Anda di halaman 1dari 60

Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1 IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN AMDAL

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Dokumen ANDAL Rencana Kegiatan


Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seluas ±24.000 Ha
kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sebagai berikut:

A. Identitas Pemrakarsa

1. Nama Perusahaan : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR


2. Alamat Kantor : Mayapada Tower Lt. 11, Jl. Jend. Sudirman Kav. 28,
Jakarta Selatan 12920.
3. Jenis Kegiatan : Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit.
4. Lokasi Kegiatan : 121o40’12.8” s/d 121o55’42.9” Bujur Timur, dan
01o25’55.8” s/d 01o37’55.6”” Lintang Selatan.
Di Wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara,
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
5. Luas Areal Perkebunan : ± 24.000 Ha.
(SK. Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011,
tanggal 19 Juli 2011, tentang Persetujuan Izin Lokasi untuk
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas ±24.000 Ha
kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)
6. Direktur Utama : AGUSTINUS T. SENAK
(Direktur PT. KARUNIA ALAM MAKMUR).

B. Identitas Penyusun Studi AMDAL

Pelaksanaan studi ANDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit sesuai Pemberian Izin Lokasi Perkebunan seluas ±24.000 Ha
kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (SK Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-
DKP/G.3/VII/2011, tertanggal 19 Juli 2011) di Kecamatan Mamosalato dan Bungku
Utara Kabupaten Morowali, disusun oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) selaku
Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit. Dalam rangka penyusunan Dokumen ANDAL ini telah
dibentuk Tim Penyusun AMDAL yang berpengalaman dan memenuhi kualifikasi dan
memiliki kompetensi sebagai tenaga ahli penyusunan AMDAL sesuai pedoman dan
ketentuan yang berlaku, seperti tersaji pada Tabel 2-1.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 1
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tabel 2-1. Tim Penyusun Studi ANDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan
Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kec. Mamosalato dan Bungku
Utara Kab. Morowali.
A. PEMRAKARSA & PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN & 
PABRIK KELAPA SAWIT SELUAS ± 24.000 Ha DI KEC. MAMOSALATO & BUNGKU UTARA 
Nama Perusahaan/ 
PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) 
Pemrakarsa 
Alamat Kantor  Mayapada Tower Lt. 11, Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta Selatan 
12920.  Email : Agus_tsenak@gmail.com  
Direktur/Penanggung 
Direktur PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) 
Jawab  
Nama Direktur/ 
AGUSTINUS T. SENAK 
Penanggung Jawab 
B. TIM PENYUSUN ANDAL 

JABATAN DALAM TIM  NAMA  BIDANG KEAHLIAN 


1. Ketua Tim  Pipiet Hariyadi, S.Si.  Ahli Kimia Lingkungan (Bersertifikat 
Kompetensi KTPA dari Intakindo/KLH)  
2. Wakil Ketua Tim  Ir. Abd. Wahid, M.Si  Ahli AMDAL & Biodiversity (Bersertifikat
AMDAL A‐Plus dan ERA) 
3. Anggota Tim  Yudha Akhmad Permana,  Ahli Biologi (Bersertifikat Kompetensi 
S.Pi  ATPA dari Intakindo/KLH) 
4. Anggota Tim  Ir. H. Husain Umar, M.P   Ahli  Kehutanan & Konservasi SDA 
(Bersertifikat AMDAL  A, B & C)  
5. Anggota Tim  Isrun, SP. M.P  Ahli Fisik‐Kimia Tanah  
6. Anggota Tim  Moh. Fahmi, SP.  Ahli Pertanian (Proteksi Tanaman) 
7. Anggota Tim  Rusdani Sosiawan, S.Pi Ahli Sosekbud (Bersertifikat 
Kompetensi ATPA dari Intakindo/KLH) 
8. Anggota Tim  Sardiana Junus, SKM   Ahli Kesehatan Masyarakat 
9. Anggota Tim  Sofyan, S.Si  Pemetaan (GIS) 

2.2 URAIAN RENCANA USAHA dan/atau KEGIATAN

Rencana usaha Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT.


KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM), di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah adalah membangun areal perkebunan/pertanian Kelapa
Sawit dan industri pengolahannya, baik untuk olahan setengah jadi maupun produk/hasil
olahan yang siap dipasarkan. Berdasarkan rencana perusahaan tersebut, penanggung
jawab perkebunan/pertanian Kelapa Sawit dan pengolahannya tetap dilaksanakan oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM). Pelaksanaan rencana usaha tersebut melalui tahapan
pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 2
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.2.1 Status Studi AMDAL

Sebelum melakukan studi AMDAL Rencana Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit


dan Unit Pengolahannya di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara, Kabupaten
Morowali, telah dilakukan sosialisasi, studi kelayakan teknis dan ekonomis oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) terhadap penduduk sekitarnya, dan sebagian
pencatatan kemitraan sebagai petani plasma. Dengan demikian status studi AMDAL
ini tidak dilakukan secara terintegrasi dengan studi kelayakan teknis dan ekonomi. Studi
AMDAL ini dilakukan setelah sejumlah kajian baik teknis maupun ekonomi telah selesai
dilakukan.

2.2.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali

Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
(PT. KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato (desa lingkar dampak; yaitu
Desa Lijo, Sea, Winangabino, Tambale) dan di Kec. Bungku Utara (desa lingkar dampak;
yaitu Desa Salubiro dan Lemo) Kabupaten Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati
Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin
Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas ± 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA
ALAM MAKMUR (PT. KAM). Luas lahan sudah termasuk untuk pembangunan berbagai
fasilitas pendukungnya.

Didasarkan pada Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 1999, serta Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh Dirjen Palonologi Kehutanan Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah XIV Palu Tahun 2010; terdapat sebagian lokasi izin Usaha
Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR berada pada kawasan hutan yaitu kawasan
hutan produksi terbatas (HPT). Detil status kawasan dalam lokasi izin Usaha Perkebunan
PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Keberadan Lokasi Izin Usaha Perkebunan (IUP) PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Berdasarkan Fungsi Kawasan dan Perairan, tahun 1999; & Peta Tata Batas.
No  FUNGSI KAWASAN  LUAS (Ha)  Persentase (%) 
1.  Hutan Lindung (HL)  ‐  ‐ 
2.  Hutan Produksi Tetap (HP)  ‐  ‐ 
3.  Hutan Produksi Terbatas (HPT)  8,905.06  37.10
4.  Hutan Produksi Konversi (HPK)  ‐  ‐ 
5.  Areal Penggunaan Lain (APL)  15,094.94  62.90
6.  Areal Pantai/Perairan Laut Teluk Tolo  ‐  ‐ 
Jumlah  24,000.00  100.00
Sumber  :   1) Peta Lampiran SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 757/Kpts‐ll/1999 
    3) Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Kab. Morowali Prov. Sulawesi Tengah Skala 1:250.000 
4) Lampiran Peta Lokasi Izin Usaha Perkebunan (SK Bupati Morowali No. 193/SAPRAS‐DKP/G.3/VII/2011) 
5) Hasil Pengukuran Planimetris Tim AMDAL, Tahun 2011. 

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 3
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Sampai saat ini rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Morowali yang terbaru (Revisi)
masih dalam proses pengesahan/persetujuan. Dari Rencana tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali tahun 2010-2030, lokasi rencana kegiatan Perkebunan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR keseluruhannya terletak pada kawasan budidaya,
sehingga tidak terdapat areal dalam lokasi izin Usaha Perkebunan terletak pada
kawasan lindung (non budidaya), sehingga rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit
telah sesuai dalam peruntukan wilayah berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Morowali (Gambar 2-3).

Berdasarkan Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (KH produksi
terbatas) untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan termasuk
kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dengan metode budidaya perkebunan yang
disyaratkan, serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit pada
kawasan hutan diperbolehkan dengan melalui Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan dari Menteri Kehutanan.

Pada saat Dokumen AMDAL ini disusun, PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tengah mengurus
Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan. Penyusunan
Dokumen AMDAL PT. KARUNIA ALAM MAKMUR merupakan salah satu prasyarat yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari
Menteri Kehutanan untuk areal seluas ±8,905.06 Ha (37,10%), yang merupakan areal
kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Tabel 2-3. Rencana Penataan Areal Izin Usaha Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
LUAS 
NO  FUNGSI KAWASAN  KETERANGAN 
(Ha)  (%) 
1.  Hutan Lindung  ‐  ‐  Dikeluarkan dari areal IUP (Enclave) 
2.  Areal Kerja Perkebunan (IUP)  24,000,00 100,00   
  a. Areal Penggunaan Lain (APL)  15,094.94 62.90 Dikelola pada tahun ke I s/d VI kegiatan 
Dikelola setelah ada SK Pinjam Pakai Kawasan, 
  b. Hutan Produksi Konversi (HPK) 8,905.06 37.10
atau Pengesahan RTRWP Tahun 2010‐2030. 
  c. Hutan Produksi Tetap (HP)  ‐  ‐  Dikelola setelah ada SK Pinjam Pakai Kawasan 
  d. Perairan Laut Teluk Tolo  ‐  ‐  Dikelola untuk fasilitas penunjang dll 
Jumlah  24.000,00 100,00  
Sumber  :   1) Peta Lampiran SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 757/Kpts‐ll/1999 
  3) Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Kab. Morowali Prov. Sulawesi Tengah Skala 1:250.000 
4) Lampiran Peta Lokasi Izin Usaha Perkebunan (SK Bupati Morowali No. 193/SAPRAS‐DKP/G.3/VII/2011) 
5) Hasil Pengukuran Planimetris Tim AMDAL, Tahun 2011. 
 
Dalam perencanaan dan penataan areal kerja IUP PT. KARUNIA ALAM MAKMUR,
Manajemen PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan mengeluarkan areal IUP Perkebunan
yang termasuk dalam kawasan Hutan Lindung (bila ada), yang berdasarkan hasil

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 4
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

pengukuran Planimetris Tim AMDAL menunjukan bahwa areal kerja Izin Lokasi Usaha
Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tidak berada dalam kawasan hutan lindung
(HL), sehingga luas areal kerja Perkebunan yang akan dikelola oleh Manajemen PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR luasannya tetap yaitu ±24.000 Ha. Rencana penataan areal
kerja Izin Lokasi Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR selengkapnya dapat disimak
pada sajian Tabel 2-3.

2.2.3 Batas Lahan Yang Digunakan Untuk Rencana Kegiatan.

Berdasarkan peta kawasan hutan dan survey lapangan, diketahui bahwa wilayah yang
direncanakan masih didominasi oleh tutupan vegetasi hutan sekunder berupa
pepohonan, semak belukar, lahan terbuka, dan lahan pertanian, sedangkan
pemukiman penduduk letaknya cukup berdekatan dengan kawasan APL. Dari
gambaran penggunaan dan tutupan lahan seperti ini, maka dapat diketahui cukup
banyak lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya kelapa sawit dalam areal
yang direncanakan. Pemukiman masih terkonsentrasi di sepanjang jalan utama. Selain
pemukiman penduduk dalam bentuk kampung atau dusun, di sekitar lokasi juga
terdapat pemukiman transmigrasi.

Sehubungan dengan pemanfaatan ruang wilayah atau kawasan, UU No 26 tahun 2007


tentang penataan ruang mengarahkan agar setiap wilayah atau kawasan memiliki pola
ruang yang baku dan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
membangun wilayahnya. Dalam pembagian pola ruang, maka dikenal klasifikasi fungsi
kawasan sebagai berikut (i) Kawasan Lindung (non Budidaya); dan (ii) Kawasan
Budidaya. Kawasan budidaya terbagi ke dalam : (a) kawasan hutan produksi; (b)
kawasan pertanian; (c) kawasan pertambangan; (d) kawasan perindustrian; (e)
kawasan pariwisata; dan (f) kawasan pemukiman.

Bentuk penggunaan lahan di tapak proyek adalah Kawasan Hutan Produksi Terbatas
(HPT) dan Areal Penggunaan Lain (APL). Dari hasil pengamatan visual di lapangan
terhadap pola penggunaan lahan kecenderungan terjadi alih fungsi lahan walaupun
masih dalam luasan terbatas atau intensitasnya kecil.

Di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan terdapat aktifitas perkebunan


(diantaranya kelapa sawit dan kakao) dan sebagian pemukiman penduduk sehingga
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali, dan ditinjau dari
kesesuaian lahan terhadap aktivitas perkebunan yang telah berlangsung tersebut,
maka kegiatan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
(PT. KAM) dipandang sesuai untuk peruntukan pengembangan usaha perkebunan dan
pertanian.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 5
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Berdasarkan administratif Pemerintahan, Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan


untuk areal rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR (PT. KAM) terletak di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara, dengan batas-
batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP) dan
hutan produksi terbatas (HPT), DAS/Sungai Bongka, dan
pemukiman masyarakat suku wana.
Sebelah Selatan : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi konversi (HPK), hutan
produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT), kawasan areal
penggunaan lain (APL), dan beberapa sungai (DAS) diantaranya
S. Tirongan, S. Andolia, S. Wine/Momo, Areal Perkebunan Sawit
Plasma PT. Kurnia Luwuk Sejati serta permukiman masyarakat.
Sebelah Timur : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), hutan
produksi terbatas (HPT), sebagian kawasan areal penggunaan
lain (APL), dan Kecamatan Toili Barat Kab. Banggai.
Sebelah Barat : Kawasan CA Morowali dan hutan lindung (HL), hutan produksi
tetap (HP), DAS/Sungai Salubiro, dan Wil. Kecamatan Bungku
Utara.

Di sekitar lokasi rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR terdapat perkebunan kakao, kelapa dan pemukiman penduduk local (suku
wana/Ta’a) dan transmigrasi, kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP),
hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi konversi (HPK), serta areal/wilayah Izin
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati (PT. KLS), dan beberapa sungai
(Sungai Bongka, S. Salubiro, S. Andolia, S. Wine/Momo, dan S. Tirongan), serta anak
sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari berada di
sekitar areal rencana perkebunan Kelapa Sawit.

Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
(PT. KAM), sangat memperhatikan kesesuaian lahan untuk kelayakan perkebunan
Kelapa Sawit, dan faktor pembatasnya. Hal itu demi tujuan kelestarian lingkungan yang
berkesinambungan. Oleh karena itu, kajian kesesuaian lahan untuk kesesuaian tanaman
Kelapa Sawit perlu di lakukan dan diprediksi dalam ANDAL.

2.2.4 Aksesibilitas Menuju Lokasi Kegiatan

Aksesibilitas yang menghubungkan lokasi rencana kegiatan Perkebunan dan


Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) dalam hubungannya
dengan jarak kesampaian daerah dapat diuraikan sebagai berikut (lihat Peta
Aksesibilitas Gambar 2.1) :

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 6
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Gambar 2-1. Peta Jalur Akses dari Kota Palu ke Lokasi Proyek (Kec. Mamosalato & Bungku Utara)

1) Dari Kota Palu (Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah) dapat ditempuh dengan perjalanan
darat melalui jalan lintas Sulawesi menuju Kota Luwuk sebagai ibukota Kabupaten
Banggai yang dapat ditempuh sekitar 16-18 jam, dari Kota Luwuk lanjut dengan
perjalanan darat melewati daerah Toili hingga memasuki wilayah Mamosalato Kab.
Morowali ditempuh sekitar 6-8 jam.
2) Dari ibukota Kendari dapat ditempuh dengan perjalanan darat melalui jalan lintas
Sulawesi menuju kota Kolonedale yang dapat ditempuh sekitar 14-16 jam.
Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh
sekitar 3-4 jam.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 7
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

3) Sedangkan dari Sorowako menuju Kota Kolonedale dapat ditempuh dalam waktu 5-
6 jam melalui jalan lintas Sulawesi. Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui jalur
laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh sekitar 3-4 jam.
4) Untuk memenuhi kebutuhan sumber air kebutuhan karyawan dan proses produksi
akan diambil dari sumber air terdekat dengan menggunakan pompa penyalur yang
diperkirakan jaraknya beberapa km dari pusat kegiatan Perkebunan dan
Pengolahan Kelapa Sawit.

2.2.5 Tata letak Rencana dan/atau Kegiatan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT.
KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten
Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011,
tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
seluas ±24.000 Ha kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM).

Lokasi Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR secara geografis terletak antara koordinat 121o40’12.8” s/d 121o55’42.9” BT dan
01o25’55.8” s/d 01o37’55.6” LS, sesuai dengan peta Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa
Sawit di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara, Kabupaten Morowali.

Untuk lebih jelasnya, letak dan luas areal permohonan Perkebunan dan Pengolahan
Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR disajikan Tabel 2.4, sedangkan Peta
Lokasi/Situasi disajikan pada Gambar 2.2.

Tabel 2.4. Letak, Luas & Kondisi Areal Kerja Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM)
No Uraian Keterangan
1. Luas Areal Kebun ± 24.000 Ha.
2. Batas Geografis 121o 40’ 12.8” s/d 121o 55’ 42.9” BT dan
01o 25’ 55.8” s/d 01o 37’ 55.6” LS

3. Kelompok DAS/Sungai DAS/Sungai Bongka – DAS/Sungai Tirongan – Sungai Andolia –


Sungai Wine/Momo.
4. Batas Areal Kerja :
• Sebelah Utara Kawasan HL, HP & HPT, DAS/Sungai Bongka, dan pemukiman
komunitas suku wana.
• Sebelah Selatan Kawasan HL, HP, HPT, HPK & sebagian APL, beberapa sungai
(DAS) diantaranya S. Tirongan, S. Andolia, S. Wine/Momo,
Areal Perkebunan Sawit Plasma PT. Kurnia Luwuk Sejati (KLS)
serta permukiman masy.
• Sebelah Timur Kawasan HL, HP & HPT, sebagian kawasan areal penggunaan
lain (APL), dan wilayah Kec. Toili Barat Kab. Banggai.
• Sebelah Barat Kawasan CA Morowali kawasan HL & HP, DAS/Sungai
Salubiro, dan Wil. Kecamatan Bungku Utara.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 8
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

No Uraian Keterangan
5. Ketinggian Tempat (dpl):
¾ 100‐300 m  270.05 Ha (1.13%)
¾ 300‐500 m  6,940.60 Ha (28.92%)
¾ 500‐700 m  11,607.98 Ha  (48.37%)  
¾ 700‐900 m  4,324.42 Ha (18.02%)
¾ 900‐1100 m  836.69 Ha (3.49%)
¾ 1100‐1300 m  20.26 Ha (0.08%)
6. Luas Kelas Lereng :
¾ 0 ‐ 8 %   (datar)  2,078.30 Ha (8.66%)
¾ 8 ‐ 15 %   (landai)  3,084.48 Ha (12.85%)
¾ 15 ‐ 25 %  (agak curam) 6,228.12 Ha (25.95%)
¾ 25 – 40 %  (curam)  6,497.07 Ha (27.07%)
¾    > 40 %   (sangat curam) 6,112.02 Ha (25.47%)
7. Administrasi - Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali,
Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tengah
8. Administrasi Pemangkuan - Dinas Kehutanan & Perkebunan Kabupaten Morowali,
Hutan - Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah
Sumber: Hasil Analisis Data Tahun 2011 (Profil PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 9
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Gambar 2.2. Peta Orientasi Lokasi Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 10
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Gambar 2.3. Peta Arahan Penggunaan Lahan Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali
DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 11
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Gambar 2.4. Peta Kesesuaian Tanah Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali
DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 12
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

1. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak

Aspek yang akan dianalisa dampaknya dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang


mempunyai kriteria sebagai berikut:

 Kegiatan pokok yang berpotensi menimbulkan dampak penting sesuai dengan issu
utama dalam rencana Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit;

 Kegiatan yang memiliki resiko yang besar secara umum pada kasus-kasus serupa
ditempat lain (analogi) dapat menimbulkan dampak penting.

Areal permohonan perkebunan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR seluas 24.000
Ha dengan rencana alokasi penggunaan lahan untuk tanaman perkebunan kelapa
sawit sebagai berikut:

Luas areal total : 24.000 Ha


• Jalan : 800 Ha
• Base camp + kantor + Barak karyawan : 45 Ha
• Persemaian : 50 Ha
• Daerah Buffer Zone dll : 6.000 Ha
Sisa areal efektif tanaman : 17,105 Ha
• Perkebunan Inti (PT. KAM) 80% : 13.684 Ha
• Kebun Plasma/Masyarakat 20% : 3.421 Ha

Proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perkebunan dan


Pengolahan Kelapa Sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan dalam 4
(empat) tahap kegiatan, yaitu: 1) Tahap Prakonstruksi, 2) Tahap Konstruksi, 3) Tahap
Operasi, dan 4) Tahap Pasca Operasi.

Tahap Prakonstruksi. Komponen rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan
pada Tahap Prakonstruksi, meliputi: a) Perizinan; b) Sosialisasi Rencana Kegiatan; c)
Pembebasan Lahan; dan d) Pembentukan Kemitraan.

Tahap Konstruksi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap
Konstruksi, meliputi: a) Mobilisasi Tenaga Kerja; b) Mobilisasi Peralatan & Material; c)
Pembukaan & Pematangan lahan; d) Pembangunan Sarana & Pra Sarana Penunjang;
Pembangunan Kebun; dan e) Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan IPAL.

Tahap Operasi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap
Operasi, meliputi: a) Mobilisasi Tenaga Kerja; b) Pemeliharaan Tanaman; c)
Operasional Kebun; d) Operasinal Fasilitas Pengolahan Sawit; e) Pengangkutan Hasil
Produksi; dan f) Replanting Tanaman Tua.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 13
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tahap Pasca Operasi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap
Pasca Operasi, meliputi: a) Demobilisasi Peralatan Kerja; b) Pembongkaran Fasilitas; c)
Rasionalisasi Tenaga Kerja; dan d) Rehabilitasi Lahan.

Sebagaimana tersaji pada Tabel 2.5 di bawah ini bahwa kegiatan produksi atau
operasional perkebunan sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan
dalam waktu 25-30 tahun. Penentuan rencana waktu pelaksanaan kegiatan
perkebunan sawit tersebut didasarkan pada umur produksi dari tanaman kelapa sawit.

Rencana kegiatan tahap Prakonstruksi; kegiatan pembangunan perkebunan dan


pengolahan kelapa sawit akan dimulai tahun 2012, yang akan dilanjutkan dengan
tahap konstruksi pada kuartal kedua tahun 2013, sedangkan tahap operasi produksi
diharapkan sudah dapat dimulai pada akhir tahun 2018. Keseluruhan rencana usaha
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR seperti tertera
pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5. Tahapan Kegiatan Usaha Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
TAHUN KEGIATAN 
NO.  URAIAN KEGIATAN 
0 1 2 3 4 5 6 7 8  9  10  ..  31 32 33
I.  TAHAP PRA KONSTRUKSI         
  1)  Persiapan, Perizinan dan Koordinasi        
  2)  Sosialisasi dan Konsultasi Publik        
  3)  Pembebasan lahan                               
  4)  Pembentukan Kemitraan                               
            
II.  TAHAP KONSTRUKSI                               
  1)  Mobilisasi Tenaga Kerja         
  2)  Mobilisasi & Demobilisasi Alat & Material                               
  3)  Pembukaan & Pematangan Lahan (land                               
clearing) 
  4)  Pembangunan Sarana‐Prasarana Penunjang        
  5)  Pembangunan Kebun                               
  6)  Pembangunan Fasilitas Pengolahan & IPAL                               
            
III.  TAHAP PRODUKSI         
  1)  Mobilisasi Tenaga Kerja                               
  2)  Pemeliharaan Tanaman         
  3)  Pemanenan & Pengangkutan TBS                               
  4)  Pengolahan TBS menjadi CPO                               
  5)  Pengangkutan Hasil Produksi        
  6)  Replanting Tanaman Tua                               
  7)  Pengembangan Masyarakat (ComDev)                               
           
IV.  TAHAP PASCA OPERASI         
  1)  Rasionalisasi Tenaga Kerja                               
  2)  Demobilisasi Peralatan Kerja        
  3)  Pembongkaran Fasilitas                               
  4)  Rehabilitasi Lahan                               
Sumber : Dokumen FS. PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, Tahun 2011. 

Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
terletak di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali,

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 14
Ba
ab 2 REN
NCANA USA
AHA DAN/AT
TAU KEGIAT
TAN

da
an diperkirakan akan merubah
m kon
ndisi lingkung
gan secara mendasar berupa dam
mpak
po
ositif dan ne
egatif akiba
at kegiatan perusahaan
n dan berpe
engaruh terh
hadap inten
nsitas
ampak yang akan terjadi. Oleh kkarena itu, perlu
da p diidentifikasi lebih jauh meng
genai
ak
ktivitas kegia
atannya, seh
hingga dap
pat diminima
alisir dampakk yang akan
n terjadi. Sum
mber
attau penyebab dampak
k yang perlu
u ditelaah dapat
d dikelo
ompokkan dalam
d 4 (em
mpat)
ko
omponen be
esar yaitu: Kegiatan
K tah
hap pra-kon
nstruksi, taha
ap konstruksi, tahap Ope
erasi,
da
an Pasca Op
perasi. Kegia
atan–kegiata
an tersebut adalah seba
agai berikut::

A. TA
AHAP PRA KONSTRUK
KSI

Ke
egiatan-kegiatan pada tahapan prakonstruksi yang
y dilakuk
kan meliputi :

1. Persiapan
Tahap perrsiapan keg
giatan melip
puti beberapa aspek ssebagaiman
na digamba
arkan
pada skem
ma Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Tahap Persia


apan Proyekk

2. Perizinan

Rencana Perkebunan
n Kelapa Sa
awit dan Pe
engolahanny
ya oleh PT. KARUNIA ALAM
A
MAKMUR yang terletak di wilay
yah Kecamatan Mamo
osalato dan
n Bungku Utara
U

DOKUM
MEN ANDAL Perkkebunan & Pengolahan Kelapa SSawit PT KARUN
NIA ALAM MAKM
MUR
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Kabupaten Morowali hingga saat ini telah menyelesaikan beberapa proses perizinan
dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait :
a) Surat Keputusan Bupati Morowali Nomor : 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal
19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
seluas ±24.000 Ha.
b) Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Kabupaten Morowali
Nomor : 163.2/PlanHut-DKP/4.1/VI/2011, tanggal 25 Juni 2011 perihal Telaahan
Teknis atas Permohonan Izin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara.

3. Sosialisasi Rencana Kegiatan

Sesuai Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan


Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL, sebelum melakukan
kegiatan pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR diwajibkan melakukan sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat
sekitar dan para pihak (Stakeholder) terkait. Sosialisasi rencana kegiatan diperlukan
untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan para pihak terkait
mengenai bentuk-bentuk kegiatan penambangan nikel, tujuan dan manfaat
kegiatan serta prakiraan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup
sekitarnya.
Kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik pelaksanaannya dipusatkan di Balai
Pertemuan Kantor Camat Mamosalato di Tana Sumpu pada tanggal 29 Oktober 2011.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten
Morowali, unsur tripika Kecamatan, Kepala Desa beberapa Desa lingkar dampak,
Badan Perwakilan Desa, LKMD, LSM, beberapa tokoh masyarakat dari beberapa
desa/dusun yang terkena dampak secara langsung maupun secara tidak langsung
dari rencana kegiatan penambangan tersebut.

Berdasarkan pengamatan terhadap saran, pendapat dan tanggapan dari


masyarakat dan pemerintah serta pihak-pihak yang terkait atas rencana kegiatan
pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
terdapat beberapa topik yang perlu mendapat perhatian untuk dimuat dalam
Dokumen ANDAL ini, meliputi:

1. Pada prinsipnya masyarakat menyambut baik rencana kegiatan pembangunan


Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
2. Perusahaan tidak akan melakukan kegiatan perkebunan di lokasi sumber mata air,
lokasi yang dikeramatkan oleh masyarakat, dan lokasi konservasi fauna (seperti
lokasi sarang burung walet, dsb.)

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 16
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

3. Komitmen perusahaan untuk menyelesaikan hak-hak masyarakat yang terkena


lokasi perkebunan & bersedia membuat kesepakatan/MOU yang diketahui oleh
PemDes, Kecamatan dan Pemda Kabupaten Morowali.
4. Mobilisasi dan Penggunaan Tenaga Kerja Lokal menjadi prioritas utama oleh pihak
perusahaan. Penerimaan Tenaga Kerja agar dilakukan secara transparan dan
legal.
5. Sebelum semua ijin perkebunan dikeluarkan oleh instansi terkait, perusahaan tidak
dibenarkan melakukan aktifitas perkebunan, kecuali untuk kegiatan sampling dan
studi kelayakan.
6. Pengalokasian dan besaran dana CD (ComDev) yang disiapkan oleh pihak
perusahaan kepada masyarakat difasilitasi oleh tripika kecamatan dan PemDes
membuat MOU (Kesepakatan).
7. Perusahaan bertanggung jawab bila terjadi bencana akibat aktifitas Perkebunan
& Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit


bertujuan untuk membangun komunikasi yang konstruktif antara PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR dengan masyarakat setempat dan para pihak terkait (multistakeholder),
sehingga diperoleh kesepahaman dan kerjasama dalam proses pengelolaan usaha
Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit yang berwawasan lingkungan.

Secara informal, kegiatan sosialisasi pada masyarakat sekitar telah dimulai oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR saat mengawali pelaksanaan kegiatan survey lokasi dan
kelayakan (Fesibility Study), dimana Tim Survey telah mengadakan pertemuan
dengan warga Desa lingkar dampak (terutama Desa Lijo, Sea, dan Winangabino)
untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan dan rencana kegiatan perusahaan, serta
mendengar langsung harapan dan aspirasi masyarakat terhadap rencana
perusahaan yang akan membuka usaha Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit di
wilayah desanya. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik juga telah
dilakukan secara bersama antara Pihak Konsultan AMDAL PKMK-UNTAD dengan
pihak Perusahaan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Pada saat kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik dilaksanakan, semua saran,
rekomendasi dan gagasan tersebut akan dipertimbangkan dalam desain proyek
perusahaan dan apabila tidak bertentangan akan dimasukkan ke dalam naskah
Dokumen ANDAL. Selain itu telah dilakukan publikasi tentang rencana Pembangunan
Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit melalui koran lokal yaitu Koran Harian Umum
Media Alkhairaat tanggal 22 Oktober 2011 (Terlampir).

Hasil kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit
secara detil dan transparan diprakirakan akan menimbulkan dampak penerimaan
masyarakat sekitar dan para pihak terkait terhadap pelaksanaan kegiatan
pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit yang berwawasan
lingkungan.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 17
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

4. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh

Walaupun izin lokasi yang diberikan sebenarnya dominan merupakan tanah milik
negara, namun didalamnya kemungkinan juga terdapat tanah milik masyarakat.
Kepemilikan tanah milik masyarakat pada umumnya karena penerapan hukum adat
tentang tanah yang pernah dan/atau sedang diusahakan oleh masyarakat sekitar
untuk kegiatan pertanian atau perladangan.
Prosedur pembebasan lahan dimulai dengan melakukan inventarisasi kepemilikan
tanah masyarakat (termasuk tanaman ekonomis yang tumbuh di atas tanah
tersebut) yang dibuktikan dengan adanya surat kepemilikan tanah yang sah
ataupun surat penetapan penguasaan tanah dari instansi yang berwenang, ataupun
berdasarkan keterangan tertulis dari aparat tingkat RT/RW/Desa dan saksi-saksi tokoh
masyarakat setempat. Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran lapangan bersama-
sama dengan pemilik tanah, aparat dari instansi terkait tingkat Desa, Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten, dan juga melibatkan saksi-saksi dari RT/RW, dan tokoh
masyarakat yang ada. Kesepakatan yang dicapai pada proses inventarisasi dan
pengukuran lapangan, selanjutnya dituangkan dalam berita acara, yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan pembayaran ganti rugi dengan harga yang telah
disepakati bersama.

5. Pembentukan Kemitraan

Pengalihan kebun masyarakat menjadi kebun mitra. Hal ini akan menimbulkan
dampak terhadap keresahan penduduk sekitar yang tidak dapat ikut dalam
kemitraan. Model kemitraan yang dapat diterapkan pada perkebunan kelapa sawit
PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sebagaimana diagram pada Gambar 2.6.

Da sar p ela ksan aa n m e ng acu p ad a P era tura n M e nte ri Pe rtan ian


Nom o r : 26 /P erm en ta n/ OT.1 40 /2 00 7
Ten ta ng Pe do m an Pe rizin an Usah a P erke bu na n

Gambar 2.6. Model Kemitraan

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 18
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

B. TAHAP KONSTRUKSI

Kegiatan pada Tahap Konstruksi yang diprakirakan menimbukan dampak penting


terhadap lingkungan meliputi:

Tahap Konstruksi Kebun:

1. Perekrutan Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang direkrut pada tahap konstruksi ini adalah untuk menunjang
kegiatan perkebunan kelapa sawit seperti: kegiatan pembukaan lahan,
pembangunan sarana dan prasarana penunjang, pembibitan, dan penanaman
bibit. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga kerja tidak tetap dengan
kualifikasi tenaga kerja terampil, tenaga terdidik, dan tenaga kasar. Perekrutan
tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan. Prioritas tenaga kerja
adalah yang berasal dari masyarakat lokal dengan standar kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan. Perbandingan komposisi jumlah tenaga kerja adalah 75%
merupakan tenaga kerja lokal dan 25% tenaga kerja dari luar daerah. Kegiatan ini
akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha serta pendapatan masyarakat
yang akan meningkatkan perputaran ekonomi. Tetapi dengan didatangkannya
pegawai dari luar, kegiatan ini juga akan menimbulkan Keresahan di masyarakat
sekitar serta timbulnya konflik dengan tenaga kerja lokal.
Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pengolahan perkebunan kelapa sawit oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR tersebut dikategorikan dalam tenaga kerja/karyawan tetap
dan tenaga kerja lepas/buruh. Spesifikasi dan jumlah tenaga kerja/karyawan tetap
maupun tidak tetap yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengelola perkebunan
kelapa sawit tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap tahapan
pekerjaan. Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja, khususnya untuk karyawan tetap
yang diperlukan disajikan pada Tabel 2.6 berikut :

Tabel 2.6. Jumlah dan Spesifikasi Karyawan Tetap Dalam Mengelola Perkebunan
Kelapa Sawit

Jumlah
No. Uraian Spesifikasi dan Pengalaman minimal
(orang)
1.  Manager  2  Sarjana Pertanian/5 tahun 
2.  Assisten Manager  4  Sarjana, SLTA Pertanian, SLTA Teknik/5 Tahun 
3.  Kepala Urusan  8  Sarjana Pertanian, SLTA Pertanian/3 Tahun 
4.  Mandor  10  SLTP / SLTA 

5.  Staf  20  SLTA Umum 

6.  Pesuruh  4  SD / SLTP 


JUMLAH  48   
Sumber : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 19
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tenaga kerja dominan yang dibutuhkan untuk kegiatan kontruksi kebun dan konstruksi
pabrik adalah tenaga kerja dengan kategori ahli atau terampil, namun tenaga kerja
kategori buruh juga diperlukan untuk jenis-jenis pekerjaan yang tidak memerlukan
keahlian atau ketrampilan khusus, meliputi tenaga administratur, tata usaha, karyawan
kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel. Untuk tenaga kerja tidak tetap/buruh
kebun yang diperlukan dihitung berdasarkan ratio kebutuhan tenaga kerja yaitu
sebesar 0,5 HOK/Ha. Oleh karena itu untuk mengelola kebun kelapa sawit seluas
17.105 Ha idealnya dibutuhkan sebanyak ± 7.504 orang tenaga kerja meliputi tenaga
administratur, tata usaha, Karyawan kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel.

Tabel 2.7. Kebutuhan Tenaga Kerja Kegiatan Pembangunan Perkebunan


Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Administratur 2
2 Tata Usaha 2
3 Karyawan Kebun 7.200
4 Karyawan Pabrik 260
5 Karyawan Bengkel 40
Jumlah 7.504
Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


Kebutuhan peralatan berupa alat-alat berat seperti bulldozer, excavator, grader,
skidder, compactor, digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan, penataan divisi,
pembuatan jalan, saluran drainase, jembatan dan gorong-gorong.
Material berupa tanah urug, pasir, batu bata, batu kali, dan bahan bangunan
lainnya didatangkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang berupa bangunan gedung kantor, mess pekerja, bengkel, dan
lainnya. Sebagian besar peralatan dan material didatangkan dari Kota Palu,
Makassar, Bungku dan sekitarnya, dengan menggunakan jalur darat jalan negara
Route Makassar – Palu - Poso – Kolonedalo atau Luwuk Banggai. Mobilisasi material
hanya menggunakan truk-truk skala kecil dan menengah. Intensitas mobilisasi
peralatan dan material tidak tinggi karena jadwal pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap. Selengkapnya terlihat pada Tabel 2.8.
Mobilisasi alat berat diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap kerusakan
badan jalan, dan seterusnya akan mengganggu aksesibilitas dan menimbulkan
persepsi negatif terhadap masyarakat. Di samping itu kegiatan ini juga berdampak
terhadap penurunan kualitas udara yang berdampak sekunder pada penurunan
kesehatan masyarakat.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 20
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tabel 2.8. Rencana Kebutuhan Alat Berat dan Kendaraan dalam


Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT Karunia Alam Makmur

No. Jenis peralatan Jumlah Satuan


A.  Alat‐alat Berat     
  Buldozer  20  Unit 
  Excavator/Shovel  8 Unit 
  Motor Grader  3  Unit 
  Truck  10 Unit 
B.  Tracktor dan Perlengkapan Tracktor     
  Farm Tracktor  13  Unit 
  Disc Plough  7  Unit 
  Disc Harrow  7  Unit 
  Post Hole Digger  3  Unit 
  Blade Grader  3  Unit 
  Tipping Trailer  14 Unit 
  Tank Semprot  5 Unit 
c.  Alat Angkutan dan Perhubungan  
  Speed Boat  2 Unit 
  Jeep SC HD TP  10 Unit 
  Pick up Hiline  10  Unit 
  Kijang Minibus  10  Unit 
  Dump Truck  10 Unit 
  Truck Tank  3  Unit 
  Sepeda Motor  10 Unit 
D.  Peralatan Kebun     
  Genset  15  Unit 
  Pompa Air  50  Unit 
  Power Sprayer  20 Unit 
  Potong Rumput  5  Unit 
  Chain saw  13 Unit 
Sumber : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, 2011.

3. Pembukaan dan Pematangan Lahan (land clearing)


Land Clearing dilakukan pada lahan yang secara yuridis dan defacto telah menjadi
hak usaha perkebunan, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku, seperti
tidak menebang/land clearing pada areal sempadan sungai (yaitu 100 m ditepi
kanan dan kiri yang memiliki lebar sungai > 50 m), sempadan pantai (yaitu 100 m dari
tepi pantai pada saat air pasang tertinggi), cagar budaya, daerah mata air (yaitu
radius 200 m) dan sebagainya.
Kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
dilakukan dengan mekanisme tanpa pembakaran, yang mengacu pada Keputusan
Ditjenbun No. 38/KB.110/SK/Dj.Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar.
Kegiatan dengan cara full mekanis diterapkan pada kondisi lahan darat, sedangkan
untuk lahan low land akan diterapkan dengan sistem semi mekanik. Adapun tahap-
tahap pembukaan lahan adalah sebagai berikut :
 Tahap I

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 21
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tiga bulan sebelum pembukaan hutan dilakukan pembuatan rintisan dengan


disertai pengukuran dan bloking dan disusul dengan pembuatan jalan utama dan
jalan blok. Pembagian tersebut sangat berguna untuk menentukan ancak
penebangan hutan dan pengawasan pekerjaan. Pelaksanaan pembukaan hutan
harus atau sebaliknya dilakukan pada musim kering.
 Tahap II
Setelah jalan blok selesai diukur dan dibuat, maka langkah selanjutnya melakukan
pengimasan untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Pohon-pohon kayu yang
berdiameter lebih besar dari 10 cm ditebas, sedangkan yang berdiameter lebih
besar dari 10 cm ditebang dengan kapak atau gergaji rantai bermesin (chain
saw).
 Tahap III
Setelah pengimasan selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan penebangan.
Pekerjaan ini dilakukan dengan chain saw, tetapi untuk dapat mempercepat
pekerjaan penebangan dapat dilakukan dengan memakai alat-alat berat
(buldozer) pada areal yang memungkinkan dimasuki oleh alat berat. Selanjutnya
batang primer dipotong dengan chain saw. Adapun tinggi penebangan pohon
adalah sebagai berikut:
¾ Diameter 10 cm, dipotong rata dengan permukaan tanah
¾ Diameter 11-12 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 30 cm
¾ Diameter 21–30 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 60 cm
¾ Diameter 31–75 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 90 cm
¾ Diameter 76–150 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 150 cm.
Setelah selesai penebangan batang, maka dahan dan ranting dipotong dengan
panjang maksimum 5 m, kemudian ditumpuk menurut barisan yang teratur. Kayu
gelondongan yang berguna bisa dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan
seperti pembuatan gorong-gorong, bahan baku perumahan karyawan dan
sebagainya.
 Tahap IV
Sisa gelondongan kayu yang tidak terpakai selanjutnya ditumpuk dan diatur
memanjang dari utara ke selatan agar mudah dikontrol. Jarak antara tumpukan
antara 32-33 meter atau antara 15-16 meter, sehingga dalam satu hektar diproleh
3-6 tumpukan. Diharapkan tumpukan kering dapat dirambati LCC dan tinggi
tumpukan tidak lebih dari 100 cm.
 Tahap V
Tahap akhir dari penyiapan lahan adalah penghancuran sisa-sisa cabang dan
ranting dengan memakai traktor yang dilengkapi dengan garu dan rotary blade,

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 22
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

apabila tidak mungkin dengan traktor dapat mempergunakan dozer atau


exavator, sedangkan sisa kayu yang tidak dapat hancur ditumpuk.

4. Pembangunan Sarana-Prasarana Penunjang


Pada tahap konstruksi pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR, meliputi kegiatan pembangunan fisik bagi semua sarana dan prasarana
yang diperlukan dalam operasional kebun dan selanjutnya diteruskan dengan
pembangunan kebun kelapa sawit itu sendiri.
Sarana dan prasarana penunjang yang dibangun terdiri atas: emplasement (kantor,
gudang, garasi, perumahan karyawan, barak pekerja, dan bengkel), fasifitas umum
(sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana pendidikan, sarana peribadatan),
instalasi air bersih dan listrik, tempat pembuangan sampah, jaringan jalan, dan
jembatan atau gorong-gorong.
Jembatan dan gorong-gorong yang terdapat dalam areal perkebunan dibuat
dengan memanfaatkan balok-balok kayu sisa kegiatan pembukaan dan
pembersihan lahan, dan untuk menggantikan jenis kayu yang tidak memenuhi
persyaratan, atau bila kebutuhan lebar jembatan lebih dari 4 meter dan panjang
jembatan lebih dari 6 meter, maka dibangun jembatan dengan konstruksi beton
bertulang.
Pembangunan sarana dan prasarana meliputi kegiatan pembangunan jalan dan
jembatan yang berfungsi untuk melancarkan mobilitas alat-alat berat yang
diperlukan untuk pembangunan kebun dan sarana penunjangnya serta dirancang
pula jalan untuk transportasi yang akan digunakan selama perawatan dan
pemanenan tanaman kelapa sawit.
a) Pembangunan Jalan dan Jembatan
Jaringan jalan dan jembatan sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran
kegiatan pembangunan kebun. Perencanaan yang baik dalam melakukan
kegiatan pembangunan jaringan jalan sangat diperlukan yaitu harus
memperhatikan dan menyesuaikan kepada pembagaian afdeling dan blok, serta
bentuk daerah dan topografinya. Jaringan jalan yang akan dibangun oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR adalah sebagai berkut:
 Jalan Panen
Jalan panen berfungsi sebagai jalan/lintas bagi para pemanen dalam
melaksanakan pekerjaan panen, pemeliharaan tanaman dan jalan untuk
mengangkut buah sawit yang telah dipanen menuju tempat pengumpulan
hasil (TPH). Lebar jalan panen sekitar 1,0 – 1,2 meter searah barisan tanaman
(Utara Selatan) dengan interval satu setiap dua gawangan.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 23
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

 Jalan Koleksi
Jalan koleksi merupakan jalan pengumpul dari jalan panen (TPH) untuk
melayani angkutan hasil kebun menuju jalan utama. Jalan ini dibangun dengan
interval 400 m dan panjangnya 1 km per blok. Konstruksi jalan yang digunakan
adalah tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 5 meter.
 Jalan Utama
Jalan utama berfungsi sebagai lalu lintas angkutan hasil produksi kebun menuju
pabrik. Jalan utama ini dirancang untuk dapat dilalui kendaraan baik pada
musim kemarau maupun musim hujan. Konstruksi jalan yang digunakan adalah
tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 7 meter.
 Jalan Penghubung
Jalan penghubung berfungsi menghubungkan pusat kegiatan proyek/pabrik
dengan jalan Raya Kabupaten atau Provinsi. Konstruksi jalan yang digunakan
adalah perkerasan batu/sirtu dan mempunyai lebar 9 meter.
 Jembatan dan Gorong-Gorong
Jalan-Jalan yang melewati parit dilengkapi dengan jembatan dan gorong-
gorong. Konstruksi jembatan dibuat dari jembatan kayu yang sebagian
memanfaatkan kayu tebangan di sekitar wilayah studi.

Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan
kesehatan masyarakat. Di samping itu juga akan menimbulkan dampak terhadap
peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan
terhadap biota perairan.

b) Pembuatan Saluran Drainase.


Pembuatan saluran drainase/parit dilakukan terutama pada areal-areal yang
rendah (tergenang). Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air keluar kebun
terutama pada musim hujan dengan tujuan untuk menghindaris penggenangan
air pada tanaman kelapa sawit. Saluran yang dibuat terdiri dari saluran primer,
sekunder dan tersier dengan ukuran masing-masing sebagai berikut:

 Saluran primer, ukuran 4 x 4 x 2,5 m


 Saluran sekunder, ukuran 2 x 2 x 2 m
 Saluran tersier, ukuran 1 x 1 x 1 m

Apabila pembangunan saluran drainase berfungsi mengalirkan air keluar kebun


terutama pada musim hujan, maka sebaliknya untuk menghadapi kekurangan air
(kekeringan) yang kemungkinan dapat terjadi pada musim kemarau perlu
dibangun embung-embung. Fungsi lain dari embung-embung ini selain untuk
mengantisipasi kekeringan dapat pula dimanfaatkan sebagai sumber cadangan

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 24
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

air yang dapat digunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di
kebun.

5. Pembangunan Kebun
Pembangunan kebun meliputi pembangunan area kebun termasuk pembibitan dan
penanaman serta operasi dan pemeliharaan. Tahapan pembangunan kebun seperti
pada skema di bawah ini :

TAHAP
PEMBANGUNAN
KEBUN

PEMBANGUNAN OPERASI & 
PIC. Tim Area PEMELIHARAAN 
Operasional Inti PIC. Operasional Inti

8 Pembibitan 8 Pemeliharaan infrastruktur


8 Land Clearing 8 Pengendalian gulma, hama dan
8 Pembuatan Infrastruktur penyakit
8 Tanam LCC 8 Pemupukan
8 Pancang
8 Tanam Palma

Gambar 2.7. Tahap Pembangunan Kebun

Pembibitan

Pembibitan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pre-nursery yang berlangsung


selama 2-3 bulan dan tahap main-nursery yang berlangsung selama 9-12 bulan.
Kegiatan-kegiatan pembibitan meliputi penyiraman, penyiangan, pengurangan
naungan, seleksi bibit, pemupukan, serta pemberantasan hama dan penyakit.

Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Kegiatan konservasi lahan dilakukan setelah pekerjaan pembukaan lahan selesai,


dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas sumberdaya tanah
dan air.

Pembuatan Lubang Tanam

Sebelum pembuatan lubang tanam dilakukan, terlebih dahulu dipasang ajir-ajir yang
berjarak 9 x 9 x 9 m (segitiga sama sisi). Lubang tanam dibuat tepat di tempat ajir,
dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Pada waktu pembuatan lubang tanam, tanah dari
lapisan atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah. Pembuatan lubang tanam
dilakukan 2 minggu sebelum waktu tanam.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 25
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Penanaman

PT. KARUNIA ALAM MAKMUR memperoleh izin lokasi untuk usaha perkebunan kelapa
sawit seluas 24.000 Ha. Dari total luasan tersebut tidak semuanya layak untuk dibuka
dan ditanami kelapa sawit, hal ini didasarkan atas pertimbangan kelestarian
lingkungan. Sebagian wilayah akan difungsikan sebagai daerah buffer zone (daerah
perlindungan/penyanggah) terutama areal yang berada pada kemiringan lereng di
atas 40%. Oleh karena itu total lahan yang akan dibuka termasuk untuk
pembangunan sarana & prasarana (Base camp, jalan, dll) pada dua wilayah
Kecamatan berkisar ±18.000 Ha, yang terdiri atas 13.684 Ha untuk kebun inti, 3.421 Ha
untuk kebun plasma, dan 895 Ha untuk sarana & prasarana kebun sawit. Diharapkan
mulai tahun 2013 sudah dapat dilaksanakan kegiatan pembibitan kelapa sawit
dengan target tanam kebun inti 3.000 ha dan seterusnya yang akan disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Jadwal pelaksanaan kegiatan penanaman tertera
pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Jadwal Penanaman Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di
Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali.
1. Nucleus (Inti) Periode Penanaman
Description 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Nursery     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
Land Clearing     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
LCC     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
Penanaman     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
TBM 1     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
TBM 2     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680
TBM 3     3,420     3,420     3,420     3,420  13,680

2. Plasma Periode Penanaman
Description 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Nursery        855        855        855        855     3,420
Land Clearing        855        855        855        855     3,420
LCC        855        855        855        855     3,420
Penanaman        855        855        855        855     3,420
TBM 1        855        855        855        855     3,420
TBM 2        855        855        855        855     3,420
TBM 3        855        855        855        855     3,420

Penanaman dilakukan dan diselesaikan sebelum musim hujan, sehingga pada musim
kemarau berikutnya tanaman telah tumbuh kuat. Jarak tanam yang digunakan
adalah 8,16 m x 9 equel distance (segitiga sama sisi). Penanaman dilakukan 2 minggu
setelah lubang tanam dibuat. Bibit yang ditanam adalah bibit yang siap salur yang
telah diseleksi sejak di main nursery. Kriteria bibit yang siap tanam adalah pada umur
12 bulan rata-rata memiliki daun 12 helai dengan tinggi sekitar 120 cm dan diameter
batang 10 cm. Satu hari sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi pupuk Fosfat
500 g/lubang.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 26
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Pembangunan kebun akan menurunkan kualitas udara yang seterusnya dapat


menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Karena adanya pengolahan tanah,
diduga akan meningkatkan erosi dan sedimentasi, yang jika masuk ke badan air
akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.

Tahap Konstruksi Pabrik:

6. Pembangunan Pabrik dan IPAL


Rencana pabrik yang akan dibangun sebanyak 2 (dua) unit pabrik yang berkapasitas
45 ton TBS/Jam. Pabrik tersebut rencananya akan ditempatkan di Desa Tambale
Kecamatan Mamosalato. Persiapan yang dilakukan pada awal sebelum
dilakukannya pembangunan di lokasi proyek adalah pembuatan direksi keet, base
camp pekerja, serta pembangunan gudang penyimpanan peralatan dan material
proyek.

a. Mobilisasi Peralatan dan Material


Setelah kegiatan persiapan selesai dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah
mobilisasi peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Jenis
peralatan yang diperlukan meliputi :
• Peralatan berat untuk penyiapan dan pematangan lahan (bulldozer, excavator,
grader);
• Peralatan untuk pemindahan barang dan material (crane, traktor, loading truck,
dump truck);
• Peralatan lain pendukung kegiatan konstruksi (mesin genset, pompa air, mesin
las listrik, bor listrik, hammer pile);
• Peralatan dan mesin pabrik (sterilizer, thresher, screw press, boiler, vibratory
screen, rippler mill, sludge centrifuge, oil purifier, digester, diesel alternator, steam
turbo alternator, spreader, raw water pump, sludge separator and purifier,
vacuum dryer, decanter, solid dryer, over head crane, nut cracker, turbin
generator, diesel genset, bulk kernel silo, kompresor udara).

Jenis material yang diperlukan terdiri atas material mentah (material yang berasal
dari sumber daya alam) dan material jadi (material yang merupakan hasil
olahan/produksi). Jenis-jenis material yang diperlukan meliputi :

9 material untuk konstruksi jalan dan saluran


9 material untuk konstruksi pondasi,dinding dan atap
9 material untuk pintu, jendela dan lantai
9 material untuk sanitasi
9 material untuk perpipaan,serta
9 material untuk mekanikal dan elektrikal;

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 27
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Kegiatan konstruksi dilaksanakan oleh kontraktor rekanan yang ditunjuk manajemen


PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sehingga mobilisasi peralatan dan material dilakukan
oleh kontraktor tersebut.

Kegiatan ini akan menyebabkan dampak terhadap penurunan kualitas udara,


peningkatan kebisingan dan getaran disekitar lokasi tapak proyek akibat kegiatan
keluar masuk kenderaan pengangkut tanah galian, alat dan bahan material
konstruksi.

b. Penyiapan dan Pematangan Lahan


Pekerjaan penyiapan dan pematangan lahan meliputi kegiatan penggalian,
penimbunan, dan pemadatan tanah untuk memperkuat landasan konstruksi
bangunan pabrik dan bangunan lain yang direncanakan. Selain itu juga dilakukan
pembangunan jalan menuju ke lokasi pabrik, serta pembuatan parit drainase untuk
mengantisipasi terjadinya banjir ataupun genangan air.

Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan
kesehatan masyarakat. Di samping itu juga akan menimbulkan dampak terhadap
peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan terhadap
biota perairan.

c. Bangunan Pengolah Air Baku


Air untuk keperluan proses pabrik dan keperluan domestik karyawan diperoleh dari
Sungai terdekat lokasi pembangunan pabrik. Air baku untuk memenuhi kebutuhan
proses pabrik dan kebutuhan domestik karyawan diperoleh dari air sungai Andolia
dan/atau Sungai Wine/Momo. Air dari sungai Karaopa dan/atau Sungai Wine/Momo
dialirkan ke dalam sebuah waduk buatan berkapasitas 180.000 m3. Air baku untuk
memenuhi kebutuhan proses pabrik dan domestic karyawan diolah terlebih dahulu
pada unit-unit bangunan pengolah air baku. Proses pengolahan air baku
selengkapnya disajikan sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.8. Diagram Pengolahan Air Baku

Jumlah kebutuhan air baku ditentukan berdasarkan asumsi sebagai berikut :

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 28
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Kebutuhan air baku untuk proses pabrik :


Boiler : 65% kapasitas PKS
Dilution : 21% kapasitas PKS
Cleaning : 5% kapasitas PKS
Kebutuhan air baku untuk domestik karyawan : 80 liter/hari per karyawan.

Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap Penurunan kuantitas air tanah di
sekitar lokasi akibat pemakaian air baku.

Gambar 2.9. Diagram Kebutuhan Air untuk Pabrik dan Domestik

d. Pembangunan Bangunan Utama:


 Pabrik
 Bangunan Perumahan Staf dan Karyawan
 Bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)

Bangunan pabrik terdiri atas loading ramp, unit boiler dan stasiun perebusan, unit-unit
pengolahan, unit genset, unit workshop dan panel kontrol. Konstruksi pondasi
menggunakan struktur tiang pancang, konstruksi bangunan menggunakan struktur
rangka baja H, konstruksi lantai menggunakan struktur pelat beton bertulang, atap
bangunan menggunakan spandeks aluminium.
Bangunan lain di dalam lokasi pabrik adalah gedung kantor dan laboratorium.
Konstruksi gedung-gedung tersebut menggunakan pondasi batu kali, rangka
bangunan menggunakan beton bertulang, dinding menggunakan bata plester dan
sebagian akan dibuat partisi, lantai memakai keramik, dan atap menggunakan
asbes gelombang atau genteng beton.
Bangunan perumahan staf dan karyawan pabrik dibuat terpisah dengan perumahan
staf dan karyawan kebun. Konstruksi bangunan dibuat permanen dengan
menggunakan struktur rangka beton bertulang, pondasi batu kali, dinding bata
diplester, atap genteng beton, lantai keramik, kusen kayu, serta pintu dan plafon
menggunakan plywood.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 29
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Instalasi Pengolah Air Limbah menggunakan sistem pengolahan secara anaerobik


dengan unit berupa kolam-kolam air limbah (Anaerobic Ponds Process). Model
reaktor Anaerobik Pond dipakai karena dinilai cukup efektif untuk mengolah air
limbah hasil pengolahan kelapa sawit yang memiliki karakteristik beban organik dan
kandungan solid dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Di samping itu dari sisi
operasional, model reaktor ini cukup mudah dioperasikan dengan biaya yang cukup
rendah serta hanya memerlukan tindakan pemeliharaan yang sederhana.
Bentuk reaktor berupa kolam/galian tanah berbentuk persegi empat dengan ukuran
dimensi yang cukup besar dan dibuat kemiringan dinding talud 1 : 2 untuk menjaga
kekuatan konstruksi dinding kolam tanah tersebut. Karena kolam berada di areal
terbuka, maka untuk mengantisipasi tambahan beban volume air akibat hujan akan
ditambahkan free board (batas dinding yang tidak terendam air) serta pemberian
saluran over flow untuk menjaga ketinggian free board tersebut. Permukaan tanah
pada sekitar tepi kolam ditanami rumput untuk mencegah laju erosi tanah yang
dapat menyebabkan masuknya partikel tanah terkikis ke dalam kolam. Pada
sekeliling lokasi IPAL ditanami pepohonan dalam kerapatan dan ketinggian yang
cukup untuk menahan atau mengurangi aliran angin, sehingga potensi penyebaran
bau air limbah dapat dikurangi.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan kualitas
udara, peningkatan erosi, sedimentasi, gangguan biota perairan, dan penurunan
kesehatan masyarakat.

7. Demobilisasi Peralatan dan Pembersihan Material Sisa Pembangunan Konstruksi


Setelah pelaksanaan kegiatan konstruksi selesai dilakukan, maka semua peralatan
akan diangkut keluar dari areal kebun dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit,
demikian juga semua material sisa dibersihkan.

C. TAHAP OPERASI

1. Perekrutan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang direkrut pada tahap operasional kebun dan pabrik adalah
tenaga kerja ahli atau terampil khususnya untuk operasional pabrik, selain itu juga
diperlukan tenaga kerja buruh untuk jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian
khusus. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan/diterima
selama tahap konstruksi dan operasional perkebunan sebanyak 1.500 pekerja
(orang). Perekrutan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan.
Prioritas tenaga kerja adalah yang berasal dari masyarakat local dengan standar
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan. Perbandingan komposisi jumlah tenaga

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 30
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

kerja adalah 75% merupakan tenaga kerja local dan 25% tenaga kerja dari luar
daerah. Adanya kegiatan ini akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha
serta pendapatan masyarakat yang akan meningkatkan perputaran ekonomi.
Namun dengan didatangkannya tenaga kerja dari luar, dapat menimbulkan
keresahan di masyarakat sekitar serta timbulnya konflik dengan tenaga kerja lokal.

Untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan


kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, diperlukan adanya perangkat organisasi
dan managemen usaha yang disesuaikan dengan bidang dan volume pekerjaan
yang akan ditangani. Kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR dipimpin oleh seorang Direktur, operasional kebun dipimpin
oleh seorang Site Manager, yang dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh Manager
penanaman/pembibitan, Manager perawatan/pengendalian mutu, sedangkan
bagian Administrasi terdiri atas Kepala Perpajakan, Kepegawaian, dan Keuangan.
Selanjutnya Direktur Pemasaran dan Hubungan Nasional/Internasional dibantu oleh
seorang Manager Pengembangan dan seorang Manager hubungan
Nasional/Internasional.
Untuk jelasnya, pada Gambar berikut ditunjukan Struktur Organisasi Pengembangan
Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Gambar 2.10. Struktur Organisasi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit


PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 31
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


kegiatan operasional kebun. Kegiatan pemeliharaan tanaman dibedakan atas
kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan kegiatan
pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Adapun kegiatan pemeliharaan
tanaman yang dilakukan meliputi :

 Penyulaman dan Penyisipan


 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma
 Pemupukan
 Pembuatan Piringan dan Jalan Panen
 Kastrasi
 Penunasan

Jika tanaman kelapa sawit dipelihara dengan baik, maka pada umumnya dapat
dipanen saat tanaman berumur 4 tahun. Pemanenan dilakukan dengan
menggunakan pisau dodos untuk tanaman yang masih rendah (<2 meter), kampak
siam untuk tanaman yang tingginya sedang (2 - 5 meter), dan galah yang dilengkapi
dengan pisau egrek pada ujungnya untuk tanaman yang cukup tinggi (> 5 meter).
Buah hasil panen dikumpulkan dan diangkut dengan gerobak ke tempat
pengumpulan di tepi jalan pengumpul. Dari tepi jalan pengumpul yang sudah
disediakan dengan sistem ancak tertentu, kemudian Tandan Buah Segar (TBS)
dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan selanjutnya diangkut ke pabrik
penerima dengan menggunakan dump truck berkapasitas 5 ton TBS/trip.
Kegiatan pengolahan tanah akan meningkatkan sedimentasi, yang jika masuk ke
badan air akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.
Demikian juga kegiatan pemupukan, akan menimbulkan dampak terhadap
meningkatnya sedimentasi, yang jika masuk ke badan air akan meunrunkan kualitas
air serta gangguan terhadap biota perairan. Kegiatan pengendalian hama dan
penyakit tanaman akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Kegiatan
pemangkasan akan meningkatkan sedimentasi, penurunan kualitas air dan
gangguan terhadap biota perairan.
1) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).
Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan operasional kebun. Kegiatan pemeliharaan tanaman dibedakan atas
kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan kegiatan
pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Adapun kegiatan pemeliharaan
tanaman yang dilakukan meliputi:

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 32
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Penyiangan
Setelah rerumputan diberantas dengan Paracol dan alang-alang dengan
Rounduup, kemudian dilakukan penanaman kacangan sebanyak 3 jalur per
gawang kelapa sawit. Penyiangan selanjutnya dilaksanakan secara manual.

Pemupukan
Program pemupukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tanaman belum
menghasilkan dan tanaman menghasilkan (TBM dan TM), seperti diuraikan dalam
bagian pemeliharaan berikut berdasarkan umur tanaman.

Tabel 2.10. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)
Jenis dan dosis (Kg/Ha)
Umur Tanaman  NPK NPK
(Tahun)  Compound  Compound  MOP/KCL  SP36  BGFB 
15:15:6:4  12:12:17:2
1  250 ‐ ‐ 300  ‐ 
5  500 ‐ ‐ ‐  ‐ 
10  800 ‐ ‐ ‐  ‐ 
15  ‐ 1.100 ‐ ‐  60 
20  ‐ 1.200 ‐ ‐  ‐ 
20  ‐ 1.300 600 ‐  60 
30  ‐ 1.400 1.000 ‐  ‐ 
Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Penyulaman dan Penyisipan


Kegiatan penyulaman dan penyisipan dilakukan terhadap Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM). Penyulaman adalah penggantian terhadap tanaman yang
mati atau yang kurang baik pertumbuhannya dengan tanaman baru. Sedangkan
penyisipan dimaksudkan untuk menanami tempat-tempat lubang tanam tertentu
yang belum tertanami pada saat penanaman pertama. Kegiatan penyulaman
dan penyisipan dilakukan selama 6 bulan sekali agar umur tanaman yang
disulam/disisip tetap seragam.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma


Jenis gulma yang ditemukan antara lain ilalang dan beberapa jenis rumput liar.
Gulma tersebut perlu diberantas agar tidak menggganggu pertumbuhan
tanaman kelapa sawit dan tanaman penutup tanah (LCC). Pengendalian/
Pemberantasan gulma dilakukan secara bergilir atau rotasi setiap jangka waktu 3
atau 4 minggu sekali. Khusus untuk pemberantasan ilalang diberantas hingga ke
akar-akarnya sehingga tidak cepat menyebar kembali. Pemberantasan gulma
dilakukan secara kombinasi, yaitu secara fisik-mekanis (dicangkul), secara
bioteknologi (penanaman tanaman penutup tanah), dan secara kimiawi
(penyemprotan herbisida).
Untuk pencegahan dan pengendalian serangan hama seperti ulat api, ulat
kantong, belalang, dan kumbang dilakukan dengan penyemprotan insektisida
(dengan alat turbomist). Untuk hama tikus digunakan bahan rodentisida dengan
menggunakan umpan yang sudah dicampur, diletakkan dalam pelepah daun

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 33
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

kelapa sawit. Penggunaan bahan-bahan ini tergantung dari tingkat serangan


hama. Selain serangan hama, terdapat juga serangan penyakit pada akar dan
buah yang disebabkan oleh jamur. Biasanya menyerang pada tanaman yang
berusia 3-10 tahun, pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida/
herbisida. Berikut ini disajikan jenis dan dosis pestisida untuk pengendalian hama
dan penyakit tanaman kelapa sawit.

Tabel 2.11. Jenis dan Dosis Pestisida untuk Pengendalian Hama, Penyakit dan
Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit.
Jenis
No Jenis Hama/Gulma Dosis Satuan
Pestisida/Herbisida
      Insektisida       
1   Ulat    Dipterex,    0,6 – 1,0   kg/ha  
(Stora nitens, Darna trima, dll)   Bayrusil  
2   Kumbang    Dipterex,   1,0 – 1,5   kg/ha  
(Apongia sp, Adoratus sp, dll)   Thiodan  
3   Ngengat (Thirtaba mundella,)   Thiodan,  Akodan   0,5 – 1,0   l/tandan  
      Fungisida       
4   Jamur (Glomerella singulata, Phytium sp)   Dithane M‐45   disesuaikan   l/ha  
      Herbisida       
5  Gulma (alang‐2, paitan, teki‐2an, krisan)   Round Up,   disesuaikan   l/ha  
Paracol  
      Rodentisida       
6  Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus sp,)   Klerat R‐MB,  disesuaikan   l/ha  
Racumin  
Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Penanggulangan hama dan penyakit yang sangat dianjurkan adalah melalui


konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 6 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman yang dilakukan
melalui PHT. Penerapan PHT ini pada prisnsipnya melakukan tindakan system
pengamatan dini “Early Warning System”. Informasi yang diperoleh dari system
peringatan dini adalah menetapkan tindakan pemberantasan pada saat yang
paling tepat, namun sebelumnya diupayakan melalui pencegahan. Tindakan
pencegahan/pemberantasan dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:
™ Cara Eradiksi
Beberapa usaha yang dapat dilakukan seperti pengumpulan ulat daun,
pembongkaran tanaman rusak atau pemotongan bagian daun yang sakit,
mengumpulkan dan membakarnya. Membunuh babi secara langsung melalui
perburuan. Demikian juga pembersihan kebun dan lingkungannya untuk
mengendalikan tanaman inang dari hama maupun penyakit.
™ Cara Biologis
Dengan menggunakan binatang/organisme predator sebagai musuh alami
dari hama. Seperti burung hantu sebagai pengendali populasi tikus, karena
burung hantu dapat memangsa 5 ekor tikus dalam satu malam. Untuk
mengontrol setiap 500 ha cukup dipelihara sepasang burung hantu.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 34
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

™ Cara Chemis/Kimia
Usaha pemberantasan dengan cara chemis yaitu mempergunakan insektisida,
fungisida, bakterisida, nematisida dan sebagainya dilakukan apabila cara-cara
pencegahan lainnya sudah tidak bisa lagi dilakukan. Namun dalam
pelaksanaannya perlu kehati-hatian dalam penggunaan bahan kimia agar
tidak ada efek samping, baik kepada manusia maupun kepada lingkungan.

Penyakit tanaman kelapa sawit yang sering menyerang adalah penyakit Crawn
Disease, spear rot, busuk tandan (Maramsmius palmivorus) dan busuk pangkal
batang (Ganoderma boninensis). Cara memberantasnya menggunakan
fungisida. Sedangkan penyakit “Crawn disease” terutama menyerang pada areal
yang baru ditanam yang diakibatkan penyesuaian tanaman dengan lingkungan
lapang. Penyakit fisiologis ini akan hilang apabila tanaman sudah menginjak umur
satu sampai dua tahun. Pengendalian dilakukan melalui pemupukan berimbang.

Pemangkasan Pelepah Tua


Pemangkasan pelepah tua dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan panen,
mengurangi perintangan penyerbukan, merangsang pertumbuhan tandan buah,
mempermudah penyinaran dan sirkulasi udara serta mempermudah distribusi hara
ke bagian yang produktif. Pemangkasan tanaman dilakukan pada tanaman yang
mulai berbunga sebagai pemangkasan pendahuluan, selanjutnya dilakukan
periodic apabila tandan masak di bagian bawah ≥ 65 cm dari permukaan tanah.
Rotasi pemangkasan dilakukan setiap enam bulan sekali dengan alat dodos.

Pemeliharaan Piringan dan Jalan Panen


Seringkali piringan tempat pupuk disebarkan, dipenuhi oleh gulma dan cover
crops. Untuk itu perlu pemeliharaan dan pembersihan secara berkala dengan
tenaga manual.

Kastrasi
Kastrasi dilakukan pada tanaman kelapa sawit muda yang baru berbunga,
terutama pada tanaman yang telah berumur 14 bulan sampai 23 bulan. Kastrasi
dilakukan pada semua bunga pertama, hal ini dilakukan untuk memperpanjang
masa vegetatif. Cara yang digunakan adalah dengan memotong semua bunga
dengan alat pisau dodos.

Penunasan
Untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, maka
pelepah-pelepah daun tanaman yang letaknya mempengaruhi pembungaan
dan pembuahan dipangkas. Kegiatan penunasan dimulai sejak tanaman berumur
3 tahun dengan interval waktu 6 – 8 bulan sekali.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 35
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)


Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman menghasilkan tidak jauh berbeda
dengan pemeliharaan TBM. Penekanan pemeliharaan ditujukan pada sistem
pemupukan, penanggulangan gulma, hama dan penyakit serta pemeliharaan
jalan dan saluran drainase/parit.

Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan pada tanaman menghasilkan disesuaikan dengan
kondisi wilayah dan rekomendasi setempat serta berdasarkan hasil penelitian.
Pedoman pemupukan pada tanaman kelapa sawit untuk tanaman menghasilkan
yaitu sebagai berikut:

Urea : 1 Kg/pokok/tahun
NPK 12:12:17:2 : 1 Kg/pokok/tahun
HGF Borate : 0,005 kg/pokok/tahun
SP36 : 1 Kg/pokok/tahun.

Penanggulangan Gulma, Hama dan Penyakit


Penanggulangan gulma pada piringan dan jalan-jalan koleksi dilakukan secara
manual dan kima seperti yang dilakukan pada tanaman belum menghasilkan.
Sedangkan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan secara
terpadu baik manual maupun kimia. Jenis dan dosis yang digunakan seperti
terlihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Jenis dan Dosis Pestisida yang Digunakan Pada Tanaman
Menghasilkan
No Jenis Dosis
1  Fungisida  0,5 kg/ha/6 bulan
2  Herbisida  2 lt/ha/4 bulan
    25 gr/ha/4 bulan
3  Insektisida  0,1 lt/ha/6 bulan
    0,5 – 1 lt/ha/6 bulan
Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Pengeringan/Drainase
Parit/saluran air umumnya dibedakan daam jenis-jenis sebaai berikut:

 Field drain; parit tertier yang dibuat sejajar dengan barisan tanaman denmgan
barisan tanaman (arah timur- barat).
 Celection drain; parit sekunder tegak lurus pada field drain, umumnya berada
sejajar/di tepi jalan panen (arah utara – selatan).
 Main drain; parit primer/outlet selalu ditepi jalan transfort atau mengikuti saluran
air yang ada. Menampung air dari collection drain dan mengalirkan ke
kanal/sungai.
 Ring drain; parit paralel dengan benteng anti banjir yang terjadi karena
pengorekan tanah untuk pembentukan benteng.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 36
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Untuk penghematan biaya, pembuatan parit sejauh mungkin agar dipadukan


dengan pembangunan jalan, untuk mana dianggarkan peralatan sebuah
Excavator Dragline. Excavator juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk
guludan-guludan dengan jari-jari minimum 2 meter di tanah rendah, agar dapat
ditanami kelapa sawit dimana masih mungkin dan dipandang masih cukup
ekonomis.

3. Pemanenan, dan Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)

Jika tanaman kelapa sawit berumur lebih dari 3 tahun setelah tanam, kegiatan
panen sudah dapat dilaksanakan karena sebagian kebun telah berproduksi. Sistem
pemanenan dilakukan secara manual, dengan menggunakan peralatan
pemanenan dengan frekuensi pemanenan sekali seminggu. Kriteria buah yang
dapat dipanen ditunjukan dari perubahan warna kulit buah, dari warna hijau pada
saat buah muda berubah menjadi buah berwarna merah jingga ketika buah telah
matang atau siap panen. Selain itu kriteria lain untuk dapat mulai panen antara lain
jumlah kerapatan panen lebih dari 60% dan mutu tandan sudah baik (berat rata-rata
diatas 3 kg). Penentuan matang panen yang umum diterapkan adalah 2 brondolan
per kg berat tandan lepas secara alami, secara rinci tingkat kematangan panen
sebagai berikut.

Tabel 2.13. Tingkat kematangan panen


No  Jumlah Brondolan  Warna Buah  Tingkat Kematangan 
00  Tidak ada  Hitam Sangat Mentah
0  1‐12,5  buah luar brondol Hitam Mentah 
1  12,5 ‐ 25 buah luar brondol Kemerahan Kurang Matang
2  25‐50 buah luar brondol Merah Matang 
3  50‐75 buah luar brondol Kekuningan Matang 
4  75‐100 buah luar brondol Merah Lewat Matang
buah dalam brondol dan terdapat 
5  Kekuningan  Lewat Matang 
buah busuk 
Sumber :  PT . Karunia Alam Makmur, Tahun 2011. 

Frekuensi pemanenan kelapa sawit untuk tahun pertama produksi dilakukan setiap
minggu, namun frekuensi panen memasuki tahun kedua produksi dan seterusnya
dilakukan 3 kali dalam sebulan. Pemanenan dilakukan pada buah yang telah masak,
yaitu ditunjukkan dari perubahan warna kulit buah dari warna hijau pada buah muda
hingga menjadi merah jingga ketika buah telah matang.

Tandan Buah Segar (TBS) hasil petikan dari pohon pada lahan perkebunan segera
diangkut menuju pabrik (PKS), guna menghindari meningkatnya kandungan asam
lemak bebas pada TBS. Dalam pengangkutan TBS dengan menggunakan truck
dilaksanakan penimbangan untuk selanjutnya dimasukan di Loading Ramp.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 37
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

4. Pengolahan TBS Menjadi CPO

a. Pengolahan Hasil
Pada teknologi proses pengolahan buah kelapa sawit pada prinsipnya adalah
ekstraksi minyak yang terkandung di dalam daging buah sawit (mesocarp) melalui
pengepaan, hasil yang diadapat masih berupa minyak kasar (raw oil) yang
kemudian dimurnikan sehingga dihasilkan CPO yang sesuai dengan standar mutu
yang ditentukan oleh permintaan pasar. Buah yang telah dipanen akan
mengalami beberapa perlakuan sebelum sampai pada proses pengolahan. Mutu
minyak sawit sangat ditentukan oleh penanganan sewaktu panen maupun
sewaktu proses ekstraksi minyak berlangsung. Secara garis besar komponen-
komponen yang dihasilkan dari Tandan Buah Segar (TBS) pada proses pengolahan
kelapa sawit seperti disajikan pada Gambar 2.11.

Tandan Buah Segar


(100%)

Tandan Kosong Buah Sawit Menguap


(23%) (67%) (10%)

Minyak Mentah
(Raw Oil}(43%) Biji (12%) Serabut (12%)

Gambar : 2.11. Skema Komponen Buah Segar Kelapa Sawit

b. Stasiun Penerimaan Buah


Jembatan Timbang
Pabrik kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR direncanakan akan dilengkapi
dengan alat timbang (Road Wight Bridge) yang berfungsi sebagai alat untuk
menentukan jumlah buah yang datang dari berbagai kebun, dengan kapasitas
timbang sebesar 30 ton. Timbangan ini rencanannya akan diletakkan di depan
pintu keluar masuk pabrik. Sistem kerja pada pintu masuk timbangan akan
mencatat berat kendaraan yang telah kosong dari TBS.
Fungsi dari timbangan itu sendiri dapat menentukan jumlah TBS yang diolah,
disamping juga dapat menentukan besarnya rendaman minyak, rata-rata berat
tandan dengan suatu persamaan yang dapat dilihat pada persamaan di bawah
ini.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 38
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

A = B/C x 100%
D = E/F
Keterangan:
A = Rendaman
B = Ton CPO produksi
C = Ton TBS diolah
D = Berat tandan rata-rata
E = Ton TBS diterima
F = Jumlah TBS diterima

Sortasi
Pada dasrnya buah yang masuk dari kebun ke pabrik tidaklah mempunyai mutu
yang sama dikarenakan faktor alam, tempat tumbuh juga faktor panen dan lama
buah di tempat pengumpulan hasil (TPH). Selama buah di TPH sudah mengalami
suatu proses pematangan secara alami, yang menyebabkan buah rontok dan
juga rusak. Sortasi disini dapat melihat keadaan buah yang akan diproses
sehingga dapat dikelompokkan ke dalam fraksi-fraksi yang nantinya informasi ini
akan dimanfaatkan sabagai tolok ukur pada proses sterilisasi nantinya.

Unloading Ramp
Sebelum diangkut menuju ke tempat proses, buah ditampung atau dikumpulkan
pada unloading ramp yang mempunyai 12 buah pintu dengan kemiringan 45o
dan kapasitas 150 ton daya tampung, pintu-pintu alat ini digerakkan dengan
semacam hendel menggunakan sistem hidrolik dengan dioperasikan oleh seorang
operator.
Pada dasarnya unloading ramp terdapat suatu alat angkut yang disebut dengan
lori yang mempunayi bentuk segi empat dan terbuat dari plat besi yang diberi
lobang-lobang yang berfungsi agar uap yang diberikan pada saat sterilisasi masuk
merata mengenai buah, kapasitas muat lori rata-rata 4 ton TBS/lori.

c. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)

Ketel Rebusan
Tandan buah segar (TBS) yang telah dimasukkan ke dalam lori ditarik menuju ketel
rebusan berbentuk pipa panjang dan terbuat dari besi dengan kapasitas sekali
rebusan sebanyak sembilan lori. Bagian luar dari lori dilapisi dengan lempengan
alumunium yang berperan sebagai jaket dengan lama perebusan di dalam ketel
berkisar 70 – 90 menit, kondisi ini tergantung tingkat kematangan buah yang
direbus. Suhu yang digunakan dalam ketel sebesar 120 – 1400 C dengan tekanan
2,5 – 3 kg/cm3.
Pada prinsipnya proses perebusan adalah untuk menghambat aktivitas enzim-

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 39
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

enzim lipolitik yang dapat meurunkan kualitas minyak, menghidrolisa senyawa


polisakarida yang berfungsi sebagai perekat agar memudahkan pelepasan buah
dari janjang, melunakkan buah agar pada proses ekstraksi menjadi lebih mudah
dan memperkecil pecahnya biji dan inti pada saat pengepaan. Pada stasiun ini
diperlukan uap air yang berasal dari boiler dengan tekanan 2,5 – 3 kg/cm2, suhu
sebesar 1200C – 1400C dan waktu perebusan 70 -90 menit. Dari proses ini akan
sihasilkan air kondensat yang bercampur dengan kotoran TBS dan minyak lebih
kurang 10% dari air proses yang digunakan. Selanjutnya air kondensat ini dialirkan
ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Penebahan
Hoisting crane adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut hasil TBS
yang sudah direbus menuju stasiun penebahan dnegan kapasitas daya angkut
alat ini sebesar 5 ton. Proses penebahan dilakukan dengan cara dituang sedikit
demi sedikit secara teratur ke atas mesin penebah untuk memisahkan buah dan
tandannya. Adapun persyaratan dalam proses penebahan adalah sebagai
berikut:
 Tandan buah yang ditebah terdahulu tidak bersinggungan dengan tandan
yang akan ditebah berikutnya.
 Buah dan kelopak bunga ynag sudah lepas, segera dipisahkan dari tandan
kosong
 Buah kelapa sawit diupayakan tidak ada yang terikut dari tandan

d. Stasiun Penebahan

Stasiun penebahan ini mempunyai prinsip kerja melepaskan brondolan dari


tandan sehingga memudahkan proses pengolahan pada waktu ekstrak minyak
nantinya. Setelah buah dikeluarkan dari stasiun perebusan, selanjutnya buah
dimasukkan dalam hopper. Hopper mempunyai bentuk datar dan berfungsi
sebagai wadah untuk menampunag buah yang telah masak, alat ini dilengkapi
dengan auto feeder yang berfungsi untuk mengatur pemasukan buah ke dalam
tresher. Thresher adalah suatu alat yang betuknya menyerupai drum yang
berputar dengan kecepatan 22 – 25 rpm, di dalam alat itu dilengkapi dengan kisi-
kisi yang berguna untuk memisahkan antara brondolan dan tandan, sehingga
buah dan tandan yang sudah tidak mengandung buah dapat terpisah. Prinsip
kerja alat ini adalah mengangkut, membanting atau memutar sehingga buah
yang terpisah dari tandan akibat bantingan akan jatuh ke bawah dan ditampung
oleh fruit conveyor under thresher, sedangkan janjang kosong dilewatkan dalam
empty bunch conveyor.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 40
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

e. Stasiun Pengepaan

Digester merupakan alat yang mempunyai bentuk silinder yang dilengkapi


dengan pisau-pisau pengaduk yang letaknya bertingkat-tingkat sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Pisau paling atas berfungsi untuk melumatkan dan
mengaduk buah yang masuk sampai homogen. Sedangkan fungsi pisau paling
bawah disamping berfungsi sebagai pengaduk juga untuk medorong ampas dan
cangkang supaya keluar dari gester. Alat ini bekerja pada suhu 850C – 950C
dengan lama buah di dalam digester adalah 15 – 30 menit. Buah yang telah
terpisah antara serabut dengan inti kemudian dilakukan pengepaan dengan
screw press untuk mendapatkan minyak mentah, screw press mempunyai betuk
silinder yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah ulir yang
berputar berlawanan arah dengan tekanan 100 – 420 barr menyebabkan minyak
yang terkandung di dalam buah keluar dan ditampung di oil butter untuk
selanjutnya dipisahkan antara kotoran yang terikut berupa serat dengan
menggunakan vibrating screen.

f. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Minyak kotor yang diperoleh dari hasil pengepresan selanjutnya mengalami


beberapa proses pemurnian untuk dihilangkan kandungan airnya semaksimal
mungkin agar tidak cepat tengik.
Pasir dan kotoran yang terdapat pada minyak mentah ini adalah kotoran yang
terbawa pada buah sewaktu panen maupun selama transportasi berlangsung.
Proses pemisahan pasir dengan alat ini, pada prinsipnya menggunakan
perbedaan berat jenis dengan kondisi suhu minyak dipertahankan 950C – 1150C.
Minyak hasil dari hasil pemisahan pasir ditampung di dalam saringan bergetar
untuk dipisahkan dari benda-benda padatnya yang masih ada yang lolos dari
saringan pertama. Pada saringan bergetar dibentuk suatu system saringan
bertingkat yang terdiri dari dua tingkat dengan tingkat paling atas sebesar 20
mesh dan saringan paling bawah sebesar 40 mesh, kemudian hasil dari saringan ini
dikumpulkan dalam tangki minyak kasar dengan kondisi suhu minyak
dipertahankan 950C – 1150C agar minyak tetap cair.

 Sludge Separator
Sludge Separator adalah alat untuk memisahkan minyak dan cairan yang
masih mengandung solid dari sludge. Sludge separator berjumlah dua unit,
bekerja secara sentrifugal dengan letak mesin vertikal, yang terdiri dari bagian
yang diam dan bagian yang berputar berupa tabung bowl dengan putaran
2000 – 6000 rpm. Di bagian dalam terdapat ulir dengan putaran lebih lambat
dari putaran tabung. Hasil pemisahan dari alat ini terdir dari dua phase yaitu
phase minyak dan cairan yang bercampur solid.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 41
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

 Tanki Pemisahan
Prinsip kerja dari alat ini adalah berdasarkan perbedaan berat jenis sehingga
minyak yang masuk ke dalam alat ini akan terpisah antara minyak dan sludge
dengan posisi minyak berada di atas dan posisi sludge berada di bawah pada
dasar tanki. Kondisi tahap ini dipertahankan pada suhu 85 – 950C agar minyak
tetap cair dengan jalan menginjkesikan uap panas ke dalam tanki. Kemudian
minyak dipompakan ke dalam tanki minyak, sementara sludge dimasukkan ke
dalam tanki sludge untuk kemudian diproses lagi lebih lanjut.
Minyak yang terdapat di dalam tanki pemisah, belum benar-benar murni dan
bersih. Oleh karena itu dimurnikan lagi dalam oil purifier sehingga kotoran
mencapai lebih kurang 0,01%.
Sedangkan sludge hasil dari pemurnian ini dialirkan menuju fat-pit untuk diambil
minyaknya lagi karena masih banyak mengandung minyak. Sedang minyak
yang telah murni dari tanki pemisah dialirkan ke dalam vacum dryer untuk
menurunkan kadar airnya sampai 0,1% dengan jalan diuapkan dengan
menggunakan uap air panas 20 barr pada keadaan hampa udara dan suhu
dipertahankan pada 850C – 950C.
Sludge yang dihasilkan dari continious settle tank dikumpulkan dalam sludge
tank, kemudian dialirkan ke dalam sludge separator. Sebelum masuk ke dalam
sludge separator ampas dan kotoran dipisahkan di dalam alat rotary bunch
stainer. Dengan menggunakan sudu-sudu minyak yang terdapat di atas di
dorong menuju kembali ke continious settle tank sedangkan sludge hasil
separator dialirkan menuju ke dalam fat-pit dan begitulah seterusnya, secara
kontinyu suhu fat-pit dipertahankan antara 850C – 950C.

 Fat-pit
Fat-pit adalah suatu kolam penampung sludge yang berasal dari decanter,
continious settle tank, separator dan hasil dari air pencucian pabrik yang
diduga masih mempunyai kandungan minyaknya. Hasil buangan (sludge) ini
masih bisa diambil minyaknya dengan cara menyedot minyak yang telah
terpisah dari kotoran yang mengendap untuk selanjutnya dimurnikan lagi di
dalam continious settle tank. Fat-pit ini dilengkapi dengan alat penyedot. Di
dalam fat-pit suhu dipertahankan sekitar 850C – 950C agar minyak tetap cair
untuk memudahkan mengalirkan minyak menuju ke continious settle tank.

g. Pengutipan Inti dan Pengeringan

Depericarper
Biji dan ampas hasil dari screw press yang berupa cake dipisahkan dengan

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 42
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

menggunakan penghisap. Fraksi yang lebih ringan akan terhisap sedangkan yang
lebih berat akan jatuh ke bawah dan diterima oleh konveyer drum dan diteruskan ke
polishing drum. Ampas yang dihisap blower ditampung di fibre cyclone.
Polishing Drum
Polishing drum adalah suatu alat berbentuk drum yang berputar dan di dalamnya
dilengkapi dengan lubang-lubangdan ulir. Prinsip kerja dari alat ini adalah memutar
dan menggesek antara biji dengan biji juga antara dinding dengan biji sehingga
ampas yang masih ada pada batok akan rontok. Biji bersih kemudian diangkut
dengan menggunakan konveyor menuju nut silo.

Di dalam nut silo ini biji dikeringkan sampai kadar airnya 12-14% dengan jalan
memberikan uap panas ke dalam silo. Di dalam nut silo diberikan pemansan yang
berbeda yaitu pada bagian atas silo diberi suhu 800C, bagian tengah 600C dan
bagian bawah 400C dengan tujuan agar inti sawit dan cangkang menjadi lengkung
sehingga mudah dipisahkan. Penyimpanan di dalam silo sekitar 10 – 20 jam.
Nut Cracker
Nut cracker adalah alat penampung biji yang telah kering dan siap untuk
dipecahkan. Alat ini dilengkapi dengan rotor dan stator yang berputar dengan gaya
sentrifugal sehingga menyebabkan biji terbanting dan pecah. Biji-biji yang masih utuh
dipisahkan dengan vibrating grade menuju nut silo untuk dipanaskan lagi, sedangkan
inti dan cangkang yang telah pecah ditampung dalam hidrocyclon melalui suatu
alat Shall dan separator sehingga abu dan ampas akan dihisap menuju boiler untuk
jadi bahan bakar.
Hidrocyclone
Alat ini bekerja dilengkapi dengan semacam bak penampung yang di dalamnya
terdapat air sehingga cangkang yang mempunyai berat jenis lebih berat akan
tenggelam dan inti dapat dipisahkan dari cangkang. Di dalam hidrocyclone, biji dan
cangkang mengalami gaya sentrifugal sehingga cangkang akan terkumpul dipinggir
dasar bak. Air yang keluar dari hidrocyclone dibuang ke IPAL.

Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) berikut material balance sekaligus
pengolahan dan pemanfaatan limbah selengkapnya disajikan pada Gambar 2.12
dan Gambar 2.13.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 43
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Gambar 2.12. Proses Pengolahan TBS dan Material Balance Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 44
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

BUAH KELAPA SAWIT


(TBS)

Weigbridge

Loading Ramp

Transfer Carriage

Sterilizer

Tiper

Thresher

Digister

Screw Press

Vibrating Screen Cake Breaker


Conveyor

Crude Oil Tank Depericarper Poishing Drum

Countinous Boiler
Settling Destoner

Ripple Mill

Pure Oil Tank Skudge Tank

LTDS I
Oil Purifier Skudge
Centrifuges
LTDS II
Vacuum Drier

Effluent Oil Recovery Hydrocyclone


StorageTank

Kernel Silo

Kernel Bagging

Gambar 2.13. Diagram Proses Pengolahan Kelapa Sawit

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 45
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

h. Pengelolaan Limbah atau Cemaran PKS

Jenis limbah

Proses pengolahan minyak kelapa sawit akan menghasilkan berbagai jenis limbah
atau cemaran. Jenis limbah yang dihasilkan dari hasil proses pengolahan kelapa
sawit berupa limbah cair, limbah padat, dan gas. Adapun jenis-jenis limbah yang
dihasilkan dari tiap tahapan proses pengolahan kelapa sawit sebagai berikut :
• Remah janjang dan pasir; limbah ini muncul pada saat dipindahkannya TBS dari
truk pengangkut ke dalam lori untuk diproses. Jumlah limbah ini sangat sedikit
dan dapat diabaikan sebagai potensi limbah, namun perlu diperhatikan untuk
perawatan peralatan pabrik.
• Kondensat uap; limbah ini muncul sebagai hasil dari proses sterilisasi TBS dengan
penyemburan uap oleh boiler.
• Janjang kosong; limbah ini muncul sebagai hasil dari proses pemisahan buah
dari tandannya dengan mesin tresher. Sebagian dari limbah ini akan digunakan
untuk tambahan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar boiler.
• Serabut (fiber); limbah ini merupakan hasil dari pemisahan buah sawit (yang
sudah diperas minyaknya) dengan inti sawit (kernel). Namun volume limbah ini
juga akan berkurang sejalan dengan pemanfaatannya sebagai bahan bakar
boiler.
• Cangkang (shell); limbah ini merupakan hasil pengupasan inti sawit dari
cangkangnya. Limbah cangkang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
boiler namun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
• Padatan (solid); yaitu lumpur padat hasil pemurnian minyak sawit, di mana
dengan menggunakan dekanter akan terjadi pemisahan dalam tiga jenis
bentuk yaitu padatan, cairan, dan minyak.
• Limbah cair; limbah ini berasal dari air sisa perebusan dan air sisa proses
pencucian peralatan.
• Partikulat dan gas; adalah partikulat yang tidak tertangkap oleh alat penangkap
debu (dust colector) dan gas hasil proses pembakaran mesin pabrik.
• Limbah atau cemaran lain yang bukan merupakan hasil proses produksi antara
lain:
o Limbah minyak pelumas (oli) hasil proses perawatan mesin pabrik
o Bau yang terjadi akibat proses pengolahan limbah cair secara bakteriologis
o Kebisingan yang terjadi dari sumber suara mesin dan peralatan pabrik.

Rencana pengelolaan limbah

Rencana pengelolaan masing-masing jenis limbah tersebut di atas adalah sebagai


berikut :

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 46
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

o Serabut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk boiler.


o Janjang kosong dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dalam bentuk mulsa
pada kebun kelapa sawit. Dalam jumlah yang terbatas, janjang kosong dapat
pula dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan untuk boiler.
o Cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan untuk boiler, dan
dapat juga dimanfaatkan sebagai material perkerasan jalan.
o Abu dan arang hasil proses pembakaran dapat ditaburkan pada lahan kebun
karena dapat berfungsi sebagai penetralisir keasaman tanah atau karbon aktif.
o Limbah padatan (solid) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau material
penimbunan pada lahan kebun.
o Partikulat dan gas hasil proses pembakaran akan direduksi dengan teknologi
cerobong asap dan alat penangkap debu (dust collector).
o Limbah cair akan diolah terlebih dahulu pada Instalasi Pengolah Air Limbah
(IPAL) dengan sistim Anaerobic Pond, selanjutnya effluent dari IPAL akan
dimanfaatkan sebagai pupuk cair (land application)
o Dampak kebisingan dan bau dapat direduksi dengan penggunaan peralatan
ear protector dan masker.
o Limbah minyak pelumas (oli) hasil proses perawatan mesin pabrik akan
ditampung pada bak penampungan oli bekas untuk selanjutnya dapat diambil
oleh pihak lain yang dapat memanfaatkannya secara ekonomis.
Dampak kegiatan ini adalah timbulnya limbah padat berupa, limbah cair, dan
limbah gas yang berasal dari proses pengolahan bijih Sawit. Dampaknya adalah
penurunan kualitas air, gangguan terhadap biota perairan dan fauna lainnya,
penurunan kualitas udara, dan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

(a) Proses pengolahan limbah cair

Limbah cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit memiliki karakter sebagaimana


disajikan pada Tabel 2.14, Limbah cair tersebut diolah dengan sistem Anaerobic
Pond, meskipun waktu detensi yang dibutuhkan untuk proses dengan cara ini
cukup lama dan dengan produksi limbah yang besar membutuhkan kolam yang
sangat besar pula.
Dasar pemilihan proses pengolahan secara anaerobik ini adalah bahwa pabrik
tidak membuang hasil olahan limbah cair (effluent) ke badan air (sungai)
sehingga target kualitas effluent hasil pengolahan limbah cair tidak akan secara
ketat mengikuti aturan baku mutu limbah sesuai Kepmen LH No. KEP-51/
MENLH/10/1995 sebagaimana disajikan pada tabel 2.15, di bawah ini.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 47
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Tabel 2.14. Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Segar Cair PKS
Parameter Satuan Jumlah Limbah
pH   ‐ 10 – 60
o
Suhu   C  60 – 50
Total Padatan   mg/l 30.000 – 70.000
Total Padatan Tersuspensi  mg/l 15.000 – 40.000
Total Padatan Terlarut   mg/l 15.000 – 30.000
BOD   mg/l 20.000 – 60.000
COD   mg/l 10.000 – 120.000
Minyak   mg/l 2.500 – 15.000
Total N   mg/l 500 ‐ 900
Total P   mg/l 90 ‐ 140
Total Ca   mg/l 200 ‐ 400
Total K   mg/l 1.000 – 2.000
Total Mg  mg/l 250 ‐ 350

Tabel 2.15. Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Minyak Sawit
Kadar Maksimum Beban Pencemaran
Parameter
(mg/L) Maksimum (kg/ton)
BOD5  100  0,25 
COD   350  0,88 
TSS   250  0,63 
Minyak dan lemak   25  0,063 
Nitrogen Total (sebagai N)  50  0,125 
pH   6,0‐9,0  6,0‐9,0 
3
Debit Limbah Maksimum   2,5 m /ton produk minyak  2,5 m3/ton produk 
sawit (CPO)  minyak sawit (CPO) 
Sumber: Lampiran B IV Kepmen LH No. KEP‐51/MENLH/10/1995  

Effluent akan dialirkan ke areal perkebunan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk


cair (disebut Land Aplication) sehingga kualitas effluent limbah cair yang
disyaratkan adalah konsentrasi BOD yang tidak melebihi 5.000 mg/l. Diperkirakan
persyaratan baku mutu konsentrasi BOD effluent tersebut akan dapat dicapai
dalam waktu proses pengolahan kurang dari 50 hari, dengan pertimbangan
bahwa effluent limbah tidak dibuang ke dalam badan air, maka Instalasi
Pengolah Air Limbah (IPAL) tidak didesain sebagaimana desain IPAL PKS yang
limbahnya akan dibuang ke badan air. Instalasi Pengolah Air Limbah yang
direncanakan berupa kolam-kolam air limbah yang difungsikan sebagai reaktor
pengolahan secara anaerobik pada kondisi aliran menerus (anaerobic ponds-
continuous flow reactor). Konstruksi dinding dan dasar kolam hanya merupakan
tanah tanpa pasangan batu. Agar konstruksi dinding kolam cukup kuat (stabil)
maka dinding dibuat miring dengan kemiringan talud 1 : 2. Dimensi kolam

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 48
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

tersebut akan cukup besar dan dapat pula berfungsi sebagai kolam stabilisasi
(stabilization ponds) karena aliran menerus (continuous flow) yang terjadi dalam
kolam akan berlangsung dengan lambat.

Unit-unit bangunan IPAL yang dibangun terdiri dari 10 kolam yang masing-masing
mempunyai ukuran 115 x 30 x 5 meter. Kolam-kolam tersebut dibagi dalam 2 sub
sistem pengolahan, tiap sub sistem pengolahan tersebut terdiri dari 5 kolam yang
dioperasikan secara seri.

Air buangan hasil proses pengolahan kelapa sawit akan dialirkan menuju kolam 1
dan 6. Dari kolam 1 selanjutnya akan dialirkan secara menerus ke kolam 2, kolam
3, kolam 4 sampai kolam 5, begitu juga proses yang terjadi pada kolam 6 sampai
kolam ke 10. Digunakan sistim perpipaan yang dapat melakukan fungsi recycling
dari satu unit reaktor ke unit reaktor lainya untuk mengantisipasi kondisi beban
over load karena pengoperasian pabrik yang akan menghasilkan beban air
limbah secara continue (terus-menerus) ataupun untuk mengantisipasi bila ada
unit kolam (reaktor) yang mengalami kerusakan. Pengaturan aliran dalam sistim
perpipaan tersebut dilakukan oleh tenaga operator yang juga akan melakukan
pemeriksaan (kontrol) kualitas air limbah dan bakteri pada masing-masing kolam.
Pengaturan pengolahan air limbah dilakukan dengan menyesuaikan kondisi
kualitas air limbah pada masing-masing kolam tersebut.

Gambar 2.14. Skema sistem pengolahan limbah PKS PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

Pada dasarnya seluruh kolam IPAL merupakan suatu reaktor anaerobik, namun
demikian kolam 1 dan kolam 6 juga akan berfungsi sebagai kolam equalisasi

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 49
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

karena pada kolam ini akan terjadi proses peredaman kondisi rezim aliran pada
inlet, penurunan temperatur air limbah dari proses pabrik yang masih dalam
kondisi panas, serta juga akan terjadi proses pre sedimentasi terhadap material
padatan yang terikut dalam air limbah. Pada kedua kolam ini proses penguraian
bakteriologis belum dapat terjadi secara efektif sehingga pengurangan
kandungan BOD dan pembentukan material pengendapan ataupun hasil
konversi zat organik berupa CO2, CH4, asam organik serta jaringan sel-sel bakteri
dari hasil proses stabilisasi masih sangat sedikit.

Hasil proses yang terjadi pada reaktor tersebut adalah adanya pengurangan
(removal) kandungan Biological Oxigen Demand (BOD) serta stabilisasi
kandungan unsur-unsur dalam air limbah. Efisiensi pengurangan kandungan BOD
akan dapat mencapai lebih dari 70%, sementara dari proses stabilisasi akan
dihasilkan material pengendapan dan hasil konversi zat organik berupa CO2,
CH4, asam organik, serta jaringan sel-sel bakteri.

(1) Land Aplication

Effluent limbah dari IPAL akan dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman


kelapa sawit pada areal kebun yang telah ditentukan (land application).
Metode Land Aplication yang saat ini banyak digunakan adalah sistim irigasi
flatbed system, furrow system, atau long bed system dengan sistem saluran
tertutup atau tidak berhubungan dengan badan air (sungai, danau dan
lain-lain).
Berdasarkan kondisi spesifik topografi di kebun PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
yang relatif datar hingga berombak, maka sistim irigasi limbah yang akan
diterapkan adalah Flatbed sytem (sistim parit) yaitu suatu sistem irigasi yang
ditampung dengan sederetan parit (kolam kecil) pada gawangan dan
dihubungkan dengan jalur pipa dilengkapi kran (valve) untuk melakukan
pengisian (tapping) ke dalam kolam kecil tersebut. Air kolam-kolam tersebut
akan menjadi pupuk bagi tanaman sawit yang ada di sepanjang jalur kolam
tersebut. Setiap unit kolam berukuran lebar 2 m, dalam 40 cm dan panjang
6-8 m menyesuaikan panjang gawangan. Parit-parit datar tersebut dibuat
berderet memanjang sepanjang gawangan blok kebun.
Pada penerapan land aplication hal yang perlu diperhatikan adalah faktor
jarak kolam limbah dengan areal land aplication, karena sangat berkaitan
dengan efisiensi alat. Jarak kolam tidak lebih dari 2 km, karena akan
berpengaruh pada debit air yang dikirim ke bed. Diusahakan kolam limbah
berada di tengah land aplication untuk areal flat/datar. Hal lain yang perlu

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 50
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

diperhatikan adalah kondisi gawangan yang harus dibersihkan dari tunggul


dan gundukan kayu agar tidak menghambat kelancaran proses land
aplication.
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap jika masuk ke badan air
akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.

Gambar 2.15. Skema Land Application dengan Flatbed System

(2) Pembuatan Sumur Kontrol

Persiapan lahan land aplication sudah harus dimulai sebelum mulainya


pengolahan TBS di PKS karena jika persiapan lahan untuk aplikasi lambat
maka dapat terjadi pengendapan/restan limbah di kolam yang
mengakibatkan daya guna limbah menurun dan air limbah meluap.
Meluapnya air limbah akan dapat mencemari lingkungan sekitar.

Gambar 2.16. Contoh Penempatan Sumur Kontrol

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 51
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Walaupun dapat mencemari air permukaan (sungai), tetapi limbah cair PKS
tidak termasuk kategori beracun karena dalam proses TBS menjadi CPO
tidak menggunakan bahan kimia/beracun yang berbahaya. Untuk
mendeteksi kontaminasi dari air limbah, maka pada saat pembuatan kolam
akan dibuat pula sumur kontrol dengan diameter lobang 0,5 meter, dan
kedalaman dibuat sampai didapatkannya sumber air tanah. Penempatan
sumur dilakukan pada jarak 30 m, 50 m, dan 70 m dari kolam limbah, searah
dengan kontur muka tanah yang menurun.

5. Pengangkutan Hasil Produksi (CPO)

Hasil produksi minyak sawit (CPO) yang dihasilkan oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
sesuai tujuan awal akan dipasarkan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
melayani permintaan dari luar negeri (ekspor). Hasil produksi CPO akan diangkut ke
pelabuhan CPO, dan selanjutnya dikirim ke konsumen atau pelanggan untuk diproses
lebih lanjut. Pengangkutan hasil olahan minyak sawit (CPO) dari pabrik pengolahan
menuju ke pelabuhan akan dilakukan dengan menggunakan truck tanki, sedangkan
jalur disribusi/pengangkutan antara pelabuhan penampungan dengan pemasaran
ke luar daerah/luar negeri berdasarkan karakteristik wilayah akan menggunakan
kapal.

Kegiatan pengangkutan hasil produksi CPO ini akan ditelaah, karena diprakirakan
akan menimbulkan dampak terhadap perubahan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan dan penurunan kesehatan
masyarakat.

6. Replanting Tanaman Tua

Kegiatan replanting (peremajaan) adalah kegiatan penanaman kembali atau


peremajaan terhadap tanaman sawit yang tidak produktif secara ekonomis. Tahap
ini akan terjadi bila tanaman sawit telah berumur ±25 tahun. Peremajaan ini dilakukan
dengan mengganti tanaman yang tidak produktif dengan tanaman kelapa sawit
yang baru. Kegiatan ini dimulai dengan mobilisasi material dan alat berat,
pembukaan lahan bekas sawit, pembibitan dan penanaman.

D. TAHAP PASCA OPERASI

Kegiatan-kegiatan pada Tahap Pasca Operasi antara lain:

(1) Pembongkaran Fasilitas.

Pada tahap ini dilakukan pembongkaran terhadap peralatan/fasilitas yang sudah tidak
dipergunakan dan kemudian didemobilisasi ke tempat yang telah ditentukan.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 52
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Penanganan terhadap bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar yaitu meliputi
pembersihan dan revegetasi lahan terbuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penanganan Tenaga Kerja.

Penanganan tenaga kerja yang dimaksudkan adalah merencanakan bentuk dan


tahapan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disesuaikan dengan golongan/kriteria
tenaga kerja, serta meyelesaikan pemenuhan hak-hak tenaga kerja dan kewajiban-
kewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja.

Tenaga kerja permanen yang masih berumur produktif dan masih diperlukan, akan
dialokasikan ke lokasi pengembangan perkebunan/pertanian lainnya. Untuk yang relatif
sudah memasuki usia lanjut, akan diberikan pembekalan kewirausahaan yang bekerja
sama dengan pihak ketiga. Sedangkan tenaga kerja kontrak, penanganannya menjadi
tanggung jawab pemrakarsa.

(3) Revegetasi

Setelah kegiatan pembangunan perkebunan dan pengolahan Kelapa Sawit selama


masa tertentu produksi Kelapa Sawit akan menurun dan kegiatan harus ditutup karena
tidak ekonomis lagi. Karena tidak mempertimbangkan aspek lingkungan, banyak lokasi
bekas kegiatan yang ditelantarkan dan tidak ada usaha untuk rehabilitasi. Pada
prinsipnya kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan/aktifitas
perkebunan/pertanian harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui
kegiatan rehabilitasi. Kondisi akhir rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai kondisi
seperti sebelum ada kegiatan atau kondisi lain yang telah disepakati. Namun demikian,
uraian di atas tidak menyarankan agar kegiatan rehabilitasi dilakukan setelah
perkebunan selesai. Revegetasi seharusnya merupakan kegiatan yang terus menerus
dan berlanjut sepanjang umur kegiatan perkebunan.

Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam (landscape) yang
stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi
perkebunan ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif.
Bentuk lahan produktif yang akan dicapai menyesuaikan dengan tataguna lahan
pasca operasi. Penentuan tataguna lahan pasca operasi sangat tergantung pada
berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi perkebunan dan keinginan
masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi perkebunan yang telah direhabilitasi harus
dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.
Diharapkan jenis – jenis vegetasi yang ditanam adalah jenis vegetasi yang mempunyai
nilai ekonomis dan merupakan jenis tanaman produksi.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 53
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

(4) Penanganan Aset Perusahaan dan Alih Fungsi Lahan/Kawasan

Penanganan Aset Perusahaan diawali dengan inventarisasi yang dilakukan untuk


menetapkan status aset-aset tersebut pada saat pasca operasi nantinya. Pengalihan
aset akan dilakukan setelah secara administratif kegiatan operasi dinyatakan berakhir.
Pengalihan aset dapat dilakukan dalam bentuk demobilisasi, relokasi, ataupun alih
kepemilikan (hibah/jual) kepada perorangan atau badan hukum sesuai dengan status
aset yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada prinsipnya Pengalihan fungsi kawasan/lahan pada tahap pasca operasional akan
dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dari pemerintah. Pada saat ini
pemrakarsa belum dapat merencanakan secara detail perihal kegiatan alih fungsi
lahan, karena hal tersebut harus disesuaikan dengan kebijakan pemerintah dalam
perencanaan dan pengelolaan wilayah pada masa yang akan datang.

2.3 ALTERNATIF – ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM ANDAL

Rencana pembangunan perkebunan dan pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah sejak awal dirancang untuk tetap mempertimbangkan aspek
lingkungan hidup. Untuk memastikan bahwa aspek lingkungan telah terintegrasi dalam
perencanaan pengelolaannya, berikut alternatif–alternatif yang telah direncanakan
untuk mengurangi dampak limbah cair yang dihasilkan pada tahap operasi, maka
dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
ƒ Refine, menetapkan design agar lebih ramah terhadap lingkungan.
ƒ Reduce, mengurangi bahan baku atau limbah secara optimal.
ƒ Reuse, memanfaatkan limbah pada proses yang sama.
ƒ Recycle, memanfaatkan limbah pada proses berlainan.
ƒ Recovery, memanfaatkan sebagian unsur limbah dengan cara dilakukan proses
terlebih dulu.
ƒ Retrieve-energy, menjadikan bahan bekas sebagai bahan bakar untuk dimanfaatkan
energi yang ditimbulkan.

Alternatif Pengelolaan Limbah Cair

Alternatif-1 :

Limbah cair akan diolah pada instalasi/unit pengolahan air limbah (IPAL), selanjutnya
keluaran dari pengolahan ini (effluent) akan dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk
areal pertanaman Kelapa Sawit yang dikenal dengan Land Application dengan
menggunakan instalasi pipanisasi. Secara detail instalasi pengolahan air limbah
diuraikan sebagai berikut.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 54
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Air limbah yang berasal dari tahap produksi minyak kelapa sawit, mengandung
senyawa organik yang berpotensi sebagai polutan terhadap air, udara dan tanah.
Tahap sterilisasi (15% jumlah limbah cair) dan penjernihan (75% jumlah limbah cair)
adalah sumber utama air limbah. Hidrosiklon yang dipakai untuk memisahkan daging-
dalam dari batok juga merupakan sumber utama air limbah (10% jumlah limbah cair).
Sifat fisik limbah cair yang dihasilkan berupa cairan pekat kecoklatan, berbau dan
mengandung minyak. Total limbah cair yang dihasilkan berkisar 60% per ton TBS yang
diolah. Karakteristik air limbah PKS sebelum mengalami perlakuan, BOD sekitar 25.000
ppm.

Air limbah dari pabrik dipompakan ke dalam classical sludge oil recovery tank guna
mengambil kembali minyak sawit (CPO) yang terbawa, kemudian limbah dipompakan
ke Cooling Pond untuk menurunkan temperaturnya dari 70 - 80oC menjadi 40 - 45oC
(bakteri yang diperlukan untuk perlakuan anaerobic pada umumnya tidak dapat hidup
pada temperatur 60oC). Kemudian air limbah dialirkan kekolam pencampuran (mixing
pond) untuk dicampur dengan bakteri. Kemudian limbah dialirkan ke kolam anerobic
untuk proses penguraian. Bakteri pengurai akan mengubah bahan organik menjadi gas
metan dan karbondioksida. Selanjutnya limbah tersebut dialirkan ke kolam
pengendapan (sedimen/contact pond) dan kemudian dialirkan ke areal aplikasi. Untuk
memperjelas uraian diatas dapat dilihat Gambar 2.17 sistem pengolahan limbah cair
(IPAL) PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

Spesifikasi masing-masing kolam IPAL adalah sebagai berikut. Cooling pond terdiri dari 2
unit kolam paralel, masing-masing dengan ukuran panjang 17 m, lebar 16 m, volume
450 m3 dengan waktu tinggal 1 hari. Mixing pond terdiri dari 4 unit kolam paralel,
masing-masing dengan ukuran panjang 22 m, lebar 20 m, volume 770 m3 dengan
waktu tinggal 1 hari. Anaerobic pond terdiri dari 4 unit kolam paralel, masing-masing
dengan kedalaman kolam 5,5 m, diameter kolam 42 m, volume 5.800 m3 dengan waktu
tinggal 20 hari. Contact pond terdiri dari 1 unit kolam, dengan ukuran panjang 42 m,
lebar 21,5 m, volume 4.500 m3 dengan waktu tinggal 1 hari. Setelah memenuhi
persyaratan mutu, limbah cair tersebut dapat langsung dialirkan ke areal land
application. Baku mutu limbah cair untuk industri minyak sawit untuk land application
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Baku Mutu Limbah Cair untuk Land Application


No Parameter Baku Mutu Limbah Untuk Land Aplication
1 BOD5 ≤ 5.000 mg/l
2 pH 6,0 - 9,0
Sumber : Kepmen LH No. 28 Tahun 2003, tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air
Limbah dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 55
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Cooling Pond Cooling Pond

Mixing Pond Mixing Pond Mixing Pond Mixing Pond

Anaerobic Pond Anaerobic Pond Anaerobic Pond Anaerobic Pond

Contact Pond
Areal Land
Application
Buffer Pond

Gambar 2.17. Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

Alternatif-2 :

Pada dasarnya sistem pengolahan IPAL yang akan diterapkan oleh PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR telah diterapkan pada berbagai perkebunan di Indonesia pada umumnya
dengan proses land aplication. Namun kenyataannya, sistem tersebut tidak dapat
menghilangkan limbah cair sekaligus dalam kolam penampungan limbah. Fakta
menunjukkan bahwa limbah yang berada pada kolam penampungan masih tergolong
di atas nilai ambang baku mutu yang diperkenangkan, yakni BOD5 <100 mg/L dan nilai
COD < 350 mg/L. Jika pada kolam penampungan terjadi kebocoran, maka hal itu
berpotensi menimbulkan dampak pencemaran terhadap biota perairan jika merembes
ke badan perairan terdekat. BOD merupakan gambaran konsentrasi bahan organik,
yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan
organik menjadi karbondioksida dan air. Dengan kata lain, BOD menunjukkan jumlah
oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat dalam botol
BOD yang diinkubasi pada temperatur sekitar 20°C selama lima hari, dalam keadaan
tanpa cahaya. Pada perairan alami, yang berperan sebagai sumber bahan organik
adalah pembusukan tanaman. Menurut Wahyudi Suhardi (1977) dalam Sutamihardja
(1978), sedangkan Chemical Oxygen Demand (COD) menggambarkan jumlah total
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang
dapat didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi
secara biologis (non biodegradable) menjadi CO2 dan H2O. Nilai COD dianggap paling
baik dalam menggambarkan keberadaan bahan organik. Oleh karena itu maka
menambah kejituan penurunan kadar BOD5 dan COD dalam pengelolaan IPAL PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR, maka alternatif-2 yang ditawarkan adalah dengan
menambah 2 buah bak Water Disphosal yang berukuran 30x15x2,5 meter yang letaknya

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 56
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

di antara bak pengendapan lainnya, pada bak ini terdapat ijuk, krikil, dan arang kayu
yang digunakan untuk menghilangkan partikel padat yang lebih halus dan
menghilangkan bau serta menjernihkan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.18.

Selain itu terdapat Alternatif lain yang akan dikaji sehubungan dengan pembangunan
proyek tersebut yaitu :
1. Lokasi pembangunan kompleks perkantoran, base camp dan pabrik pengolahan
Kelapa Sawit yang berlokasi di pinggir sungai sebaiknya menghindari kawasan
sempadan sungai yaitu sekitar 100 m di kiri-kanan sungai sebagai kawasan lindung/
kawasan konservasi.
2. Lokasi pembangunan IPAL di sekitar pinggir sungai sehingga pembangunan kanal-
kanal dapat diperpendek, juga sebaiknya menghindari kawasan sempadan sungai
yaitu sekitar 100 m di kiri-kanan sungai sebagai kawasan lindung/kawasan konservasi.

Dalam memilih alternatif terbaik terhadap rencana kegiatan tersebut harus


dipertimbangkan faktor-faktor lingkungan terutama terhadap pencemaran air yang
akan timbul terutama air sungai.
Dari pertimbangan di atas, dengan ini alternatif terbaik dalam rencana usaha yang
akan diakukan adalah membuat kanal menghubungkan sungai dan IPAL dan
membangun komplek perkantoran dan pabrik jauh dari sempadan sungai. Walaupun
alternatif yang dipilih ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi dari alternatif di atas,
namun dari sisi pengelolaan lingkungan akan lebih tepat karena dampak yang akan
ditimbulkannya akan lebih kecil.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 57
Bab 2 RENCANA
A USAHA DAN
N/ATAU KEGIAT
TAN

Bak water diisphosal

20 m 1
12,5 m 12,5 m
5m

Bak
k equalisasi Bak sedimentasi

3m
3m

Bak pe
enampungan
akhir
Pipa 5m
parallon
Ijuk

1,5 m
Ketera
angan: A
Arang
Bak eku
ualisasi (20 m x 1
12,5 m x 3 m), K
Kerikil
dimentasi (12,5 m x 10 m x 3 m),
Bak Sed Bak watter disphosal
Bak Waater Disphosal (55 m x 2 m x 1,5 m
m),
Bak Penampungan Akkhir (12,5 m x 10 m x 3 m).

Gam
mbar 2.18. Alternatif Usulan Bak
k Pengelolaan Liimbah Cair (IPA
AL)

DOKUMEN ANDA AL Perkebunan & Penngolahan Kelapa Saw wit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR


Di Kec. Mamosalaato dan Bungku Utaraa Kab. Morowali Provvinsi Sulawesi Tengah
II - 58
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.4 KETERKAITAN RENCANA USAHA DENGAN KEGIATAN LAIN DI SEKITARNYA

Lokasi rencana pembangunan perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA
ALAM MAKMUR secara administratif termasuk dalam 2 (dua) kecamatan yakni
Kecamatan Mamosalato dan Kecamatan Bungku Utara. Berikut ini adalah beberapa
kegiatan masyarakat yang menonjol dalam pemanfaatan lahan yang telah ada
disekitar rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang berpotensi
menimbulkan dampak pada rencana kegiatan atau sebaliknya kegiatan- kegiatan lain
yang telah ada yang relevan, tertuang di bawah ini :

a. Lahan pemukiman masyarakat, Pemukiman Transmigasi, pertanian dan perkebunan.


Lahan permukiman, pertaniian dan perkebunan masyarakat berada dalam wilayah
lokasi dan disekitar rencana lokasi perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR. Kegiatan
lain yang berada di sekitar lakasi adalah kebun campuran Masyarakat seperti coklat,
kelapa sawit dan tanaman semusim lainnya berada dalam wilayah dan di sekitar
Rencana kegiatan. Dalam areal hutan di sekitar dan dalam rencana lokasi tersebut
juga merupakan kawasan pemanfaatan hasil hutan rotan oleh masyarakat
setempat. Kegiatan–kegiatan tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak
berupa hilangnya lahan perkebunan masyarakat, berkurangnya areal untuk
pengambilan rotan masayarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat
setempat terutama yang masuk sebagai plasma.

b. Perkebunan Kelapa sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati (PT. KLS)


Di sekitar rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, terdapat kegiatan
perkebunan kelapa Sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati Yang telah berproduksi dan
merupakan satu-satunya perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut yang selama
ini merupakan tempat bekerja sebagian warga masyarakat terutama warga
transmigrasi di wilayah tersebut.

c. Kawasan Cagar Alam Morowali


Kawasan Cagar Alam (CA) Morowali merupakan salah satu kawasan konservasi alam
terbesar di Sulawesi Tengah, yang ditetapkan pada Tanggal 24 November 1986
melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 374/kpts-VII/1986 dengan luas areal
225.000 ha. Secara geografis, CA. Morowali berada pada koordinat 10 20’ s/d 10
57.25’ LS dan 1210 15’ s/d 1210 46’ BT. Klasifikasi habitat menurut Coates et al (2000)
terdiri dari beragam habitat, yaitu pantai, mangrove, hutan sekunder dan daerah
pinggiran hutan, serta hutan pamah dan dataran rendah.

Cagar Alam Morowali dikelilingi sekitar 21 desa yang berbatasan langsung, dengan 2
desa pesisir terdapat di dalam kawasan. Pada umumnya masyarakat Desa yang

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 59
Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

berbatasan dengan CA Morowali mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan,


petani dan sebagai pengumpul hasil hutan damar dan rotan. Selain desa yang
berbatasan, masih ada pula kelompok masyarakat tinggal di dalam kawasan yang
merupakan kelompok masyarakat suku asli (Suku Wana/Ta’a). Sekitar 8 (delapan)
kelompok suku Wana/Ta’a yang tinggal dalam kawasan CA Morowali memiliki mata
pencaharian utama adalah bertani padi ladang, mencari rotan, damar dan berburu
binatang liar.

Oleh karena itu maka keberadaan kegiatan perkebunan kelapa sawit tersebut harus
dikelola dengan baik agar Cagar Alam yang menjadi kebanggaan dunia tersebut
tidak mengalami dampak kerusakan.

d. Pengembangan lapangan Minyak Tiaka


Di wilayah laut teluk Tolo terdapat kegiatan JOB Pertamina - Expan Tomori Sulawesi
dan telah berproduksi. Berbagai bahan pencemar dari kegiatan ini seperti ceceran
minyak dan oli dari aktivitas dermaga dan pemeliharaan fasilitas produksi akan dapat
menurunkan kualitas lingkungan di sekitar wilayah studi. Kegiatan pengolahan kelapa
sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR juga akan menggunakan wilayah laut teluk Tolo
baik untuk menunjang kegiatan operasional berupa pembangunan PKS, Dermaga
dan pengangkutan CPO keluar lokasi. Oleh karena lokasi kegiatannya berhimpitan,
walaupun jenis kegiatannya berbeda dan pengelolaannya dilakukan juga oleh JOB,
maka pemrakarsa harus melakukan koordinasi dan kerja sama yang saling
menguntungkan.

Secara umum rencana kegiatan perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR tersebut akan memberikan dampak positif berupa
kesempatan bekerja dan berusaha yang cukup besar bagi masyarakat dan perubahan
pola penggunaan lahan, juga akan memberikan persepsi positif bagi warga masyarakat
akan semakin berkembangnya wilayah tersebut di bidang pertanian dan perkebunan.
Keberadaan masyarakat di sekitarnya akan membantu pemrakarsa dalam hal
pengadaan tenaga kerja bagi kebutuhan perusahaan Kelapa Sawit tersebut. Dengan
keberadaan perusahaan ini, maka kebiasaan masyarakat berkebun pada areal hutan,
diprakirakan akan berkurang setelah terbukanya peluang bekerja sebagai mitra dalam
perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

DOKUMEN ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
II - 60

Anda mungkin juga menyukai