Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan ruang yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup dan kesejahteraan hidup manusia. Hal tersebut disebabkan
oleh lingkungan hidup merupakan tempat dimana manusia menyelenggarakan seluruh aktivitasnya, sehingga seluruh komponen di dalam lingkungan hidup memiliki
peran penting bagi manusia. Mengingat pentingnya keberadaan lingkungan bagi manusia, maka sudah seharusnya manusia memiliki kewajiban untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup agar terhindar dari pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan.
Berbagai masalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia, salah satu penyebabnya ialah masalah persampahan yang merupakan persoalan nasional dan sulit
menemukan pemecahan optimal.dan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan.
volume penumpukkan sampah yang terus melaju pesat setiap tahunnya merupakan cerminan bahwa permasalahan sampah membutuhkan penanganan yang tepat dan
akurat. Sehingga mampu menciptakan sistem pengelolaan sampah yang optimal serta solutif mampu menjawab persoalan masalah sampah di Indonesia. Penyebab
utama sulitnya mencapai pengelolaan sampah yang optimal ialah banyak dari masyarakat yang memiliki pola pikir pengelolaan sampah hanya bertumpu pada
pendekatan kumpul-angkut-buang (end of pipe) dengan mengandalkan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tentunya pandangan seperti ini sangat
disayangkan karena jika hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tidak akan mampu untuk mengurangi jumlah volume penumpukkan sampah yang
diproduksi oleh masyarakat.
Kondisi demikian tentunya akan menyulitkan pemerintah dalam rangka merealisasikan program pengelolaan sampah yang telah diciptakan. Padahal telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang mengamanatkan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi
2/18
kewajiban pemerintah saja. masyarakat dan pelaku usaha, sebagai penghasil sampah, juga memiliki tanggung jawab dalam mengelola sampah. Melihat potret
pengelolaan sampah di kabupaten Brebes yang memprihatinkan ini, berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan sebagai konsekuensi akibat pengelolaan sampah
yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. Beberapa daerah yang tersebar di seluruh Kota Kecamatan turut dilanda pencemaran lingkungan akibat pemasalahan
sampah. Salah satu daerah tersebut ialah Kota Brebes yang terletak di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes,
Mengingat bahaya dan resiko sampah bila mencemari lingkungan akan berakibat fatal bagi kelangsungan suatu makhluk, yaitu berdampak mengganggu kesehatan
manusia atau sakit yang serius bahkan kematian bila masuk kedalam tubuh manusia baik lewat kulit, pernafasan atau mulut dan makhluk hidup lainnya, sehingga
sampah itu harus tercatat dan terawasi dari mulai sampah dihasilkan, diangkut, dikumpulkan kemudian diadakan pengolahan sampai habis di Tempat, Pengelolaan
Sampah Terpadu ( TPST) Gandasuli hingga tinggal residu Kemudian baru dibawa ke TPA Kaliwlingi sebagaimana dalam gambar diagram dibawah ini.
Gambar 1
Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes merupakan Lembaga Tehnis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 102
Tahun 2016 tentang Pembentukan Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Perangkat Daerah Kabupaten Brebes, untuk membantu penyelenggaraan
pemerintahan daerah dibidang pengkajian dampak lingkungan dan pengembangan kapasitas, sarana, dan tehnologi lingkungan, penanganan pencemaran lingkungan
dan pengendalian kerusakan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 Tentang Bupati Brebes Nomor 102 Tahun 2016 tentang Penjabaran Tugas Pokok , fungsi dan Tata
Kerja Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang,, Kepala Seksi, Teknis di Lingkungan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Brebes, Tugas Pokok Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaaan Sampah, adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang
pengkajian dampak lingkungan dan pengembangan kapasitas, sarana, dan teknologi lingkungan, penanganan pencemaran lingkungan, dan pengendalian kerusakan
lingkungan.
Visi : Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berbasis masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang lestari dan berkelanjutan.
3/18
Untuk mencapai visi maka perlu didukung misi yang jelas agar yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai dan terlaksana dengan baik. Dinas Lingkungan Hidup
dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes melaksanakan 4 ( empat ) misi sebagai berikut :
Misi :
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan lingkungan dan persampahan,serta penggunaan tehnologi ramah lingkungan
3. Meningkatkan pengelolaan lingkungan dan upaya konservasi lingkungan dalam upaya penggunan sumber daya alam
4. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap pengelolaan lingkungan pada dunia pendidikan.
Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah merupakan tugas membantu urusan Bupati melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah
dan tugas pembantuan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten lingkungan dan pengembangan kapasitas,sarana, dan teknologi limngkungan,penanganan
pencemaran Lingkungann, dan pengendalian Kerusakann Lingkungan ;
2. Dalam melaksanakan tugas Dinas lingkungan Hidupdan Pengelolaan sampah menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan Kebijakan sesuai dengan lingkup tugas dibidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
b. Pelaksanaan Kebijakan sesuai dengan lingkup tugas dibidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugas dibidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
4/18
d. Pelaksanaan administresi dinas sesuai dengan lingkup tugas dibidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsi sesuai dengan dibidang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah.
Sedangkan tugas pokok Kepala Seksi Perencanaan dan Kajian Lingkungan Hidup :
1. Seksi Perencanaan dan Kajian Lingkungan hidup mempunyai tugas pemyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, Pelaksanaan pemantauan evaluasi serta
pelaporan di Bidang perencanaan dan kajian lingkungan hidup.
a.Menyiapkan bahan program kerja seksi perncanaan dan kajian lingkungan hidup sebagai pedoman dan acuan pelaksana tugas ;
b. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi tugas dinas ;
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas habis ;
d. Melaksanakan pengelolaan dan penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan , fasilitas,supervisi serta pengendalian dalam perencanaan
dan kajian lingkungan hidup sesuai aturan yang berlaku;
e. Melaksanakan penyiapan data sebagai bahan pembinaan, fasilitas supervisi dan pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan penentuan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, penyusunan ekonomi lingkungan hidup ( PDB & PDRB hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup), penyusunan
status dan indeks kualitas lingkungan hidup, penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup ( Amdal, UKL - UPL, izin
lingkungan, audit lingkungan hidup, Analisis resiko lingkungan hidup), Penilaian dan penyusunan tim dokumen lingkungan ( Amdal dan UKL – UPL ) sesuai aturan yang
berrlaku ;
f. Melaksanakan fasilitasi ketertiban masyarakat dan pembinaan dalam pelaksanaan KLHS sesuai aturan yang berlaku ;
5/18
g. melaksanakan inventarisasi pemasalahan yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan dan kajian lingkungan hidup serta menyiapakan alternative pemecahanya
;
h. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan baik lisan maupun tulisan sesuai tugas masing masing unit kerja;
i. Mengontrol pelaksanaan kegiatan dan anggaran seksi perencanaan dan kajian lingkungan hidup ;
j. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerjabawahan untukmemacu prestasi kerja ;
k. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan pertimbangan pengambilan kebijakan ;
- Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk dan pembangunan yang berkelanjutan maka munculnya sampah. saat ini, permasalahan sampah merupakan
permasalahan Nasional yang penanganan dan pengelolaanya perlu dilakukan secara komperhensip terpadu dari hulu sampai hilir, kenyatanya sampah di tingkat
nasional sudah cukup meresahkan bahwa Indonesia peringkat kedua dari penghasil sampah plastik setelah tiongkok, keprihatinan permasalahan sampah direspon oleh
Presiden jokowi dengan gerakan Indonesia bebas sampah
Berdasakan undang undang nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah disebutkan dipinisi sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat sedangkan depinisi pengelolaan sampah semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah pengumpulan dan
proses pemilahan dimana perlu adanya perubahan dari yang manual menjadi dipilah dengan tehnologi.
Pengelolaan sampah bertujan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kwalitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya sesuai dengan
undang undang 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah meliputi:
1. Sampah adalah sisa kegaiatan sehari hari dan atau proses alam yang berbentuk padat.
2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat ,konsentrasi dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
6/18
4. Penghasil sampah adalah setiap orang dan atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah.
5. Pengelolaaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan bekesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah .
6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengelolaan dan atau tempat pengolahan sampah terpadu.
7. Tempat pengelolaan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakanya kegiatan, pengumpulan pemilahan penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah.
8. Tempat Pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusiadan bagi lingkungan.
9. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatip yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrrosesan
akhir sampah.
10.Orang adalah orang perseorangan ,kelompok orang dan atau badan hukum.
11. System tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan kecelakaan akibat
pengelolaan sampah yang tidak benar.
12. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13.Pemerintah Daerah adalah Gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pengeloaan lingkungan hidup dan dibidang pemerintahan lain yang terkait.
Keadaan aparatur pada Subagian Bidang penglolaan sampah B3 dan Pengendalian Pencemaran Dinas lingkungan hidup dan Pengelolaan sampah Kab. Brebes :
2. Tenaga Honorarium
3. Tenaga Kontrak
4. Tenaga Autshorsing
Jumlah sampah supaya tercatat dengan jelas untuk mengetahui seberapa banyak sampah yang masuk pada TPST gandasuli, sehingga mudah untuk mengantisifasi apa
yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah kususnynya dalam Pengelolaaan sampah. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan yang dibuang
begitu saja. Untuk itu maka perlu adanya upaya Pencatatan secara mudah dan bisa dipahami oleh petugas pengelola TPST. dapat berjalan lancar dan sukses maka
dibutuhkan kompetensi teknis aparaturnya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk meningkatkan kompetensi aparatur dalam melaksanakan pengelolaan sampah
maka perlu adanya kegiatan terobosan yang lebih efektif dan efisien adalah dengan :
6. Tambahan Penghasilan bagi para Petugas Pengelola sampah untuk meningkatkan kinerja karyawan .
Dengan melihat keterbatasan jumlah tenaga kerja maka mengakibatkan pekerjaan tidak maksimal dalam pengelolaan sampah. maka perlu dilakukan Kajian
Lingkungan area TPST gandasuli dengan diagnose The star Model, dengan demikian perlu ditentukan skala prioritas organisasi pengelolaan yang bermasalah dengan
ini perlu adanya perbaikan dalam pengelolaan sampah dimana sampah harus habis dalam satu hari tidak ada sisa di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ( TPST )
Gandasuli:
( Sumber : Galbraith,2002)
Berdasarkan hasil diagnosis dengan The Star Model Galbraith,2002 teridentifikasi masalah sebagai berikut:
Tabel 1
(masalah utamanya terdapat pada kategori yang paling perlu diintervensi dengan inovasi tertentu)
2. STRUKTUR Dibentuk Tim perencana dan pelaksanaan Pengelolaan sampah plastik Pemilik kawasan sarana umum
3.INFORMASI
DAN PROSES Ada data base tentang volume sampah, dan data penduduk Dalam pengelolaan lingkungan, di mas
KEPUTUSAN
4. SISTEM
PENGHARGAAN Pemberian sarana dan prasarana pengelolaan sampah plastik Faktor yang masuk dalam kriteria kuran
(REWARD)
5. SDM Diadakan sosialisasi atau pelatihan kepada masyarakat tentang proses pengelolaan sampah plastik melalui bank sampah, 3 R Masyarakat, yang kurang sadar, terhad
3. Area Organisasi yang Menjadi Area Perubahan
11/18
Untuk mengatasi area permasalahan maka perlu dilakukan intervensi terhadap organisasi pengelolaan sampah plastik di TPST Gandasuli kabupaten brebes yang
menjadi area proyek perubahan ( Proper )
3. Terwujudnya aparatur Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes yang handal dalam pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Pembangunan yang Berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan
Didalam pelaksanaan tugas. masih ada beberapa permasalahan yang menjadi isu aktual dan harus dilakukan upaya untuk lebih mengoptimalkan kinerjanya ialah :
Dari keempat permasalahan tersebut yang menjadi penyebab kenapa pengolahan dan penelaahan sampah plastik yang semakin menumpuk dan belum diolah secara
maksimal maka untuk mencari masalah yang menjadi prioritas dengan menggunakan Diagnosa dengan Star Model
Dari hasil Diagnosa dengan Star Model maka permasalahan yang harus di intervensi adalah “ Belum Maksimalnya pengelolaan sampah plastik” Selanjutnya dari
hasil analisis permasalahan yang harus diintervensi merupakan masalah paling utama, akan penulis jadikan Proper dengan judul;
12/18
“ Pengelolaan sampah plastik sekala kota menjadi Biosolar” pada Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Gandasuli Kabupaten Brebes .
Berdasarkan hasil Benchmarking di Kabupaten Badung khususnya pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan ditemukan beberapa hal :
1. GOTIK (Gojek Sampah Plastik) dengan tag line “we serve you” dengan maksud “kami melayani anda”
2. Membuat langkah-langkah normatif melalui sosialsisai tentang dampak dan tata kelola sampah plastik yang berorientasi pada lingkungan (Pro Environment)
3. Dengan pendidikan (edukasi) serta interpreniurship manajeman (manajeman From Trash to Cash)
4. Membuat regulasi seperti Perda, alokasi khusus pada APBD setiap tahun untuk tata kelola sampah plastic
5. Memberikan penghargaan kepada masyarakat berupa bantuan hibah sarana dan prasarana pengolahan sampah plastik,
6. Serta menghimbau kepada seluruh SKPD dan masyarakat untuk membuat inovasi kreatif (One Agency, One Inovation).
7. Langkah selanjutnya melalui layanan Gotik, bank sampah, tpst 3 R, Incenerator dan TPA.
Dari Permasalahan yang kami ambil tersebut, terdapat adanya permasalahan utama adalah Rendahnya pengelolaan sampah plastik disebabkan oleh :
- Belum adanya kreatifitas teknis manajemen mengelola sampah plastik dengan baik.
Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah plastik karena belum mempunyai kreatifitas yang memadahi dalam pengelolaan sampah. Kreatifitas aparatur dalam
13/18
menggali jumlah sampah plastik sangat penting karena darijumlah sampah plastik yang dihasilkan akan memudahkan kita untuk mengolah. Upaya-upaya tersebut
merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai penyelesaian masalah dan untuk penetapan upaya yang paling efektif, efisien baik dari segi waktu, tenaga dan biaya maka
sebagaimana tersebut dalam lampiran proposal sebagai berikut :
Manfaat
Bagi Instansi
Bagi Peserta
Bagi Masyarakat
Milestone
14/18
TAHAPAN OUTPUT/TAHAPAN
1. JANGKA PENDEK
3. Sosialisasi
4. Pembuatan Desain alur pengelolaan sampah plastik Ada Desain alur Pengelolaan sampah plastik .
15/18
5. Melaksanakan pelatihan pengelolaan sampah plastik
Telaksananya Kegiatan pengelolaan sampah plastik
6 Uji coba Pelaksanaan pengelolaan sampah plastik Hasil sampah plastic yang terolah dari plastic jadi biosolar
B.JANGKA MENENGAH
2,Mengujikan bahan minyak Biosolar di Lembaga Minyak gas dan bumi - hasil layak tidaknya minyak biosolar dari plastic
A. JANGKA PANJANG
16/18
Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 08 Nov 2021 08:32:53