net/publication/352789376
CITATIONS
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Elis Anggun Geminastiti on 28 June 2021.
Oleh :
Elis Anggun Geminastiti (15419127)
A. Pendahuluan
Manusia dan alam merupakan dua objek yang tidak terpisahkan, keduannya
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Aktivitas manusia menjadi salah satu bentuk
interaksi yang tidak jarang menimbulkan dampak negatif atau positif pada alam. Dengan mulai
bermunculannya reaksi balikan dari alam baik secara langsung ataupun tidak, manusia mulai
sadar akan pentingnya hidup berdampingan bersama alam.Dari kesadaran itu
bermunculanlah konsep-konsep hidup yang menekankan pada mengoptimalkan aktifitas
manusia dengan tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan.Prinsip berkelanjutan.
Kota merupakan salah satu wadah interaksi antara manusia dengan alam.
Keberadaan kota banyak disebut sebagai dalang dari kerusakan-kerusakan alam yang
terjadi.pertumbuhan dan perkembangan di kota juga yang terkadang sulit di kontrol sehingga
menimbulkan eksternalitas negatif bagi kota itu sendiri.salah satu kota yang sedang
mangalami perkembangan yaitu Kota Makassar. Perkembangan Kota Makassar diikuti pula
oleh pertumbuhan pendudukannya yang setiap tahunnya semakin meningkat.Kota Makassar
kini menempati posisi kelima kota dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Bandung
dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dimana pada tahun 2019 penduduknya
mencapai angka 1.526.677 jiwa.Pertumbukan penduduk yang besar ini memberikan dampak
pada kebutuhan lahan yang terus meningkat. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan akan
infrastruktur dan fasiitas warga kota yang tidak jarang mengambil lahan yang sebelumnya
ditujukan untuk RTH, ini merupakan salah satu faktor sulit tercapainya target RTH suatu kota
(Ratnasari, Sitorus, & Tjahjono 2015).
Dampak eksternalitas negatif yang mulai dirasakan saat ini membuat kota-kota
berlomba untuk bisa memiliki prinsip berkelanjutan guna mengurangi dampak tersebut.Dalam
penelitian (Caesarina & Rahmani 2019) disebutkan bahwa salah satu cara yang dapat
dilakukan kota dalam menangani permasalahan yang muncul adalah dengan menerapkan
konsep kota hijau.Di Indonesia prinsip inipun mulai di terapkan.indonesia sedang-gencarnya
melakukan penerapan konsep kota hijau dalam kebijakan tata ruang kota di Indonesia.salah
satunya kota Makassar .
Penggunaan lahan di kota makassar dari tahun ke tahun sangat memperihatinkan .di
periode pertama perubahan penggunaan/tutupan lahan di Kota Makassar dalam masa
sepuluh tahun 1990-2000 didominasi pada lahan tegalan yang tadinya seluas 10.000 Ha atau
23.91% dari lahan tegalan menjadi kawasan terbangun.Diperiode selanjutnya, perubahan
penggunaan lahan Kota Makassar dalam masa sepuluh tahun 2000 – 2010 didominasi oleh
perubahan lahan sawah dan ladang menjadi lahan terbangun yang dalam persentase sebesar
15.12%(Maru, Ikhsan, et al. 2015).
Permasalahan lahan yang terjadi d perkotaan menimbulkan dampak dampak negatif
lainnya, diantaranya adalah phenomena Urban Heat Island (UHI).Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan didapati bahwa makassar merupakan salah satu kota yang mengalami
fenomena UHI. Suhu udara di Kota Makassar sudah tergolong tinggi dan telah melebihi
ambang batas suhu maksimum penerimaan(Maru, Baharuddin, et al. 2015) . Kondisi ini
berdampak pada berkurangnya tingkat kenyamanan masyarakat perkotaan.
Kebijakan memegang peran penting dalam proses pertumbuhan suatu
kota.Keberjalanan kebijakan tata ruang wilayah kota di Indonesia dengan prinsip
berkelanjutan memang sudah tidak asing lagi.Namun, pengimplementasiaannya yang masih
terbilang baru mengalami banyak tantangan dan rintangan.dari segi pelaksanaan dan
perumusannya.Untuk itu kota makassar menggaungkan kota berkelanjutan untuk menangani
permasalahan permasalahan yang dihadapi dengan konsep kota hijaunya (Green City).
Konsep Kota hijau merupakan salah satu alternatif konsep dalam upaya
pembangunan dan juga peremajaan sebuah kota(Ratnasari, Sitorus, and Tjahjono
2015).Seperti pada penjelasan sebelumnya konsep kota hijau ini merupakan konsep kota
berkelanjutan yang terdapat 8 indikator didalamnnya: 1) perencanaan dan juga perancangan
hijau (green planning and design), 2) ruang terbuka hijau (RTH) (green open space), 3)
transportasi hijau (green transportation), 4) energi hijau (green energi), 5) bangunan hijau
(green building), 6) persampahan hijau (green waste), 7) sistem pengairan yang efektif (green
water), 8) komunitas hijau (green community).Di Indonesia, konsep kota hijau ini disebut
dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Program ini merupakan penjabaran dari
UU Penataan Ruang (UUPR) No.26 th 2007 terkhusus pada pemenuhan dan penyediaan
lahan RTH.
RTH yang sering disebut sebut sebagai komponen penting dalam sebuah kota memilik
berbagai manfaat yang terkadang tidak bisa digantikan okeh konponen lain di sebuah kota.
Menurut (Adinata 2016) ada 5 manfaat RTH bagi kota diantaranya:1) menjaga ekosistem
lingkungan di suatu perkotaan agar tetap terjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
perkotaan agar lebih nyaman, bersih, indah dan sehat. 2) menjadi pengaman bagi
keberadaan kawasan lindung di perkotaan, 3) sebagai pengendali kerusakan dan
pencemaran lingkungan yang terjadi misalnya kerusakan tanah, pencemaran air, pencemaran
udara dan lain sebagainya. 4) dapat menambah keindahan dan estetika dari suatu kota.
Menurut
Bertumpu pada latar belakang di atas, perumusan permasalahan utama yang dikaji
dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintahan kota
makassar dalam rangka mewujudkan makassar sebagai kota hijau (Green City) ?
B. Tinjauan Pustaka
1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Perencanaan merupakan sebuah proses yang sistematis dan berkesinambungan
yang didalamnya mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilhan dengan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang
akan datang (Menurut Conyer & Hills (1994) yang dikutip oleh (Tarigan 2012). “Ruang adalah
wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara, termasuk di dalamnya
lahan atau tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya dan keadaan, sebagai satu
kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya.”( Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Ditjen
Cipta Karya Dep. PU (1996) yang dikutip oleh (Tarigan 2012)
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu studi literatur dan kajian
Pustaka dari sumber sumber teoritis primer.studi literatur atau kajian literatur ini berarti kajian
teoritis yang erat kaitannya dengan nilai budaya, norma pada objek penelitian yang
diteliti(Sugiyono 2012).jenis data yang digunakan yaitu berupa data-data sekunder dari
Undang-Undang, buku, skripsi, tesis, artikel jurnal, makalah, dan sumber elektronik
D. Pembahasan
1. Analisis Di Kota Makassar
Dengan pertumbuhan kota Makassar yang sangat pesat berimplikasi pada kebutuhan
lahan yang terus meningkat.pemenuhan akan fasilitas bangunan, Gedung dan fasilitas
penunjang lainnya semakin tidak terbendung.Permasalahan lingkungan mulai muncul satu
persatu diantaranya pencemaran udara, air, tanah. Selain itu, bencana mulai dirasakan
seperti banjir dan juga kekeringan.Sebagai bentuk reaksi Pemerintah Kota Makassar terus
berupaya dalam mewujudkan kota Makassar sebagai Kota Hijau.Sampai saat ini telah banyak
upaya yang dilakukan pemerintah Kota Makkasar dalam upayanya dalam mewujudkan
Makassar sebagai Kota Hijau.Dalam Konsep Kota Hijau terdapat delapan (8) capaian atau
indikator, yang pada tahap awal pembentukan Kota Hijau difokuskan pada tiga indikator
terlebih dahulu sebagai indikator utama yaitu :1) green planning and design, 2) green open
space (ruang terbuka hijau), 3) dan green community.
a. Makassar Green planning and design
Makassar Green planning and design yang sering diartikan sebagai Perencanaan dan
perancangan dengan dasar konsep kota hijau.Perencanaan dan perancangan ini tertuang
dalam instrumenn atau peraturan yang berlandaskan konsep, prinsip hijau atau berkelanjutan.
Dalam instrument ini haruslan mencerminkan adanya dukungan terhadap upaya upaya
terwujudnya kota kijau sebagai tujuan kotanya.Instrumen ini juga sebagai penjamin prinsip ini
berlangsung dengan ikatan hukum yang mengikat kota, lingkungan, dan masyarakat itu
sendiri.
Di Kota Makassar sendiri, rencana untuk membentuk dan membangun Kota Hijau terdapat
di dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) didefinisikan
sebagai sebuah perencanaan tata ruang yang sistematis dan komperhensif yang dikeluarkan
oleh badan resmi yang batas-batas perencanaannya adalah batas administrasi dan atau
kesebapakan yang telah ditentukan.Instrumen RTRW ini digunakan sebagai alat operasional
dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan di Kota Makassar.
Didalam RTRW Kota Makassar juga disebutkan bagaimana Kota Makassar berupaya
mewujudkan ruang wilayah Kota Makassar sebagai Kota Tepian Air Kelas Dunia yang didasari
atas keunggulan dan keunikan lokal menuju kemandirian lokal dalam rangka persaingan
global demi ketahanan nasional dan wawasan nusantara yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Kota Makassar juga berupaya untuk membangun kota yang memiliki prinsip
berkelanjutan dengan Konsep Kota Hijau yang diharapkan akan amampu membuat dan
memberikan dampak yang baik pada kota dan tentunya lingkungan.
Menurut penelitian yang dilakukan (Jamaluddin 2018) RTH di Kota Makassar Menurut
data yang didapatkan dari penelitian , sampai pada akhir tahun 2017 luas ruang terbuka hijau
(RTH) publik di Kota Makassar telah mencapai angka 8,31% atau setara dengan 1.461 ha
dari keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. Dikutip dari makassar.tribunnews.com pada
akhir 2018 Makassar bisa mencapai angka 13% (Fahrizal, 2019). Namun, pada akhir 2019
dikutip dari sulsel.idntimes.com RTH makassar mengusut lagi menjadi 11% (Ashrawi,
2020).Data ini menunjukkan jika Kota Makassar belum mencapai kentuan atau peraturan
yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu pemenuhan RTH publik minal 20% dari luas wilayah.
Adapun rincian untuk RTH publik di Kota Makassar yaitu sebagi berikut
Meskipun belum tercapainya luasan RTH yang di tentukan namun Makassar terus
mengupayakan untuk mencapai kejaran tersebut dibuktikan dengan analisis kesesuaian
pembangunanya dengan RTRW yang telah ditentukan . Berdasarkan nilai rata-rata,
kesesuaian lahan 24.22%, ketidak sesuaian lahan 21.17% dan lahan yang belum
dimanfaatkan 54.61%, tata guna lahan wilayah kota Makassar tahun 2013(Patanduk
2014).dan dijanjikan akan meningkat setiap tahunnya.
Dalam Upayanya untuk memenuhi ketersediaan RTH Kota Makassar banyak
membangun taman yang tersebar di setiap sudut kota, diantaranya ada taman taman yang
terkenal di kota Makassar yaitu:
1) Taman Macan taman, terletak di sebelah selatan kantor Balaikota Makassar.tepatnya
berada di Jl. Sultan Hasanuddin Makassar yang luasnya 12.700 meter persegi. Di
taman ini terdapat patung macan ditengahnya yang merupakan sebuah monument
bersejarah.
2) Taman Pakui Sayang, terletak di area Kantor Dinas Pekerjaan Umum, tepatnya di Jl.
AP Pettarani, Makassar. Taman ini memiliki beberapa fasilitas yang menjadi daya
Tarik tersendiri di antaranya : 1) lapangan tenis, 2) jogging track, 3) lapangan upacara,
4) ATM center, 5) area bermain. Menariknya di taman ini ada pasir putih yang biasanya
diperuntukan untuk tempat bermain anak anak. Luas keseluruhan taman ini adalah 1
ha.
3) Taman Pattimura, terletak di Jl. Pattimura, tepat disamping taman macan. Taman ini
tidak terlalu luas tapi mampu memberikan kesan yang asri di tengah jalan di kota
Makassar dengan hiruk pikuknya.
Pemerintah kota makassar yang telah mengupayakan untuk terus membangun taman
di setiap sudut kotanya, guna terus menambah lahan terbuka hijau untuk warganya,
dikutip dari indonesiatimur.co (ronalyw, 2020).kepedulian pemerintak kota makassar
akan lingkunganpun dibuktikan dengan pernah memenagkan penghargaan adipura
sertifikat adipura pada 2018, dan penghargaan ADIPURA tingkat ASEAN pada 2017 di
kategori clean land.
c. Makassar Green Community (Komunitas hijau)
Makassar Green Community atau Komunitas hijau dimaknai sebagai masyarakat
dengan kepekaan, kepedulian, partisipatif, dan berperan aktif dalam upaya pemerintah untuk
mewujudkan Kota Hijau. .Permasalahan lingkungan yang kompleks dan komperhensif ini
tidak bisa hanya diselesaikan dari segi pemerintahnnya saja tetapi perlu juga dukungan dari
masyarakatnya.Pentingnnya partisipasi masyarakat dalam keberjalanan program atau
rencana ini sudah banyak ditegaskan dan singgung dalam banyak publikasi pemerintah
tentang keerjalanan Konsep Kota Hijau ini
Di Kota Makassar telah bermunculan komunitas-komunitas yang bergerak di bidang
lingkungan diantaranya yaitu:
1) HiLo Green Community Makassar
Hilo Green Community Makassar merupakan kumpulan anak muda yang
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya.kepedulian yang tinggi
terhadap lingkungan ini memunculkan Gerakan Gerakan kepedulian lingkungan
yang bahkan ke program peningkatan kesadaran masyarakat. Hilo Green
Community Makassar ini mengajak pemuda untuk berkontribusi bagi lingkungannya
dengan Gerakan Gerakannya diataranya seperti Gerakan membersihkan sampah di
tempat public, juga sosialisasi ke sekolah-sekolah, dan bahkan pendekatan
lingkungan menggunakan music kepada masyarakat sekitar.
Hilo Green Community atau HGC ini sebenarnnya merupakan komunitas
nasional yang sudah tersebar di kota kota besar di Indonesia.Gerakan HGC ini terus
meluas dengan cepat dan menularkan kepeduliannya terhadap lingkungan ke kota
kota bar yang sebelumnya belum tersentuh komunitas hijau.
2) Earth Hour Makassar
Earth Hour Makassar adalah komunitas yang awalnya bentukan dari World
Wide Fund For Nature (WWF) basisnya berada di Sydney, Australia. Komunitas ini
mulai ada di Makassar sekitar tahun 2010 an.KOmunitas Earth Hour ini berfokus pada
aksi penghematan energi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap
adanya pemanasan global yang terjadi.biasanya diwujudkan dalam aksinya yaitu:
a) Aksi switch off Aksi yang biasanya rutin dilakukan berkala.dalam aksi ini
komunitas mengajak masyarakat untuk ematikan listrik dalam waktu 60 menit.
b) Earth Hour Goes to School atau kegiatan sosialisasi komunitas ke pada
sekolah akan pentingnya menjaga lingkungan.
5) Makassar Berkebun
Makassar Berkebun berawal dari komunitas besarnya yaitu Indonesia Berkebun
yang mulai masuk di makassar pada pertengahan 2011 dan mendapat respon yang
positif dari masyarakat sehingga gerakannya meluas dan dapat memberikan dampak
positif bagi kota Makassar.Seperti Namanya kegiatan yang dilakukan komunitas ini
adalah sekitaran aktifitas berkebun yaitu menananm sayur-sayuran, buah-buahan,
memanen dan tentunya berkebun.dari kegiatan ini sukses menciptakan lahan lahan
hijau di Kota Makassar.
E. Kesimpulan
Seiring Berjalannya waktu manusia dan segala aktifitasnnya mulai berdampak kepada
lingkungan temat tinggalnya. Dampak ini mulai terasa terutama di perkotaan, tidak terkecuali
Kota Makassar. Kota Makassar yang sekarang merupakan kota ke lima terbesar di Indonesia,
dengan keseluruhan penduduk di tahun 2019 sebanyak 1.526.677 jiwa. .Pertumbukan
penduduk yang besar ini memberikan dampak pada kebutuhan lahan yang terus meningkat.
Hal ini berkaitan dengan pemenuhan akan infrastruktur dan fasiitas warga kota yang tidak
jarang mengambil lahan yang sebelumnya ditujukan untuk RTH.belum lagi masalah
fenomena UHI yang tinggi yang menjadi indikasi sebuah kota mulai tidak sehat dan bencana
bencana lainnya.Sebagai bentuk respon terhadap masalah masalah yang muncul pemerintah
Kota makassar melakukan upaya upaya dalam rangka mewujudkan kota berkelanjutan
dengan konsep kota hijau. Kota hijau memiliki 8 pencapaiaan atau indikator yang harus
dipenuhi.Makassar dalam tahap awalnnya ini berfokus pada 3 indikator utama, yaitu green
planning and design, green open space (ruang terbuka hijau), dan green community.
1) Green planning and design sudah dimiliki Kota Makassar yang tertuang di dalam
Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034.
2) Green open space (ruang terbuka hijau) RTH di Kota Makassar Menurut data yang
didapatkan dari penelitian , sampai pada akhir tahun 2017 luas ruang terbuka hijau
(RTH) publik di Kota Makassar telah mencapai angka 8,31% atau setara dengan
1.461 ha dari keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. pada akhir 2018 Makassar
bisa mencapai angka 13%. Namun, pada akhir 2019 RTH makassar mengusut lagi
menjadi 11%. Meskipun belum tercapainya luasan RTH yang di tentukan namun
Makassar terus mengupayakan untuk mencapai kejaran tersebut. dibuktikan
dengan analisis kesesuaian pembangunanya dengan RTRW yang telah ditentukan
. Berdasarkan nilai rata-rata, kesesuaian lahan 24.22%, ketidak sesuaian lahan
21.17% dan lahan yang belum dimanfaatkan 54.61%, tata guna lahan wilayah kota
Makassar tahun 2013.dan dijanjikan akan meningkat setiap tahunnya.
3) Green community di Makassar sudah terbentuk komunitas hijau atau komunitas
peduli lingkungan yang masih aktif melakukan kegitan-kegiatan yaitu HiLo Green
Community Makassar, Earth Hour Makassar, dan Sea Soldier Makassar, Forum
komunitas hijau kota Makassar, dan Makassar Berkebun.