Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

Perencanaan Pengembangan Pengelolaan persampahan Konsep 3R dan ITF


(Intermediate Treatment Facilities) Kota-Kota di Kabupaten Bengkalis

1.1.

LATAR BELAKANG

Sampah merupakan konsekuensi logis dari aktifitas manusia. Kesadaran akan


pengelolaan lingkungan termasuk sampah erat kaitannya dengan pola hidup
masyarakat. Oleh karena itu perlu ada pihak-pihak yang concern dalam
penyadaran masyarakat untuk mengubah pola hidup masyarakat yang sebelumnya
kurang peduli terhadap lingkungan menjadi masyarakat yang peduli lingkungan.
Selain itu, sinergisasi antara perencanaan pengembangan wilayah, peran
pelayanan pemerintah dan partisipasi masyarakat juga menjadi faktor penentu
kesuksesan dari pengelolaan sampah di suatu kawasan atau wilayah.
Keberhasilan pembangunan dan pengembangan wilayah kota yang dilakukan
telah membawa pengaruh meningkatnya penduduk dalam jumlah yang signifikan,
sehingga berimbas pada volume sampah yang dihasilkan. Karena produksi
sampah berhubungan secara linier dengan pertambahan jumlah penduduk. Era
reformasi dan Otonomi Daerah telah mendorong pertumbuhan pembangunan dan
pertumbuhan penduduk yang signifikan di Kabupaten Bengkalis. KOndisi tersebut
saja akan terus meningkatkan kuantitas sampah yang ada di dunia, tidak terkecuali
dengan salah satu Kota Satelit di Provinsi Riau, yakni Kabupaten Bengkalis.
Sesuai dengan standar kota sedang, tingkat timbulan sampah menurut Ditjend
Cipta Karya (http//ciptakarya.pu.go.id) sebanyak 3,00 liter/orang/hari. Hasil
penelitian KLH pada 194 kabupaten dan Kota di Indonesia rata-rata setiap orang
menghasilkan 0,8 kg/orang/hari. Dengan mengkonversikan angka tersebut,
Kabupaten Bengkalis dengan jumlah penduduk 690.366 jiwa, maka setiap hari
diperkirakan akan menghasilkan sampah 552,292 kg/hari timbulan sampah.
Jumlah sampah ini masih akan lebih besar bila ditambah fengan sampah industri
dan aktivitas lainnya di luar lingkungan rumah tangga.
Perencanaan Pengembangan Pengelolaan persampahan Konsep 3R dan ITF
(Intermediate Treatment Facilities) Kota-Kota di Kabupaten Bengkalis
Page 1

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh pemerhati lingkungan Jakarta


Green Community Tahun 2011, sumber penghasil sampah terbesar justru berasal
dari rumah tangga yakni sejumlah 63 persen, kemudian disusul sampah pasar
sebesar 13 persen, pertokoan dan perkantoran, sampah jalan serta sampah lainnya
masing-masing 7 persen, sedangkan sampah atau limbah yang berasal dari industri
hanya berkisar 5 persen saja.
Jumlah sampah di tingkat rumah tangga yang cukup besar, setelah diolah kembali
susunan sampah yang ada, ternyata 70 persen sampah tersebut merupakan sampah
organic dan hanya 30 persen saja sampah non-organik. Sampah organic atau biasa
disebut dengan sampah basah adalah sampah yang dapat diolah kembali menjadi
kompos dalam waktu yang relatif singkat. Sampah organic ini dapat berupa daundaunan, sisa sayuran dan makanan dan buah-buah. Selain itu, sampah non-organik
atau biasa disebut dengan sampah kering merupakan sampah yang sulit diurai,
dimana memerlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa diurai
kembali. Sampah non-organik ini terdiri dari pecahan kaca, plastic, kertas, kaleng,
besi dan lainnya.
Pada sisi lain, hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Bengkalis masih belum
sepenuhnya mampu mengelola seluruh sampah yang ada. Kendala pengelolaan
sampah lainnya yang juga sering ditemui adalah mulai menurunnya daya dukung
lingkungan TPA karena tidak seimbangnya ketersediaan lahan dengan
pertumbuhan volume sampah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, menuntut pemerintah dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk segera memberikan solusi konstruktif
terhadap pengelolaan sampah. Solusi yang diberikan tidak hanya sekedar
memberikan solusi namun dengan menumpahkan permasalahan di tempat lain,
namun solusi yang menjawab semua permasalahan mulai dari sistem pengelolaan
sampah yang terintegrasi, ketercocokan antara solusi dengan kesiapan masyarakat
dan pemerintah itu sendiri, manfaat terhadap lingkungan yang didapat, sampai
dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah
Dalam kaitan tersebut Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pasar
Kebersihan dan Pertamanan melaksanakan pekerjaan konsultansi perencanaan
Perencanaan Pengembangan Pengelolaan persampahan Konsep 3R dan ITF
(Intermediate Treatment Facilities) Kota-Kota di Kabupaten Bengkalis
Page 2

pengembangan pengelolaan persampahan konsep 3R dan ITF (Intermediate


Tretament Facilities) kota kota Kabupaten Bengkalis yang mengalami
pertumbuhan cukup pesat, yaitu: Bengkalis Kota sebagai ibukota kabupaten,
Sungai Pakning sebagai ibukota Kecamatan Bukit Batu, dan Duri sebagai ibukota
Kecamatan Mandau.
Meminimalisasi
dilaksanakan

sampah
untuk

merupakan

meringankan

sebuah

langkah

bijak

beban

permasalahan

yang

dapat

persampahan.

Meminimalisasi sampah dapat dilakukan dengan 3R yaitu reduce, reused, dan


recycle. Program 3R ini merupakan sebuah program yang memiliki manfaat
ganda; pada satu sisi untuk mengurangi volume sampah, pada sisi lain bermanfaat
secara ekonomis dengan penciptaan lapangan usaha, lapangan kerja dan
pendapatan. ITF (Intermediate Treatment Facilities) adalah program untuk
mengelola sampah yang di beberapa TPS sehingga selain memberikan keuntungan
ekonomis juga mampu mengurangi volume sampah di TPA.

1.2.

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1

Maksud
Maksud pekerjaan ini adalah menyusun dokumen pengembangan
pengelolaan persampahan konsep 3R dan ITF (Intermediate Tretament
Facilities) kota kota Kabupaten Bengkalis.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Dokumen ini adalah:
a.

Memberikan masukan mengenai program dan rencana kerja dalam


penyelenggaraan konsep 3R dan ITF.

b.

Memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis tentang


industri turunan dari penerapan konsep 3R.

c.

Memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis tentang


pola pengendalian limbah sampah dari penerapan konsep ITF.

d.

Memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam


proses pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan

Perencanaan Pengembangan Pengelolaan persampahan Konsep 3R dan ITF


(Intermediate Treatment Facilities) Kota-Kota di Kabupaten Bengkalis
Page 3

operasional dan/atau kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan


persampahan.
e.

Memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam


penyediaan

sarana

dan

prasarana

yang

dibutuhkan

dalam

memaksimalkan fungsi 3R dan ITF.


1.2.3. Sasaran
Sasaran yang ingin Terlaksananya penyusunan dokumen analisis konsep 3R dan
ITF meliputi sasaran:
a.

Tersusunnya rencana minimisasi sampah dengan program 3R.

b.

Tersusunnya rencana pengendalian dampak polusi lingkungan dari


sampah melalui program ITF.

1.3.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan konsultansi (tugas konsultan) ini meliputi :


1. Pengumpulan Data/Kompilasi Data
Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer
maupun data sekunder untuk keperluan analisa.
2. Analisis
Komponen analisis yang harus termuat dalam dokumen pengelolaan
persampahan dengan konsep 3R dan ITF adalah :
a. Aspek peran serta stakeholder
b. Aspek kelembagaan dan institusi
c. Aspek pendanaan

Perencanaan Pengembangan Pengelolaan persampahan Konsep 3R dan ITF


(Intermediate Treatment Facilities) Kota-Kota di Kabupaten Bengkalis
Page 4

Anda mungkin juga menyukai