Jawab : Kesalahan rantai respirasi yang pertama yaitu pada NADH dan NAD+, dimana
komponen tersebut tidak berinteraksi dengan FADH2 dan FAD. Akan tetapi NADH
mengalami reaksi oksidasi menjadi NAD+ yang mentransferkan electron ke koenzim
Flavin Mononukleotida (FMN) yang akan menghasilkan enzim FMNH2 yang mengalami
reaksi reduksi. Selanjutnya 2 elektron yang terdapat pada E-FMNH2 ditransferkan melalui
gugus FeS dimana kompleks FeS memiliki potnsial reduksi yang berbeda yaitu ion Fe2+
dan Fe3+. Elektron yang berasal dari FeS di berikan ke Ubiquinon (UQ) untuk membentuk
ubiquinol (UQH2).
NAD+ FMNH2 UQ
Fumarate FADH2
Succinate FAD
Cyt bred Cyt cox Cyt c1red Cyt aa3ox H2O
mol.
Jadi oksidasi suksinat oleh FAD dipengaruhi oleh perubahan energi bebas negatif (ΔGo
'= -3.9 kJ / mol). Oksidasi NAD+ membutuhkan perubahan energi bebas positif yang
besar (ΔGo '= 68 kJ / mol).
Untuk mengukur kecenderungan elektron untuk menyumbangkan atau melepaskan dan
menerima elektron maka agen pereduksi kuat siap menyumbangkan elektron dan
mempunyai E0’ negatif. Sedangkan agen oksidator kuat siap menerima elektron dan
mempunyai E0’ positif.
iv. Kemampuan mereduksi senyawa pembawa elektron dalam rantai respirasi.
Jawab : a) Semua pembawa electron akan tereduksi, ketika konsentrasi NADH dan O2
melimpah, kemampuan mereduksi senyawa pembawa elektron berkurang saat elektron
berpindah dari substrat ke O2. Ketika CN- ditambahkan maka akan memblokir reduksi O2
oleh sitokrom c oksidase.
b) Semua pembawa berkurang, dengan tidak adanya O2, pembawa tidak teroksidasi ulang
dan pada sitokrom oksidase, 4 elektron yang dipindahkan dari 4 molekul sitokrom C ke
molekul oksigen (O2) menghasilkan 2 molekul air (H2O). Jadi pada komponen sitokrom
oksidase membutuh O2 untuk menghasilkan air sebagai hasil akhir.
c) Semua pembawa atau yang mentransferkan akan teroksidasi.
d) Pembawa electron awal lebih sedikit, pembawa electron selanjutnya lebih mengalami
oksidasi. Hal ini karena ketika transfer elektron terhambat, pembawa elektron sebelum titik
hambatan menjadi lebih tereduksi dan yang berada setelah titik hambatan menjadi lebih
teroksidasi.
v. Konsentrasi ADP menentukan pembentukan ATP.
Jawab : karena Pi memiliki konsentrasi yang lebih stabil dalam sel jauh lebih tinggi
dibandingkan ADP. Ketika konsentrasi ADP meningkat sebagai akibat dari konsumsi ATP,
sehingga ada sedikit perubahan pada Pi. Oleh karena itu Pi tidak dapat berfungsi sebagai
pengatur sebagai laju sintesis pembentukan ATP melainkan laju sintesis bergantung pada
konsentrasi ADP.
vi. Sintesis ATP dari sumber non glukosa. Hitung ATP yang dihasilkan dan lengkapi
dengan skema sederhana jika 2 mol fruktosa dioksidasi dari glikolisis → asam sitrat
→ fosforilasi oksidatif!
Jawab :
Gliokolisis dan siklus TCA
Glukosa 10 NAD + 2E-FAD + 2ADP+2GDP+ 4PO43- 6CO2 +10NADH + 10H+
+ 2E-FADH2 + 2ATP + 2GTP