Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS TADULAKO

PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA (MODERN)


GRANDE CITY MALANG
MATA KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI
KELAS C

DISUSUN OLEH :
MUH. RIZALDY PUTRA F231 17 114

PROGRAM STUDI S-1


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Sub Pokok Pembahasan

 Pendekatan Perencanaan Kota


 Konsep Pengembangan Kota
 Fungsi Kota
 Indikator Kota
LATAR BELAKANG
 Ruang Terbuka Hijau (RTH) aatau dalam istilah asing disebut Garden City, pada mulanya sebuah novel utopis tahun
1888 karya pengarang Amerika, Edward Bellamy, “Looking Backward” ( kisah futuristik tentang Boston tahun 2000 ),
Ebenezer Howard mengawali mimpinya memperbaiki kondisi hidup masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Terinspirasi visi kota dan masyarakat masa depan yang dilibatkan untuk membawa peradaban baru yang lebih baik
dalam buku itu, Howard bertekad melahirkan garden city.
 Kota-kota yang direncanakan dengan baik, biasanya langsung dikenali orang. Aspek penting Garden City
adalah denah yang fleksibel dan kepercayaan yang tinggi pada potensi tapak. Untuk mewujudkannya, memang bukan
pekerjaan mudah. Demikian pula saat melestarikannya, yang bisa mengakomodir kebutuhan jaman. Meningkatnya
jumlah bangunan akibat pertambahan penduduk serta hadirnya kendaraan bermotor terbukti menyebabkan
penyimpangan desain di Letchwoth dan Welwyn, juga kota-kota yang menerapkan Garden City.
 Konsep Ruang Terbuka Hijau terdapat dalam konsep Garden City yang memadukan kawasan permukiman,
Kawasan Industri dan kawasan Pertanian. Konsep Garden City berusaha menjaga keserasian antara bangunan huni dan
permukiman dengan keberadaan lahan yang digunakan untuk bangunan taman lingkungan yang berada di sekitar
lokasi hunian sehingga suatu permukiman harus memiliki area khusus untuk perletakan pertamanan.
PEMBAHASAN
 PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA
Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam proses penetapan tujuan. Agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Pendekataan perencanaan diperlukan agar kota yang ingin direncanakan memiliki dasar yang
jelas terhadap arah pembangunan ke depan dan mempercepat proses pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.
Dalam melakukan pendekataan perencanaan terhadap Kota Indah ada beberapa sudut pandang yang perlu
diperhatikan diantaranya: (1) Penataan jalan, dimana dalam hal ini jalan merupakan unsur pelengkap, memperindah bentuk
kota dan sebagai arah penentu pola suatu kota. (2) Taman / RTH, dimana dalam hal ini RTH merupakan salah satu unsur kota
yang perlu dieperhatikan, di karenakan RTH memiliki beberapa peran tersendiri dalam suatu kota salah satunya RTH sebagai
paru – paru kota dan suatu tempat yang mana masyarakat kota itu sendiri dapat saling berinteraksi satu sama lain. Sehingga
suatu kota dapat terlihat lebih baik bahkan lebih indah jika penataan RTH-nya tertata dengan sebaik mungkin pada suatu kota.
Dalam hal ini pendekatan perencanaan yang di gunakan yaitu Pendekataan perencanaan rasional menyeluruh yang
mencakup berbagai unsur atau subsistem yang membentuk suatu organisme atau. sistem secara menyeluruh Pertimbangan ini
termasuk pula hal-hal yang berkaitan dengan seluruh rangkaian tindakan pelaksanaan serta berbagai pengaruhnya terhadap
usaha pengembangan.
PEMBAHASAN
 KONSEP PENGEMBANGAN KOTA
Kajian pengembangan wilayah perkotaan di Indonesia selama ini selalu didekati dari aspek sektoral dan aspek
spasial. Pada kajian aspek sektoral lebih menyatakan ukuran dari aktifitas masyarakat suatu wilayah perkotaan dalam
mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya. Sementara itu, kajian aspek spasial (keruangan) lebih menunjukkan arah dari
kegiatan sektoral atau dimana lokasi serta dimana sebaiknya lokasi kegiatan sektoral tersebut.
Pendekatan yang mengacu pada aspek sektoral dan spasial tersebut mendorong lahirnya konsep pengembanan
wilayah perkotaan yang harus mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ruang sesuai daya dukung, mampu memberi
kesempatan kepada sektor untuk berkembang tanpa konflik dan mampu meningkatkan kesejahteraan secara merata. Konsep
tersebut digolongkan dalam konsep pengembangan wilayah perkotaan yang didasarkan pada penataan ruang.Kaitan dengan
perihal diatas, ada tiga kelompok konsep pengembangan wilayah yaitu konsep pusat pertumbuhan, konsep integrasi fungsional
dan konsep pendekatan desentralisasi (Alkadri et all, Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah, 1999).
PEMBAHASAN
Pendekatan tersebut mempunyai berbagai kelemahan. Dari kondisi ini muncullah beberapa konsep untuk
menanggapi kelemahan tersebut. Konsep tersebut antara lainpeople center approach yang menekankan pada pembangunan
sumberdaya manusia,natural resources-based development yang menekankan sumberdaya alam sebagai modal pembangunan,
serta technology based development yang melihat teknologi sebagai kunci dari keberhasilan pembangunan wilayah. Kenyataan
menunjukkan bahwa aplikasi konsep tersebut kurang berhasil dalam membawa kesejahteraan rakyat.
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. (Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007). Berdasarkan Undang-undang tersebut proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah 30 % (tiga puluh persen)
dari luas wilayah perkotaan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri atas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik dan Ruang Terbuka
Hijau RTH) Privat, dimana luas untuk RTH Publik minimal 20 % (dua puluh persen) dari luas wilayah kota. (UU No. 26 Tahun
2007, pasal 28). Dengan mempedomani Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tersebut, maka setiap Kota wajib
mengalokasikan wilayahnya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Konsep tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini merupakan wujud dari penerapan Garden City pada negara-negara maju.
PEMBAHASAN
 FUNGSI KOTA
 UMUM
Sesuai Undang – undang Nomor 22 tahun 1999, kota memiliki 3 fungsi yakni kota sebagai pusat pemerintahan, kota sebagai
pusat pendidikan dan kota sebagai pusat informasi.
a) Kota sebagai Pusat Pemerintahan
b) Kota sebagai Pusat Pendidikan
c) Kota sebagai Pusat Informasi
 KHUSUS
Penggunaan vegetasi berupa pohon-pohon besar sebagai materi penghijauan ruang kota merupakan penciri kota taman di
Indonesia. Kondisi iklim tropis dengan pencahayaan matahari sepanjang tahun di Kota Malang menjadikan vegetasi bertajuk besar
mampu berfungsi efektif sebagai pencipta iklim mikro, produsen oksigen, peneduh, penyerap polutan, penahan angin,penunjang habitat
satwa serta fungsi-fungsi ekologis lainnya. Selain itu juga mempunyai nilai estetika diantaranya adalah berfungsi sebagai pembentuk
faktor keindahan arsitektural dan menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
PEMBAHASAN
 INDIKATOR KOTA
Kualitas suatu kota dapat di nilai dengan ukuran yang sudah ditentukan, dimana variable yang mengukur perubahan
tersebut memilih dengan menilai kualitas suatu kota baik secara fisik maupun non fisik.
 FISIK
Perubahan suatu kota dapat di lihat melalui fisik kota yang ditunjukan oleh kumpulan bangunan-bangunan, jalan maupun
bentuk ukuran sirkulasi yang mengisi ruang kota, dimana setiap tahunnya ruang kota yang tadinya hanya berupa vegetasi dapat berubah
menjadi permukiman yang di tandai dengan munculnya bangunan serta diikuti dengan dibentuknya penataan jalan yang menjadi akses
penghubung. Adanya bangunan dan jalan tersebut maka bentuk ukuran sirkulasi dalam kota dapat terbentuk sesuai porsi yang tersedia.

 NON-FISIK
Selain melalui fisik kota, perubahan suatu kota juga di lihat berdasarkan non-fisik yang ditunjukkan dengan kemudahan akses
atau jarak yang ditempuh oleh penduduk, ketersediaan dan kualitas sarana prasarana, kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
penghuni ruang kota.
KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari uraian mengenai Garden City/ Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah sebagai
berikut :
 Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)/ Garden City adalah merupakan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah Kota dalam rangka mewujudkan
Kota sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi penghuninya.
 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau merupakan tanggungjawab Pemerintah dan juga tanggungjawab masyarakat dimana
Ruang Terbuka yang harus ada sebesar 30 % dari luas wilayah kota, 20 % merupakan ruang publik dan 10 % merupakan
ruang privat.
 Sebagaimana yang diruaikan dalam rumusan masalah, maka yang menjadi tujuannya adalah Kota Malang harus
membangun RTH (Garden City) untuk mengatasi permasalahan pokok kota besar di Indonesia dalam pembangunan RTH
(Garden City) sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh …

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai