Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017

“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

PENANGANAN SAMPAH KOTA PALU MENGGUNAKAN


MODEL TPST 3R DENGAN PELIBATAN PERAN
MASYARAKAT
Aryan Gafur1), Mary Selintung 2), M. Ramli Rahim 3), Johannes Patanduk 4)
1)
Mahasiswa Program S3 Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2)
Staf Pengajar Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
3)
Staf Pengajar Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
4)
Staf PengajarTeknik Sipil, Universitas Hasanuddin
Email : arygafur@yahoo.co.id

Abstrak

Produksi sampah setiap hari semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah produk dan
pola konsumsi masyarakat. Masih banyak masyarakat yang melakukan penanganan
sampah dengan cara konvensional atau paradigma lama yaitu kumpul, angkut dan buang
dengan sistem open dumping (penimbunan secara terbuka). Sebagian besar timbulan
sampah yang ada, tidak dapat tertangani atau terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Berangkat dari permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
memahami hubungan antara mengurangi sampah dengan peran masyarakat dengan model
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Palu. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan sampah sistem 3R
(reuse, reduce, recycle) di Kelurahan Petobo. Metode penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan yaitu metode kuantitatif. Adapun teknik analisis yang digunakan berupa
deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik, yaitu data
primer meliputi kuisioner, wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan data
sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data dari instansi-instansi terkait. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pola pengelolaan sampah bervariasi yaitu sampah dari tiap
rumah warga dikumpulkan kemudian petugas mengumpulkan dan mengangkut sampah
dengan menggunakan motor sampah diangkut ke Tempat Penampungan Sampah
Sementara (TPS). Sedangkan untuk pelibatan masyarakat dalam penanganan sampah
cukup baik. Pemerintah perlu menindak lanjuti aktivitas penanganan sampah dengan
pelatihan dan memberikan biaya pendampingan agar swakelola penanganan sampah dapat
ditingkatkan.

Kata kunci :TPST, konsep 3R, pengelolaan sampah, peran masyarakat.

Abstract

Every day Production of waste was increasing following by increasing number of


population and products comsumptions. There were many people who are hadling their
waste in conventional ways, and transported to temporary disposalor directly to open
dumping system. However most of the existing waste can not be handled or transported to
the final disposal (landfill).Based on these problems, the aims of the the study is to

335
Aryan Gafur, PENANGANAN SAMPAH KOTA PALU MENGGUNAKAN
MODEL TPST 3R DENGAN PELIBATAN PERAN MASYARAKAT
understand the relationship between reducing waste by conducting the community
participation with TPST (Integrated Waste Management)models Palu City. The purpose of
this study was to determine how public participation in waste management with 3R (reuse,
reduce, recycle) models in waste management systems in Petobo district. The research
method is done using quantitative methods. The analysis technique was done by
quantitative descriptive. The were two techniques of collecting data, firstly it was done by
questionnaires, interviews, observation and documentation, while the secondary
techniques to the survey conducted by the agencies concerned. The results showed that the
pattern of waste management varies from collecting garbage from each house residents
then the collector transported to TPS with motors. The involvement of community is quite
well. The government needs to follow up the activity of waste management by training and
providing assistance to self-management costs therefore the waste management can be
improved.

Keywords: TPST, 3R concept, the waste management, community participation

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan


1. PENDAHULUAN
penghasilan ternyata hasilnya tidak semua
Kurangnya kepedulian masyarakat dan faktor tersebut mempengaruhi didalam
keterbatasan dana Pemerintah Kota melakukan pengelolaan sampah 3R. Rata-
Palu,merupakan salah satu penyebab rata faktor mempunyai tingkat hubungan
terjadinya permasalahan penumpukan yang sedang. Faktor yang paling
sampah. Selain itukawasanpermukiman mempengaruhi didalam pengelolaan
dengan kepadatan relatif tinggi dan sampah yaitu faktor pendidikan, karena
kualitas lingkungan permukimanyang pendidikan yang tinggi maka tingkat
relatif rendah. Kondisi ini dikhawatirkan kepedulian masyarakat untuk ikut serta
semakin lama akanmemburuk jika tidak dalam pengelolaan sampah 3R juga akan
segera dilakukan upaya-upaya perbaikan semakin tinggi pula.
akan menimbulkandampak pada
kesehatan manusia serta degradasi Penelitian dilakukan dengan pendekatan
lingkungan yang lebih besar.Kurangnya metode eksperimen lapangan dan model
kesadaran mereka tentang arti pentingnya simulasi penanganan sampah. Hal ini
mereduksi sampah, menyebabkan mereka dilakukan untuk menetapkan parameter-
kurang peduli terhadap lingkungan parameter yang tepat sesuai persamaan
sekitarnya.Metode penentuan sampel yang dipakai dalam merancang
dengan Stratified Proporsional Random model.Data yang diperlukan dalam
Sampling dengan menganggap semua penelitian ini disesuaikan dengan
subjek sama jadi diambil secara acak kebutuhan input data yang dipakai untuk
dengan data 66 responden untuk membuat model.
mengetahui karakteristik masyarakat dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
sampah 3R. Data yang didapat kemudian hubungan kinerja pengelolaan sampah
diolah menggunakan analisis deskriptif dengan pelibatan peran masyarakat.
crosstab untuk mengetahui hubungan
antara variabel-variabel yang diujikan
dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa faktor usia, jenis
336
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

2. METODE PENELITIAN dan Pertamanan Kota Palu dan Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah
Jenis penelitian yang digunakan untuk
(BAPPEDA) Kota Palu. Data primer yang
memperoleh data dalam penelitian ini
dilakukan dalam penelitian ini berupa
adalah penelitian deskriptif dengan analisa
kuisioner yang disebarkan pada
kuantitatif guna menjawabperumusan
masyarakat untuk mengetahui tingkat
masalah bagaimana dampak program
pemahaman masyarakat dan tingkat
TPST terhadap socialekonomi
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
masyarakat di Kelurahan Petobo, Kota
sampah.
Palu. Penelitiandeskriptif dengan analisa
kuantitatif bertujuan untuk mencari
kinerja pengelolaan sampah dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelibatan masyarakat. Penelitian deskriptif Besarnya penduduk dan keragaman
adalah suatumetode dalam meneliti status aktivitas di Kecamatan Palu Selatan
kelompok manusia, suatu obyek, suatu set mengakibatkan munculnya persoalan
kondisi,suatu sistem pemikiran ataupun dalam pelayanan prasarana perkotaan,
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. seperti masalah sampah. Diperkirakan
Tujuandari penelitian deskriptif ini adalah hanya sekitar 40-60 % sampah di
untuk membuat deskripsi, gambaran Kecamatan Palu Selatan yang dapat
ataulukisan secara sistematis, faktual dan terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, (TPA), yang operasi utamanya adalah
sertahubungan antar fenomena yang pengurugan (landfilling).Proyeksi untuk
diselidiki. limbah padat Kecamatan Palu Selatan
berdasarkan tingkat pertumbuhan
Penelitian ini dilakukan di TPST Petobo, penduduk dan jenis sampah yang
Kelurahan Petobo, Kota Palu. Alasan dihasilkan.
peneliti melakukan penelitian didaerah
tersebut dikarenakan TPST tersebut Frekuensi pengumpulan merupakan aspek
merupakan TPST pertama yang ada di
penting mudah di bawah kontrol Camat
Kota Palu. atau Dinas Kebersihan. Program
pengumpulan sampah memerlukan
Untuk memperoleh data yang diperlukan,
pendekatan iteratif yang sedang
maka teknik pengumpulan data yang berlangsung antara kru pengumpulan dan
dilakukan adalah dengan menggunakan penghasil sampah (biasanya rumah
studi kepustakaan dan dari penelitian tangga). Oleh karena itu, penghasil limbah
lapangan yang diperoleh berdasarkan harus menyadari biaya yang sebenarnya
observasi, wawancara, dan pembagian dari koleksi, dan idealnya dikenakan biaya
kuesioner. Teknik analisis data yang untuk ini secara langsung.
digunakan adalah analisis deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yaitu Dari data dan uraian pada Tabel 1 dan 2,
dengan menjabarkan hasil penelitian sehingga pengelolaan sampah berdasarkan
sebagaimana adanya dengan tahapan partisipasi meliputi
editing, koding, membuat kategori
klasifikasi data dan menghitung besar 3.1.Kelembagaan
frekuensi data pada masing-masing
Sesuai kondisi eksisting pengelolaan
kategori.
sampah dilaksanakan oleh beberapa pihak
yang berkaitan langsung dalam
Adapun data yang diperlukan berupa data
operasional pengelolaan sampah. Baik
sekunder dan data primer. Data sekunder
berupa instansi pemerintahan maupun
didapatkan dari Kantor Dinas Kebersihan

337
Aryan Gafur, PENANGANAN SAMPAH KOTA PALU MENGGUNAKAN
MODEL TPST 3R DENGAN PELIBATAN PERAN MASYARAKAT

masyarakat Kota Palu. Keterkaitan antar pengolahan sampah. Pada gambar tersebut
stakeholder akan digambarkan dalam Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
diagram venn kelembagaan. Palu yang menjadi pelaksana pengolahan
sampah terlihat dari lingkaran yang paling
besar dan juga memiliki hubungan
Tabel 1. Tingkat Produksi Sampah
Prediksi
dengan, pengumpul, pemerintah
Produksi Kelurahan dan juga sukarelawan.
Produksi
Kelurahan RT Penduduk sampah rata2
Sampah Tahun
kg/hari
2016 (kg/hari)
Birobuli Selatan 2.787 10.516 10.725,55 13.411,51 3.2. Peran Masyarakat Dalam
Petobo 1.942 6.876 7.013,02 8.769,26 Memelihara TPST
Birobuli Utara 4.736 17.689 18.041,49 22.559,54
30,000 27,803.76
Tatura Utara 5.324 21.801 22.235,43 27.803,76
Tatura Selatan 3.010 11.503 11.732,22 14.670,27 25,000 22,559.54 22,235.43
21,801
Jumlah 17.799 68.385 69.747,72 87.214,34 20,000 18,041.49

Sumber data: Dinas Kebersihan dan Pertamanan 13,411.51


17,689
14,670.27
15,000 11,732.22
Kota Palu 10,516 10,725.55 11,503
8,769.26
10,000 7,013.02
6,876 5,324
4,736
5,000 2,787 3,010
1,942
Tabel 2. Produksi Sampah berdasarkan -
tingkat penghasilan Birobuli Selatan Petobo Birobuli Utara Tatura Utara Tatura Selatan

Rumah Tannga Penduduk Produksi Sampah Prediksi 2026


Sampah Per Total
Persentasi Jumlah Jumlah
Uraian capita sampah
penduduk KK Penduduk
(kg/capita/har kg/hari Dari hasil penelitian, peran masyarakat
Masyarakat berpenghasilan rendah 18% 3.290 13.160 0,6 7.896
Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu
Masyarakat berpenghasilan menengah Selatan dalam memelihara TPST sangat
28% 5.068 20.272 0,78 15.812
kebawah
baik. Hal ini dapat dilihat dari
Masyarakat berpenghasilan menengah 42% 7.553 29.289 1,16 33.975
kesukarelaan atau kesadaran masyarakat
Masyarakat berpenghasilan tinggi 11% 1.888 5.664 2,13 12.064
untuk membayar iuran guna membiayai
Jumlah 100% 17.799 68.385 1,1675 69.747,7
operasional TPST agar tetap berjalan
Sumber data: Hasil survey
dengan baik. Karena TPST Kelurahan
Petobojuga sekaligus berfungsi sebagai
TPST dimana sampah yang memiliki
nilai ekonomis dibeli dari masyarakat dan
dapat dijual kembali menjadi barang yang
berguna adalah terbukti mengurangi
permasalahan sampah pada wilayah
tersebut.Partisipasi masyarakat pada tahap
ini berupa tenaga dan uang untuk
mengoperasikan dan memelihara proyek
yang telah dibangun.
Gambar 1. Diagram Venn Analisis
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Sampah 3.3. Peran masyarakat dalam
pengelolaan sampah berbasis 3R
Dari gambar di atas besar kecilnya 3.3.1. Pra pengelolaan
peranan masing-masing pihak serta Peran serta masyarakat sangat mendukung
kedekatan atau keterkaitan antara satu program pengelolaan sampah suatu
pihak dengan pihak yang lainnya sehingga wilayah. Dalam pra pengelolaan sampah
disimpulkan bahwa, masyarakat sebagai membutuhkan partisipasi masyarakat
penghasil sampah yang seharusnya untuk mengumpulkan sampahnya sendiri.
memiliki peran utama dalam pengolahan Untuk menunjang keberhasilan operasi
sampah, belum berpartisipasi dalam

338
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

pengumpulan sampah, perlu adanya KSM juga melibatkan partisipasi


pewadahan yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat lain yaitu untuk
sumber sampah. Pewadahan tersebut bekerjamenjadi pengangkut, pemilah dan
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengompos. Masyarakat yang menjadi
memudahkan dan cepat bagi para petugas pekerja pada TPST ini merupakan
untuk mengambilnya secara teratur dan masyarakat yang berpenghasilan rendah
higienis. atau masyarakat yang tidak mempunyai
penghasilan. Hal ini menunjukan bahwa
Dalam Undang-Undang No. 18 tahun apa yang ingin dicapai dengan adanya
2008 tentang Pengelolaan Sampah juga partisipasi adalah meningkatnya
menekankan pentingnya partisipasi kemampuan (pemberdayaan) setiap orang
masyarakat dalam pengelolaan sampah. yang terlibat baik langsung maupun tidak
Menurut Faizah (2008) [6], dalam langsung dalam sebuah program
pengelolaan menuju zero waste, proses pembangunan dengan cara melibatkan
pemilahan dan pengolahan harus mereka dalam pengambilan keputusan dan
dilaksanakan di sumber sampah, baik kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk
bersamaan maupun secara berurutan jangka yang lebih panjang.
dengan pewadahan sampah.
3.3.3. Paska pengelolaan
Di Kelurahan Petobo partisipasi Sama halnya dengan proses pengelolaan
masyarakat dalam pewadahan sudah baik. sampah, dalam hal pemasaran hasil dari
Dari hasil penelitian di Kelurahan Petobo TPST tidak melibatkan banyak
setiap depan rumah masyarakat terdapat masyarakat. Karena sudah ada tim divisi
tempat sampah. Masyarakat wewadahi pemasaran dari pihak TPST yang
sampah-sampahnya pada kantong plastik tergabung dalam Kelompok Swadaya
dan dibuang pada tempat sampah depan Masyarakat. Dalam memanfaatkan hasil
rumahnya. Akan tetapi pewadahan olahan dari TPST khususnya pupuk
sampah tidak disertai dengan pemilahan. organik sudah baik. Karena pupuk organik
Hal ini dikarenakan sudah menjadi diberikan secara gratis untuk masyarakat
kebiasaan masyarakat, selain itu Kelurahan Petobo. Dengan adanya
keberadaan tempat sampah yang pemberian pupuk organik gratis
disediakan di setiap rumah di Kelurahan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Petobo disediakan satu tempat sampah, produksi hasil pertanian maupun tanaman
tempat sampah yang disediakan tidak hias milik warga Kelurahan.
dibedakan antara sampah basah dan
sampah kering. Selanjutnya oleh petugas 3.3.4. Pelaksanaan Pengelolaan
pemungut sampah di angkut ke TPST. Sampah
Dalam surat keputusan Walikota Palu,
3.3.2. Proses pengelolaan tentang Pembentukan Kelompok Swadaya
Dalam proses pengelolaan sampah pada Masyarakat (KSM) untuk
TPST Kelurahan Petobo dikelola oleh menanganimasalah penghijauan,
masyarakat yaitu masyarakat yang kebersihan,keindahan dan ketertiban (K3),
tergabung dalam Kelompok Swadaya dijelaskanbahwa tugas instansi
Masyarakat (KSM) Buvu Bionga yang pengelolaan sampah terbagi menjadi tiga
menjadi pengurus TPST. Kepengurusan bagian yaitu:
TPST terdiri dari Warga Masyarakat dan a. Pengelolaan sampah dari sumber
Tokoh setempat yang terpilih dan sampah ke TPS yang dikelola
dipercaya menjadi pengurus TPST. kelurahan bersamakelompok-

339
Aryan Gafur, PENANGANAN SAMPAH KOTA PALU MENGGUNAKAN
MODEL TPST 3R DENGAN PELIBATAN PERAN MASYARAKAT

kelompok swadaya masyarakat di pengangkutan dan alat pengolahan


tiap-tiap RT/RW. sampah untuk menjadi kompos dan juga
b. Pengelolaan sampah dari TPS ke TPA manajemen sampah.
yang dilakukan kecamatan
dibawahkoordinasi Dinas Kebersihan
3.5. Tahap Evaluasi dan Uji Coba
dan Pertamanan Kota Palu.
c. Pengelolaan sampah niaga (industri), Pelaksanaan Pengelolaan Sampah
fasilitas umum dilakukan 3R.
langsungoleh Dinas Kebersihan dan Dalam pelaksanaannya, pengelolaan
Pertamanan Kota Palu selain itu tersebut dilaksanakan oleh semua
Dinas Kebersihan dan Pertamanan pemegang peranatau stakeholder baik
Kota melalui Unit Pelaksana Teknis pemerintah sesuai tugas masing-masing,
Daerah (UPTD) TPA juga menjadi masyarakat sertapelaku pembangunan
pengelolaTPA. lainnya dengan memperhatikan
keterpaduan perencanaandan kebijakan
3.4. TahapPengorganisasian yang ditentukan. Oleh karena itu maka
Masyarakat. perencanaan yangberbasiskan masyarakat
Pengorganisasian tentang pemberdayaan selaku stakeholder menjadi penting.
masyarakat dan stakeholder menjadi Sehingga Tahap evaluasi ini merupakan
fasilitator terhadap kegiatan di tingkat rangkuman dari keseluruhan hasil
komunitas/masyarakat di kawasan lokasi program pengelolaan sampah rumah
terpilih. Tahap ini dibagi menjadi 4 tangga berbasis masyarakat.
kegiatan: melakukan identifikasi lokasi Kegiatan evaluasi ini dilakukan secara
terpilih, melakukan sosialisasi pada bertahap, disesuaikan dengan kemajuan
masyarakat dengan cara memperkenalkan kegiatan yang telah dilakukan oleh
program pengelolaan sampah, masyarakat, dan dilakukan pengontrolan
pembentukan organisasi, melakukan secara intensif serta bebagai upaya untuk
pelatihan pengelolaan sampah terpadu. menyiapkan kemandirian masyarakat.
Kegiatan penyusunan program sampah 3R Tindakan yang bisa dilakukan untuk
(reuse, reduce, recycle) adalah proses setiap sumber sampah adalah sebagai
penyusunan rencana pengelolaan sampah berikut:
terpadu berbasis masyarakat dengan pola a. Mengurangi (Reduce), melalui
3R adalah: membuat identifikasi tindakan: (i) Menghindari pemakaian
permasalahan dan menentukan rumusan dan pembelian produkyang
permasalahan serta menentukan menghasilkan sampah dalam jumlah
kebutuhan yang dilakukan dengan metode besar; (ii) Menggunakan produk yang
penyerapan aspirasi masyarakat dan bisa di isiulang, misalnya penggunaan
melakukan survey kampung sendiri dan bahan pencuci yang menggunakan
menyusun analisis permasalahan untuk wadah isi ulang; (iii)
menentukan skala prioritas kebutuhan Mengurangipenggunaan bahan sekali
serta menentukan potensi sumber daya pakai, misalnya penggunaan tissu
setempat. dapat dikurangi, menggantinyadengan
Kegiatan menyusun indentifikasi serbet atau sapu tangan.
kebutuhan peralatan prasarana dan sarana b. Menggunakan kembali (Reuse),
persampahan 3R (Reuse, Reduce, melalui tindakan: (i) Gunakan
Recycle) yaitu menentukan jenis dan kembali wadah/kemasanuntuk fungsi
jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam yang sama atau fungsi lainnya,
pengelolaan sampah rumah tangga misalnya penggunaan botol bekas
berbasis masyarakat, pewadahan, untuk wadahminyak goreng hasil
home industry minyak kelapa atau

340
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

wadah untuk madu lebah; (ii) sampah dapat dilakukan secara


Gunakanwadah atau kantong yang komprehensif dengan melibatkan peran
dapat digunakan berulang ulang serta masyarakat. Metode pendekatan
misalnya, wadah untuk disertai dengan kesungguhan pada
belanjakebutuhan pokok yang terbuat Pemerintah dan masyarakat untuk
dari bahan yang tahan lama sehingga menciptakan lingkungan yang bersih
dapat digunakan dalamwaktu yang adalah tujuan dan target bersama dengan
lama. demikian pelibatan masyarakat menjadi
c. Daur ulang (Recycle), melalui sangat penting.
tindakan: (i) Pilih produk atau Arahan pengelolaan sampah terpadu
kemasan yang dapat di daurulang dan berbasis masyarakat Kota Palu
mudah terurai; (ii) Lakukan penggu berdasarkan hasil kajian dan responden
naan sampah organik menjadi sebenarnya akan menjadi lebih mudah jika
kompos denganberbagai cara yang pemerintah menyiapkan tempat
telah ada atau memanfaatkan sesuai pengolahan sampah dan sekaligusTPST
kreaktifitas masing-masing; (iii) .Dan perlu alternatif sistem pengelolaan
Lakukanpenanganan untuk sampah sampah 3R berbasis masyarakat.
anorganik menjadi barang yang Pemerintah dalam hal ini sudah lebih
bermanfaat. transparan dan
mengembangkankepemimpinan yang
4. KESIMPULAN partisipatif, dan hendaknya masyarakat
mampu memanfaatkanpeluang untuk
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
memberikan peran aktif melalui
sampah berbasis 3R plus, dalam skala
partisipasi nyata dalam setiappelaksanaan
indivu masih kurang. Karena masyarakat
pembangunan.
mewadahi sampahnya tanpa ada
Untuk itu perlu pendekatan sebagai upaya
pemilahan antara sampah kering dan
merealisasikan bentukkemitraan
sampah basah. Dalam skala kelompok,
pemerintah dan masyarakat. Masyarakat
partisipasi masyarakat cukup baik.
dapat mengimplementasikansendiri apa
Masyarakat yang peduli lingkungan
yang telah direncanakan dengan fasilitasi
tergabung dalam Kelompok Swadaya
pemerintah diantaranyakonsultasi,
Masyarakat yang kepengurusannya terdiri
informasi data, anggaran dan tenaga ahli
dari RT/RW dan Tokoh Masyarakat
yang dibutuhkan, sertakerjasama dalam
Kelurahan Petobo. Dan masyarakat yang
membina kemitraan.
menjadi pengurus TPST 3R sifatnya
Dengan melakukan peninjauan beberapa
sukarela tanpa mendapatkan imbalan atau
aspekdi atas, dapat disimpulkan perlunya
gaji. Oleh karena itu partisipasi
suatu rencanatindak (action plan) yang
masyarakat dalam pengelolaan sampah
meliputi, (1)Melakukan pengenalan
berbasis 3R skala kelompok sangat baik.
karekteristik sampahdan metoda
Peran masyarakat Kelurahan Petobo
pembuangannya; (2)Merencanakandan
dalam pembangunan dan perkembangan
menerapkan pengelolaan
Kelurahan sudah baik. Oleh karena
persampahansecara terpadu
pemerintah harus selalu melibatkan
(pengumpulan, pengangkutan,dan
masyarakat dalam pembangungan
pembuangan akhir); (3) Memisahkanperan
Kelurahan sehingga pembangunan akan
pengaturan dan pengawasan dari
tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
lembagayang ada dengan fungsi operator
masyarakat.
pemberilayanan, agar lebih tegas dalam
Pengelolaah sampah pada Kawasan Palu
Selatan perlu dilakukan kajian secara melaksanakanreward & punishment dalam
pelayanan, (4)Menggalakkan program
menyeluruh sehingga penanggulangan

341
Aryan Gafur, PENANGANAN SAMPAH KOTA PALU MENGGUNAKAN
MODEL TPST 3R DENGAN PELIBATAN PERAN MASYARAKAT

Reduce, Reuse danRecycle (3 R) agar Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005.


program zerowaste menjadi lebih baik Cara Cepat Membuat kompos. Cet.1.
pada masa mendatang, (5) PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Melakukanpembaharuan struktur tarif DEFRA (UK Department for
dengan menerapkanprinsip pemulihan Environment, Food and Rural
biaya (full cost recovery)melalui Affairs) 2004, Recycling of Plastic
kemungkinan penerapan tarif Packaging Waste: Results of
progresif,dan mengkaji kemungkinan Government Investigation, News
penerapanstruktur tarif yang berbeda bagi Release no. 358/04, London,
setiap tipepelanggan; (6) Mengembangkan http://www.defra.gov.uk/news/2004/0
teknologi pengelolaansampah yang lebih 40915a.htm.
bersahabat denganlingkungan dan Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah
memberikan nilai tambahekonomi bagi Rumah Tangga Berbasis Masyarakat
bahan buangan. (Studi Kasus di Kota Yogyakarta).
Pilot project Pengelolaan Sampah Tesis, Magister Ilmu
RumahTangga Berbasis Masyarakat di Lingkungan.Universitas Diponegoro.
Kelurahan Petobo, telah berhasil Semarang
dilaksanakan denganprinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) melalui prosespemilahan Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk
sampah. Model yang diterapkanmampu Kompos Cair. Cet. 1. PT. Agromedia
mereduksi volume sampah yang Pustaka, Jakarta.
dibuanghingga 70 persen. Kantor Negara Lingkungan Hidup, 1998,
Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Lingkungan Hidup.
UCAPAN TERIMA KASIH
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002.
Kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Menghindari, Mengolah dan
Kota Palu yang bersedia memberikan data Menyingkirkan Sampah. Cet.1. PT.
dan memberikan akses kepada penulis Dinastindo Adiperkasa Internasional.
untuk mengumpulkan data dan membantu Jakarta.
penulis untuk melakukan sosialisasi Musnamar EI. 2006. Pembuatan Aplikasi
kepada masyarakat. Pupuk Organik Padat. Cet.3. Penebar
DAFTAR PUSTAKA Swadaya. Jakarta.
Sastropoetro, Santoso RA. (1988)
Departemen Pekerjaan Umum, 2008, SNI
Partisipasi, Komunikasi, Persuasi
3242:2008 tentang pengelolaan
dan Disiplin Pembangunan Nasional.
sampah di permukiman, Departemen
Bandung. Alumni.
PU, Jakarta.
Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam
Departemen Pekerjaan Umum, 2008,
Pembangunan Pedesaan dan
Undang-Undang Republik Indonesia
Pertanian. Jakarta : Bina Rena
Nomor 18 tentang Pengelolaan
Pariwara
Sampah, Departemen PU, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, SNI 19-
2454-2002,2002, Tata cara
pengelolaan sampah dengan sistem
daur ulang pada lingkungan,
Direktorat Jenderal Permukiman dan
Prasarana Wilayah,Jakarta

342

Anda mungkin juga menyukai