Pencapaian kemandirian dan daya saing sebuah daerah harus diawali dengan
penciptaan prakondisi yang kondusif agar dapat menjamin kelancaran ilmu pengetahuan dan
pengembangan teknologi sebagai dasar peningkatan iklim inovasi secara holistik. Sustainable
Development Goals (SDGs) dengan jelas mengindikasikan bahwa inovasi menjadi salah satu
tolok ukur kemakmuran di suatu Negara. Peningkatan daya saing antar derah merupakan
agenda yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini,
inovasi dalam pembangunan yang berjalan secara komprehensif serta terjadinya kolaborasi
antar aktor pembangunan merupakan faktor kunci peningkatan daya saing.
Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada masyarakat
berupaya digali dan dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Utara
dengan harapan agar masyarakat dapat terlibat langsung dan aktif hingga secara bertahap
dapat mandiri dalam mengelola lingkungannya. Pengembangan program-program inovatif
dalam pengelolaan lingkungan berbasis partisipatif dilakukan secara sinergis dan terpadu
melibatkan berbagai elemen (Pemerintah, Masyarakat, LSM, Pengusaha/Swasta, Sekolah,
Dayah/Santri.
Diharapkan dengan menjadikan masyarakat serta komunitas lokal sebagai objek dan
subjek pembangunan lingkungan maka akan tercipta suatu sistem masyarakat yang secara
mandiri mampu mewujudkan sebuah pola interaksi antara masyarakat dengan lingkungan
hidupnya secara simbiosis mutualistis dalam jangka yang panjang. Pada pelaksanaan
program-program lingkungan, keberadaan Mitra Kerja Peduli Lingkungan yang dapat
dibentuk oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabuapten aceh Utara dalam mensosialisasikan
program maupun memprakarsai berbagai kegiatan program peduli lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif dari masyarakat
terutama dalam mengurangi jumlah timbulan sampah, memilah jenis sampah hingga
berupaya menjadikan sampah menjadi lebih bermanfaat. Pengelolaan sampah melalui
program daur ulang sampah menjadi pilihan dengan mengacu pada konsep pengolahan
sampah modern, yaitu 3R reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (mendaur
ulang), sehingga program ini bukan saja akan memberikan keuntungan secara ekonomis akan
tetapi dapat memberikan keuntungan secara ekologis dan dapat memecahkan masalah dengan
skala luas.
Program pengolahan sampah tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah tanpa
melibatkanmasyarakat.Sampah merupakan produk masyarakat dalam menjalankan aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga penanganan sampah harus melibatkan
masyarakat secara langsung. Program pengolahan sampah organik menjadi kompos berbasis
komunitas berupaya membangun kesadaran masyarakat sekaligus memfasilitasi proses
pengolahan sampahnya. Pelibatan masyarakat akan tumbuh apabila aktivitas yang dilakukan
memerikan manfaat kepada masyarakat. Selain itu perumusan program sejak awal
direncanakan bersama masyarakat dengan menggali potensi yang ada dimasyarakat dalam
pengolahan sampah. Dengan demikian tumbuh rasa memiliki karena ide dan pemikiran
masyarakat diakomodasi mulai awal pelaksanaan program.
1. Salah satu inovasi dan peran penting pemerintah bersama masyarakat, adalah peran
inovasi dalam pembangunan lingkungan hidup yang memiliki akses pada
pembanguan ekonomi..
2. Iinovasi memberikan pondasi dalam suatu perkembangan perkotaan, pertumbuhan
produktivitas dan dengan demikian merupakan pendorong yang paling penting bagi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
3. Pengolahan sampah menjadi kompos memberikan dampak yang luas terhadap
berbagai segi kehidupan.
4. Pelaksanaan program memberikan dampak yang luas terhadap segi-segi kehidupan
masyarakat, baik dari segi ekonomi, ekologi, sosial, kesehaan dan pendidikan serta
tumbuhnya partisipasi dalam pengelolaan lingkungan secara luas dengan tumbuhnya
kelembagaan-kelembagaan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
5. Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran yang berwawasan
lingkungan
6. Memberdayakan Komunitas dayah / pesantren untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang islami berdasarkan Al-Qur’an dan hadist.
7. Mendorong peningkatan pengetahuan, ketaatan dan kesadaran warga pondok
pesantren dalam upaya pelestarian lingkungan hidup berdasarkan ajaran agama islam.
8. Meningkatkan aktifitas pengelolaan lingkungan yang mempunyai nilai tambah baik
secara ekonomi, sosial dan ekologi melalui kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Oleh karena itu, selain kawasan DAS dan sempadan sungai merupakan target yang
perlu dipelihara, melalui upaya upaya tersebut diatas, maka upaya pencadangan kawasan
selatan Wilayah Kabupaten sebagai areal tangkapan air hujan, green belt dan lain sebagainya,
perlu menjadi suatu kebijakan dalam pemeliharaan lingkungan DAS dan sungainya, sehingga
akan tercipta kecukupan air untuk irigasi lahan pertanian, kebutuhan permukiman penduduk
dan kegiatan industri kedepan..
Meskipun sumberdaya air diperlukan dalam kegiatan permukiman, pertanian dan
industri, namun peningkatan dari ketiga sector itu dalam memanfaatkan tata ruang Kota
Kabupaten Aceh Utara, akan menjadi tekanan terhadap fungsi pemulihan sumberdaya air itu
sendiri. Oleh karena itu diperlukan tata kelola air yang cermat, sehingga mampu menjaga dan
melestarikan sumberdaya air tersebut.
D. LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Pencegahan kerusakan dan pencemaran sumberdaya lahan permukiman, dilakukan
dengan mempersiapkan kebijakan yang mengatur peruntukan lahan disebelah hulu sehingga
tidak mengakibatkan kerusakan dan pencemaran sumberdaya lahan permukiman yang
terletak dibagian hilir.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan di dalam lingkungan permukiman perlu
dilakukan pengelolaan sampah domestik dan limbah cair, sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan, penurunan kondisi sanitasi lingkungan permukiman, yang bisa saja selanjutnya
berpengaruh terhadap lingkungan secara keseluruhan
Dalam suatu kawasan permukiman, misalnya kebutuhan air, baik kualitas maupun
kuantitas dapat dipenuhi. Namun demikian upaya pencegahan perlu dilakukan untuk
menghindari adanya kerusakan dan pencemaran air sehingga mengakibatkan aktifitas
permukiman terganggu.
Dalam rangka melakukan pemeliharaan lahan permukiman adalah kenyamanan
kawasan permukiman, terutama menyangkut masalah transportasi masal, rawan banjir, rawan
longsor, kekurangan pasokan air minum baik kuantitas maupun kualitas dan pengelolaan
limbah domestik.
Untuk itu, diperlukan adanya kemudahan mendapat informasi permasalahan
permukiman tersebut. Sehingga jaminan permukiman yang sehat, aman dan tenteram bukan
hanya selogan, tetapi terpancar sebagai cerminan permukiman dan masyarakat yang
sejahtera.
Permasalahan pengelolaan limbah domestic di kota kabupaten sudah mendapat porsi
perhatian yang cukup, baik dari pihak Pemerintah, LSM dan masyarakat. Kedepan tentunya,
dengan pesatnya perkembangan kawasan permukiman adalah perhatian terhadap kecukupan
sumber air untuk kebutuhan rumah tangga dan menyangkut kualitas sanitasi lingkungan.
Disamping itu,untuk mendukung fungsi RTH kota kabupaten, gerakan penghijauan
lingkungan permukiman, perlu dimulai dari fungsi perencanaan kawasan permukiman,
sehingga fungsi penghijauan juga terkait dengan upaya peresapan air hujan kedalam tanah,
sehingga fungsi kelola air pun berjalan sebagai kelola lingkungan yang utuh.
