Anda di halaman 1dari 7

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah guna memenuhi syarat lulus mata kuliah Impelementasi Kebijakan Publik

Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang pengurangan penggunaan


kantong plastik di wilayah badung ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 15 juni 2023

Ferdinand Esa Ramadhan

BAB 1

Latar Belakang

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup saat ini ialah sampah plastik.
Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara penyumbang limbah sampah plastik terbesar di dunia.
Seperti yang kita semua tahu bahwa sampah plastik atau limbah plastik telah menjadi sebuah
sampah berbahaya yang berefek besar bagi lingkungan hidup dan kehidupan makhluk di bumi.
Banyaknya jumlah manusia tentu saja hal ini juga berpengaruh pada besarnya jumlah sampah.
Mengingat setiap aktivitas yang di lakukan oleh manusia setiap harinya tentu saja menghasilkan
sampah. Hal itulah yang menyebabkan sampah terus menumpuk yang akhirnya merugikan diri kita
sendiri

Pencemaran lingkungan dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, yakni bisa dari masyarakat sekitar
yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungannya, bisa juga karena polusi yang diakibatkan oleh
banyaknya kendaraan yang diakibatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan
menggunakan kendaraan pribadi. Pencemaran lingkungan pada sektor laut juga dapat menimbulkan
dampak yang serius, selain merusak keindahan dan kebersihan laut maka pencemaran laut juga
menimbulkan rusaknya terumbu karang dan mengakibatkan beberapa biota laut mengalami
kepunahan. Penyebab pencemaran lingkungan laut adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas
manusia sehari-hari kemudian menimbulkan ancaman bagi lingkungan laut yang berdampak negatif
bila tidak ditangani secara tepat karena dapat merusak kehidupan manusia dan biota laut. Dalam hal
ini perlu dilakukannya pengelolaan sampah dengan cara pengurangan sampah seperti 3R (Reduce,
Reuse, dan Recycle) guna mengurangi penggunaan sampah.

Dalam menanggulangi sampah plastik, butuh terdapatnya kebijakan serta strategi yang pas dengan
terdapatnya sinergi antara area hidup, perkembangan ekonomi, stabilitas sial dengan arah akhir
melakukan pembangunan berkepanjangan salah satunya ialah lewat pendekatan keinstitusian serta
pula praktisi promosi kesehatan wajib tingkatkan pemahaman publik tentang akibat beresiko dari
mengkonsumsi besar benda plastik sekali gunakan lewat media massa. Tidak hanya itu, mereka wajib
meyakinkan pembuat kebijakan buat membuat undang-undang buat tingkatkan penciptaan benda
sekali gunakan yang bisa didaur ulang (Akram, Debdari & Farzadkia, 2019).

Bali ialah salah satu pulau yang menjadi arah wisata potensial di Indonesia, pulau Bali sudah sangat
terkenal dengan pesona alam yang indah, adat istiadatnya dan juga budayanya. Perihal itu
menyebabkan Bali banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, besaran wisatawan nusantara yang bersambang ke
Bali pada tahun 2018 sebanyak 9.757.991 (11,70%). Dan besaran wisman sebanyak 6.070.473 (6.54%
) (BPS, 2019), yang tentunya akan memdampaki penduduk Bali, khususnya Penghasilan. Data diatas
menunjukan bahwasanya potensi pariwisata pulau Bali sangat tinggi, oleh karena itu tantangan
tersendiri bagi pulau Bali untuk tetap menjaga kelestarian lingkungannya, agar tingkat pariwisata di
Bali tetap terjaga.

Di balik keindahannya, ternyata Bali khususnya kabupaten badung yang menjadi pusat wisata
memiliki PR yang cukup besar masalah lingkungan. Melihat jumlah penduduk dan wisatawan yang
cukup banyak ternyata hal ini juga mempengaruhi besarnya penggunaan plastik di kabupaten
badung. Sebagai wilayah wisata, bali tentu saja di tuntut bersih dan nyaman. Namun untuk masalah
kebersihan rasanya pulai bali belum mencapai target tersebut. Terlihat banyak nya sampah yang
menggunung di TPA suwung hal ini menjadi salah satu permasalahan yang cukup besar untuk di
selesaikan.

Selain itu. Perairan Pantai Kuta pada setiap musim hujan yang kerap terjadi pada awal tahun, sering
kali mendapat sampah kiriman dari luar Pulau Bali. Masuknya sampah kiriman di Pantai Kuta
cenderung berupa sampah plastik, dimana sampah plastik tersebut merupakan limbah yang
dikategorikan limbah yang tidak mudah terurai. “Sampah Plastik memiliki kandungan Senyawa
Polimer” sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan
Sampah Laut. Sampah plastik dapat membahayakan kesehatan dan juga lingkungan. Plastik dapat
dikatakan bahaya dikarenakan memiliki tekstur yang begitu kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh
tanah, maka dalam penguraian sampah plastik, jarang dilakukan dengan cara mikroorganisme
melalui tanah karena susah untuk terdegradasi, melainkan dilakukan dengan cara membakar sampah
plastik tersebut guna mengurangi pencemaran terhadap tanah dan air.

Perumusan

1. Bagaimana bentuk implementasi dari sebuah peraturan Bupati badung nomor 47 tahun 2018
terhadap keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan di sekotar kabupaten badung
2. Bagaimana responsivitas masyarakat sebagai sasaran kebijakan dengan di terapkannya
kebijakan tersebut
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat terlaksananya kebijakan tersebut

Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dan dampak dari kebijakan bupati nomor 47
tahun 2018 di kabupaten badung ini serta perubahan apa yang akan terrjadi setelah 5 tahun
kebijakan ini di implementasikan
2. Untuk mengetahui berapa persen masyarakat yang setuju dan tidak setuju dengam adanya
kebijakan tersebut
3. Untuk mengetahui faktor faktor pendukung dan penghambat dalam proses mulai dari
perencanaan hingga evaluasi dari kebijakan peraturan bupati badung no 47 tahun 2018 ini
BAB 2

Pengertian

Manlce S Grindle (1980) mengemukakan bahwa implementasi kebijakan negara sesungguhnya


bukanlah Sekedar berangkat dengan mekanisme penjabaran keputusan Politik ke dalam prosedur
rutin untuk saluran birokrasi, Namun juga terkait dengan masalah konflik, keputusan dan Siapa yang
memperoleh ‘apa’ dari suatu kebijakan. Oleh Sebab itu, implementast kebijakan merupakan aspek
penting Dari keseluruhan proses kebijakan, Grindle menegaskan Bahwa proses implementasi baru
mulai, jika tujuan dan sasar telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun, Serta dana tulah
disiapkan dan telah disalurkan untuk Mencapai sasaran tersebut pelaksana bahwa kinerja kebijakan
dipengaruhi oleh Beberapa variabel-variabel tersebut yaitu :

1. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan,


2. Jenis manfaat yang akan dibasılkan;
3. Derajat perubahan yang dünginkan;
4. Kududukan pembual kebyjakan,
5. Siapa pelaksana program:
6. Sumber Daya yang dikerahkan

Indikator

Dalam upaya menanggulangi bertumpuknya sampah plastik yang berakibat negatif bagi
keberlangsungan kehidupan, serta agar implementasinya efektif dan efisien maka diperlukan
peraturan bupati tentang penggunaan kantong plastik yang bertujuan untuk :

1. Pengaturan terhadap pengurangan penggunaan Kantong Plastik dimaksudkan untuk


mengurangi timbunan Sampah plastik dari sumber penghasil sampah
2. Pengaturan terhadap pengurangan penggunaan Kantong Plastik bertujuan untuk :
A. Mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan Penggunaan Kantong Plastik
karena sifat Oleh Bahannya yang tidak mudah terurai oleh alam dan Dapat meracuni
tanah;
B. Keberlangsungan Menjamin Dan Kelestarian Ekosistem;
C. Membangun partisipasi masyarakat untuk berperan Serta dalam perlindungan
lingkungan hidup.

Dalam implementasi peraturan bupati badung nomor 47 tahun 2018 tentang pengurangan
penggunaan kantong plastik di dasari dengan pendekatan teori manlce S Grindle (1980) dengan 6
model implementasi kebijakan antara lain :

1. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan


Terbentuknya kebijakan peraturan bupati tentang pengurangan penggunaan kantong plastik
di pengaruhi oleh adanya sebuah kepentingan lingkungan hidup, Mengingat kabupaten
badung adalah salah satu wilayah penyumbang pariwisata terbesar di provinsi bali. Oleh
karena itu kebersihan lingkungan adalah hal yang utama agar kualitas hidup dan kualitas
wisata tetap terjaga.
2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan;
Setiap kebijakan yang di terapkan tentunya ada sebuah manfaat yang ingin di capai. Dalam
pengimplementasian kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik ini ada manfaat
atau tujuan yang hendak di capai yaitu menjaga keseimbangan ekosistem. seperti yang kita
tahu bahwa kantong plastik tidak dapat terurai secara langsung atau dalam waktu dekat
melain kan perlu puluhan tahun bahkan ratusan tahun agar kantong llastik terurai sempurna,
Dimana hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan serta meracuni tanah.
3. Derajat perubahan yang dünginkan;
Derajat perubahan yang di inginkan dari adanya kebijakan ini adalah perubahan perilaku
masyarakat itu sendiri, Dimana setiap aktivitas masyarakat atau manusia sehari harinya
menghasilkan sampah. Untuk itu dengan adanya peraturan bupati badung no 47 tahun 2018
ini di harapkan masyarakat yang merubah tingkah lakunya agar lebih peduli kepada
lingkungan dengan cara tidak ketergantungan memakai plastik di setiap kegiatan atau
aktivitas sehari harinya dengan mengganti dengan kantong atau wadah yang dapat di
gunakan berkali kali.
4. Kududukan pembuat kebijakan:
Sebagai bupati, kepala eksekutif daerah, bupati Badung memiliki peran dan kewenangan
dalam membuat kebijakan terkait pengurangan penggunaan kantong plastik di wilayahnya.
Bupati Badung dapat menggunakan wewenangnya untuk mengeluarkan peraturan atau
kebijakan daerah yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai
di Badung.
Proses pembuatan kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik dapat melibatkan
beberapa tahap, termasuk studi kelayakan, konsultasi dengan berbagai pihak terkait, dan
pembahasan dengan dewan perwakilan rakyat daerah setempat. Bupati dapat berkoordinasi
dengan unit kerja atau bagian-bagian terkait di pemerintah daerah, seperti Dinas Lingkungan
Hidup atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan, untuk menyusun kebijakan tersebut.
Kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik dapat mencakup larangan penggunaan
kantong plastik sekali pakai, pengenalan kantong plastik ramah lingkungan atau alternatif
lainnya, promosi penggunaan kantong belanja reusable, dan upaya lain untuk mengurangi
dampak negatif penggunaan kantong plastik terhadap lingkungan.
5. Siapa pelaksana program:

Dalam hal pelaksanaannya, pelaksana program kebijakan pemerintah kabupaten badung no 47 tahun
2018 melibatkan beberapa stakeholder diantaranya :

A. Pemerintah Kabupaten Badung


B. Dinas Lingkungan hidup dan Kebersihan kabupaten Badung
C. Kawasan Anti Kantong Plastik adalah suatu kawasan Yang melarang penggunaan
kantong yang berbahan Plastik dalam berbagai aktifitas yang dilakukan di Kawasan
tersebut.
D. Analisa Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan Usaha Dan/atau Kegiatan Yang Suatu Penting
Direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan Pengambilan Bagi proses
Keputusan Tentang Penyelengaraan usaha dan/atau kegiatan
E. Desa Adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum Adat yang secara historis
mempunyai batas wilayah dan Identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial
Yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan Masyarakat Desa
berdasarkan hak asal usul.
6. Sumber Daya yang dikerahkan
Sumber daya yang di kerahkan pada kebijakan peraturan bupati badung no. 47 tahun 2018
ini pemerintah daerah kabupaten itu sendiri, lalu perangkat dan staff perda serta peran
masyarakat baik masyarakat lokal maupun wisatawan yang sangat peduli dan mendukung
adanya kebijakan tersebut. Adapun pelaksana dari kebijakan ini adalah pemerintah daerah,
dinas kebersihan DLL. Serta sasaran dari kebijakan ini adalah masyarakat yang ada di
kabupaten badung serta segala bentuk usaha baik berbadan hukum atau tidak yang
menyelenggarakan proses jual beli terutama bagi toko toko yang yang menyediakan kantong
plastik.

BAB 3

Data sekunder

Mengutip dari (Agus Nur Arifin, 2021) Implementasi kebijakan pengurangan penggunaan kantong
plastik di Kabupaten Badung secara umum sudah berjalan dengan efektif karena adanya kerjasama
yang baik antara pemerintah daerah Kabupaten Badung dengan masyarakat serta dengan desa adat
di Badung. Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dengan desa adat terkait
larangan penggunaan kantong plastik ini menghasilkan sebuah perarem (peraturan desa adat) di
setiap desa adat di Badung. Setiap desa adat tentunya memiliki perarem nya sendiri yang disesuaikan
dengan kondisi dan kesepakatan masyarakat adat, baik terkait sanksi diperoleh maupun segala
ketentuannya. Dengan dimuatnya larangan penggunaan kantong plastik pada perarem desa adat
tentu akan membuat pembinaan dan pengawasan terhadap kebijakan pengurangan penggunaan
kantong plastik semakin lebih baik sehingga tingkat keberhasilan kebijakan tersebut menjadi lebih
tinggi

Mengutip dari (Yohanes kopong blolo, 2021) komunikasi dan atau sosialisasi kebijakan peraturan
Walikota Denpasar No 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota
Denpasar. Dalam melaksanakan sosialisasi kebijakan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun
2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik terdapat hambatan, seperti yang dijelaskan
oleh Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan menyatakan bahwa: "namanya suatu
kegiatan untuk program itu ada sih hambatan dan kendala-kendala namun karena dikomunikasikan
dari awal dengan baik itu maka hambatan apapun itu terselesaikan". Hal senada juga disampaikan
oleh Stat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan menyatakan bahwa: "ada sih kendala namun
kendala apapun itu harus mampu untuk tidak dijadikan sebagai penghambat dalam melakukan
sosialisasi ke masyarakat.

Mengutip dari (Agus Nur Arifin, 2021) tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi Peraturan Bupati
Badung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kabupaten
Badung Provinsi Bali masih memiliki beberapa kekurangan. Contohnya seperti masih adanya
pedagang di pasar tradisional yang tetap menggunakan kantong plastik dalam transaski jual beli
walaupun sudah paham terkait larangan penggunaan kantong plastik. Hal ini dikarenakan masih ada
sebagian kecil masyarakat yang apatis terhadap pentingnya menjaga lingkungan sehingga tidak
melaporkan pelanggaran tersebut ke pemerintah. Padahal, pemerintah Kabupaten Badung telah
menerapkan sanksi bagi para pelaku usaha yang masih menyediakan dan menggunakan kantong
plastik dengan sanksi terberat berupa pencabutan permanen izin usahanya. Hal ini diharapkan
mampu meminimalisir jumlah pelaku usaha dan pedagang yang membandel terhadap kebijakan.
Salah satu alasan masih adanya masyarakat yang apatis terhadap kondisi lingkungan dikarenakan
kualitas sumber daya pelaksana kebijakan yang masih belum maksimal dalam mengajak seluruh
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
Mengutip dari (luh yuni, 2021) yang menjadi persoalan adalah dikarenakan tidak secara menyeluruh
aturan ini diterapkan pada pusat perbelanjaan yang ada. Dalam hambatan ini yang menjadi dasar
paling utama yaitu akibat dari kantong alternatif yang tidak sama kualitasnya dengan kantong plastik
dan tidak praktis dikarenakan lebih tebal. Menyangkut mengenai adanya penerapan dari Perwali
No.36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, pembeli menjadi bingung yang
mana menghadapi permasalahan apabila pembeli ketika berbelanja tetapi tidak diberi kantong
pembungkus belanja, tetapi pembeli diberi pilihan seperti setelah berbelanja tidak menggunakan
kantong untuk membawanya atau membeli kantong belanja alternatif yang sudah ada pada toko
tersebut jika ingin membeli maka kasir akan memberitahu jumlah harga yang dikeluarkan untuk
membeli kantong alternatif tersebut dan bisa juga pembeli membawa dari rumah.

Indikator

Keberhasilan

1. Faktor Komunikasi
Faktor komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan kebijakan peraturan kabupaten
badung ini. Dimana antara masyarakat dan pemerintah berkoordinasi dengan baik melalui
lembaga lembaga seperti LSM, Pecalang. Hal ini tentu saja menjadi faktor pendukung utama.
Sebab dengan adanya komunikasi yang baik maka sosialisasi kebijakan juga akan
tersampaikan dengan baik. Selain itu masyarakat yang cenderung memahami akan dengan
mudah langsung setuju dengan kebijakan yang akan di implementasikan ini. Pemerintah
daerah juga harus melakukan upaya edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya dan manfaat dari peraturan tersebut. Dalam hal ini, dapat dilakukan melalui
program-program pendidikan, seminar, workshop, atau kampanye kesadaran untuk
memastikan pemahaman yang lebih baik tentang peraturan dan perubahan yang terkait.
2. Faktor Lingkungan
masyarakat Badung yang sebagian besar merupakan masyarakat beragama hindu memiliki
suatu kepercayaan ataupun ajaran bernama Tri Hita Karana yang berarti tiga penyebab
kesejahteraan. Tri Hita Karana mengajarkan bahwa manusia harus memiliki hubungan yang
baik terhadap tuhan, alam, dan manusia jika ingin memperoleh kebahagiaan dan
kesejahteraan. Hubungan yang baik antara manusia dengan alam diartikan sebagai alam yang
sudah memberikan tempat hidup dan penghidupan bagi manusia harus selalu dijaga dan
dilestarikan dengan baik. Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena
itu, masyarakat yang meyakini ajaran tersebut tentu akan menerima dan membiasakan
kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik karena dirasa membawa dampak baik
bagi lingkungan hidup.

3. Faktor Dukungan masyarakat


Dukungan masyarakat memainkan peran krusial dalam keberhasilan implementasi dan
pelaksanaan Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2018. Dukungan masyarakat dimulai
dengan pemahaman dan kesadaran yang baik tentang peraturan tersebut. Pemerintah
daerah perlu melakukan upaya edukasi dan kampanye informasi yang efektif untuk
memastikan bahwa masyarakat memahami tujuan, manfaat, dan ketentuan dari peraturan
tersebut. Pemahaman yang baik akan mendorong partisipasi dan kepatuhan masyarakat
terhadap peraturan tersebut. Selain itu banyak masyarakat yang menyadari bahwa wilayah
mereka adalah wilayah pariwisata yang mana menjadi pemasukan ekomomi utama mereka
maka dari itu dengan adanya kebijakan ini masyarakat sangat mendukung sekalk karena
mereka menilai kebijikan tersebut sangat berpengaruh kepada kondisi lingkungan dimana
tempat mereka tinggal

Kegagalan

1. Pihak pihak yang kurang peduli lingkungan


Dibalik keberhasilannya, kebijakan peraturan pemerintah kabupaten badung ini juga terspaat
suatu hal yang menghambat. Dimana ada pihak pihak tertentu yanh masih kurang peduli
akan kondisi lingkungan padahal sudah di buatkan peraturan. Seperti halnya banyak sekali
penjual.penjual asongan yang masih kurang memperhatikan produk jualan mereka yang
tetap menyediakan kantong plastik. Dimana hal ini menurut saya adalah ssbuah PR kecil yang
harus segera di tuntaskan karena seperti yang saya tahu sendiri masih banyak sekali kantong
plastik bekas jagung bakar atau bekas jajan ringan yang masoh berserakan di mana bahkan di
tempat wisata sekalipun
2. Implementasi kebijakan yang kurang merata
Wilayah badung adalah wilayah yang cukup luas, jadi walaupun terbilang maju pemerataan
masih kurang di tempat tersebut. Hal ini saya kaitkan ddngan kebijakan yang saya bahas
dimana maaih ada beberapa wilayah di kabupayen badung yang lumayan jauh dari kawasan
wisata dimana toko toko disana serta masyarakatnya masih ketergangungan menggunakan
kantong plastik. Dimana hal ini juga menjadi polemik.kecil.yang belum.bisa mengubah
perilaku mereka akan sebuah perubahan dalam menangani sampah.

Bab 4

Kesimpulan

Implementasi Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan
Kantong Plastik di Kabupaten Badung Provinsi Bali secara garis besar sudah berjalan dengan
cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penggunaan kantong alternatif ramah
lingkungan sebagai pengganti kantong plastik pada kantor pemerintah/swasta, pasar modern,
toko modern, hotel, villa, industri, restoran dan usaha/kegiatan lainnya. Namjn di balik
keberhasilannya saha rasa labupaten badung masih harus menyelesaikan PR PR kecil yang terjadi
di sekitar wilayah dimana masih ada beberala.te.pat yang jauh dari pusat kota mereka cenderung
kirang peduli mengenai kebijakan hang di terapkan hal ini dilohat masih banyaknya swalayan
swalyan kecil yang menyediakan kantong plastik serta ketergantungan masyarakat letika pergi ke
pasar tradisional yang masih menggunakan kantong plastik dalam skala tinggi.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai