Anda di halaman 1dari 8

Vol. 2 No.

1 Januari 2019 Rang Teknik Journal


http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU


PROLINGKUNGAN SEKOLAH ADIWIYATA
(Studi Kasus SDN 21 Taluak Kab. Agam)

MARTINI
Fakultas Teknik Universitas Batanghari, Jambi
martiniarifin@yahoo.com

Absract: The objective of this research is to analyze the relationship of environmental knowledge
withpro-environmental behavior in elementary school students (SD). Pro-environmental behavior was
analyzed by Lawrence Green's model theory and environmental knowledge was measured using the
NEP scale. The results of this study in accordance with Lawrence Green's theory that environmental
knowledge is not related to pro-environmental behavior in studentspost Adiwiyata school. Result of
analysis of pro-environmental behavior found that the pro environmental behavior of
postAdiwiyataschool better. Thus the Adiwiyata program has a positive influence in changing the pro-
environment behavior....................................................................
Keywords: environmental knowledge, environmental behavior, Adiwiyata program

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan lingkungan dengan perilaku
prolingkungan pada peserta didik sekolah dasar (SD) Adiwiyata. Perilaku prolingkungan dianalisis
dengan model teori Lawrence Green dan pengetahuan lingkungan diukur menggunakan skala NEP.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Lawrence Green yakni pengetahuan lingkungan tidak
berhubungan dengan perilaku prolingkungan pada peserta didik sekolah Adiwiyata. Hasil analisis
perilaku prolingkungan didapatkan bahwa perilaku prolingkungan sekolah Adiwiyata sangat baik.
Dengan demikian program Adiwiyata mempunyai pengaruh positif dalam mengubah perilaku
prolingkungan.

Kata Kunci: pengetahuan lingkungan, perilaku prolingkungan, program Adiwiyata

PENDAHULUAN pentingnya keseimbangan lingkungan,


Program Adiwiyata merupakan tindak sehingga apabila generasi sudah memahami
lanjut dari MoU antara Menteri Negara dan mengerti tentang konsep keseimbangan
Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan lingkungan,maka besar kemungkinan akan
Nasional pada tanggal 3 Juni 2005. Program dihasilkan calon±calon pemimpin yang
Adiwiyata baru mulai di Pulau Jawa pada mengerti dan melaksanakan konsep
tahun 2006 kemudian dilaksanakan pembangunan berkelanjutan.
menyeluruh ke tiap provinsi di Indonesia sejak Program Adiwiyata merupakan
tahun 2007 (Kementerian Lingkungan Hidup, program mendorong terciptanya pengetahuan
2010). Program Adiwiyata diikuti oleh dan kesadaran pelestarian lingkungan hidup
Sekolah Dasar atau sederajat, Sekolah melalui prinsip edukatif, partisipatif dan
Menengah Pertama atau sederajat dan Sekolah berkelanjutan. Menurut Badan Lingkungan
Menengah Atas atau sederajat. Kegiatan utama Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Agam,
program Adiwiyata adalah mewujudkan manfaat program Adiwiyata bagi sekolah dan
kelembagaan sekolah yang peduli dan seluruh warga sekolah diantaranya :
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan 1. Terciptanya lingkungan sekolah yang
menengah di Indonesia. Dengan program ini bersih dan nyaman sehingga dapat
diharapkan dalam setiap perkembangan Ilmu meningkatkan prestasi siswa dan
Pengetahuan dan Teknologi selalu dikaji juga seluruh warga sekolah.
bagaimana teknologi tersebut dapat 2. Mendidik siswa untuk bertanggung
menyeimbangkan daya dukung lingkungan jawab terhadap seluruh sarana dan
(Kementrian Lingkungan Hidup, prasarana sekolah sehingga dikemudian
2011).Program Adiwiyata diharapkan dapat hari warga sekolah tersebut dapat ikut
mengubah pola pikir generasi terhadap bertanggung jawab dalam upaya-upaya

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 71


EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

penyelamatan lingkungan hidup dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 21 Taluak.


pembangunan berkelanjutan. Dimulai dengan menjadi sekolah
3. Meningkatkan sensitivitas siswa dan AdiwiyataKabupaten pada tahun 2013,
warga sekolah terhadap lingkungan dan Adiwiyata Nasional pada tahun 2014 dan baru-
tanaman melalui berbagai program dan baru ini memperoleh prestasi sebagai sekolah
kebijakan kepala sekolah yang Adiwiyata Mandiri 2016 (Dokumen Adiwiyata
berkaitan dengan cinta lingkungan. Mandiri, 2016).
4. Terciptanya kondisi kebersamaan bagi Lingkungan merupakan ruang yang
seluruh warga sekolah ditempati suatu makhluk hidup bersama-sama
5. Terciptanya sekolah sebagai tempat dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya
pembelajaran tentang nilai-nilai (Sumarwoto, 2004). Menurut Undang-Undang
pemeliharaan dan pengelolaan No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
lingkungan hidup yang baik dan benar Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan
serta penyadaran betapa pentingnya hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
menjaga lingkungan. benda, daya, keadaan dan mahluk hidup,
Menjaga lingkungan tidak dapat termasuk manusia dan perilakunya, yang
dilakukan oleh hanya satu-dua orang atau mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
instansi, tapi oleh semua pihak. Adalah dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
tanggung jawab kita semua untuk lain. Antara manusia dan lingkungan hidupnya
memperbaiki dan merubah kondisi lingkungan terdapat hubungan timbal balik. Manusia
kita. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mempengaruhi lingkungan hidupnya dan
menanamkan sikap dan karakter peduli dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh
cinta lingkungan sejak dini terutama kepada lingkungan hidupnya. Manusia ada didalam
generasi muda. Dengan dibekali pengetahuan lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat
dan wawasan tentang pentingnya menjaga terpisahkan daripadanya (Sastrawijaya, 2009).
keselamatan lingkungan, maka generasi muda Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam
akan memiliki kesadaran peduli lingkungan melakukan aktivitasnya akan terganggu juga.
yang berujung pada perilaku untuk
melestarikan lingkungan. Pengetahuan Lingkungan
Menurut Nurjhani dan Widodo (2009), Pengetahuan atau kognitif merupakan
pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan dan bagian yang penting untuk terbentuknya
harus diberikan kepada anak sejak dini agar tindakan seseorang. Perilaku yang didasari
mereka mengerti dan tidak merusak oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
lingkungan. Pendidikan lingkungan diterapkan positif, akan lebih lama bertahan daripada
dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Pendidikan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
lingkungan hidup di Indonesia telah (Notoatmodjo, 2007).
diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal Faktor-faktor yang mempengaruhi
tahun 1970. Selama ini pelaksanaan pengetahuan antara lain:
pendidikan lingkungan hidup dilakukan oleh 1) Umur
masing-masing pelaku pendidikan secara Umur adalah usia individu yang
terpisah. Salah satunya melalui pendidikan terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
lingkungan hidup program Adiwiyata. beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat
Mengingat pentingnya pendidikan lingkungan kematangan dan kekuatan seseorang akan
hidup sebagai suatu upaya untuk lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, etika, segi kepercayaan masyarakat yang lebih
disiplin dan budi pekerti siswa terhadap dewasa akan lebih percaya dari pada orang
perilaku prolingkungan hidup salah satunya belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
dengan program Adiwiyata. Program sebagai akibat dari pengalaman jiwa
Adiwiyata di Kabupaten Agam sudah dimulai (Nursalam, 2001). Singgih D. Gunarso (1990)
sejak tahun 2011, dimana tim penilai mengemukakan bahwa makin tua umur
mendatangi sekolah-sekolah yang menjadi seseorang maka proses±proses perkembangan
peserta program Adiwiyata. Salah satu sekolah mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
yang mendapat penghargaan Adiwiyata adalah umur tertentu bertambahnya proses

72 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

perkembangan ini tidak secepat ketika berusia Faktor-faktor yang mempengaruhi


belasan tahun. pengetahuan antara lain:
2) Pendidikan 4) Pendidikan
Tingkat pendidikan berarti bimbingan Tingkat pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan oleh seseorang terhadap yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah perkembangan orang lain menuju ke arah
suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992, yang suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992, yang
dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah
salah satu usaha untuk mengembangkan salah satu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan kepribadian dan kemampuan didalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Dengan pendidikan yang tinggi maka Dengan pendidikan yang tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari informasi baik dari orang lain maupun dari
media masa, sebaliknya tingkat pendidikan media masa, sebaliknya tingkat pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan yang kurang akan menghambat perkembangan
dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997,
dikutip Nursalam, 2001). dikutip Nursalam, 2001).
3) Pengalaman 5) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang Pengalaman merupakan guru yang
terbaik (experience is the best teacher), terbaik (experience is the best teacher),
pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pepatah tersebut bisa diartikan bahwa
pengalaman merupakan sumber pengetahuan, pengalaman merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara atau pengalaman itu merupakan suatu cara
untuk memperoleh suatu kebenaran untuk memperoleh suatu kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Penelitian untuk memperoleh pengetahuan.
yang dilakukan oleh Mc Farlanc, B dan P. Penelitian yang dilakukan oleh Mc
Boxall mendapatkan fakta di lapangan berupa Farlanc, B dan P. Boxall mendapatkan fakta di
pengetahuan merupakan variabel yang lapangan berupa pengetahuan merupakan
berkorelasi dengan pengetahuan variabel yang berkorelasi dengan pengetahuan
prolingkungan, dan variabel yang berkorelasi prolingkungan, dan variabel yang berkorelasi
dengan pengetahuan lingkungan adalah tingkat dengan pengetahuan lingkungan adalah tingkat
pendidikan. Teori tindakan beralasan (Ajzen, pendidikan. Teori tindakan beralasan (Ajzen,
1991), menjelaskan bahwa pengetahuan 1991), menjelaskan bahwa pengetahuan
faktual tentang lingkungan merupakan faktual tentang lingkungan merupakan
prasyarat sikap lingkungan seseorang, prasyarat sikap lingkungan seseorang,
pengetahuan ini tidak harus berhubungan pengetahuan ini tidak harus berhubungan
dengan perilaku prolingkungan karena masih dengan perilaku prolingkungan karena masih
dipengaruhi oleh sikap lingkungan dan dipengaruhi oleh sikap lingkungan dan
keinginan untuk berbuat atau niat. Maloney keinginan untuk berbuat atau niat. Maloney
(1993) menemukan tidak ada hubungan antara (1993) menemukan tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan perilaku lingkungan. pengetahuan dan perilaku lingkungan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan
bagian yang penting untuk terbentuknya Teori yang Berkaitan dengan Perilaku
tindakan seseorang. Perilaku yang didasari Lawrence W. Green terkenal sebagai
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang peneliti pendidikan kesehatan. Lawrence
positif, akan lebih lama bertahan daripada Green dan rekan-rekan mengembangkan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Precede or Proceed Model, untuk
(Notoatmodjo, 2007). merencanakan program-program pendidikan
kesehatan yang lebih mengarah kepada upaya
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 73
EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

mengubah perilaku kesehatan. Precede- karena beberapa kekurangan, termasuk


Proceed adalah suatu model evaluasi kurangnya konsistensi internal antara
pengembangan program berdasarkan pada tanggapan individu, kurang korelasi antara
ilmu epidemiologi, sosial, ilmu perilaku dan skala dan perilaku, bahasa yang digunakan
penerapan sistem administratif serta bidang dalam instrumen. Dunlap dan rekan kemudian
pendidikan. mengembangkan Skala New Paradigma
Menurut teori Precede-Proceed ini Ekologis untuk menanggapi kritik dari NEP
Green menganalisis bahwa faktor perilaku awal. Skala ini disebut sebagai skala NEP
sendiri ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu direvisi untuk membedakannya dari skala NEP
(Notoatmodjo, 2003) : awal.
(1) Faktor predisposisi (predisposing NEP revisi memiliki lima belas
factors) pernyataan (item). Delapan dari item
(2) Faktor pendukung (enabling factors) dimaksudkan untuk mendukung paradigma
(3) Faktor penguat (reinforcing factors) baru (NEP), sementara tujuh item mendukung
DSP. Para peneliti menegaskan bahwa NEP
Skala Pengukuran Prolingkungan revisi memiliki kekuatan yang membuatnya
Dunlap dan Van Liere merancang menjadi alat yang handal dan valid untuk
skala Paradigma Baru Lingkungan (NEP), mengukur paradigma masyarakat terhadap
yang diterbitkan pada tahun 1978 telah lingkungan. Mereka mengatakan skala ini
menjadi acuan yang banyak digunakan pada konsisten secara internal dan mewakili ukuran
penelitian pro lingkungan. Selanjutnya NEP skala tunggal.
direvisi yang disebut New Ecological Instrumen New Ecological Paradigm (NEP)
Paradigma Skala, terdiri dari 15 item revisi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
pernyataan. Skala ini dirancang oleh seorang
sosiolog lingkungan Riley Dunlap dan rekan. Tabel 1. Tabel pernyataan NEP revisi
Hal ini dirancang untuk mengukur No. Pernyataan
prolingkungan dari kelompok orang dengan
menggunakan instrumen survei. Tanggapan 1 Kita mendekati batas jumlah orang
untuk 15 pernyataan ini kemudian digunakan 2 dimana bumi dapat mendukung
untuk ukuran statistik lingkungan. NEP Manusia memiliki hak untuk
bermula dari gerakan lingkungan AS dari 3 memodifikasi lingkungan alam untuk
tahun 1960-1970 an, terinspirasi oleh publikasi 4 memenuhi kebutuhannya
Spring Diam Rachel Carson. Seorang psikolog 5 Ketika manusia mengganggu alam
sosial berhipotesis bahwa pandangan dunia 6 itu sering menghasilkan bencana
yang berlaku dari masyarakat disebut Kecerdikan manusia akan
Dominan Paradigma Sosial (DSP) untuk 7 memastikan bahwa kami tidak
mencerminkan kepedulian lingkungan yang 8 membuat bumi dijalani
lebih besar. Mengembangkan langkah-langkah Manusia sering menyalahkan
yang valid dan dapat diandalkan dari 9 lingkungan
pandangan lingkungan dunia akan membantu Bumi memiliki banyak sumber daya
sarjana lebih memahami perubahan ini dan 10 alam jika kita hanya belajar
hubungannya dengan demografi, ekonomi, dan bagaimana mengembangkannya
perubahan perilaku di masyarakat. 11 Tanaman dan hewan memiliki hak
Di antara berbagai upaya untuk sebagaimana manusia eksis
mengukur perubahan tersebut, Riley Dunlap 12 Keseimbangan alam cukup kuat
dan rekan-rekannya di Washington State 13 untuk mengatasi dampak dari negara-
University mengembangkan instrumen yang 14 negara industri modern
disebut Paradigma Lingkungan Baru (NEP) Meskipun kemampuan khusus kami,
pada tahun 1978. Idenya adalah bahwa alat ini 15 manusia masih tunduk pada hukum-
bisa mengukur perubahan masyarakat dari hukum alam
DSP kepada pandangan baru dunia yang lebih <DQJ GLVHEXW ³NULVLV HNRORJL´ \DQJ
ramah lingkungan. NEP yang awal memiliki dihadapi umaat manusia telah sangat
dua belas item pernyataan. NEP awal dikritik dibesar-besarkan Bumi adalah seperti
sebuah pesawat ruang angkasa
74 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

dengan ruang dan sumber daya yang memiliki nilai koefisien korelasi di atas
sangat terbatas 0,361(tabel nilai r Product Moment). Artinya
Manusia dimaksudkan untuk apabila r xy lebih besar atau sama dengan 0,361
menguasai seluruh alam ( r xy • LQVWUXPHQ WHUVHEXW GDSDW
Keseimbangan alam sangat halus dan dikatakan valid.
mudah marah 2. Reliabilitas Instrumen
Manusia akhirnya akan belajar cukup a. Instrumen yang skor jawabannya
tentang bagaimana alam bekerja hanya dua, yaitu satu (1) dan nol (0)
untuk dapat mengendalikannya menggunakan metode belah dua oleh
Jika hal melanjutkan program Spearman-Brown.
mereka, kami akan segera mengalami b. Instrumen pengukuran yang bersifat
bencana utama ekologi gradual yaitu ada penjenjangan skor,
Sumber : Dunlap et al, (2000) mulai dari skor tertinggi sampai skor
terendah (1 sampai 45). Untuk
METODOLOGI PENELITIAN instrumen skor non diskrit ini analisis
Metode penelitian yang digunakan reliabilitasnya menggunakan rumus
untuk penelitian ini adalah metode Kuantitatif Alpha
Komparatif. Dalam penelitian ini peneliti Uji reliabilitas dalam penelitian ini
bermaksud mencari perbandingan perilaku dilakukan dengan bantuan program SPSS
prolingkungan peserta didik ketka berada di Versi 16. Pengujian menggunakan program
sekolah dan di rumah pada 2 (dua) sekolah SPSS menghasilkan output yang dapat dilihat
(SDN 21 Taluak). Penelitian ini menganalisis pada tabel dibawah ini.
data berupa angka-angka. Penulis perlu Tabel 2. Reliabilitas Item Pernyataan
menilai sesuatu yang tidak angka-angka Pengetahuan Lingkungan
(pengetahuan lingkungan dan perilaku
prolingkungan) karena perlu untuk mengukur Spearman- Equal Length 0,607
sesuatu yang disebut variabel secara kuantitatif Brown
dan menguji hubungan antar variabel bebas Coefficient Unequal Length 0,607
dan variabel terikat secara kuantitatif.
Hubungan-hubungan antar variabel diketahui Tabel 3. Reliabilitas Item Pernyaatan Perilaku
dan ditunjukkan dengan melakukan uji Prolingkungan di Sekolah
statistik. Salah satu keuntungan utama dari Cronbach's Alpha N
penelitian ini adalah menghasilkan sebaran
hal-hal dalam suatu populasi dan signifikan 0,838 10
hubungan. Kemudian dari hasil sebaran dan
signifikan hubungan penulis membandingkan Tabel 4. Reliabilitas item pernyataan perilaku
perilaku prolingkungan peserta didik sekolah prolingkungan di rumah
Adiwiyata apakah ada perbedaan dengan Cronbach's Alpha N
pengetahuan lingkungan.
0,838 8
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Untuk mengetahui apakah instrumen
1. Uji Validitas Instrumen tersebut reliabel atau tidak adalah
Instrumen dikatakan valid apabila mengkonsultasikan dengan harga kritik atau
instrumen tersebut dapat dengan tepat standar reliabilitas. Harga kritik untuk indeks
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen reliabilitas instrumen adalah 0,6.
yang telah disetujui dicobakan pada sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
minimal 30 orang lapangan. Uji validitas
Skor Pengetahuan Lingkungan
instrumen dari masing-masing variabel dalam
Skor pengetahuan lingkungan pada
penelitian ini dilakukan dengan bantuan
sekolah Adiwiyata secara total menunjukkan
program SPSS Versi 16. Pengujian
angka 273 dari 52 responden dengan skor rata-
menggunakan program SPSS menghasilkan
rata pengetahuan lingkungan adalah 5,25.
output yang dapat dilihat pada Lampiran. Dari
Berdasarkan kategori penilaian skor bahwa
hasil pengujian diperoleh bahwa seluruh item
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 75
EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

pengetahuan lingkungan peserta didik sekolah dibandingkan perilaku peserta didik sekolah
Adiwiyata tergolong baik. Seperti telah belum Adiwiyata.
dijelaskan pada bab sebelumnya program Skor Perilaku Prolingkungan di Sekolah
Adiwiyata ini terdiri dari empat komponen Skor perilaku prolingkungan di sekolah
yakni kebijakan sekolah, kurikulum, kegiatan pada peserta didik sekolah Adiwiyata secara
dan sarana dan prasarana pendukung. Pada total menunjukkan angka 1.889 dari 52
angket test variabel pengetahuan lingkungan responden dengan skor rata-rata perilaku
bukan mengenai komponen program prolingkungan di sekolah adalah 36,33.
Adiwiyata melainkan menggunakan skala NEP Berdasarkan kategori penilaian skor bahwa
mengenai daya dukung bumi, bencana alam, perilaku prolingkungan di sekolah peserta
ekosistem dan sumberdaya alam. Pengetahuan didik sekolah Adiwiyata tergolong sangat baik.
tentang lingkungan ini sudah tercantum pada Hal ini menjelaskan bahwa perilaku
bahan ajar mata pelajaran IPA dan IPS kelas prolingkungan peserta didik sekolah
IV dan V. Jadi semua peserta didik diberikan Adiwiyata lebih baik, sebagai contoh perilaku
pengetahuan yang hampir sama. Antara kedua prolingkungan dalam penanganan sampah,
sekolah memiliki tingkat pengetahuan penanaman pohon, dan perilaku hemat energi,
lingkungan yang sama, dikarenakan kurikulum peserta didik sekolah Adiwiyata sangat baik.
dan bahan ajar yang digunakan oleh guru Skor Perilaku Prolingkungan di Rumah
kedua sekolah ini sama yakni kurikulum 2013 Skor perilaku prolingkungan di rumah
dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan pada peserta didik sekolah Adiwiyata secara
Nasional. total menunjukkan angka 1.515 dari 52
responden dengan skor rata-rata perilaku
Skor Perilaku Prolingkungan di Sekolah prolingkungan di rumah adalah 29,13.
Skor perilaku prolingkungan di sekolah Berdasarkan kategori penilaian skor bahwa
pada peserta didik sekolah Adiwiyata secara perilaku prolingkungan di rumah peserta didik
total menunjukkan angka 1.889 dari 52 sekolah Adiwiyata tergolong sangat baik. Hal
responden dengan skor rata-rata perilaku ini menunjukkan bahwa perilaku
prolingkungan di sekolah adalah 36,33. prolingkungan peserta didik sekolah
Berdasarkan kategori penilaian skor bahwa Adiwiyata ketika berada di rumah seperti
perilaku prolingkungan di sekolah peserta perilaku penanganan sampah, penanaman
didik sekolah Adiwiyata tergolong sangat baik. pohon dan hemat energi sangat baik.
Skor perilaku prolingkungan di sekolah pada
peserta didik sekolah belum Adiwiyata secara Analisis Korelasi
total menunjukkan angka 1.687 dari 48 Untuk mengetahui korelasi atau
responden dengan skor rata-rata perilaku hubungan antar variabel pengetahuan
prolingkungan di sekolah adalah 35,15. lingkungan dan variabel perilaku
Berdasarkan kategori penilaian skor bahwa prolingkungan digunakan program SPSS
perilaku prolingkungan di sekolah peserta dengan metoda Chi-Square Test dan metode
didik sekolah belum Adiwiyata tergolong Pearson Product Momen, selanjutnya juga
sangat baik. dikaji kekuatan hubungannya.
Skor penilaian perilaku prolingkungan Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku
di sekolah, sekolah Adiwiyata lebih tinggi Prolingkungan di Sekolah
(36,33) dibandingkan skor perilaku Tabel 5 menyajikan hubungan antara
prolingkungan di sekolah pada peserta didik pengetahuan lingkungan dengan perilaku
sekolah belum Adiwiyata (35,15). Hal ini prolingkungan peserta didik di sekolah.
menjelaskan bahwa perilaku prolingkungan Tabel 5. Hubungan pengetahuan lingkungan dengan
peserta didik sekolah Adiwiyata lebih baik perilaku prolingkungan
dibandingkan dengan perilaku prolingkungan
Nilai Tempat db Signifikan
peserta didik sekolah belum Adiwiyata ketika
berada di sekolah. Sebagai contoh perilaku Pearson Sekolah
prolingkungan dalam penanganan sampah, Chi- 56,317 Adiwiyata 60 0,611
penanaman pohon, dan perilaku hemat energi, Square
peserta didik sekolah Adiwiyata lebih baik Sumber : Hasil Analisis Data, 2017

76 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Dari tabel di atas terlihat pada sekolah prolingkungan peserta didik ketika berada di
Adiwiyata, hasil pearson chi square sebesar rumah. Hasil analisisnya adalah tidak ada
56,317. Hasil ini lebih kecil dari nilai chi- hubungan, yang berarti tingkat pengetahuan
square tabel (90,5) untuk derajat kebebasan lingkungan peserta didik tidak berpengaruh
(db) 60 dengan nilai signifikan 0,611. Artinya terhadap perilaku prolingkungan di
pengetahuan lingkungan tidak ada hubungan rumah.Dari hasil pernyataan dari instrumen
dengan perilaku prolingkungan di sekolah pengetahuan lingkungan, peserta didik di
untuk peserta didik sekolah Adiwiyata. Dari sekolah Adiwiyata mempunyai pengetahuan
hasil analisis chi-square test, terlihat bahwa tentang daya dukung bumi, pengetahuan
tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bencana alam, sumberdaya alam dan
lingkungan dari peserta didik yang diteliti keseimbangan alam. Pengetahuan lingkungan
dengan perilaku prolingkungan di sekolah. yang dimiliki peserta didik belum sepenuhnya
Hasil analisisnya adalah tidak terdapat mengenai program Adiwiyata. Sedangkan
hubungan yang berarti perilaku prolingkungan perilaku yang dinilai melalui instrumen adalah
di sekolah tidak dipengaruhi oleh tingkat perilaku prolingkungan dan aktivitas dalam
pengetahuan lingkungan peserta didik. program Adiwiyata. Hal ini menjadi salah satu
Pengetahuan lingkungan peserta didik faktor yang menyebabkan pengetahuan
mengenai daya dukung bumi, bencana alam, lingkungan peserta didik di sekolah Adiwiyata
sumberdaya alam dan keseimbangan alam tidak berhubungan dengan perilaku
tidak berkolerasi dengan perilaku prolingkungan peserta didik. Hasil penelitian
prolingkungan seperti memilah dan membuang ini sesuai dengan teori Lawrence Green(1980),
sampah pada tempatnya, memanfaatkan bahwa pengetahuan tidak langsung
barang bekas dan daun-daun kering, berhubungan dengan perilaku karena
memelihara tanaman dan hewan dan hemat dipengaruhi oleh niat perilaku lingkungan.
energi. Peserta didik tingkat sekolah dasar ini
memiliki perilaku prolingkungan yang sangat SIMPULAN DAN SARAN
baik, tetapi tidak pengetahuan lingkungannya. Simpulan
Hasil analisis dan pembahasan dapat
Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku diambil kesimpulan sebagai berikut :
Prolingkungan di Rumah 1. Pengetahuan lingkungan tidak
Tabel 6 menyajikan hubungan antara berhubungan dengan perilaku
pengetahuan lingkungan dengan perilaku prolingkungan di sekolah maupun di
prolingkungan peserta didik di rumah. rumah. Sikap peduli lingkungan dan
Tabel 6. Hubungan pengetahuan lingkungan keinginan untuk berbuat mempunyai
dengan perilaku prolingkungan hubungan yang kuat dengan perilaku
prolingkungan di sekolah maupun
Signifik perilaku prolingkungan di rumah.
Nilai Tempat db
an 2. Program Adiwiyata mempunyai
Pearson Sekolah pengaruh yang positif dalam
Chi- 85,038 Adiwiyata 66 0,057 mengubah perilaku prolingkungan
Square peserta didik.
Sumber : Hasil Analisis Data, 2017
Dari tabel di atas terlihat pada sekolah Saran
Adiwiyata, hasil pearson chi square sebesar 1. Kepala sekolah dan guru-guru
85,038. Hasil ini lebih kecil dari nilai chi- mengawasi peserta didik untuk selalu
square tabel (103,97) untuk derajat kebebasan aktif dalam kegiatan prolingkungan agar
(db) 66 dengan nilai signifikan 0,057. Artinya pengetahuan dan perilaku yang telah
pengetahuan lingkungan tidakada hubungan diajarkan di sekolah bisa selalu
dengan perilaku prolingkungan di sekolah dilakukan ketika berada dimana saja.
untuk peserta didik sekolah Adiwiyata. 2. Sarana dan prasarana pendukung
Dari hasil analisis chi-square test, perilaku prolingkungan agar lebih
terlihat bahwa tidak ada hubungan antara dioptimalkan pemanfaatannya sehingga
pengetahuan lingkungan dengan perilaku
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 77
EISSN 2599-2090
Vol. 2 No.1 Januari 2019 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

perilaku prolingkungan dapat terjaga Environmental Psychology (19), 1-19.


kesinambungannya. http // www. Idealibrary.com.
3. Bupati dan dinas terkait untuk Glanz, Karen. 2002. Health Behaviour And
memperbanyak sekolah Adiwiyata dan Health Education. San Fransisco. Jossey
memasyarakatkan program Adiwiyata. Bass.
Green, L. 1980. Health Education Planning A
DAFTAR PUSTAKA Diagnostic Approach. Baltimore. The
Ajzen, I. 1991. The Theory Of Planned John Hopkins University. Mayfield
Behaviour. Organizational Behaviour Publishing Co.
And Human Decision Processes. Issue 2 Gunarso, S. 1990. Dasar Teori Perkembangan
Allport, G.W. 1954. Hand Book of Social Anak. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta.
Psychology. Cambridge : Addison ± Koentjaraningrat. 1997. Metode - Metode
Wesley. Publishing Company. Inc. Penelitian Masyarakat. Gramedia.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Jakarta.
Pendekatan Praktik. Edisi VII. Rineka Krech D & Crutchfield, R. 1962. Individual In
Cipta. Jakarta. Society. Tokyo. McGraw Hill Kogakusha
Asari, 2001. Pengukuran pengetahuan sikap Ltd.
dan kepedulian siswa SMA pada Lorsbach, A & Tobin, K. 1992. Constructivism
lingkungan hidup :Studi kasus: as a Referent for Science Teaching.
Perbedaan pestasi blajar antara siswa NARST Research Matters ± to the
SMA yang mengikuti Pramuka dengan Science Teacher, No. 30.
siswa SMA yang tidak mengikuti Maloney, T M. 1993. Modern Particleboard
Pramuka pada tigaSMA di Kota Bekasi. And Dry Process Fiberboard
Tesis Ilmu Lingkungan Pascasarjana Manufactures. Miller Freeman
Universitas Indonesia. Publications. USA.
0DU¶DW Sikap Manusia, Perubahan
Azhar., M. Djahir Basyir., Alfitri. (2015). Serta Pengukurannya. Jakarta. Ghalia
Hubungan Pengetahuan dan Etika Indonesia.
Lingkungan dengan Sikap dan Perilaku Mark W. Anderson. 2012. New Ecological
Menjaga Kelestarian Lingkungan. Jurnal Paradigm (NEP) Scale. Berkshire
Ilmu Lingkungan. Volume 13 Issue 1 : Publishing Group. http // www.
36-41. Program Studi Ilmu Lingkungan Berkshirepublishing. Com.
Program Pascasarjana UNDIP.
Bloom Benyamin. 1908. Psikologi
Pendidikan. Jakarta
Bettencourt, A. 1989. What is Conctructivism
and Why Are They All Talking about it?
Michigan State University.
(BLHD) Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Agam. 2016. Profil Adiwiyata
Kabupaten Agam.
Bonnes, M and Secchiaroli G. 1995.
Environmental Psychology A
PsychoSocialIntroduction. Sage
Publications. London.
Denison J. 1996. What Is The Difference
Between Organizational Culture And
2UJDQL]DWLRQDO &OLPDWH" $ 1DWLYH¶V 3RLQW
Of View On A Decate Of ParadigmWars.
Academy Of Management Review 21.
Florian G. Kaiser., Sybille W., Urs Fuhrer.
1999. Environmental Attitude
andEcological Behaviour. Jurnal of

78 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090

Anda mungkin juga menyukai