YOGYAKARTA
DI SUSUN OLEH :
KELAS C REGULER
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul
“Program Pengembangan Kota Hijau di Wilayah Yogyakarta” Dalam makalah ini,
kami akan membahas tentang apa itu kota hijau (Green City), konsepnya
bagaimana, tujuan,sasaran,dan program dari konsep kota hijau itu sendiri.
Penulis
Page 2 of 29
BAB I
PENDAHULUAN
Page 3 of 29
dan peremajaan kota. Diantara beberapa program yang dicanangkan dalam
Program Pengembangan Kota Hijau, pembangunan ruang terbuka hijau
menjadi salah satu program yang digencarkan oleh pemerintah Kota
Yogyakarta.
Page 4 of 29
2. Mengetahui mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) secara
umum.
3. Mengetahui mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada
di Kota Yogyakarta.
1. Untuk Akademik
Diharapkan dari penyusunan makalah ini dapat memberikan
kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung guna
menambah wawasan umum bagi para mahasiswa, khususnya
mahasiswa program studi Teknik Lingkungan.
2. Untuk Penulis
Bagi penulis penyusunan makalah ini merupakan suatu
pemenuhan tugas mata kuliah Konservasi Lingkungan
sekaligus guna menambah wawasan penulis secara pribadi.
Page 5 of 29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 6 of 29
2.2 Tujuan dan Sasaran Konsep Kota Hijau (Green City)
Page 7 of 29
g. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam
mewujudkan penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan.
h. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam
mewujudkan peningkatan peran masyarakat sebagi komunitas hijau.
Page 8 of 29
7. Green Building. Pengembangan bangunan hemat energi.
8. Green Community. Kepekaan, kepedulian, dan peran aktif masyarakat
dalam pengembangan atribut kota hijau. Konstruksi bangunan yang
ramah lingkungan menjadi sebuah elemen vital dalam perwujudan kota
hijau.
Tahap awal perwujudan kota hijau ini terfokus pada tiga atribut,
yakni green planning and design, green open space, dan green
community. Upaya perwujudan kota hijau melalui tercapainya delapan
atribut memerlukan peran, dukungan dan komitmen dari seluruh
pemangku kepentingan, yaitu masyarakat, Pemerintah Daerah, swasta, dan
sektor lain (Todaro MP, 2006)
2.3 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Page 9 of 29
Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya, bentuk RTH
diklasifikasi menjadi:
a. RTH kawasan perdagangan.
b. RTH kawasan perindustrian.
c. RTH kawasan permukiman.
d. RTH kawasan pertanian.
e. RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, olahraga,
alamiah.
Berdasarkan status kepemilikan, RTH diklasifikasi menjadi:
a. RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik
atau lahan yang dimiliki pemerintah.
b. RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-
lahan milik pribadi.
Berdasarkan Undang-Undang Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan pada Pasal 6 jenis RTHKP meliputi:
a. taman kota;
b. taman wisata alam;
c. taman rekreasi;
d. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
e. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
f. taman hutan raya;
g. hutan kota;
h. hutan lindung;
i. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng, dan lembah;
j. cagar alam;
k. kebun raya;
l. kebun binatang;
m. pemakaman umum;
n. lapangan olah raga;
o. lapangan upacara
Page 10 of 29
p. parkir terbuka;
q. lahan pertanian perkotaan;
r. jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET)
s. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ, dan rawa;
t. jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas
dan pedestrian;
2.4 Tujuan, Peranan dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan
instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan sebagai
berikut :
a. meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar,
indah, bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan
b. menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan
yang berguna untuk kepentingan masyarakat
(Hakim dan Utomo, 2004).
Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut:
a. alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan
memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi
udara panas ke kondisi udara sejuk
b. penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah
terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap
kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya
c. sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai
tempat hidup satwa burung / unggas
d. sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman ini memiliki
bentuk tekstur dan warna yang menarik
e. mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau
dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat
dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada
Page 11 of 29
disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan
yang kompak dan serasi (Hakim dan Utomo, 2004).
Page 12 of 29
BAB III
PEMBAHASAN
Page 13 of 29
yang diperlukan masyarakat, ruang terbuka bagi aktivitas publik serta
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota (Hakim,2004).
Kawasan Kota Yogyakarta merupakan kawasan yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Akan
tetapi ruang terbuka hijau yang ada belum tersedia secara maksimal.
Berikut beberapa contoh ruang terbuka hijau yang ada di Kota
Yogyakarta:
1) Taman Kota
Taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi dalam
bidang sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif,
edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota. Contohnya adalah
Taman Kota Abu Bakar Ali Yogyakarta.
Page 14 of 29
Gambar 3.2 Kantor Balaikota Yogyakarta
3) RTH Tempat Pemakaman Umum
Page 15 of 29
lintas), pedestrian, jalur rel KA, area bawah jalan layang, dan
berfungsi sebagai pengaman area tersebut.Contohnya adalah
Pedestrian Kawasan 0 Km Yogyakarta.
Page 16 of 29
6) Lapangan Olahraga
Contohnya adalah Stadion Kridosono Kotabaru, Yogyakarta.
1. budaya (1,78%)
2. industri kecil dan menengah (9,69%)
3. kesehatan (1,25%)
4. kuburan (1,01%)
5. pariwisata (5,45%)
6. pendidikan (2,53%)
7. perdagangan dan jasa (26,05%)
8. perkantoran (4,74%)
9. pertanian (2,70%)
10.permukiman (40,58%)
11.rekreasi dan olah raga (1,41%)
Page 17 of 29
12. ruang terbuka hijau atau sempadan sungai (1,43%)
13. sarana transportasi (1,42%)
Penggunaan lahan di Kota Yogyakarta didominasi oleh kawasan
permukiman yang menempati hampir setengah bagian dari total wilayah
Kota Yogyakarta, tersebar secara merata di tiap kecamatan kecuali
Kecamatan Kraton. Kawasan kesehatan, pendidikan, perkantoran,
perdagangan dan jasa terdapat di kawasan strategis terutama di sepanjang
jalan raya kota. Kawasan industri tersebar di pinggiran kota bagian barat
dan selatan. Kecamatan Kraton menjadi kawasan cagar budaya dan
pariwisata karena terdapat peninggalan sejarah yaitu Keraton Kesunanan
Yogyakarta.
Page 18 of 29
Gambar 3.7 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Yogyakarta tahun
2014
Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta dibagi menjadi 2 bentuk yang
terdiri dari 14 jenis penggunaan, yaitu :
1. RTH Publik (10,03%) terdiri dari:
a. Area Hijau (4,79%)
b. Jalur Pengaman Jalan (0,22%)
c. Kebun Binatang (0,45%)
d. Lapangan Olah Raga (0,59%)
e. Parkir Terbuka (0,95%)
Page 19 of 29
f. Taman Kota (0,25%)
g. Taman Rekreasi (0,41%)
h. Pemakaman Umum (0,94%)
i. Sempadan Sungai (1,43%)
2. RTH Privat (7,75%) terdiri dari:
a. Lapangan Upacara (0,01%)
b. Sawah (2,69%)
c. Taman Kantor dan Gedung Komersil (4,53%)
d. Taman Perumahan dan Permukiman (0,52%)
Kawasan hijau eksisting didominasi oleh area hijau, taman kantor dan
gedung komersil sebesar 10 %. Jumlah RTH terbanyak terdapat di Kecamatan
Umbulharjo sebesar 165,27 ha. Kawasan pertanian paling luas terletak di
kecamatan ini dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di Yogyakarta.
Pada tahun 2011 luas lahan pertanian sebesar 66,27 ha dan pada tahun 2013
berkurang menjadi 62,47 ha, hanya dalam waktu 2 tahun luas pertanian berkurang
sebanyak 3,8 ha (Kota Yogyakarta 2014). Hasil perhitungan RTH eksisting tertera
pada Tabel 3.1.
.Tabel 3.1 Luas RTH eksiting Kota Yogyakarta
Page 20 of 29
Kawasan RTH tersebar secara acak, sempadan sungai yang berupa
vegetasi rapat terdapat di sepanjang aliran sungai dan membentuk pola
memanjang mengikuti bentuk sungai. Pada pusat kota dengan bangunan padat,
didominasi RTH jenis taman kota, taman rekreasi, lapangan olah raga,
membentuk pola linear karena dipengaruhi keberadaan keraton. Jalur pengaman
jalan terletak di setiap stasiun untuk membatasi akses pengunjung ke area yang
dianggap berbahaya.Area ini didominasi oleh kerikil, vegetasi semak dan pohon –
pohon berukuran kecil. Pada luar kota jenis RTH yang mendominasi adalah
sawah, kebun binatang dan TPU tersebar secara acak.
Secara umum ruang hijau yang ukurannya luas terletak di pinggiran kota
dan akan semakin berkurang atau mengecil saat mendekati pusat kota. Ruang
hijau privat yang paling banyak adalah dalam bentuk taman kantor dan gedung
komersil ruang, berupa taman pasif yang hanya berisi vegetasi hijau tanpa ada
aktifitas didalamnya. Taman lingkungan perumahan didominasi oleh tanaman hias
dan vegetasi buah-buahan, selain sebagai peneduh hasilnya juga dapat
dikonsumsi.Peta RTH eksisting Kota Yogyakarta tahun 2014 terlihat pada
Gambar 3.8.
Page 21 of 29
Gambar 3.8 Peta RTH eksiting Kota Yogyakarta tahun 2014
Page 22 of 29
kekurangan RTH, RTH publik paling banyak kekurangan terdapat di
Kecamatan Umbulharjo seluas 75,64 ha dan yang paling sedikit
kekurangannya terdapat di Kecamatan Gedongtengen seluas 8,85 ha. Ada
satu kecamatan yang luas RTH privatnya memenuhi standar kebutuhan
yaitu di Kecamatan Mantrijeron dengan kelebihan RTH seluas 2,93 ha.
Kekurangan RTH privat paling banyak terdapat di Kecamatan Kotagede
seluas 12,49 ha. Berkurangnya RTH di Kota Yogyakarta sebagai imbas
dari tingginya kebutuhan kota akan permukiman. Lahan yang paling
banyak beralih fungsi adalah sawah. Proporsi kecukupan RTH
berdasarkan luas wilayah tertera pada Tabel 3.2
Page 23 of 29
harus membeli lahan yang terdapat bangunan.Potensi 3 adalah sempadan
sungai dengan lebar 30 m di kiri dan kanan sungai yang seharusnya bebas
dari lahan terbangun.Potensi 3 adalah rencana jangka panjang kerena
memerlukan usaha dan biaya yang banyak karena harus membebaskan
tanah warga. Walaupun luas RTH eksisting sudah ditambah dengan area
berpotensi RTH jumlahnya hanya 710,47 (21,62%) masih kurang dari
standar kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menuju Kota Hijau yaitu
30%. Perhitungan rinci area berpotensi tertera pada Tabel 3.3 dan peta area
berpotensi RTH terlihat pada Gambar 3.9.
Page 24 of 29
Gambar 3.9 Area Berpotensi RTH
Page 25 of 29
ditingkatkan kualitasnya. RTH ini sebagian berbentuk kawasan seperti
area hijau, area olahraga, taman kota, taman kantor, lahan pertanian dan
sebagian lagi berbentuk jalur pengaman jalan dan jalur sempadan sungai.
Fungsi yang dominan di RTH ini adalah fungsi ekologis, estetika, sosial
dan ekonomi.
Page 26 of 29
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Penggunaan lahan eksisting di Kota Yogyakarta didominasi oleh
4.1.2 permukiman seluas 1333,75 ha atau 40.58% dari luas total wilayah
Kota Yogyakarta. Permukiman ini tersebar merata di seluruh Kota
Yogyakarta. RTH eksistingnya seluas 584,45 ha (17,78%) terdiri dari
RTH publik seluas 329,63 ha (10,03%) dan RTH privat seluas 254,82
ha (7,75%).
4.1.3 Area yang berpotensi untuk dijadikan RTH adalah seluas 126,02 ha
atau 3,84%. Luas total RTH hanya mampu mencapai 710,47 ha atau
21,62%. Hal ini menunjukkan bahwa RTH di Kota Yogyakarta masih
jauh dari standar kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menuju Kota
Hijau yaitu 30%.
4.2 Saran
4.2.1 Tingginya alih fungsi lahan di Kota Yogyakarta memerlukan adanya
pengaturan dan pengawasan oleh pemerintah melalui BPN dan Dinas
Cipta Karya dalam pengurusan IMB juga sosialisasi mengenai
penetapan KDH di lingkungan permukiman bagi para warganya.
4.2.2 Penetapan luas RTH 30% pada RTRW 2010-2029 Kota Yogyakarta
perlu ditinjau kembali, karena melihat kondisinya saat ini cukup sulit
untuk di implementasikan.
4.2.3 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan melalui
gerakan-gerakan yang mampu mengajak masyarakat untuk dapat
peduli terhadap lingkungan. Salah satunya adalah dengan memberikan
insentif bagi warga yang mempertahankan dan melakukan
penghijauan di sekitar tempat tinggalnya.
Page 27 of 29
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22042/4/ChapterII.pdf.Diaks
es pada 26 Oktober 2016
https://www.academia.edu/5727973/Makalah_RUANG_TERBUKA_HIJAU_
RTH_WILAYAH_PERKOTAAN. Diakses pada 26 Oktober 2016
Putri P, Zain AFM. 2010. Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Ruang
Terbuka Hijau di Kota Bandung. Jurnal Lanskap Indonesia 2 (2): 115-121.
Ratnasari, Amalia dkk. 2015. Jurnal Tata Loka Perencanaan Kota Hijau
Yogyakarta Berdasarkan Penggunaan Lahan dan Kecukupan RTH. Biro Penerbit
Planologi Universitas Diponegoro. Semarang.
Page 28 of 29
http://kotahijau.id/knowledge/detail/program-pengembangan-kota-
hijauDiakses pada 27 Oktober2016
https://www.academia.edu/14907774/PROGRAM_PENGEMBANGAN_KO
TA_HIJAU_P2KHDiakses pada 27 Oktober2016
http://artikel-media.blogspot.co.id/2011/12/konsep-pengembangan-kota-
hijau.htmlDiakses pada 27 Oktober 2016
Page 29 of 29