sehingga seseorang dapat hidup produktif. Kesehatan Masyarakat ditentukan oleh kondisi
pejamu, agent (penyebab penyakit), dan lingkungan. Faktor lingkungan merupakan unsur
maka akan terjadi perubahan pada kondisi Kesehatan lingkungan Masyarakat tersebut.
bagi kesehatan. Pencemaran dapat terjadi diudara sebagai akibat decomposisi sampah, dapat
pula mencemari air dan tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan leacheat. Tumpukan
sampah dapat menjadi sarang atau tempat berkembang biak bagi berbagai vector penyakit.
Sampah merupakan Data Penyakit yang disebabkan oleh sampah yang di ambil di
Puskesmas Rawat Inap Galaidubu Dobo per tahun 2019, ISPA sebanyak 2913 orang, malaria
sebanyak 14 orang, diare sebanyak 319 orang, dan DBD sebanyak 0 orang. Tahun 2020, ISPA
sebanyak 2660 orang, malaria sebanyak 10 orang, diare sebanyak 322 orang, dan DBD
sebanyak 0 orang. Tahun 2021, ISPA sebanyak 1957 orang, malaria sebanyak 7 orang, diare
sebanyak 112 orang, dan DBD sebanyak 0 orang. Tahun 2022, ISPA sebanyak 2660 orang,
malaria sebanyak 5 orang, diare sebanyak 243 orang, dan DBD sebanyak 2 orang. Dan pada
tahun 2023, ISPA sebanyak 319 orang, malaria sebanyak 0 orang, diare sebanyak 143 orang,
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sampah adalah salah satu sumber dari
penyakit yang tidak menular namun membahayakan kesehatan tubuh manusia terkhususnya
di Kota Dobo.
lingkungan yang sehat, baik dari segi fisik, kimia, biologi, dan sosial, sehingga setiap orang
dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal, yang diatur dalam Undang-Undang No.
36 Tahun 2009, di mana dapat dilakukan upaya untuk mendapatkan derajat kesehatan yang
optimal dari fasilitas/tempat publik dan penyehatan lingkungan lainnya (Triastuti, 2022).
Indonesia, sampah yang dihasilkan secara nasional sebanyak 175.000 ton sehari atau sekitar
64 juta ton per tahun dengan asumsi setiap orang menghasilkan sampah 0,7 kg sehari
(Baqirah, 2019). Dilihat dari Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional,
timbulan sampah dari penginputan data di 274 kabupaten/kota pada tahun 2020 sebanyak
32.632.440,41 ton dengan sumber sampah berasal dari rumah tangga (40,47%), perkantoran
(3,51%), pasar (16,8%), perniagaan (8,06%), fasilitas publik (4,67%), kawasan (13,52%)
dan lainnya (12,97%). Sedangkan, di tahun 2021 dari penginputan data di 206
kabupaten/kota sebanyak 31.020.431,10 ton dengan sumber sampah berasal dari rumah
publik (6,4%), kawasan (5,78%) dan lainnya (3,39%). Dan pada tahun 2022 dari
dengan sumber sampah berasal dari rumah tangga (39,4%), perkantoran (6%), pasar (16%),
perniagaan (21,1%), fasilitas publik (6,9%), kawasan (7,2%) dan lainnya (3,3%)
Perbandingan jumlah timbulan sampah per tahun menurun disebabkan karena sebagian
kabuputen/kota yang belum menginputkan data ke SIPSN. Demikian pada Provinsi Maluku
pada tahun 2020 jumlah timbulan sampah yang dihasilkan sebanyak 109.991,62 ton dari 2
Kabupaten/Kota dengan sumber sampah berasal dari rumah tangga (30,23%), perkantoran
(5,61%), pasar (22,88%), perniagaan (19,91%), fasilitas publik (11,57%), kawasan (7,05%)
dan lainnya (2,75%). Pada tahun 2021 timbulan sampah yang dihasilkan sebanyak
93.074,45 ton dari 3 Kabupaten/Kota, dengan sumber sampah yang berasal dari rumah
tangga (23,94%), perkantoran (1,41%), pasar (18,2%), perniagaan (14,58%), fasilitas publik
(5,41%), kawasan (27,99%) dan lainnya (8,47%) (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Menurut data di atas, dapat dilihat bahwa pasar adalah salah satu kontributor terbesar
sampah di Indonesia dan di Maluku maupun Kabupaten Kepulauan Aru. Pasar adalah tempat
bagi penjual dan pembeli. Di bidang ekonomi, pemahaman pasar jauh lebih dari tempat
pembelian/ layanan. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, interaksi antara
penjual dan pembeli untuk pertukaran barang dan jasa (Indrawati et al., 2019).
Langkah yang diberikan pemerintah Indonesia sendiri sejauh ini dalam menghentikan
laju pertumbuhan sampah adalah 1,15% yang terolah (di kompos dan di daur ulang)
41,28%, di bakar 35,59%, dikubur 7,97%, dibuang sembarangan (ke Sungai, saluran, jalan,
Saat ini masyarakat di Kota Dobo khususnya yang berdomisili di sekitar daerah Pasar
Jargaria masih memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna atau tidak dipakai
lagi dan tidak ada nilai tambah untuk dimanfaatkan. Dalam hal pembuangan sampah,
masyarakat hanya mengetahui pengelolaan dengan pendekatan end-of-pipe dengan kata lain
Pengelolaan sampah di Pasar Jargaria belum begitu baik. Seperti ketersediaan truk
pengangkut sampah hanya satu unit. Idealnya sampah ditumpuk ditempat sampah dipisahkan
Namun faktanya, semua pedagang pasar membuang semua jenis sampah ke tempat
kebersihan di lingkungan pasar masih kurang. Banyak ditemukan limbah organik dan
anorganik yang berserakan. Pedagang sayur adalah pedagang yang menghasilkan sampah
paling banyak. Pedagang ikan, ayam, buah-buahan, makanan, dan pedagang lainnya, mereka
juga menghasilkan sampah. Banyak pedagang yang membuang sampah sembarangan karena
tidak tersedia tempat sampah untuk membuang sampah dan lokasi pembuangan sementara,
begitu banyak sampah di area penjualan yang berserakan. Ada begitu banyak sampah di pasar
atau tepi pasar, membuat pemandangannya terlihat buruk, juga dapat menyebabkan bau yang
tidak menyenangkan. Hal ini dapat disebabkan, karena pedagang beranggapan dengan
membayar retribusi, pengelolaan sampah dan kebersihan sampah pasar adalah tanggung
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hendra Arifin (2018) tentang pengelolaan
sampah pasar Kurai Taji Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, terdapat kesimpulan
yakni pengelolaan sampah di Pasar Kurai Taji dengan konsep 3R belum diterapkan oleh
pengelola pasar, para pedagang secara keseluruhan serta masyarakat disekitar pasar belum
ada melakukan pengurangan timbulan sampah, dan pemanfaatan sampah pasar kembali, tidak
Semakin banyak kegiatan di pasar, jumlah sampah yang dihasilkan oleh penjual dan
pembeli yang berbelanja atau melakukan kegiatan di pasar. Banyak dampak negatif telah
terjadi karena fasilitas yang tidak memadai dari pengelolaan sampah di wilayah tertentu, dan
kondisi ini akan memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, perlu untuk secara khusus menangani pengelolaan limbah yang
1. Pewadahan Sampah
dikumpulkan, diangkut dan diolah di tempat pembuangan akhir TPA, agar sampah tidak
a. Agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, maka di lakukan
pewadahan.
a. Pewadahan Individual
Pewadahan individual cocok untuk area perumahan bertingkat tinggi dan area
komersial.
2. Pengumpulan Sampah
Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pengelola kompleks
yang telah disediakan pada alat pengumpul, atau dapat mengatur jadwal
b. Gerobak atau sepeda motor yang menggunakan mobil bak terbuka atau truk bak
1) Kumpulkan sampah yang dapat terurai pada sumbernya, minimal dua hari
ulang, sampah guna ulang, dan limbah lainnya sesuai jadwal yang telah
3. Pengangkutan Sampah
pengumpulan akhir sampah ke TPA atau TPST. Saat mengangkut sampah, jika sampah
sudah dipilah, sebaiknya jangan dicampur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Pola angkutan
c. Rute pengangkutan
d. Aspek pembiayaan.
Terdapat tipe pemindahan (transfer), berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang “Tata
Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan”, tipe tersebut dapat dilihat
1.
Luas Lahan > 200 m2 60 m2-200 m2 10 m2-20 m2
- Daerah yang
sulit mendapat
Baik sekali untuk
3. lahan yang
Daerah Pemakai daerah yang mudah
kosong dan
mendapat lahan
daerah
protocol
melalui sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS) atau menggunakan
sistem kontainer tetap (Stationary Container System = SCS). Sedangkan sistem manual
menggunakan tenaga kerja dan kontainer seperti tempat sampah atau jenis wadah
lainnya.
a. Sistem Kontainer Angkat (HCS)
berikutnya.
menggunakan kontainer kecil dan alat angkut yaitu truk kompaktor, yang diangkut
Sarana pengangkut yang dapat digunakan untuk mengangkut sampah dapat berupa:
a. Dump Truck
Alat angkut ini masih perlu dilakukan secara manual saat bongkat muata, namun
Alat angkut jenis ini masih perlu dilakukan secara manual saat bongkar muat,
namun sistem hidrolik sudah digunakan saat bongkar muat. Keuntungan dari arm
roll truck adalah adanya penutup saat mengangkut sampah, dan sampah tidak akan
berserakan.
c. Compactor Truck
Kendaraan angkut ini dilengkapi dengan sistem hidrolik untuk pemadatan dan
pembongkaran.
d. Trailer Truck
Keuntungan dari jenis transportasi ini adalah dapat mengangkut sampah dalam jumlah
besar, hingga 30 ton, dan sistem hidrolik juga dapat membongkar dan mengisi muatan dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mawan Eko Defrianto (2022) bahwa,
banyaknya timbulan sampah Perumahan kawasan kota Kabupaten Jember adalah 72.817,79
kg per hari. Komposisi sampah terdiri dari botol 5,49% kertas kulit 4,58% botol plastik
berwarna 3,08% gelas Aqua 2,2% kardus 1,76% kaleng 1,7% kertas putih 1,16% koran
0,78% dan sampah organik 79,25%. Nilai ekonomi sampah dari Perumahan kawasan kota
Kabupaten Jember adalah 163.650.084 rupiah per hari. Sedangkan potensi ekonomi sampah
Marniza, E., & Febriza, S. (2020). Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Pasar dengan
yang akan aktif dalam tumpukan sampah (Marniza & Febriza, 2020).
Setelah proses tersebut terlalui, akan terkandung banyak air dalam sampah dan timbul
bau yang tidak sedap, sehingga pengelolaan sampah pasar perlu dilakukan secara tepat sesuai
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan
Saat ini masalah yang terdapat di Pasar Jargaria yaitu terkait dengan pengelolaan
sampah yang pertama yakni pewadahan, tidak adanya wadah untuk menaruh sampah untuk
para pedagang maupun pengunjung pasar dan sampah hanya dibuang dipinggiran jalan dan
pot bunga area parkiran motor yang seharusnya berfungsi untuk menanam bunga akan
tetapi digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampah dan sebagian besar sampah
dibuang di laut.
Masalah yang kedua yaitu pengumpulan, sampah yang dikumpulkan tidak dipilah
Masalah yang ketiga yaitu pengangkutan, sampah yang diangkut menggunakan truk
biasa sehingga memungkinkan sampah mudah terjatuh di jalan saat menuju ke TPA karena
petugas kebersihan menggunakan metode system kontainer tetap dengan alur (Kendaraan
menuju TPS pertama, setelahnya dilakukan pengangkutan sampah ke truk kompaktor atau
truk biasa. Kendaraan lalu menuju TPS berikutnya hingga truk tersebut penuh, lalu dibawa ke
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga
yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah
dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik, daun, dan
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa: kertas,
karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering, dan mudah
terbakar (rubbish).
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari: kertas-
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya: jerami, sisa
sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa: kotoran-
Menurut Notoatmodjo (2014), jenis-jenis sampah terbagi atas beberapa, antara lain:
1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastik, kain
yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari rumah tangga, restoran,
maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan
3) Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-
pabrik.
6) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat, yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,
atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang
(Notoatmodjo, 2020).
Menurut Sumantri (2021), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi jumlah
sampah:
a. Jumlah penduduk
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi
d. Faktor geografis
di dataran rendah.
e. Faktor waktu
sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari
lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah perdesaan
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan pintu air, atau
h. Kebiasaan masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengonsumsi satu jenis makanan atau tanaman
i. Kemajuan teknologi
j. Jenis sampah
Lokasi atau tempat pengelolaan sampah yang kurang memadai (tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Menurut
Gelbert dkk (2021) Potensi penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain:
1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
kurang memadai.
Cairan rembesan sampah yang masuk ke saluran air, saluran irigasi atau sungai
dapat mencemari air yang ada. Berbagai organisme, termasuk ikan, terancam atau
sampah yang dibuang ke air menghasilkan asam organik dan gas organik cair seperti
metana. Selain berbau busuk, gas tersebut mudah meledak dalam konsentrasi tinggi.
yang tidak terkelola dengan baik dan menciptakan pemandangan yang tidak
pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber, pengolahan dalam bentuk
mengubah karakteristik komposisi dan jumlah, pemroresan akhir sampah dalam bentuk
Pasar adalah satu dari beberapa sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial, serta
infrastruktur, di mana terdapat usaha menjual barang, jasa, bahkan tenaga kerja bagi
masyarakat dengan imbalan uang (M. Fuad, 2006). Sedangkan menurut Parera (2021),
pasar adalah pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply) atau
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan nilai variabel mandiri, baik satu