Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN DAN HUKUM LINGKUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA JAKARTA


BERDASARKAN UU NOMOR 18 TAHUN 2008

KELOMPOK 4 / A1

1. Evelina Pane J0413221029


2. Nafisah Zahra Putri Hidayat J0413221081
3. Muhammad Fabian Alagnar J0413221125
4. Dwi Eriyanto J0413221143
5. Rafa Nadya Zahra J0413221165

Dosen :
Beata Ratnawati, S.T., M.Si
Ir. Nurul Jannah, M.M., P.Hd
Prof. Dr. Ir. Sukandi Sukartaadmadja, M.Sc
Asisten Dosen :
Petri Krisdiana, A.Md
Grace Margareta Br. Perangin-Angin, A.Md

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

PENDAHULUAN

Sampah adalah material sisa dari aktivitas manusia yang tidak memiliki
keterpakaian, karenanya harus dikelola. Tanpa pengelolaan secara baik dan benar,
sampah dapat menimbulkan kerugian karena akan menyebabkan banjir,
meningkatnya pemanasan iklim, menimbulkan bau busuk, mengganggu
keindahan, memperburuk sanitasi lingkungan dan ancaman meningkatnya
berbagai macam penyakit.

Pertumbuhan penduduk DKI yang meningkat 1.49 % per tahun pada tahun
2011, dan perilaku hidup modern juga meningkatkan volume sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat DKI. Menurut data Dinas Kebersihan Jakarta Timur
pada tahun 2012 setiap orang di DKI menghasilkan 0.741 Kg perhari (Suku Dinas
Kebersihan Jakarta Timur, 2013) Timbunan sampah di Jakarta Timur berasal dari
10 kecamatan, diantaranya masih terdapat sampah yang tidak terangkat setiap hari
dari 7 kecamatan yaitu: (Kecamatan Matraman 16.76 Ton/hr, Jatinegara 14.53
Ton/hr, Pasar Rebo 59.06 Ton/hr, Cakung 207.7 Ton/hr, Duren Sawit 137.98
Ton/hr, Ciracas 31.46 Ton/hr, Cipayung 77.27 Ton/hr) (Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Timur, 2011). Sampah yang menumpuk jika dikelola akan menjadi
berkah, sebaliknya jika tidak dikelola dapat menimbulkan masalah.

Komposisi sampah anorganik di DKI Jakarta mencapai 33%. Jika dipilah


sejak awal, maka volume sampah anorganik yang komposisinya mencapai 33%
ini dapat diambil langsung dari sumbernya (yaitu rumah tangga) oleh penggiat
daur ulang. Sistem pengelolaan sampah melalui pemilahan juga tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Pada pasal 17 (1)
disebutkan bahwa pemilahan dilakukan oleh setiap orang pada sumbernya.
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

TUJUAN

1. Mengukur partisipasi warga dalam memilah sampah

2. Menganalisis persepsi dan faktorfaktor yang mempengaruhi pemilah sampah

3. Membuat design sistem pengelolaan sampah anorganik untuk meningkatkan


partisipasi masyarakat dalam memilah sampah melalui faktor pengendali.
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

PEMBAHASAN

A. UU nomor 18 tahun 2008


Sesuai dengan arahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah,pengelolaan sampah kota mencakup upaya pengurangan sampah dan penanganan
sampah sejak dari sumber timbulannya.

B. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan persampahan di negara industri sering didefinisikan sebagai
kontrol terhadap timbulan sampah, mulai dari pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, proses, dan pembuangan akhir sampah, dengan
prinsip-prinsip terbaik untuk kesehatan, ekonomi, keteknikan/engineering,
konservasi, estetika, lingkungan, dan juga terhadap sikap masyarakat.
Keberhasilan pengelolaan, bukan hanya tergantung aspek teknis semata,
tetapi mencakup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengatur sistem
agar dapat berfungsi, bagaimana lembaga atau organisasi yang sebaiknya
mengelola, bagaimana membiayai sistem tersebut dan yang tak kalah
pentingnya adalah bagaimana melibatkan masyarakat penghasil sampah dalam
aktivitas penanganan sampah. Untuk menjalankan sistem tersebut, harus
melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti perencanaan kota, geografi,
ekonomi, kesehatan masyarakat, sosiologi, demografi, komunikasi,
konservasi, dan ilmu bahan.
Sebelum UU Nomor 18 tahun 2008 dikeluarkan, kebijakan pengelolaan
sampah perkotaan (yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum) di
Indonesia memposisikan bahwa pengelolaan sampah perkotaan merupakan
sebuah sistem yang terdiri dari 5 komponen sub sistem, yaitu:
• Peraturan / hukum
• Kelembagaan dan organisasi
• Teknik operasional
• Pembiayaan
• Peran serta masyarakat.
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

C. Kota yang Sudah Menerapkan Pengelolaan Sampah Sesuai dengan


UU nomor 18 tahun 2008

Penanganan dan pengelolaan sampah untuk Kota Jakarta ini bersifat


penting, karena merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan masyarakat
dengan pemerintah sebagai penyedia layanannya serta didukung dengan
adanya gerakan kesadaran masyarakat. Apabila tidak adanya
pengelolaan yang baik terhadap sampah akan berdampak besar, seperti
adanya penumpukan sampah yang tidak dapat dikendalikan sehingga hal ini
pula akan berdampak pada masalah-masalah yang ada di lingkungan, seperti
kualitas keindahan kota menurun, bau menyengat yang timbul dari adanya
pembusukan sampah, kesehatan masyarakat dapat terganggu akibat udara
tercemar sebagai dampak dari pembakaran sampah.

Berikut tempat atau wadah untuk mengelola sampah:

1.Bank Sampah Unit (BSU) yakni bank sampah yang berlokasi di tingkat
masyarakat (RT/RW), sekolah/fasilitas pendidikan dan dunia usaha.Jumlah bank
sampah unit (BSU) di Jakarta sebanyak 1.046 pada 2020.
Tugas dan fungsi Bank Sampah Unit (BSU) antara lain:

 Menerapkan prinsip 3R;menimbang dan mencatat setiap transaksi nasabah


 Menginformasikan harga sampah ke nasabah / masyarakat
 Menyetorkan sampah dari nasabah dan/atau masyarakat ke BSI
 Mengajak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan BSU
 Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan BSI
 Melaporkan data pengelolaan sampahnya ke BSI dan Dinas Lingkungan
Hidup
2. Bank Sampah Induk (BSI) adalah bank sampah yang dibentuk di setiap kota
dan kabupaten administrasi yang berfungsi untuk menampung sampah yang sudah
terpilah dari BSU dan menyalurkannya ke industri daur ulang dan/atau
pemanfaatan lain.
Tugas dan fungsi Bank Sampah Induk (BSI) antara lain:

 Melaksanakan pembelian sampah anorganik yang sudah terpilah dari BSU


 Melaksanakan penjemputan sampah BSU
 Mendorong perkembangan BSU menjadi lebih cepat melalui pembinaan
teknis dan pendampingan
 Mengembangkan pelaksanaan transaksi berbasis online
 Mencatat dan melaporkan jumlah sampah yang terkelola dan residunya ke
dalam log book
 Menjadi sentra edukasi dan sosialisasi pengelolaan sampah
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

 Menjadi sentra bisnis yang dapat membantu meningkatkan nilai ekonomis


pada masyarakat serta melakukan kerjasama dengan industri daur ulang
dan/atau pemanfaat lain.
3. Komposting
Di area TPST Bantar Gebang kami mempunyai Instalasi Komposting yang disana
kami memproses sampah menjadi Kompos. Bahan kompos yang telah di
fermentasikan lalu dimasukan ke mesin BIG SCREENER (penyaringan
awal).Proses ini bertujuan untuk menyaring sampah organik dan organik yang
mungkin saja masih ada, setelah melalui proses tersebut bahan kompos memasuki
tahap untuk penggilingan/menghaluskan dalam mesin CRUSSER untuk
menjadikan Kompos Powder, dan dalam per hari mampu menghasilkan 30 ton
kompos. Setelah semua proses di lakukan maka bahan yang telah jadi itu siap dan
bisa langsung di packing.
4. Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.
Pengolahan sampah tersebut melalui perubahan bentuk, komposisi, dan volume
sampah dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah tepat guna dan ramah
lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, finansial, dan sosial.
5. Biokonversi Black Solier Fly (BSF)/ Moggot
Solusi teknologis terdiri dari memberikan biowaste hasil pemilahan sampah ke
larva BSF yang didapat dari pembiakkan di nursery. Larva tumbuh dari sampah
dan mengurangi berat sampah. Di akhir proses, larva dipanen dan jika diperlukan
dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya menjadi produk yang cocok untuk pakan
hewan ternak. Residu sampah dapat juga diproses lebih lanjut dan memiliki
potensi jual untuk digunakan sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki
kesehatan tanah dengan karakter seperti pupuk.
Pemprov DKI Jakarta menyebut, bank sampah dan budidaya maggot terbukti
mampu mengurangi volume sampah. bank sampah dan budidaya maggot (larva
lalat Black Soldier Fly) yang selama ini juga digencarkan oleh Pemprov DKI
Jakarta, terbukti mampu mengurangi volume sampah Ibu Kota.Jumlah bank
sampah di Jakarta saat ini ada sebanyak 3.015 unit. Untuk jumlah sampah yang
terkelola di bank sampah, rata-rata selama tujuh bulan di tahun 2021, mencapai
654.430,76 kg per bulan, budidaya maggot dilakukan sebagai solusi mengurangi
sampah organik. Satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2-5 kilogram sampah
organik per hari. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI telah membangun 226
unit Biokonversi Maggot dengan kemampuan mereduksi sampah organik
mencapai 69.532,91 kg per bulan.Maggot yang sudah menjadi prepupa atau
bangkai juga dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kaya protein.
Kepompongnya pun dapat digunakan sebagai pupuk, sehingga tidak menimbulkan
sampah baru. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta terus mengajak
masyarakat di tingkat RT dan RW dapat mempraktikkan metode pengelolaan
sampah ini di lingkungan rumah.
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

6. Platform Kolaborasi Sosial Berskala Besar Persampahan


Melalui platform ini, Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi kepada seluruh
stakeholder untuk membantu Pengelola Sampah di RW atau Bank Sampah. Setiap
warga dan pelaku usaha dapat berpartisipasi aktif melalui platform KSSB ini.
Terdapat laporan realtime tentang kondisi sampah di DKI Jakarta.
7. Program Kaktus
Pengelolaan sampah organik melalui digitalisasi memungkinkan masyarakat
terlibat aktif untuk memilah sampah organik dan non organik di rumah.
Selanjutnya, melalui aplikasi Kaktus ini, masyarakat dapat memanggil petugas
untuk menjemput sampah terpilah.
Contoh kasus 1
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merumuskan tiga Kegiatan
Strategis Daerah (KSD) untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah, baik
secara jangka pendek, menengah, dan panjang. Adapun tiga KSD tersebut adalah
Pengurangan Sampah di Sumber, Optimalisasi TPST Bantargebang, dan
Pembangunan Intermediate Treatment Facility.Dalam KSD ini pengurangan
sampah di sumbernya dijalankan elalui kegiatan Sampah Tanggungjawab
Bersama (Samtama) melalui Rukun Warga (RW) percontohan. Pada tahap awal,
sebanyak 22 RW menjadi pelopor program ini. Nantinya, gerakan ini akan
direplikasi ke seluruh RW se-Jakarta. Sosialisasi, pembinaaan, pendampingan,
dan fasilitas untuk membuat warga Jakarta semakin masif dalam mengurangi
sampah merupakan outcome KSD Pengurangan Sampah.Untuk optimalisasi TPST
Bantargebang Pemprov DKI bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa) yang sekarang sudah beroperasi. Pengolahan sampah dengan teknologi
termal ini menggunakan sampah lama dari landfill (landfill mining) untuk
dijadikan bahan bakar alternatif (Refused Derived Fuel) indusri semen. Bahan
bakar alternatif dari sampah ini setara dengan nilai kalor batubara muda.
Contoh kasus 2
Pemerintah Kota Jakarta Utara kian menggencarkan sosialisasi
pengurangan sampah di sumbernya. Salah satu kuncinya dengan menerapan
konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) yang dimulai dari diri sendiri. Kunci ini
diyakini menjadi solusi ampuh mengurangi pengiriman 7.600 ton volume sampah
per hari ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi,
Jawa Barat.Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad
Hariyadi mengatakan, warga Jakarta Utara harus 'move on' dari gaya hidup
konvensional ke gaya hidup milenial yang menerapkan konsep 3R dalam
kegidupan sehari-hari.
Dimulai dari Reduse, yaitu mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa
merusak lingkungan seperti memilih produk kemasan yang dapat didaur ulang,
mengindari pemakaian dan membeli produk yang menghasilkan sampah, dan
mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.Lalu Reuse yang berarti
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

menggunakan wadah berulang, seperti penggunaan tumbler, stainlees steel, dan


membawa selalu kantong ramah lingkungan saat berbelanja.
Yang tak kalah penting Recycle. Masyarakat harus mampu memilah jenis sampah
dan mendaur ulangnya. Ada dua jenis sampah yang mudah dipilah di sumbernya
yakni sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat di daur ulang
menjadi pupuk kompos yang berguna bagi kelangsungan hidup tanaman.
Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang yang hasilnya berpeluang
menambah pundi-pundi penghasilan melalui bank sampah.

Penerapan pengelolaan sampah sesuai dengan UU Nomor 18 tahun 2008:

 Pasal 6
Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah dalam keterkaitannya dengan
pengelolaan sampah.

 Bagian Ketiga pasal 8


Wewenang Pemerintah provinsi dalam pengelolaan sampah.

 BAB VI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH


Bagian 1 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga danSampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

 Pasal 19
Paragraf Kesatu Pengurangan Sampah.

 Pasal 20
Paragraf Kedua Penanganan Sampah.
Kebijakan dan Hukum Lingkungan
Teknik dan Manajemen Lingkungan
2022

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 2021.Paket Bantuan Pengelolaan
Sampah.KSBB Persampahan. https://ksbbpersampahan.com/paket bantuan
pengelolaan-bank-sampah.
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 2021.Intermediate Treatment
Facility.Unit Pengelolaan Sampah Terpadu DLH Provinsi DKI Jakarta.
https://upstdlh.id/itf/index.
Kominfotik JU. 2020.3R Dimulai dari Diri Sendiri, Wajah Baru Pengelolahan
Sampah DKI. Utara.Jakarta. go.id. https://utara.jakarta.go.id/3R-Dimulai-
dari-Diri-Sendiri-Kunci-Sukses-Pengurangan-Sampah-di-Jakarta-Utara.
Mohammad Jaenudin.2020.RW 01 CilitanKramat Jati,Jadi Tempat Pertama Pene
Penerapan Pembinaan Pola PLASMA Biokonversi Maggot.DLH DKI
Jakarta.https://www.atmago.com/berita-warga/rw-01-cililitan-kramat-jati-
jadi-tempat-pertama-penerapan-pembinaan-pola-plasma-biokonversi-
maggot _5dae8873-e520-4e0d-b4c9-5380b1eb830f.
Sri Anastasia Yudistirani, Lailan Syaufina, Sri Mulatsih. 2015.Desain Sistem
Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berdasarkan Persepsi ibu-
ibu Rumah Tangga.Jurnal Konversi Indexed. https
://jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi/article/view/894/818.

Anda mungkin juga menyukai