Anda di halaman 1dari 5

UAS PENGOLAHAN LIMBAH

Dosen : Dr. Ir. Johannes Hendra, M.Si


Oleh : Yosua Manaek Pardamean Siagian / 13114704

Jelaskan tujuan : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).


1) Pengelolaan persampahan
2) Pengelolaan Limbah (padat, cair, gas)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode selama 5 ( lima ) tahunan yang berisi
penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah serta memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional. (Pasal 1 Angka 4 UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025).
RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara arif tentang visi,
misi dan agenda Kepala Daerah terpilih dalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang
tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke
depan. Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan RPJMD perlu untuk memenuhi prinsipprinsip sebagai berikut:
1) Strategis
RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan kearah mana daerah akan
diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 tahun mendatang,
bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan.
2) Demokratis dan Partisipatif
Penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan , akuntabel , dan
melibatkan masyarakat ( dan seluruh stakeholder ) dalam pengambilan keputusan
perencanaan di semua tahapan perencanaan.
3) Politis
Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan
politik , terutama Kepala Daerah Terpilih dengan DPRD.
4) Perencanaan Bottom-up
Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam penyusunan
RPJMD.
5) Perencanaan Top Down

Bahwa proses penyusunan RPJMD perlu adanya sinergi dengan rencana strategis di
atasnya yaitu RPJPD dan RPJM Nasional.
Salah satu yang termasuk dalam RPJMD adalah Program KOTAKU. Program
KOTAKU sudah dijalankan di beberapa kota di Indonesia. Program KOTAKU adalah
program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan
penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2015
2019. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan.
Sebagai contoh di provinsi Bangka Belitung program KOTAKU sudah berjalan dari
tahun 2015. Tujuan program ini adalah tercapainya pengentasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi 0 hektare melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh seluas 38.431 hektare skala nasional. Serta, meningkatkan akses terhadap
infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung
terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. Ada enam
konsep penanganan permukiman kumuh di Program KOTAKU provinsi Bangka Belitung,
yaitu :
a) Percepatan kegiatan melalui kolaborasi antarpelaku; antarprogram/kegiatan dan
sumber pendanaan.
b) Mendorong sinergitas perencanaan dan investasi skala kabupaten/kota dengan
perencanaan dan investasi skala lingkungan/kelurahan
c) Pemerintah kabupaten/kota sebagai pelaku utama/motor penggerak dalam penanganan
permukiman kumuh dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan.
Sedangkan pemerintah pusat memberikan dukungan kebijakan, pedoman, subsidi
pembangunan infrastruktur dan bantuan teknis
d) Berorientasi pada keluaran (output) dan hasil (outcome)
e) Penanganan permukiman kumuh dilakukan secara komprehensif, melalui kegiatan
infrastruktur; Sosial dan Ekonomi (Tridaya)
f) Tata kelola program/kegiatan yang baik (good governance)

Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan
sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara

daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari
pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda
tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk
mengolah, dan ketersediaan lahan.

Tujuan pengelolaan sampah dalam RPJMD adalah :


a. Memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan penanganan sampah
b. Mewujudkan kerjasama / kemitraan dengan instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam penanganan sampah
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan
d. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang efektif dan efisien
e. Meningkatkan realisasi penarikan retribusi persampahan dan limbah/kakus

Pengelolaan Limbah (padat, cair, gas)


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water) dan ada air
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah Padat
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,

limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik.
Limbah Cair
Sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Menurut Sugiharto
(1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan

juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Limbah Gas
Semua materi berbentuk gas atau materi partikulat yang terbawa gas yang apabila
berada di udara dapat bersifat sebagai polutan. Contohnya adalah karbon
monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, dan hidrokarbon.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak

negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu


dilakukan penanganan terhadap limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu, pengolahan
menurut tingkatan perlakuan dan pengolahan menurut karakteristik limbah.
1. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan adalah sebagai berikut.
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan
permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini

tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak
lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat,
khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
Layanan air limbah domestik yaitu pelayanan sanitasi untuk menangani limbah
air kakus. Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan
tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi
tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
Layanan persampahan diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan
sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk
sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan
sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan
sampah lainnya. Di beberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi
sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang
melakukan

upaya

kolektif

lebih

lanjut

dengan

memasukkan

upaya

pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.


Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan
menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air
tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase
harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang
dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan
terbebas dari sampah. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu
tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup, karena air bersih
memang sangat berguna di masyarakat.
2. Pengolahan menurut karakteristik limbah
Reduksi Limbah : Suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan
mengurangi sifat bahaya dan racun limbah sebelum dihasilkan dari suatu
kegiatan.
Penyimpanan Limbah : kegiatan menyimpan limbah yang dilakukan oleh
penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau
penimbun limbah dengan maksud menyimpan sementara.
Pengumpulan Limbah : kegiatan mengumpulkan limbah dari penghasil limbah
dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat
dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah.
Pengangkutan Limbah : kegiatan pemindahan limbah dari penghasil dan/atau
dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/ atau dari pengolah ke pengumpul
dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah.
Pemanfaatan Limbah : kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau
penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk

mengubah limbah menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga
aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Pengolahan Limbah : proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi
limbah untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat
racun
Penimbunan Limbah : kegiatan menempatkan limbah pada suatu fasilitas
penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan hidup

Tujuan pengelolaan limbah dalam RPJMD adalah :


a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup.
b. Meningkatkan peran pelaku ekonomi dalam upaya meminimalkan aktivitas yang akan
memberikan dampak negatif kepada lingkungan.
c. Meningkatkan upaya pengelolaan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan
lingkungan hidup
d. Menjaga kelestarian serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup
e. Meningkatkan pengendalian pencemaran dan perusakan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
f. Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi sumberdaya air, udara dan tanah serta
pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai