Richard Vennesanki Monoarfa ¹, Ingerid L. Moniaga, ST., M.Si ², & Raymond Ch. Tarore,
ST., MT ³
¹Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
Manado²&³ Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado
113
Maka dari itu penulis merasa Program Pengembangan Kota Hijau
tertarik mengangkat judul ini untuk (P2KH) terdiri dari delapan aspek, yaitu :
mengevaluasi apa-apa saja ruang terbuka
hijau yang ada di Kota Kotamobagu, serta Cakupan dan Muatan Kegiatan Utama
sejauh apa Program Pengembangan Kota
Hijau (P2KH) dalam hal ini Atribut Green 1. (Green planning and design )
open space dan aspek Green community di Kegiatan-kegiatan yang bertujuan
Kota Kotamobagu berjalan. meningkatkan kualitas rencana tata
ruang dan rancang kota yang lebih
TINJAUAN PUSTAKA sensitif terhadap agenda hijau. Antara
Pengertian Ruang Terbuka Hijau lain meliputi penyusunan RDTR pada
Dari berbagai referensi pengertian wilayah prioritas di kota dengan
tentang eksistensi nyata sehari-hari, maka memperhatikan ketersediaan dan
ruang terbuka hijau adalah : (1) suatu kualitas ruang terbuka hijau, koridor
lapangan yang ditumbuhi berbagai hijau, menyusun masterplan RTH
tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai perkotaan.
dari penutup tanah, semak, perdu dan 2.(Green open space) Bertujuan
pohon (tanaman tinggi berkayu); (2) meningkatkan kualitas dan kuantitas
“Sebentang lahan terbuka tampa bangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai
yang mempunyai ukuran, bentuk, dan dengan karakteristik kota/kabupaten
batas geografis tertentu dengan status melalui berbagai macam strategi untuk
penguasa apapun, yang di dalamnya mencapai target RTH minimal 30%
terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan sesuai yang direncanakan dalam RTRW.
tahunan ( perennial woody plants), dengan Contoh kegiatan yang terkait atribut ini
pepohonan sebagai tumbuhan penciri adalah pembuatan hutan kota, taman
utama dan tumbuhan lainnya (perdu, kota di kawasan perkotaan untuk
semak, rerumputan, dan tumbuhan menambah luas RTH kota.
penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan 3.(Green Community) Bertujuan
pelengkap, serta benda-benda lain yang meningkatkan partisipasi aktif
juga sebagai pelengkap dan penunjang masyarakat atau komunitas dan institusi
fungsi RTH yang bersangkutan” swasta dalam perwujudan
(Direktorat Jendral Penataan Ruang pengembangan kota hijau. Contoh
Depertemen Pekerjaan Umum, 2006). kegiatan terkait atribut ini adalah
penyusunan peta komunitas hijau yang
Program Pengembangan Kota Hijau melibatkan komunitas hijau, sosialisasi
(P2KH) program kota hijau (green campaign)
P2KH adalah program dari kepada masyarakat, pelibatan institusi
Kementerian Pekerjaan Umum melalui pendidikan melalui program sekolah
Direktorat Jenderal Penataan Ruang yang hijau dan kampus hijau.
dilaksanakan bekerja sama dengan Cakupan dan Muatan Kegiatan
propinsi dan Kota Kabupaten di Upscaling
Indonesia. Program ini dilakukan melalui
beberapa tahapan, mulai dari penyusunan 4.(Green transportation) Green
Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) sampai transportation adalah transportasi
tahap pelaksanaan (konstruksi), dan umum hijau yang fokus pada
Festival Hijau (Juknis P2KH, Sumber pembangunan transportasi massal yang
Bappeda Kota Kotamobagu 2016). berkualitas. Green transportation
bertujuan untuk meningkatkan
114
penggunaan transportasi massal, peningkatan penggunaan energi
mengurangi penggunaan kendaraan terbaharukan, seperti listrik tenaga
pribadi, penciptaan infrastruktur jalan surya, listrik tenaga angin, listrik dari
yang mendukung perkembangan emisi methana TPA dan lain-lain.
transportasi massal, mengurangi emisi
kendaraan, serta menciptakan ruang METODOLOGI
jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan Metode analisis yang
pengguna sepeda. digunakan pada penelitian ini
5. (Green Waste) Green waste adalah diantarannya metode analisis
pengelolaan sampah hijau yang deskriptif, analisis SIG dan analisis
berprinsip pada reduce (pengurangan), hierarchy process (AHP).
reuse (penggunaan ulang) dan recycle
(daur ulang). Selain itu, pengelolaan Metode Sistem Informasi Geografis
sampah hijau juga harus didukung oleh /Spatial Analysis
teknologi pengolahan dan pembuangan Metode SIG pada penelitian ini
sampah yang ramah lingkungan. menggunakan teknik superposisi (overlay)
6.(Green water) Konsep green water dan deliniasi yang menghasilkan output
bertujuan untuk penggunaan air yang berupa peta lokasi kawasan resapan Kota
hemat serta penciptaan air yang Kotamobagu, Peta lokasi sempadan sungai
berkualitas. Dengan teknologi yang Kota Kotamobagu, peta lokasi sempadan
maju, konsep ini bisa diperluas hingga mata air Kota Kotamobagu dan peta RTH
penggunaan hemat blue water (air wilayah Kota Kotamobagu. Peta dasar
baku/ air segar), penyediaan air siap yang digunakan adalah peta Pola ruang
minum, penggunaan ulang dan dan peta penggunaan lahan Kota
pengolahan grey water (air yang telah Kotamobagu.
digunakan), serta penjagaan kualitas
green water (air yang tersimpan di Metode Analytical Hierarchy Process
dalam tanah). AHP merupakan suatu analisis
7. (Green building) Green building adalah pengambilan keputusan untuk mengatasi
struktur dan rancangan bangunan yang permasalahan multi faktor atau multi
ramah lingkungan dan kriteria yang kompleks menjadi suatu
pembangunannya bersifat efisien, baik hirarki. Dalam penelitian ini AHP
dalam rancangan, konstruksi, digunakan untuk mengetahui skala
perawatan, renovasi bahkan dalam prioritas Manfaat yang di dapat dengan
perubuhan. Green building harus adanya Program Pengembangan Kota
bersifat ekonomis, tepat guna, tahan hijau (P2KH). Dalam pengambilan
lama, serta nyaman. Green building keputusan dengan metode AHP langkah-
dirancang untuk mengurangi dampah langkah kegiatan yang dilakukan adalah
negatif bangunan terhadap kesehatan sebagai berikut :
manusia dan lingkungan dengan 1) Menentukan Level 1 (Goal), level 1
penggunaan energi, air, dan lain-lain dalam Penelitian ini adalah
yang efisien, menjaga kesehatan Mendefinisikan suatu kegiatan yang
penghuni serta mampu mengurangi memerlukan pemilihan dalam
sampah, polusi dan kerusakan pengambilan keputusan dalam hal ini
lingkungan. Evaluasi program pengembangan kota
8. (Green energy) Green energi adalah hijau.
strategi kota hijau yang fokus pada 2) Menentukan Level 2 (Criteria), ada 3
pengurangan penggunaan energi kriteria yang menjadi acuan dalam
melalui penghemetan penggunaan serta
115
penelitian ini yaitu Aspek Ekologis, Tabel , 3.2 Kriteria-kriteria
Aspek Sosial, dan Aspek Ekonomis. aspek Green open space dan
3) Menentukan Level 3 (SubCriteria), Green Community.
SubCriteria di dapat dari Program-
program yang di jalankan Program
pengembangan kota hijau.
4) Menentukan Level 4 (Alternatives),
level 4 berisi 2 Aspek yang di teliti dari
program pengembangan kota hijau
(P2KH) yaitu Aspek Green Open
Space dan Green Community.
Gambar 3.1, Model Hirarki AHP Kota Kotamobagu adalah salah satu Kota
di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Yang memiliki 4 Kecamatan, 15 Desa,
Untuk Kriteria-kriteria yang ada dan 18 Kelurahan, dengan luas sebesar
pada level 2 di bagi dalam 3 Kriteria yaitu 68,02 km2 dengan Batas-Batas Sebagai
Aspek Ekologis, aspek Sosial dan Aspek Berikut :
ekonomis. Penggunaan ketiga aspek ini di Sebelah Utara : Kecamatan Bilalang,
dasari atas Permendagri No 1 Tahun 2007 Kabupaten Bolaang mongondow
tentang penataan ruang terbuka hijau Sebelah Selatan : Kecamatan
perkotaan yang mengamanatkan Aspek Lolayan, Kabupaten Bolaang
ekologis, aspek sosial dan aspek ekonomis mongondow
adalah faktor yang harus di perhatikan Sebelah Timur : Kecamatan
dalam pengelolaan RTH. Ketiga aspek ini Modayag, Kabupaten Bolaang
di kategorikan dari setiap kegiatan- Mongondow timur
kegiatan yang di jalankan Program Sebelah Barat : Kecamatan
Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Passi Barat, Kabupaten Bolaang
tujuannya yaitu untuk mendapatkan mongondow
SubCriteria Untuk lebih jelas Dapat
dilihat pada Tabel 3.2.
116
Tabel 4.6 RTH Publik Kota Kotamobagu
117
Kota Kotamobagu adalah 4664 hektar atau Berdasarkan Rencana aksi kota
67,92% dari luas wilayah Kota hijau (RAKH) Kota Kotamobagu green
Kotamobagu 68,02 km2 . dimana RTH open space termasuk dalam Kategori
Publik seluas 2673 hektar atau 38,35% Cakupan dan Muatan kegiatan utama.
dan RTH Private seluas 1990,7 hektar atau terdapat lima poin dalam perencanaan
29,22%, dalam hal ini Ruang terbuka green open space Kota Kotamobagu,
hijau di Kota Kotamobagu sudah lima poin yang di rencanakan yakni ;
memenuhi standar, dimana dalam Undang Pembangunan Taman/Hutan Kota (di
Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 kelola Dinas Pertanian, Perkebunan,
tentang penataan ruang mensyaratkan Perikanan, Peternakan dan Ketahanan
ruang terbuka hijau pada wilayah kota Pangan dan dinas Tata Kota),
paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Penambahan Jalur Hijau (di kelola
Adapun jenis-jenis dan luasan Dinas Tata Kota), Penanaman di
RTH Private dan RTH Publik yang ada di sempadan Sungai (di kelola DP4KP),
Kota Kotamobagu dapat di lihat pada Kegiatan Penanaman Pohon (di kelola
tabel 4.6, Tabel 4.7 dan gambar 4.5. Tim Pengerak-PKK) dan Program
Pengelolahan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Kegiatan penataan Ruang
terbuka Hijau ( Pembuatan Taman
Hijau ) ( di kelola Badan Lingkungan
Hidup). Untuk lebih jelas dapat di lihat
pada Table 4.8.
Tabel 4.8 Aspek Green Open Space
118
Taman kota terdapat dua Taman kota yang
telah selesai di bangun, yaitu :
119
Pohon yang di tanam adalah Pohon community Kota Kotamobagu yakni;
Mahoni. Sosialisasi Kota Hijau ( BAPPEDA
sebagai penanggung jawab)
Desa/Kampung Hijau ( DP4KP, BPMD
PP & KB dan Badan lingkungan hidup
sebagai Penanggung jawab), dan Kegiatan
Penanaman Pohon ( yang di kelola oleh
Tim Penggerak-PKK), Untuk lebih jelas
dapat di lihat pada Table 4.4
120
Desa/Kampung Hijau
Sejauh ini baru dua Desa di Kota
Kotamobagu yang ikut serta dalam
Program Desa/Kampung Hijau, yaitu Desa
Poyowa Besar dan Motoboy Besar.
Masyarakat di Desa Poyowa
Besar dan Motoboy Besar
megutamakan kebersihan Desa,
sebagai upaya untuk membersikan
desa dari sampah, di depan Rumah
Gambar 4.50, Kegiatan Penanaman
Pohon
Sumber : Foto Hasil Survey Lapangan,
2016
121
Aspek Ekologis Aspek Sosial
Aspek Ekonomis
122
dan Jalur hijau jalan dirasakan lebih Aspek Green Community
memenuhi kebutuhan para pedagang. Sosialisasi Kota Hijau,
Sedangkan Manfaat Pengelolaan Sampah Desa/kampung hijau, dan kegiatan
belum terlalu di minati masyarakat karena penanaman telah di laksanakan
kebanyakan masyarakat Kota Pemerintah kota. Sosialisasi kota hijau
Kotamobagu belum Memahami secara terakhir di lakukan pada tahun 2013.
mendalam tentang cara Mengelola sampah Desa/kampung hijau sejauh ini Kota
menjadi Pupuk organic yang dapat Kotamobagu mempunyai 2 desa yang
digunakan pada media-media tanaman mengikuti Program tersebut yaitu Desa
sebagai elemen pengisi ruang terbuka Poyowa Besar dan Motoboy Besar.
hijau. Namun pengelolaan pada Desa/Kampung
Hasil penelitian Dari Ketiga hijau tidak berjalan secara simultan sesuai
aspek-aspek yang diolah melalui analisis kriteria P2KH, dimana kedua desa ini
AHP, yakni Ekologis, Sosial, dan hanya terfokuskan pada pada Kebersihan
Ekonomis, Menghasilkan Bahwa Aspek Desa saja. Untuk Program penanaman
Green Open Space (Ruang terbuka hijau) pohon serentak di laksanakan dengan
lebih dominan atau memiliki nilai Program Penanaman Pohon (green open
tertinggi dibandingkan dengan Aspek space).
Green Community (Komunitas hijau). Dari hasil Evaluasi, Aspek Green
Community (Peningkatan peran
Kebijakan Pemerintah Dalam masyarakat sebagai komunitas hijau)
Pengembangan Program P2KH belum sesuai standar yang di tentukan.
Kurangnya sosialisasi yang di lakukan
Aspek Green open space pemerintah membuat Program Green
Dilihat dari kondisi eksisting Community di Kota Kotamobagu berjalan
aspek Green open space di jalankan tidak sesuai standar, dimana banyak
dengan baik oleh pemerintah kota, namun masyarakat yang belum memahami secara
pengelolaan masih menjadi masalah mendalam tentang cara mengelola sampah
utama, total 2(dua) Taman Kota yang di menjadi Pupuk organik yang dapat
bangun yakni Taman kota Pobundayan digunakan pada media-media tanaman
dan Taman kota Gelora ambang, namun sebagai elemen pengisi ruang terbuka
kurang baiknya pengelolaan membuat hijau., selain itu Program Desa/kampung
Taman-Taman kota yang dibangun hijau yang ada di kota kotamobagu tidak
menjadi tidak berfungsi sebagaimana menjalankan semua program yang
mestinnya. Penambahan jalur hijau jalan, harusnya dilaksanakan diantarannya
penanaman di sempadan sungai dan Pengelolaan sampah mandiri, Bank
kegiatan penanaman pohon semuanya sampah, konservasi sumber daya air
telah di laksanakan. Penanaman di melalui Biopori, Pembuatan sumur
sempadan sungai telah di laksanakan pada resapan, dan Penghijauan.
tahun 2013. Untuk pengelolaan Ruang
terbuka hijau pemerintah Kota KESIMPULAN
Kotamobagu lebih terfokus pada
pembangunan fasilitas-fasilitas lapangan 1.
olahraga dan Taman Kota. asil evaluasi kondisi eksisting Ruang
Dari hasil Evaluasi, Aspek Green terbuka hijau di Kota Kotamobagu
open space (Ketersediaan ruang terbuka adalah seluas 4664 ha atau 67,92%
hijau) Kota Kotamobagu telah sesuai dari luas wilayah Kota Kotamobagu
standar yang di tentukan yaitu 68,02 km2.dimana RTH Publik
123
sebanyak 38,35% dan RTH Private Ruang terbuka hijau yang ada di
29,22%. Kondisi ini sudah memenuhi sekitar tempat tinggal masing-masing.
124
Saragih L. 2015 Langkah-langkah
perhitungan manual AHP
(Analytical Hierarchy Process).
125