Sebut saja penghargaan Indonesia Green Award (IGRA) Tahun 2011 yang disematkan
pada kota dengan lambang ikan sura (ikan hiu) ini. Kota ini dianggap peduli terhadap
lingkungan dan menjadi yang terdepan di Indonesia. Kalpataru, Adipura Kencana, Adiwiyata
Mandiri, dan penghargaan sebagai kota dengan penataan lingkungan berkelanjutan terbaik
pada ASEAN Environment Sustainable City, adalah bukti lain jika Surabaya memang terdepan
dalam persoalan manajemen tata kotanya. Kunci sukses Surabaya menjadi kota dengan
konsep sustainable city adalah dengan adanya pembangunan yang mementingkan aspek
lingkungan dan masyarakatnya.
Sustainable City ( Kota yang berkelanjutan )
Ide kota yang berkelanjutan (sustainable city) dimunculkan oleh Richard Register dengan
mengeluarkan istilah ecocity dalam bukunya pada tahun 1987. Ecocity Berkeley: building
cities for healthy future. Dapat diartikan, pembangunan kota yang sekarang membutuhkan
jenis pembangunan yang tidak hanya memperhatikan perkembangan dari sisi ekonomi saja,
tetapi perlu memperhatikan aspek-aspek perkembangan kualitas hidup manusia di dalamnya.
Tokoh lain yang memvisikan hal yang sama adalah seorang arsitek bernama Paul F.
Downtown (pendiri perusahaan Ecopolis Pty Ltd).
Beberapa pendapat para ahli (Brutland,1987; Holden dan Ehrlich, 1992; Stren danWhitney,
1992; Sarageldin dan Steer; 1994 dalam Budihardjo, 2009) tentang pembangunan
berkelanjutan yang dirumuskan secara ringkas dengan batasan pengertian kota
berkelanjutan (sustainable city) dapat didefinisikan bahwa Kota yang dalam
perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini,mampu
berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas
sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau
mengurangikemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka
(Budihardjo, E dan Sudjarto, DJ. 2009).
Dalam mewujudkan kota berkelanjutan tentu saja diperlukan beberapa prinsip dasar yang
dikenal dengan Panca E yaitu Environment (Ecology), Economy (Employment), Eqiuty,
Engagement dan Energy (Research Trianggle Institute,1996 dalam Budihardjo, 2009).
Dibawah ini, ilustrasi dari prinsip panca E sebgai berikut:
Dari 5 prinsip dasar di atas maka dapat digambarkan secara rinci lima kaidah prinsip dasar
tersebut dalam tabel dibawah ini:
Aspek Pendekatan kota yang Pendekatan kota yang
kurang berkelanjutan berkelanjutan
EKONOMI (KESEJAHTERAAN)
EQUITY (PEMERATAAN)
ENERGI