Anda di halaman 1dari 56

PENGENDALIAN EMISI UDARA

Pelatihan Pengolahan Limbah dan Operasional IPAL


LPTL Semarang
Hotel Satika Premiere Semarag, 1-3 September 2014
Pengendalian Pencemaran Udara
• Gas: Emisi polutan udara berupa gas, seperti
NOx, SOx, dll
• Partikulat: Emisi polutan udara berupa
padatan dan cair, misalnya PM2,5, PM5,
PM10, dll
Pengendalian Gas
• Absorpsi
• Adsorpsi
• Combustion/Pembakaran
• Kondensasi
Absorpsi
• merupakan perpindahan komponen gas dari fase
gas ke fase cair
• Absorpsi/scrubbing melibatkan gas buangan
terkontaminasi kontak dengan absorban (solven)
sehingga satu atau lebih kandungan gas buangan
dihilangkan, diolah atau dimodifikasi oleh
absorban.
• Proses yang terjadi dapat secara kimiawi atau
fisik.
• Jumlah gas yang terlarut ke dalam solven
tergantung dari karakteristik gas buangan dan
solven sendiri.
• Absorbsi digunakan terutama untuk kontrol gas
sulfur, nitrogen, khlorida, amoniak dan beberapa
hidrokarbon.
Beberapa Istilah
Absorbent (Solven)
• Berupa cairan, biasanya air, tempat kontaminan di absorp.
• Kelarutan gas berbeda di dalam setiap solven. Sebagai
contoh kelarutan nitrogen, oksigen dan CO2 10 x lebih besar
di dalam etanol, aceton atau benzene daripada air.
• Solven adalah bahan kimia yang mempunyai kelarutan tinggi
dan viskositas rendah.
• Dengan memilih jenis absorbent sesuai dengan kelarutan
bahan absorbat, maka laju absorpsi meningkat dan
penggunaan absorbent lebih sedikit.
Absorbate (Solute)
• Kontaminan dalam bentuk gas yang diabsorpsi oleh
absorbent, diantaranya : SO2 dan H2S.
Solubility
• Kemampuan gas untuk larut ke dalam suatu cairan.
Spray Tower atau Chamber
• Spray tower merupakan alat yang paling
sederhana untuk absorpsi gas, terdiri dari tower
yang kosong dan satu set nozzle untuk
menyemprotkan cairan.
• Aliran gas kontaminan memasuki dasar tower
dan melewati absorbent bersamaan
disemprotkannya cairan pada satu atau
beberapa tingkat nozzle.
• Aliran cairan dan gas pada arah berlawanan
disebut dengan countercurrent flow. Gambar
8.2. mengilustrasikan pengoperasian dari
typical countercurrent flow spray tower.
Spray
Tower
Packed Column
• Packed column (tower) merupakan scrubber yang
paling umum digunakan untuk absorpsi gas.
• Packed column mendispersi scrubbing liquid di atas
packing material yang memberikan surface area yang
luas tempat terjadinya kontak antara gas dan cairan.
• Packed tower diklasifikasikan berdasarkan arah relatif
dari aliran gas menjadi cairan. Dimana packed tower
yang paling sering dipergunakan adalah
countercurrent (gas to liquid) flow tower yang
diperlihatkan pada gambar 8.3. Aliran gas memasuki
dasar tower dan mengalir ke atas melewati packing
material. Cairan disemprotkan di bagian atas sprayer
atau weir dan mengalir ke bawah sepanjang packing
material.
Countercurrent
Packed Tower
Adsorpsi
• Secara umum adsorpsi dapat diartikan sebagai
peristiwa fisika pada permukaan suatu bahan, yang
tergantung dari spesifikasi antara adsorbent
dengan zat yang diserap (adsorbat).
• Sedangkan Weber (1972) mengartikan sebagai
akumulasi “interphase” atau konsentrasi dari
“substances” pada permukaan.
• Bahan yang dapat digunakan sebagai adsorbent.
Antara lain activated carbon, alumina, bauxite,
silica gel, strontium sulfate, magnesia dan lain-
lain.
• Karakteristik penting dari adsorbent antara lain
rasio luas permukaan terhadap volume. Rasio luas
permukaan terhadap volume dapat meningkatkan
daya adsorpsi beberapa jenis adsorbent.
• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses adsorpsi,
diantaranya adalah :
– Luas permukaan adsorbent
– Afinitas adsorbent terhadap adsorbate, yang dipengaruhi oleh
ukuran dan bentuk pori, polaritas dan reaktivitas
– Karakteristik adsobate, yang meliputi :
• Densitas dan berat molekul
• Ukuran dan bentuk molekul
• Tekanan uap
• Konsentrasi
• Adanya senyawa lain sebagai competitor
• Polaritas
• Reaktivitas adsorbate
– Temperatur dan Tekanan
– Waktu kontak antara adsorbate dengan adsorbent.
Activated Carbon (Karbon Aktif)
Reaktor
Adsorpsi
Pembakaran/Combustion
• Pembakaran didefinisikan sebagai proses
oksidasi senyawa baik organic maupun
anorganik dengan adanya oksigen membentuk
CO2 dan air (H2O).
• Pembakaran dapat digunakan sebagai kontrol
pencemaran udara dengan tujuan mengubah
bentuk kontaminan. Misalnya, pembakaran
CO menjadi CO2 dan air.
Dalam proses pembakaran terdapat tiga (3) komponen
yang harus diperhatikan, yaitu :
– Fuel (bahan bakar), merupakan senyawa yang apabila
dibakar akan melepaskan energi, yang berasal dari
ikatan kimia yang pecah/ terurai. Misalnya CH4
(metana), dengan reaksi : CH4 + O2  CO2 + H2O
+ Energi
– Oksigen (O2), proses pembakaran dapat dilakukan
apabila terdapat oksigen (O2). Sumber utama oksigen
berasal dari udara ambient (sekitar 21% oksigen
terdapat di udara bebas).
– Pengencer (dilusent), umumnya dalam proses
pembakaran oksigen diambil dari udara bebas,
dimana di udara bebas ini terdapat gas-gas lain,
misalnya N2 yang besarnya sekitar 79% dari udara
bebas. Udara pengencer ini tidak ikut dalam proses
pembakaran, tetapi bereaksi sendiri. (N2 membentuk
gas NO).
Agar terjadi pembakaran yang efisien,
ditentukan oleh beberapa factor, yaitu :
– Suhu/ temperatur,
– oksigen,
– turbulen dan
– waktu.
Pengendalian Partikulat
• Pengendali kering, diantaranya : settling
chamber, cyclone, electrostatic
precipitator dan fabric filter
• Pengendali basah: wet scrubber
Gravity Settling Chamber
• Settling chamber merupakan alat pengendali
debu pertama
• Saat ini settling chamber sudah jarang dipakai
• Efisiensi penyisihannya yang rendah
• Hasil penyisihannya/ sisa emisinya tidak sesuai
dengan standard baku mutu yang telah
ditetapkan. Namun demikian settling chamber
masih dapat digunakan :
• Sebagai penangkap debu awal (pre-collection),
untuk pengendali partikulat yang lain.
• Untuk menyisihkan partikulat dengan
diameter partikulat yang besar (> 40 m)
Typical Settling Chamber
• Settling chamber dapat berbentuk kotak
(rectangular) yang panjang dan
horizontal yang dilengkapi dengan inlet,
kamar pengendapan/ chamber, system
outlet serta hopper.
Mekanisme Settling Chamber
• gaya gravitasi , kecepatan aliran gas yang
mengandung partikulat akan dipengaruhi
oleh gaya gravitasi bumi, dengan
kecepatan aliran gas yang berkurang
akan turung ke bawah dan jatuh ke
dalam hopper.
• gaya inersia, karena perubahan arah
aliran menyebabkan partikulat terlempar,
dan akan jatuh ke dalam hopper.
Dimensi Settling Chamber
• Dengan asumsi :
– v partikel sama dengan v gas
• maka, resident time (tR) dinyatakan dalam :

• dengan :
– Q = kecepatan aliran
– H = tinggi kamar pengendapan
– B = lebar kamar pengendapan
– L = panjang chamber
• Sedangkan efisiensi teoritis dinyatakan sbb :
Vy L
  100%
Vs H
• dimana :
–  = fraksi efisiensi dari ukuran
partikel dp (satu ukuran)
– vy = kecepatan mengendap
vertikal
– vx = kecepatan gas horizontal
–L = panjang chamber
–H = tinggi chamber
• Kecepatan mengendap (settling velocity)
dinyatakan dengan Hk. Stokes :

gd  p   L
2
p
t 
18
• dengan,
– t = kecepatan mengendap
–g = percepatan gravitasi
– dp = diameter partikel
– p = densitas partikel
–  = densitas gas
–  = viskositas gas
• Dengan mempertimbangkan Hk. Stokes diatas,
maka efisiensi pada rumus diatas dapat
dinyatakan :

gd  p   LBNc
2
p
K
18Q
• dengan
– K = Stokes law regime
– Nc = Cunningham factor
• Contoh soal.
Suatu gravity settling chamber berbentuk kotak,
dengan lebar 5 meter dan panjang 10 meter
serta tinggi 2 meter digunakan untuk
menangkap partikulat dengan diameter
berukuran 10 μm. Laju aliran gas adalah 0,4
m3/dt. Hitung efisiensi operasi dari settling
chamber dengan data diatas. Jika diasumsikan :
– Stokes Law regime = 1,0
– Cuninghanm factor = 1,0
– ρp = 1,10 g/cm3
– ρ = 1,2 x 10-3 g/cm3
– μ = 1,8 x 10-4 g/cm dt
• Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus
gd p2  p   LBN c
 K
18  Q

cm gm
980 2
x1,10
cm
x 500 cmx 1000 cmx 1 x10 x1 x 10 5
cm 
d p  1 dt
3 3
gm m cm
18 x1,8 x10  4 x 0, 4 x10 6 3
cm.dt dt m

= 0,415 x 100%
= 41,5 %
Cyclone
• Cyclone merupakan peralatan mekanis yang sederhana
• Cyclone mempunyai bentuk yang khas, mudah dikenal
• Dapat ditemukan pada beberapa industri, dalam aplikasi
di industri, cyclone dapat dipergunakan sebagai berikut :
– Menyisihkan pertikel relatif besar (> 20 m)
– Sering dipergunakan sebagai precleaner untuk alat
pengendali yang lebih baik, seperti bag house dan
electrostatic precipitator.
– Lebih efisien untuk menyisihkan partikulat dari pada
settling chamber
– Penyisihan lebih dari 80%, tergantung dari diameter
partikel yang akan disisihkan, volume gas dan ukuran
unit
Mekanisme Cyclone
• Gaya sentrifugal, aliran yang masuk akan
bergerak berputar secara spiral, karena adanya
gaya momentum dan inersia menyebabkan
partikulat terlepas dari aliran gas dan mengenai
dinding cyclone yang menyebabkan partikulat
jatuh ke hopper.
• Gaya gravitasi, partikulat yang telah menumbuk
dinding cyclone, karena berat sendiri partikulat
secara gravitasi akan jatuh ke dalam hopper.
• Gerakan spiral dari
aliran gas bergerak
sepanjang dinding
cyclone, berputar
beberapa kali secara
spiral kearah bawah
hingga mencapai
dasar cyclone.
Kemudian gerakan
akan berputar kea
rah berlawanan dan
menuju kepusat
tabung dan bergerak
ke atas keluar
melalui vortex.
Keunggulan/Kelemahan Cyclone
• Keuntungan Cyclone :
– Capital cost rendah
– Kemampuan untuk beroperasi pada suhu tinggi
– Pemeliharaannya sangat mudah
• Kerugian Cyclone
– Efisiensi rendah khususnya untuk partikel
berukuran kecil
– Biaya operasi tinggi, karena kehilangan tekanan
• Pada umumnya dipergunakan untuk
mengumpulkan partikel > 20 mikron,
Multicyclone dapat mengumpulkan partikel
berukuran 5 – 20 mikron
• Kadang-kadang dipergunakan sebagai pre-
cleaner untuk baghouse, ESP atau scrubber
• Dapat dipergunakan pada berbagai industri
• Ukuran tergantung dari penggunaan dan
disainnya
– 5.000 – 10.000 cfm ( 141 – 283 m3/menit)
sampai 6 unit dalam satu rangkaian
– 25.000 – 100.000 cfm ( 707 – 2.830 m3/menit)
untuk multicyclone
Elektrostatik Presipitator (ESP)
• Merupakan alat yang memanfaatkan prinsip gaya
elektrostatik dalam mengendalikan partikulat melalui
prasipitasi yang telah diketahui sejak abad XVIII.
• ESP banyak diterapkan sebagai pengendali partikulat
pada PLTU dan juga pada industri semen, kiln, pulp &
paper dan industri lainnya.
• Sangat efektif untuk pengendali partikulat yang
berukuran kurang dari 10 μm (dominan pada ukuran
submikron)
• ESP telah diaplikasikan untuk berbagai industri, dengan
efisiensi penyisihan partikel yang tinggi (99%)
Keunggulan/Kekurangan
• Keuntungannya adalah :
– Efisiensi sangat tinggi (untuk partikel kecil)
– Dapat untuk kapasitas besar dengan tekanan yang rendah
– Bias untuk penyisihan basah dan kering
– Dapat didisain untuk temperatur yang bervariasi dapat
mencapai 175 – 700oC
– Biaya operasi rendah, kecuali untuk efisiensi sangat tinggi
• Sedangkan Kerugiannya adalah :
– Modal awal sangat tinggi
– Tidak dapat dipakai untuk polutan gas
– Tidak fleksibel, sekali dpasang tidak dapat dirubah kondisinya
– Tidak dapat dipakai untuk partikulat dengan resistensi tinggi
Komponen ESP
• Keuntungannya adalah :
– Efisiensi sangat tinggi (untuk partikel kecil)
– Dapat untuk kapasitas besar dengan tekanan yang rendah
– Bias untuk penyisihan basah dan kering
– Dapat didisain untuk temperatur yang bervariasi dapat
mencapai 175 – 700oC
– Biaya operasi rendah, kecuali untuk efisiensi sangat tinggi
• Sedangkan Kerugiannya adalah :
– Modal awal sangat tinggi
– Tidak dapat dipakai untuk polutan gas
– Tidak fleksibel, sekali dpasang tidak dapat dirubah
kondisinya
– Tidak dapat dipakai untuk partikulat dengan resistensi
tinggi
Typical Electrostatic Precipitator
Mekanisme ESP
Mekanisme kerja dari alat ESP adalah sebagai berikut : Discharge
electrode, yang ditempatkan ditengah collector berupa kawat
bermuatan dengan voltase tertentu (arus searah dan tegangan tinggi)
sehingga menimbulkan efek corona (efek ini terlihat dari adanya
cahaya biru luminescence disekitar kawat). Efek corona ini akan
menionisasi udar di sekitar kawat dengan pelapasan muatan negative
(electron). Proses ini kemudian akan membombardir partikulat dalam
aliran udara yang dapat memberikan muatan negative pada
partikulat dalam aliran gas secara intensif. Setelah partikulat terinisiasi
muatan, maka partikulat yang bermuatan negatif akan bergerak
menuju dan menempel pada permukaan collector (collection
electrode), yang mempunyai muatan yang berlawanan. Partikulat
yang menempel pada collector akan mengalami proses rapping
dengan vibrasi atau wet proses, kemudian hasil rapping akan jatuh ke
dalam hopper yang terletak di dasar ESP.
Mekanisme kerja dari alat ESP adalah sebagai berikut : Discharge
electrode, yang ditempatkan ditengah collector berupa kawat
bermuatan dengan voltase tertentu (arus searah dan tegangan
tinggi) sehingga menimbulkan efek corona (efek ini terlihat dari
adanya cahaya biru luminescence disekitar kawat). Efek corona ini
akan menionisasi udar di sekitar kawat dengan pelapasan muatan
negative (electron). Proses ini kemudian akan membombardir
partikulat dalam aliran udara yang dapat memberikan muatan
negative pada partikulat dalam aliran gas secara intensif. Setelah
partikulat terinisiasi muatan, maka partikulat yang bermuatan
negatif akan bergerak menuju dan menempel pada permukaan
collector (collection electrode), yang mempunyai muatan yang
berlawanan. Partikulat yang menempel pada collector akan
mengalami proses rapping dengan vibrasi atau wet proses,
kemudian hasil rapping akan jatuh ke dalam hopper yang terletak di
dasar ESP.
Fabric Filter
• Fabric Filtration merupakan alat kontrol udara
yang paling umum dipergunakan
• Fabric filter menggunakan filter yang terbuat dari
nilon atau wol
• Partikulat yang telah disisihkan/ terkumpul
kemudian dibersihkan dengan mekanisme
pembersihan tertentu.
Fabric filter juga disebut :
– Baghouse
– Fabric filter collectors,
– Bag filters,
– Fabric dust collectors,
– Filter collectors,
– Dust collectors,
– Cloth collectors
– Filter house.
Keuntungan dan Kerugian

• Keuntungan penggunaan fabric filter adalah :


– Efisiensi sangat tinggi, bahkan untuk partikel yang halus
– Dapat dipakai untuk berbagai macam debu
– Dapat untuk volume gas yang besar
– Dapat beroperasi pada pressure drop yang rendah
• Sedangkan kerugiannya adalah :
– Memerlukan tempat luas
– Bahan filter dapat rusak pada temperatur tinggi atau bahan asam
– Tidak dapat beroperasi pada lingkungan yang lembab
– Potensial kebakaran
Proses Filtrasi Fabric Filter
• Interior Filtration, partikulat dikumpulkan pada
bagian dalam dari bag filter. Gas yang mengandung
partikulat memasuki fabric filter melalui bagian
bawah dari kolektor dan diarahkan ke dalam bag
dengan menggunakan diffuser vanes atau baffle dan
juga cell plate.
• Exterior Filtration, partikulat dikumpulkan pada
bagian luar dari bag fliter. Proses penyaringan
berlangsung dari luar bag filter ke dalam bag filter.
Proses filtrasi ( kiri : Interior Filtrasi, kanan : Eksterior
Filtrasi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai