Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352789376

ANALISIS UPAYA KOTA MAKASSAR DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KOTA


HIJAU (GREEN CITY)

Article · January 2020

CITATIONS

1 author:

Elis Anggun Geminastiti


ITB
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian Kecil View project

All content following this page was uploaded by Elis Anggun Geminastiti on 28 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TUGAS PAPER
PL2101 LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM

ANALISIS UPAYA KOTA MAKASSAR


DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KOTA HIJAU (GREEN CITY)

Oleh :
Elis Anggun Geminastiti (15419127)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
ANALISIS UPAYA KOTA MAKASSAR
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KOTA HIJAU (GREEN CITY)

A. Pendahuluan
Manusia dan alam merupakan dua objek yang tidak terpisahkan, keduannya
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Aktivitas manusia menjadi salah satu bentuk
interaksi yang tidak jarang menimbulkan dampak negatif atau positif pada alam. Dengan mulai
bermunculannya reaksi balikan dari alam baik secara langsung ataupun tidak, manusia mulai
sadar akan pentingnya hidup berdampingan bersama alam.Dari kesadaran itu
bermunculanlah konsep-konsep hidup yang menekankan pada mengoptimalkan aktifitas
manusia dengan tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan.Prinsip berkelanjutan.
Kota merupakan salah satu wadah interaksi antara manusia dengan alam.
Keberadaan kota banyak disebut sebagai dalang dari kerusakan-kerusakan alam yang
terjadi.pertumbuhan dan perkembangan di kota juga yang terkadang sulit di kontrol sehingga
menimbulkan eksternalitas negatif bagi kota itu sendiri.salah satu kota yang sedang
mangalami perkembangan yaitu Kota Makassar. Perkembangan Kota Makassar diikuti pula
oleh pertumbuhan pendudukannya yang setiap tahunnya semakin meningkat.Kota Makassar
kini menempati posisi kelima kota dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Bandung
dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dimana pada tahun 2019 penduduknya
mencapai angka 1.526.677 jiwa.Pertumbukan penduduk yang besar ini memberikan dampak
pada kebutuhan lahan yang terus meningkat. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan akan
infrastruktur dan fasiitas warga kota yang tidak jarang mengambil lahan yang sebelumnya
ditujukan untuk RTH, ini merupakan salah satu faktor sulit tercapainya target RTH suatu kota
(Ratnasari, Sitorus, & Tjahjono 2015).
Dampak eksternalitas negatif yang mulai dirasakan saat ini membuat kota-kota
berlomba untuk bisa memiliki prinsip berkelanjutan guna mengurangi dampak tersebut.Dalam
penelitian (Caesarina & Rahmani 2019) disebutkan bahwa salah satu cara yang dapat
dilakukan kota dalam menangani permasalahan yang muncul adalah dengan menerapkan
konsep kota hijau.Di Indonesia prinsip inipun mulai di terapkan.indonesia sedang-gencarnya
melakukan penerapan konsep kota hijau dalam kebijakan tata ruang kota di Indonesia.salah
satunya kota Makassar .
Penggunaan lahan di kota makassar dari tahun ke tahun sangat memperihatinkan .di
periode pertama perubahan penggunaan/tutupan lahan di Kota Makassar dalam masa
sepuluh tahun 1990-2000 didominasi pada lahan tegalan yang tadinya seluas 10.000 Ha atau
23.91% dari lahan tegalan menjadi kawasan terbangun.Diperiode selanjutnya, perubahan
penggunaan lahan Kota Makassar dalam masa sepuluh tahun 2000 – 2010 didominasi oleh
perubahan lahan sawah dan ladang menjadi lahan terbangun yang dalam persentase sebesar
15.12%(Maru, Ikhsan, et al. 2015).
Permasalahan lahan yang terjadi d perkotaan menimbulkan dampak dampak negatif
lainnya, diantaranya adalah phenomena Urban Heat Island (UHI).Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan didapati bahwa makassar merupakan salah satu kota yang mengalami
fenomena UHI. Suhu udara di Kota Makassar sudah tergolong tinggi dan telah melebihi
ambang batas suhu maksimum penerimaan(Maru, Baharuddin, et al. 2015) . Kondisi ini
berdampak pada berkurangnya tingkat kenyamanan masyarakat perkotaan.
Kebijakan memegang peran penting dalam proses pertumbuhan suatu
kota.Keberjalanan kebijakan tata ruang wilayah kota di Indonesia dengan prinsip
berkelanjutan memang sudah tidak asing lagi.Namun, pengimplementasiaannya yang masih
terbilang baru mengalami banyak tantangan dan rintangan.dari segi pelaksanaan dan
perumusannya.Untuk itu kota makassar menggaungkan kota berkelanjutan untuk menangani
permasalahan permasalahan yang dihadapi dengan konsep kota hijaunya (Green City).
Konsep Kota hijau merupakan salah satu alternatif konsep dalam upaya
pembangunan dan juga peremajaan sebuah kota(Ratnasari, Sitorus, and Tjahjono
2015).Seperti pada penjelasan sebelumnya konsep kota hijau ini merupakan konsep kota
berkelanjutan yang terdapat 8 indikator didalamnnya: 1) perencanaan dan juga perancangan
hijau (green planning and design), 2) ruang terbuka hijau (RTH) (green open space), 3)
transportasi hijau (green transportation), 4) energi hijau (green energi), 5) bangunan hijau
(green building), 6) persampahan hijau (green waste), 7) sistem pengairan yang efektif (green
water), 8) komunitas hijau (green community).Di Indonesia, konsep kota hijau ini disebut
dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Program ini merupakan penjabaran dari
UU Penataan Ruang (UUPR) No.26 th 2007 terkhusus pada pemenuhan dan penyediaan
lahan RTH.
RTH yang sering disebut sebut sebagai komponen penting dalam sebuah kota memilik
berbagai manfaat yang terkadang tidak bisa digantikan okeh konponen lain di sebuah kota.
Menurut (Adinata 2016) ada 5 manfaat RTH bagi kota diantaranya:1) menjaga ekosistem
lingkungan di suatu perkotaan agar tetap terjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
perkotaan agar lebih nyaman, bersih, indah dan sehat. 2) menjadi pengaman bagi
keberadaan kawasan lindung di perkotaan, 3) sebagai pengendali kerusakan dan
pencemaran lingkungan yang terjadi misalnya kerusakan tanah, pencemaran air, pencemaran
udara dan lain sebagainya. 4) dapat menambah keindahan dan estetika dari suatu kota.
Menurut
Bertumpu pada latar belakang di atas, perumusan permasalahan utama yang dikaji
dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintahan kota
makassar dalam rangka mewujudkan makassar sebagai kota hijau (Green City) ?
B. Tinjauan Pustaka
1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Perencanaan merupakan sebuah proses yang sistematis dan berkesinambungan
yang didalamnya mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilhan dengan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang
akan datang (Menurut Conyer & Hills (1994) yang dikutip oleh (Tarigan 2012). “Ruang adalah
wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara, termasuk di dalamnya
lahan atau tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya dan keadaan, sebagai satu
kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya.”( Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Ditjen
Cipta Karya Dep. PU (1996) yang dikutip oleh (Tarigan 2012)

2. Pembangunan Kota Berkelanjutan


Dalam arti luas konsep pembangunan kota berkelanjutan diartikan sebagai
pembangunan kota yang berusaha menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan. Konsep ini menekankan pada keadilan 1 generasi yang artinya kekayaan alam
yang kita rasakan di generasi ini harus bisa diwariskan ke generasi selanjutnya dengan
pemanfaatan yang optimal dan efisien pada saat ini. Berikut ini merupakan isi dari Agenda 21
yaitu: “Economy, ecology and social cohesion are the pillars of a sustainable city. These must
be in balance and therefore require an integrated approach. Dialogue is the basic principle for
achieving this for Local Agenda 21.” (Conference Strategies for Sustainable Cities, 1999).
Prinsip kota berkelanjutan yang diperkenalkan oleh (Budiharjo 2005) banyak dikenal
sebagai Panca E. Seperti Namanya, dikenal 5 prinsip dalam kota berkelanjutan: 1)Strong
Economi, 2) Environment (Ecologi), 3) Economy (Employment), 4) Eqiuty Engagement, 5)
Energy, (Reseaarch Triangle Institute, 1996). (Budiharjo 2005) Kota yang berkelanjutan
mesti memiliki ekonomi yang kuat, lingkungan yang harmoni dengan alam, tingkat sosial yang
menjunjung kesetaraan dan penuh keadilan, peran serta masyarakat yang tinggi, dan
konservasi energi dapat terkendali juga teroptimalkan dengan baik.
3. Konsep Kota Hijau
Dikutip dari Pu.go.id, Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang di dalamnya
terdapat konsep kota hijau merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban pemerintah
dalam upayanya untuk mewujudkan sebuah kota yang lebih ramah lingkungan dengan
sebuah perencanaan yang baik dan terstruktur.program ini tentunya akan bisa dilaksanakan
dengan adanya Kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak.perencanaan yang matang lalu
didukung oleh pelaksanaan yang konsisten dan terarah akan membuat program ini sangat
berdampak bagi kota itu sendiri.
a. Prinsip Kota Hijau
Pada dasarnya konsep kota hijau ini merupakan turunan dari apa yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR) no.26 tahun 2007.Pada pertemuaan di Bali
yang mengangkat pokok Sustainable Urban development (SUD) dibahas pula mengenai
pentingnya peran pemerintah dalam terwujudnya kota hijau.di forum ini juga ditekan kan akan
pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat.dalam pelaksanaannya tentunya
program ini memegang prinsip yang harus terus dipegang dan di junjung tinggi.diantaranya
yaitu:
1) Tahap awal dilakukan penguatan tiga indikator (atribut) utama yaitu perancangan
dan perencanaan kota ramah lingkungan, ketersediaan RTH, dan adanya
komunitas hijau dari masyarakat.
2) Dilanjutkan dengan perluasan jangkauan kota hijau.dilakukan upaya
penyembangan 3 indkator (atribut) tahap ke 2 yaitu green bulding, green energy,
dan juga green waste.
3) Performance-based yang diperuntukkan untuk roll-over dana stimulan.
4) Local-led development dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kapastas
lokal serta membangun ownership atas proses dan juga produk.
5) Optimized project-cycle yaitu sebuah siklus perencanaan, pemrograman,
pembangunan, pemeliharaan dan juga evaluasi singkat serta berorientasi pada
aksi nyata
6) Urban labs merupakan suatu media pembelajaran bersama yang dapat diajarkan
dan diaplikasikan secara luas.

b. Ciri-ciri Kota Hijau


Kota hijau dapat dikenali dengan ciri atau karakterstik sebagai berikut:
1) Secara efektif dan efisien memanfaatkan energi dan sumber daya air yang dimiliki.
2) Mengurangi pembuangan dan produksi limbah dan sampah.
3) Memiliki dan menerapkan transportasi yang terpadu di kotanya.
4) Memberikan jaminan terhadap kesehatan lingkungan.
5) Dengan berpegang pada prinsip pembangunan berkalanjutan (sosial, ekonomi,
lingkungan), melakukan sinergi antara lingkungan alami dengan lingkungan
buatan berdasarkan perencanaan dan perancangan kota.

c. Indikator atau Atribut Kota Hijau


Kota hijau sebagai sebuah program dan konsep pembanguan, didalamnnya termuat
indikator- indikator pencapaian. Dijabarkan sebagai berikut:
1) Perencanaan dan perancangan hijau (green planning and design) merupakan
suatu perancangan dan perencanaan kota yang menyesuaikan dengan konsidi
biofisik suatu kawasan atau wilayahnnya itu sendiri.
2) Ruang terbuka hijau (green open space) menakankan pada fokus mewujudkan
dan menyediaan lahan sebagai penyediaan ruang terbuka hijau (RTH).
3) Transportasi hijau (green transportation) adanya penyediaan dan pengembangan
transporatsi umum dengan memperhatikan segi energi dan alam yang tentunya
memudahkan mobilitas warganya.
4) Energi hijau (green energi) berarti memanfaatkan dan mengelola sumber daya
energi yang dimiliki secara efektif, efisien, optimal, dan ramah lingkungan, agar
keberadaannya tetap terjaga.
5) Bangunan hijau (green building) adanya pengembangan bangunan yang hemat
penggunaan energinya.
6) Persampahan hijau (green waste) adanya pengelolaan sampah terpadu yang
ramah lingkungan dengan menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle).
7) Sistem pengairan yang efektif (green water) berarti adanya penggunaan dan
pemanfaatan air secara efektif dan efisien.
8) Komunitas hijau (green community) berarti adanya partisipasi, kepekaan,
kepedulian dan juga peran aktif dari masyarakat untuk mewujudkan dan
mengembangkan kota hijau.
Sebagai bentuk perwujudan kota hijau diawali dengan melakukan indikator pertama.
Diataranya : 1) green planning and design, 2) green open space (ruang terbuka hijau), dan
3) green community.

4. Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Dalam Undang Undang Penataan Ruang No.26 Tahun 2007 yang juga disebut dalam
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Definisi RTH merupakan suatu area suatu area
memanjang atau jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih terbuka sebagai
tempat tumbuhnya tanaman, baik yang tumbuh alami ataupun dengan sengaja
ditanam.Dalam lingkup perkotaan RTH atau yang biasa disebut Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan (RTHKP) didefinisikan sebagai bagian dari ruang terbuka di perkotaan
yang didalamnya difungsikan untuk tempat tumbuhnya tanaman yang berguna untuk
menyokong pemanfaatan ekologi, sosial, budaya, dan estetika kota itu sendiri.
Dijelaskan menurut Undang-Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
RTH yang harus dihadirkan dalam suatu kota yaitu:
1) Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu kota memiliki luas minimal 30% dari luas wilayah
kota yang terdiri atas 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau
privat.
2) Apabila luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu kota baik itu luas RTH publik dan
luas RTH privat sudah memiliki total luas bahkan lebih besar dari peraturan atau
perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dan terus
dipertahankan.

a. Jenis Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP)


Dalam UUPR juga RTH dibagia dalam dua kategori yaitu ruang terbuka hijau publik
dan ruang terbuka hijau privat.didefinisikan sebagai berikut:
1) Ruang terbuka hijau (RTH) publik yaitu RTH yang pembangunan atau penyediannya
menjadi tanggungjawab dari Pemerintah Daerah, lembaga, swasta, perseorangan dan
juga masyarakat dimana pemanfaatan atau penggunaanya dilakukan secara bersama
sama serta untuk kepentingan umum atau publik.
2) Ruang terbuka hijau (RTH) privat yaitu RTH yang pembangunan atau penyediannya
menjadi tanggungjawab dari lembaga, swasta, perseorangan dan juga masyarakat
yang pemanfaatan dan penggunaannya oleh yang menyediakan serta bersifat pribadi
atau privat atau terbatas.

b. Fungsi dan Manfaat RTH


Secara formal Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PU) No. 05/PRT/M/2008
menerangkan fungsi dari RTH antara lain:
1) Fungsi ekologis, yang berarti RTH sebagai hutan kota, taman botani, sempadan
sungai dan lain sebagainya.
2) Fungsi sosial dan budaya, yang berarti RTH dapat digunkaan sebagai tempat untuk
melakukan interaksi sosial, selain itu dapat juga digunakan sebagai sarana rekreasi
dan sebagai penanda kota yang berbudaya.
3) Fungsi estetika, yang berarti RTH di suatu kota dapat menambah estetika atau nilai
keindahan dari kota tersebut.
Adapun manfaat RTH lain yang tidak secara langsung disebutkan dalam UUPR adalah antara
lain:
1) RTH sebagai menyokong ekosistem lingkungan agar keseimbangan suatu kota dapat
terus terjaga
2) RTH sebagai peningkat kualitas lingkungan suatu perkotaan dari segi kenyamanan,
kebersihan, dan Kesehatan.
3) RTH sebagai pengabsorpsi pencemaran perkotaan
4) RTH sebagai sumber oksigen suatu kota

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu studi literatur dan kajian
Pustaka dari sumber sumber teoritis primer.studi literatur atau kajian literatur ini berarti kajian
teoritis yang erat kaitannya dengan nilai budaya, norma pada objek penelitian yang
diteliti(Sugiyono 2012).jenis data yang digunakan yaitu berupa data-data sekunder dari
Undang-Undang, buku, skripsi, tesis, artikel jurnal, makalah, dan sumber elektronik

D. Pembahasan
1. Analisis Di Kota Makassar
Dengan pertumbuhan kota Makassar yang sangat pesat berimplikasi pada kebutuhan
lahan yang terus meningkat.pemenuhan akan fasilitas bangunan, Gedung dan fasilitas
penunjang lainnya semakin tidak terbendung.Permasalahan lingkungan mulai muncul satu
persatu diantaranya pencemaran udara, air, tanah. Selain itu, bencana mulai dirasakan
seperti banjir dan juga kekeringan.Sebagai bentuk reaksi Pemerintah Kota Makassar terus
berupaya dalam mewujudkan kota Makassar sebagai Kota Hijau.Sampai saat ini telah banyak
upaya yang dilakukan pemerintah Kota Makkasar dalam upayanya dalam mewujudkan
Makassar sebagai Kota Hijau.Dalam Konsep Kota Hijau terdapat delapan (8) capaian atau
indikator, yang pada tahap awal pembentukan Kota Hijau difokuskan pada tiga indikator
terlebih dahulu sebagai indikator utama yaitu :1) green planning and design, 2) green open
space (ruang terbuka hijau), 3) dan green community.
a. Makassar Green planning and design
Makassar Green planning and design yang sering diartikan sebagai Perencanaan dan
perancangan dengan dasar konsep kota hijau.Perencanaan dan perancangan ini tertuang
dalam instrumenn atau peraturan yang berlandaskan konsep, prinsip hijau atau berkelanjutan.
Dalam instrument ini haruslan mencerminkan adanya dukungan terhadap upaya upaya
terwujudnya kota kijau sebagai tujuan kotanya.Instrumen ini juga sebagai penjamin prinsip ini
berlangsung dengan ikatan hukum yang mengikat kota, lingkungan, dan masyarakat itu
sendiri.
Di Kota Makassar sendiri, rencana untuk membentuk dan membangun Kota Hijau terdapat
di dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) didefinisikan
sebagai sebuah perencanaan tata ruang yang sistematis dan komperhensif yang dikeluarkan
oleh badan resmi yang batas-batas perencanaannya adalah batas administrasi dan atau
kesebapakan yang telah ditentukan.Instrumen RTRW ini digunakan sebagai alat operasional
dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan di Kota Makassar.
Didalam RTRW Kota Makassar juga disebutkan bagaimana Kota Makassar berupaya
mewujudkan ruang wilayah Kota Makassar sebagai Kota Tepian Air Kelas Dunia yang didasari
atas keunggulan dan keunikan lokal menuju kemandirian lokal dalam rangka persaingan
global demi ketahanan nasional dan wawasan nusantara yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Kota Makassar juga berupaya untuk membangun kota yang memiliki prinsip
berkelanjutan dengan Konsep Kota Hijau yang diharapkan akan amampu membuat dan
memberikan dampak yang baik pada kota dan tentunya lingkungan.

b. Makassar Green Open Space (Ruang Terbuka Hijau)


Green open space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) diatur dalam RTRW Kota Makassar
yang tanggung jawabnya pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar. Dalam RTRW Kota
Makassar tahun 2015-2034, tertuang rencana pemenuhan RTH dalam wilayah kota sesuai
terdiri atas :
1) RTH pada kawasan kota yang sudah terbangun;
Ruang Terbuka Hijau di kawasan kota yang sudah terbangun seperti yang dimaksud
ayat 3 huruf a meliputi: RTH publik paling sedikit 10 (sepuluh) persen dan RTH privat
paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan kota yang sudah terbangun.
2) RTH pada kawasan kota yang belum terbangun;
RTH pada kawasan kota yang belum terbangun sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b meliputi : RTH publik paling sedikit 20 (dua puluh) persen dan RTH privat
paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas daratan kawasan kota yang belum
terbangun.
3) RTH pada kawasan reklamasi.
Ruang Terbuka HIjau di kawasan reklamasi seperti yang dimaksud pada ayat 3 huruf
c meliputi : RTH publik paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dan RTH privat paling
sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan reklamasi yang ditetapkan.
Ruang terbuka hijau (RTH) menurut RTRW Kota Makassar yaitu Ruang Terbuka Hijau
(RTH) kota yang diisi oleh tumbuhan dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung
manfaat langsung dan atau tidak langsung yang dihasilkan oleh ruang terbuka hijau dalam
kota tersebut yaitu keamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah perkotaan.
Sedangkan untuk luasan RTH untuk Kota Makassar yang terdapat di dalam RTRW Kota
Makassar yaitu sebagai berikut:
1) RTH Publik yaitu seluas 20% dari luas wilayah, dimana terdiri atas: 1) taman dan
hutan kota, 2) jalur hijau sempadan rel kereta api, 3) jalur hijau jaringan listrik
tegangan tinggi, 3) sempadan sungai, 4) sempadan pantai, 5) pemakaman;
2) RTH Privat yaitu seluas 20% dari luas wilayah pemanfaatan halaman pekarangan
pada kawasan:1) kawasan permukiman, 2) kawasan perdagangan dan jasa, 3)
kawasan pariwisata, 5) kawasan pendidikan, 6) kawasan perkantoran, 7) kawasan
industri dan pergudangan

Menurut penelitian yang dilakukan (Jamaluddin 2018) RTH di Kota Makassar Menurut
data yang didapatkan dari penelitian , sampai pada akhir tahun 2017 luas ruang terbuka hijau
(RTH) publik di Kota Makassar telah mencapai angka 8,31% atau setara dengan 1.461 ha
dari keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. Dikutip dari makassar.tribunnews.com pada
akhir 2018 Makassar bisa mencapai angka 13% (Fahrizal, 2019). Namun, pada akhir 2019
dikutip dari sulsel.idntimes.com RTH makassar mengusut lagi menjadi 11% (Ashrawi,
2020).Data ini menunjukkan jika Kota Makassar belum mencapai kentuan atau peraturan
yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu pemenuhan RTH publik minal 20% dari luas wilayah.
Adapun rincian untuk RTH publik di Kota Makassar yaitu sebagi berikut

Meskipun belum tercapainya luasan RTH yang di tentukan namun Makassar terus
mengupayakan untuk mencapai kejaran tersebut dibuktikan dengan analisis kesesuaian
pembangunanya dengan RTRW yang telah ditentukan . Berdasarkan nilai rata-rata,
kesesuaian lahan 24.22%, ketidak sesuaian lahan 21.17% dan lahan yang belum
dimanfaatkan 54.61%, tata guna lahan wilayah kota Makassar tahun 2013(Patanduk
2014).dan dijanjikan akan meningkat setiap tahunnya.
Dalam Upayanya untuk memenuhi ketersediaan RTH Kota Makassar banyak
membangun taman yang tersebar di setiap sudut kota, diantaranya ada taman taman yang
terkenal di kota Makassar yaitu:
1) Taman Macan taman, terletak di sebelah selatan kantor Balaikota Makassar.tepatnya
berada di Jl. Sultan Hasanuddin Makassar yang luasnya 12.700 meter persegi. Di
taman ini terdapat patung macan ditengahnya yang merupakan sebuah monument
bersejarah.
2) Taman Pakui Sayang, terletak di area Kantor Dinas Pekerjaan Umum, tepatnya di Jl.
AP Pettarani, Makassar. Taman ini memiliki beberapa fasilitas yang menjadi daya
Tarik tersendiri di antaranya : 1) lapangan tenis, 2) jogging track, 3) lapangan upacara,
4) ATM center, 5) area bermain. Menariknya di taman ini ada pasir putih yang biasanya
diperuntukan untuk tempat bermain anak anak. Luas keseluruhan taman ini adalah 1
ha.
3) Taman Pattimura, terletak di Jl. Pattimura, tepat disamping taman macan. Taman ini
tidak terlalu luas tapi mampu memberikan kesan yang asri di tengah jalan di kota
Makassar dengan hiruk pikuknya.
Pemerintah kota makassar yang telah mengupayakan untuk terus membangun taman
di setiap sudut kotanya, guna terus menambah lahan terbuka hijau untuk warganya,
dikutip dari indonesiatimur.co (ronalyw, 2020).kepedulian pemerintak kota makassar
akan lingkunganpun dibuktikan dengan pernah memenagkan penghargaan adipura
sertifikat adipura pada 2018, dan penghargaan ADIPURA tingkat ASEAN pada 2017 di
kategori clean land.
c. Makassar Green Community (Komunitas hijau)
Makassar Green Community atau Komunitas hijau dimaknai sebagai masyarakat
dengan kepekaan, kepedulian, partisipatif, dan berperan aktif dalam upaya pemerintah untuk
mewujudkan Kota Hijau. .Permasalahan lingkungan yang kompleks dan komperhensif ini
tidak bisa hanya diselesaikan dari segi pemerintahnnya saja tetapi perlu juga dukungan dari
masyarakatnya.Pentingnnya partisipasi masyarakat dalam keberjalanan program atau
rencana ini sudah banyak ditegaskan dan singgung dalam banyak publikasi pemerintah
tentang keerjalanan Konsep Kota Hijau ini
Di Kota Makassar telah bermunculan komunitas-komunitas yang bergerak di bidang
lingkungan diantaranya yaitu:
1) HiLo Green Community Makassar
Hilo Green Community Makassar merupakan kumpulan anak muda yang
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya.kepedulian yang tinggi
terhadap lingkungan ini memunculkan Gerakan Gerakan kepedulian lingkungan
yang bahkan ke program peningkatan kesadaran masyarakat. Hilo Green
Community Makassar ini mengajak pemuda untuk berkontribusi bagi lingkungannya
dengan Gerakan Gerakannya diataranya seperti Gerakan membersihkan sampah di
tempat public, juga sosialisasi ke sekolah-sekolah, dan bahkan pendekatan
lingkungan menggunakan music kepada masyarakat sekitar.
Hilo Green Community atau HGC ini sebenarnnya merupakan komunitas
nasional yang sudah tersebar di kota kota besar di Indonesia.Gerakan HGC ini terus
meluas dengan cepat dan menularkan kepeduliannya terhadap lingkungan ke kota
kota bar yang sebelumnya belum tersentuh komunitas hijau.
2) Earth Hour Makassar
Earth Hour Makassar adalah komunitas yang awalnya bentukan dari World
Wide Fund For Nature (WWF) basisnya berada di Sydney, Australia. Komunitas ini
mulai ada di Makassar sekitar tahun 2010 an.KOmunitas Earth Hour ini berfokus pada
aksi penghematan energi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap
adanya pemanasan global yang terjadi.biasanya diwujudkan dalam aksinya yaitu:
a) Aksi switch off Aksi yang biasanya rutin dilakukan berkala.dalam aksi ini
komunitas mengajak masyarakat untuk ematikan listrik dalam waktu 60 menit.
b) Earth Hour Goes to School atau kegiatan sosialisasi komunitas ke pada
sekolah akan pentingnya menjaga lingkungan.

3) Sea Soldier Makassar

Sea Soldier Makassar muncul dari keprihatinan terhadap masalah sampah


plastic yang terus menjadi masalah yang tidak terselesaikan setiap
tahunnya.kesadaran masyarakat makassar terhadap pentingnnya menjaga
kebersihan merupakan hal yang menjadi perhatian komunitas ini. Salah tau acara
rutin yang dilakukan adalah Beach Clean Up Day yang isinya Gerakan membershkan
lait dengan melibatkan masyarakat sekitaran daerah tempat operasi.Gerakan
Gerakan dari komunitas ini tidak hanya di daerah laut seprti Namanya tetapi juga
mulai menjalar ke tempat tempat lain.

4) Forum Komunitas Hijau Makassar


Forum komunitas hijau kota Makassar pada awalnya merupakan bentuk dari
kewajiban pemerintah kota makassar dalah pemenuhan atribut kota hijau.komunitas
ini menjadi wadah pemerhati lingkungan dan juga sekaligus menjadi mitra
pemerintah kota makassar dalam kegiatan kegiatan lingkungan. Seiring bejalannya
waktu komunitas ini sudah mulai bisa berdiri sendiri tanpa bergantung dengan mitra
kerja pemerintah kota Makassar untuk bergerak. Gerakannya makin meluas dan
mulai menjangkau masyarakat umum.

5) Makassar Berkebun
Makassar Berkebun berawal dari komunitas besarnya yaitu Indonesia Berkebun
yang mulai masuk di makassar pada pertengahan 2011 dan mendapat respon yang
positif dari masyarakat sehingga gerakannya meluas dan dapat memberikan dampak
positif bagi kota Makassar.Seperti Namanya kegiatan yang dilakukan komunitas ini
adalah sekitaran aktifitas berkebun yaitu menananm sayur-sayuran, buah-buahan,
memanen dan tentunya berkebun.dari kegiatan ini sukses menciptakan lahan lahan
hijau di Kota Makassar.

E. Kesimpulan
Seiring Berjalannya waktu manusia dan segala aktifitasnnya mulai berdampak kepada
lingkungan temat tinggalnya. Dampak ini mulai terasa terutama di perkotaan, tidak terkecuali
Kota Makassar. Kota Makassar yang sekarang merupakan kota ke lima terbesar di Indonesia,
dengan keseluruhan penduduk di tahun 2019 sebanyak 1.526.677 jiwa. .Pertumbukan
penduduk yang besar ini memberikan dampak pada kebutuhan lahan yang terus meningkat.
Hal ini berkaitan dengan pemenuhan akan infrastruktur dan fasiitas warga kota yang tidak
jarang mengambil lahan yang sebelumnya ditujukan untuk RTH.belum lagi masalah
fenomena UHI yang tinggi yang menjadi indikasi sebuah kota mulai tidak sehat dan bencana
bencana lainnya.Sebagai bentuk respon terhadap masalah masalah yang muncul pemerintah
Kota makassar melakukan upaya upaya dalam rangka mewujudkan kota berkelanjutan
dengan konsep kota hijau. Kota hijau memiliki 8 pencapaiaan atau indikator yang harus
dipenuhi.Makassar dalam tahap awalnnya ini berfokus pada 3 indikator utama, yaitu green
planning and design, green open space (ruang terbuka hijau), dan green community.
1) Green planning and design sudah dimiliki Kota Makassar yang tertuang di dalam
Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034.
2) Green open space (ruang terbuka hijau) RTH di Kota Makassar Menurut data yang
didapatkan dari penelitian , sampai pada akhir tahun 2017 luas ruang terbuka hijau
(RTH) publik di Kota Makassar telah mencapai angka 8,31% atau setara dengan
1.461 ha dari keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. pada akhir 2018 Makassar
bisa mencapai angka 13%. Namun, pada akhir 2019 RTH makassar mengusut lagi
menjadi 11%. Meskipun belum tercapainya luasan RTH yang di tentukan namun
Makassar terus mengupayakan untuk mencapai kejaran tersebut. dibuktikan
dengan analisis kesesuaian pembangunanya dengan RTRW yang telah ditentukan
. Berdasarkan nilai rata-rata, kesesuaian lahan 24.22%, ketidak sesuaian lahan
21.17% dan lahan yang belum dimanfaatkan 54.61%, tata guna lahan wilayah kota
Makassar tahun 2013.dan dijanjikan akan meningkat setiap tahunnya.
3) Green community di Makassar sudah terbentuk komunitas hijau atau komunitas
peduli lingkungan yang masih aktif melakukan kegitan-kegiatan yaitu HiLo Green
Community Makassar, Earth Hour Makassar, dan Sea Soldier Makassar, Forum
komunitas hijau kota Makassar, dan Makassar Berkebun.

(BPS Kota Makassar 2020)(BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA


MAKASSAR 2015)(Editor Fajar.co.id 2017)(Indonesiatimur 2016)(Anugra 2020; Editor
Fajar.co.id 2017; Ikbal 2019; Kamsah 2020; Ronalyw 2020)
Daftar Pustaka
Adinata, Bagus Listyan. 2016. “Kota ( Studi Di Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Surabaya ) Management Strategies Management of Green Open Soaces Og the City
Park ( Studies in the Department Cleanliness and Landscaping City of Surabaya ).”
Jurnal Mahasiswa.
Anugra, Wahyudi Munim. 2020. “KOORDINASI TERKAIT PROGRAM ADIWIYATA KOTA
MAKASSAR.” http://dlh.makassar.go.id/berita/koordinasi-terkait-program-adiwiyata-
kota-makassar (December 9, 2020).
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAKASSAR. 2015.
PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MAKASSAR 2015 – 2034 BADAN.
BPS Kota Makassar. 2020. KOTA MAKASSAR DALAM ANGKA 2020.
Budiharjo. 2005. Mewujudkan Suatu Kota Yang Berkelanjutan Di Perlukan Keberadaan
Penyeimbang Dengan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Permen.
Caesarina, and Rahmani. 2019. “Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Dengan Pendekatan
Kota Hijau Di Perkotaan Martapura.” Jurnal Planoearth 4(1): 11–17.
Editor Fajar.co.id. 2017. “Sejarah Baru Makassar Raih Penghargaan Adipura Tingkat
ASEAN – FAJAR.” https://fajar.co.id/2017/09/13/sejarah-baru-makassar-raih-
penghargaan-adipura-tingkat-asean/ (December 9, 2020).
Ikbal. 2019. “Komunitas Makassar Bersih Peduli Lingkungan Kecamatan Tallo.”
https://makassarmetro.com/2019/08/15/komunitas-makassar-bersih-peduli-lingkungan-
kecamatan-tallo (December 9, 2020).
Indonesiatimur. 2016. “Makassar Siap Bangun Puluhan Taman Dengan Fasilitas Lengkap –
Indonesia Timur.” https://indonesiatimur.co/2016/05/04/makassar-siap-bangun-
puluhan-taman-dengan-fasilitas-lengkap/ (December 9, 2020).
Jamaluddin, Jihan. 2018. “Strategi Penerapan Konsep Green City Di Kota Makassar.”
Kamsah. 2020. “Komunitas Earth Hour Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan Lewat Musik -
Makassar Terkini.” https://makassar.terkini.id/komunitas-earth-hour-ajak-masyarakat-
peduli-lingkungan-lewat-musik/ (December 9, 2020).
Maru, Rosmini, Ichsan Invanni Baharuddin, et al. 2015. “Analysis of The Heat Island
Phenomenon in Makassar , South Sulawesi , Indonesia.”
Maru, Rosmini, Muhammad Ikhsan, et al. 2015. “Perubahan Penggunaan Lahan Kota
Makassar Tahun 1990-2010 Alteration of Makassar City Land Purpose by 1990-2010.”
IV(2): 113–25.
Patanduk, J. 2014. “PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP
KOEFISIEN LIMPASAN ( RUN OFF ) KOTA MAKASSAR BERBASIS SIG.”
Ratnasari, Amalia, Santun R P Sitorus, and Boedi Tjahjono. 2015. “Yogyakarta Green City
Planning Based on Land Use and Adequacy of Green Open Space.” Tata Loka 17:
196–208.
Ronalyw. 2020. “Berita Kota Makassar | 11 RTH Baru Di Makassar.”
https://beritakotamakassar.com/berita/2020/07/13/11-rth-baru-makassar/ (December 9,
2020).
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
Tarigan, Robinson. 2012. Perencanaan Pembangunan Wilayah.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai