Anda di halaman 1dari 63

PT.

FARRAS PUTRA ABRAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Adendum dan Identitas Pemrakarsa


1.1.1 Latar Belakang Addendum AMDAL
Pada umumnya kegiatan Industri tidak dapat dipisahkan dari timbulnya hasil samping
kegiatasn industry tersebut, berupa adanya sisa produksi, sisa bahan baku, yang
tidak dimanfaatkan. Penggunaan bahan baku dalam proses kegiatan produksi
menghasilkan bahan-bahan sisa. Bahan-bahan yang tersisa tersebut baik berupa
sisa bahan baku ataupun hasil sampingan disebut dengan limbah produksi. Sisa
kegiatan produksi atau sering disebut sebagai limbah industry baik material atau sisa
bahan baku pada umumnya masih memiliki nilai ekonomis.
Limbah produksi dapat dibagi menjadi menjadi limbah yang tidak mengandung B3
(Beracun, Berbahaya) dan limbah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun
(LB3). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, definisi Limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan/ atau kegiatan yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan
atau merusakkan lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lignkungan
hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Dewasa ini disetiap kegiatan industry dituntut untuk memperhatikan dan memelihara
lignkungan yang ada disekitarnya. Mengacu pada Peraturan Pemerintah RI tersebut,
maka perlu dilakukan penanganan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga
limbah produksi tidak mencemari lingkungan.
Kegiatan utama PT. Farras Putra Abrar adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan non B3 dari hasil berbagai industry
untuk kemudian dimanfaatkan menjadi produk yang dapat digunakan, serta sebagian
dikirim kembali keindustri menjadi sumber bahan baku. Limbah Non B3 yang akan
dikumpulkan meliputi kertas bekas, kardus bekasm kaleng bekas, plastic bekas,
palet bekas dan bahan bahan yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Khusus untuk
limbah non B3 material organic akan dimanfatkan menjadi kompos. Limbah B3 yang
akan dikumpulkan antara lain adalah Minyak Peluman bekas hidrolik, mesin, gear,
lubrikasi, insulasi, heat transmission, grit chambers, separator dan atau
campurannya, kemasan bekas B3, limbah elektronik termasuk cathode ray tube
(CRT), printed circuit board (PCB), karet kawat (wire rubber), kain majun bekas
(used rags) dan yang sejenis. Limbah-limbah ini apabila telah terkumpul akan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-1
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

diserahkan kepada pihak ke-3 ynag memiliki ijin, sedangkan limbah B3 yang anak
dimanfaatkan meliputi antara lain fly ash,bottom ash, spent bleching earth, debu dari
fasilitas pengendalian pencemaran udara selain limbah dengan kode A1O3, A12O3
Fe2O3, atau SiO3 serta dapat mensubtitusi bahan baku dalam pembuatan
paving/batako/bata bakar.
Seiring dengan perkembangan perusahaan, perekonomian dan pemilihan bahan
baku yang ada PT Farras Putra Abrar akan melakukan beberapa paerubahan
rencana usaha dan atau kegiatan terhadap dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) yang telah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur dengan
No. P2T/11/17.01/IV tahun 2012 serta adanya SK MENLH tentang izin pemanfaatan
Limbah B3 dengan nomor 226 tahun 2013.
Perubahan tersebut secara tegas telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang “Izin Lingkungan”. Pasal 50 Ayat (1) menyatakan Penaggung
jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan Izin
Lingkungan, apabila usaha dan atau kegiatan yang telh Isin Lingkungan
direncanakan untuk dilakukan perubahan. Lingkup pada pasal 50 ayat (4) penerbitan
perubahanb Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup melalui :
a. Penyusunan dan penilaian AMDAL baru; atau
b. Penyampaian dan penilaian terhadap addendum ANDAL dan RKL-RPL Rencana
perubahan yang akan dilakukan oleh PT. Farras Putra Abrar berdasarkan

Peraturan Peraturan Pemerintah 27 Tahun 2012 Pasal 50 Ayat 2 tercantum pada


point A yaitu perubahan kepemilikan Usaha dan/ atau Kegiatan; point C2
Penambahan kapasitas; C3 prubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi
lingkunganl; C4 Perubahan sarana Usaha dan atau kegiatan. Terkait rencana
perubahan tersebut, berikut table yang menunjukkan kegiatan-kegiatan yang perlu
dikaji dalam Addendum ANDAL, RKL-RPL ini di antaranya :

Table 1.1.
Identifikasi Perubahan Kegiatan
Jenis
No Kegiatan Eksisting Kegiatan Adendum Perubahan Kegiatan
Kegiatan
1 Perubahan PT. Berkat Rahmat PT Berkat Rahmat Salam PT Farras Putra Abrar
Nama Jaya Dua dengan bukti adanya
perubahan berupa :
- Akta Pendirian No. 04
tertanggal 28 Maret
2016
- Akta Sewa Menyewa
No. 07 tertanggal 23

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-2
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Jenis
No Kegiatan Eksisting Kegiatan Adendum Perubahan Kegiatan
Kegiatan
Februari 2017
2 Luas Lahan 9.880 m2 9.560 m2 9.560 m2
3 Alamat Desa Tambak Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
Usaha Kalisogo, Kecamatan
Jabon, Kabupate
Sidoarjo
4 Alamat Jl. Palem II TE 23 Komplek Pergudangan Jl. Duku I BC 24 RT.
Kantor Pondok Candra Indah Safe n Lock Blok T 1991- 02/ RW 06 Pondok
Waru Sidoarjo, lantai 3 T 1992 JL. Lingkar Timur Candra Indah, Ds.
Km.5.5 Rangkah Kidul Wadungasri , Waru ,
Kec Sidoarjo akab Sidoarjo
Sidoarjo
5 Tungku Adanya Tungku Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
Pembakaran Pembakaran Non B3
Non B3 dengan kapsasitas:
2.000 ton/ tahun

6 Produksi Jenis Paving block dan Jenis Paving block dan Tidak ada perubahan
Pemanfaatan bata bakar Kapasitas : bata bakar Kapasitas :
Limbah B3  Fly Ash : 15.000  Fly Ash : 10.000
ton/tahun ton/tahun
 Botton ash: 15.000  Botton ash: 40.000 ton/
ton/ tahun tahun
 Spent Bleaching  Spent Bleaching earth :
earth : 15.000 90.000 ton/tahun
ton/tahun  Debu dari fasilitas
 Debu dari fasilitas pengendalian
pengendalian pencemaran udara
pencemaran udara selain limbah dengan
selain limbah kode limbah
dengan kode limbah B409/B410: 10
B409/B410: 15.000 ton/tahun
ton/tahun  Sludge IPAL kode
 Sludge IPAL kode limbah B343-2:3.000
limbah B343- ton/ tahun
2:20.000 ton/tahun  Sludge IPAL kode
 Sludge IPAL kode limbah B347-3:10 ton/
limbah B347- tahun
3:20.000 ton/ tahun

7 Jumlah 15 Karyawan 30 Karyawan 30 Karyawan


Karyawan
8 Lay Out Penggunaan lahan Penggunaan lahan Penggunaan lahan
2
Terlampir (m ):9880 (m2):9560 2
(m ):9560
 Gudang : 306  Gudang : 1.360  Gudang : 1.360

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Jenis
No Kegiatan Eksisting Kegiatan Adendum Perubahan Kegiatan
Kegiatan
 Mess, Km/Wc.  Komplek Tungku: 200  Komplek Tungku:
Kantor. Lab: 43,5  Komplek Tungku 200
 Tunggu Pembakaran:68  Komplek Tungku
pembakaran: 40  Komplek Kantor:68 Pembakaran:68
 Penempung air  Area Produksi:1.200  Komplek Kantor:68
resapan : 32.4  Area Bak  Area Produksi:1.200
 Area Pengiringan Penampungan:32  Area Bak
bata(2x50):100  Area Box Container:15 Penampungan:32
 Area box container:  Area parker dan  Area Box
8 bongkar muat :260 Container:15
 Bnagunan  Lain-lain :650  Area parker dan
Multifungsi: 45  Prasarana lingkungan bongkar muat :260
 Area Parkir: 30 & RTH:5.775  Lain-lain :650
 Area bongkar  Prasarana
muat : 30 lingkungan &
 Lain-lain: 365,1 RTH:5.775
 Prasarana
lingkungan
(RTH):8.880

Berdasarkan perubahan dan pengembangan yang akan dilakukan, serta arahan


Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dengan No.
660/448/111.2/2017, maka PT. Farras Putra Abrar perlu melakukan penyusunan
Adendum ANDAL dan RKL-RPL. Adendum ANDAL, RKL-RPL ini merupakan satu
kesatuan yang saling melengkapi dengan dokumen AMDAL yang pernah dibuat
sebelumnya dan yang telah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur dengan
No.P2T/11/17.01/IV tahun 2012. Penyusunan Addendum ANDAL dan RKL-RPL ini
memperhatikan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, yaitu dokumen disusun
dengan cara memadukan lampiran I,II dan III menjadi satu kesatuan dokumen
Adendum ANDAL dan RKL-RPL.

1.1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pengembangan PT Farras Putra Abrar ini adalah untuk menambah
kapasitas dan kegiatan pemanfaatan B3 yang ada khususnya di Provinsi Jwa Timur
dan kawasan Indonesia lainnya pada umumnya sehingga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan Dario suatu industry.
1.1.3 Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Addendum AMDAL

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-4
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

A. Identitas Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan : PT. Farras Putra Abrar
b. Alamat : Jl. Duku I BC 24 RT. 02/ RW 06 Pondok Candra
Indah, Ds. Wadungasri, Waru,Sidoarjo
c. Telepon : 031 - 8419222
d. Faxsimile : 031 - 99844770
e. Penanggung jawab : Supriyadi, SH.MH
f. Jabatan : Direktur

B. Identitas Penyusun
Penyusunan Addendum ANDAL, RKL-RPL Pengembangan Industri
Pemanfaatan Limbah B3 PT. Farras Putra Abrar adalah:
a. Nama Perusahaan : PT. Intimulya Multi Kencana
b. No Registrasi : 000110/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH
c. Alamat Kantor : Komplek Ujungberung Indah Blok 7 No.7 – Bandung
40611
d. Telepon : 022 - 7803787
e. Fax : 022 - 7834961
PT. Intimulya Multi Kencana bekerja sama dengan berapa tenaga ahli terkait
dengan penyusunan dokumen lingkungan. Adapun tim penyusun Addendum
ANDAL, RKL-RPL Pengembangan Industri Pemanfaatan Limbah B3 PT. Farras
Putra Abrar sebagai berikut :

Table 1.2.
Team Pelaksana Pekerjaan
No Nama Keahlian
1 Meidiasari, ST Team Leader
2 Kurniati Fittri, S.Si, M.Si Ahli Lingkungan
3 Moh. Muchson, SKM, Msc. Ahli Kesehatan Masyarakat
4 Ir. Ya Umar, MT Ahli Fisika Kimia
5 Aski Marissa M.Psi, Psikolog Ahli Sosial Budaya
6 Fajar Rahmadani S, ST Asisten Tenaga Ahli
7 Yuddy Ermansyah, S.Kom Drafter Cad (Pemetaan)

1.2 Uraian Rencana Usaha dan/ Atau Kegiatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-5
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.2.1 Lokasi Kegiatan Adendum AMDAL


PT. Farras Putra Abrar yang dikembangkan merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industry pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 dan Non B3 berdiri
diatas lahan seluasa ± 9.560 m2 (sesuai dengan ijin pemanfaatan ruang). Lokasi
tersebut termasuk dalam wilayah administrasi Jl. Duku I BC 24 RT.02/RW 06 Pondok
Candra Indah, Ds. Wadungasri, Waru, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas
kegiatan adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Jalan
 Sebelah Selatan : TPA
 Sebelah Barat : Industri Timah
 Sebelah Timur : Jalan TPA
Sesuai dengan Ijin Pemanfaatan Ruang (P2R) Kabupaten Sidoarjo No.
591/104/404.5.15/2017 Tanggal 29 Maret 2017, Lokasi kegiatan pengembangan
industry pengumpulan dan pemanfaatn limbah B3 dan non B3 yang telah berdiri
diatas lahan seluas 9.560 m2, akan dikembangkan penambahan jenis limbah yang
dimanfaatkan menjadi produk bahan baku alternative. Lokasi kegiatan dapat
ditunjukan pada Gambar 1.1.
Sesuai Perda Tata Ruang Daerah Sidoarjo No. 06 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029, menyebutkan bahwa
lokasi yang akan digunakan untuk lokasi pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3
adalah termasuk daerah atau kawasan penegmbangan industry dan perdagangan.
Kecamatan Waru termasuk dalam kawasan Siborian yang dikembangkan untuk
kawasan industry dan perdagangan. Pada Pasal 65 juga menyebutkan bahwa
Kawasan Jabon juga termasuk rencana kawasan mix use (kawasan yang terdapat
beberapa kegiatan didalamnya) di kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Perumahan
2. Industri
3. Perdagangan
4. Pergudangan
Lokasi perusahaan pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 yang berada di
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo dapat terlihat pada

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-6
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kegiatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-7
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.2. Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-8
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.2.2 Rencana Penggunaan Lahan Eksisting


Luas lahan untuk kegiatan operasional pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3
dan Non B3 seluas ± 9.560 m2. Dengan status lahan adalah sewa, luas penggunaan
laham untuk masing-masing jenis penggunaan dapat dilhat pada table dibawah ini :

Table 1.3.
Luas Penggunaan Lahan Eksisting
Luas Areal
No Jenis Penggunaan
(m2) %
1 Komplek Gudang 1.360 14,22
2 Komplek Tungku Pembakaran 200 2,09
3 Komplek Kantor 68 0,71
4 Komplek Produksi 1.200 12,55
5 Area Bak Penampung 32 0,33
6 Area Box container 15 0,15
7 Area Parkir dan Bongkar Muat 260 2,71
8 Lain-lain 650 6,83
9 Prasarans Lingkungan & RTH 5.775 60,41
Total Lahan 9.560 100
Sumber: PT. Farras Putra Abrar

Lay Out penggunaan lahan eksisting PT Farras Putra Abrar dapat dilihat pada
gambar 1.3.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-9
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.3. LAYOUT PT. FARRAS PUTRA ABRAR

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-10
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.2.3 Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Yang di Kaji


Pada dokumen AMDAL sebelumnya, tahapan pelaksanaan kegiatan proyek dibagi
ke dalam 3 tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasi. Komponen-komponen kegiatan yang terdapat dalam dokumen AMDAL
sebelumnya tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Pra Konstruksi
1. Pengurusan Izin
2. Sosialisasi Proyek
Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
2. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material
3. Pembangunan Gedung dan Fasilitas Penunjang Lainnya
4. Demobilisasi Tenaga Kerka
Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja
2. Pengngkutan Limbah B3 dan Non B3
3. Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3
4. Tungku Pembakaran Non B3
5. Proses Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3
Pada dokumen adensum ini, hanya akan dibahas kegiatam yang ada pada tahap
konstruksi dan tahap operasinal saja dikarenakan tahapan pra konstruksi sudah
selesai, sedangkan kegiatan konstruksi sudah 90% selesai dilakukan dan sudah
dibahas pada dokumen AMDAL sebelumnya. Kegiatan konstruksi yang belum
dilakukan adalah pembuatan taman, IPAL, dan sarana penunjang, kegiatan ini tidak
menimbulkan dampak yang signifikan. Pada tahap operasi dalam addendum
Kegiatan Pengembangan PT. Farras Putra Abrar juga tidak ada pengambilan air
bawah tanah dikarenakan menggunakan air bersih dari PDAM.
Berikut adalah komponen kegiatan yang ada didalam addendum studi AMDAL
pengembangan PT. Farras Putra Abrar, yaitu :
Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja
2. Pengangkutan Limbah B3 dan Non B3
3. Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3
4. Tungku Pembakaran Non B3
5. Proses Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3
Berikut ini adalag uraian masing-masing kegiatan yang ada di dalam tiap-tiap
tahapan.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-11
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1. Rekruitmen Tenaga Kerja


Kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 telah berjalan sehingga
saat ini PT. Farras Putra Abrar hanya melakukan perekrutan tenaga kerja dari 15
orang menjadi 30 orang. Tenaga kerja pada tahap operasi berjumlah kurang
lebih 30 orang yang berasal dari penduduk local dan luar daerah Kecamatan
Jabon. Kegiatan tenaga kerja selama operasional tidak bersinggungan langsung
dengan masyaraat sekitar dikarenakan lokasi PT. Farras Putra Abrar jauh dari
pemukiman. Dengan adanya mobilisasi yang dikalukan oleh pegawai PT Farras
Putra Abrar dapat membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar yaitu
munculnya peluang usaha berupa warung-warung yang menyediakan kebutuhan
pada pekerja.

2. Pengangkutan Limbah B3 dan Non B3


Kegiatan pengangkutan yang dimaksud disini adalah mendatangkan limbah
baik B3 maupun Non B3 dari penghasil ke lokasi PT Farras Putra Abrar di Jabon,
Sidoarjo. Pengengkutan Non B dilakukan dengan menggunakan truk layak jalan
berkapasitas 7 ton sampai 25 ton. Kendaraan pengangkut untuk limbah non B3
ini akan disegel, ditutup dengan terpal dan dilengkapi dengan surat jalan.
Pengangkutan limbah B3 akan menggunakan kendaraan yang telah
memenuhi persyaratan pengangkutan limbah B3 dan telah mendapat ijin dari
Kementrian Perhubungan serta memiliki ijin pengangkutan limbah B3. Kegiatan
pengangkutan akan dilakukan oleh PT Farras Putra Abrar setelah memiliki ijin
angkut B3 dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup atau bekerjasama dengan
pihak ke-3 yang telah memiliki ijin angkut B3. Dump truk yang digunakan tertutup
dengan terpal lalu disegel agar menghindari terjadinya tumpahan/ ceceran B3,
sedangkan untuk limbah yang berbentuk cair akan dikemas menggunakan drum.
Kapasitas dump truk untuk mengangkut limbah B3 ini sebesar 5 ton dan 25 ton.
Setiap limbah yang diangkut akan disertai dengan dokumen limbah (waste
manifest) yang memuat :
a. Sumber limbah
b. Jenis, karekteristik dan jumlah limbah
c. Nama pengangkut yang melakukan tugas pengangkutan

3. Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3


Limbah non B3 yang didapat dari beberapa industry yang memiliki KSO
(Kerjasama Operasional) dengan PT Farras Putra Abrar akan dilakukan proses
daur ulang (recycling) sesuai dengan jenisnya. Kapasitas limbah non B3 yang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-12
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

didapat oleh PT Farras Putra Abrar dari industry lain berkisar 2.000 ton/tahun.
Material/ bahan limbah yang terdiri dari kardus bekas, pallet bekas, kertas bekas,
kaleng bekas, plastic bekas dan bahan-bahan yang sudah tidak dapa digunakan
lagi dipisahkan berdasarkan jenisnya masing-masing. Bahan-bahan tersebut
dikumpulkan digunakan lagi dipisahkan berdasarkan jenisnya masing-masing.
Bahan-bahan tersebut dikumpulkan digudang sementara PT Farras Putra Abrar
untuk kemudian dipilah dan dipisahkan berdasarkan jenisnya. Setelah terpisah,
dilakukan pengepakan dan dikirim ke pihak ke-3 yang mempunyai kerjasama
operasional dengan PT Farras Putra Abrar. Khusus untuk bahan-bahan yang
terbuat dari plastic, akan dilakukan pencacahan (Crushing) dengan mesin
crushing terlebih dahulu. Mesin crushing tersebut dapat mencacah plastic
sebanyak 1.000 kg/ hari.

4. Tungku Pembakar Non B3


Bahan yang akan dibakar adalah bahan-bahan non B3 yang tidak dapat
direcycle. Pembakaran juga akan dilakukan untuk proses pembakaran bahan-
bahan yang harus di bakar demi hukum (barang illegal) dan barang –barang
reject/ kadaluarsa yang tidak boleh dimanfaatkan. Barang-barang illegal yan
dapat dimusnahkan antara lain adalah barang tiruan atau palsu, barang tanpa
cukai, barang selundupan, dan atau benda benda lain yang harus dimusnahkan
demi hukum, dan lain-lain. Jenis barang kadaluarsa yang akan dibakar antara
lain adalah makanan, scanc yang telah kadaluarsa. Proses pembakaran ini
merupakan ini merupakan alternatif terakhir yang akan dilakukan. Pada proses
pembakaran akan dihasilkan abu sisa yang akan dimanfaatkan sebagai bahan
subtitusi pasir dalam pembuatan paving dan batako. Untuk kegiatan ini, PT
Farras Putra Abrar akan melengkapi lokasi kegiatan dengan satu unit ruang
pembakaran tertutup berkapasitas 7.500 m3 per hari. Pemanfaatan limbah
sebagai alternative bahan bakar hanya dilakukan apabila limbah yang sudah
terkumpul cukup banyak. Proses Penglolahan Limbah Non B3 dengan Tungku
Pembakaran terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan dan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-13
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Pengambilan Limbah Non B3


di penghasil limbah

Limbah Non B3 disimpan di


TPS pengelola untuk segera
diolah/ dibakar di tungku
pembakaran Sisa hasil residu pembakaran limbah
Non B3 berupa abu akan digunakan
sebagai bahan campuran pembuatan
paving block

Limbah Non B3 diolah/


dibakar di tungku
pembakaran pengelola sesuai
SOP
Sisa limbah cair dari pengolahan akan
diolah di system IPAL untuk digunakan
kembali ke water scrubber sebagai
system pengendali udara sesuai SOP.

Gambar 1.4. Langkah-langkah Pengolahan Limbah B3 dengan Tungku


Pembakaran

Setelah kendaraan pembawa limbah telah terisi ole limbah Non B3 dari penghasil
limbah dari sarana pelayanan kesehatan sesuai jenis limbah dan standart berat
angkut telah terpenuhi seperti yang dipersyaratkan dalam SOP, maka akan
dilakukan pengangkutan menuju ke lokasi PT Farras Putra Abrar. Selanjutnya
setelah melalui proses penerimaan, limbah ditempatkan di tempat penyimpanan
sementara di dekat tungku pembakaran untuk di bakar atau dip roses dalam tungku
pembakaran. Pengangkutan limbah tersebut diperkirakan 2 ritasi per hari.

Pengambilan limbah dilakukan oleh dua armada mobil truck tronton, 2 orang sopir,
dan 4 pekerja angkut limbah non B3. Bagian pemusnahan limbah non B3
memerlukan 1 orang operator mesin dan 4 orang pekerja angkut limbah Non B3.
Armada tersebut bertugas mengambil limbah non B3 untuk rit pertama ke bebrapa
lokasi sesuai arahan dari pukul 07.00 WIN dan kembali ke Head Office (HO) pukul
11.00 WIB. Kapasitas maksimal kendaraan angkut ± 20.000 kg, dengan kemampuan
mesin tungku pembakaran memusnahkan adalah ± 70 m 3/jam limbah non B3 setara
dengan ± 23.100 kg/kam. Dengan demikian dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam
untuk memusnahkan limbah Non B3 sampai habis untuk tiap rit (± 20.000 kg). Jadi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-14
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

jumlah limbah non B3 untuk rit pertama akan dibakar hingga pukul 11.00-12.00 WIB.
Di bagian pemusnahan limbah non B3, operator akan menyalakan mesin tungku
pembakar sekitar 1 jam (jam 10.00-11.00 WIB) sebelum limbah dari rit pertama
diumpankan, agar mesin tungku pembakaran dalam keadaan panas dan siap
melakukan proses permusnahan limbah Non B3 untuk Rit kedua dan kembali ke
Head Office (HO) pukul 12.00 WIB. Pada saat armada kedua datang jam 12.00 WIB,
limbah non B3 dari rit pertama sudah selesai dimusnahkan semua, dan bagian
pemusnahan limbah melanjutkan pekerjaannya untuk memusnahkan limbah dari rin
kedua sebanyak ± 20.000 kg yang ajan selesai dimusnahkan dari jam 12.00 -13.00
WIB. Setelah selesai melakukan pemusnahan limbah non B3 pada pada pukul 13.00
Setelah jam 13.00 WIB, mesin dimatikan (non aktif) jika tidak ada pembakaran lagi.

Kapasitas pembakaran ± 70 m3/jam atau sekitar 23.100 kg/jam dan habus terbakar
dalam waktu sekitar 1 jam. Dalam sehari, ada 1 shift kerja, dengan 8 jam kerja efektif
karyawan, 4 jam kerja incinerator efektif, dan 6 hari kerja dalam seminggu (Senin-
Sabtu). 4 jam / hari x 23.100 kg = 92.400 kg/hari sehingga dalam seminggu PT
Farras Putra Abrar dalam mengolah ± 554.400 atau ± 554 ton per minggu.

Hasil pembakaran berupa abu dan debu yang tertangkap oleh alat pengendalai
udara berupa wet scrubber dengan injeksi air. Alat ini berfungsi untuk menangkap
partikel/ abu dan gas-gas emisi yang terbawa aliran gas keluar second chamber
dengan metode ditangkap/ absorsi oleh air yang disuplai ke dalam Wet Scrubber.
Selanjutnya partikel yang terbawa air diendapkan di dalam Rerircumulation Tank dan
air yang menjadi asam dinetralkan. Maupun dalam internal chamber. Penanganan
abu tersebut ditempatkan dalam TPR Limbah Non B3 yang selanjutnya
memanfaatkan untuk bahan campuran pembuatan paving block.

Table 1.4.
Spesifikasi Alat Tungku Pembakaran Limbah Non B3

No Uraian Keterangan
1 Jenis Limbah Limbah Padat Non B3
2 Ruang Bakar Utama 40 m3`
3 Ruang Bakar Kedua 40,5 m3
4 Mesin Burner (Pembakar) 2 unit
5 Mesin blower (Injector Udara) 1 unit
6 Jenis Bahan Bakar Solar
7 Konsumsi Bahan Bakar 25 liter / jam

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-15
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

No Uraian Keterangan
8 Kebutuhan Tenaga Listrik 220 v
9 Kebutuhan Daya Listrik 20 kW
10 Temperatur Ruang Pakar Primary Chamber : 1.300 0C
Secondary Chamber :1.000 0C
11 Waktu Tinggal Gas ¿ 5 detik
12 Efisiensi Pembakaran 90 %
13 Indikatir Temperatur Digital Thermocontrol
14 Kontrol Panel PLC
15 Koasitas Bahan Bakar 100 liter
16 Bdan Mesin Utama Mild Steel
17 Refractory Material SK 34 & SK 36 Bata Api dan C-15
Castable Cement
18 Bahan Penahan Panas (Isolator) Insulation brick/ Ceramic Fiber/
Rocwool/ Glasswool
19 Spesifikasi Cerobong 12 inci x 8 inci, Stainless steel
20 Tinggi Cerobong (dari permukaan 20 meter
tanah)
21 Lubang Pendukung Pengambilan Uji 8 DE/2 DE
Emisi
22 Fasilitas Pendukung Pengambilan Uji Tangga dan Platform yang dilengkapi
Emisi pengaman
23 Ukuran Dimensi Keseluruhan Panjang : 5,15 m
Lebar : 6,15 m
Tinggi : 4,25 m
24 Jenis Air Pollution Control (APC) Water Scrubber dan Cyclone System

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-16
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Pengurangan dengan Wet IPAL


Scrubber 90% 0.135 ton/hri
Emisi/asap 5%
0.15 ton/hari
Ke Udara 10 % 0.015
ton/hari

Hilang terbakar 85
Total Limbah 100% 3
% 2.55 ton/hari
ton/hari

Dimanfaatkan sebagai bahan


Abu Incenerator
campuran pembuatan paving
10% 0.3 ton/hari
block

Asap Sisa Keluar Disemprotkan Karbon/ Asap Putih


Pembakaran Melalui Air Melalui Jelaga Akan Ke Udara
Rokok Cerobong Sprinkel Bertambah
Didalam Masa
Cerobong Jenisnya
Bagian Atas

Karbon Bercampur Air


Dari Sprinkel Turun Ke
Bawah Melalui Cerobong
Asap Ke Tangki Water
Trap

Tangki Air
Sprinkel Dari Tangki Water Trap Di
Alirkan Ke Ipal

Air
Bersih
Dipisahkan Antara Air Dan
Karbon

Karbon

Dimanfaatkan Sebagai Bahan Campuran


Pembuatan Paving Block

Gambar 1.5. Neraca Massa Pengolahan Limbah Non B3

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-17
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.6. Alat Tungku Pembakaran LImbah Non B3

30% (2.36 m3/hari)


masuk ke dalam
saluran drainase
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
drainase
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
Kebutuhan I-18
Karyawan
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon,
DomestikSidoarjo
Kab. 7 7 m3/hari
m3/hari 98% (7.84
m3/hari)
Kebutuhan Air PDAM 8 Penyiraman
m3/hari Tanaman, 70% (5.48
Shower dll IPAL limbah m3/hari)
Kebutuhan 0.9 m3/hari 8m3/hari Disarankan
Non PT. FARRAS PUTRAuntuk
ABRAR
Domestik 1 Recycling
m3/hari 2 % (0.16
m3/hari)
Menguap
Kebutuhan
Laboratorium
0.1 m3/hari

Wet Scruber
Tungku
Pembakaran
Limbah Non B3

Gambar 1.7. Neraca Air Maksimal


Dari gambar diagram alu di atas dapat dijelaskan bahwa sir suplai dari pembelian air
tangki PDAM akan dimanfaatkan menjadi 3 bagian.

1. Bagian pertama untuk memenuhi kebutuhan domestic (karyawan) yang akan


dibuang melalui saluran drainase ke IPAL sebesar 7 m3 per hari.
2. Bagian yang kedua akan dimanfaatkan memenuhi kebutuhan non dimestik
(penyiraman, labolatorium, shower, wastafel) yang akan dibuang melalui
saluran drainase ke IPAL sebesar 1 m3 per hari.
3. Air limbah yang berasal dari kegiatan domestic dan non domestic dialirkan
melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran
besarseperti sampah daun, kertas, plastic, dll. Setelah melalui screen air
limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel;
lumpur, pasri, dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga
berfungsi sebagai bak pengontrol alira, serta bak pengurai senyawa organic
yang berbentuk padatan. Sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung
lumpur.
4. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontrakstor
anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah ke atas. Di dalam bak

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-19
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

kontraktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastic atau kerikil/
batu split.
5. Pengruraian zat-zat organic yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobic atau facultative.Media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organic yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
6. Air limpasan dari bak kontraktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontraktor
(biofilter) aerob. Di dalam bak kontraktor aerob ini diisi dengan media kerikil,
atau dapat juga dari bahan plastik (polyethylene), batu apung atau bahan
serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media.
7. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-organisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang
mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik,
deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak
(Contact Aeration).
8. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur
aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa
kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan
air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontraktor
khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
micro-organisme patogen.
9. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung
dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob
dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organic (BOD, COD), juga
dapat menurunkan konsentrasi ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS),
phospat dan lainnya.
10. 70% air dari olahan IPAL akan dimanfaatkan untuk pengisian bak air mesin
yang berguna sebagai air springkle di cerobong dan diisikan sekali saja
selama mesin tungku pembakaran tersebut selama masih berfungsi sebesar
5m3. Penguapan yang terjadi pada air springkle selama proses pembakaran
sebesar 400 liter perhari. Untuk mengisi bak air mesin yang berkurang akibat
proses penguapan akan diambil dari olahan IPAL.
Table 1.5.
Spesifikasi Alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-20
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

No Uraian Keterangan
1 Jenis Kombinasi biofilter Anaerob – Aerob
2 Jumlah Orang Maksimal 34 Orang
3 Depit Perkapita 250 Liter
4 Debit Air Limbah 8500 Liter / hari
5 Beban BOD 2,125 kg BOD per Hari
6 BOD Inlet 250 mg/l
7 BOD Outlet 25 mg/l
8 Efisiensi penghilangan BOD 90 %
 Bak pengurai awal
9 Terdiri dari 2 Bak
 Biofilter Anaerob – aerob
Panjang efektif : 100 cm
Lebar efektif : 100 cm
10 Dimensi Bak Pengurai Awal
Kedalaman efektif : 220 cm
Tinggi ruang bebas : 30 cm
Panjang efektif : 3,2 cm
Dimensi Biofilter Anaerob – Lebar efektif : 100 cm
11
Aerob Kedalaman efektif : 200 cm
Tinggi ruang bebas : 30 cm
12 Total Volume Efektif 8,4 m
13 Waktu Tinggal Rata-rata 25,5 jam
14 Diameter Inlet / Outlet 4”
15 Volume Media Biofilter 2,7 m3
16 Tipe Media Media plastic sarang tawon
Kapasitas : 60 Liter / menit
17 Blower
Daya Listrik : 60 watt
18 Bahan Reactor Beton Cor

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-21
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.8. Instalasi Pengolahan Aair Limbah (IPAL)


5. Proses Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3
a. Kegiatan Pengumpulan Limbah B3

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-22
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Jenis limbah B3 yang dikumpulkan oleh PT. Farras Putra Abrar antara lain : minyak
pelumas bekas hidrolik, mesin , gear, lubrikasi, insulasi, heat transmission, grit
chambers, separator dan/atau campurannya, kemasan bekas B3, limbah elektronik
termasuk cathode ray tube (CRT), printed circuid board (PCB), karet kawat (wire
rubber) , kain majun bekas (used rags) dan yang sejenis. Penangganan limbah yang
dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan limbah tersebut dan kemudian
mengirimkan dan meyerahkan pada Pihak III. Mekanisme untuk masing masing
kegiatan pengumpulan limbah B3 adalah sebagai berikut :
1) Accu bekas
Accu bekas yang didapat dari penghasil disimpan dalam gudang . Accu bekas
yang didapat adalah accu dalam keadaan kering, dan sudah tidak terdapat larutan
di dalamnya. Accu diangkut dengan truk yang telah mendapat ijin khusus dari
departemen perhubungan untuk pengangkutan limbah B3. Accu bekas itu
dikumpulkan untuk kemudian ditawarkan dan diserahkan kepada pihak ke-3 yang
memiliki izin pemanfaatan limbah tersebut.
2) Limbah Cat
Limbh cat yang dimaksud di sini adalah semua bahan sisa yang dihasilkan dari
industri cat. Limbah limbah cat ini dikumpulkan untuk kemudian ditawarkan ke
Pihak ke-3 yang memiliki izin pemanfaatan limbah tersebut.
3) Kemasan bekas Limbah B3
Kemasan bekas limbah B3 berupa karung, sak, plastik, dll dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan jenisnya. Apabila terlah terkumpul, kemasan bekas
tersebut akan dikirimkan ke perusahaan lain yang mempunyai izin pemanfaatan
limbah B3 untuk plastik bekas limbah B3
4) Barang Terkontaminasi Limbah B3
Barang barang terkontaminasi limbah B3 dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan
jenisnya. Apabila telah terkumpul, barang barang terkontaminasi tersebut
kemudian dikemas dan selanjutnya dikirim ke perusahaan lain yang mempunyai ijin
pemanfaatan.
5) Olie Bekas
Olie bekas yang didapat dari sisa industri diangkut dengan kendaraan khusus yang
telah sesuai persyaratan dan telah mendapat ijin pengangkutan limbah B3 dari
departemen perhubungan, angkutan juga dilengkapi manifest/surat jalan untuk
limbah B3 . Olie yang diterima dari penghasil olie bekas telah tersimpan dalam
drum tertutup kemudian disimpan dalam gudang limbah B3. Penyimpanan drum
harus dilakukan dengan memberi alas papan (pallet) untuk memudahkan
pemindahan dan pemeriksaan kebocoran. Oli bekas itu dikumpulkan sampai

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-23
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

jumlah yang cukup, kemudian ditawarkan dan diserahkan kepada Pihak ke-3 yang
memiliki izin pemanfaatan limbah tersebut.
6) Hasil Pengolahan Logam
Hasil pengolahan logam diangkut dengan truk yang telah memenuhi persyaratan
dan telah mendapat ijin pengangkutan limbah B3. Selanjutnya ditempatkan dalam
karung plastik kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan dan dikumpulkan.
Apabila sudah terkumpul dalam jumlah yang cukup, maka limbah B3 tersebut
dikirim kepada pihak ke-3 yang memiliki izin pemanfaatan limbah B3 tersebut.
7) Limbah Percetakan
Limbah dari industri percetakan berupa catridge tinta, sisa sisa tinta, kertas dan
lain lain dikumpulkan dan dipisahkn berdasarkan jenisnya. Apabila telah terkumpul
dalam jumlah cukup, bahan bahan tersebut akan dikirim ke perusahaan lain yang
mempunyai izin pemanfaatan.

PENGHASIL LIMBAH B3
Proses loading
Surat jalan
Penutupan terpal
Kendaraan yang Segel/penyegelan
memiliki Ijin Angkut Kendaraan Pengangkut Manifec
Limbah B3

Proses unloading
Berita Acara
Gudang Lokasi Penutupan terpal
Segel/penyegelan

Proses Pemilahan

Proses loading
Surat jalan
Penutupan terpal
Segel/penyegelan Dikirim ke Pihak ke – 3
Manifec

Gambar 1.9. Bagan Alir Pengumpulan Limbah B3

b. Pemanfaatan Limbah B3

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-24
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Limbah limbah B3 berupa fly ash, bottom ash, spent bleaching earth, debu dari fasilitas
pengendalian pencemaran udara selain limbah dengan koe limbah B409/B410 dan
sludge IPAL mengandung AlO3, Al2O3 Fe2O3 atau SiO3 serta limbah B3 lainnya yang
dapt mensubtitusi bahan baku akan dimanfaatkan untuk bahan subsitusi pasir dalam
pembuatan paving, batako dan bata bakar. Bagan alir proses pemanfaatan B3 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

PENGHASIL LIMBAH B3
Proses loading
Surat jalan
Penutupan terpal
Kendaraan yang Segel/penyegelan
memiliki Ijin Angkut Pengangkutan / Manifec
Limbah B3 Pengiriman

Gudang Lokasi Pembukaan Segel

Kegiatan Pemanfaatan :
Pembuatan Paving / Batako
Pembuatan bata press / genteng press
Bahan Bakar

Gambar 1.10.
Bagan Alir Pemanfaatan Limbah B3

Proses untuk masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :


1) Pembuatan Batako/Paving
 Limbah (bahan baku) datang di lokasi PT. Farras Putra Abrar
 Penerima menandatangani surat jalan pengangkutan limbah yang dibawa
truk
 Unloading limbah di tempat yang dudah disediakan sesuai SOP
 Pengayakan bahan
Bahan yang tidak sama ukurannya harus diayak terlebih dahulu dengan
menggunakan ukuran ayakan 10 mm (Batako) dan 5 mm (Paving)
 Perbandingan Komposisi
Limbah : abu batu : semen : Air = Total Hasil
338 kg : 113 kg : 25 kg : 70 kg = 546 kg 31 palet

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-25
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

 Pencampuran material
Lakukan pencampuran dan pengadukan antara limbah dan abu batu yang
sudah diayak dengan semen lalu sesuai dengan komposisi sambil
ditambahkan air secukupnya.
 Pencetakan
Setelah material tercampur maka dilakukan proses pencetakan
a. Hasil cetakan batako 1 palet : 4 Pcs
b. Hasil cetakan Paving 1 Palet : 6 Pcs
 Pengeringan
Setelah cetakan bata beton jadi, maka dilakukan pengeringan selama +/- 1-2
hari
 Pelepasan
Jika batako atu paving dipastikan sudah kering maka dilakukan pelepasan
palet
 Penataan
Batako dan paving yang sudah dilepas ditata pada tempat yang disediakan
 Administrasi
Setiap hari hasil produksi dan bahan baku yang terpakai harus tercatat
didalam buku laporan yang sudah disediakan

Material Limbah B3
Fly Ash
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL Bottom Ash
Pengembangan Industri Pengumpulan danDebu dari fasilitas
Pemanfaatan pengendalian
Limbah B3 dan Non B3 I-26
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo pencemaran udara
Abu Batu

PT. FARRAS PUTRA ABRAR


Pengayakan

Semen Bahan Perekat


Air Aditif
(Ex. Matos/aditon)

Pencampuran (Mixing)

Pencetakan (Pressing)

Pengeringan

Uji Sampel Kualitas


(Kuat tekan, ukuran, tampak luar. dan
daya serap

Produk Jadi

Gambar 1.11.
Flowchart Proses Produksi Pembuatan Paving Block (Bata Beton)

Komposisi
Fly ash 5% : Bottom ash 65% : Abu Bata 25% : Semen 5%
Peralatan yang digunakan
1. Mesin press
2. Mixer
3. Conveyor belt

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-27
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

4. Pengayak/mess
5. Palet/papan

Table 1.6.
Spesifikasi Alat Proses Produksi Pembuatan Paving Block (Bata Beton)
Semi Otomatis

No Uraian Keterangan
1 Jenis Semi Otomatis
UNP 10 (Sekali cetak keluar 4 batako/paving
2 Type
6 model bata)
3 Kapasitas Total 1000 – 1500 Buah / hari
4 Power Diesel 8 PK / Dinamo Motor 3 hp
5 Material Mild Steel unp dan plat
6 Sistem Operasi Gravitasi dropp dan vibration
7 Operator 2 – 3 Orang
8 Matras / Cetakan Dapat diganti dengan mudah dan cepat
9 Jumlah alat yang dimiliki 4 Set lengkap

Gambar 1.12
Alat Proses Produksi Pembuatan Paving Block (Bata Beton) Semi Otomatis

Tabel 1.7
Spesifikasi Alat Proses Produksi Pembuatan Paving Block (Bata Beton) Manual
No Uraian Keterangan
Manual (genjot / pompa yang dibantu dengan
1 Jenis
tuas dan pipa besi)
2 Type 1 buah sekali cetak
3 Kapasitas Total 300 – 400 buah / hari
4 Power Tenaga manusia
5 Material Mild Steel unp dan plat
6 Operator 1 – 2 Orang
7 Matras / Cetakan Dapat diganti dengan mudah dan cepat
8 Jumlah alat yang dimiliki 4 Set lengkap

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-28
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.13

Alat Proses Produksi Pembuatan Paving Block (Bata Beton) Manual

Tabel 1.8
Spesifikasi Alat Proses Produksi Mixer Pembuatan Paving Block (Bata Beton)
Semi Otomatis

No Uraian Keterangan
1 Jenis Semi Otomatis
2 Kapasitas Satu sak semen
3 Penggerak Diesel 16 PK / Dinamo motor 7,5 hp
4 Material Mild Steel unp dan plat
5 Operator 1 Orang
Putaran mesin penggerak yang diteruskan oleh
6 Sistem Operasi
gardain truck
Mengaduk campuran bahan bahan pembuat
7 Fungsi
batako / paving supaya lebih rata dan cepat

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-29
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

8 Jumlah alat yang dimiliki 4 Set lengkap

Gambar 1.14

Alat Proses Produksi Mixer Pembuatan Paving Block (Bata Beton)

2) Pembuatan Bata Bakar


 Limbah (bahan baku) datang di lokasi PT. Farras Putra Abrar
 Penerima menandatangani surat jalan pengangkutan limbah yang dibawa
truk
 Unloading limbah di tempat yang dudah disediakan sesuai SOP
 Perbandingan Komposis
Limbah : lempung : Air
60% : 40% : secukupnya
 Pencampuran material
Lakukan pencampuran dan pengadukan(dengan metode pressing) antara
bahan kemudian ditambahkan air secukupnya.
 Pencetakan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-30
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Setelah material tercampur maka dilakukan proses pencetakan


 Pemotongan
Setelah pencetakan selesai kemudian dilakukan pemotongan untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai
 Pembakaran
Setelah cetakan dan pemotongan bata jadi, maka dilakukan proses
pembakaran sampai bata sudah matang dengan tanda berubah warna
 Penginginan
Setelah dibakar , maka dilakukan pendinginan selama +/- 1-2 hari
 Penataan
Produk jadi yang sudah dingin selanjutnya ditata pada tempat yang
disediakan
 Administrasi
Hasil produksi dan bahan baku yang terpakai harus tercatat di catatan
laporan yang sudah disediakan

Material Limbah B3
Spent Bleaching Earth
Sludge IPAL

Bahan Perekat Aditif


- Lempung - (Ex. Ampas tetes tebu)
Air

Pencampuran (Mixing)

Pencetakan (Pressing)

Pembakaran

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL Pendinginan


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-31
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo

Uji Sampel Kualitas


serap

Produk Jadi PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.15
Flowchart Proses Produksi Pembuatan Bata Bakar

Komposisi
Spent Bleaching Earth 50% : Sludge IPAL 10% : Lempung/Tanah Liat 40%
Peralatan yang digunakan
1. Mesin press
2. Mixer
3. Conveyor belt
4. Alat Potong
5. Dapur Bakar

Tabel 1.9.
Spesifikasi Alat Proses Produksi Pembuatan Bata Bakar
Semi Otomatis

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-32
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

No Uraian Keterangan
1 Jenis Semi Otomatis
Angel (L)
“Diciptakan untuk kondisi bahan batu yang
terlalu banyak bongkrahan tanah. Sehingga
2 Type
perlu dilembutkan/dihancurkan terlebih
dahulu agar menjadi lembut. Di mesin type L
ini terdapat 2 Roll untuk penghacur tanah.”
Panjang : 260 cm
3 Kapasitas Total Lebar : 40 cm
Tinggi : 10 cm
4 Daya Diesel 24 PK
5 Hasil Cetakan/Ukuran 20 x 10 x 5 cm (p x l x t)
6 Hasil Potong 3 Pcs
7 Operator 2 – 5 Orang
8 Jumlah alat yang dimiliki 8 Set lengkap (Semi Otomatis)

Gambar 1.16

Alat Proses Produksi Mixer Pembuatan Bata Bakar Semi Otomatis

Tabel 1.10.
Spesifikasi Alat Proses Produksi Pembuatan Bata Bakar Manual

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-33
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

No Uraian Keterangan
Manual (genjot / pompa yang dibantu dengan
1 Jenis
tuas dan pipa besi)
2 Kapasitas 1 buah sekali cetak
3 Kapasitas Total 300 – 400 buah / hari
4 Power Tenaga manusia
5 Material Mild Steel unp dan plat
6 Operator 1 – 2 Orang
7 Matras / Cetakan Dapat diganti dengan mudah dan cepat
8 Jumlah alat yang dimiliki 8 Set lengkap

Gambar 1.17

Alat Proses Produksi Mixer Pembuatan Bata Bakar Manual

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 I-34
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Tabel 1.11

Jenis Kegiatan, Nama Limbah, Kapasitas Pengumpulan dan Pemanfaatan dan Cara
Penanganan Limbah B3 dan Non B3 di PT. Farras Putra Abrar

Kode Kapasitas
Jenis Kapasitas per
No Nama Sumber Limbah Karakteristik Limbah Per Tahun Keterangan
Limbah tahun (Lama)
B3 (Baru)
1 Fly Ash Proses B3 Padat B409 15.000 Ton 10.000 Ton Pemanfaatan
Pembakaran sebagai bahan
batubara pada baku alternaltif
fasilitas Bata Beton
pembangkitan listrik  
tenaga uap PLTU,
Boiler dan/atau
tungku industri
2 Bottom Ash Proses B3 Padat B410 15.000 Ton 40.000 Ton
Pembakaran
batubara pada
fasilitas
pembangkitan listrik
tenaga uap PLTU,
Boiler dan/atau
tungku industri
3 Spent proses industri B3 Padat B413 15.000 Ton 90.000 Ton Pemanfaatan
Bleaching oleochemical sebagai bahan
Earth dan/atau baku alternaltif
pengolahan minyak Bata Bakar
hewani atau nabati
4 Debu dari 1. Fasilitas boiler B3 Padat B333-1 15.000 Ton 10 Ton Pemanfaatan
fasilitas 2. Fasilitas klh sebagai bahan
pengendali 3. Fasilitas baku alternaltif
an Pengendalian Bata Beton
pencemara pencemaran udara
n udara
selain
limbah
dengan
kode limbah
B409/B410
5 Sudge IPAL Fasilitas instalasi B3 Padat B343-2 20.000 Ton 3.000 Ton Pemanfaatan
pengolahan air sebagai bahan
Limbah dan baku alternaltif
kegiatan Bata Bakar
pengolahan
clockimia dasar
antara lain serupa
pengolahan certival
minyak nabati atau
hewani
6 Sudge IPAL IPAL yang B3 Padat B347-3 2.000 Ton 10 Ton  
mengolah efluen
proses
pengendalian
pencemaran dari
bekas
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-35
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Kode Kapasitas
Jenis Kapasitas per
No Nama Sumber Limbah Karakteristik Limbah Per Tahun Keterangan
Limbah tahun (Lama)
B3 (Baru)
pengoperasian
Insenerator limbah
7 Produk/ Barang reject dari Non-B3 Padat/Cair Non-B3 2.000 Ton 2.000 Ton Pemusnahan/
Material perusahaan yang Pembakaran/
Makanan/M bersifat Non B3 Pemanfaatan
inuman
Sisa/Off-
Specs
8 Minyak Hasil dari kegiatan B3 Cair B105g 50 kg 50 kg TPS B3 (Hasil
pelumas sendiri (PT. Farras dari kegiatan
Bekas Putra Abrar) sendiri)
antara lain
minyak
pelumas
bekas
hidrolik,
mesin,
gear,
fabrikasi,
insulasi,
neat
transmissio
n, grill
chambers,
separator
dan atau
campurann
ya
9 Kemasan Hasil dari kegiatan B3 Padat B104d 10 kg 10 kg
bekas B3 sendiri (PT. Farras
Putra Abrar)
10 Limbah Hasil dari kegiatan B3 Padat B107d 6 kg 6 kg
elektronik sendiri (PT. Farras
termasuk Putra Abrar)
Cathcode
TPS B3 (Hasil
Ray Tube
dari kegiatan
(CRT),
sendiri)
Lampu TL,
 
Printed
Court Board
(PCB),
Karet
Kawat
(Wire
Rubber)
11 Kain Maun Hasil dari kegiatan B3 Padat B110d 5 kg 5 kg  TPS B3 (Hasil
bekas sendiri (PT. Farras dari kegiatan
(used rans) Putra Abrar) sendiri)
yang  
sejenis  
12 Kemasan Hasil dari kegiatan B3 Padat B321-1 2 kg 2 kg
Bekas tinta sendiri (PT. Farras
Putra Abrar)
2 Bottom Ash Proses B3 Padat B410 15.000 Ton 40.000 Ton
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-36
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Kode Kapasitas
Jenis Kapasitas per
No Nama Sumber Limbah Karakteristik Limbah Per Tahun Keterangan
Limbah tahun (Lama)
B3 (Baru)
Pembakaran
batubara pada
fasilitas
pembangkitan listrik
tenaga uap PLTU,
Boiler dan/atau
tungku industri

Jadwal Pembangunan

Berdasarkan jadwal pembangunan dan operasional PT. Farras Putra Abrar


diperkirakan akan berjalan selama 25 tahun, jadwal pembangunan dan operasional
dapat disajikan pada Tabel 1.12

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-37
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Tabel 1.12 Jadwal Pembangunan dan Operasional PT. Farras Putra Abrar

Waktu (Bulan)
No Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 …dst
II Tahap Operasi
1 Perektrutan Tenaga
Kerja

2 Pengangkutan Limbah
Non B3 dan B3
Kegiatan
3 Pengumpulan dan operasi
Pemanfaatan Limbah berlangsung
Non B3 dan B3 selama 25
4 Insinerasi limbah Non tahun
B3 dan Limbah B3

5 Pengumpulan dan
pemanfaatan limbah
B3

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-38
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.3.1 Dampak Penting Hipotetik Yang Telah Ditelaah / Dikaji

Dalam Proses pelingkupan, beberapa hal harus sudah terindentifikasi secara jelas,
antara lain : komponen rencana dan/atau kegiatan , komponen lingkungan yang
terkena dampak serta interaksi kedua komponen tersebut, dampak potensial yang
akan terjadi (termasuk urutan dampak primer, sekunder dan lain lain). Sifat dampak ,
parameter dari komponen lingkungan yang terkena dampak , sumber data rona
lingkungan, lokasi pengambilan sampel, metode yang digunakan hingga prakiraan
dampak dan evaluasi dampak. Pelingkupan umum dilakukan melalui 3 tahap yaitu
identifikasi dampak, evaluasi dampak dan klasifikasi – prioritas.

Gambar 1.18 Bagan Alir Proses Pelingkupan

1.3.1. Identifikasi Dampak Potensial

Untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak


penting digunakan matriks identifikasi dampak. Tabel berikut ini adalah matriks
interaksi dampak dengan komponen lingkungan yang terkena dampak :
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-39
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

A. Tahap Operasional
1. Rektrutmen Tenaga Kerja
Dampak potensial yang ditimbulkan antara lain :
 Terciptanya kesempatan kerja
2. Pengangkutan Limbah B3
Dampak potensial yang ditimbulkan antara lain :
 Penurunan kualitas udara
 Peningkatan kebisingan
 Kerusakan jalan
3. Pemanfaatan dan Pengumpulan Limbah Non B3
Dampak potensial yang ditimbulkan antara lain :
 Penurunan kualitas udara
 Peningkatan kebisingan
4. Insinerasi
Dampak potensial yang ditimbulkan antara lain :
 Penurunan kualitas udara
 Gangguan Kesehatan
5. Pengumpulan dan pemanfaatan Limbah B3
 Penurunan kualitas udara
 Peningkatan kebisingan
 Pencemaran air
 Pencemaran tanah
 Keresahan masyarakat
 Potensi kecelakaan kerja

Adapun matriks identifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan


pemanfaatan limbah B3 dijelaskan pada tebal di bawah ini.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-40
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Tabel 1.13.
Matrik Identifikasi Dampak Lingkungan Pembangunan Industri Pengumpulan
Limbah B3

Tahapan Kegiatan
Operasional
1 2 3 4 5

Komponen Lingkungan

Rekrutmen Tenaga

Pengumpulan dan
No.

Limbah Non B3
Limbah Non B3
Limbah B3 dan

Limbah B3 dan
Pengangkutan

Pengumpulan

Pemanfaatan
Penerima Dampak

Limbah B3
Insinerasi
Kerja

A FISIK-KIMIA

1 Kualitas Udara   
2 Kebisingan  
3 Potensi Kebakaran

4 Pencemaran Air 
5 Pencemaran Tanah 
B BIOLOGI

1 Komunikasi vegetasi

2 Estetika Lingkungan

C SOSEKBUD

1 Kesempatan kerja 
2 Keresahan Masyarakat  
3 Kecemburuan social

4 Kerusakan Jalan 
D KESEHATAN MASYARAKAT

1 Gangguan K3

2 Kesehatan dan kecelakaan


 
dalam pemanfaatan limbah
Sumber : Hasil Analisa, 2017

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-41
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

B. Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja
2. Pengangkutan Limbah B3 dan Non B3
3. Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3
4. Insinerasi
5. Pengumpulan dan pemanfaatan Limbah B3

1.3.2 Evaluasi Dampak Potensial

Evaluasi Dampak Potensial esensinya adalah memisahkan dampak-dampak yang


perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak
yang tidak lagi perlu dikaji). Dalam proses ini, harus dijelaskan dasar penentuan
bagaimana suatu dampak potensial dapat disimpulkan menjadi dampak hipotetik
(DPH) atau tidak. Salah satu criteria penapisan untuk menentukan apakah suatu
dampak potensial dapat menjadi DPH atau tidak adalah menguji apakah pihak
pemakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang
mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang
menjadi bagian dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan
pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain sebagainya. Evaluasi dampak
potensial kegiatan pemanfaatan limbah B3 selengkapnya pada table di bawah ini.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-42
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Tabel 1.14 Evaluasi Dampak Potensial

Komponen Kegiatan Pelingkupan


Pengelolaan Komponen
yang Berpotensi Batas Waktu
No Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Menimbulkan DPH Kajian
Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan
Tahap Operasional
1 Rekrutmen Tenaga Undang-Undang Angka partisipasi Terciptanya Pada tahap Disimpulkan Batas wilayah Batas waktu
Kerja No.13 Tahun 2003 kerja bagi kesempatan operasional, dampak menjadi DPH studi sesuai kajian adalah
tentang masyarakat daerah kerja berupa terciptanya dengan batas selama kegiatan
Ketenagakerjaan setempat maupun kesempatan kerja social yaitu rekrtutmen kerja
tenaga kerja local terjadi akibat kegiatan masyarakat yang operasional
mobilisasi tenaga tinggal di Desa berlangsung.
kerja. Perekrutan Tambak
tenaga kerja sebagian Kalisogo,
besar berasal dari Kecamatan
masyarakat sekitar Jabon,
lokasi kegiatan yaitu di Kabupaten
Desa Tambak Sidoarjo
Kalisogo. Perekrutan
tenaga kerja dilakukan
sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan
dam dilakukan secara
transparan. Pada
tahap operasi juga

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-43
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan terdapat kesempatan
kerja sebagai tenaga
harian lepas untuk
loading dan unloading
barang, tenaga untuk
pemilahan material
baik limbah B3 dalam
proses pembuatan
paving/bata banyak
membutuhkan tenaga
kerja.

2 Pengangkatan Limbah  Menggunakan Sepanjang jalan Kerusakan Kegiatan Disimpulkan Batas wilayah Batas waktu
B3 dan Non B3 kendaraan yang menuju lokasi jalan pengangkutan pada menjadi DPH studi sesuai kajian adalah
layak jalan kegiatan tahap operasional dengan batas selama kegiatan
 Menggunakan adalah mendatangkan social yaitu operasional
kendaraan limbah baik B3 masyarakat yang pengangkut
pengangkut maupun Non-B3 dari tinggal di Desa berlangsung.
sesuai dengan penghasil ke lokasi PT. Tambak
kelas jalan Farras Putra Abrar di Kalisogo,
 Mengatur Ritase Jabon, Sidoarjo. Kecamatan
truk untuk Pengangkutan Non B3 Jabon,
mengangkut dilakukan dengan Kabupaten
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-44
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan limbah B3 menggunakan truk Sidoarjo
ataupun Non B3 layak berkapasitas 7
ton sampai 25 ton.
Kendaraan pengangkut
untuk Limbah Non B3
ini akan disegel ,
ditutup dengan terpal
dan dilengkapi surat
jalan.
3 Pengumpulan dan Peraturan Jumlah partikulat Penurunan Adanya kegiatan Disimpulkan Di lokasi proyek Batas waktu
pemanfaatan Limbah Pemerintah debu yang kualitas udara proses pembuatan menjadi DPH dan lingkungan kajian adalah
Non B3 Republik Indonesia mengakibatkan paving/bata akan Dikelola atau sekitar yang selama kegiatan
Nomor 41 Tahun penurunan Kualitas mmeberikan dampak Dipantai berdekatan rekrtutmen kerja
1999 tentang Udara berupa terjadi karena dengan areal operasional
Pengendalian aktivitas pekerja saat pemanfaatan berlangsung.
Pencemaran Udara proses pemilahan Limbah Non B3
Peraturan Gurbenur Limbah Non B3
Jawa Timur No.10
Tahun tentang Baku
Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber
Tidak Bergerak di

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-45
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan Provinsi Jawa Timur
Keputusan Menteri Tingkat kebisingan Peningkatan Peningkatan Disimpulkan - Selama kegiatan
Negara Lingkungan yang diterima oleh kebisingan kebisingan terjadi pada menjadi operasional
Hidup No.48 Tahun masyakarat saat operasional mesin DTPH tidak berlangsung
1996 tentang Baku pemecah plastic Dikelola dan
Mutu Tingkat maupun kertas Dipantai
Kebisingan
4 Pengumpulan dan Peraturan Jumlah partikulat Penurunan Adanya kegiatan Disimpulkan Di lokasi proyek Batas waktu
Pemanfaatan Limbah Pemerintah debu yang kualitas udara proses pembuatan menjadi DPH dan lingkungan kajian adalah
B3 Republik Indonesia mengakibatkan paving/bata akan Dikelola atau sekitar yang selama kegiatan
Nomor 41 Tahun penurunan Kualitas memberikan dampak Dipantai berdekatan operasional
1999 tentang Udara berupa terjadinya dengan areal pengangkut
Pengendalian peningkatan debu dan pemanfaatan berlangsung.
Pencemaran Udara kebisingan. limbah B3
Peraturan Gurbenur Peningkatan kadar
Jawa Timur No.10 debi terjadi karena
Tahun tentang Baku ktivitas pekerja saat
Mutu Udara Ambien proses pembuatan
dan Emisi Sumber bata beton dan bata
Tidak Bergerak di bakar.
Provinsi Jawa Timur
Keputusan Menteri Tingkat kebisingan Peningkatan Peningkatan Disimpulkan Di lokasi proyek Selama kegiatan
Negara Lingkungan yang diterima oleh kebisingan terjadi pada menjadi dan lingkungan operasional
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-46
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan Hidup No.48 Tahun masyakarat kebisingan saat operasional mesin DTPH Tidak sekitar yang berlangsung
1996 tentang Baku pembuat bata beton Dikelola atau berdekatan
Mutu Tingkat dan bata bakar Dipantau dengan areal
Kebisingan pemanfaatan
limbah B3
Pengolahan limbah Badan air penerima Pencemaran Pencemaran air terjadi Disimpulkan Batas wilayah
dalam unit IPAL limbah cair air pada tahap operasi. menjadi DPH studi sesuai
Selain mencemari Dikelola atau dengan batas
tanah, bahan-bahan Di Pantau proyek
produksi yang berasal
dari limbah B3, apabila
tidak segera diproses
dan terkena air dapat
meresap kedalam
tanah dan
menimbulkan
pencemaran air tabah
dan bukan tidak
mungkin karena lokasi
kegiatan dekat dengan
badan air (Sungai
Porong), limbah B3
dapat terbawa air
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-47
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan hujan dan mencemari
sungai sehingga perlu
dikelola dengan sarana
IPAL.
 Tempat produksi Menurunnya nsure Pencemaran Pencemaran tanah Disimpulkan Disekitar area Batas waktu
dan penyimpanan hara yang terdapat di tanah terjadi pada tahap menjadi DPH proyek kajian adalah
bahan Limbah B3 dalam tanah operasi, yaitu pada Dikelola dan selama kegiatan
pada area saat proses Dipantau operasional
tertutup pengumpulan dan berlangsung.
 Lantai pada pemanfaatan limbah
lokasi kegiatan B3. Limbah B3 yang
menggunakan menumpuk apabila
lantai beton tidak segera diproses
dan terkena air hujan,
maka air hujan yang
telah tercemar oleh
limbah B3 dapat
meresap kedalam
tanah dan mencemari
tanah disekitarnya.
Pengumpulan Ceceran limbah B3 Potensi Tumpahan/ceceran Disimpulkan Batas wilayah Batas waktu
limbah B3 yang dihasilkan dari kecelakaan limbah B3 terjadi pada menjadi DPH studi sesuai kajian adalah
operasional industry kerja tahap operasi yaitu Dikelola dan dengan batas selama kegiatan
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-48
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan pada saat Dipantau proyek operasional
pengangkutan limbah berlangsung.
B3 karena apabila
pada saat
pengangkutan bahan
dengan menggunakan
dump truk dengan
kapasitas angkut 5 Ton
tidak dilakukan sesuai
dengan persyaratan ,
yaitu pengangkutan
dengan kendaraan
dump truk dan tertutup
dengan terpal lalu
disegel agar tidak ada
tumpahan atau
ceceran limbah B3 dan
pembongkaran di
tempat yang tidak
semestinya.
 Penerapan K3 Gangguan kesehatan Gangguan K3 Gangguan kesehatan Disimpulkan Batas wilayah Batas waktu
 Mewajibkan pekerja terutama terjadi karena menjadi studi sesuai kajian adalah
pengaruh kegiatan DTPH Tidak dengan batas selama kegiatan
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-49
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan pemakaian APD insinerasi/proses Dikelola atau proyek operasional
 Penyediaan pembakaran. Asap Dipantau berlangsung.
ruang kesehatan yang menghubung
kotak P3K dapat menyebar ke
daerah pemukiman
dan meningkatkan
prevalensi terjadinya
ISPA
5 Insinerasi Peraturan  Penurunan Penurunan Penurunan kualitas Disimpulkan Batas wilayah Batas waktu
Pemerintah kualitas udara kualitas udara udara terjadi pada menjadi DPH studi sesuai kajian adalah
Republik Indonesia  Gangguan dan keresahan tahap operasi yaitu Dikelola dan dengan batas selama kegiatan
Nomor 41 Tahun kesehatan masyarakat pada saat proses Dipantau proyek operasional
1999 tentang pembakaran bahan- berlangsung.
Pengendalian bahan yang tidak dapat
Pencemaran Udara didaur ulang dan
Peraturan Gurbenur proses pembakaran
Jawa Timur No.10 bata/genteng. Proses
Tahun tentang Baku ini merupakan
Mutu Udara Ambien alternaltif terakhir yang
dan Emisi Sumber dilakukan. Proses
Tidak Bergerak di pembakaran tidak
Provinsi Jawa Timur dilakukan setiap hari,
namun menunggu
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL
Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-50
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Komponen Kegiatan Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Batas Waktu
No yang Berpotensi Lingkungan Dalam Lingkungan yang Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
DPH Kajian
Menimbulkan Rencana Kegiatan Terkena Dampak Potensial Potensial
Dampak Lingkungan sampai bahan yang
akan dibakar cukup
banyak. Penurunan
kualitas udara
disebabkan karena
adanya penambahan
polutan berupa Sox2 ,
Nox, Cox, Pb ke udara
Sumber : Hasil Analisa, 2017

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-51
PT. FARRAS PUTRA ABRAR
Deskripsi Rencana Kegiatan :
Tahap operasional
Rekruitment Tenaga Kerja Dampak Potensial Rencana Kegiatan
Pengangkutan Bahan B3 Tahap Operasional
Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3 Perekrutan Tenaga Kerja
Adanya kesempatan kerja Dampak Penting HIpotetik
Incenerator Tahap Operasional
Pengumpulan dan Peamnfaatan Limbah B3 Pengangkutan Bahan B3
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan Rekruitment Tenaga Kerja Operasional
Kerusakan jalan Adanya Kesempatan Kerja
Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3 Kegiatan Pengangkutan Limbah B3 dan Non B3
Penurunan Kualitas Udaran dan Peningkatan Kebisingan Kerusakan Jalan
Incenerator Kegiatan Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah Non B3
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Gangguan kesehatan Incenerator

ISENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

EVALUASI DAMPAK POTENSIAL


Keresahan masyarakat Penurunan kualiotas udara dan peningkatan kebisingan
Komponen Lingkuingan Gangguan Kesehatan
Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3
Fisik Kimia Pengumpuland an Pemanfaatann Limbah B3
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Kualitas Udara Pengelompokan Dampak Penting Hipotetik
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Pencemaran air
Kebisingan Keresahan masyarakat Timbulnya keresahan masyarakat
Pencemaran tanah
Pencemaran Tanah Pencemaran tanah Adanya kesempatan kerja
Keresahan masyarakat
Pencemaran Air Pencemaran air Kerusakan jalan
Potensi kecelakaan kerja
Biologi Potensi kecelakaan kerja Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisinganj
Komunikasi vegetasi Pencemaran air
Estetika Lingkungan Pencemaran tanah
Sosial Ekonomi dan Budaya Gangguan kesehatan
Kesempatan Kerja Potensi terjadinya kecelakaan kerja
Persepsi Masyrakat
Kecemburuan sosial
Tumpahan / ceceramn limbah B3
Kerusakan jalan
Kesehatan Masyarakat
Gangguan K3
Kesehatan dan kecelakaan kerja pemanfaatan limbah B3
Limbah B3

Kegiatan di Sekitar Lokasi


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon
Instalasi Pengolahan Limpur Tinja (IPTL) Jabon
Lahan Pertanian/Tambak
Perusahaan CV.BS Jaya

Gambar 1.19. Bagan Alir Proses Penenuan Dampak Penting Hipotetik

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-52
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Dampak penting hipotetik kegiatan pengumpulan pemanfaatan limbah B3 menajdi


bata beron dan bata bakar oleh PT. Farras Putra Abrar disajikan pada tabel di bawah
ini.

Tabel 1.15

Dampak Penting Hipotetik

Komponen Lingkungan yang Dampak Penting


No Komponen Kegiatan
Terkena Dampak Hipotetik
Tahap Operasional
1 Perekrutan Tenaga Kerja Angka partisipasi kerja bagi Adanya kesempatan
putra dan putrid daerah kerja
setem[at maupun tenaga kerja
lokal
2 Pengangkutan limbah B3 Jalan Terjadinya kerusakan
dan non B3 jalan
3 Pengumpulan dan Udara Penurunan kualitas
pemanfataan limbah Non udara
B3 Suara Peningkatan kebisingan
4 Proses pembakaran Udara Penurunan kualitas
(insinerasi) udara
Kesehatan masyarakat Gangguan kesehatan
5 Pengumpulan dan Kualitas udara dan suara Penurunan kualitas
pemanfaatan limbah B3 udara dan peningkatan
kebisingan
Lokasi kegiatan berdekatan Pencemaran air
dengan bdan air (sungai
porong), limbah B3 dapat
terbawa air hujan dan
mencemari sungai
Limbah B3 yang menumpuk Pencemaran tanah
apabila tidak segera diproses
dan terkena air hujan yang
telah tercemar oleh limbah B3
dapat meresap kedalam tanah
dan mencemari tanah
disekitarnya
Timbulnya ketakutan dan Keresahan masyarakat
kekhawatiran dari masyarakat
sekitar akibat ketidaktahuan
dakan rencana kegiatan
pemanfaatan limbah B3
Keresahan masyarakat Potensi terjadinya
kecelakaan kerja
Sumber : Hasil analisa, 2017

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-53
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1. 4 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


1.4.1 Batas Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan
melakukan kegiatan operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah
bersumber dampak terhadap lingkungan hidup disekitarnya, termasuk dalam hal ini
alternative lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan. Posisi batas ini dinyatakan
dalam koordinat. Batas proyek yaitu daerah/wilayah lokais kegiatan yang dimiliki
seluas ± 9.560 m2. Kegiatan pembangunan industri pengumpulan dan pemanfataan
limbah B3 serta penunjangnya berada di Provinsi Jawa Timur, Kbaupaten Sidoarjo,
Kecamatan Jabon, Desa Tambak Kalisogo. Batas proyek dapat dilihat padagambar
dibawah ini.

1.4.2 Batas Ekologis


Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan enurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana prose salami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan emngalami perubahan
mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang disekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan yang secra ekologis member dampak terhadap aktivitas usaha dan atau
kegiatan. Asap yang membumbung ke angkasa dapat menyebar dalam radius 200
meter dari pusat cerobong, pencemaran air yang mungkin terjadi dapat masuk ke
badan air sungai porong dan mencemari sungai kearah hilir batas ekologis ini diambil
berdasarkam titik – titik rencana pengemabilan sampel yang meliputi ekologi sawah,
pemukiman, sungai yang merupakan batas ekologis dari wilayah yang terlalaui jalur.
Batas ekologi seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

1.4.3 Batas Sosial


Batas sosial adalah ruang di sekitar usaha dan/atau kegiatan yang merupakan
tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk system dan struktur sosial), sesuai dengan
proses dinamika sosial suau kelompok masyarakat, yang diperkrakan akan
mengalami perubahan mendasar akibat surau rencana usaha dan/atau kegiatan.
Batas sosial yang digunakan dalam studi ini meliputi komunitas masyarakat yang
berada di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Jabon, Desa
Tambak Kalisogo. Batas sosial seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-54
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.4.4 Batas Administrasi


Batas Administrasi adalah ruang diaman masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundaang – undnagan yang berlaku di dalam ruang tersbeut. Batas ruang tersbeut
berupa batas administrasi pemerintah atau batas konsesi pengelolaan sumber daya
oleh suatu usaha dan/atau kegiatan atas administrasi yang digunakan dalam studi ini
berada di Provinsi Jawa Tiomur, Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Jabon, Desa
Tambak Kalisogo. Batas administrasi seperti terlihat apda gambar dibawah ini.

1.4.5 Batas Wilayah Studi


Batas ruang lingkup wilaya studi ANDAL adalah ruang yang merupakan kesatuan
dari keempat wilayah studi yang penentuannya disesuaikan dengan kemampuan
pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana
tenaga, teknik dan metode telaahan. Batas wilayah studi seperti terlihat pada
Gambar dibawah ini.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-55
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.20. Peta Batas Batas Proyek

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-56
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.21. Peta Batas Ekologis

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-57
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.22. Peta Batas Sosial

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-58
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.23. Peta Batas Administrasi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-59
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

Gambar 1.24. Peta Batas Wilayah Studi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-60
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

1.4.6 Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian yang digunakan pada kegiatan pembangunan industri
pengumpula dan pemanfaaatan limbah B3 adalah selama berlangsungnya kegiata
hingga tahap operasi. Batas waktu kajian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 1.16
Batas Waktu Kajian Pembangunan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan
Limbah B3

No Dampak Penting Batas Waktu Kjaian Alasan


Hipotetik
1 Terjadinya keresahan 5 tahun Pada tahap oerasi,
masyarakat keresahan masyarakat
terjadi karena adanya
kekhawatiran
masyarakat yang
beranggapan bahwa
adanya industri ini dapat
menganggu kesehatan
masyarakat sekitar
lokasi kegiatan. Namun
apabila dalam lima
tahun kedepan,
terjadinya keresahan
masyarakat terhadap
adanya industri ini
dimungkinkan berubah
dan menajdi persepsi
positif untuk eningkatkan
pendapatan masyarakat
sekitar.
2 Penurunan kualitas 5 tahun Terjadinya penurunan
udara dan peningkatan kualitas udara dan
kebisingan peningkatan kebisingan
juga terjadi pada tahap
operasi yaitu pada saat
kegiatan proses
pembuatan bata beton
dan bata bakar.
Dampak terhadap
penurunan kualitas
udara diprakirakan
dalam satu tahun
kedepan, rona
lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-61
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

No Dampak Penting Batas Waktu Kjaian Alasan


Hipotetik
dimungkinkan berubah.
3 Kerusakan jalan 5 tahun Kerusakan jalan
diakibatkan oleh adanya
monilisasi bahan dan
material selama tahap
konstruksi dan
mobilisasi bahan selama
tahap operasi.
4 Potensi kecelakaan 5 tahun Dampak terjadinya
kerja tumpahan/ceceran
limbah B3 akibat adanya
kegiatan pengumpulan
dan pemandaatan
limbah B3.
Dampak ini akan terjadi
apabila dalam
pelaksanakaanya tidak
dilakukan sesuai dengan
prosedur atau ketentuan
yang berlaku
5 Terciptanya kesempatan 5 tahun Dampak terciptanya
kerja kesempatan kerja terjadi
diakibatkan karena
adanya rekrurtmen
tenaga kerja pada tahap
operasi
6 Gangguan Kesehatan 5 Tahun Gangguan kesehatan
terutama diakibatkan
oleg asap yang dapat
meningkatkan
prevelensi ISPA
7 Pencemaran tanah 5 tahun Pencemaran tanah
terjadi apda tahap
operasi, yaitu pada saat
proses pengumpulan
dan pemanfaatan limbah
B3.
8 Pencemaran air 5 tahun Pencemaran air terjadi
pada tahap operasi,
yaitu pada saat proses
pengumpulan dan
pemanfaatan limbah B3

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-62
PT. FARRAS PUTRA ABRAR

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


Pengembangan Industri Pengumpulan dan Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3
DS. Tambak Kalisongo, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo I-63

Anda mungkin juga menyukai