Anda di halaman 1dari 3

i. Rantai Repirasi.

Jawab : Kesalahan rantai respirasi yang pertama yaitu pada NADH dan NAD+, dimana
komponen tersebut tidak berinteraksi dengan FADH2 dan FAD. Akan tetapi NADH
mengalami reaksi oksidasi menjadi NAD+ yang mentransferkan electron ke koenzim
Flavin Mononukleotida (FMN) yang akan menghasilkan enzim FMNH2 yang mengalami
reaksi reduksi. Selanjutnya 2 elektron yang terdapat pada E-FMNH2 ditransferkan melalui
gugus FeS dimana kompleks FeS memiliki potnsial reduksi yang berbeda yaitu ion Fe2+
dan Fe3+. Elektron yang berasal dari FeS di berikan ke Ubiquinon (UQ) untuk membentuk
ubiquinol (UQH2).
NAD+ FMNH2 UQ

NADH FMN UQH2


Kesalahan kedua rantai respirasi yaitu pada UQ dan UQH2 yang terbalik. Interaksi succinate
dehydrogenase mentransferkan electronnya ke FAD+ sehingga menghasilkan FADH2 yang
mengalami reaksi reduksi. Sehingga succinate mengalami oksidasi menjadi fumarate.
Kemudian FeS pada complex 2 akan menerima 2 elektron dari enzim FADH 2. Pada kompleks
2 terdapat 3 FeS dan menstransferkan juga ke koenzim Q. Pasangan FeS yang mengalami
reduksi ditransferkan ke gugus FeS berikutnya yaitu FeS kedua yang didasarkan pada kenaikan
potensial reaksi reduksi oksidasi nya. Kemudian,pasangan electron dari gugus FeS ke tiga atau
terakhir mentransferkan ke ubiquinon (UQ) untuk membentuk ubiquinol (UQH2).
Fumarate FADH2 UQ

Succinate FADH UQH2


Reaksi pada rantai reaspirasi yang sebenarnya sebagai berikut :
Malate NAD+ FMNH2 UQ

Oxalo- NADH FMN UQH2


Acetate

Fumarate FADH2

Succinate FAD
Cyt bred Cyt cox Cyt c1red Cyt aa3ox H2O

Cyt box Cyt cred Cyt c1ox Cyt aa3red 0,5O2


ii. Reaksi Reduksi-Oksidasi.
Jawab : (a) donor electron
reaksi 1 : NADH
reaksi 2 : E-FMNH2
reaksi 3 : 2Fe2+
(b) akseptor elektron,
reaksi 1 : E-FMN
reaksi 2 : 2Fe3+
reaksi 3 : Q
(c) pasangan redoks konjugasi,
reaksi 1 : NADH, NAD+ dan E-FMN, E-FMNH2
reaksi 2 : E-FMNH2, E-FMN dan 2Fe3+ , 2Fe2+
reaksi 3 : 2Fe2+ , 2Fe3+ dan Q, QH2
(d) reduktor,
reaksi 1 : NADH
reaksi 2 : E-FMN H2
reaksi 3 : 2Fe2+
(e) oksidator.
reaksi 1 : E-FMN
reaksi 2 : 2Fe3+
reaksi 3 : Q
iii. Oksidasi suksinate menggunakan FAD dan bukan NAD+.
Jawab : Dari selisih potensi reduksi standar, E o 'dan ΔG0', dapat dihitung sebagai berikut:
 Untuk Succinate Dehydrogenase menggunakan enzyme terikat FAD:
suksinat -> fumarat + 2e- + 2H+ mempunyai Eo'= - 0,03 V
FAD + 2e- + 2H+ FADH2 memiliki Eo'= + 0,05 V
Jadi benar bahwa FAD adalah akseptor elektron, Eo '= 0,05-0,03 = 0,02 V dan ΔG = -
nFEo' = - 2 (96,48) (0,02 V) = -3,9 kJ / mol
 menggunakan NAD + sebagai akseptor elektron berarti;
suksinat fumarat + 2e- + 2H+ mempunyai Eo '= -0,03 V
NAD + + 2e- + 2H + NADH memiliki E o '= - 0,32 V
Jadi bersih E '= -0,03 – 0,32 V = -0,35 V dan ΔG = -2 (96,48 v) (- 0,35v) = + 68 kJ /
o

mol.
Jadi oksidasi suksinat oleh FAD dipengaruhi oleh perubahan energi bebas negatif (ΔGo
'= -3.9 kJ / mol). Oksidasi NAD+ membutuhkan perubahan energi bebas positif yang
besar (ΔGo '= 68 kJ / mol).
Untuk mengukur kecenderungan elektron untuk menyumbangkan atau melepaskan dan
menerima elektron maka agen pereduksi kuat siap menyumbangkan elektron dan
mempunyai E0’ negatif. Sedangkan agen oksidator kuat siap menerima elektron dan
mempunyai E0’ positif.
iv. Kemampuan mereduksi senyawa pembawa elektron dalam rantai respirasi.
Jawab : a) Semua pembawa electron akan tereduksi, ketika konsentrasi NADH dan O2
melimpah, kemampuan mereduksi senyawa pembawa elektron berkurang saat elektron
berpindah dari substrat ke O2. Ketika CN- ditambahkan maka akan memblokir reduksi O2
oleh sitokrom c oksidase.
b) Semua pembawa berkurang, dengan tidak adanya O2, pembawa tidak teroksidasi ulang
dan pada sitokrom oksidase, 4 elektron yang dipindahkan dari 4 molekul sitokrom C ke
molekul oksigen (O2) menghasilkan 2 molekul air (H2O). Jadi pada komponen sitokrom
oksidase membutuh O2 untuk menghasilkan air sebagai hasil akhir.
c) Semua pembawa atau yang mentransferkan akan teroksidasi.
d) Pembawa electron awal lebih sedikit, pembawa electron selanjutnya lebih mengalami
oksidasi. Hal ini karena ketika transfer elektron terhambat, pembawa elektron sebelum titik
hambatan menjadi lebih tereduksi dan yang berada setelah titik hambatan menjadi lebih
teroksidasi.
v. Konsentrasi ADP menentukan pembentukan ATP.
Jawab : karena Pi memiliki konsentrasi yang lebih stabil dalam sel jauh lebih tinggi
dibandingkan ADP. Ketika konsentrasi ADP meningkat sebagai akibat dari konsumsi ATP,
sehingga ada sedikit perubahan pada Pi. Oleh karena itu Pi tidak dapat berfungsi sebagai
pengatur sebagai laju sintesis pembentukan ATP melainkan laju sintesis bergantung pada
konsentrasi ADP.
vi. Sintesis ATP dari sumber non glukosa. Hitung ATP yang dihasilkan dan lengkapi
dengan skema sederhana jika 2 mol fruktosa dioksidasi dari glikolisis → asam sitrat
→ fosforilasi oksidatif!
Jawab :
 Gliokolisis dan siklus TCA
Glukosa 10 NAD + 2E-FAD + 2ADP+2GDP+ 4PO43- 6CO2 +10NADH + 10H+
+ 2E-FADH2 + 2ATP + 2GTP

 Reoksidasi NADH dan FADH2


NADH + H+ + 0,5O2 + 3ADP + 3PO43- NAD+ + 3ATP + 4H2O
FADH2 + H+ + 0,5O2 + 2ADP + 2PO43- FAD + 2ATP + 4H2O
Jadi total reaksi:
10NADH + 10H+ + 5O2 + 30ADP +30 PO43- 10NAD+ + 30ATP+ 40H2O
2FADH2 + H+ + O2 + 4ADP +4 PO43- 2FAD + 4ATP+ 8H2O
Jumlah dari proses oksidasi dari glikolisis → asam sitrat → fosforilasi oksidatif menghasilkan:
Glukosa + 36ATP + 2GDP +38PO43- +6O2 6CO2 +36ATP + 2GTP + 44H2O
Oksidasi 1 mol fruktosa menghasilkan ekivalen 38 ATP , dimana 4 ATP yang ditambahkan
berasal dari TCA cycle 2ATP dalam bentuk GTP dan 2ATP berasal dari glikolisis asam
pyruvate. Jika 2 mol fruktosa dioksidasi dari glikolisis → asam sitrat → fosforilasi oksidatif
maka dapat dikalikan 2 dengan 38 ATP yang dihasilkan dari 1 mol glukosa sehingga hasil yang
didapatkan 76 ATP.
Gula Fruktosa merupakan termasuk monosakarida yang merupakan salah satu dari gula darah
terpenting Bersama glukosa dan galaktosa. Jadi perhitungan ATP atau energi untuk 1 mol
fruktosa sama dengan menghitung 1 mol glukosa.

Anda mungkin juga menyukai