Anda di halaman 1dari 30

REVIEW TAHAP AWAL STUDI

KELAYAKAN D-PARKIR
(KAJIAN SISTEM PARKIR TERKAIT PEMILIHAN OPSI KONTRAK LAYANAN
ATAU SISTEM PERPARKIRAN SECARA KESELURUHAN)

Oleh : Sigit Kurnianto, S.E., M.S.A., Ak., CA., SAS., AAP B., ASEAN CPA
(Universitas Airlangga)

Sigit Kurnianto, S.E., M.S.A., Ak., CA., SAS., AAP B., ASEAN CPA
082139997711
BAB 1
Latar Belakang 1. LATAR BELAKANG MASIH
BERSIFAT UMUM
Peningkatan potensi PAD, pertumbuhan penduduk,
jumlah kendaraan, kemacetan, kelancaran lalu lintas,
penyerapan tenaga kerja dll
8. MENGGUNAKAN TOOLS UNTUK ANALISIS
Dalam menganalisis isu besar dan permasalahan yang 2. INFORMASI KONDISI
REALITAS
diangkat perlu menggunakan Tools untuk analisis misalnya
Diagram Pareto, Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram),
7 Sebaiknya menambahkan informasi kondisi realitas
pengelolaan parkir yang terjadi saat ini dan kondisi
dan lain-lain. ideal yang diharapkan

7.MANFAAT 3. INFORMASI KINERJA


Manfaat dari Pemda jika menerapkan Digital Parking (D- KEUANGAN
Parking) perlu diperjelas untuk menjawab Isu besar dan
permasalahan yang diangkat: peningkatan PAD dari retribusi Latar Menambahkan informasi kinerja keuangan dari
pengelolaan parkir (baik total pendapatan dan beban
parkir, Layanan Parkir secara efisien dan efektif, dan
penyerapan tenaga kerja juru parkir. Belakang operasionalnya) selama 5 tahun untuk
mengambarkan trend kinerja keuangan retribusi
parkir

6. SOLUSI
Solusi sudah jelas: penerapan layanan parkir berbasis
Teknologi Informasi Digital/ Digital Parking (D-Parking)
4. MENJELASKAN PERMASALAHAN
Menjelaskan permasalahan internal pengelolaan parkir yang
menjadi kondisi realitas terjadi saat ini dan tantangan dari luar
5. ISU BESAR DAN PERMASALAHAN yang menyebabkan kondisi realitas terjadi saat ini

Perlu menulis Isu besar dan permasalahan yang diangkatkan:


belum optimalnya perolehan PAD dari pengelolaan
perparkiran dan pelayanan perparkiran yang kurang efektif
serta efisien, serta penyerapan tenaga kerja
CONTOH DIAGRAM PARETO

Contoh Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)


Maksud dan
Sasaran Referensi Hukum
Tujuan
Tujuan sebaiknya memenuhi
SMART (Specific, Measurable, Memberi gambaran analisis Perlu mempertimbangkan
Achievable, Relevant dan pengelolaan layanan parkir isi aturan tercantum dalam
Timebound). berbasis Teknologi Informasi penyusunan kajian sistem
Digital/ Digital Parking (D- Digital Parkir.
Contoh: Parking) sebagai solusi isu
besar dan permasalahan
a. Meningkatkan PAD-Retribusi yang diangkat.
Parkir Pemkab Sidoarjo sebesar
berapa persen….. pada tahun
2022…../ per tahun

b. Meningkatkan efisiensi dan


efektifitas pelayanan parkir
dengan peningkatkan efisiensi
berapa persen … dan indeks
kepuasan masyarakat terhadap
layanan parkir mencapai 90%
pada tahun 2022
a. Hasil retribusi dari masing-masing titik parkir saat ini DATA DASAR

b. Data jumlah parkir kendaraan pada titik parkir saat ini

c. Biaya operasional parkir setiap titik parkir saat ini

d. Data potensi titik parkir

e. Data harga pasar biaya pengembangan IT Parkir


Ruang
Lingkup
Berdasarkan dokumen kajian
Lokasi Kegiatan
• Seluruh Area Parkir Badan Jalan yang ada di wilayah Kabupaten
Sidoarjo
• Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR
17 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN,
Penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah Daerah
meliputi: a. parkir di dalam ruang milik jalan; dan b. parkir di luar
ruang milik jalan.
• Sehingga kajian belum meliputi parkir di dalam ruang milik jalan.
Keluaran Kajian
Keluaran kajian sebaiknya tidak hanya opsi Pengelolaan Perparkiran dengan Pihak
Ketiga, namun ditambahkan dengan opsi pengelolaan sendiri, dan pengelolaan
melalui BUMD sebagai komparasi/ pembanding untuk mengukur opsi mana yang
paling menguntungkan Pemerintahan Daerah.

Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4


BAB 2 DESKRIPSI LOKASI STUDI
DESKRIPSI LOKASI STUDI
1.Sebaiknya menjelaskan jumlah
1. titik dan jenis parkir (a. parkir di
dalam ruang milik jalan; dan b.
parkir di luar ruang milik jalan)

2.Sebaiknya menjelaskan profil


2. aspek manajemen parkir saat ini dan 4.
kedepannya dengan Digital Parking
(D-Parking) 1. 3.

3.Sebaiknya menjelaskan profil 2.


3. aspek operasional parkir saat ini dan
kedepannya dengan Digital Parking
(D-Parking)

4.Sebaiknya menjelaskan profil


4.
aspek pendukung lainnya yang
berkaitan dengan Digital Parking (D-
Parking)
BAB 3 METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Tidak ada informasi siapa Tidak ada penjelasan
penilai Faktor Kelayakan jumlah titik parkir sebagai unit
dengan Kerangka kerja TELOS analisis atau obyek yang
(misal penanggung jawab, dikerjasamakan. Berapa jumlah
profesionalis sistem ataupun titik parkir di dalam ruang milik
pengembang sistem informasi, jalan; dan parkir di luar ruang
dan perwakilan user) milik jalan?.

METODE

Survey potensi parkir kabupaten Sidoarjo


dilakukan dengan melakukan Survey on the
spot pada 364 titik di seluruh kecamatan di
Tidak terdapat teknik Sidoarjo Hasi survei pada 364 titik
perhitungan, penilaian dan mendapatkan potensi Satuan Ruang Parkir
analisis menentukan Rating (SRP) Motor dan SRP Roda 3 sebanyak 11.070
TELOS FEASIBILITY. slot. Sedangkan untuk potensi SRP Mobil / Pick
Up dan SRP Truk sebanyak 2.997 slot, dengan
total keseluruhan SRP sebanyak 14.067 slot.
Perlu didukung dengan dokumen/ kertas kerja
survey potensi dan penjelasan metodologinya.
METODE
PENELITIAN
Data KAK: Obyek yang dikerjasamakan adalah 364 titik
parkir atau lebih sebagai populasi, kita bisa tentukan
minimal sampel yang akan diteliti. Margin of error yang
ditetapkan adalah 5% atau 0,05.
Bila mengambil sampel dengan rumus Rumus Slovin
Perhitungannya adalah:

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga: n = 364 / (1 + (364 x 0,05²))

n = 190,57 titik parkir

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 364


populasi pada margin of error 5% adalah sebesar 191 titik
parkir.
BAB 4 PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

1 1. Jalan nasional/provinsi bukan objek parkir Pemkab Sidoarjo karena menurut


Perda 17 Tahun 2019 penyeleggaraan tempat parkir didalam ruang milik jalan
dilarang dilakukan di ruas jalan nasional/provinsi.

2. Pengambilan sampel hanya di 3 lokasi dengan 435 responden digunakan


untuk mengukur kesiapan pelanggan terhadap implementasi sistem parkir
online, perlu dipertimbangkan untuk memperluas titik lokasi pengamatan

4 2 dengan pertimbangan penyebaran responden lebih mewakili populasi.

3. Perlu dipertimbangkan perhitungan potensi PAD Retribusi Parkir dengan


melakukan observasi jumlah parkir harian kendaraan selama 1 minggu pada
191 titik parkir.

4. Layanan parkir Digital Parking (D-Parking) tidak memberikan karcis pada


dipengguna jasa parkir namun menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN
3 SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERPARKIRAN Pasal 56 Ayat 3 Butir b pengguna jasa parkir wajib meminta
karcis parkir pada saat penggunaan jasa layanan tempat parkir. Berdasarkan hal
tersebut Digital Parking (D-Parking) melanggar Perda No. 17 Tahun 2019.
5. TABEL INVESTASI
No Investasi Harga Satuan Jumlah Satuan Harga
 1 Hardware        

Data center Rp4.522.950.000 1 Paket Rp4.522.950.000

QR Scanner Rp3.780.000 728 Buah Rp2.751.840.000

Total hardware       Rp7.274.790.000

2 Tanah & bangunan (Asumsi 45% peralatan)       Rp3.273.655.500

3 Software Rp275.000.000 1 Paket Rp275.000.000


 

Total harga pembelian alat/


Equipment Purchased Cost (1+2+3)       Rp10.823.445.500

4 Contingency 5% EPC       Rp541.172.275

5 Biaya administrasi dan asuransi 2% EPC       Rp216.468.910

6 Biaya lingkungan dan sosial 5% EPC       Rp541.172.275

  Total investasi tetap (1+2+3+4+5+6)       Rp12.122.258.960


 7 Biaya persiapan operasional        

Biaya persiapan 10% investasi tetap       Rp1.212.225.896

Biaya pelatihan jukir Rp500.000 2x364 Orang.kali Rp728.000.000

  Total biaya persiapan       Rp1.940.225.896

  Total investasi       Rp14.062.484.856


Perhitungan investasi kurang akurat
dikarenakan
1.Biaya Data Center tidak disertai 4. Biaya Contingency EPC, Biaya
sumber informasi dan RAB Aministrasi dan Asuransi, Biaya
Rincian. Lingkungan, social EPC, dan biaya
persiapan menggunakan Proxy %
(Tidak didukung dengan RAB
Rincian) dari biaya tertentu.
2. Dasar pertimbangan kebutuhan 5.Jumlah Biaya pelatihan jukir
QR Scanner dengan jumlah 728 yang dirasa kurang efisien dan
buah tidak diketahui. tidak didasari dengan RAB
Pelatihan.

3. Perhitungan Biaya Tanah dan 6. Ada perbedaan total investasi


Bangunan menggunakan Proxy % dalam dokumen kajian Rp
dari biaya tertentu (Tidak 14.062.484.856 dan dalam PPT
didukung dengan RAB Rincian) Presentasi Rp 14.214.944.856.
dan bila dikelola sendiri dapat Selisih sebesar Rp 152.460.000
menggunakan aset bangunan
pemerintah yang tersedia.
7.. Memerlukan investasi printer 8. Perlu ada kajian lebih mendalam 9. Secara keseluruhan biaya investasi
portable setiap juru parkir untuk biaya investasi dengan RAB Rinci tidak efisien
cetak karcis. Harga satuan printer mengacu Standar Biaya Umum (SBU)
portable sebesar Rp 320.000 x 728 dan harga pasar, serta penjelasan
Orang = Rp 232.960.000 komponen biaya.
Perlu ada analisis pemetaan kinerja Dinas/ Badan terkait dengan melihat analisis aspek
PEMBAHASAN
kekuatan internal (indikator yang dipilih dari aspek internal di pemerintah yang
berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan produktifitas dalam pelaksanaan Digital
Parking (D-Parking) dan analisis aspek kekuatan eksternal (indikator yang dipilih dari aspek
eksternal di pemerintah yang berpengaruh signifikan terhadap efektifitas dan produktifitas
dalam pelaksanaan Digital Parking (D-Parking)

Key Factor Analysis dengan TELOS Framework, perlu diperjelas siapa penilai (evaluator) Faktor Kelayakan dan penilai
jumlahnya berapa, serta kertas kerja/ borang penilaian.

Keuntungan Dana Top Up Deposit di Bank belum diperhitungkan dalam Studi Kelayakan dan pendapatan bunga dari Dana
Top Up Deposit Bank menjadi keuntungan tidak terungkap bagi pihak ketiga dalam kajian.

IT mengalami perkembangan secara cepat, perubahan IT bisa tahunan bahkan bulanan, sehingga mengalami daluarsa dan
penurunan nilai yang signifikan dari aset tak berwujud software IT dan hardware IT. Bila Pemda memilih Opsi BOT
(Kerjasama Keseluruhan) sangat merugikan Pemda karena nilai transfer asetnya ke Pemda sangat rendah pada saat selesai
konsesi.

Sebagai pembanding Opsi BOT (Kerjasama Keseluruhan) dalam kajian ini Pembiayaan investasi yang dibebankan untuk pemerintah
sebesar Rp 13M, biaya operasional Rp 32M termasuk dan resiko yang mungkin timbul. Ditambah lagi proposi bagi laba lebih kecil. Hal ini
merugikan pemerintah daerah. Tidak sesuai dengan Tabel 16 Model Kerjasama Pemerintah dan Pihak Ketiga dan dinisi Build-Operate-
Transfer (BOT).
Lanjutan Pembahasan…
Untuk menghindari kebocoran retribusi kendaraan karena tidak sempat terscan QR Code

11 sehingga tidak membayar parkir, maka Sepada Motor dan Mobil diberi stiker QR Code dan Cek
in, Cek Out bisa dilakukan oleh kedua belah pihak baik pengguna jasa parkir melalui aplikasi
dengan scan QR Code juru parkir atau juru parkir scan stiker QR Code yang tertempel di
kendaraan.
11
Sebagai perbandingan informasi biaya pembuatan Aplikasi berbasis Android dan IOS biaya

12
termurah Rp 100.000.000, termahal biaya Rp 500.000.000. Biaya termahal karena custom dengan
Payment Gateway Bank tertentu, lebih murah bila menggunakan Payment Gateway (Doku, 12
Midtrans, dan lain-lain) biaya per transaksi. Biaya pembuatan Aplikasi berbasis IOS lebih mahal 2
kali lipat dari Aplikasi android. Biaya pembuatan Server, termurah Rp 300.000.000, termahal Rp 1
M. Maintenance server 25% dari biaya pembuatan server/ tahun. Contoh untuk program
Sertifikasi Dosen Nasional menyewa server + maintenance biaya Rp 400.000.000 per tahun. Biaya
lainnya berupa Biaya Training Jukir, Stiker QR Code Kendaraan, ID Card dan Baju Jukir estimasi Rp .
Biaya Investasi (Pembuatan Aplikasi Android & IOS dan Pembuatan Server) sebesar Rp 2 M dan
Biaya Investasi (Pembuatan Aplikasi Android & IOS dan Sewa Server) sebesar Rp 1,4 M. (Sumber
Informasi dari salah satu vendor IT).
Tabel 12 Menjelaskan Potensi Pendapatan Parkir Kabupaten Sidoarjo disusun dengan asumsi frekuensi 8 kali per hari
agar lebih akurat menggunakan data observasi frekuensi parkir 161 titik parkir (pengambilan sampel dari populasi 364
titik parkir) data frekuensi parkir harian dalam seminggu. Belum ada keterangan dasar penentuan kapasitas kendaraan
R2 dan R4 setiap kecematan. Perlu penjelasan dasar pada masa pandemi penerimaan turun jadi 70%.

Total Pendapatan Total Pendapatan


No Kecamatan Kapasitas R2 Frekuensi Pendapatan Kapasitas R4 Frekuensi Pendapatan Total Pendapatan per Bulan
per Hari per Tahun
1 Sidoarjo 2886 Rp 46.176.000 555 Rp 17.760.000 Rp 63.936.000 Rp 1.918.080.000 Rp 23.016.960.000
2 Candi 1247 Rp 19.952.000 424 Rp 13.568.000 Rp 33.520.000 Rp 1.005.600.000 Rp 12.067.200.000
3 Krian 2361 Rp 37.776.000 641 Rp 20.512.000 Rp 58.288.000 Rp 1.748.640.000 Rp 20.983.680.000
4 Prambon 120 Rp 1.920.000 22 Rp 704.000 Rp 2.624.000 Rp 78.720.000 Rp 944.640.000
5 Tarik 90 Rp 1.440.000 23 Rp 736.000 Rp 2.176.000 Rp 65.280.000 Rp 783.360.000
6 Balongbendo 99 Rp 1.584.000 28 Rp 896.000 Rp 2.480.000 Rp 74.400.000 Rp 892.800.000
7 Krembung 86 Rp 1.376.000 0 Rp - Rp 1.376.000 Rp 41.280.000 Rp 495.360.000
8 Tanggulangin 260 Rp 4.160.000 116 Rp 3.712.000 Rp 7.872.000 Rp 236.160.000 Rp 2.833.920.000
9 Porong 554 Rp 8.864.000 124 Rp 3.968.000 Rp 12.832.000 Rp 384.960.000 Rp 4.619.520.000
8 8
10 Jabon 65 Rp 1.040.000 34 Rp 1.088.000 Rp 2.128.000 Rp 63.840.000 Rp 766.080.000
11 Buduran 370 Rp 5.920.000 90 Rp 2.880.000 Rp 8.800.000 Rp 264.000.000 Rp 3.168.000.000
12 Taman 322 Rp 5.152.000 282 Rp 9.024.000 Rp 14.176.000 Rp 425.280.000 Rp 5.103.360.000
13 Waru 1703 Rp 27.248.000 337 Rp 10.784.000 Rp 38.032.000 Rp 1.140.960.000 Rp 13.691.520.000
14 Sedati 80 Rp 1.280.000 18 Rp 576.000 Rp 1.856.000 Rp 55.680.000 Rp 668.160.000
15 Gedangan 586 Rp 9.376.000 148 Rp 4.736.000 Rp 14.112.000 Rp 423.360.000 Rp 5.080.320.000
16 Sukodono 135 Rp 2.160.000 89 Rp 2.848.000 Rp 5.008.000 Rp 150.240.000 Rp 1.802.880.000
17 Wonoayu 8 Rp 128.000 2 Rp 64.000 Rp 192.000 Rp 5.760.000 Rp 69.120.000
18 Tulangan 98 Rp 1.568.000 64 Rp 2.048.000 Rp 3.616.000 Rp 108.480.000 Rp 1.301.760.000
11.070 Rp 177.120.000 2.997 Rp 95.904.000 Rp 273.024.000 Rp 8.190.720.000 Rp 98.288.640.000
Penyesuaian Pandemi (70%) Rp 68.802.048.000
Assumption
Frekuensi penggunaan slot parkir diasumsikan sebagai 8 kali per hari. Hal ini disimpulkan dari asumsi setiap 1,5 jam
pergantian slot (Penelitian Wukir < 2 jam) , dengan mempertimbangkan jam kerja sebanyak 12 jam per hari.
Perhitungan investasi kurang akurat dikarenakan
Cont’d 1. Biaya listrik merupakan biaya tetap bukan variable
2.Biaya internet merupakan biaya tetap bukan variable
3.Biaya Tim Data Center (investasi) bersifat global, tidak terinci
jumlah dan satuan harga serta tidak penjelasan penggunaan
fungsionalnya. Apakah itu biaya personil atau non personil?
Tabel 13 Komponen Pengeluaran 4. Jumlah Jukir 9.464 orang tidak sama dengan jumlah orang pada

No Biaya Harga Satuan Jumlah Satuan Harga


perhitungan investasi (2 Orang x 364 Titik Parkir = 728 Orang)
1 Biaya Variabel        
5. Jumlah 260 orang koordinator terlalu banyak. Tugas coordinator
           
  Pengelolaan Data Center         adalah mengkoordinasikan kegiatan dan memonitor kegiatan
  Listrik Rp5.000.000      
  Internet Rp3.000.000       sehingga cukup 18 Orang sesuai dengan jumlah kecamatan di
  Tim Data Center (investasi) Rp100.000.000       kabupaten sidoarjo.
  Total biaya pengelolaan Data Center       Rp108.000.000 6. Jumlah 130 orang pengawas dan manajemen terlalu banyak.
  Tenaga kerja        
  Manajer umum Rp11.799.000 13 OB Rp153.387.000 Pengawasan dapat dilakukan melalui sistem informasi Digital Parkir,
  IT dan data center staff Rp9.308.100 52 OB Rp484.021.200
  Pengawas dan Manajemen Rp6.249.100 130 OB Rp812.383.000 mengapa membutuhkan personil sangat banyak?, perlu ada
  Koordinator Rp3.752.591 260 OB Rp975.673.540
perbandingan dengan Unit Sistem Informasi (USI) serupa.
  Jukir1 Rp2.622.000 9464 OB Rp24.814.608.000
7. Jumlah 15 Orang IT dan data center staff terlalu banyak, perlu
  Total biaya tenaga kerja       Rp27.240.072.740
ada perbandingan dengan Unit Sistem Informasi (USI) serupa.
  Maintenance 6% investasi tetap       Rp843.749.091
8. Jumlah 13 Orang Manajer umum terlalu banyak, perlu ada
  Biaya overhead 10% biaya tenaga kerja       Rp2.724.007.274 perbandingan dengan Unit Sistem Informasi (USI) serupa.
  Total biaya variabel       Rp30.915.829.105 9. Perlu ada penjelasan kebutuhan tenaga kerja dengan membuat
2 Biaya tetap        
tata Kelola struktur organisasi dan perlu ada data pembanding
  Pengembangan sistem 10% investasi tetap       Rp1.406.248.486
  Asuransi 5% investasi tetap       Rp703.124.243 jumlah tenaga kerja untuk Unit Sistem Informasi (USI).
  Pajak 10% investasi tetap       Rp1.406.248.486
  Total biaya tetap       Rp3.515.621.214 10.Biaya Maintenance menggunakan proxy dari invesatasi aset
3 Total biaya operasional       Rp34.431.450.319 tetap.
Cont’d

11. Biaya Overhead menggunakan proxy dari biaya tenaga kerja. Tidak disertai dengan
RAB Rinci dan penggunaannya untuk biaya apa saja.
12. Biaya maintenance dan overhead masuk biaya tetap
13. Biaya Tetap pengembangan system, asuransi dan pajak menggunakan proxy dari
invesatasi aset tetap. Nilai Inventasi terlalu besar maka biaya tidak akurat, biaya terlalu
besar dan tidak efisien

14. Premi asuransi 5% terlalu besar. Sebagai


perbandingan Contoh: Premi Asuransi Allianz
dengan objek Rumah 0,2194%. Nilai Rumah
100.000.000 (Bangunan dan Isi) x rate premi
0,2194% = Premi Rp 219.400.
Cont’d

15. Asuransi dalam biaya operasional terkait asuransi


kehilangan atas kendaraan bermotor dalam kegiatan parkir,
mengapa dasarnya menggunakan nilai investasi. Sebagai contoh
asuransi lifepal dengan tipe asuransi kendaraan all risk rate
premi antara 1,16%-2,53% dari nilai kendaraan. Bila dengan
broker asuransi futuready rate premi sebesar 1,2 % dari nilai
kendaraan.
Cont’d

16. 17. 18.


Pajak 10% dari investasi
aset tetap itu atas dasar pajak Perlu ada kajian lebih Secara keseluruhan biaya
apa?, mengapa masuk biaya mendalam biaya operasional operasional tidak efisien
operasional? Belum ada dengan RAB Rinci mengacu
penjelasan mengenai dasar Standar Biaya Umum (SBU)
perhitungan pajak. dan harga pasar, serta
penjelasan komponen biaya
.
15. Masa konsesi dalam KAK 5 Tahun sedangkan pada Tabel 14 Komponen Manfaat dan Biaya dihitung dengan
perode 11 tahun. Perhitungan analisis keuangan harusnya berdasarkan periode masa konsesi 5 Tahun. Data proyeksi
estimasi pendapatan retribusi dan estimasi biaya operasional tidak konsisten dengan perhitungan.
Total Investasi Rp 14.062.484.856 Periode Pengembalian (Payback Period)
Total Investasi Rp 14.062.484.856
Tahun ke Manfaat Biaya Proceed Net Proceed (BI rate 7,50%)
Net Proceed tahun ke 1 Rp 9.317.100.757
1 Juni-Des 2021 Rp 40.134.528.000 Rp 30.118.644.686 Rp 10.015.883.314 Rp 9.317.100.757 Sisa Investasi Tahun ke-2 Rp 4.745.384.099
2 2022 Rp 72.242.150.400 Rp 54.326.960.435 Rp 17.915.189.965 Rp 15.502.598.131
3 2023 Rp 75.854.257.920 Rp 57.043.308.457 Rp 18.810.949.463 Rp 15.142.072.593 Periode Pengembalian Net Proceed tahun ke 2 4 Bulan
4 2024 Rp 79.646.970.816 Rp 59.895.473.879 Rp 19.751.496.937 Rp 14.789.931.370 Periode Pengembalian 1 tahun + 4 bulan
5 2025 Rp 83.629.319.357 Rp 62.890.247.573 Rp 20.739.071.783 Rp 14.445.979.478
6 2026 Rp 87.810.785.325 Rp 66.034.759.952 Rp 21.776.025.373 Rp 14.110.026.467
7 2027 Rp 92.201.324.591 Rp 69.336.497.950 Rp 22.864.826.641 Rp 13.781.886.316 Jumlah Manfaat Rp 948.788.532.268
8 2028 Rp 96.811.390.820 Rp 72.803.322.847 Rp 24.008.067.973 Rp 13.461.377.332 Investasi Rp 14.062.484.856
9 2029 Rp 101.651.960.361 Rp 76.443.488.990 Rp 25.208.471.372 Rp 13.148.322.045 Jumlah Biaya Rp 713.437.314.819
Jumlah Manfaat - (Investasi + Biaya) x100% Rp 221.288.732.593
10 2030 Rp 106.734.558.380 Rp 80.265.663.439 Rp 26.468.894.941 Rp 12.842.547.114 Investasi + Biaya Rp 727.499.799.675
11 2031 Rp 112.071.286.298 Rp 84.278.946.611 Rp 27.792.339.688 Rp 12.543.883.228 Return On Investment 30%
TOTAL Rp 948.788.532.268 Rp 713.437.314.819 Rp 235.351.217.449 Rp 149.085.724.831
Net Precent Value (NPV) Rp 135.023.239.975
Periode pengembalian sudah dapat dicapai pada tahun ke 2. Dengan demikian sistem Digital Parking layak dikembangkan
karena waktu pengembalian lebih mencapai titik impas ataupun kecil dari umur investasi.
Sistem digital Parking layak untuk dilanjutkan berdasarkan perhitungan ROI > 0

Karena NPV > 0 berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima,


PEMBAHASAN ataupun berarti pengembangan sistem dinyatakan layak.
16. Perhitungan Analisis Manfaat dan Biaya, Payback Period, ROI, NPV didasarkan pada biaya investasi dan operasional yang kurang akurat dan inefisiensi.
17. Mempertimbangkan biaya investasinya relative rendah dibandingkan potensi PAD retribusi parkir yang sangat tinggi, sebaiknya perlu
mempertimbangkan opsi pengelolaan sendiri dinas perhubungan dengan pembentukan Unit Pelaksana Teknis dengan status BLUD, pengelolaan melalui
BUMD sebagai komparasi/ pembanding untuk mengukur opsi mana yang paling menguntungkan Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo.
18. Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo melakukan analisis keuangan dengan skenario semua opsi (opsi pengelolaan sendiri dinas perhubungan dengan
pembentukan Unit Pelaksana Teknis dengan status BLUD, pengelolaan melalui BUMD, Kerjasama Sebagian (BOO), Kerjasama Keseluruhan (BOT/ BTO))
sebagai perbandingan.
19. Perlu mengaitkan Key Success Factor dengan Action Plan/ Rencana Aksi/ Opsi. Setiap Plan/ Opsi memiliki asumsi dari kondisi yang akan terjadi
kedepannya. Semakin banyak Plan/ Opsi dengan beragam asumsi, akan memudahkan Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo untuk memilih rencana aksi/
opsi sesuai dengan kondisi yang dihadapi dan paling menguntungkan
20. Perhitungan bagi hasil mempertimbangkan pengembalian Biaya Pihak Ketiga dan mendapatkan keuantungan wajar. Biaya investasi dan operasional
cukup rendah dan tingkat potensi hasil PAD Retribusi yang sangat tinggi. Bila biaya investasi berdasarkan kajian sebesar Rp 14.062.484.856 Periode
Pengembalian (Payback Period) investasi 1 Tahun 4 Bulan dan Bila biaya investasi berdasarkan estimasi reviewer sebesar Rp 3 M periode pengembalian
investasi tidak lebih dari 1 tahun. Biaya investasi tersebut dapat dianggarkan melalui APBD, dan tidak memberatkan APBD serta memberikan tingkat ROI
yang tinggi. ROI 30% berdasarkan dokumen kajian. Dengan Asumsi Pihak Ketiga mendapatkan keuantungan 30% dari nilai investasi, maka proporsi bagi
hasil 75% Bagi Pihak Ketiga dan 25% Bagi Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dengan konsesi 5 tahun sangat merugikan Pemerintahan Kabupaten
Sidoarjo.
BAB 5
KESIMPULAN
1. Dalam kajian perlu mempertimbangkan solusi atas isu atau permasalahan utama dengan berbagai opsi penyediaan
Digital Parkir (opsi pengelolaan sendiri dinas perhubungan dengan pembentukan Unit Pelaksana Teknis dengan
status BLUD, pengelolaan melalui BUMD, Kerjasama Sebagian (BOO), Kerjasama Keseluruhan (BOT/ BTO)),
sehingga kajian bersifat netral, objektif dan pertimbangan yang memadai dengan variasi skenario opsi.
2. Tujuan Proyek masih belum memenuhi kaidah SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Relevant dan Timebound).
3. Perhitungan biaya investasi dan operasional Digital Parkir kurang akurat dan inefisiensi.
4. Metodologi dan teknik analisis masih kurang lengkap
5. Alat analisis yang digunakan dalam kajian perlu dilengkapi
6. Belum terdapat data pembanding, acuan standar biaya umum dan harga pasar dalam perhitungan analisis
keuangan
7. Terdapat ketidakkonsistenan data (jumlah juru parkir, nilai investasi, masa konsesi dengan periode yang menjadi
dasar perhitungan analisis biaya dan manfaat, data proyeksi estimasi pendapatan retribusi dan estimasi biaya
operasional)
8. Proporsi bagi hasil 75% Bagi Pihak Ketiga dan 25% Bagi Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dengan konsesi 5
tahun sangat merugikan Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai