Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Budi Sulistiyo

NIM : C.131.17.0173
KELAS : Teknik Sipil A

DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ( UKL ) DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ( UPL )

Pencemaran mengakibatkan kualitas lingkungan menurun, akan lebih fatal apabila


lingkungan tidak dapat dimanfaatkan sebagai fungsi yang sebenarnya. Hal ini harus disadari,
bahwa keadaan lingkungan yang ditata dengan sebaik-baiknya untuk menyangga kehidupan kini
dan mendatang dapat berubah dengan cepat. Perubahan ini bukanya menunjukkan perkembangan
yang optimis mengarah pada tuntutan zaman, namun malahan sebaliknya, krisis lingkungan
timbul dimana-mana. Kemunduran demikian diawali dengan gejala pencemaran dan kerusakan
yang belum begitu nampak.

Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara
demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya
dan mengupayakan  dalam bentuk pengembangan dampak positif dari kegiatan tersdebut.

Dalam pembangunan perekonomian berkesinambungan di  Sumatra Barat dewasa ini


khusunya wisata pantai dalam rangka mengsukseskan visi dan misi pemerintah Padang dibidang 
kepariwisataan. Maka dari itu seharunyalah timbul kesadaran bagi pelaku masyarakat atau
golongan masyarakat  yang bergerak di bidang usaha wisata. Pengelolaan wisata pantai
semestinya harus diiringi oleh lembaga yang memantau kegiatan tersebut agar bekurangnya dan
memperkecil  pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan sampah sangat lazim sekali
terjadi di dalam usaha wisata pantai maka dari itu perlunnya penanggulangannya itu bagi
pengelola dalam mewujudkan kelestarian lingkugan yang bersih dari akibat negatif dari pada
pencemaran sampah tersebut, yang berdampak pada ekosistem laut maupun lingkungan darat di
sekitarnya.
Oleh karena itu kontrol dan pengawasan perlu dilakukan karena adanya
pengembangan kebijakan ekonomi, undang-undang yang berlaku semakin mengikat , serta
banyaknya LSM- LSM dan organisasi Masyarakat yang berafiliasi pada lingkungan, serta
banyaknya pihak terkait yang peduli terhadap parameter kualitas lingkungan dan
pengembangan lingkungan. Oleh sebab itu, sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana suatu kegiatan itu harus dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak
awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Selain UU no. 23 tahun 1997
ada beberapa usaha wisata pantai yang masuk kriteria yang harus menyusun dokumen UKL dan
UPL sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86 tahun 2002 tentang
penyusunan dokumen UKL dan UPL. Dalam penyusunannyaMengingat dokumen AMDAL
merupakan bagian dari studi kelayakan, maka dokumen UKL dan UPL hanya akan bersifat
memberikan pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, kriteria atau persyaratan untuk
pencegahanpenanggulangan dan pengendalian dampak. Sehingga, ketika akan
membangun perkembangan ekonomi melalui kegiatan wisata pantai perlu diperhatikan
kesinergisan antara provit pengelolaannya dan keberlangsungan lingkungan.
Upaya Pengelolaan  Lingkunmgan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
bersifat spesifik bagi masing-masing jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan  dengan dampak
yang ditimbulkan. Oleh karena itu Pedoman Teknis UKL dan UPL ditetapkan oleh instansi yang
bertanggung jawab (sektoral) untuk setiap jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan langsung
aktivitas teknis usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

Tujuan UKL dan UPL


1.  Tujuan Didirikan Wisata Pantai
a. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan keluarga maupun muda mudi yang semakin
lama semakin meningkat akan kebutuhan tempat wisata yang bernuansa pantai di Padang.
b. Memajukan kepariwisataan khususnya wisata pantai dan meningkatkan persaingan usaha.
c. Meningkatkan pendapatan Daerah dan Negara, serta membuka lapangan pekerjaan .
2.  Tujuan Penyusunan Dokumen UKL dan UPL
a. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup dan berencana mengelola
sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu hidup.
b. Untuk menangulangi, meminimisasi atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul
di saat usaha atau kegiatan beroperasi maupun hingga saat usaha atau kegiatan berakhir
(misalnya rebilitasi lokasi wisata).
c. Meningkatkan dampak positif sehingga dampat tersebut dapat memberikan manfaat yang
lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut
menikmati dampak positif tersebut.
d. Sebagai pedoman untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
e. Agar kualitas lingkungan terjaga dan tidak rusak karena adanya pendirian tempat wisata.
f. Membantu mengambil keputusan dan pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan.

Manfaat Berdirinya Perusahaan Wisata Pantai


1.  Bagi Perusahaan
a.       Menambah penghasilan pemilik atau pengelola perusahaan.
b.      Adanya usaha yang kontinuitas.
c.       Membuka peluang investasi.
d.      Menjalin mitra dan kerjasama dengan perusahaan  lain.
2.  Bagi Pemerintah
a. Meningkatkan pajak  negara dari sektor pajak usaha.
b. Memajukan pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan.
c. Ikut serta dalam menjalankan visi dan misi pemerintah Kota Padang dibidang 
kepariwisataan.
d. Mengurangi angka pengangguran.
3.  Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Membuka lapangan pekerjaan baru.
c. Banyaknya kegiatan sosial.
d. Menambah penghasilan masyarakat sekitar (contoh : pemilik warung, tukang ojek).
e. Untuk meningkatkan pelayanan umum masyarakat di lingkungan sekitar lokasi wisata dan
Kec. Bungus Teluk Kabung pada umumnya sebagai antisipasi peningkatan jumlah
pendudukakibat berdirinya wisata pantai tersebut.
f. Meningkatkan kemudahan akses tempat tinggal, dan beberapa sarana umum seperti sarana
pendidikan, sarana rekreasi. Sarana ibadah, sarana kesehatan dan sarana umum lainnya.

Manfaat Penyusunan Dokumen UKL dan UPL


1. Bagi  Pemerintah
a. Mempermudah kontrol lingkungan.
b. Mengendalikan pencemaran lingkungan
c. Penataan ruang yang sesuai.
d. Monitoring bagi suatu kegiatan yang berdampak pada lingkungan.
2. Bagi Perusahaan
a. Memonitoring Pencemaran Lingkungan yang dihasilkan.
b. Tersertifikasi
c. Memudahkan pelaporan ke PEMDA setempat.
3.  Bagi Masyarakat
a. Lingkungan tempat tinggal tidak rusak.
b. Air sungai tidak terkontraminasi sehingga masih dapat digunakan.
c. Memudahkan kontrol lingkungan dari masyarakat sekitar maupun LSM lingkungan

Landasan Hukum
1.  Undang – Undang
a. Undang – Undang Republik indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konversi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistem. 
b. Undang – Undang Republik indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
c. Undang – Undang Republik indonesia No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
2.  Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
c. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

3.  Keputusan Presiden
a. Keputusan Presiden RI No. 75 Tahun 1993 Tentang Pengelolaan Tata Ruang Nasional.

4.  Keputusan Menteri
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan.
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 122 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan  Hidup nomor : Kep-51/Menlh/10/1995 
Tentang Buku Mutu Limbah.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah
Ke Air sungai
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan.
g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan.
h. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1994 Tentang Pedoman
Umum Upaya  Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL).
5.  Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat
a. Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL
b. Peraturan Walikota Padang Nomor 7 Tahun 2007 Tentang UKL-UPL dan SPPL
Sumber :
http://metalvstoni.blogspot.co.id/2010/11/dokumen-upaya-pengelolaan-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai