Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBINAAN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG KOTA HIJAU
KABUPATEN TAKALAR
TAHUN 2015

SATKER PENGEMBANGAN KAWASAN


PERMUKIMAN DAN PENATAAN BANGUNAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEMBINAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG KOTA HIJAU
KABUPATEN TAKALAR

I.

LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air;
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang;
h. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa;
i.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang


Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

j.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara


Pelaksanaan

Penggunaan,

Pemanfaatan,

Penghapusan,

dan

Pemindahtanganan Barang Milik Negara;


k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
l.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang


Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan;

m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2009 tentang


Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan,

dan

Pemindahtanganan

Barang

Milik

Negara

di

Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;


n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor :
14/PRT/M/2013 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2012 tentang
Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun
2012-2020 Kementerian Pekerjaan Umum;
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang; dan
r.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2015 tentang


Bangunan Gedung Hijau.

2. Gambaran Umum
Kota

Hijau

merupakan

kota

yang

ramah

lingkungan

dengan

memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi,


mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin
kesehatan lingkungan, mensinergikan lingkungan alami dan buatan,
berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus
menerus memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan
terbangun, sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana
perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan
mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti
pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau
di Indonesia memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku
kepentingan

kota.

Pengembangan

Kota

Hijau

juga

memerlukan

perubahan/inovasi/prakarsa mendasar (dari praktek hingga nilai-nilai) dan


masif.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas
mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau
(RTH), 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini

ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan RTRW
Kabupaten.
Penataan ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan
alat

untuk

mengkoordinasikan

pembangunan

perkotaan

secara

berkelanjutan. Selaras dengan amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan


suatu

bentuk

pengembangan

kawasan

perkotaan

yang

mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Upaya


untuk

membangkitkan

kepedulian

masyarakat

dan

mewujudkan

keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam


bentuk perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh
Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
merupakan salah satu langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten dalam
memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait pemenuhan luasan RTH
perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia.
P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang
berbasis komunitas.
P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif
dan komprehensif untuk mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang
meliputi: (1) perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan,
(2) ketersediaan ruang terbuka hijau, (3) konsumsi energi yang efisien,
(4) pengelolaan air yang efektif, (5) pengelolaan limbah dengan prinsip
3R, (6) bangunan hemat energi atau bangunan hijau, (7) penerapan
sistem transportasi yang berkelanjutan, dan (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut,
yaitu: perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan peningkatan peran masyarakat
melalui komunitas hijau, namun pada tahap berikutnya diharapkan akan
dapat lebih diperluas.Dalam rangka mewujudkan 3 (tiga) atribut tersebut,
sebagai tindaklanjut dari kegiatan perumusan RAKH, maka pemerintah
akan melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau
yang terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau
(RTH), Kegiatan Forum Komunitas Hijau, dan Pembuatan dokumen
4

perencanaan teknis (DED) taman Peningkatan Kuantitas RTH berupa


Taman Kota Hijau.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya kota
hijau khususnya melalui perwujudan dan pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang terdiri dari kegiatan Penyusunan Masterplan Ruang
Terbuka Hijau (RTH), Peta Komunitas Hijau, dan pembuatan dokumen
perencanaan teknis (DED) Taman Ramah Lingkungan dalam rangka
implementasi

RTRW

kota/kabupaten

dan

untuk

memenuhi

amanat

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.


2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain:
a. Menyusun Master Plan untuk pemenuhan RTH 30 % sesuai dengan
periode RTRW Kabupaten/Kota (20 tahun) sebagai penajaman dari
Rencana

Aksi

Kota

Hijau

(RAKH)

kota/kabupaten

peserta

P2KH

sekaligus untuk menjadi dasar penetapan dan perwujudan RTH pada


lokasi-lokasi yang diprioritaskan.
b. Membentuk Forum Komunitas Hijau di tingkat Kabupaten/Kota
c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan

Forum

Komunitas Hijau (FKH) untuk memetakan lokasi-lokasi hijau dan


memiliki kontribusi positif bagi kualitas ruang kota. Pemetaan tersebut
diharapkan

dapat

memberikan

kepedulian

masyarakat

dalam

peningkatan

pengetahuan

menjaga/melestarikan

dan

potensi

perwujudan kota hijau di kota/kabupaten peserta P2KH.


d. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas
Hijau untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk
peningkatan kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum,
khususnya pemanfaatan RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas
ruang kota.
e. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana
induk (masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana
dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen
dalam kegiatan pengadaan jasa pemborongannya.

III. SASARAN
Sasaran kegiatan ini terdiri atas:
1. Tersusunnya Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan dalam
rangka mendukung terwujudnya tahapan dan prioritas peningkatan
kuantitas RTH perkotaan;
2. Terbentuknya Forum Komunitas Hijau di tingkat Kabupaten/Kota;
3. Tersusunnya

Peta

Komunitas

Hijau

untuk

mendorong

partisipasi

masyarakat dalam mengimplementasikan local action plan atau rencana


aksi kota hijau (RAKH);
4. Terlaksananya kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH) dalam bentuk
festival dan aksi kota hijau yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat
dalam pemanfaatan RTH dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
kota hijau;
5. Tersusunnya Dokumen Perencanaan Teknis (DED) RTH berdasarkan
Masterplan RTH.

IV. NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah SNVT Pengembangan Kawasan
Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Sulawesi Selatan, Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

V. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan

kegiatan

dilakukan

swakelola

secara

ini

bersumber
dengan

dari

rincian

dana

APBN

kebutuhan

yang
biaya

sebagaimana RAB terlampir.

VI. LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN


1. Lingkup Kegiatan
a. Penyusunan Masterplan RTH
Kegiatan Penyusunan Masterplan RTH ini akan mencakup beberapa
aspek yang antara lain adalah:

1) Lingkup Wilayah Perencanaan


Kegiatan ini dilaksanakan pada lingkup wilayah administratif kota
(city wide) dan kawasan fungsional perkotaan di kabupaten
(ibukota kabupaten dan kawasan strategis perkotaan).
2) Periode Perencanaan
-

Identifikasi RTH eksisting (mencakup koordinat lokasi, luasan,


status

kepemilikan

kelembagaan pengelolaan)
Tahapan perwujudan RTH
menengah

tanah,

dan

panjang,

fungsi,

jenis

vegetasi

dan

30%

(roadmap

untuk

jangka

sesuai

dengan

periode

RTRW

Kabupaten/Kota 20 tahun)
Prioritas implementasi/peningkatan kuantitas RTH
Deskripsi calon pengguna dan pemanfaat RTH

3) Target Group
Penyusunan

Masterplan

Kota/Kabupaten,

RTH

swasta,

ditujukan

dan

untuk

masyarakat.

Pemerintah
Pemerintah

Kota/Kabupaten dapat memanfaatkan masterplan RTH sebagai


salah

satu

suplemen

utama

dalam

penetapan

kebijakan

pembangunan yang berkelanjutan.


b. Penyusunan Peta Komunitas Hijau
Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau ini akan mencakup
beberapa aspek yang antara lain adalah:
1) Identifikasi

dan

Pembentukan

Forum

Komunitas

Hijau

Kota/Kabupaten, serta mengembangkan jejaring komunitas hijau


yang inklusif.
2) Penetapan tujuan dan batasan area yang akan di survey (city wide
dan area wide)
3) Pemetaan hijau kota berdasarkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Green
Green
Green
Green
Green
Green
Green
Green

Planning & Design


Open Space
Community
Building
Water
Energy
Transportation
Waste

4) Produksi peta berdasarkan format penyajian A2.

c. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)


7

Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain adalah :
1) Pelibatan secara reguler komunitas hijau kota dalam setiap
kegiatan P2KH yang berjalan secara paralel (peta komunitas hijau,
masterplan, DED, dan implementasi fisik) agar kepemilikan
terhadap

hasil

kegiatan/produknya

serta

mendorong

lebih

berdayanya komunitas dalam keberlanjutan program selanjutnya.


2) Sosialisasi peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya
pembangunan

kota

berbasis

konsep

kota

hijau

sekaligus

sosialisasi peta komunitas hijau, dan masterplan RTH yang telah


disusun dengan melibatkan instansi pemerintah, pihak swasta,
komunitas, dan masyarakat umum.
3) Pengajuan proposal kegiatan aksi komunitas dan festival Kota Hijau
4) Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijau dan Festival Kota Hijau
sesuai dengan proposal kegiatan aksi komunitas dan festival Kota
Hijau yang telah disetujui oleh Satker PKP2B.
d. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED)
Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED) mencakup
antara lain:
1) Kegiatan Penyusunan Konsep Perencanaan :
a. Pengumpulan data dan informasi lapangan
b. Sketsa gagasan
c. Indentifikasi peruntukan lokasi
2) Kegiatan Penyusnan Pra Rencana, meliputi :
a. Rencana Tapak
b. Perkiraan Biaya
3) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rencana :
a.

Gambar Rencana landscape yang meliputi : siteplan dan detail


gambar rencana, antara lain :
i. Rencana Tata Hijau (Softscape)
ii. Rencana Hardscape, (misalnya : Jogging Track, Plaza, Parkir
Sepeda) dan Bangunan Taman
iii. Rencana Penempatan Sumur Resapan dan Kran Taman

Sprinkler (disesuaikan dengan kondisi lapangan)


iv. Rencana Penempatan Landscape furniture
b. Gambar detail seluruh komponen landscape
c.

Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis


besar).

2. Lokasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di lokasi yang sudah memenuhi
Readiness Criteria Ditjen Cipta Karya dan mendukung penambahan
pemenuhan luasan RTH 30%.
VII.

METODOLOGI

Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain
terdiri atas:
1. Penyusunan Masterplan RTH
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melakukan survei pada lokasi-lokasi RTH untuk melihat kondisi
eksisting RTH;
b) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual melakukan kajian dan
analisa terkait kebutuhan terhadap pelaksanaan perwujudan RTH;
dan
c) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melakukan koordinasi dan rapat konsolidasi, baik di provinsi dan di
kota/ kabupaten, terutama untuk menyepakati:
- Jenis kegiatan;
- Jenis RTH;
- Lokasi RTH;
- Status/ kepemilikan lahan
- Besaran Pendanaan;
- Jenis insentif yang diberikan;
- Instansi pelaksana, meliputi: pemerintah kota/kabupaten, swasta,
serta masyarakat; dan
- Waktu dan tahapan pelaksanaan perwujudan RTH (disesuaikan
juga

dengan

indikasi

program

utama

pada

RTRW

Kota/Kabupaten).
d) Output dari Penyusunan Masterplan RTH meliputi antara lain :
1) Dokumen teknis Masterplan RTH yang antara lain memuat:

Gambaran Umum Kota (Profil Kota/Kabupaten)


Identifikasi dan Evaluasi RTH Kota (lokasi, jenis, luasan, status,
fungsi, dsb) yang dicatat oleh tenaga khusus dalam layer RTH

Analisis Kebutuhan RTH dan RTNH Kota dalam satu sistem

perencanaan
Rencana Pembangunan RTH Kota dan RTNH dalam satu entitas

perkotaan yang menyatu (links and hubs)


Indikasi Program dan tahapan pengembangan RTH untuk 20
(dua

puluh)

tahun

ke

depan

(sesuai

periode

RTRW

Kota/Kabupaten)
Draft Peraturan Walikota/Bupati tentang perwujudan RTH 30%

2) Album peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala


minimal 1:25.000 dalam format A1 yang dilengkapi dengan data
peta digital yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis
(GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Album peta tersebut terdiri dari:

Peta eksisting (RTH, geologi, hidrologi, resapan air, sempadan

sungai, kawasan SUTET, dll)


Peta RTH rencana periode 20 tahun

Peta lokasi prioritas pembangunan RTH dalam skala 1:5.000


(diperoleh dari peta citra terbaru yang tersedia)

2. Penyusunan Peta Komunitas Hijau


Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melakukan survey primer (langsung) dan sekunder (melalui literatur
atau sumber lain) di kawasan perkotaan.
b) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melakukan

Forum

Group

Discussion

(FGD)

untuk

koordinasi

pemetaan titik-titik hijau dengan pemerintah daerah dan instansi lain


terkait elemen atribut hijau.
c) Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual menyusun peta komunitas
hijau yang menggambarkan komponen atribut yang mendukung
tercapainya delapan atribut kota hijau antara lain :
-

Peta Sebaran RTH

Peta Jaringan Transportasi Umum

Peta Sebaran Komunitas

Peta Sarana Publik

10

d) Peta Komunitas Hijau tercetak ukuran A2 yang memuat antara lain :


- Peta Sebaran RTH
- Peta Jaringan Transportasi Umum
- Peta Sebaran Komunitas
- Peta Sarana Publik
e) Laporan Kegiatan Sosialisasi, Pelaksanaan Survey, dan Daftar temuan
survey
3. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melaksanakan rapat koordinasi forum komunitas hijau, pemerintah
daerah dan instansi terkait dalam rangka penyelenggaraan Aksi
Komunitas Hijau.
b) Satker PKP2B bersama Tim Swakelola dan Tenaga Ahli Individual
melakukan sosialisasi komunitas hijau melalui forum diskusi terbuka
dan media sosial.
c) Penyelenggaraan Kegiatan

Forum

Komunitas

dilaksanakan

oleh

Komunitas Hijau dengan menyusun proposal untuk diserahkan


kepada Satker PKP2B Provinsi.
d) Pelaksanaan kegiatan FKH dengan ketentuan sebagai berikut:
Festival Hijau dapat diselenggarakan di ruang terbuka hijau, di
salah satu taman kota yang layak atau di venue indoor.
Pelaksanaan

festival

hijau

diharapkan

tidak

merusak

taman/tanaman;
Aksi Komunitas Hijau diselenggarakan di ruang terbuka hijau atau

di salah satu taman kota yang layak.


Festival Hijau dan Aksi Komunitas diselenggarakan oleh FKH dan

berkoordinasi dengan Tim Swakelola P2KH Kota/Kabupaten; dan


Festival Hijau dan Aksi Komunitas dapat mengundang
narasumber (Tim Direktorat BPB, Tim Pendamping P2KH, SNVT
PKP2B, dan SKPD Provinsi).
Laporan pelaksanaan kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)

e)

(termasuk berisi foto-foto kegiatan), antara lain:


Proses pelaksanaan Festival Hijau seperti kegiatan seni di ruang
terbuka hijau atau di salah satu taman kota yang layak; dan

Proses pelaksanaan Aksi Komunitas terkait salah satu dari 8


(delapan) atribut kota hijau.

11

4. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED)


Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :
a)

Survey lapangan
Dilakukan untuk kegiatan peninjauan awal dan pengecekan kembali
di lapangan.

b)

Studi literatur
Dilakukan melalui studi bahan dan material untuk memperoleh
gambaran mengenai desain ramah lingkungan sesuai 8 (delapan)
atribut kota hijau dan menentukan spesifikasi bahan dan mutu
material yang akan digunakan.

c)

Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen gambar perencanaan dan

gambar DED.
d)

Diskusi
Dilakukan dalam proses pembahasan dan pelaporan.

e)

Output dari Penyusunan DED meliputi :


1) Dokumen DED:

Laporan perencanaan lansekap lengkap dengan perhitungan-

perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan.


Rencana siteplan mencakup seluruh elemen lanskap.
Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran
kertas A3.

2) Dokumen Lelang :

Rencana anggaran biaya (RAB/EE),


Rician volume pekerjaan (BQ),
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

VIII. TENAGA AHLI


Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang
pendidikan S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masingmasing sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun antara lain:
1
2
3
4
5
6

Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli

Perencanaan Wilayah dan Kota


Arsitektur Lansekap
Sipil
Pemetaan/GIS
Pemberdayaan Masyarakat
Desain Grafis

1
1
1
1
1
1

org
org
org
org
org
org

12

a. Jadwal pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini:
N

Tenaga Ahli

o
1

BULAN
1

Ahli Perencanaan Wilayah dan


Kota
Masterplan RTH dan Koordinator
Ahli Arsitektur Lansekap
Masterplan
DED
Ahli Sipil
Peta Komunitas Hijau
Kegiatan Forum Komunitas Hijau
Ahli Pemetaan/GIS
Masterplan
DED
Ahli Pemberdayaan Masyarakat

Ket
Jumlah
4 bulan

4 bulan

3 bulan
2 bulan

3 bulan

DED
6

Ahli Desain Grafis


Peta Komunitas Hijau

3 bulan

b. Lingkup Tugas Tenaga Ahli


1. Ahli Perencanaan Wilayah Kota dan Koordinator
Lingkup tugas Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota dan Koordinator
yaitu memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
2. Ahli Lansekap/Arsitektur
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan kajian aspek
arsitektur lansekap terhadap penyusunan dokumen DED.
3. Ahli Sipil
Lingkup tugas tenaga ahli Sipil yaitu melakukan kajian aspek teknik sipil
terhadap penyusunan dokumen serta menyusun dokumen DED, RAB
dan RKS.

13

4. Ahli Pemetaan/GIS
Lingkup tugas tenaga ahli Pemetaan/GIS yaitu membuat digitasi peta
terkait penyusunan Album Peta Masterplan RTH, Peta Komunitas Hijau
dan Penetapan Koordinat Lokasi DED.
5. Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Lingkup tugas tenaga ahli Pemberdayaan yaitu mengkoordinir dan
mengarahkan
komunitas,

forum

komunitas

pelaksanaan

hijau

aksi

dan

dalam
festival

penyusunan
kota

hijau

peta
serta

penyebarluasan informasi Program Pengembangan Kota Hijau.


6. Ahli Desain Grafis
Lingkup

tugas

tenaga

ahli

Desain

Grafis

untuk

menerjemahkan

informasi rumit dengan singkat, jelas, sistematis, dan menarik, serta


mengembangkan

dan

mengkomunikasikan

konsep

dengan

menggunakan bahasa symbol dalam memproses informasi.


IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilakukan selama 4 (empat) bulan dengan rencana
jadwal pelaksanaan berikut ini:
Kegiatan

Agustus

4 Kab./Kota

September
4

Oktober
1

November
4

Penyusunan Laporan Pendahuluan


Penyusunan Masterplan RTH
Penyusunan DED
Penyusunan Peta Komunitas Hijau
Pelaksanaan Kegiatan FKH
Penyusunan Pelaporan Swakelola

X. OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara
lain:
1. Dokumen Masterplan RTH
2. Dokumen Peta Komunitas Hijau
3. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau
(FKH)
4. Dokumen Perencanaan Teknis / DED

14

a. Dokumen DED yang meliputi :


Laporan perencanaan lansekap lengkap dengan perhitunganperhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Rencana siteplan mencakup seluruh elemen lanskap.


Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran

kertas A3.
b. Dokumen Lelang :
Rencana anggaran biaya (RAB/EE),
Rician volume pekerjaan (BQ),
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Gambar DED berukuran A3, diserahkan dalam bentuk hardcopy
dan softcopy
5. Laporan Kegiatan Swakelola Pembinaan Pelaksanaan Pemanfaatan
Ruang Kota Hijau Kabupaten TAKALAR
Jumlah eksemplar seluruh dokumen tersebut diatas mengikuti ketentuan
yang tertera dalam Bill of Quantity (BOQ) terlampir.
XI. OUTCOME/MANFAAT
Terlaksananya

Program

Kabupaten/Kota

dengan

Pengembangan
melibatkan

seluruh

Kota

Hijau

pemangku

ditingkat
kepentingan

sebagai upaya peningkatan kesadaran dalam perwujudan Kota Hijau yang


berkelanjutan.
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Makassar, 26 Juni 2015
PPK Penataan Bangunan
Provinsi Sulawesi Selatan

H. Nurdin Mone, SE, ST, MSP


NIP. : 19580819 198301 1 002

15

Anda mungkin juga menyukai