Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MODUL PRAKTIKUM 1

"KanBersihKan": Kampanye Self-Cleaning Pada Mahasiswa


Mata Kuliah Sosial Marketing dan Komunikasi
Dosen Pengampu: Azizun Kurnia Illahi, S.I.Kom., M.A.

Anggota Kelompok:
Alleyda Maharani Ambadar 215120207111022
Andika Hema Wirayudha 215120200111024
Aulia Syifa Khoirunisa 215120201111058
Maria Desvita Sari 215120200111019
Ricky Starky Krones 215120207111099
Raihan Kresna Ghifari 215120200111042
Salsabila Adinda Rizqiyah 215120201111054

Departemen Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2023
Latar Belakang Masalah
Kotler dan Lee (2008) mengatakan bahwa tahap pertama dalam mengembangkan strategi
social marketing adalah menentukan latar belakang, tujuan, dan fokus. Masalah sampah
merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia. Berdasarkan data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) 2022,
timbulan sampah tahunan Indonesia mencapai 19 juta ton per tahunnya. Hal yang sama juga
dinyatakan EPI (Environmental Performance Index) 2022 bahwa Indonesia termasuk ke dalam
negara dengan pelestarian lingkungan yang buruk di kawasan Asia Pasifik (katadata, 2022).
Salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator kebersihan lingkungan adalah sampah (Fitriani,
2020).
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari menghasilkan bekas
atau sampah. Sampah tidak dapat digunakan kembali dan jika pengelolaannya tidak
diperhitungkan, maka sampah akan menimbulkan banyak permasalahan bagi kehidupan. Lebih
lanjut, Bintarto (dalam Hasibuan, 2016) mengungkapkan bahwa tumpukan sampah yang
berdampak buruk pada kesehatan dan keindahan lingkungan merupakan jenis pencemaran yang
dapat dikategorisasikan dalam degradasi lingkungan yang bersifat sosial. Sebagai makhluk yang
berakal dan rasional, manusia memiliki kewajiban untuk menekan lonjakan pencemaran
lingkungan khususnya kegiatan produksi sampah sebagaimana telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Salah satu hal yang memengaruhi kelestarian lingkungan adalah aktivitas pembuangan
sampah. Sukandarrumidi (2009) memaparkan bahwa perlu adanya sistem pengelolaan sampah
yang baik untuk mereduksi peluang adanya gangguan kesehatan yang berdampak pada
lingkungan. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi pengelolaan sampah di suatu lingkungan,
seperti faktor sosial yang meliputi aspek tingkat pendidikan; dan faktor pekerjaan dengan
spesifikasi pendapatan masing-masing individu. Makin tinggi pendidikan dan penghasilan
individu atau masyarakat, makin tinggi pula kesadaran terhadap kebersihan lingkungan (Yuliani,
dkk dalam Salewanggeng, 2021). Namun, sangat disayangkan ketika mahasiswa yang diberikan
pengetahuan lebih juga masih kurang berpartisipasi dalam memelihara kebersihan lingkungan
dan membuang sampah pada tempatnya khususnya dalam lingkungan kampus. Kurangnya
kesadaran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan tentu menimbulkan
ketidaknyamanan. Hal kecil yang dapat dilakukan mahasiswa dalam mengelola sampah dimulai
dari pembiasaan untuk membersihkan sampahnya sendiri seperti peralatan makan dan bungkus
makanan atau minuman yang telah digunakan. Inilah yang disebut dengan “self-cleaning”. Kami
merasa terdapat urgensi melakukan kampanye self-cleaning kepada mahasiswa yang fokus pada
kebersihan lingkungan sekitar kampus, khususnya FISIP Universitas Brawijaya.
Didukung dengan hasil survei terkait kesadaran self-cleaning mahasiswa FISIP UB yang
menunjukkan mayoritas total responden (81%) setuju hingga sangat setuju bahwa masih terlihat
sampah pada sembarang tempat di lingkungan FISIP UB. Didapatkan juga 73% responden
menyatakan area yang paling banyak ditemukan sampah adalah Gazebo Belakang FISIP.
Kemudian, tempat sampah merupakan salah satu sarana atau alat penunjang dalam proses
pengelolaan sampah (Jumarianta dalam Kristiana, 2019). Survei menunjukkan bahwa masih
banyak mahasiswa FISIP UB yang menyatakan ketidaksetujuan bahwa fasilitas tempat sampah
di lingkungan FISIP UB telah memadai secara kuantitas (26% responden) maupun kualitas (32%
responden). Data survei juga menunjukkan bahwa mayoritas responden (72%) setuju hingga
sangat setuju bahwa salah satu alasan mahasiswa tidak membersihkan sampah sendiri adalah
karena terdapat petugas sampah yang akan membersihkannya.
Berdasarkan survei yang dilakukan, terdapat 51% responden sangat setuju bahwa
kampanye "Self-Cleaning" tepat dilakukan di lingkungan FISIP UB, didukung dengan 46%
responden setuju. Untuk itu, fokus kami adalah menyusun program pemasaran sosial
"KanBersihKan" sebagai produk sosial dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
melakukan self-cleaning di kalangan mahasiswa FISIP UB sebagai target adopter. Adapun
kegiatan-kegiatan program kami buat bertujuan agar terciptanya kesadaran akan produk sosial
yang kami tawarkan kepada target adopter, berdasarkan konsep brand awareness Aeker
(Aprinta, dkk, 2017).
Program ini akan dilakukan secara bertahap dengan tujuan agar menjadi top of mind di
kalangan mahasiswa FISIP dari kondisi belum menyadari (unaware problem) tentang
pengelolaan sampah hingga pada tahap mahasiswa mampu melakukan self-cleaning terhadap
sampah mereka. "KanBersihKan" dibuat dengan harapan menjadi salah satu cara edukasi yang
berujung pada perubahan perilaku mahasiswa dari yang tidak peduli melakukan self-cleaning
menjadi sadar bahwa self-cleaning adalah contoh perilaku kecil yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprinta, dkk. (2017). Strategi Marketing Sosial Dalam Membentuk Kesadaran Mahasiswa
Membuang Sampah Pada Tempatnya. Jurnak The Messenger, 9(2), 242-246.

Databoks. (2022). Pelestarian Lingkungan Indonesia Tergolong Buruk di Asia Pasifik.


Diakses pada 25 Maret 2023 dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/25/pelestarian-lingkungan-ind
onesia-tergolong-buruk-di-asia-pasifik.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang. (2020). Pentingnya Kesadaran Masyarakat Akan
Kebersihan. Diakses pada 26 Maret 2023 dari
https://dlh.semarangkota.go.id/pentingnya-kesadaran-masyarakat-akan-kebersihan
/
Fitriani, U. (2020). KEBERSIHAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL BANK SAMPAH
(Studi Pada Masyarakat Dusun Gunungrasa Desa Gunungcupu Kecamatan
Sindangkasih Kabupaten Ciamis) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Hasibuan, R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap pencemaran
lingkungan hidup. Jurnal Ilmiah Advokasi, 4(1), 42-52.
Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI tahun 2009, No. 140.
BPK RI. Jakarta
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2022). SIPSN: Capaian
Kinerja Pengelolaan Sampah. Diakses pada 25 Maret 2023 dari
https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
Kotler, P., & Lee, N. R. (2008). Social marketing: Influencing behaviors for good (3rd ed.).
Thousand Oaks: Sage Publications.
Kristian, L. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Ketersediaan Sarana Pembuangan
Sampah dengan Perilaku membuang sampah rumah tangga di desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Salewangeng, A., & Yusuf, Y. (2021). Hubungan Kesadaran dan Sikap terhadap Pengelolaan
Sampah Mahasiswa di Universitas Negeri Malang. J-HEST Journal of Health
Education Economics Science and Technology, 3(2), 55-59.
Sukandarrumidi. (2009).Rekayasa Gambut, Briket Batubara, dan Sampah
Organik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai