Anda di halaman 1dari 32

TUGAS 4

PEMODELAN LINGKUNGAN
LAPORAN PRAKTIKUM ARCGIS
“ MENGATUR PARAMETER JENIS TANAH DAN TUTUPAN
LAHAN”

Disusun Oleh:

FARAH FAUZIYAH A 1809045040

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DAS Sungai Karang Mumus merupakan sub-sub DAS Sungai Mahakam Ilir. DAS Karang
Mumus secara geografis terletak pada 0°19’28,93 Lintang Selatan - 0°26’54,72” Lintang
Selatan dan 117°12’06,24” Bujur Timur - 117°15’41,27” Bujur Timur. Sungai Karang
Mumus merupakan anak Sungai Mahakam yang membelah Kota Samarinda, Kalimantan
Timur. Wilayah administrasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang mumus meliputi 5
kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu
dan Samarinda Kota. Panjang Sungai Karang Mumus dari hulu hingga hilir sekitar 17 km
dengan lebar sekitar 10 – 15 m.

Deforestasi dan perubahan tutupan lahan merupakan hal-hal yang berpengaruh dalam
perubahan iklim global. Emisi karbon akibat deforestasi dan perubahan lahan sekitar 20%
dari emisi karbon total, yang berakibat pada perubahan iklim mikro lokal dan siklus
hidrologis. Dalam siklus hidrologi terdapat sejumlah aliran air masuk (inflow) dan aliran air
keluar (outflow) di suatu bentang lahan pada suatu periode tertentu yang dinamakan dengan
neraca keseimbangan air. GenRiver merupakan salah satu perangkat lunak yang
dikembangkan oleh ICRAF, dapat digunakan untuk menganalisa neraca keseimbangan air.

Perubahan penggunaan lahan di daerah DAS yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah


konservasi, dapat mengakibatkan berkurangnya daya serap air yang akan menyebabkan
meningkatkan jumlah air larian yang masuk kedalam sungai. Hal ini merupakan salah satu
penyebab meningkatnya besar debit puncak atau debit maksimum suatu daerah aliran sungai.
Apabila nilai debit puncak suatu sungai terlalu besar maka air sungai akan meluap dan dapat
menyebabkan terjadinya banjir di wilayah daerah aliran sungai tersebut.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui parameter yang berpengaruh pada
penutupan atau penggunaan lahan dan perubahannya di kawasan sub DAS kota Samarinda.

2
BAB 2
METODOLOGI ArcGis Deliniasi DAS

2.1. Tahapan Kegiatan

Berikut tahapan praktikum 3 tentang Parameter jenis tanah dan tutupan lahan. Sebelum itu,
dilakukan penetuan batas DAS agar bisa membuat project Hec GeoHMS pada sungai
karangmumus. Setelah itu, pembuatan tampilan akhir dalam bentuk laporan.

2.1.1. Persiapan
1. Ekstrak data dari file rar Deliniasi dan morfometri ke folder di komputer, hindari
menggunakan spasi dalam penamaan folder (misalnya:
C:\User\Asus\Documents\praktikum\gisdata3).

Gambar 2.1 Ekstrak file gis data 3

2. Buka aplikasi ArcMap 10.4.1, pada catalog bar pilih connect to folder. Kemudian pilih
folder gisdata3, lalu klik OK. Lalu import file demnaskmU00.tif.

3
Gambar 2.2 Import file demnaskmU00.tif ke ArcMap 10.4.1

3. Agar memudahkan mencari file project sebelumnya di atur Map Document Properties dengan
mencentang Store Relative Pathnames To Data Sources. Save as project dengan cara klik file lalu
pilih Save As kemudian simpan di folder pemling3.

Gambar 2.3 Proses Penyimpanan file

4
4. Pilih Preprocessing, kemudian klik Fill Sinks.

Gambar 2.4 Pembuatan Fill Sink

5. Kemudian muncul display fill sink, input DEM diisi demnaskmU00.tif dan Output
Hydro DEM di tulis km01Fil.tif. Lalu, klik OK.

Gambar 2.5 Penyimpanan file km01fil.tif

5
6. Ditunggu hingga layer fill sink success.

Gambar 2.6 Proses akhir Fill Sink.

7. Klik Preprocessing, lalu klik Flow Direction.

Gambar 2.7 Pembuatan Flow Direction

6
8. Kemudian muncul display flow direction, input Hydro DEM di tulis km01Fil.tif dan
output flow direction grid di tulis km02flowdir.tif. Lalu, klik OK

Gambar 2.8 Penyimpanan file km02flowdir.tif

9. Ditunggu hingga layer flow direction success.

Gambar 2.9Proses akhir dari flow direction

7
10. Klik Preprocessing, lalu klik Flow Accumulation.

Gambar 2.10 Pembuatan Flow Accumulation

11. Kemudian muncul display flow accumulation, input flow direction grid di tulis
km02Flowdir.tif dan output flow accumulation grid di tulis km03flowacc.tif. Lalu, klik
OK.

Gambar 2.11 Penyimpanan file km03flowacc

8
12. Ditunggu hingga layer flow acc success

Gambar 2.12 Proses akhir dari Flow Accumulation

13. Klik Preprocessing, lalu klik Stream Definition.

Gambar 2.13 Pembutan Stream Definition

9
14. Kemudian muncul display Stream Definition, input flow accumulation grid di tulis
km03Flowacc.tif dan output stream grid di tulis km04Str.tif. Lalu, klik OK

Gambar 2.14 Penyimpanan file km04Str.tif.

15. Ditunggu hingga layer Stream Definition

Gambar 2.15 Proses akhir dari Stream Definition.

10
16. Klik Preprocessing, lalu klik Stream Segmentation.

Gambar 2.16 Pembuatan Stream Segmentation

17. Kemudian muncul display Stream Segmentation, input stream grid ditulis km04Str.tif,
input flow direction grid di tulis km02Flowdir.tif dan output stream link di tulis
km05StrLnk.tif. Lalu, klik OK.

Gambar 2.17 Penyimpanan file km05StrLnk.tif

11
18. Ditunggu hingga layer Stream Segmentation success.

Gambar 2.18 Proses akhir dari Stream Segmentation

19. Klik Preprocessing, lalu klik Catchment Grid Delineation

Gambar 2.19 Pembuatan Catchment Grid Delineation

12
20. Kemudian muncul display Catchment Grid Delineation, input flow direction grid di tulis
km02Flowdir.tif ,input link grid di tulis km05StrLnk.tif dan output stream link di tulis
km06Cat.tif. Lalu, klik OK.

Gambar 2.20 Penyimpanan file km06Cat.tif

21. Ditunggu hingga layer Catchment Grid Delineation success

Gambar 2.21 Proses akhir dari Catchment Grid Delineation

13
22. Klik Preprocessing, lalu klik Catchment Polygon Processing

Gambar 2.22 Pembuatan Catchment Polygon Processing

23. Kemudian muncul display Catchment Polygon Processing, input catchment grid di tulis,
km06Cat.tif dan output Catchment di tulis Catchment. Lalu, klik OK.

Gambar 2.23 Penyimpanan file Catchment

14
24. Ditunggu hingga layers Catchment Polygon Processing success.

Gambar 2.24 Proses akhir dari Catchment Polygon Processing

25. Klik Preprocessing, lalu klik Drainage Line Processing

Gambar 2.25 Pembuatan Drainage Line Processing

15
26. Kemudian muncul display Drainage Line Processing, input stream link grid di tulis
km05StrLnk.tif, input flow direction grid di tulis km02flowdir.tif dan output draninage
line di tulis draninageline. Lalu, klik OK.

Gambar 2.26 Penyimpanan file draninageline

27. Ditunggu hingga layer Drainage Line Processing success.

Gambar 2.27 Hasil Deliniasi DAS Karang Mumus

16
28. Klik Preprocessing, lalu klik Adjoint Catchment Processing.

Gambar 2.28 Pembuatan Adjoint Catchment Processing

29. Kemudian muncul display Adjoint Catchment Processing, input draninageline di tulis
drainageline, input catcjment di tulis catchment dan output adjoint catchment di tulis
adjointcatchment. Lalu, klik OK.

Gambar 2.29 Penyimpanan file adjointcatchment

17
30. Ditunggu hingga layer Adjoint Catchment Processing success

Gambar 2.30 Proses akhir dari Adjoint Catchment Processing

31. Klik Project Setup, lalu pilih Data Management. Kemudian akan muncul Data Management.
Masukkan data sesuai dengan gambar di bawah ini. Setelah itu, klik OK.

Gambar 2.31 Meng-setup Data Management

18
32. Klik Project Setup, lalu pilih Start New Project. Setelah itu Project Area diisi dengan
Projectarea, kemudian Project Point tetap. Lalu, klik OK.

Gambar 2.32 Pembuatan start new project

33. Diisi Project Name dengan karangmumus, diisi juga description dengan titik 1.Lalu, klik
OK.

Gambar 2.33 Penyimpanan file new project

19
34. Berikut merupakan tampilan sukses untuk Start New Project. Lalu klik Yes untuk proses run.

Gambar 2.34 Start New Project sukses

35. Kemudian pilih Add Project Point lalu zoom in ke peta bagian bawah kemudian klik sambil
di antara pertigaan tersebut. Lalu klik dua kali, ganti point name dengan nama
karangmumus dan description dengan titik1. Setelah itu, klik OK.

Gambar 2.35 Melakukan penempatan titik projek

20
36. Kemudian pilih Project Setup, lalu pilih Generate Project

Gambar 2.36 Melakukan Generate Project

37. Akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini, lalu klik Yes

Gambar 2.37 Generate Project sukses

21
38. Selanjutnya akan muncul display dari generate project seperti gambar di bawah ini,
kemudian disi sesuai dengan data di bawah ini. Lalu klik OK.

Gambar 2.39 Mengkoreksi data dari generate project

39. Berikut merupakan Generate Project yang sukses.

Gambar 2.39 Generate Project sukses

22
40. Klik Parameters dan pilih Select HMS Processes

Gambar 2.40 Pembuatan parameter HMS

41. Pada input subbasin dan input river diisi dengan file Subbassin319 dan River319 yang
berada di dalam folder gisdata3. Kemudian pada kolom subbassin loss method dan transform
method pilih SCS. Kolom baseflow method pilih none. Pada river route method pilih
muskingum cunge.

Gambar 2.41 Menginput data

23
42. Berikut merupakan Select HMS Processes yang sukses

Gambar 2.42 Proses Select HMS sukses

TANAH
43. Pada toolbar pilih Insert dan klik Data Frame

Gambar 2.43 Pembuatan New Data Frame

24
44. Setelah Data Frame yang baru terbentuk, klik 2x pada New Data Frame 2 di General lalu
ganti nama menjadi TanahTutupanLahan, lalu OK

Gambar 2.44 Penyimpanan Data Frame

45. Drag file Tanah_U.shp pada folder connection ke lembar kerja dan berikut merupakan
tampilannya.

Gambar 2.45 Import data file tanah ke lembar kerja

25
46. Kemudian klik kanan pada layer Tanah_U lalu pilih Open attribute table.

Gambar 2.46 Pembuatan Open attribute table

47. Akan muncul table yang berisi data, lalu klik ikon pada pojok kiri atas dan pilih add field.

Gambar 2.47 Penambahan kolom tabel

26
48. Setelah itu akan muncul dialog box, kemudian isi data nama HSG, Type dipilih Text

seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.48 Pengisian data pada add file

49. Pada kolom table bertambah 1 yaitu HSG. Lalu klik kanan pada bagian nama HSG dan
pilih Field Calculator

Gambar 2.49 Pembuatan File Calculator

27
50. Diisi dialog box, misalhnya dengan “D” lalu klik OK.

Gambar 2.50 Pengisian data HSG

51. Berikut merupakan tampilan table setelah kolom HSG telah terisi

Gambar 2.51 Tampilan tabel pada kolom HSG

28
TUTUPAN LAHAN

52. Pada catalog pilih file TLahanLHK_UP.shp. Kemudian file tersebut drag ke lembar
kerja

Gambar 2.52 Mengimport file TLahanLHK_UP.shp

53. Berikut merupakan tampilan file TLahanLHK_UP.shp yang telah ditarik ke lembar
kerja

Gambar 2.53 Tampilan peta tutupan lahan

29
30
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat kesimpulan bahwa Parameter yang


dimasukkan akan berpengaruh terhadap penutupan lahan, penggunaan lahan dapat
didominasi secara berturut-turut oleh hutan lebat, maupun oleh tutupan lahan bangunan dan
pemukiman. Pola perubahan tutupan lahan yang terjadi dapat perubahan dominan dari lahan
perkebunan campuran menjadi pemukiman. Lahan hutan belukar kemudian berubah menjadi
budidaya pertanian karena lahan tersebut telah berkurang. Kebun campuran mengalami
konversi yang tinggi pada perubahan penutupan terjadi dalam skala yang lebih besar. Terjadi
penurunan kualitas hidrologi pada sub DAS Kota Samarinda dilihat dari karakteristik
frekuensi banjir, kualitas banjir, debit maksimum dan rasio debit maksimum-minimum.
Perubahan pola penggunaan lahan yang mengarah kepada pemukiman dan tegalan serta
terkonversinya area hutan belukar dan kebun campuran menyebabkan menurunnya kualitas
karakteristik hidrologi sub DAS Kota Samarinda.

31

Anda mungkin juga menyukai