E. LINGKUNGAN INDUSTRI
Pengendalian serta pencegahan kerusakan dan pencemaran sumberdaya alam dan
lingkungan oleh kegiatan industri dilakukan melalui upaya penataan hukum, baik dalam
tahap konstruksi maupun tahap operasi suatu kegiatan industri. Hal tersebut dilakukan dengan
mempersiapkan kebijakan yang mengatur pembangunannya, maupun mengatur prosess
produksi, sehingga pencemaran terhadap lingkungan dapat dihindari. Kebijakan yang
tertuang dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL adalah merupakan parameter yang wajib
ditaati oleh pihak industri dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan.
Selanjutnya secara fisik, dalam suatu kawasan industri secara komunal atau secara
individu, disiapkan unit pengolah limbah domestic, pengolah limbah proses produksi dan unit
pengolah pencemaran emisi udara saat proses produksi.
Dengan upaya pengendalian tersebut, maka aktifitas suatu industri dapat
berdampingan berkembang dengan optimal dengan sektor sektor lain.
Pemeliharaan kawasan industri dapat dilakukan dengan cara melakukan kelola
lingkungan yang meliputi pengelolaan limbah domestik, pengelolaan limbah proses industri
dan pengelolaan kualitas udara emisi. Dalam kelola lingkungan tersebut dapat dilakukan
dengan mendirikan unit pengolah limbah (cair-padat-udara). Selanjutnya secara estetika
lingkungan, dilakukan penghijauan dengan tanaman tahunan, dan pembuatan taman, sehingga
selain mampu menghadirkan keindahan lingkungan tetapi juga mampu mereduksi
pencemaran udara ambien yang berasal dari kawasan industri itu sendiri.
Upaya pemeliharaan tersebut dilakukan dengan mengakomodasikan regulasi tingkat
nasional, tingkat propinsi maupun tingkatkabupaten/Kota. Dengan upaya pemeliharaan
tersebut, diharapkan bukan hanya lingkungan industri menjadi sehat, juga lingkungan diluar
kawasan tersebut menjadi nyaman. Selain melakukan upaya-upaya teknis, untuk
keberlanjutan tindakan pengelolaan lingkungan dapat disusun suatu aturan aturan yang
selanjutnya disosialisasikan untuk menjadi pedoman pengelolaan.
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam hal pengendalian
sumberdaya alam dan lingkungan Sektor Industri antara lain:
Menyusun kajian produksi bersih bagi industri besar, kecil dan menengah di wilayah
Kabupaten yang bertujuan agar industri-industri menerapkan sebuah strategi
pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu
diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan
tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan.
Melakukan Program Pengawasan dan pembinaan pada industri besar, kecil dan
menengah secara rutin.
Melakukan penegakan hukum terhadap kegiatan dan atau usaha yang diduga melakukan
pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup.
Pembuatan aplikasi untuk inventarisasi/ database kegiatan pengawasan terhadap tingkat
ketaatan industri serta aplikasi untuk inventarisasi dokumen lingkungan.
2. Program Lingkungan Bersih dan Sehat di sekitar lingkungan Pesantren diharapkan selain
dapat mendorong kesadaran umat Islam untuk lebih memahami dan peduli terhadap
kondisi lingkungannya, juga dapat mendorong para santri dan pengkajian secara
komprehensif tentang konsep Islam yang berkaitan dengan lingkungan serta
implementasi dan revitalisasinya.
4. Program Lingkungan Bersih dan Sehat lingkungan Pesantren. Menuju lingkungan yang
bersih dan sehat lingkungan dayah/pesantren yang sesungguhnya.
SARAN
2. Pesantren mesti di design menetapkan visi dan misi lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan dalam wadah dayah/pesantren dan kegiatan kehidupan mereka.