Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH PADAT


PADA PEDAGANG DI PASAR KARUWISI
KOTA MAKASSAR

MARGARETHA M BAERSADY
21903041

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
I. JUDUL PENELITIAN...........................................................................................1
II. RUANG LINGKUP...............................................................................................1
KESEHATAN LINGKUNGAN...................................................................................1
III. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................................6
D. Manfaat penelitian..............................................................................................7
IV. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................8
A. Tinjauan Umum Sampah....................................................................................8
B. Tinjauan Umum Pengelolaan Sampah.............................................................18
C. Sintesa Penelitian..............................................................................................22
V. KERANGKA KONSEP.......................................................................................29
B. Pola Pikir Variabel Penelitian...........................................................................30
C. Definisi operasional kriteria objektif................................................................30
VI. METODE PENELITIAN.................................................................................31
A. Jenis Penelitian.................................................................................................31
B. Lokasi dan Penelitian........................................................................................31
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................31
D. Pengumpulan Data............................................................................................32
E. Pengolahan Data...............................................................................................32
F. Analisis Data.....................................................................................................32
G. Penyajian Data..................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................33
LAMPIRAN................................................................................................................35

ii
PROPOSAL PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH PADAT PADA PEDAGANG DI

PASAR KARAWISI KOTA MAKASSAR 2023

II. RUANG LINGKUP

KESEHATAN LINGKUNGAN

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang

tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang

berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Sampah merupakan sisa dari berbagai aktivitas manusia yang terdiri dari berbagai

bentuk dan ukuran, baik yang dihasilkan dari proses produksi industri ataupun

rumah tangga. Permasalahan ini semakin menjadi krusial terutama jika dikaitkan

dengan laju pertumbuhan penduduk, potensi volume sampah yang akan

dihasilkan, serta teknologi proses yang diterapkan dalam menangani sampah

(Novita, 2016).

1
Sampah juga merupakan suatu benda baik itu padat maupun cair yang sudah

tidak digunakan lagi dan dibuang begitu saja oleh pemiliknya. Sejak dahulu hingga

sekarang keberadaan sampah masih menjadi permasalahan yang sulit untuk

diselesaikan. Kuantitas sampah di Indonesia khususnya pulau Jawa setiap

tahunnya selalu meningkat akibat pola hidup yang semakin beragam, selain itu

juga diakibatkan oleh tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia

sehingga mengakibatkan produksi sampah semakin tinggi (Marlina et al., 2021).

Pasar berdasarkan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan adalah sebagai

pusat perbelanjaan kawasan yang fungsi utamanya sebagai pusat perbelanjaan

lingkungan yang menjual kebutuhan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan,

buah-buahan, beras, tepung - tepungan, bahan pakaian, barang kelontong, alat

sekolah, peralatan rumah tangga lainnya (Arifan, 2018).

Penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan salah satunya adalah pasar

tradisional. Pasar tradisional merupakan salah satu fasilitas umum yang sangat

penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik kota maupun desa untuk

memenuhi berbagai kebutuhan pokok sehari-hari. Masyarakat tidak akan bisa

lepas dari elemen pasar karena tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi

dan beragam. Akan tetapi hal tersebut tidak selaras dengan kondisi pasar

tradisional yang kerap dianggap sebagai tempat yang kumuh dan beraroma tidak

sedap akibat sampah yang dihasilkan setiap harinya (Marlina et al., 2021).

2
Produksi sampah pasar hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan

yang belum terselesaikan dan cukup rumit penanganannya, baik mengenai aspek

teknik operasional, aspek peraturan, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan,

maupun aspek peran serta masyarakat yang ada di pasar tersebut, hal tersebut

terjadi karena selain jumlah sampah yang relatif banyak, juga diakibatkan karena

karakteristik sampah pasar juga memiliki problematika sendiri. Sampah pasar

tradisional didominasi dengan sampah organik yaitu sekitar 60 % dan sampah

anorganik sekitar 40%. Perbedaan karakteristik sampah tersebut memiliki

problematika dalam pengelolaan sampahnya sehingga harus diiringi dengan sistem

pengelolaan sampah yang terpadu dan komprehensif. Pengelolaan sampah juga

sangat bergantung pada kerjasama dan kesadaran dari setiap aspek baik itu

pedagang, pengunjng pasar, pengelola pasar, swasta, dan pihak pemerintah

(Marlina et al., 2021).

Berdasarkan data World Bank (2018) menyatakan bahwa, negara-negara

seperti wilayah Asia Timur dan Pasifik, Eropa dan Asia Tengah menghasilkan

sampah sebanyak 43%. Wilayah Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Sub-

Sahara menghasilkan sampah paling sedikit sebanyak 15%. Pada tahun 2016

wilayah Asia Timur dan Pasifik menghasilkan sampah sebanyak 468 juta ton.

Sedangkan wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara menghasilkan sampah

sebanyak 129 juta ton. Negara-negara berpenghasilan tinggi menghasilkan sampah

sebanyak 683 juta ton (34%), negara berpenghasilan rendah menghasilkan sampah

3
sebanyak 93 juta ton (5%). Negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Utara,

Amerika Serikat dan kanada menghasilkan sampah tertinggi sebanyak 2,2 kg per

hari. Negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Afrika Sub-Sahara

menghasilkan sampah sebanyak 0,46 kg per hari, Asia Selatan 0,52 kg per hari,

Asia Timur dan Pasifik 0,56 kg per hari. Diseluruh dunia, sampah yang dihasilkan

per orang per hari rata-rata 0,74 kg dan total sampah telah mencapai 2,01 miliar

ton pada tahun 2016. Rata-rata timbulan sampah di berbagai negara bervariasi,

mulai dari 0,11 kg per orang per hari hingga 4,54 kg per orang per hari. Pada tahun

2030, diperkirakan sampah akan menghasilkan sebanyak 2,59 miliar ton sampah

setiap tahun dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah pada tahun 2050

sebanyak 3,04 miliar ton (Purwo, Marisa. 2019).

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume

timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Angka tersebut

menurun 37,52% dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton. Berdasarkan jenisnya,

mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan

dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik berada di urutan kedua dengan

proporsi 18,55%. Sebanyak 13,27% sampah di Indonesia pada 2022 berupa

kayu/ranting, 11,04% sampah kertas/karton, dan sampah logam 2,86%. Ada pula

2,54% sampah kain, sampah kaca 1,96%, sampah karet/kulit 1,68%, dan 6,55%

sampah jenis lainnya. Berdasarkan provinsinya, timbulan sampah terbanyak pada

4
2022 berasal dari Jawa Tengah, yakni 4,25 juta ton atau 21,85% dari total timbulan

sampah nasional. Posisinya diikuti oleh DKI Jakarta dengan total timbulan sampah

3,11 juta ton, Jawa Timur 1,63 juta ton, dan Jawa Barat 1,11 juta ton.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Provinsi Sulawesi

Selatan sendiri pada tahun 2021 timbunan sampah harian sebanyak 3,486.39 ton

sedangkan timbunan sampah tahunan sebanyak 1,272,531.84. Pada Tahun 2022

timbunan sampah harian sebanyak 1.611,93 ton sedangkan pertahun sebanyak

588.353,54 ton.

Berdasarkan Data Dinas Lingkungan Hidup Makassar, volume sampah di

Makassar mencapai 7,374,5 ton per bulan dan 245,8 ton per hari. Potensi sampah

Kota Makassar tahun 2021 adalah 410.291 ton dalam satu bulan 34.190 ton dan

dalam satu hari mencapai 1.139 ton. Dalam Perda Kota Makassar No 4 Tahun

2011 tentang Pengelolaan sampah terdapat suatu aturan hukum yang dapat

dijadikan dasar hukum dalam pengelolaan sampah di Pasar Karuwisi Kota

Makassar.

Sampah ini tentunya akan sangat menjadi masalah dan gangguan seseorang,

bahkan jika kita tidak bisa mengelolanya dengan baik maka penyebabnya akan

sangat mengganggu kita tentunya pada sebuah lingkungan. Penyebab yang dapat

5
di timbulkan jika sampah tidak di olah dengan baik maka akan terjadi pencemaran

udara, pencemaran air dan penyebab banjir (Mulyati,2021)

Pasar Karuwisi Kota Makassar merupakan salah satu pasar tradisional yang

cukup ramai mulai dari para pedagang maupun pengunjungnya. Kondisi pasar

Karuwisi untuk system penggolaan sampah masih kurang baik karena tidak

dilakukannya pemilahan terhadap sampah yang ada tetapi sampah dikumpulkan

disatu tempat, pengumpulan sampah dilakukan oleh para pedagang berupa sisa

sisa jualan yg dikumpul melalui kantong plastic atau tempat sampah sekitar pasar

dan untuk pengangkutan sampah di bawa langsung ke TPA.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh (Amaliah & Syahril,2022) di salah satu

pasar yang ada di Kota Makassar menunjukan bahwa Pengelolaan sampah padat

pada pedagang di Pasar tersebut masih belum sesuai dengan PP No 27 Tentang

Pengelolaan Sampah Spesifik. Di karenakan kurangnya kesadaran dan

pengetahuan tentang bahaya atau dampak yang di timbulkan oleh sampah itu

sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian dengan judul gambaran pengelolaan sampah padat pada pasar Karuwisi

Kota Makassar.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Pasar Karuwisi merupakan

salah satu pasar tradisional, sehinggga jumlah sampah yang di hasilkan cukup

6
besar maka di butuhkan pengelolaan sampah yang baik agar tidak mencemari

lingkungan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut : Bagaimanakah Pengelolaan Sampah Padat pada pedagang di

Pasar Karuwisi Kota Makassar tahun 2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan

sampah di Pasar Karuwisi Kota Makassar

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui proses pemilahan sampah pada Pasar Karuwisi Kota

Makassar

b. Untuk mengetahui proses pengumpulan sampah pada Pasar Karuwisi Kota

Makassar

c. Untuk mengetahui proses pengangkutan sampah pada Pasar Karuwisi Kota

Makassar

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Ilmiah

7
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu acuan bagi para pembaca dan peneliti

dalam melaksanakan penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran

untuk pihak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat Makassar.

3. Manfaat Praktis

Sabagai wadah untuk peneliti dalam memperkaya diri dengan ilmu

pengetahuan yang telah di dapatkan selama berada di bangku kuliah sehingga

dapat di aplikasi kepada masyarakat.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai

pengelolaan sampah padat terlebih khusus untuk para pedagang di Pasar Karuwisi.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Sampah

1. Pengertian Sampah

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 mendefenisikan

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang

8
berbentuk padat. Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan

dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa

dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Goleman et al., 2019)

Menurut Alex (2012:4) “sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai

atau tidak berharga untuk maksud diolah kembali, sampah merupakan bahan yang

terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam

yang b elum memiliki nilai ekonomis.” Sampah pasar memiliki karakteristik yang

sedikit berbeda dengan sampah perumahan. Komposisi sampah pasar lebih

dominan sampah organik. Sampah-sampah plastik di pasar jumlahnya lebih sedikit

jumlahnya dari pada sampah dari perumahan (Arifan, 2018)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampah adalah

semua benda yang sudah tidak diharapkan lagi keberadaanya karena dianggap

kurang berguna serta banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan

pada kelestarian lingkungan (Respati,rida 2016)

2. Penggolongan sampah

Menurut Sucipto (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :

a. Sampah organik atau basah

Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti

daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah.

Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.

b. Sampah anorganik atau kering

9
Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami.

Contohnya : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.

c. Sampah berbahaya

Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum

suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir. Sampah jenis ini

memerlukan penanganan khusus

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, jenis sampah yang dikelola terdiri atas :

a. Sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik.

b. Sampah sejenis sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan

khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan atau fasilitas lainnya.

c. Sampah spesifik adalah sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah

yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara

teknologi belum dapat diolah dan atau sampah yang timbul secara tidak

periodic (Sucipto, 2009)

3. Sumber sampah

Sumber sampah Menurut Goleman (2019), sumber-sumber sampah berasal dari :

10
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes). Sampah ini terdiri

dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah

dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau

belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-

pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun- daunan dari

kebun atau taman.

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari

tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus,

stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol,

daun, dan sebagainya

c. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran baik

perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan

sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan

sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah terbakar

(rubbish).

d. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan

jalan, yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-

batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-

daunan, plastik, dan sebagainya

e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes). Sampah ini berasal dari

kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri,

dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampah-

11
sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng,

dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari

perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi,

batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah

pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu

sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran

(arang), dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari

peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa

makanan bangkai binatang, dan sebagainya (Goleman et al., 2019)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

Menurut (Jeklin, 2016) beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah

antara lain:

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak

penduduk, semakin banyak pula sampahnya.

b. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula

jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya.

12
c. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena

pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk

manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis

sampahnya

d. Faktor geografis

Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, pantai, atau

dataran rendah.

e. Faktor waktu

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah

sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang

hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah

perdesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.

f. Faktor musim

Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan pintu air,

atau penyaringan air limbah.

g. Kebiasaan masyarakat

Contoh jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman

sampah makanan itu akan meningkat.

h. Jenis sampah

Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula

macam dan jenis sampahnya (Ii & Teori, 2009)

13
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pengelolaan Sampah

a. Karakteristik Fisik Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Menurut penelitian Sahil, dkk (2016) di Kelurahan Dufa-Dufa Kota

Ternate, jika pengelolaan sampah tidak ada yang memperhatikan, maka akan

menjadi masalah besar seperti adanya pencemaran lingkungan, banjir, bau

busuk dan sumber penyakit serta mengurangi estetika atau keindahan kota.

Semakin padat penduduk, maka semakin komplek permasalahan akibat

sampah. Masyarakat Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate tidak lagi

menyayangi lingkungannya dan memiliki kesadaran yang masih rendah untuk

membuang sampah pada tempat yang telah dianjurkan.

b. Timbulan dan Karakteristik Sampah

Menurut penelitian Sahil, dkk (2016) timbulan dan karakteristik

sampah yang dihasilkan di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate juga

merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kondisi

persampahan. Dengan mengetahui kondisi timbulan dan karakteristik sampah,

maka kebutuhan akan sarana persampahan dan cara penanganan sampah akan

lebih tepat sasaran.

c. Budaya Sikap dan Perilaku Masyarakat

Budaya sikap dan perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah. Hal ini berkaitan dengan

masyarakat yang merupakan sumber atau produsen sampah. Menurut

penelitian Sahil, dkk (2016) mengatakan bahwa masyarakat di Kelurahan

14
Dufa-Dufa Kota Ternate mengakui pelayanan pengangkutan sampah oleh

dinas kebersihan sampai saat ini belum maksimal karena kurangnya sarana

pengangkutan sampah dan kurangnya fasilitas TPS yang disediakan, kondisi

di lapangan di perburuk oleh sebagian masyarakat yang kurang peduli

terhadap kebersihan lingkungan dan kurangnya pengetahuan tentang cara

membuang sampah dengan baik dan benar.

d. Sarana Pengumpulan, Pengangkutan, Pengolahan dan Pembuangan Akhir

Sampah

Menurut penelitian Sahil, dkk (2016) pengumpulan sampah yang

dihasilkan oleh masyarakat Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate yakni sampah

rumah tangga yang dilakukan dengan pemilahan dan di wadahi dengan

menggunakan kantong plastik/karung/kardus kemudian sampah dibuang ke

TPS. Pengangkutan sampah yang dilakukan oleh masyarakat dengan

menggunakan pola individual langsung, pola individual tidak langsung dan

pola komunal langsung. Pengolahan sampah yang dihasilkan langsung

dibuang ke TPS, namun masih ada sampah yang dihasilkan tidak langsung

dibuang ke TPS seperti di pasar, sampah berupa sayuran dan buah-buahan

yang telah membusuk dikumpulkan sementara, kemudian setelah pasar

ditutup sampah tersebut dibuang ke TPS tanpa ada pengolahan yang baik,

sehingga banyak sampah yang berhamburan di jalan mengakibatkan

lingkungan pasar terlihat kotor dan berbau busuk. Sedangkan di pelabuhan,

sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang berpergian langsung dibuang

15
ke laut, hal ini menyebabkan laut menjadi tidak bersih. Pembuangan akhir

sampah yang dilakukan oleh masyarakat langsung dibuang ke mobil

pengangkutan sampah, namun sebagian masyarakat ada yang membuang

sampah di TPS dan non TPS misalnya di jalan, saluran air, sungai sehingga

dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

e. Peraturan Daerah Setempat

Menurut penelitian Sahil, dkk (2016) dalam pengelolaan sampah di

Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate perlu memperhatikan penyusunan

Peraturan daerah tentang pemilahan sampah, penetapan peringkat kebersihan

bagi kawasan-kawasan umum, peningkatan peran masyarakat melalui

pengelolaan sampah skala kecil, mulai dari tingkat desa/kelurahan dan

kecamatan termasuk dalam hal penggunaan teknologi daur ulang, komposting

dan penggunaan incinerator serta melakukan evaluasi dan monitoring

permasalahan persampahan dan pengelolaannya, kondisi TPA dari aspek

lingkungan, pengembangan penerapan teknologi yang ramah lingkungan.

f. Lokasi TPA

Pemilihan lokasi TPA yang tidak tepat dan sistem pembuangan secara

terbuka (open dumping) mengakibatkan luasnya dampak negatif yang akan

ditimbulkan seperti dampak terhadap kesehatan, pencemaran, estetika dan

masalah sosial. TPA yang dioperasikan secara open dumping akan

menghasilkan produk sampingan berupa gas metana dan cairan lindi

(Agustina et al., 2017)

16
g. Prasarana dan Sarana TPA

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak,

sehat, aman dan nyaman. Prasarana dan sarana seperti alat berat yang berguna

dalam proses pendataran sampah dan penimbungan tanah (Masikki, 2013)

6. Dampak yang ditimbulkan

Persepsi manusia terhadap sampah harus berubah bahwa sampah tidaklah

merupakan suatu barang yang harus dibuang tetapi dapat dimanfaatkan. Sampah

non organik seperti plastik, kertas/kardus, kaleng, besi/logam telah banyak

dimanfaatkan kembali (daur ulang). Sebagian anggota masyarakat telah

memanfaatkannya sebagai mata pencaharian dengan mengumpulkannya, baik

yang terserak di jalan, di tempat-tempat sampah maupun di TPA. Akan tetapi

masalah sampah tetap belum terpecahkan karena sampah umumnya merupakan

sampah organik, padahal justru jenis sampah inilah yang paling rawan dalam

menimbulkan penyakit bagi manusia. Sampah organik yang merupakan sisa-sisa

rumah tangga dan pasar/pertanian, seperti sayur dan buah dapat dijadikan sebagai

bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos), makanan ternak dan ikan

(bokashi) ataupun bahan baku pembuatan batako.

Namun demikian, dalam pembuatan bokashi, bahan-bahan yang digunakan

dan hasil yang diperoleh, tetap harus dikontrol untuk menghindari adanya bahan

yang beracun bagi ternak. Bila masyarakat menjadikan sampah sebagai bahan

baku, maka sampah tidak lagi dibuang tetapi dikumpulkan dan diolah.

17
Pemanfaatan sampah tidak hanya akan berdampak positif terhadap terpeliharanya

estetika dan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia tetapi juga dapat menjadi

sumber perekonomian bagi masyarakat.

Apabila pengelolaan sampah yang tidak dilakukan secara sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan maka akan dapat menimbulkan berbagai

dampak negatif. Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dampak terhadap kesehatan adalah dapat menjadi tempat berkembang biak

organisme yang dapat menimbulkan berbagai penyakit, meracuni hewan dan

tumbuhan yang dikonsumsi oleh manusia.

b. Dampak terhadap lingkungan dapat menyebabkan mati atau punahnya flora

dan fauna serta menyebabkan kerusakan pada unsur-unsur alam seperti

terumbu karang, tanah, perairan hingga lapisan ozon.

c. Dampak terhadap sosial ekonomi yaitu menyebabkan timbulnya bau busuk,

pemandangan buruk yang sekaligus berdampak negatif pada pariwisata seperti

bencana banjir (Goleman et al., 2019)

B. Tinjauan Umum Pengelolaan Sampah

Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah. Di dalam UU tersebut dijelaskan bahwa Pengelolaan sampah adalah

kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi

pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah diselenggarakan

18
berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan,

asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas

nilai ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber

daya (Listriyani, 2018)

PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik adalah aturan

pelaksanaan UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sampah adalah

sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Sampah Spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau

volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik melaksanakan Pasal

23 ayat (2) UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan

Sampah Spesifik adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan.

Sampah Spesifik berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah

sejenis Sampah rumah tangga yang pengelolaannya telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dalam Peraturan Pemerintah Nomor

27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik pengaturan Pengelolaan

Sampah Spesifik jauh lebih kompleks dan beragam.

19
Secara garis besarnya di Indonesia dikenal 2 model pengelolaan sampah yaitu

urugan dan tumpukan. Model urugan ini umumnya dilakukan pada daerah daerah

yang tidak menghasilkan volume sampah dalam jumlah besar. Dalam model ini

sampah dibuang di lembah atau cekukan tanpa ada perlakuan lebih lanjut, artinya

sekedar dibuang lalu ditinggalkan, model ini adalah model pengelohan sampah

yang sangat sederhana bahkan dapat dikatakan sebagai model yang sedikit

memodifikasi paradigma awal masyarakat umum terhadap sampah (Kahfi

Ashabul,2017).

Adapun model kedua yaitu tumpukan yang cendrung lebih maju, untuk model

pengelolaan sampah dengan tumpukan ini dilengkapi dengan unit saluran air

untuk buangan, pengelolaan air untuk buangan (leachatte) dan pembakaran akses

gas metan (flare). Model seperti ini sudah memenuhi persyaratan lingkungan dan

banyak diterapkan di kota-kota besar, namun sayang model tumpukan ini tidak

lengkap tergantung dari kondisi keuangan dan kepedulian pejabat daerah setempat

akan kesehatan lingkungan dan masyarakat (Kahfi Ashabul,2017).

Dengan adanya UU No. 18 /2008 tentang Pengelolaan Sampah maka perlu

suatu pengelolaan sampah dengan maksimal. Adapun upaya pengelolaan sampah

dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce, dan Recycle (3 R) adalah kegiatan

memperlakukan sampah dengan cara, menggunakan kembali, mengurangi dan

mendaur ulang.

20
1. Reuse (menggunakan kembali) : yaitu penggunaan kembali sampah secara

langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

2. Reduce (mengurangi) : yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan

timbulnya sampah.

3. Recycle (mendaurulang) : yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami

proses pengolahan.

Tahapan yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu, pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir

a. Pemilahan sampah

Pemilahan limbah yakni pengumpulan dan memisahkan limbah sesuai

menurut jenis, jumlah, atau sifat limbah. Memilah limbah mengatur memiliki

alasan untuk mempermudah penanganan atau daur ulang limbah, memilah

limbah juga dapat membatasi kontaminasi udara seperti aroma. Perangkat keras

yang digunakan dalam mengatur sampah adalah tempat sampah (Amaliah &

Syahril, 2022)

b. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat

asalnya sampai ke tempat pembuangan sampah sementara sebelum menuju ke

tahap berikutnya. Pada tahap ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah,

bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong, maupun tempat pembuangan

sampah sementara (Halilurrahman, 2020)

c. Pengangkutan Sampah

21
Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi

pemindahan atau langsung dari surnber sampah menuju tempat pembuangan

akhir. Penanganan limbah berhubungan juga dengan implementasi system

pengangkutan. Tujuan dari pemindahan limbah yakni untuk menjauhkan

sampah dari kota tempat pembuangan sampah (Pramartha, 2013)

d. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah didefenisikan berbagai kontrol terhadap penimbunan,

pengumpulan, penyimpanan, dan pengangkutan sampah, di mana semua hal

tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip terbaik untuk kesehatan, ekonomi,

keteknikan/engineering, konservasi, estetika, lingkungan juga terhadap sikap

masyarakat (Gusmeri et al., 2018)

e. Pembuangan akhir

Metode pembuangan akhir sampah dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Penimbunan terkendali termasuk pengolahan lindi dan gas

2) Lahan urug saniter termasuk pengolahan lindi dan gas Metode penimbunan

sampah untuk daerah pasang surut dengan sistem kolam (an acrob,

fakultatif, maturasi) (Listriyani, 2018)

22
C. SINTESA PENELITIAN

Tabel 1
Sintesa Penelitian sebelumnya
No Judul Penelitian Jenis Sampel Dan Hasil Penelitian
Dan Nama Penelitian Teknik
Jurnal Penarikan
Sampel
1 Andi Rizky Deskriptif Sampel dalam Hasil pada penelitian
Amaliah, Syahril penelitian ini ini menunjukan bahwa
Gambaran adalah pemilahan sampah
Pengelolaan pedagang Pasar memenuhi syarat
Sampah Padat Terong Kota sebanyak 3 orang
Pada Pedagang Makassar (3,5%) dan tidak
Di Pasar Terong sebanyak 551 memenuhi syarat
Kota Makassar pedagang. sebanyak 82 orang
JURNAL Penarikan (96,5 %),
Promotif sampel dengan pengumpulan sampah
Preventif p- menggunakan memenuhi syarat
ISSN: 2622 – teknik sebanyak 8 orang
6014 Vol. 4 No. accidental (9,4%) dan tidak
2 Februari 2022, sampling memenuhi syarat
Hal. 141–147 dengan jumlah sebanyak 77 orang
sampel sebesar (90,6 %).
85 pedagang Pengangkutan sampah
memenuhi syarat
sebanyak 64 orang
(75,3%) dan tidak
memenuhi syarat
sebanyak 21 orang
(24,7%).
2 Hendra arifan Deskriptif Sampel dalam Pengelolaan sampah di
Pengelolaan kualitatif penelitian ini pasar kurai taji dengan
Sampah Pasar adalah konsep 3r belum
Kuraitaji pedagang pasar, diterapkan oleh
Kecamatan masyarakat, pengelola pasar, para
Pariaman Selatan pengelola pasar, pedagang secara
Kota Pariaman dan pemerintah keseluruhan serta
Menara ilmu vol. daerah. Peneliti masyarakat disekitar

23
Xii. No.8, juli menggunakan pasar belum ada
2018 tiga teknik melakukan
pengumpulan pengurangan timbulan
data yaitu sampah, dan
melalui pemanfaatan sampah
observasi, pasar kembali, tidak
wawancara dan ada perilaku peduli
studi lingkungan oleh
dokumentasi pedagang di pasar
kurai taji.
3 Christine Vita Kualitatif Sampel dalam Hasil pada penelitian
Gloria Purba , penelitian ini ini menunjukan bahwa
Alhidayati, Leon sebanyak 6 tidak adanyanya
Candra, Sartika orang. Yaitu pemisahan antara
Analisis satu orang sampah organic dan
Pengelolaan kepala dinas anorganik,
Sampah Pasar lingkungan pemungutan sampah
Kayujati hidup dan dilakukan oleh
Tembilahan kebersihan pengelola pasar yang
Kabupaten kabupaten dilakukan sehari sekali,
Indragiri Hilir indragiri hilir, pengangkutan sampah
Tahun 2018 dua orang dilakukan oleh petugas
Jurnal Kesehatan petugas kebersihan dengan
Masyarakat & kebersihan di menggunakan sapu
Gizi, E-Issn: tembilahan bahkan dengan
2655-0849 Vol. kabupaten menggunakan tangan
2 No.1 Edisi indragiri hilir,
Mei-Oktober dan tiga orang
2019 pedagang pasar
kayujati
tembilahan
kabupaten
indragiri hilir
4 Jenal Abidin, Kualitatiif Sampel dalam Peneliti menemukan
Ana Berliana , penelitian ini bahwa jenis sampah
Nadia Salsabila , adalah dominan yang ada di
Nyimas Syifa pengelola pasar pasar tradisional
Maulidia, Rahma sebanyak 2 kemiri muka kota
Adiyaksa , orang dan depok adalah 39%
Valentina petugas sampah bekas sayuran-
Febryani Siahaan kebersihan buahan, 32% sampah
Sistem sampah plastik, 18% sampah

24
Pengelolaan sebanyak 3 sisa makanan dan 11%
Sampah Di Pasar orang. lainnya sampah
Tradisional Kota Melakukan anorganik berupa
Depok pengamatan kaleng, botol, kardus
Jurnal Sanitasi pada daerah dan lainnya. Rata-rata
Lingkungan sekitar pasar timbulan sampah pada
Vol.1, No.2, tradisional layanan pengangkutan
November 2021 kemiri untuk sampah pasar
melihat tradisional kemiri
langsung muka kota depok per
kondisi harinya dapat
lingkungan, mengangkut hingga 34
meneliti jenis ton sampah.
sampah apa saja
yang menjadi
dominan di
sekitar pasar
tradisional
kemiri muka
kota depok
5 Ropi Oktapiana Kualitatif Sampel dalam Hasil pada penelitian
Fredy Hermanto penelitian ini ini menunjukan bahwa
Partisipasi adalah pedagang tidak
Pedagang Dalam pedagang memisahkan sampah
Pengelolaan dan pengelola berdasarkan jenisnya,
Sampah Di pasar tradisional sampah dijadikan satu
Pasar Tradisional Desa Garawang dalam tempat sampah.
Desa Garawangi Sistem pengelolaan
Kecamatan sampah, terdapat 4
Garawangi penyimanan sampah
Kabupaten yang terbuat dari
Kuningan bamboo di tempatkan
Sosiolium 4 (1) di setiap penjuru
(2022) pasar serta 1 TPS
pasar. Sistem
pengumpulan sampah
dilakukan dengan cara
pedagang langsung
membuang ke TPS
pasar dan pihak
petugas pasar
membersihkan kios,

25
sekitar pasar lalu
dikumpulkan di TPS
pasar. Sistem
pemindahan sampah
dariTPS pasar ke
gerobak pengangkut
sampah dengan cara
petugas memindahkan
sampah menggunakan
skop lalu disimpan
ke gerobak
pengangkut sampah.
Pemindahan sampah
dilakukan 1 kali dalam
seminggu. Sistem
penggangkutan sampah
pasar dilakukan oleh
petugas kebersihan
pasar dengan cara
diangkut dari TPS
pasar ke TPS Desa,
selanjutnya pihak
BPLHD mengangkut
sampah dari TPS Desa
ke TPA Kabupaten
Kuningan.

6 Wahyudin, Deskriptif Sampel dalam Hasil penelitian


Hismi Susane penelitian ini menunjukkan bahwa
Studi Sistem adalah 13 timbulan sampah
Pengelolaan pedagang yang berdasarkan berat
Sampah Pasar Di terbagi pada sampah dan volume
Pasar Tradisional masing-masing sampah di Pasar
Pagesangan Kota jenis Pagesangan yaitu
Mataram dagangannya. masing-masing 1,10
Yayasan Akrab kg/pedagang/hari dan
Pekanbaru Jurnal 6,43
Akrab Juara liter/pedagang/hari.
Volume 3 Sedangkan komposisi
Nomor 2 Edisi sampah berdasarkan
Mei 2018 (46- berat sampah yaitu
55) sampah organik

26
51,17% dan sampah
anorganiknya adalah
48,83% dan komposisi
sampah berdasarkan
volume sampah yaitu
sampah organik
sebesar 52,63% dan
sampah anorganik
sebesar 47,37%.
Sistem pengelolaan
sampah di Pasar
Pagesangan dimulai
pada tahap pewadahan,
pengumpulan,
pengangkutan, dan
pengolahan sampah.
Dimana sistem
pengelolaan sampah
mulai pada tahap
pertama sampai
terakhir masih
membutuhkan
perbaikan, terutama
pengolahan dan
pemanfaatan kembali
perlu digalakkan.
7 Aditya Kualitatif Sampel dalam Hasil observasi dan
wicaksono, penelitian ini wawancara sampah
Yulianti pratama, berjumlah 15 yang dihasilkan
Nico halomoan sampel terdiri didominasi oleh
Identifikasi dari 11 sampel sampah organik
teknologi kios dan 4 sebesar 84%, satuan
pengolahan sampel meja. timbulan sampah
sampah pasar Tahapan sebesar 0,609 kg/m2
sederhana pengumpulan /hari dan densitas
Jurnal institut data dalam sebesar 0,178 kg/l.
teknologi perencanaan ini Dari pengukuran
nasional juli terdapat dua karakteristik didapat
2017 Vol 20 No kegiatan, yaitu kadar air sebesar 77%,
10 pengumpulan karbon organik
data primer dan 43,55%, ntk 0,18% dan
sekunder. rasio c/n 242

27
berdasarkan
pengukuran, sampah
pasar sederhana
memiliki potensi
dimanfaatkan baik
sebagai bahan baku
pengomposan atau
bahan baku
biodigester.
8 Syam,Riskawati, Penelitian ini Dalam sumber Berdasarkan hasil
dkk 2019. adalah data primer penelitian pengelolaan
Pengelolaan penelitian yaitu hasil sampah di pasar
Sampah Di Pasar deskriptif wawancara Terong belum sesuai
Terong Kota dengan dengan Kepala dengan perda yang
Makassar. menggunakan Unit Pasar berlaku dimana
pendekatan Terong, Petugas sampah di pasar terong
kualitatif kebersihan, tidak dipisah sesuai
serta pedagang dengan jenis
di Pasar Terong sampahnya,
Kota Makassar.
9 Risky Aprianti Kualitatif Sampel dalam Hasil penelitian
Azis , penelitian ini menunjukkan bahwa
Abd Karim Hadi, dikelompokkan problematika yang ada
Sudarman berdasarkan dalam pengelolaan
Supardi sumber persampahan berbasis
Analisis Faktor- penghasil masyarakat terdapat
Faktor Kinerja sampah yaitu pada variabel X1
Pengelolaan kawasan (sosialisasi
Persampahan permukiman pengelolaan sampah)
Berbasis dan kawasan yaitu kurangnya
Masyarakat Di non sosialisasi terhadap
Watampone permukiman masyarakat secara
Kabupaten Bone yang meliputi 3 efektif, sehingga
Jurnal kelurahan pemahaman/penegasan
Konstruksi (Jk- Teknik masyarakat kurang
Tis)Vol. 01, No. pengumpulan dipahami, begitupun
04 Tahun 2022 data dilakukan juga pada X2
dengan cara: (dukungan sarana
observasi, prasarana) tidak
wawancara, mendukung/memenuhi
kuisioner, misalnya ketersediaan
pengumpulan TPS dan pewadahan.

28
data sekunder
dilakukan
dengan cara
mencari data
dari instansi
terkait dengan
kegiatan yaitu
dinas
lingkungan
hidup dan
kehutanan
kabupaten bone
dan kantor
badan pusat
statistik.
10 Nanda Ika Vera Kuantitatif Sampel dalam Hasil penilaian
Marlina, dan kualitatif penelitian ini pelaksanaan aspek
Tri Joko, adalah pegawai pengelolaan sampah
Onny dinas mendapatkan
Setianievaluasi perdagangan presentase 72,60%
Aspek dan pengelolaan untuk kategori sesuai
Pengelolaan pasar, pengelola dan 27,39% untuk
Sampah Pasar pasar, petugas kategori belum sesuai.
Tradisional kebersihan Presentase kesesuaian
Kedunggalar pasar, dan tidak sesuai dan belum
Kecamatan pedagang pasar. memenuhi syarat
Kedunggalar Pengambilan berdasarkan peraturan
Kabupaten sampel menteri pekerjaan
Ngawi Jawa menggunakan umum republik
Timur teknik indonesia nomor
Media Kesehatan purposive 03/prt/m/2013, yang
Masyarakat sampling. merupakan minimal
Indonesia 20(5), 80%
2021

29
V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Pemilahan

Pengumpulan

Pengangkutan

Gambar 1. Alur Pengelolaan Sampah

Keterangan :

1. Proses memisahkan sampah antara sampah organik dan anorganik.

2. Selanjutnya dilakukan pengumpulan sampah untuk dipindahkan ke tempat

pembuangan sementara (TPS).

3. Melakukan proses penimbangan sampah setelah itu sampah akan di olah sesuai

dengan jenisnya.

4. Sampah di angkut menggunakan truk atau gerobak untuk di bawa ke tempat

penampungan air (TPA) yang kemudian di lakukan pemrosesan akhir.

30
A. Pola Pikir Variabel Penelitian

Pemilahan

Pengumpulan

Pengelolaan
Pengangkutan sampah

Penimbangan

Proses Pemrosesan
Akhir

Keterangan :

1. Variable yang diteliti :

2. Variable yang tidak diteliti :

B. Definisi operasional kriteria objektif

1. Pemilahan

Pemilahan sampah merupakan pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

jenisnya, jumlah, dan/atau sifat sampah dengan pernyataan responden pada

kuisioner

a. Memenuhi syarat : jika responden memenuhi semua syarat

kriteria pemilahan sampah yang benar

31
b. Tidak memenuhi syarat : jika responden tidak memenuhi semua

syarat kriteria pemilahan sampah yang benar

2. Pengumpulan

Proses pengumpulan sampah adalah kegiatan pengumpulan dalam bentuk

pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat

penampungan sementara, dengan pernyataan responden pada kuisioner

a. Memenuhi syarat : jika responden memenuhi semua syarat kriteria

pemilahan sampah yang benar

b. Tidak memenuhi syarat : jika responden tidak memenuhi semua syarat

kriteria pemilahan sampah yang benar

3. Pengangkutan

Pengangkutan adalah proses kegiatan mengangkut sampah yang telah di

kumpulkan di tempat penampungan akhir dengan pernyataan responden pada

kuisioner

a. Memenuhi syarat : jika responden memenuhi semua syarat kriteria

pemilahan sampah yang benar

b. Tidak memenuhi syarat : jika responden tidak memenuhi semua syarat

kriteria pemilahan sampah yang benar

32
VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

obeservasional yaitu penelitian dengan menggambarkan suatu keadaan atau

masalah yang digali melalui pengamatan yang terjadi dilapangan, dengan teknik

pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner dan observasi

B. Lokasi dan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pasar Karuwisi Kota Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di rencanakan akan dilakukan pada bulan Mei 2023

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini seluruh pedagang yang ada di Pasar Karuwisi

sebanyak 79 orang

2. Sampel

33
Sampel dalam penelitian ini sebagian dari populasi pedagang pada Pasar Karuwisi

Kota Makassar. Teknik yang digunakan dalam penelitaian ini yaitu Accidental

sampling/ Convenience sampling adalah non-probabilitas sampling teknik dimana

subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan kepada peneliti. Subyek

dipilih hanya karena mereka paling mudah untuk merekrut studi dan peneliti tidak

mempertimbangkan memilih mata pelajaran yang mewakili seluruh populasi serta

menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

N
n=
1+ N (e)2

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (eror tolerance) nilai yang di pakai 10% (0,1)
dengan menggunakan rumus di atas maka jumllah sampel keseluruhan populasi
adalah sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( e)2

79
n= 2
1+79( 0,1)

79
n= ❑
1+79( 0,01)

79
n=
1+0,79

34
79
n=
1,79

79
n=
44,13

n=¿44,13

Jadi jumlah sampel dalam peneltian ini adalah 45 pedagang responden

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Adalah data yang didapatkan dari tempat penelitian berupa data-data asli yang

didapatkan dari pihak-pihak terkait di Pasar Karuwisi

2. Data Sekunder

Data sekunder yang didapatkan dari informasi media online yang diambil dari

internet serta literature-literature yang ada hubungannya dengan pengelolaan

sampah.

E. Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan di olah secara komputerisasi

melalui program stastitical for services solution (SPSS) dan di sajikan secara

deskriptif.

F. Analisis Data

35
Data di analisis dengan univariat untuk menganalisa variable-variabel ang ada

secara deskriptif dengan menghitung distribusi, frekuensi dan presentase untuk

mengetahui karakteristik dari subjek penelitian.

