Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO.

XX (2020) XXX-XXX

Available online at : http://journal.pencerah.org/jspi.

Journal of Social and Policy Issues


| ISSN (Print) | ISSN (Online) |

“Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Padang Dalam Penanganan Krisis


Sampah Di Kota Padang”
Rheinaldo Resta Fadhilah , Tengku Rika Valentina, Syaiful
Universitas Andalas,Sumatera Barat25163, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T

Received: February 00, 00 The government has various roles and responsibilities in dealing with waste problems. Anticipation
Revised: March 00, 00 is needed in the form of policies to handle waste as a whole to avoid damage to the environment.
Thus was born Law Number 18 of 2008 concerning Waste Management as a government policy that
Accepted: March 00, 00 assigns duties and responsibilities to local governments together with the community and business
Available online: April 00, 00 actors to carry out waste management (reduction and handling) according to standards, procedures,
criteria stipulated in laws and regulations. -invitation. The rules for dividing authority in managing
waste in Padang City are contained in Regional Regulation Number 21 of 2012, this rule provides
KEYWORDS consequences for the authority for the community to manage waste right up to the Garbage Disposal
Site or garbage container. The purpose of this research is to analyze the implementation of Padang
City Government policies in handling the waste crisis in Padang City in Padang City Regional
Implementation, Waste Handling, Padang City Regulation No. 21 of 2012 Articles 20-25. The theory used is the implementation theory of Van
Mater and Van Horn. According to Van Mater and Van Horn there are 6 indicators that will
CORRESPONDENCE influence the success of policy implementation, namely policy standards and targets, resources,
organizational characteristics, inter-organizational communication, attitudes or tendencies of
implementing agents, and social, economic, and political environmental conditions. The results of
Name: Tengku Rika Valentina this study are that the implementation has been carried out, but there are still some obstacles in its
E-mail: tengkurika@soc.unand.ac.id implementation, such as human and non-human resources, as well as a lack of community
environmental awareness.

PENDAHULUAN akan menyebarkan gas rumah kaca yang berbahaya bagi


Masalah sampah merupakan masalah lingkungan yang kesehatan dan menyebabkan lapisan atmosfer bumi menipis.
sangat serius yang akan dihadapi masyarakat baik dari sampah Sampah Limbah B3 menyebabkan terganggunya kesehatan
organik dan anorganik serta sampah yang mengandung zat bisa menyebabkan keracunan, mampu merusak sistem saraf,
berbahaya. Sampah jenis organik/basah contohnya sampah kardiovaskuler, pencernaan, pernapasan, penyakit kulit, cacat
dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, sisa bawaan bahkan kematian. Limbah B3 ini juga akan merusak
buah-buahan yang mengalami pembusukan secara alami. 2) populasi hewan dan habitatnya. Kementerian Lingkungan
Sampah jenis anorganik/kering contohnya: logam, besi, kaleng, Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat Juli 2021 bahwa
karet, botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara limbah B3 Medis Covid mencapai 18.000 ton. Pemerintah
alami. 3) Sampah jenis berbahaya contohnya baterai, botol mengalokasikan dana sebesar 1,3 Triliun untuk menangani
racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lainnya (Sayuti, 2017). sampah limbah B3 (CNBC.Indonesia, 2022). Faktanya
Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, restoran dan Indonesia termasuk penyumbang sampah terbesar kedua setelah
instansi pemerintah serta perusahaan apabila dibuang di China. Berdasarkan Data Indonesia National Plastic Action
sembarang tempat akan berakibat pada lingkungan (Mutaqin, Partnership terdapat sampah dengan jumlah 67.2 juta ton yang
2018). Berdasarkan Data UNEP Food Waste Index Report 2021 tidak mampu diolah dan menumpuk setiap tahunnya dan 9%
dijelaskan bahwa di dunia tahun 2019 terdapat 931 juta ton atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut
sampah sisa makanan, terdapat sebanyak 61% sampah berasal (Partnership, 2020).
dari sektor rumah tangga, 26% berasal dari industri makanan, Hal ini dapat mencemari lingkungan dan mengakibatkan
13% berasal dari retail. Sedangkan Indonesia berdasarkan hasil kerugian anggaran setiap tahun. Kondisi sampah di Indonesia
kajian Food Loss and Waste (FLW) juga didominasi oleh dari tahun 2019 – 2021 ditinjau dari timbulan sampah tiga tahun
sampah sisa makanan yang produksinya mencapai 23-48 juta belakangan ini dapat dilihat dari tabel 1. Data Timbunan
ton tiap tahunnya (Kriya & Firmansyah, 2022). Sampah Nasional.
Kondisi sampah plastik di Indonesia mencapai 6,8 juta ton
pada tahun 2020 dan diprediksi tumbuh 5 persen setiap
tahunnya. Sampah plastik di Indonesia hanya mampu dikelola
10 persen secara efektif (Tribunnews.com, 2022). Terdapat 90
persen yang tidak mampu dikelola dengan efektif sehingga
berdampak negatif pada lingkungan dengan berbagai bentuk
pencemaran mulai dari proses pembuatan sampai dengan
pemusnahan sampah, jika sampah melalui proses pembakaran

https://doi.org/10.35308/xxxxx Attribution-ShareAlike 4.0 International. Some rights reserved


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Tabel 1. Data Timbulan Sampah Nasional sampai pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir
Tahun Kab/Kota Timbulan Timbulan (TPA) yang membutuhkan biaya besar dan semakin meningkat
Sampah Sampah seiring dengan pertambahan penduduk yang mengakibatkan
Harian (Ton) Tahunan produksi sampah semakin meningkat. Intinya permasalahan
(Ton) sampah karena kebiasaan masyarakat yang kurang teratur,
2019 241 79.655.68 29.074.322.3 kurang disiplin, kurang kesadaran dalam berpartisipasi
4 mengelola lingkungan, selanjutnya juga karena tidak
2020 225 87.371.32 31.890.531.4 terlaksananya kebijakan atau penyelesaian dari pemerintah
5 terhadap masalah sampah.
2021 225 78.156.32 28.527.056.2 Pemerintah memiliki berbagai peran dan tanggung jawab
7 dalam menangani masalah sampah. Perlu adanya antisipasi
Sumber: Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional dalam bentuk kebijakan untuk menangani sampah secara
Berdasarkan tabel 1 dari 241 kab/kota se Indonesia keseluruhan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
menghasilkan timbulan sampah harian di tahun 2019 sebanyak lingkungan (Lingkungan.Hidup, 2017). Kebijakan pemerintah
79.655.68 ton. 225 Kab/Kota se Indonesia menghasilkan merupakan salah satu faktor penentu dalam persoalan sampah.
timbulan sampah harian di tahun 2020 sebanyak 87.371.32 ton. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Dari 225 Kab/Kota se Indonesia menghasilkan timbulan sampah Sampah sebagai kebijakan pemerintah yang memberikan tugas
harian di tahun 2021 sebanyak 78.156.32 ton. Timbulan sampah dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah bersama dengan
tahun 2019 sampai 2021 bersumber dari sampah rumah tangga, masyarakat dan pelaku usaha untuk melakukan pengelolaan
perkantoran, perniagaan, pasar, fasilitas publik, kawasan, dan (pengurangan dan penanganan) sampah sesuai standar,
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1. Komposisi Sampah prosedur, kriteria yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
Nasional Berdasarkan Sumbernya. undangan. Berlandaskan UU No. 18 Tahun 2008 masalah
sampah diatasi dengan pengurangan sampah dan penanganan
sampah.
Dalam kajian UU No 18 Tahun 2008 Pasal 20 yang
menjelaskan serangkaian aktivitas mencakup pembatasan dalam
meminimalisir timbunan sampah, mendaur ulang,
memanfaatkan lagi fungsi sampah yang sudah habis nilai
gunanya dengan mempraktekkan konsep 3R yaitu mencakup
aktivitas pembatasan atau pengurangan timbunan sampah
(reduce), memanfaatkan lagi sampah yang telah habis daya
gunanya (reuse) dan proses pendauran atau pengolahan lagi
(recycle). Konsep 3R ini menjadi solusi dalam persoalan
Gambar 1.Komposisi Sampah Nasional Berdasarkan tingginya timbunan sampah di TPS dan TPA (Rahman, 2018).
Sumbernya Kota Padang salah satu kota yang sedang gencar dalam
Sumber: Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional menangani masalah sampah. Kota Padang yang memiliki
Gambar di atas menjelaskan bahwa sumber sampah jumlah penduduk 909.040 Jiwa dengan jumlah sampah dari
terbesar dari tahun 2019 sampai 2021 adalah sampah rumah tahun 2019 sebanyak 640, 48 ton per hari dan tahun 2020
tangga dengan persentase 40.95% (1519.766.493 ton), sebanyak 636,33 ton per hari (SIPSN, 2022). Namun masih
perniagaan dengan persentase 18.25% (677.282.047 ton), pasar ditemukan sampah bertebaran di muara sungai, bantaran pesisir
dengan persentase 17.06% (633.086.499 ton), perkantoran pantai dan tempat penumpukan sampah liar (Tempo.co, 2022).
dengan persentase 8.22% (305.259.620 ton), fasilitas publik Hal ini menandakan kondisi Kota Padang sudah krisis sampah
dengan persentase 6.35% (235.856.744 ton), kawasan dengan di Kota Padang.
persentase 5.86% (217.537.456 ton), lainnya dengan persentase Pemerintah kota padang juga memiliki aturan terkait
3.31% (122.821.579 ton). penanganan sampah yang sudah diatur secara komprehensif.
Sampah merupakan persoalan yang sangat penting bagi Dalam Peraturan Daerah Kota Padang No. 21 Tahun 2012
masyarakat yang tinggal di perkotaan, hal ini karena beberapa tentang pengelolaan sampah pasal 21, 22, 23, 24 dan 25
faktor yaitu 1) daya tampung TPS dan TPA yang terbatas dijelaskan terkait penanganan sampah, dimana penanganan
dikarenakan jumlah sampah yang sangat banyak. 2) lahan TPA sampah dimulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
yang lumayan kecil dan mengarah pada lain tujuan. 3) teknologi pengolahan dan pemrosesan akhir (Peraturan Daerah Kota
penanganan pengelolaan sampah yang tidak ideal, dapat Padang Nomor 21, 2012). Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun
mengakibatkan meningkatnya kapasitas sampah yang 2012 selain membahas kewenangan masyarakat dan pemerintah
membusuk. 4) sampah yang lama berada di TPA ataupun dalam pengelolaan dan penanganan krisis sampah. Juga
kompos tidak diangkat keluar dari TPA 5) tidak efektifnya membahas penanganan krisis sampah melalui kegiatan
manajemen penanganan pengelolaan sampah. 6) lemah atau pemilahan sampah, pengumpulan sampah, tempat penampungan
kurangnya peranan dan dukungan atas kebijakan pemerintah sementara (TPS), pemindahan dan pengangkutan, pengolahan
(Kahfi, 2017). sampah, dan pemrosesan akhir.
Permasalahan sampah juga disebabkan karena masalah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dalam penanganan
kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah krisis sampah di tiap kelurahan juga minim. Terdapat
pada tempatnya akan mengakibatkan perlunya biaya Keputusan Wali Kota Padang Nomor 227 Tahun 2021 tentang
pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pengangkutan Lokasi Tempat Penampungan Sementara Sampah sebanyak 127
2 Rheinaldo Resta Fadhilah https://doi.org/10.35308/xxxxx
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

titik lokasi. Namun 127 titik lokasi tidak semua TPS beroperasi kebersihan. Sehingga pada penelitian kali ini, peneliti ingin
dengan baik, hal ini disebabkan karena minimnya ketersediaan menganalisis lebih lanjut tentang implementasi kebijakan
lahan sehingga menimbulkan terjadinya TPS liar. Masih Pemerintah Kota Padang dalam penanganan krisis sampah di
terdapat kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang Kota Padang.
sampah ke kontainer/TPS yang menyebabkan masalah dalam Peneliti berasumsi bahwasanya implementasi dari kebijakan
pemindahan dan pengangkutan sampah. Petugas mengalami penanganan sampah belum terlaksana dengan optimal, karena
kesulitan dalam memungut sampah yang berserakan untuk masih banyak sampah yang belum terkelola dengan baik,
dimasukkan ke dalam kontainer sebelum diangkut ke TPA. Padahal persoalan penanganan sampah telah dibahas secara
Terlebih lagi pemindahan dari TPS ke TPA yang dilakukan oleh komprehensif dalam Perda No 21 Tahun 2012 Tentang
petugas secara manual melalui keranjang pengangkut sampah. Pengelolaan sampah khususnya pada pasal 20 sampai pasal 25
Jumlah sampah Kota Padang yang menghasilkan 640an ton tentang penanganan sampah. Namun nyatanya sampah masih
sampah per hari, 140 ton yang mampu dikirim ke Bank Sampah, banyak dan tidak berkurang bahkan belum ditangani dengan
artinya hanya 22 persen yang mampu diolah oleh Bank Sampah baik, artinya masih ada kesalahan dalam proses implementasi
dari yang dihasilkan di Kota Padang. 140 ton tersebut akan kebijakan penanganan sampah.
dikelola oleh 20 Bank Sampah di Kota Padang dengan METODE
persentase 65 persen mengelola sampah organik dan 35 persen Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
mengelola sampah anorganik baik sampah plastik dan sampah Sedangkan, pendekatan yang peneliti gunakan untuk
kertas (Voi.id, 2022). Dari 104 kelurahan yang ada di Kota mendukung penelitian ini adalah pendekatan studi kasus.
Padang hanya terdapat 30 kelurahan yang mempunyai tempat Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada
pengelolaan sampah. Dari 30 kelurahan tersebut tidak semua quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal
yang beroperasi dengan baik (Langgam.id, 2022). terpenting dari suatu barang/jasa berupa
Dalam menangani krisis sampah pemerintah juga kejadian/fenomenal/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian
melakukan program pendaurulangan sampah melalui program tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu
Bank Sampah. Bank Sampah merupakan target Kebijakan pengembangan konsep/teori. Penelitian kualitatif dieksplorasi
Strategis Daerah (Jakstrada) Kota Padang tentang pengelolaan dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu
sampah belum tercapai. Terdapat 30 Bank Sampah aktif. Selain lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan
itu juga terdapat sebanyak 8 Bank Sampah yang saat ini tidak waktu. Penelitian kualitatif adalah mengembangkan pertanyaan
aktif beroperasi. 11 bank sampah aktif yang belum terdaftar ini dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang
segera dapat bergabung agar dapat saling bersinergi dan terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya, dan dimana
bermitra dengan Pemerintah Kota Padang (TribunPadang.com, tempat kejadiannya. (Djam’anSatori, 2013).
2022). Dalam program bank sampah satu kelurahan dengan satu HASIL DAN PEMBAHASAN
bank sampah, jadi dengan 104 kelurahan di Kota Padang Implementasi dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas
seharusnya juga 104 Bank Sampah, sedangkan 500 ton lagi yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan dengan
akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa ada penggunaan sarana untuk memperoleh hasil atau mencapai
tindak lanjut dari Pemerintah Kota Padang. maksud yang diinginkan. Implementasi adalah sebuah proses
Kota Padang hanya memiliki satu TPA yaitu TPA Aia interaksi antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai
Dingin yang merupakan TPA PEMDA. Sistem pemrosesan tujuan tersebut. Van Meter dan Van Horn mendefinisikan
akhir sampah menurut aturan Peraturan Daerah Nomor 21 implementasi kebijakan ialah suatu tindakan yang akan
Tahun 2012 sistem sanitary landfill. Sistem sanitary landfill dilakukan baik oleh individu maupun dalam kelompok dan
merupakan sistem penimbunan sampah yang dilakukan di pejabat-pejabat pemerintah dan swasta yang ditujukan demi
dalam tanah. Sampah dimasukkan ke dalam lubang kemudian tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh sebuah
dipadatkan. Selain itu sudah ada keterlibatan lembaga yang keputusan kebijaksanaan, mereka menekankan bahwa tahapan
peduli akan permasalahan sampah seperti Bank Negara implementasi baru terjadi selama proses legitimasi dilalui dan
Indonesia (BNI) yang menyumbangkan Kapal Pengumpul pengalokasian sumber daya, dana yang telah disepakati tidak
Sampah senilai Rp. 165 Juta. Kapal ini difungsikan untuk pada saat dimulai pada saat tujuan dan sasaran kebijakan publik
mengangkut sampah di sepanjang sungai hingga muara dan laut. ditetapkan (Agustino, 2016).
PT Pelindo II juga menyumbangkan 7 unit becak motor sampah, Model Implementasi Kebijakan Donal Van Mater and Carl
serta PT Semen Padang menyumbang 300 truk sampah. Pusat Van Horn
perbelanjaan juga dihimbau untuk mengurangi pemberian Model implementasi kebijakan yang dikenal oleh Donald
kantong plastik (Republika.co.id, 2018). Penyediaan alat dan van Meter dan Carl van Horn adalah A Model of The Policy
kendaraan seperti lima unit container untuk sepanjang Pantai Implementation. Dimana bahwa proses implementasi ini
Padang, dua belas unit tempat sampah di sekitar Muaro Lasak, merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu pelaksanaan
tiga kapal pengumpul sampah yang merupakan bantuan CSR. kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk
Penelitian mengenai implementasi kebijakan pengelolaan meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi dan
Sampah menarik bagi peneliti seperti penelitian yang dilakukan berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model
oleh: Gusrina Yulistia, 2015; Irfan Harsya, 2017; Rizka implementasi Van Meter dan Van Horn, dimana terdapat enam
Firdausia Fitri, 2019; Lucky Pratama Siregar, 2020. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja dari suatu kebijakan
penelitian di atas mengkaji tentang implementasi kebijakan tersebut adalah (Agustino, 2016):
pengelolaan sampah khususnya untuk timbulan sampah,
pengelolaan sampah dengan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse,
Recycle, dan pengelolaan sampah dan retribusi pelayanan
3 https://doi.org/10.35308/xxxxx Rheinaldo Resta Fadhilah
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Standar dan Sasaran Kebijakan “Kita sudah memfasilitasi TPS, TPS 3R, TPST dan TPA di
Standar sasaran adalah suatu dasar yang dijadikan sebagai kawasan pemukiman, komersil, industri dll, sehingga setiap
ukuran utama untuk melaksanakan kebijakan yang telah wilayah di Padang sudah memilki tempat pembuangan
direncanakan dalam pelaksanaannya. Ukuran dan sasaran terdiri sampah dan jadwal pengangkutan sampah agar tidak ada
dari: Kesesuaian kebijakan (Program), yaitu Program yang telah lagi yang membuang sampah sembarangan”
berjalan sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Ketetapan Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kepala TPA Kota
sasaran, yaitu tindakan yang dilakukan oleh aparatur untuk Padang, Syahrial.
melaksanakan kebijakan (Agustino, 2016). “Kota Padang sendiri memiliki satu Tempat Pembuangan
Jelas dan Terukur akhir yang berdiri dari tahun 1988 yang akan menampung
Standar dan tujuan kebijakan harus memiliki kejelasan dan seluruh sampah yang dihasilkan dari masyarakat di
terukur sehingga dapat diimplementasikan dan dilaksanakan berbagai kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota
dengan baik. Untuk melaksanakan sebuah kebijakan, Padang”
implementor dari kebijakan atau program harus berpegang dan Dalam Peraturan Daerah No.21 Tahun 2012 pasal 22 dan
berpedoman kepada isi dan tujuan dari kebijakan yang termuat pasal 23 juga dijelaskan mengenai pengumpulan dan
di dalam peraturan tersebut. Implementor merupakan pihak- pengangkutan. Berdasarkan hasil temuan peneliti pengumpulan
pihak yang akan mengeksekusi kebijakan, sehingga pada harus memenuhi persyaratan seperti tersedianya sarana untuk
dasarnya para implementor harus memahami dengan jelas mengelompokkan sampah, lokasi yang mudah diakses, tidak
ukuran dan tujuan kebijakan yang akan diimplementasikannya mencemari lingkungan, dan memiliki jadwal pengumpulan dan
implementasi kebijakan pemerintah Kota Padang dalam pengangkutan. indikator jelas terukur dan keadilan yang sudah
penanganan krisis sampah di Kota Padang yaitu Perda no 21 diimplementasikan, telah dapat dikatakan baik, karena peraturan
tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. Seperti yang diungkap terkait penanganan sampah sudah konkrit dijelaskan pada Perda
oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Mairizon. No.21 Tahun 2012 pada pasal 20 sampai 25 dan juga diperkuat
“Dalam peraturan daerah kota Padang no 21 tahun 2012 dengan petunjuk pelaksaannya pada Peraturan Walikota No.
tentang pengelolaan sampah dalam pasal 3 sudah 109 tahun 2019.
dijelaskan bahwasanya pengelolaan sampah bertujuan Sumberdaya
untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan Dalam melaksanakan Peraturan Daerah Kota Padang
kesehatan masyarakat dan menjadikan sampah sebagai Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah tentunya
sumber daya”. membutuhkan sumber daya dalam mencapai tujuan yang
Kemudian hal tersebut diperkuat dengan penyampaian terdapat dalam peraturan. Sumber daya disini, tidak hanya
Dosen Jurusan Administrasi Publik, Kusdarini. berasal dari ketersediaan DLH saja, akan tetapi berkaitan
“Untuk mengimplementasikan perda ini harus dengan ketersediaan instansi maupun masyarakat yang ikut
menggunakan petunjuk pelaksanaan Juklak dan Juknisnya. bekerjasama dalam melaksanakan penanganan sampah di Kota
Ada beberapa aturan yang memperkuat Perda no 21 tahun Padang. Adapun sumber daya yang tersedia dalam menunjang
2012 seperti peraturan walikota No.44 Tahun 2018 dan keberhasilan pelaksanaan penanganan sampah di Kota Padang
juga peraturan walikota nomor 109 tahun 2019 tentang dapat dilihat pada penjelasan berikut.
petunjuk pelaksanaannya”. Sumber Daya Manusia
Sampah sudah menjadi tanggung jawab bersama bagi Sumber daya merupakan aspek yang penting dalam
masyarakat Kota Padang. Sebagai instansi pemerintah, Dinas pelaksanaan suatu implementasi kebijakan atau program.
Lingkungan Hidup (DLH) memahami tujuan dari peraturan Sumber daya manusia memegang peranan yang cukup penting,
daerah Kota Padang Nomor 21 Tahun 2012 Tentang yang mana aspek manusia sebagai pelaksana dari suatu
Pengelolaan Sampah. Tujuan yang dipahami oleh implementor kegiatan. Implementasi kebijakan pemerintah Kota Padang
akan mempengaruhi bagaimana keberhasilan dari kebijakan dalam penanganan krisis sampah di Kota Padang dalam
tersebut. Menurut Van Meter dan Van Horn mengenai sumberdaya manusia, berdasarkan hasil wawancara terkait
kebijakan yang jelas dan terukur bahwasanya Peraturan Daerah sumberdaya manusia di dapatkan hasil wawancara dengan
Nomor 21 Tahun 2012 sudah memilki ukuran yang jelas Sekretaris Daerah Kota Padang, Andree H. Algamar.
bagaimana menjelaskan tujuan tentang cara menjaga kelestarian “Pemko padang sudah berusaha semaksimal mungkin
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Maka dari itu dalam menangani masalah sampah di Kota Padang, namun
implementasi kebijakan pemerintah untuk menangani krisis berapun anggaran yang diberikan untuk menangani
sampah di Kota Padang sepenuhnya telah di cantumkan pada sampah tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2012 dan Perda Nomor 19 karena jumlah tenaga kerja dalam mengelola sampah
Tahun 2019 secara jelas dan terukur. masyarakat tidak sebanding dengan banyaknya sampah
Keadilan yang dihasilkan setiap harinya, maka dengan ini pentingnya
Keadilan adalah tolok ukur dari suatu kebijakan dijalankan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi
sesuai dengan standar dan tujuan yang telah ditetapkan. konsumsi barang plastik dan membuang sampah pada
Keadilan dalam penelitian ini ialah keadilan yang dilakukan tempatnya”
oleh implementor kebijakan kepada kelompok sasaran dari Pernyataan tersebut didukung oleh Ketua Pemuda, Aris.
kebijakan tersebut yakni masyarakat. Implementasi kebijakan “Kami disini membayar salah satu petugas sampah dengan
pemerintah Kota Padang dalam penanganan krisis sampah di becak motor dengan nominal 30 ribu perbutannya. Namun
Kota Padang juga memilki sasaran masyarakat dengan tetap terkadang petugas sampah ini sering lalai dalam
mengedepankan prinsip keadilan. Hal tersebut disampaikan oleh mengambil sampah yang sudah diletakkan masyarakat di
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon. depan rumah. Terkadang ada yang sampah tiga hari
4 Rheinaldo Resta Fadhilah https://doi.org/10.35308/xxxxx
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

petugas tidak mengambil sampah dari masyarakat sehingga “Banyak dari masyarakat yang memilih membuang sampah
membuat masyarakat kekurangan kepercayaan terhadap sekitaran sungai, pinggir jalan dll, sebenarnya kami juga
petugas sampah.” masih kekurangan kontainer sekitar 48 buah, banyak juga
tapi itu juga bukan alasan bagi masyarakat untuk
Tampak bahwasanya jumlah SDM di DLH Kota Padang
membuang sampah sembarangan”
masih belum sebanding dengan banyaknya sampah yang
Sarana dan prasarana Dinas Lingkungan Hidup Kota
dihasilkan oleh masyarakat Kota Padang. Jika ditinjau dari
Padang masih minim. Hal ini harus disegerakan mengingat
kuantitas sumber daya manusia pada Dinas Lingkungan Hidup
untuk kontainer sampah yang masih minim sehingga
berdasarkan tabel 2. SDM Dinas Lingkungan Hidup.
menimbulkan tindakan masyarakat membuang sampah
Tabel 2. SDM Dinas Lingkungan Hidup
sembarangan. Sejalan dengan wawancara diatas, juga didukung
No Golongan Jumlah
dengan jawaban dari Kepala Seksi Bidang Pertamanan dan
.
Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Ahmad Ichlas.
1. Golongan IV 9 Orang
“Sebenarnya kita sudah memiliki sarana dan prasarana
2. Golongan III 53 Orang yang banyak, tapi itu semua masih belum sesuai dengan
3. Golongan II 150 Orang banyaknya sampah yang dihasilkan dan kurangnya
4. Golongan I 60 Orang kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
5. Non PNS 379 Orang lingkungan, dan juga masih kurang tegasnya aturan
Total 630 Orang undang-undang yang mengatur tentang sanksi bagi
Sumber: Restra Dinas Lingkungan Hidup, 2020-2024 masyarakat yang membuang sampah yang dapat membuat
Selain SDM yang berstatus sebagai Pegawai Negri Sipil masyarakat paham dan jera dalam membuang sampah
(PNS) dan Non PNS. Dukungan SDM Dinas Lingkungan Hidup sembarangan”
juga berasal dari tenaga penyedia jasa lainnya Petugas Pemerintah juga dapat meningkatkan pengawasan dan
Kebersihan Kecamatan dan Kelurahan (PK3) sebanyak 300 menegakkan hukum lingkungan, sehingga dapat menumbuhkan
orang. Maka gambaran SDM yang ada belum dapat kesadaran masyakat serta mengurangi terjadinya pembuangan
meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup secara optimal. sampah sembarangan. Salah satu yang menjadi hambatan dalam
Sumber daya sangat penting dalam implementasi kebijakan mencapai kebersihan lingkungan karena keterbatasan sarana dan
yang baik, sumber daya utama dalam implementasi kebijakan prasaran yang tidak sesuai dengan banyaknya sampah yang
adalah pejabat, staff atau pegawai maupun tenaga kerja di dihasilkan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Daerah No.21
lapangan. Kegagalan sering terjadi dalam implementasi Tahun 2012 pasal 21 ayat 2 tentang pemilahan dijelaskan
kebijakan, salah satu penyebabnya adalah pejabat, staff atau bahwasanya pemilahan dilakukan dengan menyediakan fasilitas
pegawai maupun pekerja di lapangan yang tidak kompeten tempat sampah organik dan anorganik di setiap rumah tangga,
dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya. kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas umum,
Van Meter Van Horn menyatakan sumber daya manusia fasilitas sosial dan fasilitas lainnya.
menjadi hal yang penting dalam melaksanakan implementasi Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana
kebijakan. Keberhasilan suatu program tergantung pada kualitas merupakan faktor yang krusial dalam implementasi kebijakan.
manusia karena sumber daya manusia menjadi aktor sekaligus Pelaksana mungkin memiliki, kapasitas dan kewenangan yang
penggerak dari tahapan implementasi. Pada temuan peneliti, cukup, tetapi tanpa fasilitas pendukung seperti sarana dan
dapat dikatakan sumberdaya manusia sudah cukup baik, hanya prasarana, implementasi kebijakan tidak akan maksimal. Dari
saja terkait tenaga harian lepas atau petugas sampah masih implementasi Peraturan daerah No.21 Tahun 2012 tentang
kurang dan perlu ditambah lagi, apalagi dengan volume sampah pengelolaan sampah dilihat dari segi sumberdaya manusia dan
yang dihasilkan masyarakat sangat banyak setiap harinya. sumberdaya non manusia masih minim, terbukti dari kurangnya
Sumber Daya Non Manusia tenaga harian lepas atau petugas sampah serta sarana dan
Sumber daya non manusia ini dapat berbentuk sarana dan prasarana yang masih kurang dalam proses implementasi
prasarana, anggaran, dan juga hal-hal yang membantu jalannya kebijakan tersebut.
kebijakan tersebut di luar sumber daya manusia. Implementasi Karakteristik Agen Pelaksana
kebijakan pemerintah Kota Padang dalam penanganan krisis Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi
sampah di Kota Padang memiliki beberapa sumber daya non formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam
manusia atau sarana dan prasarana. Dinas Lingkungan Hidup pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting karena kinerja
juga dilengkapi dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang
terletak di Kelurahan Aie Dingin Kecamatan Koto Tangah tepat serta cocok dengan para agen pelaksanaannya. Misalnya,
dengan luas 19,3 Ha. TPA tersebut telah dilengkapi dengan suatu implementasi kebijakan publik yang berusaha merubah
sanitary landfill. Sedangkan jumlah Tempat Pembuangan perilaku manusia secara radikal, maka agen pelaksana projek itu
Sementara (TPS) sudah sebanyak 127 TPS. haruslah ber karakteristik tegas, keras, dan ketat dalam
Dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas melaksanakan aturan sesuai dengan sanksi hukum yang telah
Lingkungan Hidup diketahui bahwa Kota Padang sudah ditetapkan (Winarmo, 2016).
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kebersihan Struktur Organisasi
dan pemeliharaan kota, namun itu semua masih belum Menurut Van Meter dan Van Horn struktur organisasi akan
menunjang kualitas dalam penanganan sampah. Sesuai dengan mempengaruhi tindakan-tindakan yang diberikan oleh
hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Kepala Dinas, pelaksana kebijakan. Selanjutnya tindakan-tindakan tersebut
Mairizon. mencakup usaha-usaha untuk mengubah suatu keputusan
menjadi tindakan-tindakan yang operasional (Winarmo, 2016).
5 https://doi.org/10.35308/xxxxx Rheinaldo Resta Fadhilah
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan “Pada Perda no 21 tahun 2012 tentang pengelolaan
kebijakan. Dalam struktur birokrasi adanya standar operasional sampah, pasal 20 tentang pemilahan pengumpulan,
prosedur (SOP). Penjelasan mengenai SOP dijelaskan oleh Kasi pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Kami
Pertamanan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Ahmad dibidang pengelolaan sampah dan kebersihan kurang lebih
Ichlas. menitikberatkan pada 3 poin pada perda no 21 tahun 2012.
“Ada SOP pengangkutan baik hari pengangkutan dan Pemilihan, pengumpulan dan pengangkutan. Dalam proses
tatacara pembuangan, dan juga sekitar jam 7 dan jam 9 implementasi perda ini pekerjaan sehari-hari yaitu petugas
kami menyisir sampah di tengah maupun di tepi trotoar dan dibagi dalam beberapa tim yang pertama yaitu tim
hal ini terus dilakukan berulang, sehari ada 3 shift yaitu pemilahan dilokasi TPS, pengumpulan sampah dilokasi
shift pagi, siang dan malam, sekaligus melakukan TPS, kemudian pengambilan sampah ke tempat-tempat
pengawasan bagi masyarakat yang masih membang pemukiman sampah melalui bentor dan diantar ke TPS,
sampah di luar TPS”. kemudian di TPS dikumpulkan sampah-sampah dari
Pernyataan tersebut dipertegas oleh personil truk sampah, berbagai tempat kemudian kalau sudah penuh diangkut ke
Andra. TPA dengan menggunakan truk ambrol”
“Kami setiap hari bekerja mulai dari subuh sudah berjalan Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup
menyisir sampah yang ada di Kota Padang, dalam satu truk juga mengacu kepada Peraturan Daerah No 21 Tahun 2012,
kami beranggotakan dalam empat orang, ada yang sehingga masyarakat juga dirasa perlu untuk mentaati isi dari
bertugas membawa truk, ada yang bertugas dalam perda no 21 tahun 2012 pada pasal 48 mengenai peran
pengangkutan sampah dan juga penyapuan dalam masyarakat yaitu: menjaga kebersihan lingkungan, aktif dalam
kebersihan lingkungan Kota Padang” kegiatan pengelolaan sampah di Kota Padang dan memberikan
SOP yang mengatur pengangkatan sampah maupun SOP usul/saran dalam perumusan kebijakan dan strategi pengolahan
dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Aia dingin yang telah sampah. Dengan demikian Peraturan Daerah No 21 Tahun 2012
diberitahukan kepada petugas, selain itu DLH juga melakukan sebagai bentuk implementasi kebijakan pemerintah dalam
pengawasan setiap harinya kepada petugas yang melakukan menangani krisis sampah yang terjadi di Kota Padang, dan
pekerjaan di luar SOP yang telah ditetapkan. norma tertulis yang dibuat pemerintah ini akan sempurna
apabila seluruh lapisan lembaga dan masyarakat dapat
menjalankan dan mentaati peraturan yang ada di dalamnya.
Pola-Pola Hubungan yang Terjadi di Dalam Organisasi
Pola hubungan organisasi merupakan indikator yang akan
menentukan karakter agen pelaksana kebijakan. Pola hubungan
organisasi berhubungan erat dengan korelasi implementor
sebagai pelaksana kebijakan. Pola hubungan yang terjadi pada
implementasi kebijakan Peraturan Daerah Nomor 21 tahun 2012
dapat dilihat dari proses komunikasi dan arus informasi dalam
melaksanakan kebijakan. Pola hubungan tersebut disampaikan
oleh Mairizon.
“Dalam internal dinas lingkungan hidup Kota Padang kami
selalu menjaga komunikasi terhadap seluruh pegawai
Gambar 2. SOP Pengangkutan Sampah maupun petugas untuk saling bekerja sama. Karena bagi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup kami seluruh pegawai dan petugas Dinas lingkungan hidup
Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012 pasal adalah keluarga dan kami semua selalu bahu-membahu
23, 24, dan 25 tentang pengangkutan, pengolahan dan dalam menangani persoalan sampah yang ada di Kota
pemrosesan akhir. Seperti pengangkutan sudah dilakukan Padang”.
dengan SOP yang ada dan dilakukan pengawasan. Pengolahan Implementasi kebijakan ini sudah terjadi pola hubungan
dan pemrosesan akhir juga dilakukan oleh TPA Aia Dingin yang baik antara internal Dinas lingkungan Hidup dan juga
sesuai dengan SOP yang berlaku. hubungan yang baik dengan pemerintah Kota Padang.
Norma-norma Implementasi Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012 tidak hanya
Norma merupakan sekumpulan aturan ataupun peraturan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup saja, akan tetapi juga
yang ada dalam suatu organisasi, yang menghasilkan tindakan melibatkan bank sampah yang aktif dalam pemilihan sampah
dari para orang yang ada di dalamnya. Norma ini akan maupun pendaurulangan sampah dan juga masyarakat. Hal
mempengaruhi implementor dalam menerapkan kebijakan tersebut diperkuat oleh pengurus Bank Sampah Kuranji,
untuk mencapai tujuannya. Pemerintah Kota Padang memiliki Dewita.
aturan tentang pengelolaan sampah di Kota Padang yaitu “Karena kebijakan ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas
terdapat pada Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 21 Tahun Lingkungan Hidup, kami sebagai bank sampah membantu
2012 Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Perda tersebut Dinas lingkungan Hidup dalam komunikasi dan informasi
terdapat peraturan yang dapat memberikan manfaat secara kepada masyarakat serta kami selalu menjaga hubungan
ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta baik dengan dinas lingkungan hidup dan juga masyarakat
dapat mengubah prilaku masyakat. Hal tersebut sejalan seperti sebagai nasabah kami”
yang disampaikan Kabid Pengelolaan Sampah dan Kebersihan, Dalam Peraturan Walikota Nomor No.44 Tahun 2018
Sa’ad. tentang kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
6 Rheinaldo Resta Fadhilah https://doi.org/10.35308/xxxxx
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

pada bab III pasal 4 dipertegas bahwa perlunya penguatan kebijakan publik. Implementasi kebijakan dapat berjalan efektif
keterlibatan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan apabila implementor memiliki keinginan dan disposisi positif
edukasi. Menurut Van Meter dan Van Horn pola hubungan dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Implementor perlu
organisasi akan mempengaruhi kesepakatan terhadap tujuan- memilki disposisi yang baik dalam menjalankan kebijakan,
tujuan dan sasaran program sehingga akan mempengaruhi diantaranya yaitu; komitmen dan kejujuran. Dari uraian peneliti
pelaksanaan kebijakan (Winarmo, 2016). Berdasarkan jabarkan diatas implementor dari implementasi Peraturan
penjelasan dari wawancara diatas bahwasanya pola hubungan Daerah No.21 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah sudah
organisasi dalam menangani masalah sampah di Kota Padang, cukup baik, terbukti dari komitmen dan kejujuran dari
sudah di jalani dengan baik. Pola hubungan yang terjadi dapat impelemnetor dalam melaksanakan kebijakan tersebut setiap
dilihat dari komunikasi yang baik dari implementor dan pihak- harinya.
pihak yang terkait. Komunikasi Antar Organisasi dan Penguatan Aktivitas
Sikap/Kecenderungan (Disposisi) Pada Pelaksana Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari aktor pelaksana akan berkaitan erat dengan koordinasi. Koordinasi merupakan
sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidak mekanisme sekaligus syarat utama dalam menentukan
kinerjanya implementasi kebijakan. Hal ini dapat terjadi keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Hal ini dapat diartikan,
dikarenakan kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil bahwa semakin baik koordinasi dan komunikasi diantara pihak-
formula warga setempat yang mengenal bentuk persoalan dan pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi kebijakan,
permasalahan yang dirasakan. Tetapi implementasi kebijakan maka dapat diasumsikan bahwa kesalahan-kesalahan yang
yang akan diterapkan disini, berkaitan dengan kebijakan dari sangat kecil dapat terjadi, dan begitu juga dengan sebaliknya
atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil (Winarmo, 2016).
keputusannya tidak pernah mengetahui atau bahkan tidak Komunikasi
pernah menyentuh kebutuhan terkait implementasi kebijakan Komunikasi merupakan salah satu aspek yang penting
yang dilaksanakan (Winarmo, 2016). dalam proses implementasi kebijakan ataupun program.
Tingkat komitmen pelaksana kebijakan terhadap tujuan Komunikasi ialah penyampaian informasi dari suatu subjek
kebijakan. Komitmen dalam hal ini bermaksud keseriusan kepada suatu subjek. Komunikasi pada proses implementasi
dalam melaksanakan kebijakan tersebut sehingga kebijakan kebijakan pemerintah Kota Padang dalam penanganan krisis
tersebut bisa dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. sampah di Kota Padang dapat dilihat dari komunikasi vertikal
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekda Kota Padang, dan komunikasi secara horizontal. Van Meter Van Horn dikutip
Andrea H. Algamar. dari Winarmo menyatakan sebagai proses menyampaikan
“Kami sangat berkomitmen dalam penanganan sampah di informasi komunikator kepada komunikan. Komunikasi adalah
Kota Padang dalam kondisi apapun. Hujan badai pun kami salah satu dimensi paling penting untuk keberhasilan dalam
tetap melaksanakan tugas kami dalam penanganan sampah pencapaian tujuan satu unit kerja dalam mengimplementasikan
dan kebersihan Kota Padang” kebijakan pemerintah. Dalam konteks ini komunikasi berkenaan
Dinas lingkungan hidup yang selalu berkomitmen dalam dengan proses penyampaian informasi yang di dalamnya berisi
penanganan sampah dan kebersihan lingkungan di Kota Padang. pesan penting dari pengambil kebijakan kepada stakeholders.
Bentuk komitmen dari pemerintah sendiri mencoba setidaknya Komunikasi melalui sosialisasi kebijakan disampaikan oleh
dapat mengurangi sampah plastik yang ada di sekitar kantor Ketua Komisi 3 DPRD Kota Padang, Bobby Rustam.
pemerintahan. Dan lebih baik lagi apabila pemerintah juga “Persoalan sampah menjadi isu krusial di kota padang, dan
dapat menerapkan peraturan tersebut dalam lingkungan alhamdulillah saya sebagai selaku ketua komisi III sudah
masyarakat Kota Padang sehingga akan lebih efektif dalam mengkomunikasikan dan memberikan rekomendasi
menangani masalah sampah. mendorong untuk perusahaan-perusahaan di Kota Padang
Lebih lanjut, dalam Perda No 21 tahun 2012 pemerintah untuk membantu dengan cara memberikan CSR, salah satu
meminta masyarakat untuk dapat memberikan saran dalam contohnya PT. Pelindo yang sudah memberikan bantuan
menangani masalah sampah, dengan ini pemerintan perlu kontainer dan lain-lain”
merealisasikan saran yang telah di sampaikan oleh masyarakat Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mairizon.
dalam menangani masalah sampah sebagai bentuk kejujuran “Kami sudah menjalin kerjasama dengan PT. Semen
pemerintah dalam mendengarkan aspirasi masyarakat agar Padang bahwasanya sampah-sampah kering, baju tidak
terciptanya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Hal dipakai dan lain-lain bisa dijual ke semen padang karena
tersebut disampaikan oleh Mairizon. mereka membutuhkan itu untuk bahan bakar dalam
“Rencananya kami menambah beberapa TPS lagi karena pembakaran semen, selain dan juga ada bank sampah yang
ada beberapa kecamatan yang melaporkan bahwasanya akan menampung sampah yang masih bisa didaur ulang
masyarakat mengeluh tentang kurangnya TPS di daerah agar sampah tersebut tidak berakhir di TPA”.
mereka” Kemudian dipertegas oleh Rina Dewita.
Pemerintah mendengarkan saran yang disampaikan “Kami pun juga melakukan penyuluhan melalui masyarakat
masyarakat kepada kecamatannya masing-masing sehingga terkait pemilahan sampah. Sampah-sampah yang kami
pemerintan merealisasikan nya dengan menambah TPS agar terima hanya sampah-sampah yang bisa didaur ulang
masyarakat tidak membuang sampah sembarangan yang akan seperti botol-botol, kaca, minyak jelatah dan lain-lain.
berdampak pada pencemaran lingkungan. Menurut Van meter Kami juga menjual produk daur ulang seperti karya seni
Van Horn kecenderungan/disposisi/sikap pelaksanaan yang dibuat dari sampah dan juga masyarakat juga bisa
merupakan faktor penting lain dalam proses implementasi memberikan sampah ke pada kami seperti botol, kaca,
maupun karya seni dari sampah.”
7 https://doi.org/10.35308/xxxxx Rheinaldo Resta Fadhilah
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Terkait dalam komunikasi antar organisasi dinas lingkungan Berikut tabel 3. Jumlah Masyarakat di Kota Padang
hidup sudah menjalin komunikasi antar instansi untuk Berdasarkan Pendidikan.
membantu mewujudkan implementasi kebijakan. Hubungan ini Tabel 3. Jumlah Masyarakat di Kota Padang Berdasarkan
memilki kesinambungan dimana dinas lingkungan hidup dan Pendidikan
organisasi lain melakukan berbagai upaya agar penanganan No Pendidikan Jumlah
sampah dilakukan dengan maksimal. Dengan ini pemerintah .
Kota Padang sudah melakukan sosialisasi sebagai salah satu 1. SD/MI 95.503
bentuk kebijakan dalam mengangeni krisis sampah. Agar 2. SMP/MTs 45.126
kebijakan yang di sosialisasikan tersampaikan maknanya 3. SMA/SMK/MA 26.689
kepada pihak yang terlibat. Maka isi dari subtansi kebijakan 4. Perguruan Tinggi 158.496
harus benar-benar jelas, rinci dan dapat dipahami dengan Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat
mudah. Berdasarkan tabel 3, tampak bahwa berdasarkan data
Koordinasi penduduk di Kota Padang menurut pendidikan pada tahun 2020.
Koordinasi merupakan bentuk kegiatan kerjasama antara Masih banyak penduduk Kota Padang yang masih dalam masa
aktor terkait untuk melaksanakan implementasi kebijakan. pendidikan, setiap sekolah atau perguruan tinggi yang ada di
Implementasi kebijakan pemerintah Kota Padang dalam Kota Padang setidaknya memilki satu kantin yang banyak
penanganan krisis sampah di Kota Padang. Koordinasi dengan menghasilkan produk makanan dan minuman yang terbuat dari
beberapa aktor tentu diperlukan, hal tersebut disampaikan oleh plastik yang tentunya akan menghasilkan limbah plastik yang
Sa’ad. banyak setiap harinya. Dengan ini tempat pendidikan juga
“Setiap harinya kami mengkoordinasikan untuk menjadi salah satu tempat penghasil limbah plastik terbanyak di
mengirimkan laporan tugas per-TPS melalui foto dan Kota Padang, yang berdampak pada krisis sampah di Kota
laporan dan juga mengkoordinasikan kepada seluruh Padang.
kelurahan dan kecamatan untuk bertanggung jawab dalam Data tersebut mengindikasi bahwa sekolah dan perguruan
penanganan sampah didaerah masing-masing”. tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap krisis
Kemudian bentuk koordinasi juga disampaikan oleh Ahmad sampah di Kota Padang. Maka dari itu, Dinas Lingkungan
Ichlas. Hidup perlu melakukan sosialisasi kepada setiap sekolah dan
“Dalam penanganan sampah di Kota Padang kami perguruan tinggi yang ada di Kota Padang tentang perlunya
bekerjasama dengan berbagai dinas dalam penanganan mengurangi produk yang menghasilkan sampah plastik dan
sampah seperti dinas pariwisata serta bank sampah dalam beralih menggunakan produk yang dapat di daur ulang serta
pengolahan sampah, kelautan dll. Dan juga ramah lingkungan. Aris menjelaskan bagaimana harus ada
mengkoordinasikan kepada kelurahan dan kecamatan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
bahwa mereka turut bertanggung jawab dalam penanganan “Saya sebagai masyarakat sangat mendukung dari upaya
sampah didaerah masing-masing”. Pemerintah Kota Padang dalam menangani persoalan
Dinas lingkungan hidup selalu mengkoordinasikan kepada sampah, karena ini demi kebaikan bersama demi
seluruh petugas untuk mengirimkan laporan harian pada setiap terwujudnya lingkungan Kota Padang yang bersih, kalau
TPS, seta melakukan koordinasi kepada kelurahan dan bisa lebih dipertegas sanksi dari para oknum masyarakat
kecamatan yang ada di Kota Padang untuk bertanggang jawab yang membuang sampah tidak pada tempatnya.”
dalam menangani sampah di daerahnya masing-masing dan Kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah
perlu dilaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup agar dapat di sembarangan membuat petugas dinas lingkungan hidup menjadi
tindak lanjuti. Indikator komunikasi dan koordinasi yang kewalahan. Hal tersebut disampaikan oleh Sa’ad.
disampaikan Van Meter Van Horn sudah berjalan dengan baik. “Kami dinas lingkungan hidup sudah memfasilitasi sarana
Komunikasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik terbukti dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dari komunikasi yang dibangun sangat baik dengan pihak-pihak terkait permasalahan sampah, tetapi terkadang budaya
terkait dalam implementasi kebijakan serta koordinasi yang masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya
sudah terjalin dengan baik antara aktor-aktor yang terlibat membuat kami kewalahan dalam penanganan sampah”
dalam pelaksanaan implementasi peraturan daerah No.21 Tahun Kemudian pernyataan tersebut dipertegas oleh Mairizon.
2012 tentang pengelolaan sampah. “Dalam implementasi kebijakan ini kami sudah melakukan
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik semaksimal mungkin, mulai dari pemilahan, pengangkutan
Implementasi kebijakan dalam perspektif yang ditawarkan sampah yang ada di masyarakat sampai pada pemrosesan
oleh Van Meter dan Van Horn yakni sejauh mana lingkungan akhir yang ada di TPA itu sudah kami lakukan semaksimal
eksternal dapat mendorong keberhasilan kebijakan publik yang mungkin”
telah ditetapkan. Lingkungan eksternal yang dimaksud oleh Van Pemerintah Kota Padang juga memfasilitasi sarana dan
Meter dan Van horn yaitu kondisi lingkungan ekonomi, sosial, prasarana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dari
dan politik faktor tersebut mempunyai efek yang mendalam masyarakat. Namun yang menjadi kendala adalah perilaku
terhadap pencapaian badan-badan pelaksanaan (Winarmo, masyarakat yang masih buruk dalam membuang sampah
2016). sembarangan. ini dibuktikan dari hasil observasi peneliti sebagai
Kondisi Sosial berikut.
Kondisi sosial masyarakat Kota Padang dapat
diklasifikasikan pada beberapa kategori, diantaranya
pendidikan, kesehatan, agama dan masalah sosial lainnya.

8 Rheinaldo Resta Fadhilah https://doi.org/10.35308/xxxxx


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

“Terkait permasalahan sampah kami juga melakukan


penyuluhan kepada masyarakat terkait pemilahan sampah
dan juga mengedukasi masyarakat bahwa dari sampah kita
bisa menghasilkan uang. kami menerima sampah-sampah
yang bisa didaur ulang seperti botol-botol, kaca, minyak
Gambar 3. Kondisi Sampah di Kota Padang jelatah dan lain-lain. Kami juga menjual produk daur ulang
Sumber: Hasil Observasi Peneliti seperti karya seni yang dibuat dari sampah dan juga
Berdasarkan gambar 3 terlihat bahwa masyarakat masih masyarakat juga bisa memberikan sampah ke pada kami
cenderung membuang sampah sembarangan, seperti di tepi seperti botol, kaca, maupun karya seni dari sampah”
jalan, maupun di tengah taman pembatas jalan. Perilaku ini Implementasi Peraturan Daerah No. 21 tahun 2012 tentang
disebabkan karena kontainer sampah jauh dari rumah penduduk pengelolaan sampah membantu dalam menambah lapangan
dan juga kalau membuang ke kontainer sampah itu memiliki pekerjaan dan sedikit mengurangi kemiskinan. Kerjasama yang
bau yang menyengat. Terkadang kontainer sampah tidak dibangun oleh dinas lingkungan hidup dan usaha yang
mencukupi volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. dilakukan oleh bank sampah mampu membantu masyarakat
maka masyarakat lebih memilih membuang sampah dan di tepi dalam perekonomian. Van Metter Van Horn dalam
jalan karena lebih praktis. Pada Peraturan Daerah No. 21 Tahun mengidentifikasi kondisi-kondisi lingkungan dalam proses
2012 tentang pengelolaan sampah pasal 21 dijelaskan bahwa implementasi kebijakan. Dari pemaparan peneliti diatas
pemilahan sampah dilakukan melakukan kegiatan bahwasanya dengan adanya Perda No 21 Tahun 2012 ini
pengelompokan sampah menjadi lima jenis sampah yang terdiri membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
dari sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, Terbukti dari kerjasama yang dijalin Dinas Lingkungan Hidup
sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat digunakan dan pihak yang terlibat dalam menjadikan sampah menjadi nilai
kembali, sampah yang dapat daur ulang, dan sampah lainnya. ekonomis.
Akan tetapi masyarakat masih sering membuang sampah tanpa Kondisi Politik
dipilah terlebih dahulu sehingga banyak sampah yang tidak Kondisi politik ini akan memiliki cukup pengaruh dalam
terpilah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir tanpa ada tindak pelaksanaan implementasi suatu kebijakan. Perubahan politik
lanjut yang dilakukan. yang mengakibatkan pergantian pemerintah dapat mengubah
Kondisi sosial merupakan salah satu kondisi lingkungan orientasi atau pendekatan dalam implementasi, bahkan
yang menjadi fokus Van Metter Van Horn dalam melihat perubahan tersebut dapat mengubah kebijakan yang telah di
kondisi-kondisi lingkungan dalam proses implementasi buat. Dalam politik terdapat beberapa sub faktor yang
kebijakan. Dari pemaparan peneliti, dapat dilihat dari aspek diantaranya yaitu pengelolaan informasi, kelancaran proses
sosial bahwasanya masih banyak masyarakat yang kurang sadar transmisi dari pengirim kepada penerima, kesesuaian informasi
dalam menjaga kebersihan lingkungan, terbukti dari kebiasaan yang disampaikan pengurus dalam pelaksanaan, jumlah aparatur
masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. pelaksana yang sesuai bidangnya, partisipasi masyarakat dan
Kondisi Ekonomi juga sumber-sumber ekonomi lingkungan organisasi. Peranan
Kondisi ekonomi dapat kita lihat dari bagaimana politik disampaikan langsung oleh Bobby Rustam.
perkembangan ekonomi ataupun bagaimana ekonomi dari “Sebagai bentuk dukungan dalam penanganan sampah,
masyarakat di lingkup dari implementasi kebijakan tersebut rata-rata anggota DPRD Kota Padang memberikan
dilaksanakan. Kondisi ekonomi dari masyarakat nantinya akan pokirnya di DLH itu, memberikan berupa bantuan
mempengaruhi implementasi kebijakan akan berjalan dengan kontainer, becak sampah, dan lain-lain. Dan kami juga
baik atau tidak. Implementasi kebijakan pemerintah Kota memperjuangkan kesejahteraan dari petugas sampah agar
Padang dalam penanganan krisis sampah di Kota Padang. kebijakan ini berjalan maksimal”.
Tabel 4. Data Penduduk Miskin di Kota Padang Penanganan sampah mendapatkan dukungan penuh dari
No Tahun Jumlah Penduduk DPRD Kota Padang. Artinya disini peran elit politik membantu
. Miskin dinas lingkungan hidup dalam mengimplementasikan Peraturan
1. 2019 42,44 Daerah No 21 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. Van
2. 2020 43,17 Meter Van Horn mengatakan bahwa lingkungan politik itu
3. 2021 48,44 terdiri dari peran elit politik untuk memperlancar pelaksanaan
Sumber: BPS.go.id dari implementasi kebijakan. Dari penjabaran yang peneliti
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diketahui temukan bahwasanya pada implementasi Peraturan Daerah
bahwasanya Kota Padang menjadi kota dengan jumlah No.21 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah sudah
penduduk miskin paling banyak di Sumatera Barat. Kondisi mendapatkan dukungan dan perhatian dari elit politik. Hal ini
ekonomi sebagai salah satu kondisi yang menjadi fokus Van dibuktikan dari bentuk dukungan dari DPRD Kota Padang
Metter dan Van Horn dalam mengidentifikasi kondisi-kondisi dalam memberikan bantuan agar kebijakan ini berjalan dengan
lingkungan pada implementasi kebijakan. Kondisi ekonomi maksimal.
tersebut perhubungan dengan mengurangi angka kemiskinan. Kinerja Kebijakan
Kota Padang sebagai salah satu kota besar tentu selalu berusaha Kinerja kebijakan ialah akibat dari hubungan-hubungan
dalam meningkatkan perekonomian daerah dan mengurangi serta korelasi yang disebabkan oleh 6 variabel yang ada, yakni
angka kemiskinan. Penyuluhan mengenai pemilahan sampah standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar
telah disampaikan oleh Rina Dewita. organisasi, karakteristik agen pelaksana, sikap para implementor
serta lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Kinerja kebijakan
merupakan penilaian dari standar dan sasaran kebijakan yang
9 https://doi.org/10.35308/xxxxx Rheinaldo Resta Fadhilah
JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

telah ditetapkan dari awal menurut Van Meter dan Van Horn REFERENSI
(Winarmo, 2016). Kinerja kebijakan memiliki hubungan Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Alfabeta.
langsung pada 3 variabel yakni disposisi implementor, CNBC.Indonesia. (2022). Catat! Hingga Juli Limbah B3 Medis
lingkungan ekonomi, sosial dan politik serta karakteristik- Covid Tembus 18 Ribu Ton.
karakteristik aktor. Sedangkan standar dan tujuan kebijakan https://www.cnbcindonesia.com/news/20210819161021-
4-269687/catat-hingga-juli-limbah-b3-medis-covid-
merupakan sebuah landasan dalam berhubungan dengan
tembus-18-ribu-ton
implementor kebijakan di organisasi. Kecenderungan para Djam’anSatori. (2013). No Metodologi Penelitian Kualitatif.
implementor akan dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya Alfabeta.
dalam melaksanakan kebijakan ataupun program. Sumber daya Kahfi, A. (2017). Tinjauan terhadap Pengelolaan Sampah.
berhubungan dengan lingkungan ekonomi, politik, sosial. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah
Lingkungan ekonomi, politik dan sosial juga berpengaruh pada Dan Hukum, 4(1), 12–25.
kecenderungan-kecenderungan para pelaksana. Kriya, I., & Firmansyah, S. (2022). Ironi Sampah Makanan di
Indonesia: Sesendok Nasi Dibuang Segunung Sampah
Variabel standar dan sasaran kebijakan pada penelitian kali
Dituai. Projek Multatuli.
ini mengacu pada Perda no 21 tahun 2012 tentang pengelolaan https://projectmultatuli.org/sesendok-demi-sesendok-
sampah. Pada perda ini sudah berhasil untuk merumuskan aspek lama-lama-menjadi-gunungan-sampah-makanan
kejelasan serta keadilan bagi masyarakat. Dalam Langgam.id. (2022). Hasil Riset: Kota Padang Krisis
pelaksanaannya pemerintah sudah cukup baik dalam merespon Pengelolaan Sampah. https://langgam.id/hasil-riset-kota-
pelaksanaan dalam penanganan sampah hanya saja, hal ini tentu padang-krisis-pengelolaan-sampah
berhubungan dengan variabel sumber daya yang ada terkhusus Lingkungan.Hidup. (2017). Masalah Sampah Plastik di
Indonesia dan Dunia,. www.lingkunganhidup.co
pada sumber daya manusia yang masih kurang dari segi THL. Lexy, J. M. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Lalu, dari segi sumber daya non manusia, seperti penyediaan Remaja Rosdakarya
sarana prasarana mulai dari kendaraan pengangkutan hingga Lexy, J. M. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
penyediaan tempah sampah serta TPS yang kurang mencukupi Remaja Rosdakarya.
keseluruhan Kota Padang untuk berjalannya implementasi ini Lucky Pratama Siregar. (2020). Implementasi Kebijakan
menjadi kurang optimal. Pengelolaan Sampah di Kota Palembang. Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Variabel lingkungan dari sosial masyarakat, ekonomi serta
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
politik, juga tentu mempengaruhi terhadap berjalannya Palembang
implementasi Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012 tentang Mutaqin, A. Z. (2018). Pengelolaan Sampah Organik Rumah
pengelolaan sampah, hal ini berkaitan dengan sumber daya Tangga dalam Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
khususnya sumber daya non manusia karena jumlah saran di Desa Bumiwangi Kecamatan Cipatay Kabupaten
prasarana yang belum melingkupi tempat yang ada di Kota Bandung. Jurnal GEOAREA, 1(1), 32–36.
Padang, akhirnya terkadang masyarakat lebih memilih untuk Maulidya Agustin Sudrajat. (2017). Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan
membuang sampah sembarangan, hal ini dikarenakan tempat
Kebersihan di Kota Manado. Jurnal Eksklusif 1 (1)
sampah yang jauh, atau kurang ketersediaan TPS untuk Misbahul, A. (2019). Kebijakan Pemerintah Kabupaten
masyarakat membuang sampah. Banyuwangi Terhadap Pengelolaan Sampah di Desa.
KESIMPULAN Jurnal Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Padang Universitas Muhammadiyah.
Dalam Penanganan Krisis Sampah Di Kota Padang Berdasarkan Mulasari, & Muhajir, D. &. (2014). Kebijakan Pemerintah
dalam Pengelolaan Sampah Domestik. Jurnal
hasil temuan yang peneliti temukan maka, dapat disimpulkan
Kesehatan Masyarakat Nasional 8 (8).
bahwasanya Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Padang Nugroho. (2003). Kebijakan Publik Formulasi Implementasi
Dalam Penanganan Krisis Sampah Di Kota Padang sudah dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
terimplementasikan, namun belum optimal, dikarenakan ada Partnership, I. N. P. A. (2020). Indonesia National Plastic
beberapa hal yang menjadi hambatan dalam proses Action Partnership. In Indonesia National Plastic Action
implementasinya. Masih adanya kendala dalam hal sumber daya Partnership.
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 21. (2012). Peraturan
manusia dan non manusia, dari segi sumberdaya manusia
Daerah Kota Padang Nomor 21 Tahun 2012 tentang
jumlah dari tenaga teknis ataupun tenaga harian lepas. Lalu dari Pengelolaan Sampah Pasal 21-25.
segi dimensi sumberdaya non-manusia masih terkendala dari Rahman, M. (2018). Faktor Penyebab dan Dampak Serta
sarana prasarana dalam melakukan implementasi, seperti mobil Kebijakannya Terhadap Permasalahan Pencemaran
pengangkut, bak tempat sampah, dan jumlah TPS (tempat Sampah. Jurnal Program Studi Pendidikan IPS Fakultas
pembuangan sementara) yang belum mencukupi. Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Kendala selanjutnya adalah masih kurangnya kesadaran Mangkurat, 1–18.
Republika.co.id. (2018). Mengurai Permasalahan di Kota
masyarakat akan kesadaran dari masyarakat masih kurang baik
Padang.
dalam hal kesadaran lingkungan, masih banyak masyarakat https://www.republika.co.id/berita/p3m0jk382/mengurai-
yang masih belum membuang sampah pada tempatnya. Lalu permasalahan-sampah-di-kota-padang
masyarakat juga masih belum melakukan pemilahan dalam Sayuti, S. (2017). Permasalahan Sampah dan Solusinya. Staf
pembuangan sampah yang ada padahal pemilahan sampah Pada Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
sudah diatur secara rinci dalam Peraturan Daerah No. 21 Tahun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi.
2012 pasal 21 tentang pemilahan dan diperkuat dengan SIPSN. (2022). Timbulan Sampah Provinsi Sumatera Barat.
https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan
Peraturan Walikota No. 109 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Tempo.co. (2022). Timbulan Sampah di Kota Padang tidak
Pelaksanaannya. terkelola mencapai 62,8 ton.

10 Rheinaldo Resta Fadhilah https://doi.org/10.35308/xxxxx


JOURNAL OF SOCIAL AND POLICY ISSUE - VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

https://sampahlaut.id/2021/09/22/sampah-di-kota-
padang/
Tribunnews.com. (2022). Krisis Sampah di Indonesia, Seberapa
Penting Pemakaian Kemasan Guna Ulang.
https://bsn.go.id/main/berita/detail/12211/krisis-sampah-
di-indonesia-seberapa-penting-pemakaian-kemasan-
guna-ulang
TribunPadang.com. (2022). DLH: Produksi Sampah di Kota
Padang Sekitar 640 Ton Perhari, diteruskan ke TPA jadi
500 ton. https://padang.tribunnews.com/2022/07/14/dlh-
produksi-sampah-di-kota-padang-sekitar-640-ton-
perhari-diteruskan-ke-tpa-jadi-500-ton
Voi.id. (2022). Padang Hasilkan 640 Ton Sampah per Hari
tidak diangkut ke TPA Air Dingin.
https://voi.id/berita/190257/padang-hasilkan-640-ton-
sampah-per-hari-140-ton-tidak-diangkut-ke-tpa-air-
dingin
Winarmo, B. (2016). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media
Pressindo.

11 https://doi.org/10.35308/xxxxx Rheinaldo Resta Fadhilah

Anda mungkin juga menyukai