Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
Kata Pengantar
i
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 4
1. Tujuan .............................................................................................. 4
2. Kegunaan .......................................................................................... 4
C. Tafsiran Kerangka Acuan Kerja ............................................................... 6
BAB II
METODOLOGI DAN RENCANA KERJA ................................................... 13
A. Umum.................................................................................................. 13
1. Kajian Hukum Normatif .................................................................. 13
2. Kajian Hukum Empiris .................................................................... 16
B. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 16
C. Kerangka dan Arah Pemikiran Naskah Akademik ................................. 21
1. Kerangka Dasar Pemikiran .............................................................. 21
2. Alur Pikir ........................................................................................ 22
D.Ruang Lingkup Analisis ....................................................................... 23
1. Cakupan Survei .............................................................................. 24
2. Metode Pengelolaan dan Analisa Data .......................................... 25
BAB III
HASIL OBSERVASI AWAL ......................................................................... 28
A. Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 28
1. Pemetaan Area Survey ..................................................................... 28
2. Kuisioner ........................................................................................ 30
3. Observasi Wilayah Perbatasan dan Pilar Batas ................................ 31
4. Kompilasi Awal Data Sekunder........................................................ 32
BAB IV
PENUTUP.................................................................................................. 38
Lampiran .................................................................................................. 39
ii
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
iii
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah telah membagi urusan pemerintahan konkuren. Bidang-bidang
urusan pemerintahan konkuren mencakup urusan pemerintahan wajib
yang berkenaan dengan pelayanan dasar dan tidak berkenaan dengan
pelayanan dasar, serta urusan pemerintahan pilihan. Melalui sistem
pemerintahan yang terdesentralisasi ini, negara hendak mewujudkan
pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat. Selain itu, Otonomi
daerah mensyaratkan batas wilayah/daerah yang pasti sebagai dasar
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
setempat.
Batas daerah antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Provinsi
Jawa Tengah telah ditetapkan dalam Permendagri Nomor 19 Tahun
2006 tentang Batas Daerah antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Provinsi Jawa Tengah. Permendagri tersebut telah menjadi penjamin
kepastian hukum bagi batas wilayah administratif Daerah Istimewa
Yogyakarta, sehingga diharapkan tidak ada konflik mengenai batas
wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah bisa lebih fokum
pada pembangunan dan menyediakan layanan publik secara merata.
Sebagian besar wilayah perbatasan masih merupakan daerah
tertinggal dengan sarana-prasarana sosial dan ekonomi yang masih
sangat terbatas. Bahkan, wilayah perbatasan di beberapa daerah
menjadi tidak tersentuh oleh dinamika pembangunan.
Wilayah perbatasan merupakan wilayah pertemuan antara dua
wilayah administrasi, namun sumberdaya alam (natural resources) dan
masyarakatnya bisa menjadi bagian komplementer pada satu satuan
sistem fungsional bagi pengembangan wilayah yang didukung oleh
sistem prasarana wilayah bersama. Wilayah itu bertumbuh dengan
karakter yang khas. Proses panjang membentuk tipologi kawasan
tersebut.
1
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
2
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
3
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
1. Tujuan
a) Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara
mengatasi permasalahan tersebut.
b) Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan
pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan
Peraturan Daerah sebagai dasar hokum penyelesaian atau solusi
permasalahan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
c) Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan
Peraturan Daerah.
d) Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan
Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah. Sementara
itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan
atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Undang-
Undang atau Rancangan Peraturan Daerah.
2. Kegunaan
a. Menyusun landasan ilmiah, memberikan arah dan
4
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
5
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
6
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
7
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
8
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
9
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
10
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
a. Bidang Kesehatan
Kebijakan meningkatkan kualitas data dan informasi melalui
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui program penanggulangan penyakit menular kawasan
perbatasan, dengan sasaran melaksanakan kegiatan penginderaan
jauh pada survelans epidemologi sehingga membantu menentukan
waktu dan prioritas area pada pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan perubahan lingkungan.
b. Bidang Pendidikan
Kebijakan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pendidikan
di wilayah perbatasan dilaksanakan melalui program wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun, dengan sasaran meningkatnya
kesadaran masyarakat terkait pendidikan di wilayah perbatasan.
Peningkatan kesadaran masyarakat tidak selalu berkaitan dengan
ketersediaan sekolah. Wilayah perbatasan Daerah Istimewa
Yogyakarta-Provinsi Jawa Tengah memiliki jumlah SD/MI melebihi
standar dari Permendikas Nomor 24 Tahun 2007 namun,
masyarakat usia sekolah di wilayah perbatasan masih sedikit.
Adanya kelebihan jumlah SD/MI yang ada di wilayah perbatasan
mendorong perlu adanya rasionalisasi terhadap SD/MI yang ada.
c. Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum
Kebijakan peningkatan kualitas jalan dan jembatan dilaksanakan
melalui program-program sebagai berikut:
1) Program peningkatan jalan dan jembatan, dengan sasaran
meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas di wilayah
perbatasan. Pembangunan jalan tidak dapat sejalan dengan
meningkatnya permintaan perjalanan, sehingga perlu adanya
perubahan pendekatan dari pendekatan mobilitas menjadi
pendekatan aksesibilitas.
2) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan
sasaran meningkatnya kondisi kemantapan jalan agar tetap
dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap arus lalu
11
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
12
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
BAB II
METODOLOGI DAN RENCANA KERJA
A. Umum
Metode yang digunakan dalam penyusunan naskah akademik ini
adalah metode yuridis empiris. Kajian hukum memiliki cakupan yang luas
setidaknya secara umum meliputi substansi hukum (content of laws),
struktur pelaksana hukum (structure of laws), dan budaya hukum (culture
of laws). Sunaryati Hartono (1994:74), hukum dapat diartikan sebagai
suatu gejala masyarakat (social feit) yang mempunyai segi ganda yakni
kaidah/norma dan perilaku yang ajeg atau unik. Lebih jauh, Ibrahim
(2006:33) menyatakan dari sisi keilmuan, hukum merupakan objek
penyelidikan dan penelitian berbagai disiplin ilmu, sehingga hukum adalah
ilmu bersama (rechts is mede wetenschap). Definisi ini mengingatkan
bahwakajian hukum mendasarkan pada kedualan proses dialogis antara
tradisi deduktif dan induktif. Singkatnya, penelitian sosio-legal dan metoda
yuridis normative secara serentak diperlukan untuk menyusun naskah
akademik dan peraturan.
13
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
14
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
15
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
16
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
1. Data Sekunder
Metode Penelitian hukum sosiologis dilakukan dengan menganalisis
data sekunder yang dikumpulkan secara langsung dari data dinas dan
atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD), khususnya Bappeda,
Setda, Dinas perindustrian dan perdagangan, koperasi dan UMKM,
dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga serta Badan Pusat Statistik. Data
sekunder tersebut diperoleh dengan cara mengolah data sekunder,
membaca ulang riset-riset yang sudah ada.
2. Data Primer
Penggalian data primer dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Metode Survei Lapangan
Metode survey merupakan bagian dari paradigm positivisme
atau postpositivisme. Positivisme mengasumsikan realitas yang
diteliti sebagai hal yang nyata yang dinampakkan oleh ciri-ciri
objektif berupa keteraturan, keterukuran dan kepastian, hukum
sebab akibat, dan sebagainya (Guba dan Lincoln, 2000-195).
Pengetahuan berdasarkan paradigm ini disusun berdasarkan logika
deduktif dengan merangkai atau menempatkan teori-teori atau
pengetahuan sebelumnya sebagai landasan penyusunan hipotesis
dan melakukan pengujian terhadapnya berdasarkan prinsip dan
teknik kuantitatif. Hasil temuan dinilai sebagai fakta dan dapat
digeneralisasi. Posisi peneliti dalam konteks ini adalah sebagai
‘disinterested scientist’ yang tidak boleh memiliki keterlibatan
dengan obyek kajian karena dianggap berpotensi mengakibatkan
bias.
Peneliti harus mematuhi sejumlah kaidah. Pertama, peneliti
harus membangun jarak dengan penelitiannya untuk menghindari
bias. Kedua, kaidah yang menyangkut hasil penelitian. Hasil survey
umumnya digunakan untuk melakukan konfirmasi teoritik. Karena
itu, salah satu tahapan riset diawali dengan menyusun kerangka
teori dan kemudian diturunkan ke dalam variable-variabeld dan
17
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
18
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
b. Mengisi Kuisioner
Kajian ini akan mengawali proses pengambilan data dengan
survei menggunakan panduan pertanyaan yang sudah disusun lebih
sistematis dan lebih banyak tertutup. Namun kajian juga
membutuhkan masukan secara langsung dari para responden untuk
mengakomodasi keragaman persoalan di masyarakat
19
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
d. Wawancara
Kajian ini juga memandang penting untuk menyusun
pertanyaan yang lebih terbuka untuk mendapatkan gambaran
secara aktual. Metode wawancara merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang umum digunakan untuk mendapatkan data
berupa keterangan lisan dari suatu narasumber atau responden
tertentu. Data yang dihasilkan dari wawancara dapat dikategorikan
sebagai sumber primer karena didapatkan langsung dari sumber
pertama. Proses wawancara dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber atau responden tertentu.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara tersebut
biasanya telah terstruktur secara sistematis agar didapatkan hasil
wawancara yang lebih spesifik dan terperinci. Walaupun adakalanya
wawancara berlangsung tidak terstruktur atau terbuka sehingga
menjadi sebuah diskusi yang lebih bebas. Dalam kasus ini tujuan
pewawancara mungkin berkisar pada sekedar memfasilitasi
narasumber atau responden untuk berbicara (Blaxter et.al,2006:
258-259). Wawancara yang lebih terbuka sering kita lihat dalam
acara talkshow. Namun demikian, wawancara terstruktur tetap lebih
baik untuk mendapatkan data yang lebih spesifik. Oleh karena itu
kajian perlu menyusun pertanyaan panduan.
20
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
PROBLEMATIKA
PERBATASAN
21
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
2. Alur Pikir
22
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
23
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
3) Sekolah di Perbatasan
4) Puskesmas di Perbatasan
Responden ini diwawancara dan dengan mengisi kuisioner untuk
mendapatkan persepsi masyarakat tentang pengelolaan dan
pembangunan wilayah perbatasan.
1. Cakupan Survei
Survei ini akan meliputi persoalan persepsi dan keadaan
perbatasan di DIY. Hal ini dipergunakan untuk mendapatkan masukan
untuk menyusun naskah akademik dan raperda. Persepsi masyarakat
tentang layanan dasar di perbatasan dan persolan lintas batas menjadi
acuan utama memahami praktek empiris perbatasan . Persepsi
Masyarakat tentang Pembangunan dan Layanan Dasar di wilayah
perbatasan.
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting
bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di
sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,
menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan
definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya.
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi
adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses
untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera
manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam
penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau
persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan
mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
24
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
25
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
26
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
D. Program Kerja
Kegiatan kajian dan penyusunan naskah akademik dan rancangan
peraturan daerah ini akan meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut
berikut:
27
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
BAB III
HASIL OBSERVASI AWAL
A. Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan rencana tahapan pekerjaan adapun realisasi
perencanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Pemetaan Area Survey
Area survey lapangan melingkupi 3 Kabupaten (Kulon Progo, Sleman
dan Gunung Kidul) dengan 18 Kecamatan dam 48 Desa di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara rinci pada tabel berikut:
Kecamatan Desa
Kabupaten Kulon Progo
1 Temon 1 Jangkaran
2 Sindutan
3 Karang Wuluh
2 Kokap 4 Hargomulyo
5 Kalirejo
6 Hargotirto
3 Girimulyo 7 Jatimulyo
8 Purwosari
4 Samigaluh 9 Pagerharjo
10 Kebonharjo
11 Ngargosari
12 Gerbosari
13 Sidoharjo
5 Kalibawang 14 Banjaroya
Kabupaten Sleman
6 Tempel 15 Banyurejo
16 Sumberrejo
17 Pondokrejo
18 Lumbungrejo
28
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
19 Merdikorejo
7 Turi 20 Wonokerto
21 Girikerto
8 Pakem 22 Hargobinangun
9 Cangkringan 23 Glagaharjo
24 Argomulyo
10 Ngemplak 25 Sindumartani
11 Kalasan 26 Tamanmartani
12 Prambanan 27 Bokoharjo
28 Sambirejo
29 Gayamharjo
Kabupaten Gunungkidul
13 Gedangsari 30 Serut
31 Sampang
32 Watugajah
33 Tegalrejo
14 Ngawen 34 Tancep
35 Sambirejo
15 Semin 36 Candirejo
37 Rejosari
38 Karangsari
39 Pundungan
16 Ponjong 40 Sawahan
41 Tambakromo
42 Kenteng
43 Karangasem
44 Bedoyo
17 Rongkop 45 Karangwuni
46 Melikan
18 Girisubo 47 Pucung
48 Songbanyu
Tabel 1 Area Survey dan Observasi
29
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
2. Kuisioner
Kuisioner Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
Perangkat Desa
30
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
31
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
32
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
33
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
34
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
35
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
36
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
37
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
BAB IV
PENUTUP
38
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
Lampiran
Foto – Foto Hasil Observasi di Lapangan
1 2
39
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
Foto 5. Gapura Perbatasan Purworejo – Kulon Progo (diambil dari sisi Jateng)
Foto 6. Jalan Desa di Kecamatan Turi yang berfungsi sebagai jalur evakuasi
40
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Naskah Akademik dan Raperda Pengelolaan dan Pembangunan Wilayah Perbatasan DIY
41