lain atau tidak.
Keragaman daya tarik wisata (kuantitas); dinilai dari keragaman muatan isi atau daya tarik
wisata yang dimilikinya.
Kondisi Lingkungan; terkait dengan kondisi fisik lingkungan/spasial, kepadatan daya tarik
wisata yang ada serta ketersediaan lahan untuk kemungkinan pengembangan daya tarik
wisata yang ada.
b.Skala Pemasaran Daya Tarik Wisata
Skala pemasaran daya tarik wisata dinilai dari kemungkinan luas jangkauan wisatawan
terhadap daya tarik wisata, yaitu wisatawan lokal, nasionalataupun internasional.
c. Tingkat Kunjungan Daya Tarik Wisata
Merupakan nilai yang menunjukkan besarnya wisatawan yang telah dating ke daya tarik wisata
di Kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu tertentu.
d. Tingkat Dukungan Aksesibilitas dan Pencapaian
Kemudahan pencapaian dan kualitas aksesibilitas merupakan salah satu faktor utama untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan. Dukungan kondisi aksesibilitas dan pencapaian dapat
diuraikan menjadi:
Ketersediaan moda transportasi menuju daya tarik wisata kawasanwisata;
Kualitas jalan menuju daya tarik wisata /kawasan tersebut;
Kemudahan pencapaian seperti terdapatnya rambu-rambu petunjuk
e. Tingkat Dukungan Sarana-Prasarana Penunjang
Tingkat dukungan sarana/prasarana dasar wisata, meliputi penilaian terhadap kondisi sarana-
prasarana (kualitas); kelengkapan sarana-prasarana yang ada; kapasitas yang tersedia,
apakah sudah mencukupi atau belum.
f. Pertimbangan Lainnya
Berbagai pertimbangan lainya perlu dilakukan dalam analisis potensi keparwisiataan, seperti
dampak terhadap lingkungan, dampak terhadap sosial ekonomi, dampak sosial budaya, dan
sebagainya. Penilaian dilakukan dengan membandingkan langsung potensi seluruh daya tarik
wisata/kawasan wisata yang telah teridentifikasi terhadap kriteria yang ada ke dalam bentuk
matrik analisis.
Untuk dapat menghasilkan suatu model analisis yang matematis maka pengamatan yang semula
bersifat kualitatif dikonversi ke dalam angkaangka ( Point Rating System). Pembobotan ini akan
dinilai dalam skala tertentu (1-3), disamping masing masing parameter juga akan memiliki bobot
persentase tertentu tergantung pada tingkat kepentingannya ( Analythical Hierarchy Process).
Bobot persentase untuk masing-masing parameter dibuat berbeda. Hal inidimaksudkan untuk
membedakan tingkat kepentingan dalam penilaian berdasarkan tiap parameter. Parameter
kualitas, keunikan dan keragaman atraksi memiliki bobot terbesar sedangkan parameter
pertimbangan lainnya memiliki bobot terkecil. Secara singkat besarnya bobot untuk tiap parameter
ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel IX.1 Tabel Persentase bobot parameter penilaian Daya Tarik Wisata
No Parameter Bobot
1 Kualitas, keunikan dan keragaman atraksi 0.25
2 Skala jangkauan pemasaran 0.20
3 Tingkat kunjungan wisatawan 0.20
4 Aksesibilitas 0.15
5 Dukungan Sarana dan Prasarana 0.10
6 Pertimbangan lainnya 0.10
Jumlah 1
Sumber : Analisis Penyusun, 2019
Titik tolak penilaian ini adalah hasil pengamatan langsung di lapangan yang dilengkapi dengan
beberapa referensi pada semua daya tarik wisata yang ada. Penilaian bersifat kualitatif yang
dikonversi menjadi nilai kuantitatif sehingga diperoleh skor masing-masing daya tarik wisata.
Dengan demikian dapat dibandingkan skor masingmasing daya tarik wisata yang telah
teridentifikasi. Penilaian juga didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) sebagai titik tolak untuk
menentukan konsep, strategi, rencana, serta program-program pengembangan lintas sektor dalam
jangka waktu tertentu.
Konversi kuantitatif dari penilaian kualitatif potensi daya tarik wisata dilakukan dengan menetapkan
bobot pada setiap parameter. Setiap parameter memiliki nilai koefisien tersendiri berdasarkan
tingkat kepentingan/potensinya dalam mendukung pengembangan pariwisata. Score yang
diperoleh selanjutnya dijumlah. Sebelum dilakukan klasifikasi peringkat daya tarik wisata, terlebih
dahulu dilakukan perentangan data ( scalling) hasil perhitungan total nilai dan bobot untuk tiap
parameter. Penskalaan
ini dimaksudkan untuk merentangkan dan menstandardisasi data agar dapat dibandingkan satu
sama lain serta lebih memudahkan dalam pembuatan kategorisasi kelas.
Selanjutnya dari hasil penskalaan ini kemudian dibuat suatu peringkat menjadi 3(tiga) kelas yang
didasarkan pada kriteria standar baku statistik. Peringkat hasil penghitungan ini akan menunjukkan
ukuran kemampuan daya tarik wisata dalam menarik minat dan memberikan
kenyaman/kesenangan kepada pengunjung, baik berupa keunikan, keragaman dan kualitas daya
tarik wisata, jangkauan pemasarannya, tingkat kunjungan wisatawannya, segi aksesibilitas, sarana
dan prasarana serta dampak lainnya bagi lingkungan atau ekonomi masyarakat. Pedoman
penilaian menurut kriteria yang telah disusun tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IX.2 Kriteria Penilaian Potensi Produk Pariwisata Kabupaten Sukoharjo
Pengelompokan daya tarik wisata diatas menunjukkan bahwa klasifikasi A “Unggulan” hanya
sebanyak 29 daya tarik wisata yang termasuk objek unggulan dilihat dari kualitas dan keunikan
daya tarik, keragaman daya tarik, kondisi lingkungan juga dilihat dari skala pemasaran,
kapasitas dan pertimbangan lainnya.
Daya tarik klasifikasi B “Andalan ” sebanyak 39 daya tarik wisata yang tersebar hampir
diseluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang akan dimulai pengembangannya baik dalam hal
pengelolaan maupun kondisi lingkungan serta fasilitas pariwisata. Sedangkan pada
pengelompokkan daya tarikwisata dengan Klasifikasi C “Potensial” sebanya 47 daya tarik
wisata merupakan daya tarik wisata yang belum berkembang, baik dilihat dari kualitas dan
keunikan daya tarik, segi jangkauan pemasaran, sarana dan prasarana wisatanya maupun dari
segi aksesibilitas. Dilihat dari penilaiannya dapat disimpulkan sebagian besar daya tarik wisata
pada kelompok ini belum berkembang karena kurangnya dukungan sarana prasarana dan
belum adanya pengelolaan yang memadai.
Penilaian dan pengelompokan ini tidak berarti pengelolaan dan pengembangan selanjutnya
harus dilakukan dengan penanganan yang terpisah-pisah, tetapi untuk memberikan masukan
dalam pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata selanjutnya. Pengelolaan yang
dimaksud adalah adanya keterpaduan antar pengelompokkan baik yang bersifat
komplementer, yaitu saling melengkapi satu dengan lainnya ataupun sebagai generator bagi
pengembangan daya tarik wisata yang belumberkembang sehingga nantinya akan dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi penentuan karakteristik pengembangan kegiatan pariwisata.