dan
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMRAKARSA
PT. XIONG
Jl. Pulau Sabang No. 127 Kel. Kayamanya Kec. Poso Kota
Kabupaten Poso – Provinsi Sulawesi Tengah
i
KATA PENGANTAR
Pemrakarsa
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................ 1
2. Dasar Hukum .......................................................................... 2
3. Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya .................................. 2
II. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ................... 4
A. IDENTITAS PEMRAKARSA..................................................... 4
1. Nama Perusahaan ............................................................. 4
2. Alamat Kantor ..................................................................... 4
3. Nama Penanggung Jawab UKL-UPL ................................. 4
4. Akta Pendirian Perusahaan dan
Pengesahan Badan Hukum ............................................... 4
B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ........................... 5
1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ......................... 5
2. Lokasi Rencana dan/atau Kegiatan ................................... 5
3. Skala / Besaran ................................................................. 5
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 6
a. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan
Tata ruang .................................................................... 6
b. Penjelasan mengenai persetujuan prinsip .................... 6
c. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan
yang dapat menimbulkan dampak lingkungan ............. 7
4.c.1 Tahap Pra Konstruksi ........................................... 7
4.c.2 Tahap Konstruksi ................................................. 7
4.c.3 Tahap Operasi ..................................................... 8
iii
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ................................... 9
1. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan ............................................................... 9
a. Sumber dampak ............................................................ 9
b. Jenis Dampak ............................................................... 9
c. Besaran Dampak .......................................................... 9
2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup .................. 9
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ............. 9
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup ........................ 10
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup ...................... 10
3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ................. 10
a. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ............ 10
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup ......................... 10
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup ...................... 10
4. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup .... 10
a. Instansi Pelaksana ........................................................ 10
b. Instansi Pengawas ........................................................ 10
c. Instansi Penerima Laporan ........................................... 10
iv
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha Peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan
karena tingginga permintaan akan produk peternakan. Namun demikian
sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah
yang dapat menjadi sumber pencamaran. Pencemaran lingkungan hidup
yang timbul pada usaha peternakan sebagian besar disebabkan oleh
limbah ternak yang dihasilkan.
Limbah ternak sebagai faktor negatif dari usaha peternakan adalah
pencemaran yang tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Selain
memperoleh keuntungan dalam hal bisnis, usaha peternakan juga
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Limbah ternak yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah akan
mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga menyebabkan polusi yang
pada gilirannnya memicu protes dari masyarakat.
Maka upaya pengelolaan limbah merupakan bagian dari sistem
usaha peternakan yang harus mendapat perhatian secara sungguh-
sungguh. Sistem pengolahan limbah yang benar dan tepat penerapannya,
tidak hanya dapat mengatasi pencemaran yang ditimbulkannya, tetapi juga
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap meningkatnya
keuntungan usaha peternakan. Hal ini dimungkinkan karena limbah ternak
merupakan sumber daya yang sangat potensial untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku sumber pupuk organik atau produk lainnya.
Untuk itu pemrakasa yang akan menjalankannya rencana usaha
atau kegiatannya, perlu menyusun kerangka acuan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dengan berpedomankan pada Peraturan Menteri
Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, agar pencemaran yang akan
ditimbulkan dari usaha usaha atau kegiatannya dapat ditiadakan atau paling
tidak dapat di minimalisir.
1
2. Dasar Hukum
Dasar Hukum penyusunan UKL dan UPL ini meliputi:
a. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
c. Peraturan Menteri Negara Republik Indonesia No. 16 Tahun 2012
d. Peraturan Daerah yang terkait dengan pengaturan UKL-UPL
e. Arahan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Poso
2
10. Panyoka, luas 71,98 km2
Sebagian besar desa/kelurahan dapat dilalui dengan kendaraan roda
empat, kecuali desa Uelincu dan Desa Panjoka.
Jumlah penduduk di Kecamatan Pamona Utara sebanyak 13.160
Jiwa (Data BPS tahun 2015) terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 6.908
jiwa dan penduduk perempuan 6.252 jiwa dan sebagian besar mata
pencahariannya bertani dan berkebun.
Di Kecamatan Pamona Utara terdapat 27 buah TK, 20 buah SD, 3
buah SLTP dan 2 buah SLTA. Sedangkan rumah ibadah terdapat 2 buah
masjid, 3 buah musholah 37 buah gereja dan 1 buah pura.
Mayoritas penduduk di Kecamatan Pamona utara memeluk agama
Protestan.
Usaha perdagangan di Kecamatan Pamona Utara tumbuh pesat
dilihat banyaknya Toko / Kios. Secara umum terdapat 264 buah toko / kios
dan 15 buah rumah makan.
3
II. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
A. IDENTITAS PEMRAKASA
1 Nama Perusahaan /
PT. XIONG
Pemrakasa
2 Alamat Kantor Jl. Pulau Sabang No. 127
Kelurahan Kayamanya,
Kecamatan Poso Pesisir,
Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
Kode Pos :
No. Telp./HP : 082193412572
Fax :
Email : siong_hung@yahoo.com
4
B. RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN
1 Nama Rencana Usaha Pembibitan dan
dan atau Kegiatan Budidaya Sapi Potong
2 Lokasi Rencana Usaha - Desa Kuku, Desa Sangira, Desa
dan/atau kegiatan Sulewana, Desa Saojo, Kelurahan
Sawidago, Desa Uelincu Desa Lena
- Kecamatan Pamona Utara Kabupaten
Poso
- Provinsi Sulawesi Tengah
(peta lokasi rencana usaha dan / atau
kegiatan terlampir)
3 Skala /Besaran - Luas rencana usaha dan/atau kegiatan
: 1.100,36 Ha.
- Rencana status lahan : HGU
- Status Permodalan : PMA
- Sumber pembiayaan : Modal Sendiri
dan Pinjaman
- Rencana Penggunaan TKA : 2 orang
Rencana Penggunaan TKI : 61 orang
L : 53 Orang
P : 10 Orang
TKI akan direktrut dari penduduk sekitar
lokasi proyek)
- Rencana penggunaan Energi:
Penerangan kompleks peternakan
kandang dan mes karyawan
- Jenis Energi : Listrik
Asal/sumber : PLN dan Genset
Kapasitas : 2.500 Watt
5
- Rencana Penggunaan Air
- Kebutuhan Karyawan = 300 L/hari
- Pencucian Kandang = 500 L / Hari
dan Mandikan Ternak
- Rencana Jumlah kandang dan Mes
Karyawan yang akan di bangun dalam
setiap desa 1 (satu) buah
- Luas kandang : 100 m2
- Luas Mes Karyawan : 96 m2
- Rencana Jumlah Bakal / bibit ternak
yang di masukkan ........... ekor
- Luas pengembalaan = 5 Ha.
6
Izin-izin tersebut telah ditindaklanjuti dengan izin-izin pelaksanaan
penanaman modal, antara lain: Surat Keterangan Domisili Usaha, SIUP
dam TDP dari Kabupaten Poso serta Izin Ketenagakerjaan berupa
Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan
Izin untuk mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dari Dirjen
BINAPENTA Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan
Izin Keimigrasian berupa Izin Tinggal Terbatas (ITAS) dari Kantor
Imigrasi Palu.
7
4.c.3 Tahap Operasi
1. Jumlah ternak bakalan yang akan dimasukkan ke kandang
peternakan adalah
2. Pemeliharaan ternak
a. Langkah awal keberhasilan dalam usaha pembibitan dan
budidaya sapi potong adalah jumlah memilih keterampilan
memilih sapi bakal. Dengan memilih sapi bakalan yang
tepat, proses pemeliharaan akan berjalan lebih mudah dan
hasil yang diperoleh menjadi lebih optimal.
b. Saat baru datang ke lokasi peternakan sapi bakalan harus
diberikan perlakuan khusus untuk mengembalikkan kondisi
tubuhnya Pasalnya kemungkinan sapi kelelahan dan stres
akibat perjalanan panjang bibit/bakal yang baru datang
perlu dimasukkan ke dalam kandang karantina selama
beberapa hari sebelum dimasukkan ke dalam kandang inti.
c. Selanjutnya setiap hari diberi pakan (pagi dan sore). Pada
usaha penggemukkan sapi potong, pakan hari diberikan
3% bahan kering (BK) dari total bobot. Kalau bobotnya sapi
400 kg, pakan yang diberikan sebanyak 12 kg BK/ekor /
hari terdiri atas 50 – 75% konsentrat. Sisanya berupa
pakan sumbe serat seperti hijauan atau jerami
Sebagai dampak dari kegiatan akan menimbulkan
pencemaran lingkungan berupa limbah padat (feses sisa-
sisa pakan dan limbah cair hewan ternak, air bekas
mencuci).
8
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau
kegiatan.
a. Sumber dampak
Kegiatan peternakan pada tahap operasi pemeliharaan ternak
menimbulkan limbah berupa:
1. Limbah cair berupa urine ternak, air pembungan bekas cucian
ternak dan kandang
2. Limbah padat berupa feses dan sisa-sisa makanan
b. Jenis Dampak
1. Limbah cair dapat menyebabkan penurunan kualitas air
sungai akibat pembuangan air limbah cair
2. Limbah padat dapat menyebabkan penurunan kualitas air
sungai akibat pembungan limbah padat.
c. Besaran Dampak
1. Limbah cair yang dihasilkan adalah perkiraan 500 liter / hari
berupa urin ternak peliharaan dan air limbah dapur pencucian
dan lain sebagainya.
2. Limbah padat yang dihasilkan adalah berupa kotoran ternak
dan sisa-sisa makanan ternak adalah diperkirakan 1-2 m3 /
minggu
2. Bentuk upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Bentuk upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Limbah cair dikelola dengan:
- Memasang drainase permanen pengumpul limbah cair
disekeliling kandang
- Mengolahnnya dalam instalasi biodigester sebelum
dibuang ke sungai.
9
2. Limbah padat dijadikan pupuk kandang.
b. Lokasi pengelolaan Lingkungan Hidup. Lokasi pengelolaan
limbah cair adalah disekeliling kandang sedangkan limbah padat
dilakukan disekitar kandang.
c. Periode pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan limbah cair dilakukan secara terus menerus
sepanjang operasi kegiatan. Pengelolaan limbah padat dilakukan
sehari sekali dan dibersihkan dan padatan dibuat pupuk.
10
MATRIKS UKL - UPL
Institusi Pengelola
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Keterangan
Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya
Sumber Besaran Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Jenis Dampak Pemantauan
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Kegiatan yang
menghasilkan
dampak
terhadap
lingkungan
Kegiatan
peternakan
pada tahap
operasi:
Pemeliharaan
ternak
menimbulkan
limbah berupa:
1. Limbah cair Terjadinya Limbah cair Limbah cair di Disekeliling Pengelolaan Melakukan Pemantauan Pemantauan a. Instansi pelaksana
pencemaran yang kelola dengan kadang dan di limbah cair pemantauan kualitas efflucut kualitas yiatu PT. XIONG
kualitas air dihasilkan 500 memasangan area bidigetser dilakukan kualitas effeclucas dilakukan pada effluent selaku pemrakarsa
akibat liter/hari drainase secara terus dari instalasi saluran outlet dilakukan 3 b. Instanasi pengawas
pembuangan permanen menerus biogas sesuai dari instalasi bulan sekali yaitu BLHD Kab.
limbah cair pengumpul sepanjang dengan baku mutu biogas Poso Dinas
limbah cair operasi air limbah Peteranakan Kab.
disekeliling kegiatan peternakan Pemantauan Poso
kndang dan atau kualitas air c. Instanasi Penerima
mengelolanya Melakukan sungai dilakukan Laporan yaitu BLHD
dalam instalasi pemantauan di 3 titi: sebelum Kab. Poso dan
biodigoster kualitas air sungai outlet dibawah Dinas Peternakan
sebelum outet dan Kab. Poso
dibuang setelah outlet
2. Limbah Terjadinya Limbah padat Seluruh limbah Lokasi Pengelolaan Pemantauan
padat penurunan dihasilkan padat akan pengelolaan limbah padat kualitas air
(Kotoran) kualita air adalah 1,5 m3 dijadikan pupuk limbah padat dilakukan sungai di
sungai akibat Per minggu kandang adalah sehari sekali lakukan 6
pembungan disekitar Kandang bulan sekali
limbah padat kandang dibersihkan
11
JL. PULAU SABANG NO. 127, KAYAMANYA
POSO KOTA 94619
TEL: +6282193412572
SURAT PERNYATAAN
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Poso, 2017
HUNG SI ONG
Direktur
12
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, tanggal 05 oktober 2012.
Kecamatan Pamona Utara dalam Angka, tahun 2016, terbitan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
Dr. Ing. Ir. MOHAJIT, MSc.,2011, Rekayasa Lingkungan, Catatan Kulian Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
ITB, Bandung.
Bambang Sudiarto, 2008, Pengolahan Limbah Peternakan Terpadu dan Agribisnis yang berwawasan
Lingkungan, Makalah Seminar Nasional Teknologi Peternakan.
Fianda Revina Widyastuti, Purwanto, Hadiyanto. 2013, Upaya Pengelolaan Lingkungan Usaha Peternakan Sapi
di Kawasan Usaha Tani Terpadu Bangka Botanical Garden Pangkalpinang, Makalah Seminar Nasional
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Ade Iwan Setiawan, 2014, Memanfaatkan Kotoran Ternak, Solusi Masalah Lingkungan dan Pemanfaatan
Energi Alternatif, Edisi Revisi Ke 14.
13
LAMPIRAN
Surat Persetujuan Izin Prinsip dari Bupati Poso, Nomor 188.45/0132/2013, Tanggal 18 Januari 2013.
Surat Persetujuan Izin Prinsip Penanaman Modal Asing Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal, Nomor
3349/I/IP/PMA/2017, tanggal 18 Agustus 2017
Risalah Pertimbangan Tehnis Peternakan dalam Penerbitan Izin Lokasi dari Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Poso Nomor 11/2015 tanggal 25 Juni 2015.
Surat Rekomendasi Kesesuaian Rencanan Tata Ruang Wilayah dari Bupati Poso, Nomor
651.2/487/RAB/RT/RW/P.U/XI/2015 tanggal.
Surat Persetujuan Pemberian Izin Lokasi untuk Keperluan Peternakan Sapi atas nama PT. XIONG terletak di
Desa Kuku, Desa Sangira, Desa Sulewana, Desa Saojo, Kelurahan Sawidago, Desa Uelincu, Desa Lena di
Kecamatan Pamona Utara dan Desa Kelei di Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi
Tengah dari Bupati Poso, Nomor 188.45/1001/2015 Tanggal 25 Nopember 2015.
Akta Pendirian Perusahaan PT. XIONG Nomor 153 tanggal 28 November 2013
dan Pengesahan Badan Hukum PT. XIONG No. AHU 04203.AH 01.01 Tahun 2014 tanggal 03 Februari 2014.
Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Poso Nomor:660/19601/DLH/2017 tanggal 21 Agustus 2017
Peta-Peta
14