G. Penyajian Data

Data yang di sajikan secara naratif disertai tabel penjelasan, sajikan naratif

tersebut selanjutnya akan di analisis dengan mengacu pada referensi yang

berkaitan dengan pembahasan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,J., Berliana,,A., & Dkk (2021). Sistem pengelolaan sampah di Kota Depok,
Waste Management System at Traditional Market Depok City.Jurnal sanitasi
lingkungan, 1(2), 56-63.
http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/SJKL/article/view/1036
Agustina, N., Irianty, H., & Wahyudi, N. T. (2017). Hubungan Karakteristik Petugas
Kebersihan Dengan Pengelolaan Sampah Di Puskesmas Kota Banjarbaru.
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 4(2), 66–74.
https://doi.org/10.20527/jpkmi.v4i2.3843
Amaliah, A. R., & Syahril, S. (2022). Gambaran Pengelolaan Sampah Padat Pada
Pedagang di Pasar Terong Kota Makassar. Jurnal Promotif Preventif, 4(2), 141–
147. https://doi.org/10.47650/jpp.v4i2.369
Arifan, H. (2018). Pengelolaan Sampah Pasar Kuraitaji Kecamatan Pariaman Selatan
Kota Pariaman. Menara Ilmu, 12(8), 61–68.
Goleman et al. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Ibu PKK Dalam Pengelolaan Sampah Di Dusun Mengwitani Kecamatanh
Mengwitani Kabupaten Badung. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Guanabara, E., Ltda, K., Guanabara, E., & Ltda, K. (n.d.). Faktor – Faktor yang

36
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengegolaan sampah di kampung
Apung RT 10/01 Kelurahan KapungnJakarta Barat.
Gusmeri, Amsal, A., Parmakope, Rohendi, A., Maysara, Hakim, F., & Putra, E. Y.
(2018). Optimalisasi Sistem Pengumpulan Sampah Padar Buah dan Sayur
Peunayong Banda Aceh. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Halilurrahman, 2020. (2020). Sistem Pengelolaan Sampah Pasar Pagesangan Kota
Mataram. Sistem Pengelolaan Sampah Pasar Pagesangan Kota Mataram.
Ii, B. A. B., & Teori, A. T. (2009). No Title. 2012, 9–33.
Jeklin, A. (2016). Faktor - faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualits sampah.
July, 1–23.
Kahfi, Ashabul, dkk 2017. Kahfi Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah.tinjauan
tentang pengelolaan sampah.2017
Listriyani, N. (2018). Dasar Teori Pengelolaan Persampahan di Padukuhan Soka
Martani Desa Merdikorejeo. 8–31.
Marlina, N. I. V., Joko, T., & Setiani, O. (2021). Evaluasi Aspek Pengelolaan
Sampah Pasar Tradisional Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar Kabupaten
Ngawi Jawa Timur. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 20(5), 308–316.
https://doi.org/10.14710/mkmi.20.5.308-316
Masikki, N. M. D. (2013). Analisis kebutuhan prasarana persampahan di kota luwuk.
Mulyati.(2021). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia.
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Novita. (2016). Oksidasi acid orange 7, procion red MX 5B, dan indigo dengan
menggunakan kalium ferrat. Universitas Syiah Kuala Darussalam, 4(2), 111–
116.
Oktapiana,R. R., & Hermanto, F (2022). Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan
Sampah Di Pasar Tradisional Desa Garawangi Kecamatan Garawangi
Kabupaten Kuningan. Sosiolium: Jurnal Pembelajaran IPS, 4 (1), 43-47.
http://doi/org/10.15294/sosiolium.v4il.56214
Purwo M 2019. Analisis sistem pemrosesan akhir sampah di tempat pemrosesan akhir
(tpa) cipayung kota depok. Skripsi
Pramartha, K. T. S. (2013). ANALYSIS OF SOLID WASTE TRANSPORTATION
MANAGEMENT Analisis Pengelolaan Pengangkutan Sampah ( Pramartha ,
Widhiawati , dan Ciawi ). 2(2), 1–6.

37
Respati R, dkk.,2016, Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah Rumah
Tangga di Jalan Garuda Kota Palangka Raya. Media ilmiah Teknik sipil (1),
70-77, 2020.
Sahil J dkk.2016. Sistem pengelolaan dan upaya penanggulangan sampah di
kelurahan dufa-dufa kota ternate. Jurnal BIOeduKASI ISSN :2301-4678 Vol 4 No
(2) Maret 2016
Sucipto, C. D. (2009). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Teknologi
Pengolahan Daur Ulang Sampah, 2012.

LAMPIRAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden Penelitian

Di- Tempat

Saya yang bertanda tanggan dibawah ini :

Nama : Margaretha M Baersady

Nim : 21903041

38
Saya Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Sekolah Tingi lmu Kesehatan
Makassar, bermaksud melaksanakan Penelitian ang berjudul : “GAMBAR
PENGELOLAAN SAMPAH PADAT PADA PEDAGANG DI PASAR
KARUWISI KOTA MAKASSAR” , sebagai syarat penellitian yang akan
dilaksanakan pada bulan Mei 2023, Saya mengharapkan partisipasi saudara/I dalam
penelitian ang akan saya lakukan, saya menjamin kerahasiaan dan identitas saudara/i.

Apabila saudara/i bersedia menjadi responden, saudara/i bisa mengisi dan


menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Makassar,…………….2023

Peneliti

Margaretha M Baersady

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH PADAT PADA PEDAGANG DI


PASAR KARUWISI KOTA MAKASSAR 2023

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

I. Identitas Responden
1. Nomor responden :
2. Nama responden :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Pendidikan :
6. J. Pedagang :

39
7. Lama Menjadi Pedagang :
8. Alamat :

II. Gambaran Pengelolaan Sampah Padat

III. Pertanyaan
A. Pemilahan
1. Menurut bapak/ibu, apakah perlu dilakukan pemilahan antara sampah
organic dan sampah anorgaik?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah petugas kebersihan pasar selalu mengigatkan pedagang pasar
untuk melakukan pemilahan sampah?
a. Ya
b. Tidak
B. Pengumpulan
1. Apakah bapak/ibu membuang sampah pada tempat sampah yang telah
di sediakan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah tempat sampah yang digunakan cukup untuk menampung
sampah per hari?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah tempat penampungan sampah yang di gunakan cukup?
a. Ya
b. Tidak
C. Pengangkutan
1. Apakah sarana pengangkutan sampah berupa Dump Truk armroll
truk?
a. Ya
b. Tidak

40
2. Apakah sampah yang telah di kumpulkan di angkut per hari?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah pengangkutan sampah yang di lakukan langsung dari sumber
menuju ke TPS?
a. Ya
b. Tidak

41

Anda mungkin juga menyukai