Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PENGAWASAN TEKNIS PEMBANGUNAN ANJUNGAN CEMPAE


TAHUN ANGGARAN 2021

Uraian Pendahuluan1
1. Latar Belakang Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan
yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama
akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota
makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus
meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi
pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga
penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang
khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian,
fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka public (open
spaces) di perkotaan.

Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH)


pada 30 tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik
berupa Ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau, telah
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti
seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan
meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas, tawuran antar warga),
serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress karena
terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial.

Salah satu satu alternatif yang dipilih untuk mengembangkan kota dan
menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah dengan
melakukan reklamasi perairan pantai sebagai upaya untuk menangani
keterbatasan wilayah.Setiap kebijakan dalam rangka pembangunan
dan pengembangan wilayah pasti akan membawa dampak positif
(manfaat) dan dampak negatif (kerugian) dari aspek sosial budaya,
ekonomi dan ekologi. Peranan ketiga aspek tersebut dalam suatu
pembangunan mulai dari tahap perencanaan sampai pada pelaksanaan
dan dampaknya, sangat menentukan keberhasilan dari pembangunan
tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya suatu perencanaan dan
pengawasan yang matang dan terpadu serta pelaksanaan kebijakan
pengelolaan pantai hasil reklamasi yang cermat, agar tujuan utama
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pantai tercapai, dan
menghindari terjadinya penurunan kualitas lingkungan perairan atau
bahkan menimbulkan konflik sosial dan permasalahan penataan ruang
lainnya.

Kota Parepare yang terletak di pesisir selat Makassar dan berada pada
bagian tengah provinsi Sulawesi Selatan, secara geografis berada pada
posisi 03°57’39” - 04°04’49” LS dan 119°36’24” -119°34’40” BT
dengan luas Wilayah 99.33 Ha. Luas Wilayah Parepare tersebut
dirasakan kurdang memadai dalam upaya mewujudkan ruang kota
yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka Pemerintah kota
Parpare memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang
terbuka publik untuk melaksanakan pembangunan secara optimal
melalui kegiatan reklamasi pantai salah satunya adalah melakukan
penataan pada pesisir Pantai Cempae yang diberi nama Anjungan
Cempae.

Adanya Anjungan Cempae sebagai tempat wisata akan memberikan


dampak yang luas pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pengembangan
wisata juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan sesuai dengan
1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan memperkecil potensi
gejolak sosial sebagai akibat dari kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan. Pengembangan Anjungan cempae diharapkan akan
dapat mendorong peningkatan perkembangan sektor-sektor ekonomi
lainnya di sekitar lokasi dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan


rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di
dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya suatu
team yang akan bertugas sebagai pengawas yang
bertanggungjawab secara profesional atas jasa pengawasan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.

Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas,


integritas, dan intensitas pengawasan, yang secara menyeluruh
dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah disepakati. Team pengawas teknis dimaksud,
adalah Penyedia Jasa Konsultansi pekerjaan pengawasan
teknis/supervisi pada pekerjaan Pembangunan Anjungan Cempae
Tahun Anggaran 2021.

2. Maksud dan Agar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung sesuai dengan


Tujuan dokumen perencanaan teknis serta terwujudnya keselamatan dan
kenyamanan gedung bagi penggunanya.

3. Sasaran Menjamin pengendalian mutu pekerjaan di lapangan.

4. Lokasi Pekerjaan Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi terletak di Kelurahan Wattang


Soreang, Kecamatan Soreang Kota Parepare.

5. Sumber Khusus untuk Pekerjaan Pengawasan Teknis Pembangunan


Pendanaan Anjungan Cempae dengan pagu anggaran sebesar Rp.400.000.000,- (
Empat Ratus Juta Rupiah) yang berasal dari Dana Alokasi Umum
(DAU) Kota Parepare.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: H. SUHANDI, ST


Organisasi Satuan Kerja: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Pejabat Pembuat Parepare
Komitmen

Data Penunjang2

7. Data Dasar 1. Peraturan Pembangunan secara umum.


2. Harga bahan bangunan serta material dan daftar upah yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota Parepare Tahun 2021 beserta
hasil revisinya.

8. Standar Teknis A. Kriteria Umum


Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas
seperti yang dimaksud dalam KAK harus memperhatikan
ketentuan – ketentuan umum bangunan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu ;
1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas;
a. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai fungsinya.

2 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan.
2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan;
a. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian terhadap lingkungan.
b. Menjamin bangunan gedung dibangunan dan
dimanfaatkan dengan baik.
3) Persyaratan Struktur bangunan;
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat perilaku manusia dan alam.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan
arsitektur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda akibat perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan
lainnya yang disebabkan kegagalan struktur.
B. Kriteria Khusus
Kriteria ini dimaksudkan untuk memberikan syarat – syarat
yang lebih spesifik berkenaan dengan bangunan yang akan
dikerjakan, baik dari segi fungsi khusus maupun segi teknis
lainnya :
a. Kesatuan pepelaksanaan interior/eksterior dengan
lingkungan yang ada.
b. Penataan ruang yang akan dikerjakan diupayakan
mematuhi kaidah – kaidah teknis perencanaan arsitektural,
struktural dan lingkungan

9. Studi-Studi Pengawasan Teknis Pembangunan Anjungan.


Terdahulu

10. Referensi Hukum Dalam hal melaksanakan kegiatan Pengawasan Teknis Pembangunan
Anjungan Cempae, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar pelaksanaan, referensi dimaksud
adalah :
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor
1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
 Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang
Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor :
06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 40
/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang
Kawasan Reklamasi Pantai;
 Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare
Tahun 2011 – 2031.
 Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Parepare Tahun 2018-2023.
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, Tentang
Bangunan Gedung.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomr 36 Tahun
2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2003, Tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2014,
tentang Bangunan Gedung.
 SNI – 1278, tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan
Bangunan Gedung.
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1987 yang
diterbitkan oleh Dewan Normalisasi Nasional.
 Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

Ruang Lingkup

A. Tahap Evaluasi
1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan yang dilaksanakan
konsultan perencanaan.
2) Memberikan konsultasi pra-pelaksanaan meliputi penelitian
dan pemeriksaan dari sisi efisiensi biaya dan bahan serta
kemungkinan keterlaksanaan konstruksi.
3) Mengendalikan pelaksanaan konstruksi melalui evaluasi
perencanaan, kemungkinan penyimpangan teknis dan atau
persoalan yang berpotensi muncul.
4) Pengusulan koreksi perencanaan.
5) Melakukan evaluasi dan revisi gambar, RAB, dan spesifikasi
teknis
6) Melakukan koordinasi dengan tim teknis yang dilibatkan dari
unsur Dinas PUPR
7) Menyusun laporan pengawasan
B. Tahap Pelaksanaan
1) Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan
pelaksanaan konstruksi.
2) Membantu memberikan penjelasan teknis dalam hal
Anwijzing (rapat penjelasan pekerjaan)
3) Membantu pejabat pembuat komitmen pengawasan /
direksi langsung pada pekerjaan konstruksi
C. Tahap Pelaksanaan Fisik
1) Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memberikan
arahan teknis gambar perencanaan pada saat fisik akan
dikerjakan.
2) Membantu menyusun justifikasi teknis jika dimungkinkan
ada perubahan gambar yang berpengaruh pada
struktur/arsitektur bangunan.

12. Keluaran3 Dengan adanya pekerjaan ini diharapkan adanya hasil pengawasan
teknis yang baik dan tepat guna sehingga mendukung tercapainya
pelaksanaan fisik yang tepat waktu, konstruksi yang baik dan dapat
dipertanggung jawabkan serta dapat dirasakan manfaatnya bagi
masyarakat khususnya masyarakat kota Parepare

3 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.


13. Peralatan, Pejabat Pembuat Komitmen menyediakan Tenaga Pendamping untuk
Material, Personil kelancaran pekerjaan berupa Pengawas Teknis Dinas Pekerjaan
dan Fasilitas dari Umum Dan Penataan Ruang Kota Parepare.
Pejabat Pembuat
Komitmen
14. Peralatan dan Semua fasilitas penunjang seperti kantor,alat kantor, alat ukur,
Material dari komputer,kendaraan, dll yang dibutuhkan konsultan dimasukkan
Penyedia Jasa dalam usulan biaya yang diajukan oleh konsultan
Konsultansi

15. Lingkup • Konsultan akan secara langsung bertanggung jawab kepada


Kewenangan Pemilik Proyek / Klien, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan
Penyedia Jasa Penataan Ruang Kota Parepare, pekerjaan Pembangunan
Anjungan Cempae.
• Konsultan akan bekerja sama erat dan dalam koordinasi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Parepare.
• Pemilik Proyek / Klien akan memberikan semua data /
informasi yang dibutuhkan untuk proyek ini, menyediakan
akses ke instansi terkait, dukungan dan menerbitkan surat-
surat yang diperlukan.
• Konsultan akan harus bekerja di tempat di Kota Parepare dan
memiliki kantor di Kota Parepare dengan staf pendukung yang
diperlukan.

16. Jangka Waktu 150 ( Seratus Lima Puluh ) Hari Kalender


Penyelesaian
Pekerjaan

17. Personil Posisi Kualifikasi Pengalaman Jumlah


Personil
Tenaga Ahli:
Team Leader S1 (Teknik Sipil)- 5Tahun 1 org
SKA Ahli Muda
Sumber Daya Air

Arsitek S1(Teknik 3 Tahun 1 org


Arsitektur) -SKA
Ahli Muda Arsitek

Quality dan Quantity S1(Teknik Sipil) - 3Tahun 1 org


Engineer SKA Ahli Muda
Tenaga Pendukung
Inspector SMA/SMK 3Tahun 1 org

Operator Komputer
(Administrasi) SMA/SMK 3Tahun 1 org

 Subklasifikasi Bidang Usaha Pengawasan Konstruksi : kode RE203


(Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air)
18. Pendekatan dan Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
Metodologi Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci
yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan
yang dihadapi dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai
berikut:
A. Pekerjaan persiapan
1) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pekerjaan pengawasan
2) Memeriksa dan menyetujui Time Schedule / Bar Chart, S-
Curve / Network Planning yang diajukan oleh penyedia untuk
selanjutnya diteruskan kepada pihak proyek untuk mendapat
persetujuan.
B. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
1) Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum,
pengawasan lapangan, koordinasi dan inpeksi kegiatan-kegiatan
pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi
teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan
pekerjaan diserahkan.
2) Mengawasi kebenaran metode pelaksanaan, ukuran kualitas dan
kuantitas dari bahan atau komponen bangunan, komposisi
campuran, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lainnya.
3) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal
sesuai dengan jadual yang ditetapkan
4) Memberikan masukan pendapat teknis tentang
penambahan atau pengurangan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh
pada ketentuan kontrak untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemimpin Kegiatan.
5) Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan
serta tidak menyimpang dari kontrak, setelah mendapat
persetujuan Pihak direksi pekerjaan.
6) Memberhentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi dalam dokumen kontrak, menolak bahan yang
tidak memenuhi spesifikasi.
7) Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Penyedia dalam
melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan aparat
pemerintah serta mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan.
8) Memberikan bimbingan / petunjuk kepada Penyedia dalam hal
tahapan / metoda pelaksanaan agar hasil pelaksanaan memenuhi
spesifikasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

Laporan
19. Laporan Laporan memuat:
• Laporan Teknis Pengawasan:
Konsultan akan menyerahkan Laporan Teknis setelah
disetujui Oleh Pengawas Lapangan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Parepare dan diserahkan
dalam rangkap 4 (empat).
• Spesifikasi Teknis Pekerjaan:
Konsultan menyerahkan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
dalam rangkap 3 (tiga).
• Membuat Laporan Progres Kemajuan Pekerjaan (Laporan
Mingguan,Laporan Bulanan) dalam rangkap 4 (empat).
• Dokumentasi Foto–foto Kemajuan Pekerjaaan
0%,25%,50%,75%,100% dan pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai