Prakiraan Dampak
a) Jenis Parameter
Area study yang digunakan untuk pemodelan sebaran air limbah adalah
badan air permukaan sungai Batang Pranap. Titik outlet dari PT PIR yang
digunakan adalah titik outlet untuk limbah tambang.
Pada area sungai Batang Pranap yang merupakan badan air penerima air
limbah secara infografis dapat digambarkan bahwa pada bagian Hulu
sejauh ± 15 km tidak terdapat kegiatan lain, pada bagian Hilir juga tidak
terdapat kegiatan lain.
Model sebaran air limbah PT PIR pada sungai Batang Pranap dimodelkan dengan
menggunakan software QUAL2KW 1-Dimensi. Hasil dari model akan
menginformasikan besarnya beban pencemar yang masuk kedalam air sungai dalam
bentuk penilaian dispersi yang digambarkan 1-D berbentuk grafik. Perhitungan
matematika yang digunakan aplikasi ini untuk persebaran air limbah menggunakan
persamaan euler, dan khusus untuk pH menggunakan persamaan Brent. Proses
model akan dilakukan dalam 2 (dua) skenario.
a. Skenario pertama akan menggambarkan kondisi sungai tanpa adanya input dari
kegiatan operasional PT PIR.
b. Skenario kedua akan menggambarkan kondisi sungai yang dimana ada 2 (dua)
titik outlet pembuangan dari kegiatan operasional dan domestik PT PIR.
Tabel 3. Informasi parameter Sungai Batang Pranap
Baku
No Parameter Satuan Hulu Hilir
Mutu
1 Tersuspensi Total (TSS) mg/l 44,0 34 50
2 pH - 6,70 6,30 6-9
3 BOD5 mg/l 1,65 1,45 3
4 COD mg/l 6,68 6,35 25
5 Amonia (NH3-N) mg/l <0,036 <0,036 0,2
6 Minyak dan Lemak mg/l 0,01 0,01 1
7 Senyawa Fenol sebagai Fenol mg/l <0,070 0,001 0,005
8 Besi (Fe) mg/l <0,098 <0,098 -
9 Tembaga (Cu) mg/l <0,0034 <0,0034 0,02
10 Total coliform Jml/100 ml 700 340 3.000
Outlet IPAL
No Parameter Satuan Baku Mutu
Pabrik
A Sumber Plywood, MDF dan Glue Plant
1 Tersuspensi Total (TSS) Mg/l 50 3,17
2 pH 6–9 6,00
3 BOD5 Mg/l 75 7,23
4 COD Mg/l 125 18,38
5 Amonia (NH3-N) Mg/l 4 0,232
7 Senyawa Fenol sebagai Fenol Mg/l 0,25 0,0434
B Sumber Blowdown Boiler
1 Besi (Fe) Mg/l 3 0,7568
2 Tembaga (Cu) Mg/l 1 0,4213
Model yang digambarkan akan menampilkan kondisi beberapa parameter pada
aliran sungai yang dipengaruhi oleh buangan operasional PT PIR. Parameter
tersebut adalah :
N Parameter Satuan
o
1 Debit m3/s
o
2 Temperature C
3 DO (Dissolve Oksigen) mgO2/L
4 BOD5 mgO2/L
5 COD mgO2/L
7 pH -
9 TSS mg/L
Konsentrasi setiap parameter yang digunakan mengacu kepada hasil pengujian oleh
laboratorium bersertifikat.
Setiap grafik akan mengampilkan konsentrasi dari setiap parameter dari lokasi
sesuai dengan potongan segmen sungai yang ditetapkan diawal. Semua perubahan
konsentrasi dari masing – masing parameter dipengaruhi oleh luasan dimensi
sungai, kondisi meteorologi dan faktor koefisien tanpa dipengaruhi oleh input
konsentrasi dari titik lain.
Kondisi awal sungai tanpa dipengaruhi oleh operasional pabrik PT PIR digambarkan
pada gambar-gambar berikut ini.
x 100 Debit Sungai Lalan Skenario I
7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
7
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Gambar 4. Debit Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi titik outlet
Debit yang tergambarkan pada grafik bernilai konstan dikarenakan tidak ada
penambahan air masuk dari kegiatan apapun. Grafik menampilkan debit sungai
Batang Pranap pada nilai 762 m3/s sesuai dengan pengukuran lapangan.
30
29
28
27
26
25
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Temp(C) Average Mean Temp-data
Temp(C) Minimum Temp(C) Maximum
Gambar 5. Temperatur Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi titik
outlet
Hasil model menggambarkan bahwa suhu Sungai Batang Pranap berpotensi berada
pada batas minimal 26oC dan maksimal pada 30oC, sedangkan hasil perhitungan
model menggambarkan nilai temperature konstan pada nilai 28.1 – 28.3 oC dimana
baku mutu yang ditetapkan pada PP No. 22 Tahun 2021 adalah Dev 3 dari suhu
udara di atas permukaan.
Konsentrasi BOD5 yang ditampilkan berada pada kondisi dominan konstan dengan
sedikit ada nilai penurunan konsentrasi pada area hilir. Hasil model menunjukkan
nilai BOD5 masih jauh dibawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 3 mg/L.
NH4 Sungai Lalan Skenario I
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
NH4 (ugN/L) data NH4(ugN/L) NH4(ugN/L) Min
NH4(ugN/L) Max Minimum NH4-data Maximum NH4-data
Gambar 8. Konsentrasi NH4 Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi
titik outlet
Kosentrasi NH4 secara alami pada badan Sungai Batang Pranap mengalami
peningkatan dari konsentrasi 0,035 – 0,08 ugN/L, masih jauh dibawah baku mutu
sebesar 0,2 mg/L.
pH Sungai Lalan Skenario I
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
pH pH data pH Min
pH Max Minimum pH-data Maximum pH-data
pHsat
Gambar 9. Konsentrasi pH Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi
titik outlet
Konsentrasi pH pada Sungai Batang Pranap relatif pada kondisi normal dengan nilai
mendekati 7. Potensi nilai pH yang tergambarkan berkisar stabil berada di rentang 6
hingga 7,5.
NH3 Sungai Lalan
0.014
0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
NH3 (ugN/L) data NH3
NH3 Min NH3 Max
Gambar 10. Konsentrasi NH3 Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi
titik outlet
Konsentrasi NH3 secara alami tergambarkan pada rentang 0,0003 – 0,0006 ugN/L.
Potensi tertinggi nilai NH 3 muncul pada lokasi hulu dengan konsentrasi mencapai
0,013 ugN/L dan turun secara ekstrim menuju 0,0015 ugN/L. Baku mutu yang
ditetapkan oleh PP 22 Tahun 2021 untuk NH 3 sebesar 0,2 mg/L.
Gambar 11. Konsentrasi TSS Sungai Batang Pranap sebelum ada penambahan konsentrasi
titik outlet
Konsentrasi TSS pada kondisi alami sungai mengalami penurunan sebesar 0,08 mg/L
dalam rentang jarak 2 km. Pada kondisi hilir nilai TSS mencapai 7.423 mg/L,
sedangkan baku mutu yang ditetapkan bernilai 50 mg/L.
Tabel 7.Rekapitulasi data tabular konsentrasi Sungai Batang Pranap tanpa penambahan
konsentrasi
Jarak Ke Parameter
Lokasi Downstream
TSS DO BOD5 NH4 NO3 pH NH3
(km)
Upstream (Hulu) 2,00 7,50 4,70 1,00 0,04 0,00 6,87 0,00066
1,90 7,49 4,83 1,00 0,04 0,19 6,79 0,00044
1,70 7,46 5,09 0,99 0,06 0,60 6,71 0,00032
1,50 7,45 5,24 0,99 0,07 0,71 6,72 0,00036
1,30 7,44 5,39 0,99 0,07 0,82 6,74 0,00039
1,10 7,44 5,41 0,99 0,07 0,85 6,74 0,00039
0,90 7,44 5,43 0,99 0,07 0,89 6,74 0,00040
0,70 7,43 5,44 0,99 0,07 0,92 6,74 0,00040
0,50 7,43 5,45 0,99 0,08 0,94 6,74 0,00040
0,30 7,43 5,47 0,99 0,08 1,00 6,72 0,00037
0,10 7,42 5,95 0,99 0,08 1,06 6,80 0,00044
Downstream (Hilir) 0,00 7,42 5,95 0,99 0,08 1,06 6,80 0,00044
Pada skenario II, PT PIR melakukan pembuangan air limbah sebanyak 2 (dua) titik
outlet menuju badan air permukaan (Sungai Batang Pranap), detail informasi setiap
titik outlet dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data informasi keluaran titik outlet PT PIR sebagai input model sebaran
Parameter
Titik Penaatan
TSS (mg/l) BOD (mg/l) Ammonia( NH3) (mg/l) pH
Titik IPAL PT IFI 3.17 7.23 0.232 6.00
Titik limbah domestik 30 3.99 1.32 6.40
Running model dilakukan dengan parameter yang sama dengan skenario I, agar
perubahan konsentrasi sebagai pembanding dapat dilihat secara langsung.
x 100
Debit Sungai Lalan Skenario II
7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
7
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Q, m3/s
Gambar 12. Debit Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
Pada Gambar 12 terlihat pada debit Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan 2 (dua)
titik outlet tidak mengalami perubahan yang signifikan, hal ini dikarenakan jauhnya
perbedaan nilai debit yang ditimbulkan dari outlet dibandingkan dengan debit awal Sungai
Batang Pranap. Debit awal Sungai Batang Pranap berkisar antara 726 m 3/detik sedangkan
debit pada titik outlet I sebesar 0,0017 m3/detik dan debit pada titik outlet II sebesar 0,0003
m3/detik.
Tingginya nilai selisih dari jumlah debit tersebut menjadikan air keluaran PT PIR tidak
mempengaruhi Sungai Batang Pranap dari sisi debit aliran.
Temperature Sungai Lalan Skenario II
31
30
29
28
27
26
25
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Temp(C) Average Mean Temp-data
Temp(C) Minimum Temp(C) Maximum
Gambar 13. Temperatur Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik
outlet
Air buangan PT PIR merupakan air olahan IPAL baik untuk outlet produksi maupun outlet
domestik, karakteristik air limbah tersebut tidak memiliki suhu yang tinggi, sehingga
pembuangan air limbah tidak mempengaruhi kondisi parameter temperatur pada Sungai
Batang Pranap. Bacaan konsentrasi hasil model menampilkan temperatur Sungai Batang
Pranap masih berkisar antara 27 – 28oC sama seperti dengan kondisi alaminya.
DO Sungai Lalan Skenario II
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Gambar 14. DO Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
Konsentrasi outlet IPAL PT PIR untuk parameter DO berada pada rentang baik dibawah baku
mutu (Min, 4), hal tersebut menjadikan tidak adanya perubahan konsentrasi yang mendasar
pada kondisi DO di Sungai Batang Pranap. Konsentrasi DO pada sungai masih berada dalam
batas aman baku mutu yang ditetapkan.
BOD5 Sungai Lalan Skenario II
1.005
1
0.995
0.99
0.985
0.98
0.975
0.97
0.965
0.96
2.5 2 1.5 1 0.5 0
CBODf (mgO2/L) CBODf (mgO2/L) data
CBODf (mgO2/L) Min CBODf (mgO2/L) Max
Gambar 15. BOD5 Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
Pada kondisi awal sungai nilai BOD5 menampilkan trend penurunan pada jarak 2Km
sebanyak 0,022 mgO2/L, pada kondisi Sungai Batang Pranap mendapatkan input dari PT PIR
hal ini tidak merubah nilai penurunan dari BOD 5 pada kondisi Sungai Batang Pranap, hal ini
dikarenakan kualitas air limbah yang dibuang sudah diperhatikan dan dipantau secara rutin
oleh perusahaan agar menjamin setiap parameter yang tercantum pada air limbah berada
pada kondisi sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
pH Sungai Lalan Skenario II
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
pH pH data pH Min
pH Max Minimum pH-data Maximum pH-data
pHsat
Gambar 16. pH Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
Penambahan 2 (dua) titik buangan dari PT PIR tidak merubah nilai pH alami Sungai Batang
Pranap, berdasarkan hasil model, konsentrasi pH masih berkisar mendekati nilai Netral (7).
0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
2.5 2 1.5 1 0.5 0
NH3 (ugN/L) data NH3 NH3 Min
NH3 Max Minimum NH3 Maximum NH3
Gambar 17. NH3 Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
TSS Sungai Lalan Skenario II
7.52
7.5
7.48
7.46
7.44
7.42
7.4
7.38
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Gambar 18. TSS Sungai Batang Pranap setelah ada penambahan konsentrasi titik outlet
Tabel 9. Rekapitulasi data tabular konsentrasi Sungai Batang Pranap setelah penambahan
konsentrasi
Jarak Ke Parameter
Lokasi Downstream
TSS DO BOD5 NH4 NO3 pH NH3
(km)
Upstream 2,00 7,50 4,70 1,00 0,04 0,00 6,87 0,00066
1,90 7,49 4,83 1,00 0,04 0,19 6,79 0,00044
1,70 7,46 5,09 0,99 0,06 0,60 6,71 0,00032
Point Source limbah
1,50 7,45 5,24 0,99 0,07 0,71 6,72 0,00036
domestik
1,30 7,44 5,39 0,99 0,07 0,82 6,74 0,00039
Point Source 1,10 7,44 5,41 0,99 0,07 0,85 6,74 0,00039
Limbah produksi 0,90 7,44 5,43 0,99 0,07 0,89 6,74 0,00040
0,70 7,43 5,44 0,99 0,07 0,92 6,74 0,00040
0,50 7,43 5,45 0,99 0,08 0,94 6,74 0,00040
0,30 7,43 5,47 0,99 0,08 1,00 6,72 0,00037
0,10 7,42 5,95 0,99 0,08 1,06 6,80 0,00044
Downstream 0,00 7,42 5,95 0,99 0,08 1,06 6,80 0,00044
b) Identifikasi Kondisi yang Paling Kritis akibat Variasi Kondisi
Biologi, Jumlah/volume dan Komposisi serta Potensi
Bioakumulasi atau Persistensi dari Air Limbah yang Dibuang
Kondisi kritis akan terjadi jika debit air Sungai Batang Pranap
mengalami kekeringan hingga kondisi ekstrim, sehingga pengenceran
yang terjadi semakin kecil dan cemaran terhasilkan akan meningkat
walau ada kemungkinan cemaran yang terjadi masih dalam kondisi
dibawah baku mutu selama operasional IPAL berjalan dengan baik.
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
0 5 10 NH315(ugN/L) 20 25 30
Gambar 21. Kondisi kualitas parameter BOD5 pada hilir Sungai Batang
Pranap selama 24 hari
e) Kumulatif dampak