Anda di halaman 1dari 5

Regulasi Terhadap Auditor di Indonesia

Regulasi yang diterapkan terhadap auditor Indonesia saat ini dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
Regulasi oleh Pemerintah, antara lain:

Gelar Akuntan (UU Nomor 34 Tahun 1954)


Penyelenggaraan Pendidikan Profesi (Kepmen Nomor 179/U/2001)
Register Negara (Kepmen Nomor 331/KMK/017/1999)
Pemberian Jasa (Kepmen Nomor 426/KMK.06/2002 dan Nomor 359/KMK.06/2003)
Undang-Undang Akuntan Publik (rancangan)
Regulasi oleh Badan Pemerintah lainnya, seperti otoritas pasar modal, Bank Sentral
dan lain-lain.

Regulasi oleh Organisasi Profesi Akuntan, antara lain:

Standar Akuntansi,
Standar Audit,
Kode Etik Profesi,

Self Regulation dan Expectation Gap, Self Regulation (Regulasi Diri)


Regulasi diri adalah suatu sistem dari pribadi sadar seseorang. Misalkan seorang
dokter dapat saja memberikan obat pada seorang pasien, dan memberikan nasihat-nasihat
yang harus ia lakukan dalam proses penyembuhan. Oleh karena itu, pasien dengan bebas
memonitor perilakunya dan mengevaluasi perilaku apa saja yang dapat memberikan pengaruh
pada kesehatannya.

Kewajiban Menurut Common Law

Common Law seringkali diartikan sebagai hukum yang tidak tertulis. Hukum ini
berdasarkan atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh
pihak legislatif. Dalam kasus common law, hakim memiliki fleksibilitas untuk
mempertimbangkan faktor-faktor social, ekonomi dan politik maupun yurisprudensi yang
pernah ada. Menurut common law, kewajiban hokum para CPA berkaitan luas dengan dua
pihak, yaitu para klien dan pihak ketiga.
1. Kewajiban Kepada Klien
Dengan menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor
independent.istilah hubungan pribadi dalam kontrak menunjuk pada hubungan kontraktual
yang ada antara dua atau lebih pihak yang terlibat dalam kontrak. Ciri khas suatu perikatan
audit adalah anggapan bahwa audit akan dilakukan sesuai dengan standar professional
(GAAS).
1.1 Hukum Kontrak
Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran kontrak, apabila ia :

Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS
Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati
Melanggar hubungan kerahasiaan klien

Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan
keluar sbb :

Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak


Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggaran tersebut
Kerugian terkait dengan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan akibat tidak
langsung atas pelanggaran tersebut

1.2 Hukum Kerugian

Tindakan merugikan adalah tindakan salah yang merugikan milik, badan, atau reputasi
seseorang. Tindakan merugikan yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

Kelalaian yang biasa

Kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh
orang lain dalam kondisi yang sama

Kelalaian kotor

Kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang paling ringan pada suatu kondisi
tertentu

Kecurangan

Penipuan yang direncanakan


2. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut Common Law
Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan

Kewajiban kepada pemegang hak utama

Kewajiban kepada pemegang hak lainya


Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok,

bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga
merupakan primary beneficiary atau orang yang harus diberikan informasi
audit
b. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan
keputusannya pada laporan keuangan .

c. Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu mempunyai hak
yang sama dengan pemakai laporan keuagan yang mepunyai hubungan
kontrak

Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal


Securities Act tahun 1933, persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang
mengeluarkan efek-efek baru. Peraturan membolehkan pihak ketiga menggugat auditor jika
laporannya menyesatakan dan tidak mempunyai beban pembuktian hal tersebut, sementara
auditor dapat membela jika audit telah memadai dan pemakai laporan tidak menderita
kerugian.
2.

Securities Exchange Act tahun 1934, persyaratan penyampaian laporan tahunan setiap

perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Akibat tuntutan ini SEC dapat
mencabut ijin praktek dari KAP yang yang melakukan kesalahan.
3.

Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan untuk

kriminalitas tetapi auditor sering dituntut berdasarkan peraturan ini.


4.

Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, larangan pemberian uang suap kepada pejabat

di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha.

Kewajiban criminal
Beberapa undang-undang seperti Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan
1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute menyebutkan bahwa
menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah perbuatan
kriminil. Kewajiban hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia secara eksplisit
memang belum ada, akan tetapi secara implisit hal tersebut sudah ada seperti tertuang dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), PeraturanPeraturan mengenai Pasar Modal atau Bapepam, UU Perpajakan dan lain sebagainya yang
berkenaan dengan kewajiban hukum akuntan. (Rachmad Saleh AS dan Saiful Anuar
Syahdan,2003)

Keberadaan perangkat hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia sangat


dibutuhkan oleh masyarakat termasuk kalangan profesi untuk melengkapi aturan main yang
sudah ada. Hal ini dibutuhkan agar disatu sisi kalangan profesi dapat menjalankan tanggung
jawab profesionalnya dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, dan disisi lain masyarakat akan
mempunyai landasan yang kuat bila sewaktu-waktu akan melakukan penuntutan tanggung
jawab profesional terhadap akuntan publik.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan
publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi
kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor, maka akuntan publik dapat dimintai
pertanggung jawaban secara hukum sebagai bentuk kewajiban hukum auditor

Anda mungkin juga menyukai