OLEH :
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Pengertian Ruang Lingkup Arsitektur Kota
Arsitektur sebuah kota merupakan arsitektur dengan ruang lingkup kota.
Lingkungan buatan yang termasuk di dalamnya meliputi seluruh bangunan dan
lingkungan di dalam sebuah kota. Ada beberapa pengertian arsitektur kota menurut
beberapa pakar, antara lain:
1. Markus Zahnd
Mengartikan bahwa arsitektur kota sebagai ekspresi kota yang memerhatikan
lingkup arsitektur pada tingkat makro (kota). Arsitektur tersebut
mengekspresikan kehidupan dan mengungkapkan perkembangan masyarakat
yang terwujud dalam perkembangan kota. Arsitektur kota itu sendiri bersifat
3 dimensi dan terbentuk oleh susunan yang bersifat spasial. Sebuah susunan
yang diciptakan dalam ruang dan waktu serta bersifat statis atau dinamis
(Zahnd, 1999)
2. Ali Madanipour
Mengartikan bahwa arsitektur kota sebagai ruang kota yang bersifat fisik
dengan dimensi social psikis. Bentuk kota merupakan geometri dari ruang
kota. Lingkungan pembangunan dapat diciptakan melalui sistem dan
kekuatan yang memahami perspektif kehidupan sehari-hari. Kawasan kota
merupakan kumpulan berbagai bangunan dan artefak serta tempat untuk
berhubunga sosial. Proses perkembangan berupa jejak arsiektur di sebuah
kota dapat menghubungkan dunia artefak dengan dunia manusia (Ali
Madanipour).
3. Kevin Lynch
Mengartikan sebagai konstruksi ruang dalam skala besar, seperti arsitektur
pada bangunan tunggal. Arsitektur kota dapat dirasakan dalam jangka waktu
yang lama tanpa ada hasil akhir dan terus berlanjut menurut fase tertentu.
4. Wyne Attoe
Mengartikan sebagai pencerminan rancangan kelompok bangunan di dalam
kota. Arsitektur kota dikenali dari adanya ruang terbuka yang dibentuk oleh
tata bangunan.
Berdasarkan uraian dari beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa
arsitektur kota adalah wujud fisik berupa jejak arsitektural yang mengekspresikan
kehidupan dan perkembangan masyarakat termasuk di dalamnya aspek sosial dan
budaya. Dengan begitu ruang lingkup arsitektur kota adalah suatu batasan dalam
pengerjaan arsitektur sebagai wujud fisik yang mengekspresikan kehidupan dan
perkembangan masyarakat termasuk di dalamnya aspek sosial dan budaya sehingga
lebih efektif dan efesien untuk memisahkan aspek tertentu dalam suatu objek.
Berikut beberapa contoh arsitektur kota yang ada di dunia
The planned city of La Plata, the capital of the Province of Buenos Aires
B. Elemen dalam Arsitektur Kota
1. Guna Lahan
Ketinggian Bangunan
Untuk melihat ketinggian bangunan dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
1. Focal point, digunakan untuk mendapatkan bangunan/elemen kota
yang menonjol ketinggiannya di antara bangunan sekitar
2. Skyline, dibentuk oleh ketinggian berbagai bangunan. Digunakan
untuk melihat karakter kota, melihat bagian mana yang penting
dari sebuah kota dengan skyline tertinggi atau terendah.
Kepejalan Bangunan
Pengertian pejal adalah tebal, besar, atau gemuk. Bangunan besar
pada umumnya sulit mengatasi masalah angin karena terhalang oleh
padatnya massa bangunan. Pengolahan massa dapat dilakukan dengan
membuat variasi tinggi rendah maupun maju mundur bangunan. Hal
ini akan mengurangi kepejalan bangunan.
Penztupan Tapak (Site coverage)
Semacam kulit yang menyelubungi / menutup bangunan sekaligus
memisahkan interior bangunan dengan eksterior / lingkungan luar
yang berfungsi untuk menjaga kontrol iklim di bagian dalam
bangunan. Dalam hal ini ada juga batasan maksimum terhadap tapak
yaitu KLB maupun KDB. KLB merupakan koefisien luas bangunan
yaitu luasan lantai dibagi dengan luas lahan. Sementara KDB
meupakan perbandingan antara luas lantai dasar dibagi dengan luas
lahan.
Maju Mundur Bangunan/Setback
Merupakan pengawasan terhadap garis jalan (street line). Setback
dapat dilakukan di lantai dasar, bagian atas bangunan, maupun di
sudut bangunan. Maju mundurnya sebuah bangunan berfungsi untuk
mengawasi koridor visual (bukaan jalan melalui ruang terbuka) serta
mendukung orientasi dan kenyamanan pedestrian. Peraturan tersebut
lebih dikenal dengan istilah Garis Sempadan Bangunan (GSB). GSB
merupakan batas atau jarak antara bangunan terhadap as jalan. GSB
juga berfungsi untuk menjaga keselamatan bangunan dari
kemungkinan gangguan akibat moda transportasi yang melintas di
depannya.
Langgam
Merupakan kumpulan karakter bangunan yang menunjukkan
periode/aliran arsitektur tertentu seperti langgam colonial, post-
modern, dan modern yang digunakan untuk mempertahankan karakter
kota.
Skala
Merupakan perbandingan antara tinggi bangunan dan tinggi manusia.
Dipengaruhi oleh sudut pandang, jarak pengamat dengan objek, serta
ketinggian objek.
Material, Tekstur dan Warna
Material bangunan di suatu tempat dilihat dari bahan bangunan yang
digunakan seperti beton, kayu atau baja yang masing-masing material
memiliki tekstur dan warna yang berbeda. Elemen ini digunakan
untuk mendapatkan komposisi visual dalam skala kota.
3. Sirkulasi dan Parkir
Pedestrian di Jakarta
Syarat utama sebuah pedestrian adalah keamanan dan kenyamanan pejalan
kaki. Pedestrian yang aman tidak berarti harus terlindung dari panas dan hujan tetapi
yang terpenting keselamatan pejalan kaki dari kendaraan bermotor. Pedestrian dapat
digunakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, promosi, citra kawasan, dan
kegiatan sosial, serta menurunkan pencemaran udara. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam mendesain pedestrian adalah elemen lingkungan, hubungan
dengan jalur kendaraan bermotor melalui shelter/tempat menunggu kendaraan serta
parkir atau jangkauan pelayanan kawasan pedestrian.
5. Ruang Terbuka
6. Penunjang Kegiatan
Elemen penunjang kegiatan yang dimaksud di sini lebih kepada aktifitas yang
mengarah pada pergerakan, kegembiraan, dan kehidupan (menghidupkan sebuah
ruang). Bentuk penunjang kegiatan dapat berupa kegiatan publik atau ruang bebas
untuk manusia yang dilakukan di dalam ruang maupun di luar ruang. Dalam bentuk
kegiatan public, aktifitasnya meliputi penjualan barang-barang seperti swalayan dan
restoran maupun penyediaan fasilitas ;ingkungan seperti taman rekreasi,
perpustakaan umum, pusat pemerintahan, atau kaki lima. Dalam bentuk ruang bebas,
manusia membutuhkan tempat untuk beristirahat seperti tempat duduk atau berteduh
serta tempat bergerak yang santai.
7. Penandaan/Tata Informasi/Signage
8. Preservasi/Pelestarian