INFOMATEK
Volume 7 Nomor 2 Juni 2005
Anni Rochaeni *), Evi Afiatun *), dan Wiwin Nuraeni **)
115
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
sampahnya tidak dikelola dengan baik. Karena kesehatan. Hal ini disebabkan sarana yang
beragamnya komoditi yang tersedia, sampah tersedia minim dan seadanya, serta ruang kerja
yang ditimbulkanpun bermacam-macam. pengumpulan sampah yang tidak optimal di
Dengan komponen sampah organik yang tinggi lokasi pasar. Disamping itu juga kurangnya
dan kondisi iklim di Indonesia, sampah pasar kesadaran masyarakat pasar khususnya
tradisional cenderung cepat membusuk. Oleh pedagang untuk teriibat dalam pengelolaan
karena itu diperlukan pengelolaan sampah yang sampah.
baik.
Permasalahan-permasalahan tersebut terutama
Banyak kajian telah dilakukan terhadap terjadi di lokasi "veem" Pasar Induk Caringin.
pengelolaan sampah pasar tradisional, namun "Veem" adalah tempat penyimpanan barang
untuk pasar tradisional berskala pasar induk dagangan di pasar induk, Dinas Pengelolaan
diperlukan manajemen pengelolaan yang Pasar Kota Bandung [2]. Permasalahan yang
mempunyai karakteristik tersendiri. Salah satu muncul di lokasi veem ini disebabkan sistem
pasar induk di Kota Bandung dengan skala penjualan di lokasi veem adalah sistem
pelayanan kota, serta menjual barang-barang penjualan grosir dengan jenis dagangan yang
komoditi yang beragam adalah Pasar Induk menghasilkan sampah terbesar di Pasar Induk
Caringin. Caringin, sehingga perlu penanganan khusus
dalam pengelolaan sampahnya. Kondisi
Pasar Induk Caringin ini merupakan pasar tersebut, menjadi dasar pertimbangan untuk
tradisional dengan sistem penjualan grosir dan dilakukannya studi lebih lanjut untuk lokasi
eceran yang terdistribusi pada tempat veem Pasar Induk Caringin, sehingga dapat
dagangan/usaha dengan tipe ruko, guko, veem memberikan suatu usulan teknis dalam sistem
dan los. Pasar ini mempunyai lahan yang cukup pengelolaan persampahannya.
luas yaitu +12 hektar dan pengelolaannya
dilakukan oleh swasta, begitu pula pengelolaan Maksud dan tujuan dari studi ini adalah :
sampahnya. Penanganan pengelolaan sampah Mengevaluasi sistem pengelolaan
oleh pihak swasta pada pasar induk ini menjadi sampah di lokasi veem Pasar Induk
pertimbangan pemilihan wilayah studi. Caringin.
Memberikan usulan teknis sistem
Usaha pengelolaan sampah Pasar Induk pengelolaan sampah di lokasi veem
Caringin yang telah dilakukan selama ini, tidak Pasar Induk Caringin sebagai perbaikan
didasarkan pada pertimbangan kebersihan dan sistem yang ada.
116
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
117
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
118
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
diatas lahan seluas ±12 ha. Pasar ini pekan Peletakkan veem ini diatur berdasarkan blok
pasar dengan kegiatan yang cukup tinggi dan dan dibagi menjadi 11 blok. Jarak antara setiap
beragam, yang jual barang-barang dengan blok adalah ±8 meter yang berfungsi sebagai
sistem penjualan grosir, eceran juga termasuk sarana sirkulasi antar blok. Sarana sirkulasi ini
pedagang kaki lima. Namun untuk sistem digunakan untuk tempat parkir pembeli, aktifitas
penjualan grosir dengan jenis dagangan sayur bongkar muat barang, lalu lintas keluar masuk
dan buah lebih terkonsentrasi di lokasi veem. kendaraan, tempat penyortiran barang
Dengan kondisi demikian maka dapat dipastikan dagangan sebagian-pedagang dan lain lain.
bahwa sampah yang dihasilkan di lokasi veem,
kWh banyak, sehingga perlu mendapat Dalam setiap blok terdapat sejumlah veem yang
perhatian khusus. berbeda, dengan luas setiap veem (3x4) meter,
yang dikelompokkan dalam beberapa blok yaitu
3.1 Lokasi dan Batas Wilayah Pasar Induk blok EO sampai dengan E10. Sarana sirkulasi di
Caringin
dalam blok +2 meter. Sarana sirkulasi yang
Pasar Induk Caringin terletak di tepi jalan By tersedia ini sebagian digunakan pedagang untuk
Pass Soekarno Hatta. Secara administratif menyimpan barang dagangannya, sehingga
lokasi Pasar Induk Caringin terletak di Daerah sisa jalan yang tersedia tinggal kurang dari 1
Tingkat II Kota Bandung, tepatnya di Desa meter.
Lumbeng, Kelurahan dan Kecamatan Babakan
Tabel 1
Ciparay. Lokasi Pasar Induk Caringin di wilayah
Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 2. Pembagian Blok dan Jumlah Veem Dari Masing-
Masing Blok di Lokasi Veem Pasar Induk Caringin
Luas areal efektif Pasar Induk Caringin untuk
saat ini adalah sebesar 11,14 ha atau sekitar
92% dari luas total lahan yang akan
dikembangkan.
119
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
Tabel 2
IV. SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Jumlah dan Prosentase ”Veem” Berdasarkan "VEEM" PASAR INDUK CARINGIN
Jenis Dagangan/Usaha
Pengelolaan sampah di Pasar Induk Caringin
bertujuan untuk melayani penanganan sampah
yang dihasilkan oleh pedagang, pengunjung dan
masyarakat yang berada di sekitar pasar,
sehingga sampah dapat diangkut secepat
mungkin ke tempat pembuangan akhir (TPA).
120
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
adalah petugas kebersihan harian yang sortiran sayuran atau buah-buahan yang tidak
berjumlah 10 orang. Semua bagian yang mempunyai nilai jual. Sampah ini ditempatkan
bertugas sebagai pelaksana kebersihan ini sementara pada wadah lalu ditumpahkan ke
mulai bekerja pada jam 06.00 sampai dengan badan jalan. Sampah yang berserakan di jalan
121
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
122
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
dilakukan pada saat alat pengangkut (Dump pengangkutan setiap truk bisa mencapai
Truck) ada dan jumlah sampah di TPS cukup maksimal 5 rit perharinya. Proses pengangkutan
untuk 1 kali angkut (+12 m). sampah dimulai pada jam 06.30 sampai dengan
jam 17.00.
menyediakan sampai 10 buah dump truk. persampahan di lokasi veem Pasar Induk
Adakalanya dump truk yang tersedia terbatas Caringin, diawali dengan evaluasi dari kondisi
(tidak memenuhi kebutuhan), sehingga jadwal yang sudah ada. Kemudian didasari dengan
123
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
teori-teori yang mendukung, diberikan suatu Prosentase jumlah jenis dagangan sayur :
usulan perencanaan yang optimal untuk daerah
824
studi. Sebelum memberikan usulan 100% 59,28%
1390
perencanaan teknis pada daerah studi, terlebih
Jumlah sample untuk jenis dagangan sayur
dahulu dilakukan analisis terhadap timbulan dan
59,28
karakteristik sampah veem Pasar Induk 38 22 Sampel
100
Caringin.
124
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
2. Komposisi Sampah
Dari hasil pengukuran di lapangan prosentase
komposisi fisik sampah Pasar Induk Caringin
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Prosentase Komposisi Fisik Sampah Pasar Induk
Sumber : Pengukuran dan Perhitungan Caringin
125
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
126
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
127
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
dagangannya. Kondisi demikian akan sulit sisa sampah masih tertinggal. Selain itu
dalam menempatkan wadah sampah permasalahan lain adalah umur bersih daerah
individu ataupun komunal yang bersifat studi yang relatif singkat. Dengan kondisi
permanen, karena dikhawatirkan tempat demikian perlu perubahan pola pengumpulan.
sampah permanen tersebut akan berubah Maka teknik pengumpulan yang diusulkan
fungsi menjadi tempat dagangan. adalah :
1. Sampah yang sudah diwadahi dan
Dengan pertimbangan faktor-faktor tersebut di ditempatkan di pinggir badan jalan diangkut
atas, maka diusulkan teknik pewadahan individu dengan alat pengumpul. Alat pengumpul
dimana : yang akan diusulkan adalah kendaraan jenis
Setiap pedagang wajib mewadahi sampah pick-up yang dimodifikasi. Pertimbangan
yang dihasilkannya. penggunaan mobil pick-up sebagai alat
Wadah sampah disediakan sendiri oleh pengumpul yaitu :
pedagang. Rata-rata timbulan sampah yang
Wadah sampah dapat berupa kantong dihasilkan per hari pada daerah studi
plastik, karung atau keranjang bekas cukup besar (52203,05 kg/hr).
dagangannya. Kapasitas mobil pick-up yang diusulkan
Kapasitas wadah sampah disesuaikan cukup untuk mengangkut sampah
dengan jumlah sampah yang dengan jumlah timbulan tersebut
dihasilkannya. (kapasitas maksimal mobil pickup yang
Menempatkan sampah yang sudah diusulkan adalah 6 m).
diwadahi masing-masing pedagang di Kemudahan dalam operasional.
pinggir badan jalan. Selain mempermudah Sarana sirkulasi yang tersedia dengan
petugas dalam pengambilan sampahnya aktifitas yang cukup tinggi.
juga tidak menambah penggunaan lahan 2. Pola pengumpulan dilakukan berdasarkan
tempat dagangannya. jalur yang tersedia. Jumlah ritasi per hari
untuk 1 mobil pick-up dihitung dengan
5.3.2 Teknik Pengumpulan menentukan kapasitas pelayanan mobil
pick-up, jarak tempuh, waktu operasi dan
Teknik pengumpulan eksisting daerah studi juga
kelonggaran waktu.
tidak mempertimbang kan aspek kebersihan
a. Kapasitas pelayanan mobil pick-up per
dan kesehatan. Dimana sampah didorong
satu rit Untuk menentukan kapasitas
wheelloader dan tidak ada penanganan lanjutan
pelayanan mobil pick-up per satu rit,
seperti penyapuan. Hal tersebut menyebabkan
128
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
harus ditentukan terlebih dahulu rata- = (1,9 + 19,25 + 1,9 + 25 + 20) menit
rata timbulan sampah per unit (veem) = 68,05 menit = 1,13 jam/rit
per hari. c. Jumlah ritasi per mobil pick-up per hari :
Rata-rata timbulan per veem per hari Usulan total kerja per hari = 8 jam/hr
= 52203,05 kg/hr: 1390 = 37,56 Jumlah ritasi pick up per hari = 8 jam/hr :
kg/unit/h = 0,0785 m3/unit/hr 1,13 jam/rit = 7 rit/hari
Kapasitas pelayanan pick-up per 1 rit d. Jumlah kebutuhan pick up per hari :
3
= 6 M3: 0,0785 m /unit/hr = 76,4 unit =
Volume pick up = 6 m3
77 unit
Faktor pemadatan = 1,2 (SK SNI S-04-
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan 1993-03)
terhadap proses operasi pengumpulan
Kapasitas pick up = 6 m3 x 1,2
sampah (Khaeriyah, 1999), [4]: = 7,2 m3/pick-up
Menjalankan mobil pick-up kosong = Ritasi pick up per hari = 7 rit/hr
213 m : 1,87 m/dt = 113,9 detik = 1,9 Kebutuhan pick-up = total timbulan
menit sampah : (ritasi x kap. pick-up)
Waktu operasi pengambilan sampah : = 109,1 m3/hr : (7 rit/hr x 7,2 m)
Berjalan ke tempat sampah = 3 detik = 2 pick-up
Mengambil sampah = 4 detik e. Alokasi pelayanan pick-up :
Membawa tempat sampah penuh Pick-up 1 melayani blok EO - E2 dan
= 5 detik sebagian blok E3
Meletakkan/menuang sampah Pick-up 2 melayani sebagian blok E3
= 3 detik/ 15 detik dan blok E4 - E10
Total waktu pengambilan per 1 rit (Daerah pelayanan untuk tiap mobil
= 15 dtk x 77 unit = 1155 detik = 19,25 pick-up dapat dilihat pada Gambar 3)
menit 3. Sampah dikumpulkan di TPS dengan cara
Menjalankan pick up penuh diturunkan atau ditumpahkan dari mobil
= 213 m : 1,87 m/dt = 113,9 detik = pick-up pada kondisi masih dalam wadah
1,9 menit ataupun tidak.
Memindahkan sampah di TPS = 25 4. Waktu pengumpulan dilakukan mulai jam
menit 10.00 pagi sampai jam 18.00 yaitu pada
Kelonggaran waktu = 20 menit saat aktifitas jual beli tidak terlalu ramai
Total waktu yang diperlukan dalam serta waktu penyortiran dan bongkar muat
operasi pengumpulan adalah : sudah selesai.
129
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
5. Penugasan 3 orang untuk setiap kendaraan, beban operasional pengumpulan pada hari
yang terdiri dari 1 orang sopir dan 2 orang senin yang akan menambah kebutuhan
petugas pengambil sampah. sarana pengumpul (mobil pick-up).
6. Penambahan waktu kerja petugas pada hari
minggu, sehingga tidak terjadi kelebihan
Gambar 3
Daerah pelayanan untuk tiap mobil pick-up
130
Perencanaan Teknik Sistem Pengolahan Persampahan
di Lokasi “VEEM” Pasar Induk Caringin Kota Bandung
131
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 1005 : 115 - 132
[2] Dinas Pengelola Pasar Kota Bandung, Pengelolaan Sampah Kota Indramayu,
132