Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI INDIKATOR SMART

CITY DI KOTA MAGELANG

MAKALAH PERENCANAAN DESA DAN


KOTA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 3

BAB 1 ................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

C. Tujuan ......................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................. 6

BAB III.............................................................................................................. 11

KESIMPULAN.............................................................................................. 11

SARAN ......................................................................................................... 11

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Implementasi indikator
Smart City Di Kota Magelang” Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh
alam semesta.Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas Perencanaan desa dan Kota. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota merupakan transformasi bentuk dari sebuah desa. Kota berawal dari
adanya konsentrasi penduduk yang menciptakan berbagai aktivitas yang semakin
hari semakin kompleks. Kota mempunyai daya tarik yang sangat besar bagi setiap
individu untuk mendatanginya dan ikut menikmati fasilitas dan pelayanan yang
disediakan. Bagaimana sebuah kota dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
penduduknya yang seiring waktu semakin meningkat?. Untuk itu dibutuhkan
sebuah manajemen pengelolaan sumber daya yang baik, yang dalam hal ini
merupakan kewenangan pemerintah sebagai kordinator dan sumbu pembangunan
kota. Pemerintah yang cerdas adalah pemerintah dapat memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimiliki dan meminimalisir kendala yang dihadapi. Sumber daya
alam seperti pertambangan, kehutanan dan pertanian sangat jarang dimiliki oleh
sebuah kota. Potensi terbesar yang dimiliki kota adalah potensi sumber daya
manusia dan letak geografis yang relatif strategis.
Pengelolaan potensi tersebut akan lebih tinggi nilainya jika dikelola secara tepat.
Menjalin hubungan yang sinergis dengan kawasan hinterland sangat mendukung
penyediaan kebutuhan kota. Secara singkat, kota yang mandiri adalah kota yang
dapat membiayai kebutuhannya dengan mengandalkan potensi desa
Smart city merupakan wilayah kota yang telah mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari, dengan tujuan untuk
mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan
kesejahteraan warga.Integrasi teknologi dalam tata kelola kota dimungkinkan
berkat keberadaan internet of things, yaitu jaringan perangkat elektronik yang
saling terhubung dan mampu mengirim data ataupun melakukan tindak lanjut
dengan campur tangan manusia yang minimal.
Kabupaten Magelang, yang saat ini berada pada era transformasi, dan
sedang mengembangkan sebuah kota berkelas dunia. Mimpi ini akan segera

4
terwujud, melalui dukungan dan komitmen dari semua pihak, yaitu unsur-unsur di
pemerintahan daerah (SKPD), pucuk pimpinan daerah hingga ke wilayah
kecamatan dan perdesaan, serta dukungan seluruh komponen masyarakat di
Kabupaten Magelang. Pengembangan konsep Smart City di Kabupaten Magelang
tentunya bertujuan untuk meningkatkan layanan masyarakat yang lebih baik,
transparan, dan akuntabel; meningkatkan efisiensi dan efektifitas di berbagai
kegiatan dan layanan; meningkatkan standar dan kualitas kehidupan; meningkatkan
aktifitas ekonomi dan daya saing; serta untuk meningkatkan daya tarik Kabupaten
Magelang di mata masyarakat, pengusaha, investor serta wisatawan sebagai kota
yang layak untuk menetap, bekerja, dan berwisata.

B. Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang diatas sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana langkah penerapan Smart City di Kota Magelang?
b. Bagaimana implementasi indikator Smart City di Kota Magelang?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui langkah penerapan Smart City di Kota Magelang
b. Mengetahui implementasi indicator Smart City di Kota Magelang.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Setiap daerah memiliki permasalahan dan kebutuhan yang berbeda-beda.

Namun kota cerdas akan selalu memiliki makna yang sama, jika kita memaknai

kota cerdas tidak dengan teknologi-teknologi yang digunakan. Namun kota cerdas

dimaknai dengan kata “cerdas”, yaitu cerdas masyarakatnya dan cerdas dalam cara

menyelesaikan bidang permasalahannya.

Lalu bagaimana sebuah daerah dapat memulai sebuah program kota cerdas?

Terdapat 5 tema dasar dalam merencanakan atau menerapkan kota cerdas.

Tentunya kedepan tidak hanya 5 tema, namun dapat lebih sesuai kebutuhan daerah.

Kita memerlukan fondasi untuk sebuah kota cerdas, 5 tema berikut dapat dijadikan

sebuah acuan untuk memulai.

• Smart People

• Smart Environment

• Smart Economy

• Smart Infrastructure

• Smart Governace

6
Setelah menentukan 5 tema dasar dalam kota cerdas, langkah selanjutnya adalah

menentukan indikator cerdas dari setiap tema. Indikator ini akan menjadi target

yang harus dicapai untuk mencapai istilah “cerdas” dalam sebuah tema.

Makalah ini hanya membahas tiga indikator Smart City yaitu smart ekonomi, Smart

Environment dan Smart Governance.

1. Smart Ekonomi

7
Indikator smart economy antara lain :

• Touchpoint, adanya titik temu antara produsen dan konsumen , baik secara digital

ataupun tradisional

• Ekspansi pasar, adanya perluasan pasar untuk produk produk daerah

• Adanya kanal distribusi

• Biaya operasi yang rendah

• Rantai pasokan

Indikator tersebut menjadi sebuah target untuk dicapai dengan suatu cara

cara yang cerdas. Tentunya kalau ada target , pastinya ada baseline atau kondisi

aktual atau problem. Di mana selisih antara target dan baseline akan melahirkan

inisiatif-inisiatif program. Langkah awal memulai kota cerdas adalah susun

Masterplan Smart City dan peningkatan kualitas SDM bidang Teknologi Informasi.

Kabupaten Magelang diharapkan benar-benar bisa meningkatkan benefit atau

keuntungan update data pada aplikasi yang dikembangkan.Pemerintah Kabupaten

atau Kota diharapkan jangan terlalu banyak membuat aplikasi, tetapi buatlah

fungsinya yang banyak,pesannya.Berkaitan dengan UKM, lanjut Sugiyono,

masalah sebenarnya tidak pada promosi atau penyediaan marketplace baru, tetapi

pada aspek lain seperti modal yang cukup, kemampuan manajemen, ketersediaan

bahan baku dan sebagainya. Diharapkan Dinas terkait agar melakukan pembinaan

produksi sehingga membangun kualitas UKM menjadi siap, konsisten dan

mempunyai produk yang bermutu,lanjutnya. Terakhir, Kabupaten Magelang bisa

menerapkan model pelatihan yang menerapkan unsur elektronik dan konvensional.

8
2. Smart Environment

Salah satu aspek yang paling penting dalam dinamika kehidupan perkotaan adalah

aspek lingkungan. Lingkungan mempengaruhi hampir semua kegiatan manusia,

seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, bahkan lingkungan yang baik dan menarik

juga menaikkan status atau nilai kota tersebut. Kota dengan lingkungan yang baik

mendapat poin lebih dalam hal kelayakan huni (livable). pengendalian pencemaran

lingkungan, pengendalian kerusakan dan konservasi lingkungan hidup,

peningkatan kapasitas dan tata lingkungan, kebersihan dan pertamanan, serta

kesekretariatan;pelaksanaan koordinasi kebijakan bidang pengendalian

pencemaran lingkungan, pengendalian kerusakan dan konservasi lingkungan hidup,

pemerintah magelang dalam penataan lingkungan sangat serius sehingga magelang

mendapat julukan sebagai Kota Sejuta bunga.

3. Smart Governance

Smart governance merupakan bagian dari 6 komponen pembentuk smart city.

Smart governance memegang peranan penting dalam perwujudan smart city. Smart

governance terdiri dari empat kriteria yaitu antisipatif, objektif, inovatif dan

kompetitif. Keempat kriteria utama tersebut harus dipenuhi sebagai syarat suatu

kota disebut smart governance. Dari keempat kriteria tersebut kemudian

dirumuskan tiga tujuan utama smart governance antara lain, terwujudnya

transparansi tata kelola pemerintahan, peningkatan pelayanan publik yang optimal

dan meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan. Untuk mencapai tujuan

smart governance, terlebih dahulu perlu dilakukan pengukuran tingkat kecerdasan

tata kelola suatu kota. Pengukuran dapat dilakukan menilai kota berdasarkan

9
indikator‐indikator pengukur yang merupakan turunan dari empat kriteria utama

smart governance. Indikator‐indikato tersebut kemudian akan melahirkan syarat‐

syarat yang harus dipenuhi sebagai fungsi pendukung (sektor hilir) dari smart

governance. Dalam kenyataannya, perwujudan smart governance yang ideal

kadang menemui beberapa permasalahan yang dapat menghambat

implementasinya, diantaranya kesungguhan pemerintah untuk mewujudkan tata

kelola yang cerdas, keterbatasan sumber pembiayan pelaksanaan pembangunan

sarana prasarana pendukung, keterbatasan teknologi dan SDM pengelolanya serta

ketidak sepahaman terhadap konsep smart city yang sesungguhnya. Kendala‐

kendala di atas dapat diatasi dengan kajian dan perumusan strategi dan kebijakan

yang tepat. Peran akademisi dan profesional serta alih pengetahuan menjadi kunci

terwujudnya suatu kota untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan ynag cerdas

(smart governance), seperti di magelang penyusunan standar pelayan melibakan

masyarakat dalam perumusan kebijakan dalam ha ini mengelola pengaduan dan

survey terhadap kepuasan masyarakat guna untuk memperbaiki kualitas pelayanan

public.

10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemahaman Smart City sebagai kota yang memanfaatkan teknologi
informasi untuk mengintergrasikan seluruh infrastruktur dan pelayanan dari
pemerintah kepada masyarakat, yang dilandasi dengan konsep dimensi utama
yaitu teknologi, sumber daya manusia dan kepemerintahan. Dengan meninjau
keberhasilan kota yang telah menerapkan konsep Smart City menjadi masukkan
bagi pemerintah dan masyarakat yang ingin menjadikan kota atau daerahnya
menuju konsep Smart City

SARAN
Pemahaman smart city harus lebih disosialisasikan ke masyarakat ,karna
smart city dalam perkembangannya memerlukan teknologi yang terintegrasi
sehingga dengan kemajuan smart city masyarakat juga ikut merasakan
pemanfaatannya dalam berbagai bidang.

11

Anda mungkin juga menyukai