com
sebuahProgram Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, IPB University, Kampus IPB Baranangsiang,
16127, Indonesia [+62 251-8332779]
bJurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680,
Indonesia [+62 251-8626602]
cDepartemen Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, IPB Dramaga
Kampus, Bogor, 16680, Indonesia [+62 251-8420252]
PENGANTAR
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup
tersebut ditandai dengan meningkatnya penggunaan produk yang tidak ramah lingkungan (Utami, 2020) dan menghasilkan
sampah. Dewasa ini, sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi oleh semua negara di dunia.
Peningkatan TPA erat kaitannya dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan pola konsumsi
masyarakat (UU No. 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah; Sudirman dan Phradiansah, 2019). Sampah plastik menjadi
salah satu jenis sampah yang harus segera ditanggulangi. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah plastik memiliki dampak
jangka panjang yang berbahaya bagi lingkungan. Jambeckdkk. (2015) Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik
terbesar kedua di lautan dunia. Kantong plastik menjadi salah satu penyumbang sampah plastik. Hal ini dikarenakan kantong
plastik telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang ringan, praktis dan dapat
digunakan sebagai wadah untuk membawa barang belanjaan.
Kota Bogor merupakan salah satu kota yang memiliki permasalahan dalam hal pengelolaan sampah. Tempat pembuangan
sampah meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data BPS Jawa Barat tahun 2021, jumlah penduduk di Kota
Bogor pada tahun 2019 sebanyak 1.112.081 jiwa. Meningkat 1,39% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode yang sama,
55
Tafsia CL, Mulatsih S, Sumardjo
TPA meningkat 2,47% dari 179.528 ton pada tahun 2018 (Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, 2021). Data sistem
informasi pengelolaan sampah nasional tahun 2017-2018 menunjukkan sampah plastik menyumbang 13% dan menjadi
penyumbang terbesar kedua setelah sampah makanan (Arvan, 2019). Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor
menerbitkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik yang
disertai denganBogor Tanpa Kantong Plastik“BOTAK“program.Peraturan tersebut melarang semua toko modern dan
pusat perbelanjaan di Kota Bogor menyediakan kantong plastik sejak 1 Desember 2018.
Kebijakan Pemerintah Kota Bogor dalam mengurangi penggunaan kantong plastik merupakan salah satu gerakan yang
menawarkan perubahan gaya hidup dan perilaku hijau. Perilaku ramah lingkungan berperan penting dalam menyelamatkan
lingkungan dari pencemaran sampah plastik. Agar kebijakan berjalan efektif, pembuat kebijakan harus melakukan sosialisasi
secara masif untuk memberikan informasi dan pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang kebijakan tersebut. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kampanye dapat meningkatkan kesadaran, sikap, dan perilaku masyarakat yang lebih ramah
lingkungan (Novianti dan Kartika, 2017; Nurulhaq dan Kismartini, 2019). Studi yang dilakukan oleh Wu dan Chen (2014), Ajzen
(1991) menunjukkan bahwa kesadaran ramah lingkungan berpengaruh positif terhadap sikap dan perilaku ramah lingkungan.
Selanjutnya sikap positif terhadap lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang menjadi lebih ramah lingkungan (Lee,
2008;
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bogor dapat meyakinkan masyarakat untuk ramah lingkungan, kemudian berperilaku dan melakukan tindakan ramah
lingkungan. Hasilnya digunakan untuk memberikan masukan kebijakan kepada Pemerintah Kota Bogor dalam mengurangi penggunaan kantong
plastik.
METODE STUDI
Metode pengumpulan data
Penelitian dilakukan di Kota Bogor dari bulan Januari sampai Maret 2021 pada 210 responden dengan kriteria:
responden adalah masyarakat yang berdomisili di Kota Bogor yang telah mendapatkan kampanye Peraturan Walikota
Bogor Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik danBogor Tanpa Kantong Plastik
"BOTAK"program dan telah melakukan kegiatan belanja di supermarket, toko modern, dan ritel dalam setahun terakhir.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik snowball sampling dengan membagikan kuesioner yang
disusun dalam bentuk Google melalui media WhatsApp. Link kuesioner dibagikan kepada enam responden yang
merupakan teman peneliti, kemudian keenam responden tersebut membagikan link tersebut secara acak kepada
responden lain-masyarakat Kota Bogor yang memiliki kriteria tersebut di atas. Dari total responden, jumlah sampel 151
orang memenuhi batas minimal analisis SEM. Jumlahnya kurang lebih lima kali jumlah variabel manifes. Jumlah variabel
manifes yang digunakan adalah 24 variabel. Jadi jumlah sampel minimum adalah 120.
sebuah program, SPSS AMOS versi 24, untuk analisis CFA. Evaluasi model “goodness of fit” mengkaji keseluruhan model.
Delapan indikator yang digunakan untuk melihat kesesuaian model adalah Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, AGFI,
CFI, CMIN/DF, dan TLI. Jika nilai indikator kesesuaian model memenuhi nilai cut-off, maka model dikatakan “good-fit”.
Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Construct Reliability (CR), dengan kriteria nilai CR CR≥0.70, dan uji validitas
menggunakan uji Variance Extracted (VE) dengan kriteria nilai VE≥0.50. Variabel operasional dalam penelitian inisebuah
ulang sebagai berikut:
1. Kampanye kebijakan adalah kampanye dengan cara tatap muka (Sos1), melalui media sosial (Sos2), melalui
spanduk (Sos3), surat kabar (Sos4), media elektronik (Sos5), dan toko swalayan (Sos6, Sos7, Sos8).
2. Kesadaran ramah lingkungan adalah memahami dampak pengurangan kantong plastik terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong
plastik yang tidak dapat digunakan kembali (K1, K2, K3), mengumpulkan dan menggunakan kembali kantong plastik yang diperoleh (K4), dan tidak
3. Sikap ramah lingkungan adalah perasaan tidak nyaman dalam menggunakan kantong plastik yang tidak dapat digunakan kembali dengan mengurangi penggunaan kantong plastik
yang tidak dapat digunakan kembali (S1, S2), mengumpulkan dan menggunakan kembali kantong plastik yang diperoleh (S3), dan tidak menggunakan kantong plastik pada semua
(S4).
4. Tindakan ramah lingkungan adalah mengurangi penggunaan kantong plastik yang tidak dapat digunakan kembali (T1, T2, T4, T5, T6), mengumpulkan dan
menggunakan kembali kantong plastik (T3), dan tidak menggunakan kantong plastik sama sekali (T7).
5. Setiap indikator diukur dengan menggunakan skala Likert: 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (cukup setuju), 4
(setuju), 5 (sangat setuju).
Gambar 1 Model Struktural (SEM) pengaruh kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di Bogor
Kota menuju masyarakat berperilaku hijau
57
Tafsia CL, Mulatsih S, Sumardjo
Tabel 2 menunjukkan "bobot regresi keluaran" dan "bobot regresi standar" dari model CFA
kedua dan ketiga. Berdasarkan hasil “bobot regresi keluaran”, diketahui bahwa indikator konstruk
eksogen dan endogen pada model CFA kedua tidak sepenuhnya signifikan karena indikator Sos8
memiliki nilai P≥0,05. Pada “standardized regression weight” yang diperoleh, indikator model CFA
kedua seluruhnya tidak valid karena terdapat nilai standar loading factor sebesar 0,5. Sehingga
harus membuang beberapa indikator yang memiliki nilai loading factor 0.5 yaitu indikator Sos3,
Sos6, dan Sos8. Setelah membuang beberapa indikator,
* * * tanda. Dan semua indikator dapat dikatakan valid karena memiliki nilai standar loading factor 0,05. Uji
kelayakan menunjukkan bahwa model CFA ketiga memiliki goodness of fit, karena memiliki nilai probabilitas
(P) 0,05 yaitu 0,242, begitu juga dengan indikator lainnya. Hasil uji kecocokan model ketiga dapat dilihat
pada Tabel 3.
Gambar 2 Model struktural dan nilai loading factor, variabel: kampanye, kesadaran, sikap, dan tindakan
59
Tafsia CL, Mulatsih S, Sumardjo
Berdasarkan uji kelayakan SEM full model diperoleh diagram jalur pada Gambar 2 adalah “good fit” karena nilai chi-square
92,69 dengan nilai probabilitas 0,242, sehingga model yang diajukan dalam penelitian ini dapat akan digunakan untuk uji
hipotesis. Uji reliabilitas (CR) menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai CR 0,70 yang menunjukkan bahwa semua
indikator memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Uji validitas (VE) menunjukkan bahwa semua memiliki nilai 0,50, menunjukkan
bahwa semua indikator dapat digunakan untuk mengukur setiap variabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
Tabel 4.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel
endogen. Uji hipotesis diterima jika probabilitas memiliki nilai (P) 0,05 dan rasio kritis (CR) memiliki nilai 1,96.
Hubungan antar konstruk dalam pengujian hipotesis disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan semua
hipotesis diterima karena nilai probabilitas (P) 0,05 dengan nilai CR 1,96 yang menunjukkan bahwa variabel
eksogen mempengaruhi variabel endogen.
Tabel 1 Hipotesis
Hipotesa Memperkirakan CR P Kesimpulan
Kampanye -Kesadaran 0,336 2.831 0,005 Diterima
hipotesa
Kampanye -Sikap 0.168 2.207 0,027 Diterima
hipotesa
Kampanye -Tindakan 0,169 1.975 0,048 Diterima
hipotesa
Kesadaran - Sikap 0,480 5.985 *** Diterima
hipotesa
Kesadaran - Tindakan 0.246 2.380 0,017 Diterima
hipotesa
Sikap -Tindakan 0,606 3.746 *** Diterima
hipotesa
60
Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 12(1): 55-63
Tabel 5 menunjukkan bahwa kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di kota Bogor berpengaruh
positif terhadap kesadaran ramah lingkungan sebesar 0,29. Penelitian ini sejalan dengan Hendarsyahdkk. (2020). Dikatakan,
semakin baik kampanye kebijakan yang dilakukan, semakin tinggi kesadaran perilaku konsumen hijau masyarakat. Kampanye
dilakukan untuk mempengaruhi kesadaran masyarakat dengan menginformasikan tujuan kampanye, ketersediaan produk, dan
manfaat penggunaan produk ramah lingkungan (Joshi dan Rahman, 2015). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam mengurangi penggunaan kantong plastik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di kota Bogor
berpengaruh positif terhadap sikap ramah lingkungan sebesar 0,20. Temuan ini sejalan dengan Zendkk. (2013) bahwa
kampanye kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik yang dilakukan melalui kampanye hari tanpa kantong plastik
mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sehingga menunjukkan sikap positif dari masyarakat. Penelitian Afrozodkk.
(2016) membuktikan bahwa seseorang yang mendapatkan informasi dari kampanye sehari tanpa kantong plastik akan
menunjukkan sikap yang baik dengan melakukan kegiatan daur ulang plastik. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa
kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik dapat meningkatkan sikap masyarakat Kota Bogor untuk lebih
peduli terhadap dampak penggunaan kantong plastik terhadap lingkungan..
Kampanye kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di Kota Bogor juga berpengaruh positif terhadap
aksi ramah lingkungan sebesar 0,16. Penelitian ini sejalan dengan Hendarsyahdkk. (2020), yang menunjukkan bahwa
kampanye berpengaruh positif terhadap pembentukan perilaku ramah lingkungan. Sebab, kampanye memiliki peran
penting dalam menunjukkan pemahaman produk ramah lingkungan sehingga masyarakat memiliki perilaku positif
dalam menggunakan produk ramah lingkungan. Kampanye kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik akan
berjalan efektif jika proses kampanye ditambah dengan informasi isu bahaya penggunaan kantong plastik di lingkungan
(Nurulhaq dan Kismartini, 2019; Sharpdkk., 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye kebijakan
pengurangan penggunaan kantong plastik di Kota Bogor dapat meningkatkan tindakan masyarakat Kota Bogor dalam
mengurangi penggunaan kantong plastik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran ramah lingkungan berpengaruh positif terhadap sikap ramah lingkungan sebesar
0,65. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan temuan Laksmi dan Wardana (2015) bahwa kesadaran lingkungan mempengaruhi sikap
konsumen dalam menggunakan produk ramah lingkungan. Saricam dan Sahin (2015) menemukan bahwa sikap menjaga lingkungan
meningkat karena dipengaruhi oleh kesadaran lingkungan. Penelitian ini membuktikan bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk
melestarikan lingkungan, dan kemudian orang tersebut akan memiliki sikap positif untuk ikut serta dalam mengurangi penggunaan
kantong plastik.
Kesadaran ramah lingkungan juga berpengaruh positif terhadap tindakan ramah lingkungan sebesar 0,27. Hasil ini
sejalan dengan Zhengdkk.'s opinion (2018) bahwa perilaku ramah lingkungan dan menghargai lingkungan terbentuk
karena dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Kesadaran konsumen dalam
menggunakan produk ramah lingkungan berperan penting dalam perilaku pembelian produk ramah lingkungan (Siringi,
2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan pengurangan penggunaan kantong plastik pada seseorang
dipengaruhi oleh kesadaran lingkungan.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa sikap ramah lingkungan berpengaruh positif terhadap tindakan ramah lingkungan
sebesar 0,49. Hasil ini sejalan dengan Uddin dan Khan (2018), sikap ramah lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang
untuk membeli produk ramah lingkungan. Menurut Khandkk. (2020), sikap ramah lingkungan dalam diri seseorang
berpengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku hijau masyarakat. Sikap dan perilaku ramah lingkungan muncul karena
dipengaruhi oleh implementasi kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki sikap peduli lingkungan akan cenderung melakukan tindakan pengurangan
penggunaan kantong plastik.
61
Tafsia CL, Mulatsih S, Sumardjo
KESIMPULAN
Terbentuknya perilaku hijau masyarakat Kota Bogor dipengaruhi oleh kampanye Peraturan Walikota Bogor Nomor
61 Tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik, kesadaran, dan sikap ramah lingkungan. Kampanye
kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik juga berdampak positif terhadap terbangunnya kesadaran dan
sikap ramah lingkungan. Surat kabar menjadi media kampanye Peraturan Walikota Bogor Nomor 61 Tahun 2018 yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan kesadaran, sikap, dan tindakan ramah lingkungan. Oleh karena itu, surat
kabar dapat dijadikan sebagai media kampanye yang efektif untuk meningkatkan kesadaran, sikap, dan tindakan
masyarakat Kota Bogor dalam mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga tujuan dari Peraturan Walikota Bogor
Nomor 61 Tahun 2018 dapat tercapai.
PENGAKUAN
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Kiman Siregar, S.TP, M.Si, IPU atas masukannya, serta
masyarakat Kota Bogor yang bersedia menjadi responden juga.
REFERENSI
[BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2021.Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota (Jiwa), 2018-
2020[Internet]. [diakses pada 7 Juli 2021]. Tersedia di: https://jabar.bps.go.id/indicator/12/133/1/
jumlahpenduduk-menurut-kabupaten-kota.html.
Afroz R, Rahman A, Masud MM, Akhtar R. 2016. Pengetahuan, Kesadaran, Sikap dan Motivasi
analisis sampah plastik dan perspektif rumah tangga di Malaysia.Ilmu Lingkungan dan Penelitian
Polusi. 24(3): 2304-2315 . doi: 10.1007/s11356-016-7942-0.
Ajzen I. 1991. Teori perilaku terencana.Perilaku Organisasi dan Proses Keputusan Manusia.
50 (1991): 179-211.
Arvan. 2019.Investor Inggris Lirik Kota Bogor, Bisa Ubah Sampah Plastik Jadi Solar[Internet]. [diakses
2021 Apr 21]. Tersedia di: https://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/11694.
Pemerintah Walikota Bogor. 2018. Peraturan Wali Kota Bogor No. 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik. Bogor (ID): Sekretariat Walikota Bogor.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. 2021.Laporan Data Sampah Terangkut[Internet]. [diakses Juli 2021
7]. Tersedia di: https://dinaslingkunganhidup.kotabogor.go.id/index.php/ragam_data#. Hendarsyah R,
Sumarwan U, Yulianti LN. Perilaku Konsumen Hijau Masyarakat Kota Bogor dalam tata
laksana sampah plastik.Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 13(2): 187-198. doi: 10.24156/
jikk.2020.13.2.187.
Pemerintah Indonesia. 2018. Undang-Undang No. 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta
(ID): Sekretariat Negara Indonesia.
Jambeck JR, Geyer R, Wilcox C, Siegler TR, Perryman M, Andrady A, Naratyan R, Hukum KL. 2015. Plastik
masukan limbah dari darat ke laut.Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan347:
768-771. doi: 10.1126/sains. 1260352 .
Jekria N, Daud S. 2016. Kepedulian lingkungan dan perilaku daur ulang.Ekonomi dan Keuangan Procedia.
35: 667-673. doi: 10.1016/S2212-5671(16)00082-4.
Joshi Y, Rahman Z. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian hijau dan arah penelitian masa depan.
Tinjauan Manajemen Strategis Internasional. 3 (1-2): 128-143. doi: 10.1016/j.ism.2015.04.001. Khan
MS, Saengon P, Alganad AMN, Chongcharoen D, Farruk M. 2020. Perilaku hijau konsumen: An
pendekatan terhadap kelestarian lingkungan.Pembangunan berkelanjutan. 28(5): 1168-1180. doi:
10.1002/sd.2066.
Laksmi AD, Wardana IM. 2015. Peran sikap dalam memediasi pengaruh kesadaran lingkungan terhadap niat
beli produk ramah lingkungan.Jurnal Manajemen Unud. 4(7): 1902-1917.
62
Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 12(1): 55-63
Lee K. 2008. Peluang untuk pemasaran hijau: Konsumen muda.Zamrud. 26(6): 573-586. doi:
10.1108/02634500810902839.
Novianti AI, Kartika L. 2017. Pengaruh kebijakan pemasaran green kantong plastik berbayar terhadap green
perilaku masyarakat Kota Bogor.Jurnal Riset manajemen dan Bisnis. 2(1): 81-94.
Nurulhaq H, Kismartini. 2019. Pengaruh pemasaran hijau dari kebijakan larangan kantong plastik di toko ritel modern
tentang perilaku hijau konsumen di Kota Bogor.ICENIS. doi: 10.1051/e3sconf/201912508003.
Saricam H, Sahin SH. 2015. Hubungan antara kesadaran lingkungan, sikap lingkungan,
rasa ingin tahu dan eksplorasi pada siswa yang sangat berbakat: pemodelan persamaan struktural.Proses
Pendidikan: Jurnal Internasional. 4 (1-2): 7-17. doi: 10.12973/edupij.2015.412.1.
Sharp A, Høj S, Wheeler M. 2010. Larangan dan dampaknya terhadap perilaku dan sikap anti-konsumsi:
Kasus kantong plastik.Jurnal Perilaku Konsumen. 9: 470-484. doi: 10.1002/cb.335. Singgih S.
2018.Konsep Dasar dan Aplikasi SEM dengan Amos 24. Jakarta (ID): PT Elex Media
Komputindo.
Siringi RK. 2012. Determinan Perilaku Konsumen Hijau Guru Pasca Sarjana.Jurnal IOSR dari
Bisnis dan Manajemen. 6(3): 19-25. doi: 10.9790/487x-0631925.
Sudirman FA, Phradiansah. 2019. Tinjauan implementasi pembangunan berkelanjutan: Pengelolaan sampah
Kota Kediri.Jurnal Sosial Politik. 5 (2): 291-305. doi: 10.22219/sospol.v5i2.9821.
Uddin SMF, Khan MN. 2018. Peluang perilaku pembelian hijau konsumen muda untuk hijau
pemasaran.Jurnal Pemasaran Global. 31(4): 1-12. doi: 10.1080/08911762.2017.107982. Utami KS. 2020.
Perilaku Konsumen Ramah Lingkungan: Perilaku konsumen dalam pembelian produk ramah
lingkungan.Jurnal Maksipreneur. 9(2): 208-223. doi: 10.30588/jmp.v9i2.499.
Wu SI, Chen JY. 2014. Model perilaku konsumsi hijau yang dibangun dengan teori perencanaan
perilaku.Jurnal Pemasaran Internasional. 6(5): 119-132.
Yudistirani SA, Syaufina L, Mulatsih S. 2015. Desain Sistem pengelolaan sampah melalui pemilahan
sampah organik dan anorganik berdasarkan persepsi ibu-ibu rumah tangga.Konservasi. 4(2): 29-42. doi:
10.24853/konversi.4.2.29-42.
Zen IS, Ahamad R, Omar W. 2013. Tidak ada hari kampanye kantong plastik di Malaysia dan implikasi kebijakannya.
Lingkungan, Pembangunan dan Keberlanjutan. 15: 1259-1269. doi: 10.1007/s10668-013-9437-1.
Zheng QJ, Xu AX, Kong DY, Deng HP, Lin QQ. 2018. Hubungan antara pengetahuan lingkungan,
sikap lingkungan, dan niat perilaku wisatawan untuk ekowisata di Cina.Penelitian Ekologi
dan Lingkungan. 16(1): 51-62. doi: 10.155666/aeer/1601_051062.
63