Anda di halaman 1dari 21

RIVIE

W
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

Tentang Tata Cara Uji


Karakteristik Dan
Penetapan Status
Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
Dosen Pengampu
Mata Kuliah B3
Edhi Sarwono, ST., M.
Eng
Present By
1809045005 Muhammad adhitiya pratama
1809045014 Habib Setiawan Ritonga
1809045015 Aulia M Jannah
1809045017 Ade Sukma Famela
1809045018 M Ripky Adelani
1809045037 Salsabila Juwita Lestari
1809045030 Anggun Dwi Cahya Dani
Saputri
1809045040 Farah Fauziyah Arifin
1809045046 Yulita
1809045048 M ibnu Alfaridho
1809045051 Herlina Yunita Sihotang
1809045057 Pursatul Faradillah
RIVIE
W
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

Struktur Tim Ahli


Prosedur Uji Karakteristik
Limbah
Uji Karakteristik Limbah B3 Yang
Akan Dikecualikan Dari Pengelolaan
Limbah
Uji Karakteristik Limbah B3 Bagi Limbah
Yang Terindikasi Memiliki Karakteristik
PASAL 2
Limbah
prosedur penetapan Limbah B3
sebagai produk samping

pelaporan dan pemantauan


RIVIE
W
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL menyatakan bahwa uji karakteristik Limbah B3 dilakukan terhadap


Limbah B3 dari sumber spesifik yang akan dikecualikan dari
9 Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah yang terindikasi memiliki
karakteristik Limbah B3. Selain itu juga menyatakan bahwa uji
karakteristik Limbah B3 dilakukan dengan tahapan pengambilan
contoh uji dan pelaksanaan uji karakteristik Limbah B3.

PASAL Pasal 10 menyatakan bahwa pengambilan ontoh uji dilakukan dengan


10air Limbah - Bagian 59: Metode Pengambilan Contoh Air Limbah, untuk
metode Standar Nasional Indonesia Nomor: SNI 6989.59:2008, Air dan

pengambilan contoh uji Limbah B3 cair; dan/atau Standar Nasional


Indonesia Nomor: SNI 8520:2018, Cara Pengambilan Contoh Uji
Limbah Padat B3, untuk pengambilan contoh uji Limbah B3 padat.
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 11
Mudah Meledak
Korosif
reaktif

BERACUN
• beracun melalui uji TCLP;
• beracun melalui Uji
Toksikologi LD50

PASAL 11
menyatakan bahwa pelaksanaan uji


beracun melalui uji total
konsentrasi logam berat;
dan
beracun melalui uji
Infeksius
karakteristik dilakukan berdasarkan toksikologi sub-kronis
karakteristik Limbah B3

Mudah Menyala
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 12
Uji Karakteristik Mudah Meledak,
dilakukan dengan metode uji Methods of
Evaluating Explosive Reactivity of
Explosive - Contaminated Solid Waste Uji Karakteristik Korosif dilakukan
Substances - Report of Investigations berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nomor:
9217, Bureau of Mines, United States SNI 06-6989.11:2004, Air dan Air Limbah –
Bagian 11: Cara Uji Derajat Keasaman (pH) Uji Karakteristik Reaktif
Department of The Interior.
dengan Menggunakan Alat pH meter, untuk dilakukan dengan metode uji,
Limbah B3 cair atau dengan Metode 9045D – Metode 1040 – United States
United States Environmental Protection Agency Environmental Protection Agency
(US-EPA): Soil and Waste pH, untuk Limbah B3 (US-EPA): Test Method For
padat, atau dapat menggunakan Metode 404: Oxidizing Solids dan Metode 1050
Organization for Economic Cooperation and – United States Environmental
Development (OECD) Acute Dermal Protection Agency (US-EPA): Test
Irritation/Corrosion, untuk Limbah B3 cair dan Methods To Determine Substances
Limbah B3 padat Likely To Spontaneously Combust

PASAL 12
menyatakan bahwa pelaksanaan uji
Uji Karakteristik Mudah Menyala dengan
metode uji berdasarkan Standar Nasional Indonesia
Uji Karakteristik Infeksius dilakukan berdasarkan Standard
Methods for Examination of Water and Wastewater - American
Public Health Association - American Water Works Association
(APHA-AWWA)
a 9260, untuk bakteria;
karakteristik dilakukan berdasarkan Nomor: SNI 7184.3:2011 Karakteristik Limbah b. 9510, untuk virus enterik; dan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) – Bagian 3: Cara c. 9610, untuk fungi,
karakteristik Limbah B3 Uji Titik Nyala Dalam Limbah Cair dan Semi Padat yang hasil ujinya dibandingkan dengan daftar mikroorganisme
atau dapat dilakukan dengan cara Metode 1030 – penyebab infeksi yang diterbitkan oleh instansi yang
United States Environmental Protection Agency bertanggung jawab di bidang kesehatan.
(US-EPA): Ignitability Of Solids
Uji Karakteristik Beracun yang melalui Uji TCLP harus memenuhi

1
ketentuan yaitu dilakukan dengan Metode Uji 1311 – United States
Environmental Protection Agency (US-EPA): Toxicity Characteristic
Leaching Procedure; dan dilakukan terhadap parameter zat pencemar
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2
Uji Karakteristik Beracun yang melalui Uji Toksikologi LD50,
dilakukan dengan metode uji Metode 425: Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) Guideline For
Testing Of Chemicals, Acute Oral Toxicity – Up-and-Down
Procedure.

