Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN: 2460-8173

Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 Mei 2017 e-ISSN: 2528-3219

PENGELOLAAN LIMBAH PASAR MENUJU


‘PASAR SWAKELOLA SAMPAH’ DI KOTA MAKASSAR

Tigin Dariati*1), Kahar Mustari1), Rusnadi Padjung1) dan Nuniek Widiayani1)


*
e-mail: T_Dariati@yahoo.com
1)
Departemen Budidaya Pertanian Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Diserahkan tanggal 24 Januari 2017 disetujui tanggal 11 Mei 2017

ABSTRAK

Pasar tradisional memiliki potensi yang sangat besar dalam hal limbah organik berupa sisa
sayuran, buah, daun, nasi, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kompos
dan Pupuk Organik Cair (POC). Namun tingkat pengelolaan sampah organik di pasar
tradisional masih rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dan minimnya
pengetahuan pedagang pasar mengenai masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah
organik dan peluang pemanfaatannya. Mengingat besarnya potensi sampah organik yang
dihasilkan oleh pasar tradisional, maka sebuah program IbM diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mitra dalam hal swakelola sampah. Kegiatan pengabdian ini
dikemas dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan pembuatan demplot rumah
kompos yang akan diberikan pada Pasar Inpres Panakukang (Pasar Toddopuli) yang berada
di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Penyuluhan dan pelatihan
meliputi materi pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan POC dengan sistem
anaerob dan teknik kewirausahaannya termasuk pengemasan dan pemasaran produk
kompos dan POC.

Kata Kunci: kompos, limbah pasar, pupuk organik cair, swakelola sampah, sampah
organik.

ABSTRACT

Traditional markets have a huge potential in terms of organic waste such as leftover
vegetables, fruit, leaves, rice, and others that can be used as compost material and Liquid
Organic Fertilizer (POC). Organic waste management in traditional markets is still low due to
lack of awareness and lack of knowledge of market traders on issues that can be caused by
organic waste and utilization opportunities. Seek the potential of organic waste generated by
traditional markets in the city of Makassar, then a public service program is needed to improve
the knowledge and skills of partners in terms of self-management of garbage. The public
service activities packaged in the form of counseling, training, mentoring and manufacturing of
home composting demonstration plots will be given to Panakukang Presidential Market (Pasar
Toddopuli) which is located in the Village Paropo, District Panakukang, Makassar. Counseling
and training material was covering the utilization of organic waste into compost and POC with
anaerobic system and entrepreneurial techniques including packaging and marketing of
compost and POC.

Key words: compost, liquid organic fertilizer (POC), organic waste, waste, waste-self
management.

143
Tigin Dariati, Kahar Mustari, Rusnafi Padjung, Nuniek Widiayani: Pengelolaan Limbah Pasar Menuju
‘Pasar Swakelola Sampah di Kota Makassar

PENDAHULUAN dijual. Tahapan termasuk penyortiran dan


pembersihan produk dari bagian yang rusak,
Pasar merupakan suatu fasilitas
layu atau busuk yang bertujuan untuk
umum yang berfungsi untuk melayani
meningkatkan nilai jual produk. Kegiatan
masyarakat dalam menyediakan kebutuhan
yang harus dilakukan setiap hari ini dapat
sehari-hari dalam konteks kegiatan ekonomi.
menyumbang pada timbulan sampah yang
Secara umum pasar dapat digolongkan
disumbangkan oleh pasar yang jika
menjadi pasar tradisional dan modern
penanganannya tidak dikelola dengan baik
bergantung dari pola transaksi, kelengkapan
akan mengakibatkan masalah pencemaran
fasilitas umum dan sifat pengelolaannya.
lingkungan oleh limbah pasar. Seperti yang
Pasar tradisional ditandai dengan adanya
diungkapkan oleh Jana dkk (2006), bahwa
transaksi antara penjual dengan pembeli
pasar sebagai tempat perdagangan mem-
secara langsung, bangunan yang terdiri dari
punyai potensi yang besar untuk menimbul-
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
kan sampah.
yang dibuka oleh penjual maupun pengelola
Menurut Marlina dkk. (2011), limbah
pasar. Pasar tradisional sebagian besar
pasar tradisional meliputi bahan organik
menjual kebutuhan sehari-hari seperti
berupa sisa sayuran, buah, daun, nasi, dan
bahan-bahan makanan berupa ikan, buah,
lain-lain. Limbah pasar mengandung ber-
sayur-sayuran, telur, daging, kain, hingga
bagai macam mikroba, diantaranya adalah
barang elektronik. Pasar seperti ini umumnya
protozoa, fungi, bakteri, dan virus. Dengan
dapat ditemukan di kawasan permukiman
demikian, diperlukan suatu penguasaan
agar memudahkan pembeli untuk mencapai
teknologi untuk proses pengelolaan limbah
pasar.
pasar khususnya pada pasar-pasar
Berdasarkan jenis bahan yang dijual
tradisional. Pengelolaan limbah yang tepat
pada pasar tradisional ini, sebagian besar
seperti model pengolahan sampah yang
meliputi produk hortikultura seperti sayur
modern, cepat dan dapat menguntungkan
mayur dan buah yang sifatnya mudah rusak
secara ekonomi akan menjadi alternatif yang
(perishable). Hal ini menyebabkan tingginya
memiliki potensi yang cukup besar untuk
resiko produk mengalami kerusakan baik
pengelolaan limbah pasar tradisional.
saat diangkut oleh pemasok sampai ke
Salah satu alternatif pengelolaan
tangan pedagang di pasar maupun saat
limbah pasar terutama untuk sampah organik
produk berada di pasar sebelum laku terjual.
adalah dengan mengolah limbah menjadi
Selain itu, produk ini juga rentan mengalami
produk dalam bentuk baru yang bernilai
kemunduran jika tersimpan dalam waktu
ekonomis seperti kompos dan pupuk organik
yang cukup lama. Beberapa perlakuan harus
cair (POC). Selain itu, pengetahuan
dilakukan sebelum sayur dan buah ini dapat

144
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 Mei 2017 e-ISSN: 2528-3219

pemasaran dari produk ini akan menjadi bersumber dari sayur mayur. Sedangkan
daya tarik dan pendorong bagi semua pihak sampah anorganik biasanya dari kemasan
dalam melakukan pengelolaan sampah barang dagangan berupa kantung plastik,
secara mandiri tersebut. Dengan jalan ini karung, dan kertas (Madani, 2011).
diharapkan puluhan bahkan ratusan ton Salah satu pasar tradisional yang
limbah organik pasar per minggunya dapat menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian ini
diubah menjadi sesuatu yang bernilai lebih adalah Pasar Inpres Panakukkang atau lebih
yang manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh dikenal dengan nama ‘Pasar Toddopuli’ yang
para pedagang di pasar yang bersangkutan terletak di Kelurahan Paropo, Kecamatan
namun juga masyarakat luas pengguna Panakukang. Pasar ini berada di bawah
fasilitas ini. Dengan demikian secara tidak pengelolaan PD Pasar Kota Makassar dan
langsung pengelolaan sampah organik seorang Kepala Pengelola Pasar yang
menjadi kompos maupun pupuk cair ini juga bertanggung jawab untuk mengatur pe-
dapat mengurangi beban TPA, dan dagang yang menyewa kios/los. Pasar ini
mencegah penyebaran penyakit dari pasar berada di tengah kota Makassar dan
ke pemukiman warga. . melayani warga sekitar yang berasal tidak
Di Kota Makassar, pengelolaan pasar hanya dari Kelurahan Paropo yang terdiri dari
tradisional umumnya dilakukan oleh sekitar 3.600 rumah tangga, namun juga dari
Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) dan kecamatan lain yang berbatasan seperti
kepemilikan kios/toko secara perorangan. Kecamatan Rappocini.
Masalah pengelolaan sampah juga ditemui
METODE PELAKSANAAN
pada pasar-pasar tradisional di kota
Makassar. Dengan timbulan sampah dalam Metode yang digunakan dalam pe-
jumlah yang cukup besar yakni sekitar laksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
744,27 m3/hari, pasar menjadi sumber ini antara lain:
penyumbang sampah kedua terbesar di kota
Kegiatan I. Edukasi Pengelolaan Sampah
Makassar setelah permukiman sederhana
Organik Pasar secara Mandiri
(BPS Kota Makassar, 2015). Sebagian besar
sampah tersebut berasal dari pedagang, Edukasi pengelolaan sampah organik
konsumen, baik dari barang-barang yang pasar dilaksanakan dalam bentuk pe-
dijual di pasar berupa kemasan, kulit sayur, nyuluhan dan pelatihan. Materi-materi yang
atau sisa olahan barang yang akan dijual. diberikan adalah:
Komposisi sampah dari sampah pasar kota
Makassar adalah berupa sampah organik A. Permasalahan sampah pasar dan

dan anorganik. Sampah organik terbesar potensi pemanfaatannya

145
Tigin Dariati, Kahar Mustari, Rusnafi Padjung, Nuniek Widiayani: Pengelolaan Limbah Pasar Menuju
‘Pasar Swakelola Sampah di Kota Makassar

B. Konsep pengelolaan pasar secara 2. Pelatihan pembuatan POC dan kompos


mandiri (Pasar Swakelola Sampah) dengan menggunakan komposter
C. Teknik Pembuatan Kompos dan POC sederhana
dari sampah organik menggunakan 3. Pelatihan pengemasan kompos dan POC
bakteri anaerob 4. Pembuatan demplot rumah kompos
D. Teknik kewirausahaan kompos dan POC Kegiatan pelatihan ini diharapkan
dari sampah organik pasar dapat meningkatkan kapasitas dan ke-
terampilan mitra untuk mendukung pe-
Pengetahuan mengenai sistem
manfaatan sampah organik yang dihasilkan
pengelolaan sampah organik dapat
dari limbah pasar.
membantu mitra untuk memahami potensi
Secara keseluruhan kegiatan utama
dan prinsip dasar pemanfaatan sampah
dilaksanakan tiga kali pertemuan, dengan
pasar. Pemahaman mitra mengenai alternatif
agenda kegiatan sebagai berikut:
teknik pengomposan yang sederhana dan
cepat serta peluang pemasarannya dapat 1. Pertemuan 1 dilakukan untuk edukasi
memotivasi mitra untuk melakukan mitra mengenai pengelolaan sampah
pembuatan kompos dan POC secara organik pasar
berkesinambungan. 2. Pertemuan 2 dilakukan untuk pelatihan
berisi materi tentang teknik pembuatan
Kegiatan II. Pengembangan Kegiatan kompos dan POC menggunakan
Partisipatif komposter serta kewirausahaannya.

Tahap kedua dari kegiatan pe- 3. Pertemuan 3 dilakukan untuk pembuatan

ngabdian pada masyarakat adalah terkait demplot rumah kompos pada kawasan

dengan pengembangan kegiatan berbasis yang ditentukan oleh kesepakatan mitra.

partisipatif dengan melibatkan mitra untuk Di luar kegiatan tersebut dilakukan

terlibat langsung dalam kegiatan. Pelibatan kegiatan rutin di lingkungan mitra berupa

ini dituangkan dalam bentuk pembinaan yang pendampingan pada kegiatan-kegiatan

dikemas dalam bentuk pemberian pelatihan terkait.

pembuatan kompos dan POC dari sampah


Kegiatan III. Evaluasi
organik pasar serta kewirausahaannya.
Pelatihan yang dilaksanakan mencakup: Kegiatan sosialisasi dan pelatihan
1. Pelatihan pemisahan sampah organik diikuti dengan evaluasi untuk memantau
dan anorganik kemajuan dari pelaksanaan kegiatan.
Penyebaran kuisioner dilakukan pada awal
dan akhir kegiatan untuk mengetahui dasar
dan target yang telah dicapai mitra. Kegiatan

146
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 Mei 2017 e-ISSN: 2528-3219

evaluasi membantu tim untuk meng- meluangkan waktu mengolah sampah


inventarisasi hal-hal yang telah berhasil organik. Pada akhir kegiatan, peserta yang
dilaksanakan sesuai target yang diharapkan diawal kegiatan belum pernah membuat
dan hambatan yang dihadapi serta POC dan kompos menyatakan sudah pernah
mendiskusikan solusi yang mungkin dapat membuat POC dan kompos. Berdasarkan
dilakukan untuk mengatasi hambatan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
tersebut. Evaluasi dilakukan sebanyak dua bahwa sesuai harapan, pada akhir kegiatan,
kali pada pertengahan dan akhir peserta pelatihan telah memperoleh
pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian peningkatan pengetahuan dan pengalaman
diharapkan kegiatan pengabdian ini dapat dalam memilah sampah dan memanfaatkan
berlangsung secara efektif dan ber- sampah untuk dibuat sebagai kompos.
kesinambungan. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
berjalan lancar, yang terlihat dari tercapainya
HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah target peserta (20 orang).
Kegiatan penyuluhan di Pasar Berdasarkan hasil diskusi ditemukan bahwa
Toddopuli diikuti oleh pengelola pasar dan masalah utama pada pengumpulan sampah
para pedagang di pasar ini. Kegiatan pasar adalah belum dipisahkannya antara
penyuluhan diawali terlebih dulu dengan sampah organik dan an organik, sehingga
pengisian kuesioner oleh para peserta memerlukan waktu lebih untuk memisahkan-
penyuluhan, untuk mengetahui tingkat nya lagi. Selain kesadaran untuk memisah-
pengetahuan peserta sebelum mengikuti kan sampah, para pedagang pasar juga perlu
penyuluhan dan pelatihan. Berdasarkan hasil memiliki kesadaran untuk membawa sampah
pengedaran kuesioner diperoleh data bahwa hasil pemisahannya ke tempat pembuatan
hampir seluruh peserta mengerti tentang kompos yang pada akhir kegiatan pe-
sampah organik, dampak negatif dari ngabdian akan tersedia. Tetapi berdasarkan
sampah, manfaat sampah jika diolah dengan hasil kuesioner yang dibagikan diawal
benar, juga manfaat dari kompos. Pada awal penyuluhan, 80% dari peserta penyuluhan
kegiatan, para peserta penyuluhan dan dan pelatihan ini menyatakan kesediaannya
pelatihan berharap akan memiliki tambahan untuk mengolah sampah organik menjadi
pengetahuan tentang pembuatan POC dan sesuatu yang lebih bermanfaat. Hal ini
kompos secara sederhana. Berdasarkan mengindikasikan kemauan peserta yang
kuesioner yang disebarkan sebelum merupakan pedagang di Pasar Toddopuli
memulai kegiatan diketahui bahwa sebagian untuk mengubah kebiasaan mereka dalam
besar dari para peserta belum pernah mengelola sampah menjadi lebih baik (dalam
membuat kompos, tetapi bersedia untuk hal pemisahan sampah dan membantu

147
Tigin Dariati, Kahar Mustari, Rusnafi Padjung, Nuniek Widiayani: Pengelolaan Limbah Pasar Menuju
‘Pasar Swakelola Sampah di Kota Makassar

mengolah sampah organik menjadi kompos). (Gambar 1). Hasil POC dari pelatihan ini
Harapannya jika pasar telah dapat membuat kemudian disimpan di kantor pengelola pasar
kompos sendiri dari sampah pasar sendiri agar mudah terawasi oleh pengelola pasar.
maka masalah sampah di Pasar Toddopuli Setelah 2 minggu pembuatan POC, anggota
jumlahnya akan banyak berkurang. tim pelaksana pengabdian melakukan
Selama itu para pedagang pasar juga kunjungan ke Pasar Toddopuli untuk melihat
belum pernah membuat Pupuk Organik Cair hasil pembuatan POC dan hasilnya bagus.
(POC). Proses pembuatan POC diajarkan Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan bahwa
melalui program pengabdian ini. Bahan POC dianggap berhasil jika bau dari POC
sampah telah disediakan oleh para seperti bau hasil fermentasi, warnanya
pedagang pasar. Alat dan bahan lainnya kecoklatan (bukan kehitaman) dan pada
disediakan oleh tim pelaksana pelatihan ini. permukaan air terdapat buih-buih putih.
Para peserta pelatihan yang merupakan Tanda-tanda keberhasilan POC ini ada pada
pedagang di Pasar Toddopuli cukup antusias POC yang dibuat di Pasar Toddopuli ini
mengikuti pelatihan pembuatan POC (Gambar 2).

Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).

Gambar 2. Hasil Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah pasar.

148
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 Mei 2017 e-ISSN: 2528-3219

Bak kompos dibuat di dalam Pasar memudahkan dalam pengolahan kompos-


Toddopuli di tempat yang sudah disepakati nya. Bak pertama merupakan tempat
bersama antara para pedagang pasar pengomposan pertama, dimana kompos
dengan pengelola pasar, yaitu di tempat yang telah dicacah akan dibiarkan selama 2
pengomposan terdahulu. Tanggung jawab minggu. Pada minggu kedua, kompos pada
pembuatan demplot bak kompos ini bak pertama akan dipindahkan ke bak
diserahkan pada pengelola pasar dengan kedua, selama 1 minggu lagi. Setelah 1
arahan dari tim pelaksana pengabdian. Bak minggu, kompos pada bak kedua akan
kompos dibuat dengan ukuran panjang 3 dipindahkan ke bak yang ketiga dan
meter, lebar 1 meter, dan tinggi 1 meter dibuarkan masak selama 1 minggu.
(Gambar 3). Bak kompos besar ini kemudian Sehingga proses pembuatan kompos ini
dibagi menjadi 3 bak kecil untuk kurang lebih memakan waktu 3 – 4 minggu.

Gambar 3. Demplot Bak Kompos yang dibuat pada Pasar Toddopuli

Kegiatan pelatihan pembuatan perlu membalik-balik sampah selama proses


kompos pasar dilakukan setelah bak kompos berjalan Kegiatan pelatihan ini juga diikuti
selesai. Pembuatan kompos pada kegiatan dengan antusias oleh para pedagang pasar
ini menggunakan promi sebagai aktivator dan pengelola pasar. Sampah pasar telah
untuk mempercepat proses dekomposisi disediakan oleh pihak pasar. Dipimpin oleh
sampah pasar menjadi kompos. Kelebihan kepala Pasar Toddopuli dan pengarahan dari
dari promi sebagai bahan aktivator tim pengabdian Unhas, kegiatan pe-
pembuatan kompos dibandingkan dengan ngomposan dimulai dengan memasukkan
aktivator lain adalah kemampuannya untuk sampah ke dalam bak kompos. Sampah
mempercepat proses dekomposisi tanpa dimasukkan selapis demi selapis. Jika

149
Tigin Dariati, Kahar Mustari, Rusnafi Padjung, Nuniek Widiayani: Pengelolaan Limbah Pasar Menuju
‘Pasar Swakelola Sampah di Kota Makassar

sampah pasar terlalu basah diberi campuran dibuatkan lubang untuk mengeluarkan air
sekam. Kemudian pada setiap lapisnya diberi lindi (Gambar 5). Air lindi ini pun dapat
promi sebagai aktivator pembuatan kompos dipanen untuk kemudian dicampur dengan
pasar ini. Setiap 2 ton sampah pasar POC. Keberadaan dan keberhasilan
membutuhkan 1 kg promi. Setelah sampah kegiatan pengomposan di dalam pasar dapat
pasar dan promi selesai dicampur, kemudian meningkatkan nilai pemantauan adipura di
calon kompos dibuat dalam bentuk gundukan Kota Makassar karena Pasar Inpres
dan ditutup dengan terpal plastik (Gambar 4). Panakukkang merupakan salah satu titik
Pada bagian pojok bawah dari bak kompos pantau di Kota Makassar.

Gambar 4. Pembuatan Kompos dari Limbah Pasar (kiri) dan Gundukan Kompos (kanan).

Gambar 5. Pemanenan air lindi kompos dari limbah pasar.

Kegiatan yang terakhir dilakukan di dan Kompos. POC hasil dari Pasar
Pasar Toddopuli adalah kegiatan pe- Toddopuli diberi nama POC Topas yang
ngemasan. Kegiatan diikuti oleh pedagang merupakan singkatan dari Pupuk Organik
pasar dan pengelola pasar. Tim pengabdian Cair Toddopuli-Unhas. Untuk pengemasan
telah menyiapkan label produk untuk POC POC dikemas dalam botol bekas air mineral,

150
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 Mei 2017 e-ISSN: 2528-3219

juga dapat dikemas dalam jerigen, yang kan plastik kemasan. Proses pengemasan-
kemudian diberi label nama (Gambar 6). nya yaitu kompos yang sudah jadi
Sementara kompos pasar-nya diberi nama dimasukkan ke dalam plastik kemasan,
Kompas Topas (Kompos Pasar Toddopuli- kemudian di-sealed dengan menggunakan
Unhas). Pengemasan kompos mengguna- sealer.

Gambar 6. POC yang sudah jadi dimasukkan ke dalam pada botol bekas (kiri) dan
penempelan label pada jerigen (kanan).

Untuk membantu pengelola pasar pendampingan) pembuatan POC dan


dan para pedagang pasar dalam proses kompos, pengemasan POC dan kompos,
pembuatan POC dan kompos setelah serta pembuatan demplot bak kompos.
kegiatan pengabdian ini berakhir, maka tim Tanggapan peserta penyuluhan dan
pengabdian membantu membuatkan pelatihan cukup baik yang terlihat dari
spanduk prosedur pembuatan POC dan juga kehadiran peserta penyuluhan yang sesuai
spanduk prosedur pembuatan kompos. target.
Spanduk-spanduk ini dipasang dekat dengan
UCAPAN TERIMA KASIH
demplot bak kompos. Selain itu juga dibuat
dua buku panduan sederhana, yaitu buku Ucapan terima kasih dan peng-
panduan pembuatan POC dan buku hargaan setinggi-tingginya disampaikan
panduan pembuatan kompos. kepada Universitas Hasanuddin yang telah
mendanai pengabdian ini melalui Hibah
SIMPULAN
Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Tahun
Kerjasama tim yang baik dan peran Anggaran 2016 dan LPPM Universitas
aktif dari peserta pelatihan membuat Hasanuddin yang telah membantu kegiatan
kegiatan pengabdian berjalan lancar. ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
Kegiatan yang telah dilakukan adalah pada Pedagang Pasar Toddopuli, Pengelola
penyuluhan dan pelatihan (praktek dan Pasar Toddopuli, serta Pengelola Bank

151
Tigin Dariati, Kahar Mustari, Rusnafi Padjung, Nuniek Widiayani: Pengelolaan Limbah Pasar Menuju
‘Pasar Swakelola Sampah di Kota Makassar

Sampah Pasar Toddopuli, atas partisipasi


dan kerjasama yang baik dalam kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kota Makassar, 2015. Makassar dalam


Angka 2015. Badan Pusat Statistik
Kota Makassar. UD. Areso,
Makassar.

Jumar, S. 2015. Sampah di Pasar


Tradisional. Sumber publikasi sumber
online, diakses pada tanggal 1 April
2016. http://www.kompasiana.com/
suparnojumar/sampah-di-pasar-
tradisional_5509e3cda3331179702e
3be0

Jana, I.W., N. K. Mardani, Suyasa dan I. W.


Budiarsa, 2006. Analisis Karakteristik
Sampah dan Limbah Cair Pasar
Badung dalam Upaya Pemilihan
Sistem Pengelolaannya. ISSN 1907-
5626. ECOTROPHIC. Vol. 1 (2) hal.
2.

Marlina, E.T., Y. A. Hidayati dan E. Harlia,


2011. Pengaruh Penambahan
Berbagai Starter Pada Proses
Pengomposan Limbah Pasar
Tradisional Terhadap Penurunan
Jumlah Bakteri Total dan Koliform.
Universitas Padjajaran, Bandung.

Madani, M. 2011. Agenda Setting


Pengelolaan Sampah Pasar Di Kota
Makassar. Otoritas, Jurnal
Pemerintahan Vol. 1 (1) hal. 11-24.

152

Anda mungkin juga menyukai