Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SWOT KEBIJAKAN PROGRAM KANG PISMAN SEBAGAI SOLUSI

TERHADAP PERMASALAHAN SAMPAH DI KOTA BANDUNG

Dosen Pengampu: Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si.

Disusun Oleh:
Muhammad Riyo Setyo Alamin
NPM. 6072201036

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan sampah di Kota Bandung seakan tidak ada habisnya. Hal ini
disebabkankarena maraknya pembuangan sampah baik organik maupun anorganik. Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung bahkan memprediksi peningkatan produksi
sampah di kota Bandung mencapai hingga 2 sampai 5 persen dari volume sampah rata-
rata per hari yakni 1.200 perhari. Berdasarkan target pengurangan penanganan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis lainnya di Kota Bandung pada tahun 2022 mencapai
614.363 ton per tahun, atau sekitar 1.683 ton per hari. Angka tersebut membuat target
pemerintah dalam mengurangi sampah 26 persen menjadi sangat berat, terlebih pemerintah
hanya mampu mengurangi sekitar 6-8 persensampah. Persoalan sampah yang tidak dapat
tertangani ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berdampak negatif bagi
kesehatan (Ramadhan, 2022).
Selain itu, hal ini juga disebabkan karena padatnya penduduk yang menyebabkan
produksi sampah meningkat. Sampah dapat berasal dari rumah tangga atau kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya. Sampah tidak hanya memengaruhi estetika dan kenyamanan kota, tetapi
juga berpengaruh terhadap kesehatan penduduk akibat polusi bahan beracun dari sampah dan
telah menjadi isu pembangunan berkelanjutan di tingkat daerah maupun nasional akibat dari
pola produksi dan konsumsi berbagai material dan produk yang berdampak pada terus
meningkatnya eksploitasi sumber daya alam serta meningkatnya emisi karbon.

Pengelolaan sampah merupakan urusan wajib pemerintah daerah dengan melibatkan


berbagai pihak secara luas dan masif, maka perlu dilakukan secara terpadu dan efisien dari
huluke hilir, serta disesuaikan dengan karakteristik masyarakat perkotaan tingkat mobilitas
dan individualitas yang semakin tinggi juga budaya konsumptif yang terus meningkat.
Pengaturan pengelolaan sampah perlu mendukung penguatan keberlanjutan ekonomi kota
dalam mengantisipasi semakin langkanya sumber daya alam sehingga diperlukan sistem
yang berorientasi pada upaya untuk mendaur ulang sampah menjadi sumber daya.

Produksi sampah yang terus menerus meningkat, perubahan pola konsumsi, dan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
menyebabkan masalah sampah tidak ada habisnya. Serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan konstribusi yang besar
terhadap kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilakan. Meningkatnya timbulan sampah
memerlukan adanya suatu pengelolaan. Perkembangan laju sumber produksi sampah yang
adadi Kota Bandung berasal dari pemukiman atau perumahan, sampah pasar, sampah daerah
komersil, sampah kantor, fasilitas umum dan lainnya. Berdasarkan data yang dilansir dari
Portal Data Kota Bandung, volume produksi sampah masyarakat Kota Bandung di
proyeksikan1.600 ton/hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Solusi Masalah
Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Bandung memerlukan penataan kota yang
baik dan bersih terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah Kota Bandung membuat
Program Kang Pisman yang dibentuk sebagai respon atau solusi terhadap permasalahan
sampah yang ada di Kota Bandung dengan tujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi
berkelanjutan dimana yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan berbagai aspek termasuk ekonomi ke dalam strategi
pembangunan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan. Program pengelolaan sampah merupakan respon positif
terhadap keadaan lingkungan Kota Bandung, namun implementasi program-program yang
sudah ada belum menjawab permasalahan sampah. Salah satunya adalah program Kang Pisman
(Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan). Program tersebut merupakan program upaya memilah
dan menjadikan sampah agar memiliki nilai ekonomis.
Upaya pemerintah Kota Bandung dalam menanggulangi masalah sampah terus
berlanjut dengan membuat berbagai program yang disebarluaskan di masyarakat. Dengan
diberlakukannya Program Kang Pisman dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan
dan meminimalisir permasalahan sampah di Kota Bandung. Namun Berdasakan penelitian,
efektivitas pengelolaan sampah di Kota Bandung sudah berjalan namun belum efektif. Pada
tahap efektivitas pelaksanaan pengelolaan sampah belum berjalan dengan maksimal karena
berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN),timbulan sampah harian Kota Bandung pada tahun 2022 masih mencapai 1,594.18
ton per hari. Kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah menjadi point penting dari
pengetahuan masyarakat tentang program tersebut. Dengan adanya program Kang Pisman
ini diharapkanmasyarakat Kota Bandung mampu memisahkan sampahnya dalam tiga jenis,
pertama sampah organik yaitu sisa makanan dan daun tumbuhan. Sampah anorganik yaitu
seperti kertas, karton, dupleks, kardus, botol plastik, gelas plastik, dan ember. Sampah
residu yaitu seperti popok, kaca pecah, dan bahan berbahaya beracun rumah tangga.
DLHK Kota Bandung memberikan edukasi ke masyarakat mengenai cara
pengolahan sampah yang telah dipisahkan sesuai dengan jenis sampahnya. Untuk
Pengolahan sampah bisa menggunakan beberapa metode contohnya seperti Komposter,
Takakura, Biopori, Loseda, Magot BSF, dan lain sebagainya. Kalau untuk sampah anorganik
kita dibantu dengan aplikasiismash, dengan adanya ismash kita dapat melihat berapa banyak
sampah yang dihasilkannya, berapa banyak anggotanya, berapa rupiahnya, kemudian
lokasinya ada dimana, serta dapat melihat nasabah yang aktif dan tidak aktif. Setelah proses
pengurangan dan pemisahan sampah,sampah dapat dimanfaatkan sesuai jenisnya. Contoh
sampah plastik dijadikan bahan baku setelah itu diolah ke mesin pencetakan dan hasilnya
menjadi kursi plastik, pagar plastik, mejaplastik jadi lebih bermanfaat, selain itu sampah bisa
diberikan kepada petugas pengumpul sampah sebagai sedekah atau dikumpulkan ke Bank
Sampah sebagai tabungan (Dyah Ayu Laksmi Astuti, 2020).
2.2 Analisis SWOT
Pemerintah dapat memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari
Program Kang Pisman melalui analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses,Opportunities,
Theats).

A. Strengths (Kekuatan) :
1. Mengurangi jumlah produksi sampah yang perlu dibuang ke tempat
pembuanganakhir, yang dapat menghemat biaya dan ruang.
2. Membantu melestarikan sumber daya alam dengan menggunakan kembali
danmendaur ulang barang.
3. Pendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan industri daur ulang dan
lapangan kerja terkait.
4. Meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat.

B. Weaknesses (Kelemahan) :
1. Memerlukan investasi awal untuk pendidikan masyarakat dan infrastruktur
daurulang.
2. Implementasi Program Kang Pisman memerlukan waktu dan usaha, serta
perubahan perilaku masyarakat.
3. Mengelola dan memisahkan sampah menjadi proses yang memakan waktu
danmemerlukan ruang.
4. Sulitnya menjamin kualitas keamanan produk daur ulang, terutama untuk
konsumsiatau penggunaan sehari-hari.

C. Opportunities (Peluang) :
1. Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, permintaan untuk produk
ramahlingkungan dan daur ulang semakin meningkat.
2. Peningkatan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
dapatmembantu dalam implementasi dan promosi Program Kang Pisman.
3. Kebijakan pemerintah yang mendukung pengurangan, penggunaan ulang, dan
daurulang dapat mendorong adopsi Program Kang Pisman.

D. Threats (Ancaman) :
1. Kurangnya peraturan atau hukum yang mendukung pengurangan, penggunaan
ulang dan daur ulang.
2. Masyarakat yang belum memiliki kesadran yang cukup tentang pentingnya
pengelolaan sampah.
3. Hambatan teknis dalam proses daur ulang, seperti ketersediaan teknologi
ataukualitas bahan daur ulang.

Dengan memahami dan memanfaatkan analisis SWOT ini, Program Kang Pisman
dapat disesuaikan dan ditingkatkan untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
yang ada
2. 3 Dampak Intended dan Unintended
Program Kang Pisman adalah salah satu upaya lingkungan yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya alam, dan mengurangi dampak lingkungan dari produksi
dan konsumsi barang. Dampak "intended" atau yang diharapkan dari program Kang Pisman
antara lain:
1. Mengurangi Volume Sampah: Salah satu tujuan utama dari program Kang Pisman adalah
mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir seperti TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Dengan mengurangi konsumsi (reduce), menggunakan
kembali barang-barang yang masih layak (reuse), dan mendaur ulang bahan yang bisa
didaur ulang (recycle), volume sampah yang dihasilkan dapat dikurangi.
2. Menghemat Sumber Daya Alam: Daur ulang bahan seperti kertas, plastik, dan logam
dapat menghemat sumber daya alam yang seharusnya digunakan untuk membuat barang-
barang baru. Hal ini juga dapat mengurangi dampak ekstraksi dan produksi terhadap
lingkungan.
3. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Proses pembuatan produk baru seringkali
membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan dengan mendaur ulang produk lama.
Dengan mengurangi konsumsi dan meningkatkan pemanfaatan kembali dan daur ulang,
emisi gas rumah kaca dari industri dapat dikurangi.
4. Penciptaan Lapangan Kerja: Industri daur ulang dan industri terkait lainnya dapat
menciptakan lapangan kerja, baik di sektor pengumpulan, pengolahan, hingga pemasaran
barang-barang daur ulang.
5. Penghematan Biaya: Mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang dapat
menghemat biaya, baik untuk konsumen, perusahaan, maupun pemerintah. Misalnya, daur
ulang kertas atau logam dapat lebih murah daripada membuatnya dari bahan mentah.
6. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Program Kang Pisman seringkali diikuti dengan
edukasi kepada masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan dan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
7. Mengurangi Polusi: Produksi barang baru seringkali menghasilkan polusi udara dan air.
Dengan mengurangi konsumsi dan meningkatkan daur ulang, dampak polusi ini dapat
dikurangi.
Dengan demikian, program Kang Pisman memiliki dampak positif yang signifikan bagi
lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Implementasi yang efektif dan partisipasi aktif dari
masyarakat sangat penting untuk mencapai dampak-dampak positif tersebut. Program Kang
Pisman memang memiliki sejumlah dampak positif seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
namun seperti banyak program lingkungan lainnya, Program Kang Pisman juga memiliki
dampak unintended atau tidak disengaja. Berikut beberapa dampak unintended dari program
Kang Pisman:
1. Kontaminasi Daur Ulang: Tidak semua bahan dapat didaur ulang bersama-sama. Jika
bahan-bahan yang berbeda dicampur, ini bisa mengkontaminasi aliran daur ulang.
Misalnya, makanan yang tertinggal dalam kaleng atau botol bisa mengkontaminasi
bahan lain, menjadikan proses daur ulang lebih sulit dan kadang lebih mahal.
2. Meningkatnya Konsumsi: Dengan adanya kesadaran bahwa produk dapat didaur ulang,
beberapa orang mungkin merasa "bebas bersalah" untuk mengkonsumsi lebih banyak,
dengan alasan bahwa mereka nantinya akan mendaur ulang. Ini dapat mengurangi
manfaat dari mengurangi konsumsi di awal.
3. Biaya Daur Ulang Tinggi: Meskipun daur ulang bisa menghemat sumber daya alam,
tidak semua bahan didaur ulang dengan cara yang ekonomis. Biaya pengumpulan,
transportasi, dan pemrosesan bahan-bahan tertentu bisa menjadi mahal.
4. Miskonsepsi Tentang Daur Ulang: Banyak orang mungkin menganggap bahwa semua
plastik atau bahan lainnya dapat didaur ulang. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan
sampah yang salah ditempatkan ke dalam tong daur ulang.
5. Impor Sampah: Beberapa negara mengimpor sampah dari negara lain untuk didaur
ulang. Ini bisa menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan di negara yang
menerima impor jika mereka tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk
mengelolanya.
6. Ketergantungan pada Daur Ulang: Fokus yang berlebihan pada daur ulang mungkin
mengalihkan perhatian dari strategi pengurangan sampah lainnya yang mungkin lebih
efektif, seperti pencegahan produksi sampah di awal.
7. Downcycling: Banyak proses daur ulang, terutama untuk plastik, menghasilkan bahan
dengan kualitas yang lebih rendah daripada bahan aslinya. Ini disebut "downcycling".
Seiring waktu, bahan ini mungkin tidak lagi dapat didaur ulang dan akan berakhir
sebagai limbah.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa banyak dampak unintended ini dapat
diminimalkan dengan pendidikan, inovasi teknologi, dan kebijakan yang tepat, selain itu
dampak unintended juga dapat diantisipasi dengan beberapa langkah seperti berikut:
1. Penelitian Komprehensif: Sebelum menerapkan program Kang Pisman, lakukan
penelitian komprehensif mengenai potensi dampak unintended. Misalnya, penggunaan
bahan-bahan tertentu dalam produk daur ulang bisa berdampak buruk terhadap
kesehatan atau lingkungan
2. Pendidikan Publik: Pendidikan kepada masyarakat sangat penting. Masyarakat harus
diberitahu tentang cara yang benar untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan
mendaur ulang, serta potensi dampak unintended dari setiap tindakan tersebut.
3. Review Berkala: Melakukan evaluasi dan review berkala terhadap program Kang
Pisman untuk memastikan bahwa tujuannya tercapai tanpa menimbulkan masalah baru.
4. Pengembangan Teknologi: Investasi dalam teknologi baru yang dapat membantu dalam
proses 3R. Teknologi baru dapat membantu mengurangi dampak unintended, seperti
pencemaran dari proses daur ulang.
5. Kerjasama dengan Pihak Swasta: Pemerintah bisa berkolaborasi dengan sektor swasta
untuk mendapatkan wawasan tentang cara terbaik untuk menerapkan program Kang
Pisman tanpa dampak negatif.
6. Regulasi yang Jelas: Membuat regulasi yang jelas tentang standar daur ulang dan
produk daur ulang untuk mencegah masalah kualitas atau dampak lingkungan lainnya.
7. Keterlibatan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan
dan pelaporan potensi masalah yang mungkin muncul dari program Kang Pisman.
Mengantisipasi dampak unintended memerlukan perencanaan yang hati-hati, kerjasama
antar berbagai pihak, dan kesediaan untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan
informasi dan teknologi baru.
BAB III

PENUTUP

Program Kang Pisman memiliki potensi untuk memberikan dampak positif dan
negatifpada lingkungan, ekonomi, dan juga masyarakat. Dampak positif yang diharapkan
termasuk penurunan jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, penghematan
sumber daya alam, dan menciptakan lapangan kerja baru dalam industri daur ulang. Program
Kang Pisman ini juga dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Selain memberikan dampak positif, Program Kang Pisman juga memberikan dampak
negatif potensial yang perlu diantisipasi. Pertama, implementasi Program Kang Pisman
memerlukan investasi awal yang cukup besar dalam hal pendidikan, infrastuktur, dan
perubahan perilaku masyarakat. Ini mungkin tidak sellau layak atau mungkin memerlukan
waktu yang lama untuk melihat hasilnya. Selain itu, proses daur ulang itu sendiri bisa menjadi
sumber polusi jika tidak dikelola dengan benar. Misalnya, pemrosesan sampah elektronik atau
plastik dapat melepaskan racun ke lingkungan jika tidak dilakukan dengan metode yang aman
dan bertanggung jawab. Untuk mengatasi dampak negatif ini, penting bagi pemerintah dan
organisasi terkait untuk merencanakan dan melaksanakan Program Kang Pisman dengan hati-
hati. Pendekatan ini harus mencakup edukasi yang tepat untuk masyarakat, investasi dalam
teknologi daur ulang yang aman dan efisien, dan kerja sama dengan sektor swasta untuk
menciptakan sistem yang berkelanjutan dan efektif. Dengan cara ini, dampak positif dari
Program Kang Pisman dapat dimaksimalkan, sementara dampak negatifnya dapat
diminimalkan.
Program Kang Pisman adalah salah satu upaya lingkungan yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya alam, dan mengurangi dampak lingkungan dari produksi
dan konsumsi barang. Dampak intended atau yang diharapkan dari program Kang Pisman
diantaranya adalah Mengurangi volume sampah, Menghemat sumber daya alam, Mengurangi
emisi gas rumah kaca, Penciptaan lapangan kerja, Penghematan biaya, Meningkatkan
kesadaran lingkungan, dan Mengurangi polusi. Dengan demikian, program Kang Pisman
memiliki dampak positif yang signifikan bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.
Implementasi yang efektif dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting untuk
mencapai dampak-dampak positif tersebut. Program Kang Pisman memang memiliki
sejumlah dampak positif namun seperti banyak program lingkungan lainnya, Program Kang
Pisman juga memiliki dampak unintended atau tidak diharapkan seperti Kontaminasi daur
ulang, Meningkatnya konsumsi, Biaya daur ulang tinggi, Miskonsepsi tentang daur ulang,
Impor sampah, Ketergantungan pada daur ulang, dan Downcycling.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa banyak dampak unintended ini dapat
diminimalkan dengan pendidikan, inovasi teknologi, dan kebijakan yang tepat. Program Kang
Pisman tetap merupakan langkah penting menuju pengelolaan sumber daya yang lebih
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Dyah Ayu Laksmi Astuti, S. E. (2020). Analisis Penerapan Program Kang Pisman
Berdasarkan Konsep Ecopreneurship di Kota Bandung. e-Proceeding of
Managemen,5267.
Ramadhan, B. (2022, September 23). Kota Bandung Hanya Mampu Kurangi 9 Persen
Sampah. Retrieved fromhttps://news.republika.co.id:
https://news.republika.co.id/berita//rinqa6330/kota-bandung-hanya-mampu-
kurangi-9-persen-sampah?

Anda mungkin juga menyukai