3
Uji Karakteristik Beracun yang melalui Uji Total Konsentrasi Logam
Berat harus memenuhi ketentuan yaitu dilakukan dengan Metode Uji 1311–
United States Environmental Protection Agency (US-EPA): Toxicity
Characteristic Leaching Procedure; dan dilakukan terhadap parameter zat

PASAL 12
pencemar sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

menyatakan bahwa pelaksanaan uji

4
karakteristik dilakukan berdasarkan Uji Karakteristik Beracun yang melalui Uji Toksikologi Sub- Kronis
karakteristik Limbah B3 dilakukan dengan metode uji sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 13
uji karakteristik dilakukan secara berurutan dan jika salah satu
uji karakteristik Limbah B3 diketahui memenuhi karakteristik
Limbah B3, urutan pengujian karakteristik Limbah B3
selanjutnya tidak perlu dilakukan. Serta, terhadap Limbah B3
tertentu dari sumber spesifik yang telah diketahui
karakteristiknya melalui pengujian pada laboratorium
terakreditasi, dapat dilakukan penyederhanaan prosedur uji
PASAL
karakteristik Limbah B3
13

1
slag nikel, dari
proses peleburan

3
biji nikel steel slag, dari proses
peleburan bijih dan/atau
fly ash, dari proses logam besi dan baja; dan

2
pembakaran batubara
pada fasilitas
spent bleaching earth ekstraksi, dari

4
pembangkit listrik
proses ekstraksi minyak nabati
tenaga uap hingga memiliki kadar minyak paling
banyak 3% (tiga persen).
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 15
AYAT 1-
2
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari
sumber spesifik dapat dikecualikan dari kewajiban
melakukan Pengelolaan Limbah B3Limbah B3
sebagaimana dimaksud ialah yang memenuhi
ketentuan :

1
Berupakan Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
dan sumber spesifik umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2);

PASAL 15 2 Berasal dari proses produksi yang bersifat tetap dan


konsisten;
AYAT 1-
3
Menggunakan bahan baku dan/atau bahan penolong
2 yang bersifat tetap dan konsisten

4Limbah B3 yang dihasilkan bersifat tetap dan


konsisten
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 35
AYAT 1
Limbah B3 Kategori 1 Dari Sumber
Spesifik
a) memiliki karakteristik mudah meledak, mudah
menyala, reaktif, infeksius, dan/atau korosif;
b) memiliki nilai konsentrasi zat pencemar lebih besar
KATEGORI atau sama dengan konsentrasi zat pencemar TCLP-
A, untuk karakteristik beracun melalui uji TCLP
MENUR
PASAL
UT LIMBAH B3 c) memiliki nilai LD50 lebih kecil atau sama dengan
50 mg/kg dari berat badan hewan uji, untuk
karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50
35
AYAT 1
d) memiliki nilai konsentrasi zat pencemar lebih besar
atau sama dengan konsentrasi zat pencemar TK-A,
untuk karakteristik melalui uji total konsentrasi
logam berat
Limbah B3 Kategori 2 Dari Sumber
Spesifik
Untuk karakteristik beracun melalui uji TCLP
Harus memiliki zat pencemar yang memenuhi ketentuan:
a) lebih kecil atau sama dengan nilai konsentrasi zat
KATEGORI pencemar TCLP-A; dan
b) lebih besar dari nilai konsentrasi zat pencemar TCLP-B
MENUR
PASAL
UT LIMBAH B3
35
AYAT 1
Untuk karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50
memiliki nilai LD50 yang memenuhi ketentuan:
a) lebih besar dari dari 50 mg/kg (lima puluh miligram
per kilogram) berat badan hewan uji; dan
b) lebih kecil dari atau sama dengan 5000 mg/kg (lima
ribu miligram per kilogram) berat badan hewan uji,
Limbah B3 Kategori 2 Dari Sumber
untuk karakteristik beracun melalui Uji Total Spesifik
Konsentrasi
Logam Berat, memiliki zat pencemar yang memenuhi
ketentuan:
a) lebih kecil atau sama dengan nilai konsentrasi zat
pencemar TK-A; dan
KATEGORI b) lebih besar dari nilai konsentrasi zat pencemar TK-B,

MENUR
PASAL
UT LIMBAH B3 Memiliki karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi
Sub-kronis berdasarkan hasil pengamatan terhadap
35
AYAT 1
pertumbuhan, akumulasi atau biokonsentrasi, studi perilaku
respon antar individu hewan uji, dan/atau histopatologis
Limbah Sebagai Non B3
Limbah sebagai Limbah non B3:
a) Tidak memiliki karakteristik mudah meledak, mudah
menyala, reaktif, infeksius, dan/atau korosif;
b) Memiliki nilai konsentrasi zat pencemar lebih kecil atau
sama dengan nilai konsentrasi zat pencemar TCLP-B

KATEGORI untuk penetapan kategori Limbah B3 dan Limbah


nonB3, untuk karakteristik beracun melalui uji TCLP;
MENUR
PASAL
UT LIMBAH B3
c) Memiliki nilai LD50 lebih besar dari 5000 mg/kg (lima
ribu miligram per kilogram) berat badan hewan uji,
untuk karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi

35
AYAT 1
LD50;
d) Memiliki nilai konsentrasi zat pencemar lebih kecil atau
sama dengan nilai konsentrasi zat pencemar TK-B untuk
penetapan kategori Limbah B3 dan Limbah nonB3,
untuk karakteristik beracun melalui uji total konsentrasi
logam berat; dan
e) Tidak memiliki karakteristik beracun melalui uji
toksikologi sub-kronis
PERATURAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.3/4/ 2020

PASAL 37
AYAT 1
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari

PASAL 37 sumber spesifik yang akan melakukan Pemanfaatan


Limbah B3 dari sumber spesifik sebagai Produk
Samping dapat mengajukan permohonan penetapan
AYAT 1 Limbah B3 dari sumber spesifik sebagai Produk
Samping kepada Menteri.
THANK’S
FOR
YOU’RE
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai