Anda di halaman 1dari 9

GAGASAN DAN INOVASI DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP,

PERAN SERTA MASYARAKAT DAN SANTRI DAYAH ACEH UTARA DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LATAR BELAKANG INOVASI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Peran serta masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan hidup menurut Undang


Nomor 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.

Peran serta masyarakat  dalam pengelolaan lingkungan hidup menjadi kebutuhan


dasar semua orang yang secara fisik berada dalam lingkungan kehidupan yang berubah,
dalam arti terus menurunnya kualitas lingkungan. Peran serta masyarakat menjadi sesuatu
yang mutlak dalam kerangka menciptakan lingkungan hidup yang sehat, oleh karenanya,
peran serta masyarakat tidak saja digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, tetapi
juga digunakan sebagai tujuan yang dapat memberikan kontribusi dan partisipasi dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. Setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup pada semua elemen masyarakat.

Pencapaian kemandirian dan daya saing sebuah daerah harus diawali dengan
penciptaan prakondisi yang kondusif agar dapat menjamin kelancaran ilmu pengetahuan dan
pengembangan teknologi sebagai dasar peningkatan iklim inovasi secara holistik. Sustainable
Development Goals (SDGs) dengan jelas mengindikasikan bahwa inovasi menjadi salah satu
tolok ukur kemakmuran di suatu Negara. Peningkatan daya saing antar derah merupakan
agenda yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini,
inovasi dalam pembangunan yang berjalan secara komprehensif serta terjadinya kolaborasi
antar aktor pembangunan merupakan faktor kunci peningkatan daya saing.
Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada masyarakat
berupaya digali dan dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Utara
dengan harapan agar masyarakat dapat terlibat langsung dan aktif hingga secara bertahap
dapat mandiri dalam mengelola lingkungannya. Pengembangan program-program inovatif
dalam pengelolaan lingkungan berbasis partisipatif dilakukan secara sinergis dan terpadu
melibatkan berbagai elemen (Pemerintah, Masyarakat, LSM, Pengusaha/Swasta, Sekolah,
Dayah/Santri.
Diharapkan dengan menjadikan masyarakat serta komunitas lokal sebagai objek dan
subjek pembangunan lingkungan maka akan tercipta suatu sistem masyarakat yang secara
mandiri mampu mewujudkan sebuah pola interaksi antara masyarakat dengan lingkungan
hidupnya secara simbiosis mutualistis dalam jangka yang panjang. Pada pelaksanaan
program-program lingkungan, keberadaan Mitra Kerja Peduli Lingkungan yang dapat
dibentuk oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabuapten aceh Utara dalam mensosialisasikan
program maupun memprakarsai berbagai kegiatan program peduli lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif dari masyarakat
terutama dalam mengurangi jumlah timbulan sampah, memilah jenis sampah hingga
berupaya menjadikan sampah menjadi lebih bermanfaat. Pengelolaan sampah melalui
program daur ulang sampah menjadi pilihan dengan mengacu pada konsep pengolahan
sampah modern, yaitu 3R reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (mendaur
ulang), sehingga program ini bukan saja akan memberikan keuntungan secara ekonomis akan
tetapi dapat memberikan keuntungan secara ekologis dan dapat memecahkan masalah dengan
skala luas.

Dalam mewujudkan pengelolaan sampah dan limbah dilaksanakan melalui


Program/Kegiatan, Program pengolahan sampah organik menjadi kompos berbasis komunitas
pada prinsipnya adalah upaya memanfaatkan sumberdaya lokal yang selama ini tidak
diperhatikan. Material sampah sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis apabila dikelola
dan diolah secara tepat. Sampah sebagai bahan baku produksi kompos tidak akan pernah
habis dan akan tersedia selama ada aktivitas manusia. Dalam siklus produksi bahan baku
mutlak tersedia secara terus menerus untuk memproduksi barang. Demikian juga dengan
sampah akan terus tersedia sebagai bahan baku produksi kompos.

Program pengolahan sampah tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah tanpa
melibatkanmasyarakat.Sampah merupakan produk masyarakat dalam menjalankan aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga penanganan sampah harus melibatkan
masyarakat secara langsung. Program pengolahan sampah organik menjadi kompos berbasis
komunitas berupaya membangun kesadaran masyarakat sekaligus memfasilitasi proses
pengolahan sampahnya. Pelibatan masyarakat akan tumbuh apabila aktivitas yang dilakukan
memerikan manfaat kepada masyarakat. Selain itu perumusan program sejak awal
direncanakan bersama masyarakat dengan menggali potensi yang ada dimasyarakat dalam
pengolahan sampah. Dengan demikian tumbuh rasa memiliki karena ide dan pemikiran
masyarakat diakomodasi mulai awal pelaksanaan program.

Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana seperti : penyediaan TPS/kontainer


pengumpulan sampah yang terpisah antara sampah organik dan sampah anorganik di tempat-
tempat umum seperti terminal,rumah sakit, alun-alun, perkantoran, dll.

Pelaksanaan program membutuhkan komitmen pemerintah, DPRK dan Masyarakat


Untuk melaksanakan program perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Gagasan
dan inovasi tentang program pengolahan sampah organik menjadi kompos tidak akan dapat
dilaksanakan apabila DPRK sebagai lembaga legislatif tidak memberikan dukungan terutama
dalam pengalokasian anggaran. Demikian juga tanpa adanya keterlibatan masyarakat
program juga tidak akan dapat dilaksanakan. Kerjasama sinergis antara eksekutif, legislatif
dan masyarakat mutlak diperlukan.

MAKSUD DAN TUJUAN :

1. Salah satu inovasi dan peran penting pemerintah bersama masyarakat, adalah peran
inovasi dalam pembangunan lingkungan hidup yang memiliki akses pada
pembanguan ekonomi..
2. Iinovasi memberikan pondasi dalam suatu perkembangan perkotaan, pertumbuhan
produktivitas dan dengan demikian merupakan pendorong yang paling penting bagi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
3. Pengolahan sampah menjadi kompos memberikan dampak yang luas terhadap
berbagai segi kehidupan.
4. Pelaksanaan program memberikan dampak yang luas terhadap segi-segi kehidupan
masyarakat, baik dari segi ekonomi, ekologi, sosial, kesehaan dan pendidikan serta
tumbuhnya partisipasi dalam pengelolaan lingkungan secara luas dengan tumbuhnya
kelembagaan-kelembagaan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
5. Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran yang berwawasan
lingkungan
6. Memberdayakan Komunitas dayah / pesantren untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang islami berdasarkan Al-Qur’an dan hadist.
7. Mendorong peningkatan pengetahuan, ketaatan dan kesadaran warga pondok
pesantren dalam upaya pelestarian lingkungan hidup berdasarkan ajaran agama islam.
8. Meningkatkan aktifitas pengelolaan lingkungan yang mempunyai nilai tambah baik
secara ekonomi, sosial dan ekologi melalui kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Selama ini Lingkungan Dayah/Pesantren sering dinilai kotor/kumuh, tidak


berwawasan lingkungan dan banyak sampah yang tidak dikelola, menjadi dasar dalam
mengembangkan Program Eco Pesantren. Keberadaan Pondok Pesantren di Kabuapten Aceh
Utara diharapkan dapat menerapkan Program Lingkungan Bersih dan Sehat di sekitar
lingkungan Pesantren dengan memberdayakan komunitas pesantren dalam meningkatkan
kualitas lingkungan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

I. INOVASI DALAM PENGENDALIAN SUMBERDAYA LAHAN


Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 tercantum bahwa
pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Secara umum, pengendalian pecemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dilakukan melalui 3 cara yaitu: pencegahan,penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup
dengan menerapkan berbagai instrument-instrument seperti: Kajian lingkungan hidup straegis
(KLHS); Tata ruang; Baku mutu lingkungan hidup; Kreteria baku mutu kerusakan
lingkungan hidup; dan lain lain, sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
Pemerintah Kabupaten senantiasa melakukan inovasi dan program-program dalam
hal pengendalian dan pemeliharaan sumberdaya alam dan lingkungan antara lain:
 Kewajiban penggunaan kartu tani bagi setiap petani yang akan menggunakan pupuk
kimia sehingga pemerintah mengetahui jumlah pemakaian pupuk kimia di lahan
pertanian untuk mencegah kerusakan tanah.
 Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Tahun
 Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah
 Penyusunan Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Wilayah Pesisir
 Penyusunan Naskah Akademis Pengelolaan Kawasan Lindung Kota Kabupaten
 Pembentukan laboratorium inovasi sehingga tercipta kompetensi ide dan gagasan-
gagasan baru yang mendukung terwujudnya pembangunan yang lebih baik.
A. INOVASI PENGENDALIAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
DI SEKTOR PEMUKIMAN

Inovasi yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:


 Penyusunan Peraturan Bupati tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman
 Penyusunan Peraturan Bupati Tentang Penetapan Status Tanggap Darurat
Penanganan Bencana Banjir dan angin puting beliung Kabuapten Aceh Utara
 Penyusunan Peraturan Bupati Tentang rencana tata bangunan dan lingkungan
kawasan pusat kota kabupaten
 Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyelenggaraan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman.
 Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik.
 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di beberapa
lokasi termasuk di lingkungan dayah/pesantren.
 Menyusun peta rawan bencana dan Regulasi tanggap darurat bencana.
 Mengadakan lomba-lomba yang bertemakan lingkungan untuk masyarakat,
seperti lomba Kampung KAHBI (Kampung Asri, Hijau, Berseri)
 Meningkatkan peran Sekolah Adiwiyata di Kabuapten Aceh Utara.
 Menyediakan tempat sampah pada fasilitas umum dan TPS terpilah.
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang teknis pengelolaan
sampah secara ramah lingkungan.
 Pengembangan energy alternative ramah lingkungan yang berasal dari sampah.
 Melaksanakan sosialisasi dan kampanye lingkungan untuk peduli sampah
dengan menggunakan media interaktif misalnya papan himbauan, talkshow di
radio dan pelayanan public terpadu.
 Memberikan pelatihan pengolahan sampah ramah lingkungan kepada
masyarakat, swasta dan sekolah.
 Penegakan regulasi pengelolaan persampahan.
 Tersusunnya masterplan persampahan Kabuapten Aceh utara pada tahun
berikutnya apabila belum ada atau revisi master plan pada waktu mendatang
 Rencana kerjasama pengolahan sampah dengan swedia Yang akan mengolah
dengan ramah lingkungan dan membutuhkan lahan yang tidak begitu besar serta
akan menghasilkan energi yang mampu dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar.

B. INOVASI DALAM PENGENDALIAN SUMBERDAYA AIR


Perlu dipersiapkan aturan aturan pembatasan pemanfaatan, aturan pemeliharaan,
pembangunan daerah sempadan sungai, sempadan sumber mata air, atau bila sudah tersedia
perlu dilakukan sosialsiasi low inforcement, sehingga sumbedaya air tersebut dapat
dimanfaatkan sebaik baiknya, dengan kualitas dan kuantitas sesuai baku mutu sumber air
yang berlaku.
Disamping itu, dalam rangka mengendalikan kerusakan dan pencemaran sumberdaya
air, maka harus diupayakan dibuat suatu kebijakan pembangunan agar supaya pemanfaatan
kawasan DAS tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap potensi sumber-
sumber air yang tersedia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan kegiatan
pembangunan itu, tidak menimbulkan kerusakan lahan tersebut dikemudian hari.
Setiap mahluk hidup memerlukan air, karena air merupakan sumber kehidupan
bahkan pada manusia komponen terbesar penyusun tubuh adalah 80% air. Manusia
memerlukan air bersih untuk dikonsumsi. Hewan memerlukan air untuk mandi dan minum.
Tumbuhan memerlukan air untuk pertumbuhan dan kesuburannya. Kelestarian air dapat
dijaga dengan cara antara lain:
 Tidak membuang sampah sembarangan.
 Melakukan kegiatan penghijauan atau penanaman pohon.
 Menggunakan air secukupya sesuai dengan keperluan saja.
 Air bekas cucian dan mandi diusahakan tidak langsung meresap ke dalam tanah,
namun dialirkan ke saluran pembuangan.

Oleh karena itu, selain kawasan DAS dan sempadan sungai merupakan target yang
perlu dipelihara, melalui upaya upaya tersebut diatas, maka upaya pencadangan kawasan
selatan Wilayah Kabupaten sebagai areal tangkapan air hujan, green belt dan lain sebagainya,
perlu menjadi suatu kebijakan dalam pemeliharaan lingkungan DAS dan sungainya, sehingga
akan tercipta kecukupan air untuk irigasi lahan pertanian, kebutuhan permukiman penduduk
dan kegiatan industri kedepan..
Meskipun sumberdaya air diperlukan dalam kegiatan permukiman, pertanian dan
industri, namun peningkatan dari ketiga sector itu dalam memanfaatkan tata ruang Kota
Kabupaten Aceh Utara, akan menjadi tekanan terhadap fungsi pemulihan sumberdaya air itu
sendiri. Oleh karena itu diperlukan tata kelola air yang cermat, sehingga mampu menjaga dan
melestarikan sumberdaya air tersebut.

C. INOVASI DALAM PENGENDALIAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN PESISIR


(KAWASAN PERAIARAN PESISIR)
Sebagian wilayah Kabupaten Aceh Utara berdekatan Pesisir adalah daerah yang
sangat rentan perubahan, karena setiap saat pesisir menjadi tempat masuknya bermacam-
macam limbah/pencemar/perusak dari berbagai kegiatan di daratan, baik yang di hulu
maupun yang di pesisir sendiri, untuk menjaga kualitas kualitas perairan pesisir kabuapten
sehingga masih dapat memenuhi baku mutu air yang berlaku, yang mengisyaratkan bahwa
perairan pesisir masih mampu melakukan self purification (daya tampung) atau mendegradasi
pencemar yang masuk ke perairan dengan sempurna tanpa mengakibatkan penurunan
kualitasnya. Kedepan jika pencemar yang masuk terus bertambah sampai melewati batas self
purication maka perairan pesisir akan dinyatakan tercemar oleh beberapa parameter air,
tergantung jenis dan sumber pencemaranya. Aktifitas kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga
di masa yang akan datang diperkirakan akan menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar.
Limbah dalam jumlah besar tersebut harus diamati kualitasnya; limbah yang kualitasnya
mengandung parameter diatas baku mutu yang berlaku tidak boleh dibuang langsung ke
perairan pesisir kaena akan mencemari air pesisir. Pencemaran air pesisir dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif, dengan besaran dampak sesuai dengan tingkat pencemarannya.
Inovasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabuapten dalam hal pengendalian
sumberdaya alam dan lingkungan antara lain:
 Penyusunan kajian lingkungan hidup strategis wilayah pesisir Kabupaten
 Penyusunan Kajian Teknologi Hijau Konservasi Kawasan Mangrove Yang
Dipadukan Dengan Kegiatan Budidaya Perikanan Sebagai Wahana Edukasi Dan
Wahana Di Kecamatan dalam wilayah kabuapten
 Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program ekonomi, pendidikan dan social,
melalui pemberian bantuan stimulan, pendampingan dan pelatihan UKM yang
mengolah hasil laut.
 Pemberdayaan masyarakat untuk melindungi ekosistem dan sumber daya pesisir,
untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Terhadap Kelompok Nelayan dan5 Kelompok
Kerja Mangrove di Kecamatan
 Penyusunan Peraturan Bupati tentang Rencana Tata Ruang Wilayah untuk
mengantisipasi pengembangan kawasan penunjang pelabuhan

D. LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Pencegahan kerusakan dan pencemaran sumberdaya lahan permukiman, dilakukan
dengan mempersiapkan kebijakan yang mengatur peruntukan lahan disebelah hulu sehingga
tidak mengakibatkan kerusakan dan pencemaran sumberdaya lahan permukiman yang
terletak dibagian hilir.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan di dalam lingkungan permukiman perlu
dilakukan pengelolaan sampah domestik dan limbah cair, sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan, penurunan kondisi sanitasi lingkungan permukiman, yang bisa saja selanjutnya
berpengaruh terhadap lingkungan secara keseluruhan
Dalam suatu kawasan permukiman, misalnya kebutuhan air, baik kualitas maupun
kuantitas dapat dipenuhi. Namun demikian upaya pencegahan perlu dilakukan untuk
menghindari adanya kerusakan dan pencemaran air sehingga mengakibatkan aktifitas
permukiman terganggu.
Dalam rangka melakukan pemeliharaan lahan permukiman adalah kenyamanan
kawasan permukiman, terutama menyangkut masalah transportasi masal, rawan banjir, rawan
longsor, kekurangan pasokan air minum baik kuantitas maupun kualitas dan pengelolaan
limbah domestik.
Untuk itu, diperlukan adanya kemudahan mendapat informasi permasalahan
permukiman tersebut. Sehingga jaminan permukiman yang sehat, aman dan tenteram bukan
hanya selogan, tetapi terpancar sebagai cerminan permukiman dan masyarakat yang
sejahtera.
Permasalahan pengelolaan limbah domestic di kota kabupaten sudah mendapat porsi
perhatian yang cukup, baik dari pihak Pemerintah, LSM dan masyarakat. Kedepan tentunya,
dengan pesatnya perkembangan kawasan permukiman adalah perhatian terhadap kecukupan
sumber air untuk kebutuhan rumah tangga dan menyangkut kualitas sanitasi lingkungan.
Disamping itu,untuk mendukung fungsi RTH kota kabupaten, gerakan penghijauan
lingkungan permukiman, perlu dimulai dari fungsi perencanaan kawasan permukiman,
sehingga fungsi penghijauan juga terkait dengan upaya peresapan air hujan kedalam tanah,
sehingga fungsi kelola air pun berjalan sebagai kelola lingkungan yang utuh.

E. LINGKUNGAN INDUSTRI
Pengendalian serta pencegahan kerusakan dan pencemaran sumberdaya alam dan
lingkungan oleh kegiatan industri dilakukan melalui upaya penataan hukum, baik dalam
tahap konstruksi maupun tahap operasi suatu kegiatan industri. Hal tersebut dilakukan dengan
mempersiapkan kebijakan yang mengatur pembangunannya, maupun mengatur prosess
produksi, sehingga pencemaran terhadap lingkungan dapat dihindari. Kebijakan yang
tertuang dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL adalah merupakan parameter yang wajib
ditaati oleh pihak industri dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan.
Selanjutnya secara fisik, dalam suatu kawasan industri secara komunal atau secara
individu, disiapkan unit pengolah limbah domestic, pengolah limbah proses produksi dan unit
pengolah pencemaran emisi udara saat proses produksi.
Dengan upaya pengendalian tersebut, maka aktifitas suatu industri dapat
berdampingan berkembang dengan optimal dengan sektor sektor lain.
Pemeliharaan kawasan industri dapat dilakukan dengan cara melakukan kelola
lingkungan yang meliputi pengelolaan limbah domestik, pengelolaan limbah proses industri
dan pengelolaan kualitas udara emisi. Dalam kelola lingkungan tersebut dapat dilakukan
dengan mendirikan unit pengolah limbah (cair-padat-udara). Selanjutnya secara estetika
lingkungan, dilakukan penghijauan dengan tanaman tahunan, dan pembuatan taman, sehingga
selain mampu menghadirkan keindahan lingkungan tetapi juga mampu mereduksi
pencemaran udara ambien yang berasal dari kawasan industri itu sendiri.
Upaya pemeliharaan tersebut dilakukan dengan mengakomodasikan regulasi tingkat
nasional, tingkat propinsi maupun tingkatkabupaten/Kota. Dengan upaya pemeliharaan
tersebut, diharapkan bukan hanya lingkungan industri menjadi sehat, juga lingkungan diluar
kawasan tersebut menjadi nyaman. Selain melakukan upaya-upaya teknis, untuk
keberlanjutan tindakan pengelolaan lingkungan dapat disusun suatu aturan aturan yang
selanjutnya disosialisasikan untuk menjadi pedoman pengelolaan.
Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam hal pengendalian
sumberdaya alam dan lingkungan Sektor Industri antara lain:
 Menyusun kajian produksi bersih bagi industri besar, kecil dan menengah di wilayah
Kabupaten yang bertujuan agar industri-industri menerapkan sebuah strategi
pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu
diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan
tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan.
 Melakukan Program Pengawasan dan pembinaan pada industri besar, kecil dan
menengah secara rutin.
 Melakukan penegakan hukum terhadap kegiatan dan atau usaha yang diduga melakukan
pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup.
 Pembuatan aplikasi untuk inventarisasi/ database kegiatan pengawasan terhadap tingkat
ketaatan industri serta aplikasi untuk inventarisasi dokumen lingkungan.

II. PERAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA KABUPATEN (APBK)


Posisi strategis pembentukan APBK dalam konteks otonomi daerah menjadi
determinan untuk terwujudnya aspek-aspek yang penting dalam pembangunan daerah, begitu
pula aspek terwujudnya wawasan lingkungan. Besar kecilnya kepedulian dalam proses dan
hasil pembentukan APBK bagi anggaran penerapan wawasan lingkungan sangat menentukan
konfigurasi baik buruknya lingkungan di daerah setempat. APBK dapat menjadi motor
penggerak pembangunan yang berwawasan lingkungan atau sebaliknya menjadi agen utama
pengrusakan lingkungan di daerah. Otonomi daerah menjadikan posisi wawasan lingkungan
sangat potensian terpinggirkan akibat orientasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Gambaran mengenai kualitas rencana berbagai sektor pembangunan suatu daerah
dapat dilihat dalam APBK, demikian pula sektor lingkungan hidup. Dengan melihat dan
mencermati APBK akan terlihat apakah suatu sektor pembangunan mendapatkan skala
prioritas. Melihat APBK dari suatu tahun ke tahun berikutnya juga akan terlihat apakah
sektor lingkungan hidup semakin ditingkatkan kepeduliannya.
Mengkaji posisi rencana anggaran dari sektor lingkungan hidup dalam APBK
menjadi suatu urgent, mengingat lingkungan hidup adalah persoalan keberlanjutan kehidupan
dari generasi ke generasi. Alokasi anggaran juga dinilai punya peran strategis dalam upaya
peningkatan kualitas lingkungan hidup. Daerah yang memiliki APBK besar dimungkinkan
memiliki anggaran lingkungan hidup yang cukup besar, terlebih jika ditambah dana lain dari
APBN dan lembaga donor lainnya.

ANGGARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pemerintah kabupaten dapat mengalokasikan anggaran untuk sektor lingkungan


hidup. Sumber anggaran lingkungan tersebut berasal dari DAU, DAK, APBK. Anggaran
Pengelolaan lingkungan bersumber APBK dapat di peruntukkan lembaga pengelolaan
lingkungan hidup, APBK Sektor lain yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup, dan
APBK dari pengeloaan kebersihan.

KESIMPULAN DAN SARAN

2. Program Lingkungan Bersih dan Sehat di sekitar lingkungan Pesantren diharapkan selain
dapat mendorong kesadaran umat Islam untuk lebih memahami dan peduli terhadap
kondisi lingkungannya, juga dapat mendorong para santri dan pengkajian secara
komprehensif tentang konsep Islam yang berkaitan dengan lingkungan serta
implementasi dan revitalisasinya.

3. Menjadikan dayah/pesantren sebagai pusat pembelajaran ramah lingkungan bagi


masyarakat. Prinsip etika lingkungan, yaitu sikap hormat terhadap alam, tanggung
jawab, peran serta masyarakat dan santri dayah terhadap kepedulian lingkungan hidup
dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, integritas moral. Sementara norma dasar
program Lingkungan Sehat Dayah / pesantren meliputi kemaslahatan, kebersamaan,
keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, lingkungan yang bersih.

4. Program Lingkungan Bersih dan Sehat lingkungan Pesantren. Menuju lingkungan yang
bersih dan sehat lingkungan dayah/pesantren yang sesungguhnya.

SARAN

1. Program Lingkungan bersih dan sehat, Pesantren/Pondok Pesantren berwawasan


Lingkungan diharapkan semua pesantren sudah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan, sehingga dapat merubah prilaku para santri untuk mewujudkan Pesantren
yang ramah lingkungan mulai dari pengelolaan sampah, air, keanekaragaman hayati,
penghematan dan pemanfaatan energi terbarukan dll.

2. Pesantren mesti di design menetapkan visi dan misi lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan dalam wadah dayah/pesantren dan kegiatan kehidupan mereka.

3. 3 Mengoptimalkan dan meningkatkan Pengelolaan sampah dengan peran serta dari


masyarakat, peran serta masyarakat tersebut antara lain: Peran serta masyarakat melalui
pengelola TPS – TPS yang ada dengan mengurangi timbulan sampah organik untuk
menjadi kompos.

Anda mungkin juga menyukai